Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PERMATA INDONESIA

Volume 6, Nomor 1, Mei 2015


ISSN 2086 9185

Halaman : 1 - 8

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU DENGAN


BERAT BADAN LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI

Amalina Tri Susilani


POLTEKKES Permata Indonesia

Abstrak : Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 Angka Kematian
Bayi (AKB) di dunia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data United
Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF) tahun 2011, sebagian besar Angka
Kematian Anak di Indonesia terjadi pada masa neonatal yaitu sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Yogyakarta masih relatif tinggi yaitu sebesar 25 per 1000 kelahiran
hidup dan salah satu penyebab kematian bayi adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hasil studi
pendahuluan di Rumah Bersalin Widuri Sleman pada tahun 2013 tercatat 19 (7,2 %) bayi dengan
BBLR. Tujuan Penelitian ini, untuk mengetahui hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu
dengan Berat Badan Lahir (BBL) di Rumah Bersalin Widuri Sleman. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel yang
digunakan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subyek yang diteliti adalah 72
ibu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari buku Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu yang melakukan imunisasi
anaknya. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis Spearman Rank. Hasil penelitian
ini menunjukkan ada hubungan positif yang lemah antara LILA ibu dengan BBL (R=0,521) dan
secara statistik sangat bermakna (Sig=0,000 atau sig<0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara
LILA ibu dengan BBL.
Kata Kunci : Lingkar Lengan Atas, Berat Badan Lahir
Abstract : According to the World Health Organization (WHO) in 2012. Infant Mortality Rate (IMR)
in the world at 35 per 1,000 live births. While based on the data of the United Nations International
Children's Emergency Fund (UNICEF) in 2011, largely Child Mortality in Indonesia occurred in the
neonatal period that is equal to 19 per 1,000 live births. Infant Mortality Rate (IMR) in Yogyakarta is
still relatively high at 25 per 1,000 live births and one of the causes of infant mortality is low birth
weight (LBW). Results of a preliminary study on the thistle Sleman Maternity Hospital in 2013
accounting for 19 (7.2%) infants with low birth weight. Purpose of this study, to determine the
relationship between Upper Arm Circumference (UAC) mothers with low birth weight in Sleman this
Maternity Hospital. This study is observational analytic with cross sectional approach. Sampling used
is by using purposive sampling technique. The subjects studied were 72 women who meet the
inclusion and exclusion criteria. The research instrument used is secondary data obtained from the
book Towards Health Card mothers immunize their children. The data obtained were analyzed using

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
Spearman Rank analysis. The results showed a weak positive relationship between mother UAC with
low birth weight (R = 0.521) and statistically highly significant (Sig = 0.000 or sig <0.05). There is a
significant association between maternal Upper Arm Circumference with low birth weight.
Keywords : Upper arm circumference, Low birth weight

negara dibagian ASEAN

PENDAHULUAN
Menurut
International

data
Childrens

United
Emergency

(5)

. Upaya untuk

Nations

mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi

Fund

(AKB), pemerintah merancang Child Survival


(CS) semenjak tahun 1985 (3).

(UNICEF) sebagian besar Angka kematian


Anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan

neonatal atau pada bulan pertama kehidupan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Angka

yaitu sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup

(15)

Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar

Sedangkan, menurut laporan World Health

25 per 1000 kelahiran hidup dan di Kabupaten

Organization (WHO) pada tahun 2012 Angka

Sleman, AKB tercatat 5,25 per 1000 kelahiran

Kematian Bayi (AKB) didunia sebesar 35

hidup. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (2007),

kematian

hidup.

pola penyebab kematian bayi adalah sepsis 20,5

Berdasarkan laporan perkembangan pencapaian

%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia

Millenium Development Goals (MDGs), KB

15,4%, prematuritas dan BBLR (Berat Bayi

Indonesia masih tergolong tinggi jika dibanding

Lahir Rendah) 30,3%, dan respiratory disorder

dengan negara negara anggota Association of

12,8% (2).

per

1000

kelahiran

South East Asian Nations (ASEAN) (14).

Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari

Tinggi atau rendahnya AKB merupakan

seluruh kelahiran di dunia dan sering terjadi di

salah satu indikator kesehatan suatu bangsa.

Negara-negara

Angka kematian bayi (AKB) dan Angka

kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan

Kematian Neonatus (AKN) merupakan salah

pada bayi dengan berat badan lahir lebih dari

(3)

satu indikator status kesehatan masyarakat .


Angka

2500 gr. Berat badan lahir juga berkaitan

Indonesia berdasarkan Survey Demografi dan

umur 32 minggu dengan berat bayi lebih dari

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 lebih

1500 gr keberhasilan hidup sekitar 85%,

rendah dari hasil SDKI 2007 yaitu pada tahun

sedangkan pada bayi dengan berat janin kurang

2012 Angka Kematian Bayi tercatat 32

dari 1500 gr angka keberhasilan sebesar 80%

kematian per 1.000 kelahiran hidup, ini

(5)

gambaran

(AKB)

angka

dengan risiko kematian perinatal pada kelahiran

bukan

Bayi

dan

di

memang

Kematian

berkembang

indah

karena

Dari

terbilang tinggi di bandingkan dengan negara

data

Riset

Kesehatan

Dasar

(Riskesdas) tahun 2010 di seluruh Indonesia

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
diperoleh angka kejadian BBLR sebesar 11,1%.

METODE PENELITIAN

Hal ini sedikit lebih rendah dari hasil Riskesdas

Jenis penelitian ini adalah penelitian

tahun 2007 yang sebesar 11,5%, tetapi masih

analitik observasional, dengan menggunakan

jauh dari target BBLR yang ditetapkan pada

pendekatan

sasaran program perbaikkan gizi menuju

pengumpulan datanya dilakukan secara cross

(3)

Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% .

cross

sectional.

Sedangkan

sectional, yaitu pengumpulan data sekaligus


pada suatu waktu (8).

Masalah gizi yang sering dialami ibu


hamil yaitu Kurang Energi Kronis (KEK) dan

Populasi target dalam penelitian ini

anemia. Ibu hamil yang menderita KEK dan

adalah semua ibu yang melakukan imunisasi

anemia mempunyai risiko kesakitan yang lebih

anaknya di Rumah Bersalin Widuri pada tahun

besar terutama pada trimester III kehamilan

2013 yaitu sebanyak 256 ibu. Sampel yang

dibandingkan

normal.

diteliti adalah 72 ibu yang melakukan imunisasi

Akibatnya mereka mempunyai risiko yang

pada anaknya pada tanggal 27 April 2014 25

lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat

Mei 2014 yang didapatkan melalui perhitungan

Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat

menggunakan

persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang

memenuhi kriteria inklusi.

dengan

ibu

hamil

sulit karena lemah dan mudah mengalami

Pengolahan

(7)

gangguan kesehatan .
Berdasarkan

studi

rumus

Slovin

data

dan

dilakukan

telah

dengan

editing, koding, entry data, tabulai data, dan


pendahuluan

di

analisis data. Analisis data yang digunakan

Rumah Bersalin Widuri Sleman, terdapat 267

adalah analisis univariat dan yaitu dengan

bayi baru lahir sebanyak 244 (91,3 %) bayi

melakukan

baru lahir dengan Berat Badan Lahir Normal

Correlation.

(2500 4000 gram), dan

19 (7,2 %) bayi

dengan Berat Badan Lahir

Rendah (<2500

uji

statistik

Spearman

HASIL

gram) dan 4 (1,5 %) bayi dengan Berat Badan

Analisis Univariat

Lahir Lebih (>4000 gram). Tujuan dari

Umur Ibu

dilakukannya penelitian ini, adalah untuk


mengetahui hubungan antara LILA ibu dengan

87,5

100

BBL di Rumah Bersalin Widuri, Sleman.

50

63
7 9,7

2 2,8

0
< 20
tahun
Frekuensi

20 - 35
tahun

> 35
tahun

Persentase (%)

Gambar 1. Frekuensi Umur Ibu

Rank

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
Perentase terbesar umur ibu berumur

Paritas Ibu

antar 20 35 tahun sebesar 87,5 %, akan tetapi


masih ada yang berumur < 20 tahun 2,8 %, dan

100

> 35 tahun 9,7 %.

50

86,1

62
10

13,9

Pendidikan Ibu

Frekuensi

100
50
0 0

1 1,4 6 8,3

56,9
41
33,4
24

>2

Persentase
(%)
</= 2

Gambar 4. Frekuensi Paritas Ibu


Mayoritas ibu memiliki anak kurang atau
sama dengan 2 sebanyak 64 responden (86,5
Frekuensi

%).

Peraentase (%)

LILA Ibu

Gambar 2. Tingkat Pendidikan Ibu


Sebanyak 56,9 % atau 41 ibu mempunyai

80
60
40
20
0

tingkat pendidikan tamat SMA dan masih ada


yang mempunyai tingkat pendidikan tamat SD
1,4 % atau 1 ibu.

40

20

27,8

Persentase (%)

Tidak Normal (< 23,5 cm)

54,2
43,1 39
31

20

52

Frekuensi

Pekerjaan Ibu
60

72,2

Normal (>/= 23,5 cm)

Gambar 5. Frekuensi LILA Ibu

2 2,8

0
IRT

Swasta

Dari 72 responden ibu terdapat ibu

PNS

dengan ukuran Lingkar lengan Atas (LILA)


Frekuensi

Persentase (%)

normal (>/= 23,5 cm) sebanyak 52 responden

Gambar 3. Frekuensi Pekerjaan Ibu

dengan persentase 72,2 % dan ibu dengan


ukuran LILA tidak normal (< 23,5 cm)

Sebagian besar pekerjaan ibu adalah

sebanyak 20 (27,8 %).

swasta dengan persentase


54,2 % dan 2,8 % ibu bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS).

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
Dari 72 bayi baru lahir, terdapat 17 bayi

BBL
80
60
40
20
0

50

(23,6 %) dengan Berat Badan Lahir Rendah


(BBLR), 50 bayi (69,4 %) dengan Berat Badan

69,4

17 23,6

lahir Normal (BBLN) dan terdapat 5 bayi (6,9

5 6,9

%) dengan Berat Badan Lahir Lebih (BBLL).


Analisis Bivariat

Rendah (< Normal Lebih (>


2500
(2500 4000
gram)
4000
gram)
gram)

Hasil analisa hubungan antara ukuran


Lingkar Lengan Atas ( LILA) dengan berat
badan bayi baru lahir.

Frekuensi

Persentase (%)

Gambar 6. Frekuensi Berat Badan Lahir

Tabel 1. Tabulasi silang antara ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)


Dengan Berat badan bayi baru lahir
Variabel
Status Gizi
Berdasarkan
LILA

BBLR

BBL
BBLN

BBLL

12

42

Tidak
Normal
Normal

Sig

0,521

0,000

*Dengan tetapan : 5 % (0,05)


Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa

yang memiliki umur berisiko (12,5 %)

terdapat hubungan positif kuat antara Lingkar

dan tingkat pendidikan terakhir ibu paling

Lengan Atas (LILA) Ibu dengan Berat Badan

banyak adalah SMA (56,9 %). Umur dan

Lahir (BBL) dengan Koefisien Korelasi (R)

tingkat pendidikan terakhir ibu sangat erat

0,521 dan secara statistik sangat bermakna

kaitannya

dengan signifikansi 0,000.

dikatakan bahwa jika semakin banyak ibu yang

dengan

BBL,

sehingga

dapat

merencanakan kehamilannya pada umur 20-35


tahun dan semakin tinggi tingkat pendidikan

PEMBAHASAN
Hasil penelitian dari 72 responden

ibu maka akan semakin kecil risiko melahirkan

diketahui bahwa seluruh responden memiliki

bayi dengan BBLR.

karakteristik umur, paritas, tingkat pendidikan


dan jenis pekerjaan. Dapat diketahui bahwa
persentase ibu yang memiliki umur yang cukup
lebih besar (87,5 %) dibandingkan dengan ibu

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
Diketahui juga, bahwa dari 72 responden

hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA)

yang memiliki LILA tidak normal (< 23,5 cm)

ibu dengan Berat Badan Lahir (BBL).

adalah sebesar 27,8 %. Status gizi ibu khusunya

Sedangkan untuk menilai seberapa jauh

ibu hamil dapat diukur secara antropometri atau

hubungan

antar variabel

independen

dan

pengukuran komposisi tubuh dengan mengukur

variabel dependen dapat diketahui dari nilai

LILA, apabila ukuran LILA < 23,5 % maka

koefisien korelasi (R), yaitu sebesar 0,521

dapat dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK).

maka dapat diketahui tingkat hubungan antara

Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah

Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu dengan Berat

satu faktor yang dominan terhadap risiko

Badan Lahir (BBL) adalah kuat (0,51 0,75).

terjadinya bayi dengan Berat Badan Lahir

Kemudian untuk mengetahui besar varian

Rendah (BBLR).

variabel yang dijelaskan oleh variabel yang

Hasil perhitungan bayi dengan Berat

diteliti dapat dilihat dari nilai R square yaitu

BBLR adalah sebesar 23,6 %, sedangkan bayi

sebesar 0,271 hal ini menunjukkan besar varian

dengan Berat Badan Lahir Normal (BBLN)

variabel yang dijelaskan oleh variabel yang

sebesar 69,4 % sehingga dapat dikatakan

diteliti adalah 27,1 %, dapat dijelaskan bahwa

bahwa bayi dengan BBLN mempunyai kualitas

27,1 % Berat Badan Lahir (BBL) ditentukan

fisik dan mental yang lebih baik dibandingkan

oleh Lingkar Lengan Atas (LILA) sedangkan

dengan bayi BBLR, sebaliknya bayi dengan

72,9 % ditentukan oleh faktor lain seperti

BBLR

pendidikan ibu, pekerjaan, umur, paritas,

akan

mengalami

hambatan

perkembangan dan pertumbuhan pada fungsi

penyakit infeksi, kelainan genetik.

otak. Kelompok BBLR dapat diistilahkan

Hasil penelitian ini sesuai dengan

dalam kelompok risiko tinggi, karena pada

penelitian

BBLR menunjukkan angka kematian dan

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

kesehatan yang lebih tinggi daripada Berat

LILA dengan BBL

Badan Lahir Normal (BBLN).

hubungan antara status gizi ibu hamil dengan

Setelah dilakukan analisis Spearman

BBL

Ogbonna

Chinyere,

yang

(9)

. Demikian juga adanya

(5)

. Hasil tersebut didukung pula oleh

Rank dengan menggunakan SPSS versi 19,

penelitian di Ethiopia yang juga menemukan

didapatkan harga signifikansi 0,000 yang

kenyataan bahwa ukuran Lingkar Lengan Atas

dilihat pada tabel korelasi Spearman Rank

(LILA) ibu hamil merupakan faktor risiko yang

antara Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu dengan

menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah

Berat Badan Lahir (BBL) dengan demikian

(BBLR) (1).

dapat diketahui bahwa hitung lebih besar

Penelitian dari Anamaria E Ricalde,

dari pada yang ditetapkan (0,05) sehingga Ha

menyimpulkan bahwa Lingkar Lengan Atas

diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat

(LILA)

ibu

mempunyai

keterkaitan

erat

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
terhadap Berat Badan Lahir (BBL). Penemuan

sebanyak 5 reponden. berat badan terendah

tersebut juga menyatakan bahwa terdapat

adalah 1700 gram ada 1 bayi.

hubungan status gizi ibu hamil berdasarkan

4.

Terdapat hubungan positif yang kuat

Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat

antara LILA dengan BBL dengan nilai

Badan Lahir (BBL) (12).

koefisien korelasi (R), sebesar 0,521 dan

Implikasi
LILA

ini

menunjukkan

menggambarkan

keadaan

bahwa

secara

konsumsi

statistik

sangat

bermakna

(signifikansi : 0,000), serta 27,1 % LILA

makanan terutama konsumsi energi dan protein

menyumbang

dalam jangka panjang. Kekurangan energi

sedangkan 72,9 % ditentukan oleh faktor

secara kronis ini menyebabkan ibu hamil tidak

lain seperti pendidikan ibu, pekerjaan,

mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat

umur, paritas, jarak kehamilan, penyakit

untuk

infeksi, kelainan genetik. Jadi dapat

menyediakan

kehamilan,

kebutuhan

akibatnya

perkembangan

janin

fisiologi

pertumbuhan
terhambat

dan

BBLR,

disimpulkan bahwa semakin besar ukuran

lahir

LILA seorang ibu akan semakin besar pula


berat badan bayi yang dilahirkan.

KESIMPULAN

SARAN

1.

1.

Karakteristik ibu di Rumah Bersalin

Bagi Bidan di RBWiduri

Widuri Sleman 87,5 % memiliki umur 20

Karena sebagian besar status gizi ibu

35 tahun, paritas </= 2 (86,1 %),

yang berada di wilayah Rumah Beralin

mayoritas berpendidikan SMA (56,9 %)

Widuri

dan jenis pekerjaannya sswasta (54,2 %).

diharapkan bidan untuk tetap memberikan

Dari 72 responden ibu yang memiliki

motivasi kepada ibu khususnya ibu hamil

ukuran LILA tidak normal (< 23,5 cm) ada

untuk

sebanyak 20 responden, sedangkan ibu

meningkatkan status gizi selama masa

yang mempunyai ukuran LILA normal

kehamilan.

(>/= 23,5 cm) sebanyak 52 responden,

2.

dengan ukuran LILA terkecil 20 cm ada 2

3.

kejadian

dan

dengan berat yang rendah.

2.

pada

sudah

tetap

cukup

baik,

mempertahankan

maka

dan

Bagi Ibu Hamil


Berdasarkan penelitian ini diharapkan

responden.

pada masyarakat di sekitar wilayah RB

Dari 72 responden yang melahirkan bayi

WIDURI Sleman, khususnya ibu hamil

dengan BBLR sebanyak 17 responden,

agar lebih memperhatikan tentang asupan

sedangkan yang melahirkan bayi dengan

gizi bagi dirinya agar ketika hamil tidak

BBLN sebanyak 50 responden dan yang

terjadi KEK, sedangkan bagi ibu yang non

melahirkan bayi dengan BBLL adalah

Amalina Tri Susilani | Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Dengan ...............
KEK

agar

tetap

meningkatkan

atau

memperhatikan kebutuhan gizinya.


3.

Bagi Peneliti Berikutnya


a.

6.

Berat bayi lahir dipengaruhi


oleh banyak faktor, pada penelitian ini
peneliti hanya melakukan penelitian

7.

pada faktor internal, maka peneliti


menyarankan

untuk

melakukan
8.

penelitian dalam kaitannya dengan


faktor eksternal ibu dan bayi.
b. Pada

penelitian

peneliti

9.

hanya

melakukan penelitian pada BBLR dan


BBLN, maka peneliti menyarankan
untuk melakukan penelitian pada ibu
10.

dengan LILA obesitas dan BBLL.

11.
12.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.
5.

Assefa, dkk. 2012. Wealth Status, Mid


Upper Arm Circumference (MUAC) and
Antenatal Care (ANC) Are Determinants
For Low Birth Weight. Ethiopia. Volume
7.
Damanik, R. 2009. Hubungan Kecukupan
Zat Gizi, Kenaikan Berat BAdan dan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III dengan
Berat Badan Bayi Lahir (BBL). Dalam
website:http://jurnal.unimus.ac.id
.Tanggal 29 November 2013, pukul 21.05
WIB.
Departemen Kesehatan RI, (2008) Profil
Kesehatan Indonesia 2007. Pusat Data dan
Informasi. Health Statistic. Jakarta:
Depkes RI.
Fairus, Martini. 2010. Gizi dan Kesehatan
Reproduksi. EGC : Jakarta.
Ferial, E W. 2011. Hubungan Antara
Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan

13.

14.

15.

Berat Badan Lahir (BBL) Bayi di RSUD


Daya Kota Makasar. Makasar : Fakultas
MIPA UNHAS.
Hanifah, Lilik. 2009. Hubungan Status
Gizi Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi
Lahir. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Ika Pantiawati. Bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah. Yogyakarta: Mulia Medika;
2010.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Ogbonna, C.2007. Maternal Mid- Arm
Circumference And Other Anthropometric
Measures Of Adiposity In Relation To
Infant Birth Size Among Zimbabwean
Women. Zimbabwe. Volume 86.
Prasetyono. 2009. Mengenal Menu Sehat
Ibu Hamil. DIVA Press. Jogjakarta.
Proverawati, A. 2010. Nutrisi Janin dan
Ibu Hamil. Nuha Medika : Yogyakarta.
Ricalde ,A, dkk. 1998. Mid-Upper Arm
Circumference In Pregnant Women And
Its Relation To Birth Weight. Brasil.
Volume 32.
Ruchayati, F. 2012. Hubungan Kadar
Hemoglobin dan Lingka Lengan Atas Ibu
Hamil Trimester III dengan Panjang Bayi
Lahir.
Dalam
website
:
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jk
m, tanggal 29 November 2013, pukul
21.00 WIB.
WHO. Child Health mortality and
Neonatal Infant . Dalam Website :
http://www.who.int/gho/child_health/mort
ality/neonatal_infant/en/. Diakses tanggal
28 Januari 2014, pukul 14.34 WIB.
WHO. Child Mortality. Dalam Website
http://www.who.int/maternal_
child_adolescent/documents/levels_trends
_child_mortality_2012.pdf?ua=1 . Tanggal
30 Januari 2014, Pukul 17.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai