Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIS

A.

LINGKUP PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN :


Pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya adalah kegiatan Program
Peningkatan Pendidikan Wajib Belajar Sembilan (9) Tahun
Sumber Dana Otsus Tahun Anggaran 2013, PEMBANGUNAN
PAGAR SDN 8 ALAFAN Kabupaten Simeulue. Berupa :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah dan Pasir
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pekerjaan Pengecatan

B. PENJELASAN UMUM :
Syarat-syarat Umum yang mengikat adalah sebagai berikut :
B.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, jika tidak ada ketentuan lain maka
yang berlaku dan mengikat adalah ketentuan di bawah ini :
Spesifikasi :
SNI. 03-0349-1989
SNI. 03-1750-1990
SNI. 03-1756-1990
SNI 03-2461-1991
SNI. 03-2914-1992

:
:
:
:
:

Bata
Agregat beton.
Pasir adukan untuk beton
Agregat ringan untuk beton struktur
Beton bertulang kedap air.

Tata Cara :

SNI.03-3449-1994
: Beton ringan, tata cara
pembuatan campuran dengan agregat ringan.
SNI. 03-1728-1991
:
Pedoman Mendirikan
bangunan gedung.
SNI. 03-1734-1992
:
Pedoman
perencanaan
beton bertulang dan struktur untuk bangunan
gedung
SNI. 03-2404-1991
: Tata cara Pencegahan rayap pada rumah dan
gedung.
SNI. 03-2408-1991
: Tata cara pengecatan besi/logam
SNI. 03-2834-1992
: Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal
SNI. 03-3976-1992
: Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.

B.2. Untuk bahan-bahan yang belum mempunyai peraturan seperti


tersebut diatas maka berlaku syarat-syarat dan spesifikasi dari pabrik
yang memproduksinya.
B.3. Seluruh bahan-bahan yang dipergunakan harus produksi dalam
negeri, kecuali bahan-bahan tersebut tidak diproduksi di dalam
negeri.
C. PENJELASAN TEKNIS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
Pekerjaan Persiapan meliputi Pembersihan lapangan, uitset/pengukuran, penyediaan air kerja serta pengambilan foto proyek.
2. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang kuat tertanam
dalam tanah dan tidak bisa bergerak (berubah-ubah). Bouwplank dibuat
dari kayu setara meranti yang baik ukuran 2/18 cm, di sebelah atas
diserut halus dan rata. Titik Bouwplank menunjukkan tinggi titik peil
lantai 0,00 M diambil dari tanah yang tertinggi (sesuai gambar
rencana). Piket-piket guna penunjuk As, titik duga dan lainnya
menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm dan dicat menie.
3.
Untuk kepentingan pelaksanaan proyek, pemborong harus
memperhitungkan biaya-biaya yang antara lain :
Pembuatan Pondok kerja/Gudang, Direksi keet dan Papan nama
proyek
Biaya penyediaan air bersih untuk air kerja, air minum para pekerja,
air untuk KM/ WC
selama berlangsungnya proyek.
Biaya Keamanan Proyek dan jaga malam.
Biaya P3K untuk pekerja selama dalam pelaksanaan.
Dan biaya lain-lain sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang
diperlukan.
4. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi/foto
proyek serta biaya pengirimannya ke kantor pemberi pekerjaan serta
pihak-pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
5. Yang dimaksud dengan perencanaan dokumentasi ialah :
Laporan-laporan perkembangan proyek, dibuat dalam rangkap 3
(tiga).
Foto-foto proyek, minimal satu persatuan kemajuan pekerjaan,
berwarna, minimal ukuran kartu pos dalam rangkap 2 (dua).
Surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya.

6.

Pemborong harus menyediakan biaya untuk keperluan foto copy


laporan-laporan selama proyek berlangsung.
7. Dokumentasi foto-foto perkembangan proyek dapat dilaksanakan oleh
pengawas atas beban biaya pemborong.
8. Pada saat dilakukan penyerahan I (pertama) pekerjaan, pemborong
diwajibkan menyerahkan 5 (lima) copy album yang berisi foto-foto
pelaksanaan proyek secara lengkap, yaitu pada saat dimulai pekerjaan,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan dengan arah
pandangan yang sama.
9. Buku harian dipersiapkan oleh pemborong, setiap hari diisi dan
ditandatangani oleh pelaksana pemborong dan pengawas lapangan
serta pejabat lain yang berwenang.
10.Dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, kontraktor diharuskan
menunjuk/ menempatkan seorang tenaga ahli/teknis (Site Engineer)
sebagai wakilnya di lapangan yang dapat menerima petunjuk-petunjuk
atau segala instruksi yang diberikan oleh Pengawas Lapangan
2. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
Galian tanah untuk pondasi, dan lain-lain harus dilaksanakan sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian
harus mendapat persetujuan dari pengawas dan sesuai dengan
gambar rencana. Dasarnya galian harus bebas air dan lumpur serta
padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug dan pasangan batu
kosong serta beton cor.
Dalam keadaan tanah yang dapat longsor, kontraktor harus
memasang turap, yang telah diperhitungkan kekuatannya.
Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang
selesai pada pengawas dan menurut pendapatnya sudah dapat
dimulai dengan pemasangan.
Semua pekerjaan galian yang dilaksanakan harus mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan sebelum pekerjaan pemasangan
dilaksanakan.
2. Urugan :
Tanah bekas galian dapat dipergunakan apabila penilaian dari
pengawas layak dipergunakan kembali.
Urugan tersebut dikerjakan secara hati-hati dengan cara dipadatkan
memakai alat pemadatan.
Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian, apabila tidak
diperlukan di dalam proyek harus secepatnya diangkut keluar dari
komplek pekerjaan.

Pengurugan tanah dan pasir urug di bawah lantai dilakukan lapis demi
lapis dan disiram sambil ditumbuk hingga jenuh dan padat sampai
pada batas pemasangan lantai.
Tanah dan pasir urug yang dipergunakan harus bebas dari kotorankotoran dan akar-akar kayu serta memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan

3. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan
perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang pondasi, satu
dan lain hal sesuai dengan gambar denah serta potongan.
Jenis pondasi yang dipergunakan adalah pondasi batu gunung/batu
kali campuran adukan semen pasir yaitu 1 Pc : 4Ps.
Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu gunung/ batu kali, ukuran rata-rata sama antara diameter 20 25 cm, satu dan lain hal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Satu dan lain hal sama dengan yang
diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi beton.
c. Pasir dan kerikil yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir/
kerikil yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Satu dan lain
hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi
beton.
d. Air untuk mengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih, satu
dan lain hal sesuai dengan air yang dipergunakan untuk konstruksi
beton.
Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti
(ketebalan, kedalaman, lebar serta panjang dan bentuknya), bersih
dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akarakar
kayu), lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan
seyogianya kontraktor memberitahukan dulu kepada pengawas akan
niatnya.
Pelaksanaan pasangan pondasi ini seperti lazimnya :
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-set)
secara teliti (seperti sudah dijelaskan di atas) dan sesuai petunjuk
gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi. Adukan yang tidak
habis tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.
c. Segala sesuatu dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diikuti
gambar rencana
4. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, tempat


dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran dan lain-lain dalam arti
yang seluas-luasnya, Jenis pekerjaan beton bertulang yang dilaksanakan
antara lain untuk sloof, tiang, balok, pondasi tapak dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
1. Bahan-bahan :
a. A i r
- Air harus bersih dan bebas dari segala macam campuran/larutan
minyak, asam, basa, garam dan bahan-bahan organik.
- Boleh dipergunakan air sumur/artesis asal ada certificate laboratorium
yang membuktikan bahwa air tersebut bermutu baik dan memenuhi
syarat.
- Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di
laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor.
b. Semen
- Sedapat mungkin harus dipergunakan semen dengan satu merk dan
harus disetujui dahulu oleh pengawas.
- Semen dalam kantong-kantong yang rusak jahitannya dan
koyak/robek, tidak diperkenankan dipergunakan.
- Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali
tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
- Selanjutnya standard semen yang dapat dipergunakan adalah
Portland Semen Type-1 atau yang setara.
-

c. Pasir dan kerikil


Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran
baik bahan organik
maupun lumpur, tanah, kerang, garam dan sebagainya.
Kekasaran dan gradasinya harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam
peraturan beton Indonesia.
d. Besi Beton dan Kawat Pengikat
- Besi beton yang dipergunakan adalah mutu fy 320 MPa (ulir) apabila
penggunaannya sudah O 12 mm dan mutu fy 24 MPa (polos)
apabila dari O 12 mm.
- Besi beton yang dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat seperti
serpih, retak, gelembung, lipatan atau bagian-bagian yang tidak
sempurna, kalau dibengkokkan tidak mudah retak atau patah.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut harus segera
disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 24
jam setelah ada perintah dari pengawas.
- Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak dengan tebal 1 mm.

Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang


bulat dan berupa batang polos dan ulir (sesuai peraturan yang
berlaku).
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat yang lepas.
Apabila dianggap perlu, pengawas dapat meminta kepada kontraktor
supaya besi beton diperiksa kekuatannya di laboratorium yang
ditentukan kemudian.

2. Mutu Beton yang dikehendaki :


a. Mutu beton yang dikehendaki seluruhnya harus bermutu K-225.
b. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara membuat contoh-contoh
campuran beton sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
yang berlaku.
c. Segala biaya untuk percobaan tersebut ditanggung sendiri oleh
kontraktor.
3. Pekerjaan Kayu Acuan (Bekisting) :
a. Kayu acuan/ bekisting harus kayu yang bermutu baik sehingga dapat
dipasang setepattepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan
pekerjaan serta mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
b. Kayu yang dipasang harus terdiri dari kayu yang bermutu baik
sehingga dapat memberi jaminan kekuatan dan kekakuannya.
4. Pekerjaan Besi Beton :
a. Pelaksana harus membuat buigstaat tulangan baja untuk setiap
pekerjaan beton dan harus sesuai dengan gambar rencananya.
b. Tulangan besi dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
bergeser ketika dicor.
c. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan/bekisting dengan
memberi lapisan potonganpotongan beton Pc : 2 Ps ukuran 2 x 2 cm
yang ditempatkan di antara acuan dengan besi tulangan.
5. Susunan Adukan Beton :
a. Susunan adukan beton yang dikehendaki/dilaksanakan seluruhnya
campuran semen, pasir dan kerikil dan air secukupnya mutu K-225.
b. Banyak air yang dipergunakan untuk setiap susunan campuran beton
tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ditetapkan
sehingga didapatkan konstruksi beton yang cocok dengan fungsinya.
c. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.
d. Jika dianggap perlu pengawas bisa meminta kepada kontraktor untuk
membuat mix design silinder atau kubus untuk suatu pekerjaan beton
bertulang yang dilaksanakan.
e. Dalam pembuatan campuran beton tidak diizinkan memakai aditive
yang bersifat accelerates (misal : rapidard), hanya pengecoran balok-

balok dan kolom pemakaian accelerator diperbolehkan maximum 1 %


dari jumlah semen yang digunakan.
6. Pekerjaan Pengecoran dan Pembongkaran Acuan :
a. Sebelum adukan beton dicor ke dalam acuan, acuan harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, tanah dan
lain-lain serta dibasahi secukupnya.
b.
Sebelum
dilakukan
pengecoran
lanjutan,
pada
penghentian/penundaan-penundaan pengecoran, maka di atas
permukaan yang akan dilakukan pengecoran tersebut harus diberi
plastik atau bulding paper untuk mencegah pengaliran air.
c. Baik di dalam beton maupun pada acuan harus dihindari terjadinya
kantong-kantong gelembung, adukan beton setelah dituang dalam
acuan harus digetarkan dengan alat penggetar sehingga beton tidak
keropos. Dalam pemakaian alat-alat penggetar haruslah alat - alat
penggetar yang mempunyai posisi vertikal.
7. Lain-lain :
a. Ukuran-ukuran penampang seluruh beton bertulang merupakan
ukuran bersih dan tidak dibenarkan menguranginya.
b. Beton selama seminggu sesudah dituang harus senantiasa dibasahi
setiap pagi dan sore secara teratur.
5. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan
pasangan dinding bata, penyiapan tempat yang akan didirikan dinding
dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding
atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti/melengkapi
sendiri lingkup pekerjaan ini.
2. Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu Bata
Harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air akan tetap
utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat disesuaikan
dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar.
Karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh kepada Pengawas
sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang
datang oleh Pengawas dianggap tidak memenuhi syarat, maka
Pengawas berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
wajib mengangkutnya keluar kompleks pekerjaan.
b. Semen
Sama dengan Semen yang digunakan untuk konstruksi beton. Semen
yang datang dilokasi pekerjaan dan menunggu pemakaiannya, harus
disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih
tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Bilamana pada setiap
pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka
semen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pekerjaan dan

tidak boleh dipergunakan. Supplier/pedagang yang mengirim semen


ke pekerjaan, hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari
pabriknya.
c. Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir
yang dimaksud harus
bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahanbahan kimia. Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syaratsyarat tersebut di atas, Pengawas dapat memerintahkan untuk
mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai didapat persetujuan
pemakaian.
3. Macam pasangan batu bata terdiri dari :
a. Pasangan Bata 1 Pc : 4 Ps
Untuk dinding pasangan bata dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir
(1 Pc : 4 Ps), dan lainlain, satu dan lain hal sesuai gambar denah dan
potongan.
4. Adukan untuk Dinding Bata
a. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati diaduk dalam bak
kayu yang besarnya memenuhi syarat. Mencampur semen dan pasir
harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang sudah mengeras/kering tidak
dicampur dengan adukan yang baru.
b. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu
dengan menyumbat memakai batang pisang untuk diameter besar
atau bambu untuk diameter lebih kecil.
5. Pelaksanaan Membuat Dinding Bata :
a. Kontraktor akan mengerjakan pengukuran (uit-set) secara teliti dan
sesuai dengan gambar, sebelah mana dinding-dindingnya dipasang.
Dalam satu hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu
meter dan pengakhiran pasangan pada satu hari itu harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retaknya dinding di kemudian hari. Semua pasangan harus rata
(horizontal) dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai dengan
menggunakan benang, pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30
cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan bata
setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan/memakai batu bata
pecahan separo panjang, kecuali sesuai peraturannya (di sudut),
lapisan yang satu dengan lapisan yang di atasnya harus berbeda
setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan pasangan lebih
tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/ peraturan yang berlaku.
b. Sebelum dimulai pemasangan, batu batanya harus direndam lebih
dahulu dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan
dipasang harus juga basah. Tebalnya siar batu bata tidak boleh
kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar padat
adukannya.

c. Semua pasangan bata, harus dijaga jangan terkena sinar matahari


langsung dan kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung
basah yang digunakan untuk menutup pasangan tersebut.
d. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikorek
sedalam 0,5 cm sehingga adukan plesteran yang dipasang akan
cukup mengikat.
e. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat
atau tidak sempurna, maka ini harus diganti dengan yang baik atas
biaya kontraktor.
6. PEKERJAAN PLESTERAN (DINDING BATA DAN BETON)
1. Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran,
penyiapan dinding tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan
diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera
dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
2. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Merk/hasil produksi pabrik
dari semen untuk pekerjaan ini ditentukan Portland Semen Type-1
atau setara.
b. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan
warna asli dan mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas harus bebas dari
segala macam zat yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
3. Persiapan dinding yang akan diplester
a. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok
sedalam } 0,5 cm sebelum diplester.
b. Permukaan dinding beton yang akan diplester harus diketrik (dibuat
kasar) agar bahan plesternya dapat merekat.
c. Semua permukaan yang akan diplester harus bersih dan disiram air
sebelum bahan plesternya ditempelkan (permukaan dindingnya
harus basah pada waktu diplester). Semua bidang plesteran harus
dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya.
4. Pelaksanaan pekerjaan antara lain harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Sudut-sudut plesteran
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya
dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna,
tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Perbaikan bidang plesteran.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara sempurna. Bagian-bagian yang
harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan

yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
c. Adukan plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk di dalam bak kayu dengan
tangan. Kontraktor akan mendapatkan kesempatan untuk
penggunaan bahan kimia tambahan yang diperlukan asal tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan.
Plesteran biasa dilaksanakan dengan adukan bahan semen, pasir
perbandingan 1 Pc : 4 Ps.
Adukan kedap air (1 semen : 2 pasir) Plesteran yang dimaksud
ialah terdiri dari semen satu bagian volume dan pasir dua bagian
volume. Pelaksanaannya dikerjakan sama seperti plesteran biasa.
d. Untuk dapat mencapai tebal yang rata dari suatu plesteran,
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan
oleh
yang
mengerjakannya
sendiri
dengan
menggunakan garis benang panjang yang digerakkan secara vertikal
(silang). Tebal plesteran yang dibutuhkan sesuai petunjuk gambar
rencana atau peraturan yang berlaku.
e. Seluruh plesteran untuk pekerjaan Relief diaduk dengan campuran 1
Pc : 2 Ps, bentuk motif, ukuran dan tempat yang akan dilaksanakan
pekerjaan Relief diikuti gambar rencana.
7. PEKERJAAN PAGAR MINIMALIS, PAGAR BRC DAN PINTU PAGAR MINIMALIS
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan
pemasangan serta finishing. Adapun type serta penempatanpenempatannya satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam
gambar denah serta rencana penempatannya.
2. Bahan yang digunakan :
a. Pagar Minimalis yang digunakan besi Hollow O 2 dan O 4 dengan
ketebalan T = 2 mm, corak dan bentuk seperti terdapat dalam
gambar kerja.
b. Pagar besi BRC digunakan type KW-1 dengan kualitas yang baik dan
ukuran sesuai dengan gambar bestek, tidak dalam keadaan bengkok
dan bukan barang bekas.
c. Antara tiang beton dengan tiang beton dipasang pipa bulat ukuran
standar dari pagar BRC tidak cacat dan yang berkualitas baik.
d. Tiang beton dan dinding pagar atas dan bawah di RELIEF.
e. Tiang beton dibuat topi dan di RELIEF.
3. Pasangan Pintu Pagar :
a. Pasangan pintu pagar reel pendorong harus benar-benar di watter
pass dan rata. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah produksi

dalam negeri, bahan harus mempunyai ukuran-ukuran yang sama,


sesuai dengan gambar bestek salah satu bidangnya harus bebas dari
cacat-cacat permukaan, pecah-pecah atau retak-retak.
b. Apabila ukuran-ukuran yang ada dipasaran tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka pemborong wajib memotongnya dengan gergaji.
c. Sebelum kontraktor menyediakan stock untuk dipasang, seyogianya
contoh bahan ini diperlihatkan dulu kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
8. PEKERJAAN PLAT BETON
1. Pekerjaan Plat Beton meliputi : pondasi batu gunung campuran 1 Pc : 4
Ps dan lantai cor plat tebal 12 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
dengan tulangan O 12 jarak 10 cm yang diberi kanstin di sisi kiri dan
kanan, pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan yang tertera
digambar dan persetujuan pengawas lapangan.
2. Permukaan lantai cor dilapisi dengan acian kasar dan dinding kanstin
dicat secara merata dengan menggunakan Cat tembok merk Super
Vinilex/setara.
9. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat,
mempersiapkan bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan
pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang yang harus dicat sesuai
dengan yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian
(finishing schedule).
2. Bahan
Semua bahan cat yang dipergunakan antara lain :
a. Cat tembok merk Super Vinilex / setara
b. Cat minyak
c. Plamur tembok
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan pekerjaan harus di
dalam kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang jelas.
Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik,
tidak dicampur dan/atau ditambah bahan lain, kecuali
terdapat
peraturankhusus dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat
eksterior dan cat interior. Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat
penutupnya harus disesuaikan dengan petunjuk dari pabriknya,
sehingga hasilnya memuaskan. Kontraktor harus mengajukan dulu
contoh-contoh cat yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
pengawas. Warna cat yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar
warna yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.
a. Hanya pada bidang-bidang yang selesai boleh dilaksanakan
pengecatannya, dan bila mana ada penyimpangan maka pengawas
berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas biaya
kontraktor.

b. Bersihkan semua bidang yang akan dicat dengan bahan yang


menghilangkan minyak, gemuk atau lapisan organik lainnya dengan
cara diamplas. Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai, bilamana
semua bidang sudah benar-benar bersih dan kering sehingga
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Semua lubang, retak
dan kerusakan lain pada bidang yang akan dicat, harus diperbaiki
terlebih dahulu (diratakan dengan plamur)
c. Untuk bidang luar tidak boleh menggunakan plamur, dindingnya
sendiri sudah harus rata benar dan halus
d. Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan roll). Penyelesaiannya harus rata dan tidak boleh
kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara pelaksanaan lapis
pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
3. Perbaikan-perbaikan :
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan
mempergunakan plamur, diamplas halus dan kemudian dicat lagi
sampai rata dan baik.
10. PEKERJAAN LAIN-LAIN/FINISHING
1. Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan
pekerjaan ini, ternyata tidak disebutkan dalam uraian ini maka bagian
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor yang
bersangkutan.
2. Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan Bestek,
maka diambil pada gambar detail dan apabila pada gambar detail
kurang jelas maka yang berlaku adalah yang tercantum dalam bestek
ini terkecuali Pengawas memberi keputusan lain.
3. Sebelum pekerjaan ini diserah terimakan, kontraktor diharuskan
membersihkan sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran yang ada di
lokasi dan harus segera dibawa keluar, sehingga pada saat Serah
Terima dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
4. Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini dibuat,
untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai