Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF ILMU PENYAKIT PARU


RSUD SIDOARJO, SIDOARJO
2012 - 2014

TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian (Definisi)
Infeksi paru yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis

2. Anamnesis
1. Panas badan, nafsu makan menurun, berkeringat malam, mual, muntah.
2. Batuk/batuk darah, nyeri dada/nyeri pleuritik, sesak napas bila lesi luas

3. Pemeriksaan Fisik
Bila kelainan paru minimal atau sedang, pemeriksaan fisik mungkin normal.
Bisa dijumpai tanda-tanda konsolidasi, deviasi trakea/mediastinum ke sisi paru dengan
kerusakan terberat, efusi pleura (redup, suara napas menurun)

4. Kriteria Diagnosis
1. Diagnosis klinis
2. Diagnosis bakteriologik
3. Diagnosis radiologis

5. Diagnosis
Tuberkulosis Paru

6. Diagnosis Banding
1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : darah lengkap, sputum
b. Radiologis

Penderita TB

(setiap hari
- Kasus baru BTA 2 RHZE
positif
(RHZS)

pada fase
penderita
TB paru
dengan
penderita
suseptibel
muda
primer.

(setiap
4 RH

6 HE
- Kasus baru BTA
negatif dengan
lesi paru luas
Sputum hapusan
2 RHZES+I 5 R3H3E3
positip :
RHZE

8. Terapi

* Ethambutol

Alternatif regimen terapi TB


Fase inisial
Fase lanjutan

II

- Kambuh
- Kasus baru - BTA 2 RHZE'
4 RH
negatip selain
6 HE
kategori 1
Kasus kronis
Merujuk panduan WHO
menggunakan

III

IV

dapat
dihilangkan
inisial pada
nonkavitas,
BTA negatif
HIV negatif,
dengan basil
obat, anak
dengan TB

Obat anti tuberkulosis esensial


Obat esensial
Rekomendasi Dosis (dose range)
mg/kgBB
Setiap hari
Seminggu 3
Isoniazid (H)
Rifampicin (R)
Pyrazinamide (Z)
Streptomycin (S)
Ethambutol (E)
Thioacetazone (T)

kali
10(8-12)
10(18-12)
35(30-40)
15(12-18)
30(20-35)
not
applicable

5(4-6)
10(8-1,-))
25(20-30)
15(12-18)
15(15-20)
2,5

9. Edukasi
1. Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi, keseimbangan cairan.
2. Penderita harus patuh dalam mengikuti aturan penggunaan dan cara pengobatan yang
digunakan

10. Prognosis
Ad vitam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: dubia ad bonam

Ad fungsionam

: dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens


IV
12. Tingkat Rekomendasi
C
13. Penelaah Kritis
1. dr. Dwiraras Radityawan, SpP

2. dr. Fitri Sriyani, SpP

14. Indikator Medis


a. Hasil tes BTA negatif
b. Gejala klinis membaik
15. Kepustakaan
1. Chesnutt MS, Prendergast TJ. 2003. Lung. In: Current medical diagnosis & treatment
2003. Editors: Tierney LM, McPhee SJ, Papadakis MA. 42".Ed. McGraw-Hill, 256-263.
2. Dep Kes R I. 2001. Pedoman penanggulangan nasional tuberkulosis, 1-51.
3. Garay SM. 2004. Pulmonary Tuberculosis. In : Tuberculosis. Editors: Rom WN, Garay
SM. Philadelphia; Lippincott William & Wilkins, 345-399.
4. WHO. 2003.Treatment of tuberculosis guidelines for national programmes. 3 d Ed, 11-60.

Ketua Komite Medik

dr. M. Tauhid Rafii, SpM


NIP. 19580505 198610 1 005

Sidoarjo, 1 Juli 2013


Ketua SMF Paru

dr. Dwiraras Radityawan, SpP


NIP. 19610330 198903 1 004

Direktur RSUD Sidoarjo

dr. Eddy Koestantono M., MM


NIP. 19551008 198801 1 001

Anda mungkin juga menyukai