Anda di halaman 1dari 18

HIPERMETROFI

A. Pengertian
Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan
pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik
fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetropi terjadi apabila berkas sinar sejajar difokuskan di
belakang retina.

Macam-macam Hipermetropi
1. Hipermetropi Laten
Pada hipermetropi ini akomodasi masih aktif sehingga dapat dikoreksi dengan tonus otot
silier secara fisiologi.
2. Hipermetropi Manifes
Hipermetropi ini adalah sisa kelainan refraksi yang tidak dapat dikoreksi oleh tonus otot
silier
3. Hipermetropi Total
Hipermetropi ini merupakan jumlah dari hepermtropi Laten dan manifes
Page
1

B. Etiologi
Penyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh empat hal yaitu:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek
Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi Axial ini dapat
disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina lepas
lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).
2. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Hipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguangangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor. Gangguan yang dapat
menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa
sehingga kekuatan refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus hum111or dan
vitreus humor (mis. Pada penderita Diabetes Mellitus, hipermetropia dapat terjadi bila kadar
gula darah di bawah normal, yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan vitreus
humor tersebut)
3. Kelengkungan Kornea dan Lensa tidak Adekuat
Hipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura. Dimana kelengkungan dari kornea
ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
4. Perubahan posisi lensa.
Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih posterior.tidak ada lagi (afakia).
C. Patofisiologi
Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah,
kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat perubahan posisi lensa dapat menyebapkan sinar
yang masuk dalam mata jatuh di belakang retina sehingga penglihatan dekat jadi terganggu.

D. Manifestasi klinis
Page
2

Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala hipermetropi dan makin
memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien
harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan
bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.

E. Pengobatan
Hipermetropia bisa diatasi dengan pemberian lensa koreksi (kacamata atau lensa kontak)
berkekuatan positif di depan sistem optis bola mata, atau bisa juga dengan tindakan operatif.
Pada hipermetropia fakultatif, pemberian lensa koreksi akan memberikan kenyamanan
penglihatan, meskipun tanpa lensa koreksi ia masih memiliki ketajaman penglihatan yang normal.
Pada hipermetropia absolut, pemberian lensa koreksi (atau dengan tindakan operatif) adalah
hal yang sudah sangat diperlukan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Kita bisa memeriksa mata klien dengan menggunakan Snellen Chart Eye Chart karena alat
in fungsinya untuk memeriksa ketajaman mata seseorang. Macam/ jenis charts tersedia untuk anakanak yang sangat muda atau orang dewasa yang buta huruf yang tidak memerlukan bentuk tulisan
tersebut. Dan ada satu versi banyak menggunakan gambar sederhana atau pola bentuk tertentu.
Seperti bentuk objek yang dicetak dengan huruf blok E terbalik dalam orientasi yang berbeda,
yang disebut Jumpalitan E. Ketika pemeriksaan dilakukan manusianya hanya menunjukkan arah
mana masing-masing E yang dilihat. Seperti halnya bagan Landolt C yaitu mirip: baris memiliki
lingkaran dengan bagian dari segmen yang berbeda dihilangkan, dan pengujian menjelaskan di
mana setiap bagian yang tidak terpenuhi atau patah berada. Dua yang terakhir jenis grafik juga
mengurangi kemungkinan saat pemeriksaan menebak gambar.
Adapun Alternatif bentuk chart yang akan digunakan sebagai uji ketajaman penglihatan
semi-otomatis berbasis komputer ke bagan mata dan telah dikembangkan, akan tetapi tidaklah
umum. Alat yang dimaksud memiliki beberapa potensi keunggulan, seperti pengukuran yang lebih
tepat dan kurang pemeriksa-induced bias. Beberapa dari alat tersebut juga sangat cocok untuk anakanak karena menyerupai video game.
Page
3

Sementara grafik objek pemeriksaan ketajaman penglihatan biasanya dirancang untuk


penggunaan jarak 6 meter atau 20 kaki yang merupakan jarak penglihatan tanpa
akomodasi/akomodasi istirahat selain dari pada itu, ada juga digunakan untuk menguji ketajaman
penglihatan dekat atau tugas kerja (seperti membaca atau menggunakan komputer). Untuk situasi
ini tabel titik dekat dibuat.

G. Penatalaksaan
Cacat mata hipermetropi dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa konvergen yang
bersifat mengumpulkan sinar. Lensa konvergen atau lensa cembung atau lensa positif dapat
membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina.
Hipermetropi dikoreksi menggunakan lensa positif
Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami
hipermetropi dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa.
Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s adalah titik dekat mata
(PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek
pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat
objek dengan jelas.
Dan dapat juga menggunakan lasik atau operasi yang dilakukan pada mata supaya mata
dapat kembali normal seperti biasanya.

H. Komplikasi
Dapat terjadi kebutaan.

Page
4

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


HIPERMETROFI

A. Pengkajian
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
Aktivitas / istirahat
Gejala

: Merasa malas beraktifitas karena matanya mengalami gangguan

Tanda

: Lebih sering barada di dalam ruangan atau rumah atau kamar

Integritas Ego
Gejala

: Perasaan tak berdaya

Tanda

: Menyangka (khususnya selama tahap dini).

Makanan / cairan
Tidak ada masalah untuk makanan dan cairan pada klien ini,klien dapat mencerna makanan secara
normal.
Nyeri / kenyamanan
Umumnya klien hipermetropi tidak merasa nyeri,tetapi hanya merasa tidak nyaman karena
penglihatannya terganggu.
Pernafasan
Pernafasan pada klien ini normal saja.
Keamanan
Klien harus diawasi karena untuk mencegah terjadi hal-hal yg tidak diinginkan dikarenakan klien
stress dengan penyakit yang dideritanya.
Interaksi sosial
Tanda

: Sedikit merasa tidak percaya diri

Penyuluhan / pembelajaran
Gejala

: Riwayat keluarga.
Page
5

Gagal untuk membaik.


Tidak berpartisipasi dalam therapy.

ANAMNESIS
Data demografis
Umur, miopia dan hiperopia dapat terjadi dapat terjadi pada semua umur . Pekerjaan, perlu
dikaji terutama pada pekerjaan yang memerlukan penglihatan ekstra dan pada pekerjaan yang
membutuhkan kontak dengan cahaya Yang terlalu lama, seperti operator komputer
Keluhan yang dirasakan
Pandangan atau penglihatan kabur, kesulitan memfokuskan pandangan, epifora, pusing,
sering lelah dan mengantuk, pada pasien miopi terdapat astenopia astenovergen dan pada hiperopia
terjadi astenopia akomodasi yang menyebabkan klien lebih sering beristirahat
Riwayat penyakit kelurga
Umumnya didapatkan riwayat penyakit diabetes melitus
Riwayat penyakit lalu
kaji adanya vitamin A yang dapat mempengaruhi sel batang dan kerucut serta produksi
akueus humor dan kejernia kornea.
B. Diagnosa
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina.
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokuskan mata
3. Resiko cedera yang berhubungan dengn keterbatasan penglihatan
C. Intervensi
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina.
Tujuan
Ketajaman penglihatan klien

Intervensi
Jelaskan penyebab terjadinya

Rasional
Pengetahuan tentang

meningkat dengan bantuan

gangguan penglihatan

penyebab mengurangi

alat

kecemasan dan peningkatan


klien sehingga klien
kooperatif dalam tindakan
Page
6

keperawatan
klien mengenal gangguan

Lakukan uji ketajaman

Mengetahui visus dasar klien

sensori yang terjadi dan

penglihatan

dan perkembanganya setelah


diberikan tindakan

melakukan kompensasi
terhadap perubahan

2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokuskan mata

Tujuan
Rasa nyaman klien terpenuhi

Intervensi
Jelaskan penyebab pusing,

Rasional
Mengurangi kecemasan dan

mata lelah, berair dan

meningkatakan pengetahuan

fotobiopia

klien sehingga klien


kooperatif dalam tindakan
keperawatan

Anjurkan agar klien cukup


istirahat dan tidak melakukan
aktivitas membaca terus

Mengurangi kelelahan mata


sehingga pusing berkurang

Klien mengenal gejala

menerus
Gunakan lampu/ penerangan

Mengurangi silau dan

ganggaun sensori dan dapat

yang cukup (dari atas dan

akomodasi yang berlebihan

berkompensasi terhadap

belakang) saat membaca

perubahan yang terjadi


3. Resiko cedera yang berhubungan dengn keterbatasan penglihatan
Tujuan
Tidak terjadi cedera

Intervensi
Jelaskan tentang

Rasional
Perubahan ketajaman

kemungkianan yang terjadi

penglihatan dan kedalam

akibat penurunan tajam

persepsi dapat meningkatkan

penglihatan

resiko cedera sampai klien


belajar untuk
mengompensasi

Page
7

ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERMETROPI

1. Pengumpulan data
a. Data Demografi
1) Biodata
-

Nama

: Mr. A

Usia

: 30 Thn

Jenis kelamin

: Laki - Laki

Alamat

: Jln. Gatot Subroto

Suku / bangsa

: Bugis,Muna/INA

Status pernikahan

: Menikah

Agama / keyakinan

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Diagnosa medik

: Hipermetropi

No. medical record

:-

Tanggal masuk

:-

Tanggal pengkajian

:-

2) Penanggung jawab
-

Nama

: Ny. H

Usia

: 27 Thn

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Istri

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan Utama
Klien mengeluh susah membaca pada jarak dekat.
-

Riwayat Keluhan Utama


Pada saat dilakukan pengkajian klien susah membaca pada jarak dekat, keluhan ini
dirasakan sudah lama, makin hari penglihatanya makin menurun, klien juga tidak
Page
8

mengetahui penyebap matanya kabur. Dan Upaya yang dilakukan klien untuk mengurangi
keluhannya yaitu menjauhkan bahan bacaan, dan yang memperberat yaitu ketika membaca
dalam waktu yang lama klien mengalami pusing dan sakit kepala, dengan skala 3 (0-5).
2)
3)
c.

Riwayat kesehatan lalu


Klien tidak ada riwayat alergi terjadap makanan dan obat - obatan.
Klien tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan klien tidak merokok.
Riwayat kesehatan keluarga
Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan

klien.
Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien
Kesadaran

: Baik
: Compos mentis

Tanda-tanda vital
Suhu

: 37,50 c

Nadi

: 100 X/Menit

Pernafasan

: 20 X/Menit

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

2) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak ada nyeri tekan
pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk leher simetris, tidak ada
benjolan atau massa, bentuk dada simetris, pernapasan 20 X/Menit, tidak terdengar suara
napas tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada.
3) Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba
jelas 100 X/Menit, tekanan darah 120/80 mmHg CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area
jantung.
4) Sistem perncernaan
Bentuk lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas bergerak,
refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak ada nyeri tekan pada
abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
5) Sistem indra
Mata
Page
9

Kesulitan membaca tulisan dengan huruf yang kecil, menjauhkan bacaan pada saat
membaca, mampu membedakan warna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata
tampak bersih, tidak ada nyeri tekan.
Hidung
-

Mampu membedakan berbagai macam aroma.


Tidak ada sekret.

Telinga
-

Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan bau pada telinga,
mampu membedakan bunyi, Telinga tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada

telinga.
6) Sistem saraf
- Nervus I (olvactorius)
- Nervus II ( Optikus )
- Nervus III, IV, VI
(Okulomotorius,troklearis,abdusen )
- Nervus V (Trigeminus)
- Nervus VII (fasialis)
- Nervus VIII (Auditorius)
baik.
- Nervus IX (Glasofaringeus)
- Nervus X (Vagus)
- Nervus XI (Assesorius)
- Nervus XII (Hipoglosus)
7) Sistem muskuloskeletal
- Ekstremitas Atas

: Fungsi penciuman baik.


: Penglihatan kabur saat melihat dekat.
: fungsi kontraksi terhadap cahaya baik.
: Dapat merasakan usapan
: Mampu merasakan rasa asin, manis dan pahit.
: Klien mengatakan tidak bisa mendengar dengan
: Mampu menelan
: Mampu bersuara
: Mampu menoleh dan mengangkat bahu.
: Mampu menggerakan lidah.

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
-

Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4

8) Sistem integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu 37,5o c.
9) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak teraba.
10) Sistem perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi kandung kemih.
Page
10

d. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Pola makan teratur, frekuensi makan 3 kali sehari, tidak ada makanan pantang.
2) Cairan
Klien mengonsumsi air putih sebanyak 5 6 gelas/hari.
3) Eliminasi ( BAB & BAK )
BAB 1-2X/hari dan BAK tidak menentu.
4) Istirahat Tidur
Klien cepat tidur dan rutin.
5) Olahraga
Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga lagi.
6) Rokok / alkohol dan obat-obatan
Klien tidak merokok dan mengonsumi alkohol atau obat obat terlarang lainya.
7) Personal hygiene
Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan keramas 3 kali seminggu.
e.

f.

Data psikososial
Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya dan saling
membutuhkan satu sama yang lain.
Data psikologis
Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

g. Data spritual
Klien beragama Islam dan taat beribadah.
2. Pengelompokan data
Data subyektif :
-

Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat


Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit kepala.
Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
Data obyektif :

Klien tampak cemas dan gelisah


Gangguan nervus II (Optikus)
Kesulitan membaca huruf pada jarak dekat
Menjauhkan bacaan pada saat membaca
Fungsi penglihatan menurun pada jarak dekat
Skala nyeri 3 (0-5)
Page
11

3. Analisa data
No

Problem

Etilogi

Simpton

1.

Nyeri

Tidak bisa melihat

Ds :

pada jarak dekat

Klien mengatakan apabila

lama membaca dia sering

Lensa berakomodasi
terus menerus

Kelelahan otot-otot
penggerak lensa

pusing dan sakit kepala.


Do :
Skala nyeri 3 (0-5)
Ekspresi wajah tampak
meringis

Gangguan

Nyeri
Adanya faktor

persepsi

penyebap

sensori :

(Sumbu utama bola

penglihatan

Ds :
Klien mengatakan susah
membaca huruf pada jarak

mata yang terlalu

dekat

pendek, daya

Do :

pembiasan bola mata


yang terlalu lemah,
kelengkungan kornea
dan lensa tidak
adekuat perubahan
posisi lensa)

Penurunan retraksi
lensa

Cahaya masuk yang


melewati lensa jatuh
dibelakang retina

Page
12

Kerusakan

nervus

II

(Optikus)
Kesulitan mebaca tulisan
Menjauhkan bacaan pada
saat membaca
Fungsi

penglihatan

menurun pada jarak dekat

Tidak bisa melihat


dekat

Penurunan
penglihatan

Gangguan persepsi
3

Ansietas

sensori : Penglihatan
Penurunan fungsi
penglihatan

Ds :
Klien sering menanyakan
tentang penyakitnya

Perubahan status
kesehatan

Do :
Klien tampak cemas dan
gelisah

Merupakan stresor
psikologis

Ansietas
4. Prioritas masalah
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot otot penggerak
lensa.
b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan penurunan retraksi lensa.
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
2.

Diagnosa keperawatan
No
.
1.

Data

Diagnosa

Ds :
- Klien mengatakan apabila lama
membaca dia sering pusing dan
sakit kepala
Do :
- Skala nyeri 3 (0-5)
- Ekspresi wajah tampak

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan


dengan kelelahan otot otot penggerak lensa

Page
13

2.

meringis.
Ds :
Gangguan persepsi sensori : Penglihatan
- Klien
mengatakan
susah berhubungan dengan penurunan retraksi lensa
membaca huruf pada jarak dekat
Do :
- Kerusakan nervus II (Optikus)
- Kesulitan mebaca tulisan
- Menjauhkan bacaan pada saat
membaca
- Fungsi penglihatan menurun
pada jarak dekat

3.

Ds :
Ansietas berhubungan dengan perubahan status
- Klien
sering
menanyakan kesehatan
tentang penyakitnya
Do :
- Klien tampak cemas dan gelisah

3. Perencanaan
No.

DX

1.

Tujuan

Tupan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama satu minggu,
Kelelahan otot otot
penggerak lensa
berkurang.

Intervensi

Rasional

1. Observasi
keadaan,
1. Dapat membantu dalam
intensitas nyeri dan menentukan
intervensi
tanda-tanda vital
selanjutnya
2.

Ajarkan Klien untuk


2.
mengalihkan
suasana
dengan
melakukan
metode relaksasi saat
nyeri yang teramat
sangat muncul, relaksasi
yang seperti menarik
3.
nafas panjang.

Metode pengalihan suasana


dengan melakukan relaksasi
bisa mengurangi nyeri yang
diderita klien.

Tupen :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama tiga hari, nyeri
berangsur-angsur
berkurang dengan criteria
:
3. Kolaborasi
dengan
Klien mengatakan nyeri
merupakan
dokter dalam pemberian Analgesik
berkurang
pereda nyeri yang efektif
analgesic
Ekspresi wajah tenang
pada
pasien
untuk
Nyeri skala 2 (0-5
mengurangi sensasi nyeri
4.
Page
14

Kolaborasi
untuk dari dalam.
pemeriksaan
4.
Penyebap nyeri adalah
kemampuan otot - otot
kelelahan
otot otot
penggerak lensa.
penggerak lensa, dengan
mengetahui kemampuanya
dapat menentukan tindakan
selanjutnya.
Tupan :
1. Kaji
kemampuan
1. Dapat membantu untuk
Setelah dilakukan
penglihatan dan jarak menentukan
intervensi
tindakan keperawatan
pandang klien
selanjutnya.
selama satu minggu,
2.
penggunaan retraksi lensa2. Anjurkan klien untuk
2.
dapat dimaksimalkan
tidak membaca terlalu Membaca terlalu lama dapat
Tupen :
lama
menyakiti mata
Setelah dilakukan
3.
tindakan keperawatan
Berikan
penerangan
3.
selama tiga hari, sedikit
yang cukup
Membantu
memperjelas
demi sedikit gangguan
objek
penglihatan klien teratasi,
4. Kolaborasi
untuk
dengan kriteria :
Klien bisa membaca lagi penggunaan alat bantu
4.
Penglihatan Jelas
membantu
penglihatan
seperti Kacamata
memfokuskan
bayangan
kacamata
obyek agar tepat jatuh di
retina
Tupan :
1. Observasi
tingkat
1. Dapat membantu dalam
Setelah dilakukan
kecemasan klien
menentukan
intervensi
tindakan keperawatan
selama dua hari, status
selanjutnya
kesehatan klien
3. Dengarkan
dengan
meningkat
5. Mendengar memungkinkan
Tupen :
cermat apa yang di
Setelah dilakukan
deteksi
dan
koreksi
katakan klien tentang
tindakan keperawatan
mengenai kesalahpahaman
selama satu hari, ansietas penyakit
dan
berangsur-angsur
dan kesalahan informasi.
tindakanya.
berkurang dengan criteria
4.
:
Klien dapat mengerti 3. Berikan
penyuluhan
tentang penyakit yang
tentang penyakit klien 3. Menambah
pengetahuan
dideritanya.
klien tentang penyakit yang
Wajah klien tampak
tenang
dideritanya
Page
15

Klien tidak gelisah

4. Implementasi Dan Evaluasi


No
.

Hari/
Tgl

No
.
Dx

Jam

Implementasi

Paraf

Hari/
Tgl

Evaluasi

1. Mengobservasi
keadaan, intensitas nyeri
dan tanda-tanda vital
Hasil : Skala nyeri 3 (0-5)
2. Mengajarkan

Klien

untuk mengalihkan suasana


dengan melakukan metode
relaksasi saat nyeri yang
teramat
relaksasi

sangat

muncul,

yang

seperti

menarik nafas panjang.


Hasil : Klien mau
melakukan saat nyeri
datang
3. Kolaborasi

dengan

dokter dalam pemberian


analgesic
Hasil : Paracetamol 500 mg
3 kali satu hari

Page
16

S:
- Klien mengatakan
nyeri
agak
berkurang
O:
- Ekspresi
wajah
tenang
Nyeri skala 3 (0-5)
A:
- Masalah
belum
teratasi tetapi ada
kemajuan
P:
- Lanjutkan semua
intervensi 1,2,3, ,5

4. Kolaborasi
pemeriksaan
2

dalam
kemampuan

otot - otot penggerak lensa.


1. Mengkaji kemampuan
penglihatan
dan
jarak
pandang klien
Hasil : klien tidak bisa
membaca pada jarak dekat.
2. Menganjurkan
klien
untuk
tidak
membaca
terlalu lama
Hasil : Klien mengerti
3. Memberikan penerangan
yang cukup
Hasi: menyediakan lampu
khusus untuk klien
membaca
4. Berkolaborasi
untuk
penggunaan alat bantu
penglihatan
seperti
kacamata
Hasil : kacamata lensa
Positif

1. Mengobservasi tingkat
kecemasan klien
Hasil :
Cemas ringan
2. Mendengarkan dengan
cermat apa yang di katakan
klien tentang penyakit dan
tindakanya.
Hasil :
Klien bercerita tentang
penyakitnya
Page
17

S:
- Klien
mengatakan
bisa
membaca dari jarak
dekat saat memakai
kacamata
O:
- Bisa membaca
pada jarak dekat
setelah
memakai
kacamata
A:
- Masalah teratasi
P:
- Hentikan
intervensi

S:
Klien mengatakan
sudah
mengerti
tentang
penyakit
yang dideritanya
O:
Tidak gelisah
Ekspresi wajah
tenang
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

3. Memberikan
penyuluhan
tentang
penyakit klien
Hasil : Klien mengerti
dengan keadaanya dan mau
menerima

Page
18

Anda mungkin juga menyukai