Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Generasi emas 2045 merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan
impian bangsa Indonesia, yaitu akan bangkitnya generasi emas yang mampu
memberikan kebaikan dan kebesaran bangsa Indonesia serta melahirkan peserta
didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
yang berbunyi Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Kejuruan menurut peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005, pasal 26 ayat 3, disebutkan: Tujuan pendidikan
menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan menengah kejuruan tersebut dapat tercapai dengan meningkatkan
efektifitas pembelajaran, karena proses pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting dalam menghasilkan atau menciptakan kualitas lulusan pendidikan
Tantangan global dalam bentuk persaingan tenaga kerja, mendorong setiap
Negara untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang handal agar
dapat memenangkan persaingan, baik pada saat ini maupun pada masa yang akan
datang. Sebagai upaya untuk menghasilkan tujuan tersebut Direktorat Pembinaan
SMK bekerjasama dengan kalangan praktisi pendidikan, industry, dan kalangan
masyarakat profesi menyelenggarakan Lomba Kompetensi Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan tingkat nasional yang menngacu pada standar keterampilan
dan kompetensi yang berlaku secara nasional maupun internasional.
Tujuan diselenggarakan LKS tingkat SMK adalah untuk mengapresiasikan
kemampuan dan kompetensi siswa, sebagai tolak ukur keberhasilan dalam
pembelajaran, serta sebagai upaya memotivasi dan meningkatkan semangat

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 1

belajar siswa. Hasil yang diharapkan dari mengikuti lomba keterampilan siswa
adalah terciptanya iklim berkompetensi bagi siswa SMK, meningkatnya citra
Sekolah Menengah Kejuruan melalui unjuk kemampuan dan prestasi siswa SMK
di bidang kejuruan, tereksposnya potensi siswa SMK kepada dunia usaha dan
industry sebagai calon pengguna tamatan, meningkatnya citra dan kepercayaan
masyarakat terhadap keberadaan dan potensi SMK sebagai tempat diklat
berkualitas, penyedia teknisi industry tingkat menengah dan mitra usaha, dan
terpupuknya rasa persahabatan dan kerjasama secara nasional dalam membangun
dan mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan baik saat sekarang maupun
yang akan datang.
SMK Negeri 3 Amuntai mengikuti ajang yang bergengsi ini pada bidang
electronica application dimulai tahun 2009- sekarang. Untuk meningkatkan
kompetensi siswa dan prestasi siswa dalam lomba guru pembimbing melakukan
pembimbingan bagi siswa yang memenuhi kriteria mengikuti lomba keterampilan
siswa. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa yang memiliki keterampilan di bidang
elektronika teknik audio video dan mental juara.
LKS tingkat Nasional tiap tahun membuat kisi-kisi lomba untuk tiap
bidang kejuruan. Tiap tahun panitia lomba membuat yang berbeda karena
mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Yang menjadi
panduan guru pembimbing untuk membimbing siswa mengikuti lomba LKS
tingkat Provinsi yaitu kisi-kisi LKS Nasional tahun sebelumnya. LKS tingkat
Nasional tahun 2015 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena tim
penyusun menyusun soal mengacu pada Asean Skill Competition (ASC) dan
World Skill Competition (WSC).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang terdapat permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan simulasi mikrokontroler AT Mega 16 dapat
membantu meningkatkan kompetensi siswa dan prestasi siswa pada LKS
Tingkat Provinsi 2015?
2. Apakah penggunaan simulasi mikrokontroler AT Mega 16 dapat
meningkatkan kompetensi siswa di kelas?
C. Strategi Pemecahan Masalah

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 2

Pada LKS tahun 2014 kisi-kisi lomba ada 4 bagian yaitu tes tulis,
prototype design (merakit dan mendesign rangkaian), reverse engineering
(menggambar rangkaian dan menuliskan tiap komponen), dan fault finding and
measurement (mencari kerusakan, memperbaiki, dan melakukan pengukuran
dengan multimeter dan osciloscope). Pada LKS tahun 2015 kisi-kisi lomba ada 4
bagian yaitu assembly project (merakit sebuah alat), fault finding, function, and
measurement (menemukan kerusakan, melakukan perbaikan, mencatat lokasi
kerusakan dan symbol kesalahan, dan melakukan pengukuran), hardware design
(merancang, mendesain PCB, dan merakit rangkaian), dan embedded system
programming

(memprogram

sebuah

rangkaian

microcontroller

yang

menggunakan AVR Atmega 16). Strategi pemecahan masalah yang dapat


digunakan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam menghadapi
LKS Nasional 2015 adalah dengan membuat simulasi mikrokontroler dengan AT
Mega 16 sesuai dengan juknis LKS Nasional 2015.

BAB II
IMPLEMENTASI BEST PRACITEC
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki kemampuan
untuk deprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol.

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 3

Mikrokontroler datang dengan dua alasan utama, yang pertama adalah kebutuhan
pasar (market need) dan yang kedua adalah perkembangan teknologi yang baru.
Mikrokontroler digunakan mulai dari mainan anak-anak, perangkat elektronik
rumah tangga, perangkat pendukung otomoyif, peralatan industry, peralatan
telekomunikasi, peralatan medis dan kedokteran, sampai pengendali robot serta
persenjataan militer.
Terdapat beberapa keunggulan yang diharapkan dari alat-alat yang berbasis
mikrokontroler sebagai berikut:
1. Kehandalan tinggi dan kemudahan integrasi dengan komponen lain
2. Ukuran yang semakin dapat diperkecil
3. Penggunaan komponen sedikit yang juga akan menyebabkan biaya
produksi semakin ditekan
4. Waktu pembuatan lebih singkat sehingga lebih cepat pula dijual ke pasar
sesuai kebutuhan.
5. Konsumsi daya yang rendah
Bentuk fisik dan konfigurasi ATMega 16

Ada banyak bahsa pemrograman yang dapat digunakan untuk memrogram


sebuah mikrokontroler. Jika dilihat dari tingkatan bahasanya, dalam pemrograman
ada 3 jenis bahasa pemrograman yaitu:
1. Bahasa mesin
Bahasa mesin adalah bahasa yang dipahami oleh computer. Kode yang
terdapat pada bahasa ini berupa kode bilangan biner yang dapat diproses
oleh mikroprosesor sehingga sulit dipahami oleh manusia.
2. Assembly

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 4

Bahasa assembly terdiri dari instruksi berupa representasi mnemonic dari


instruksi berupa kode bilangan biner dari bahsa mesin. Umumnya berupa
singkatan 2/3 huruf misalnya SUB, CBI.
3. Bahasa tingkat tinggi
Bahasa ini memiliki sintaks yang lebih mendekati bahasa manusia.
Kit microcontroller AVR ATMega 16 merupakan suatu set peralatan di
laboratorium yang digunakan sebagai media pendidikan. Kit microcontroller AVR
ATMega 16 ditujukan untuk menunjang pembelajaran peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan/konsep yang diperolehnya pada benda nyata. karena
bisa dipakai latihan dalam memahami pekerjaan seperti yang terjadi di industri.
Jadi dengan menggunakan peralatan ini keterlibatan pengajar/pelatih dapat
diminimalkan sehingga hanya sebagai fasilitator. Di kit microcontroller AVR
ATMega 16 terdapat sismin AVR ATMega 16, seven segment, LED, dan saklar
push button. Di bawah ini adalah gambar menghubungkan laptop dengan
downloader dan Kit microcontroller AVR ATMega 16. Untuk membuat program
dengan bahasa C menggunakan software AVR studio yang sudah diinstal di
laptop. Kemudian dihubungkan ke downloader, downloader dihubungkan ke Kit
microcontroller AVR ATMega 16. Downloader adalah suatu alat yang digunakan
untuk memasukkan program dari PC/Laptop ke rangkaian mikrokontroler

Penggunaan Kit microcontroller AVR ATMega 16 ini siswa juga dapat


mengerti, memahami, dan melihat secara nyata hasil dari program yang mereka
buat, sehingga mereka bisa lebih kreatif dan senang membuat program bahasa C
untuk diaplikasikan pada kit. Menurut J.P Kepler menyatakan after simulation
training the students are capable of solving a laboratory control problem about
four times faster than without simulation training. Yang maknanya adalah
setelah simulasi dengan trainer siswa akan lebih cepat tanggap kerusakan yang
terjadi daripada tanpa simulasi dengan trainer. Kegiatan tersebut dapat

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 5

membangkitkan motivasi siswa, aktivitas siswa meningkat, dan pemahaman siswa


meningkat.
B. Uraian Tentang Implementasi Strategi Dalam Memecahkan Masalah
Adapun strategi yang diterapkan dalam upaya mempersiapkan siswa
mengikuti LKS tingkat provinsi adalah :
1. Menentukan guru pendamping secara bergiliran tiap tahun
agar semua guru program keahlian teknik audio video
memiliki pengalaman.
2. Mendownload kisi-kisi yang akan digunakan untuk LKS.
Apabila kisi-kisi belum diupload maka menggunakan kisikisi LKS tahun kemarin untuk belajar.
3. Melakukan rapat kejuruan untuk menentukan siswa yang
siap untuk mengikuti kompetisi di dalam sekolah.
4. Melakukan pemilihan siswa kelas XI dan XII program
keahlian Teknik Audio Video berdasarkan keterampilan
yang mereka miliki lebih menonjol dibandingkan siswa lain
dan mental juara.
5. Mempersiapkan jadwal yang disepakati dengan siswa untuk
melaksanakan latihan LKS sesuai dengan kisi-kisi lomba.
6. Memberikan tes tulis dalam bentuk pilihan ganda
berbahasa inggris bidang teknik audio video supaya siswa
lebih banyak belajar bahasa inggris teknik
7. Memberikan latihan gambar layout kepada siswa kemudian
siswa menggambar rangkaian serta menuliskan komponen.
8. Siswa diberi latihan untuk merakit rangkaian flip flop
sederhana pakai IC 555 dengan menggunakan white board.
9. Siswa diberi latihan menggunakan alat ukur osciloscope
untuk

menggambar

signal

yang

dihasilkan

kemudian

menghitung tegangan puncak.


10.
Siswa diberi latihan mengaplikasikan bahasa C untuk
menjalankan kit mikrokontroller AVR ATMega 16. Sesuai
dengan juknis LKS Provinsi.
11. Melaksanakan rapat untuk menentukan siswa mana yang tepat untuk
mewakili kabupaten untuk LKS SMK tingkat Provinsi.

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 6

12. Persiapan alat apa saja yang akan dibawa untuk lomba sesuai dengan
juknis LKS SMK tingkat Provinsi.
C. Hasil atau Dampak Yang Dicapai Dari Strategi Yang Dipilih
Hasil dari pembinaan dan pembimbingan siswa dalam mengikuti LKS
SMK tingkat provinsi telah mengukir prestasi yang cukup membanggakan sebagai
berikut
No
1
2
3

Nama Siswa
Agus Salim
Yordani
Yordani

Tingkat
Provinsi
Provinsi
Nasiona

Tempat dan Waktu


Poliban Banjarmasin 2009
Poliban Banjarmasin 2010
Jakarta 2011

Masdi

l
Provinsi

Ambulung

5
6

Fahmi Rijali
Fahmi Rijali

Provinsi
Nasiona

Banjar Baru 2013


Tabalong November 2015
Malang Mei 2016

Juara
2
1
Peringkat 11
2
1
Peringkat 11

l
D. Kendala-kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi
1. Panitia mengupload kisi-kisi lomba keterampilan siswa waktunya sangat
sempit, karena mengajarkan bahasa program C juga memerlukan waktu.
2. Pembuatan kit mikrokontroller AVR ATMega 16 bahan yang diperlukan
pemesanannya lewat online.
3. Siswa yang terpilih menjadi wakil di kabupaten untuk mewakili tingkat
provinsi biasanya memiliki usaha service di rumah jadi untuk
melaksanakan persiapan lomba tersendat.
E. Faktor-faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor pendukung sebagai berikut:
1. Seluruh warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa memberi
support, motivasi, dan doa kepada siswa yang akan ikut lomba,
sehingga itu memberikan energy positif bagi siswa yang ikut lomba
menjadi semakin percaya diri.
2. Dana yang disediakan oleh sekolah juga membantu untuk menyiapkan
alat dan bahan sebagai bekal untuk latihan persiapan mengikuti lomba.
3. Adanya wifi di sekolah yang dapat membantu guru untuk menambah
pengetahuan dan mengetahui perkembangan teknologi terbaru,

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 7

sehingga bisa diterapkan kepada peserta didik yang akhirnya peserta


didik menjadi kreatif.
4. Laptop dari sekolah untuk latihan membuat program bahasa C.
F. Alternatif Pengembangan
Kit microcontroller AVR ATMega 16 selain digunakan untuk latihan persiapan
lomba bisa juga sebagai pembelajaran di kelas. Karena dengan adanya Kit
microcontroller AVR ATMega 16 aktivitas dan kreatifitas siswa menjadi
meningkat. Karena rasa ingin tahu mereka akan tinggi dengan bermain-main
menggunakan pemrograman bahasa C. Bagi guru mata pelajaran mikrokontroler
disarankan untuk menggunakan media pembelajaran berupa Kit microcontroller
AVR ATMega 16 dalam pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi,
aktivitas, kreativitas dan hasil belajar.

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
A. Rumusan Simpulan
Pencapaian peningkatan kompetensi siswa dan prestasi siswa pada ajang
bergengsi Lomba Keterampilan Siswa Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
merupakan kebanggaan bagi sekolah dan identitas diri bagi sekolah. Sekolah jadi
dikenal di masyarakat dan diperhitungkan di tingkat provinsi. Penggunaan kit
mikrokontroler AVR ATMega 16 akhirnya mengantarkan siswa SMK Negeri 3
Amuntai menjadi juara 1 LKS Tingkat Provinsi Tahun 2015 dan mendapat
peringkat 11 di Tingkat Nasional Tahun 2016.

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 8

B. Rumusan Rekomendasi Operasional Untuk Implementasi Temuan


Penggunaan Kit mikrokontroler AVR ATMega 16 tidak hanya berguna
untuk

persiapan LKS tetapi bisa juga untuk pembelajaran di kelas. Karena

dengan penggunaan kit ini siswa bisa lebih berkreasi dan mengasah logikanya
dalam menggunakan bahasa C.

REFERENSI
DepDikNas. (2005). Peraturan pemerintah republik Indonesia No 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan.Jakarta.
Undang Undang no 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
Data

sheet Atmel ATMega

16 di download tanggal 12 juni 2016

www.atmel.com>device>ATMEGA16
Mikrokontroler dasar ATMega 16 di download tanggal 12 juni 2016
repository.usu.ac.id>bitstream

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 9

Kepler, P.J (2000). Teaching PID and fuzzy controllers with lab view.
International Journal Engginering Education. Vol 16, No 3, pp 202-211.

Best Practice Yoelistyowati N.A 2016

Page 10

Anda mungkin juga menyukai