PH - Kecelakaan Kerja
PH - Kecelakaan Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia usaha Indonesia saat ini sedang menghadapi perubahan besar dan
cepat sebagai dampak globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia, sehingga
perlu meningkatkan daya saing. Untuk itu perlu peningkatan mutu sumber daya
manusia seiring dengan efisiensi perusahaan. Proses industrialisasi telah
mendorong tumbuhnya industri di berbagai sektor dengan menerapkan berbagai
teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini mempunyai
dampak, khususnya terhadap tenaga kerja berupa resiko kecelakaan kerja dan
penyakit.1
Kecelakaan kerja merupakan kejadian tidak berencana dan terkontrol,
yang disebabkan oleh manusia, situasi/faktor lingkungan, atau kombinasi dari
faktor-faktor tersebut yang mengganggu proses kerja, yang dapat ataupun tidak
menimbulkan injury, kesakitan, kematian, kerusakan properti, atau kejadian yang
tidak diinginkan. Menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1970, kecelakaan kerja
adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian, baik korban manusia atau harta benda.1
Kejadian kecelakaan tidak hanya menimbulkan kerugian berupa biaya
perawatan medis dan kompenasasi, tetapi juga mengakibatkan kerugian lainnya
yang kurang mendapat perhatian. Untuk itu perusahaan harus menekan resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, karena kecelakaan akan menyebabkan
kelambatan produksi, padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang
besar, sebaliknya ketidaktepatan dalam memenuhi jadwal dapat berakibat
kerugian yang besar pada perusahaan dan pelanggan. Kerugian yang kurang
mendapat perhatian, antara lain: biaya kerusakan gedung, kerusakan peralatan dan
perkakas, kerusakan produk dan bahan, biaya pengeluaran persediaan dan
peralatan darurat, serta biaya reparasi dan penggantian. Besarya biaya kerugian
tersebut
seharusnya
membuat
manajemen
lebih
memperhatikan
aspek
kecelakaan
yang
dikeluarkan
pada
bulan
Januari
2003
dan Sulawesi
Tengah; tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi; tahun 2014
adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan Bali.2
Dalam setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam
bentuk kecelakaan kerja. Tidak ada pekerjaan yang tanpa pengecualian.
Kecelakaan yang terjadi sebenarnya merupakan hasil akhir dari suatu aturan dan
kondisi kerja yang tidak aman, walaupun demikian kecelakaan ini dapat dicegah
dan ditanggulangi. Faktor resiko penyebab kecelakaan kerja perlu diketahui secara
baik untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat
terganggunya proses produksi.4
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami
mengenai
pengertian
kecelakaan
kerja
dan
upaya
dalam
1.1.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
kecelakaan kerja dan penanggulangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kecelakaan Kerja
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.250/MEN/XII/2008 tentang klasifikasi dan karakteristik data dari jenis
informasi ketenagakerjaan pada Pasal 1 menyatakan bahwa kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang
kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.6
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Heinrich (1980)
mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak
terkontrol yang merupakan aksi atau reaksi dari suatu objek, substansi, manusia,
atau radiasi yang memungkinkan atau menyebabkan seseorang mendapat injury.6
Menurut International Labour Office (1989), kecelakaan merupakan
kejadian yang tidak terencana dan terkontrol, yang disebabkan oleh manusia,
situasi/faktor lingkungan, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang
mengganggu proses kerja, yang dapat ataupun tidak menimbulkan injury,
kesakitan, kematian kerusakan properti, atau kejadian yang tidak diinginkan.4
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No.
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.5
Menurut OHSAS 18001:2007 menyatakan bahwa kecelakaan kerja
didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya), kejadian
kematian, atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.5
(ILO)
(1962)
seperti
dikutip
oleh
Sebastianus
(2015)
mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang
sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat
pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,
kelelahan dan penyakit.5
b. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat
pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Lingkungan
kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan
lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan
rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat
kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai
yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja
terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak
kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat
kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.5
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet
dan Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai kejadian yang
tidak dapat diduga. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan
atau diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta
perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang diwajibkan. Kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi 80 % dan
kondisi yang tidak selamat sebayak 20%.5
1. Faktor Pekerjaan
a. Jam Kerja
Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu
istirahat dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat
mengurangi kecelakaan kerja.
b. Pergeseran Waktu
Pergeseran waktu dari pagi, siang dan malam dapat mempengaruhi
terjadinya peningkatan kecelakaan akibat kerja.
2. Faktor Manusia
a. Umur Pekerja
Penelitian dalam test refleks memberikan kesimpulan bahwa umur
mempunyai pengaruh penting dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.
Ternyata golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan
kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena mempunyai kecepatan
reaksi lebih tinggi. Akan tetapi untuk jenis pekerjaan tertentu sering merupakan
golongan pekerja dengan kasus kecelakaan kerja tinggi, mungkin hal ini
disebabkan oleh karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan
yang dihadapinya.
b. Pengalaman Bekerja
Pengalaman bekerja sangat ditentukan oleh lamanya seseorang bekerja.
Semakin lama dia bekerja maka semakin banyak pengalaman dalam bekerja.
Pengalaman kerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Pengalaman
kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang mempunyai.
c. Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi
pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun teori
termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.
d. Lama Bekerja
Lama bekerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini
didasarkan pada lamanya seseorang bekerja akan mempengaruhi pengalaman
kerjanya.
e. Kelelahan
Faktor kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya
produktifitas kerja. Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun
psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan
fisiologis dalam tubuh. Kelelahan kan berakibat menurunnya kemampuan kerja
dan kemampuan tubuh para pekerja.
10
11
tidak ada pola yang jelas dalam rangkaian peristiwa. Karena itu kecelakaan
terjadi secara kebetulan.
2) Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident Prone Theory) dimana pada
pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan karena sifat-sifat
pribadinya yang cenderung mengalami kecelakaan
3) Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) yang menyebutkan
bahwa suatu penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan, dan
faktor manusia pekerja itu sendiri.
4) Teori Dua faktor (Two Factor Theory) dimana kecelakaan disebabkan oleh
kondisi berbahaya (Unsafe Condition) dan tindakan atau perbuatan yang
berbahaya (Unsafe Act).
5) Teori faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa
akhirnya semua kecelakaan kerja langsung atau tidak langsung disebabkan
karena kesalahan manusia.
Oleh HW. Heinrich dikembangkan teori tentang terjadinya kecelakaan
kerja, yang sebenarnya merupakan rangkaian yang berkaitan satu dengan lainnya,
antara lain:8,9
a. Teori Domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut
Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari
manusia (unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak
berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak
aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir Tuhan. Heinrich menekankan
bahwa kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan yang
dilakukan oleh manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi yang tidak aman akan
terjadi bila manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan
karena faktor karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan
(ancestry) dan lingkungannya (environment).
Berdasarkan pada temuannyya, Heinrich mengidentifikasi lima faktor
tahapan kecelakaan. Kelima faktor tersebut adalah lingkungan sosial dan
keturunan,
kesalahan
manusia,
tindakan
berbahaya
dan
atau
kondisi
12
13
kecelakaan dan kerugian dapat berjalan efektif apabila manajemen telah memhami
beberapa hal, yaitu program pengendalian yang dibutuhkan, standar-standar yang
digunakan, kemampuan untuk mengajak pekerja memenuhi standar, pengukuran
terhadap performa kerja, serta tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki performa tersebut.
c. Teori Swiss Cheese8.9
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap
komponen yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses
dapat dilukiskan sebagai lubang dalam setiap lapisan sistem yang berbeda.
Dengan demikian menjelaskan apa dari tahapan suatu proses produksi tersebut
yang gagal.
Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi Direct Cause dan
Latent Cause. Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian
kecelakaan yang menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut
terjadi. Kebanyakan proses investigasi lebih konsentrasi kepada penyebab
langsung terjadinya suatu kecelakaan dan bagaimana mencegah penyebab
langsung tersebut. Tetapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu di identifikasi
yakni Latent Cause. Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas
sebelumnya dimana suatu kondisi menunggu terjadinya suatu kecelakaan.
2.5 Penanggulangan Kecelakaan Kerja
Haddon (1972) yang dikutip oleh Nurhidayati mengungkapkan bahwa
intervensi terhadap injury dilakukan pada manusia, peralatan (seperti mobil,
mesin) dan lingkungan fisik atau psychosocial pada tahap peristiwa sebelum
kejadian, pada saat kejadian dan setelah kejadian. Intervensi pengendalian injury
pada manusia contohnya memberikan perawatan pada kondisi pekerja yang
lemah, perusahaan membayar iuran kecelakaan kerja pada pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja; melaksanakan training kembali tergantung
penyebab kecelakaan; pada peralatan (seperti mobil, mesin) contohnya merancang
tangki bahan bakar yang aman untuk mencegah terjadinya kebakaran; dan pada
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas
dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.
Klasifikasi kecelakaan kerja menurut ILO (1962) yaitu menurut jenis pekerjaan,
penyebab, sifat luka atau kelainan, dan letak kelainan atau luka di tubuh.
Kecelakaan secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Swaputri Eka. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja. 2009. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Univesrsitas Negeri Semarang.
2. Sutanto Hadi. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja pada
Pembangunan Gedung Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya. 2010. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
3. Infodatin. Situasi Kesehatan Kerja.
Pusat
Data
dan
Informasi
16