Tugas Akhir
Disusun Oleh :
Konsentrasi : Telekomunikasi
JAKARTA
2009
PERBAIKAN KINERJA DIGITAL SATELLITE NEWS GATHERING MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MPEG-4
1 2
Imam Mushlihin , Ir. H Djoko Achyanto, MscEE
1,2
Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta, 2009
1 2
imam.mushlihin@gmail.com, djoko.achijanto@gmail.com
ABSTRAKSI
Perkembangan TV di Indonesia sangat pesat. Dan salah satu acara andalan dari stasiun TV adalah peliputan berita
secara langsung. Untuk keperluan tersebut digunakan Digital Satellite News Gathering (DSNG) yang merupakan sistem
komunikasi satelit dengan modulasi digital yang popular digunakan karena mobilitasnya yang tinggi dan dapat digunakan
dimana saja.
Kepopuleran DSNG mengkibatkan makin banyak transponder satelit yang diperlukan sehingga harga sewa
transponder pun meninggkat. Untuk itu diperlukan teknologi yang dapat menghemat space transponder, salah satunya
adalah MPEG-4 encoding.
Dalam Tugas Akhir ini akan dianalisa MPEG-4 DSNG dan MPEG-2 DSNG (DSNG yang lumrah digunakan saat
ini). Analisa meliputi bandwidth yang terpakai dan kualitas sinyal (BER) dari keduanya.
Pengambilan data dilakukan pada sistem MPEG-4 DSNG dan juga MPEG-2 DSNG. Data keduanya kemudian
dibandingkan baik secara teori maupun praktis, sehingga dapat diketahui penghematan bandwidth, dan juga perbaikan
kinerja pada MPEG-4 DSNG.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa MPEG-4 DSNG dapat menghemat bandwidth 52% dan juga dapat meningkatkan
kinerja dari DSNG
Gambar 4. AM[13]
III. DESKRIPSI KERJA SISTEM 3.2. Komponen DSNG
3.2.1. Encoder
3.1. Digital Satellite News Gathering (DSNG)
Encoder merupakan komponen yang digunakan
SNG (Satellite News Gathering) merupakan piranti untuk men-digital-kan audio dan video dan
(alat) untuk transmisi satelit yang portable, praktis untuk mengkompresnya menjadi sebuah sinyal digital ASI yang
dibawa kemana-mana, juga mudah dalam hal proses mengikuti standard DVB MPEG-4, dengan bit-rate
install dan uninstall.[4][5] sekitar 4 Mbps (50% dari MPEG-2).
DSNG sendiri merupakan pengembangan dari SNG.
3.2.2. Modulator
Kata digital bermakna bahwa system tersebut
menyampaikan siaran secara digital. Modulator digunakan untuk memodulasikan sinyal
Sistem SNG analog menggunakan frequency digital ASI menjadi sinyal RF L-band yang memiliki
modulation (FM) yang beroperasi pada C-band dan Ku- frekuensi antara 950MHz sampai dengan 1750MHz.
band. Dan walaupun telah banyak perkembangan yang Modulator mengikuti standard DVB-S dan menggunakan
progresif dalam desain antenna dan amplifier, yang system pemodulasian QPSK. Dengan FEC ¾ dan ROF
aslinya SNG analog besar dan berat, namun dalam hal 25%, maka menggunakan persamaan (24) dan (26) dapat
portabilitas banyak sekali permasalahan yang dihitung bandwidth untuk MPEG-2 MP@ML adalah
memerlukan solusi[1]. 7,234 MHz dan MPEG-4adalah 3,617 MHz.
EIRP uplink berkisar antara 69-75 dBm, tergantung
pada besar antenna dan daya amplifier yang digunakan.[1]
Ukuran antenna mulai dari 1,5 sampai 2,4 meter [1]. Daya 3.2.3. Up-converter
amplifier berkisar antara 300-600 Watt.
Upconverter mengubah sinyal L-band ke C-band
Sistem DSNG memiliki keunggulan terhadap sistem
dengan fixed converter yang memiliki Local Oscillator
analog antara lain[1]:
sebesar 4900MHz. Keluaran dari up-converter
Miniaturisasi terminal uplink
merupakan sinyal RF dengan frekuensi output fout
Diperlukan EIRP yang lebih kecil
sebesar fin + LO. Misalkan frekuensi input fin memiliki
Lebih hemat spectrum frekuensi frekuensi 1349Mhz, maka fout adalah 6249MHz
Sistem DSNG memungkinkan beberapa sinyal (1349MHz + 4900MHz).
untuk dikirimkan secara bersamaan melalui sebuah satelit
transponder. Fleksibilitas DSNG memungkinkan 3.2.4. High Power Amplifier (HPA)
dipenuhinya persyaratan mutu yang berbeda untuk berita, Sinyal RF C-band keluaran up-converter memiliki
olahraga dan hiburan dengan mengoperasikan algoritma level output maksimal 3dBm, sedangkan untuk mengejar
kompresi video / audio dengan menentukan bit-rate yang budget link diperlukan power sekitar 50dBm. Oleh
tepat. karenanya diperlukan sebuah HPA, dipilih HPA jenis
Karena sesungguhnya link DSNG merupakan link SSPA (Solid State Power Amplifier) dan bukan TWTA
kontribusi, maka sasaran kualitas mengikuti ketetapan (Travelling-Wave-Tube Amplifier).
ITU-R Rec. BT.1121: “Tidak diperlukan pendefinisian
sasaran kualitas terendah, … Untuk link DSNG, bit-rate 3.2.5. Antena Parabola
yang digunakan oleh fly-away dan small transportable
Komponen yang paling membedakan antara DSNG
terminal sekitar 8 Mbps, menggunakan MPEG-2
dengan system transmisi satelit yang lain adalah antenna.
MP@ML.”[1].
Karena pada kasus DSNG, mobilitasi system sangatlah
Ciri utama dari DSNG adalah digunakannya
tinggi. Sehingga antenna parabolic berdiameter 1,9 meter
perangkat yang ringkas. Antena parabolanya di-design
tersebut haruslah mudah dipasang, dan mudah dipointing.
khusus sehingga simple, kompak dan mudah dibawa.
Antena tersebut lebarnya antara 1,5 meter sampai dengan 3.2.6. Redundancy Switch
2,4 meter. Ada yang dirancang untuk keperluan flyaway
Untuk event tertentu yang sangat fital dan tidak
yakni terbagi kedalam dua atau tiga box yang ringan dan
boleh ada kegagalan, maka diperlukan system
ringkas sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana
redundancy. Untuk keperluan redundancy digunakan
saja bahkan dapat dimasukkan ke dalam bagasi pesawat.
redundancy switch.
Ada juga antenna yang dirancang untuk dapat digerakkan
secara motorized dan dapat dipasang pada sebuah mobil,
sehingga memiliki mobilitas yang tinggi dan dirancang 3.3. Diagram Sistem DSNG
sedemikian rupa sehingga mudah digunakan bahkan oleh
Diagram sistem SNG secara umum ditunjukkan
kru yang tidak harus memiliki pengetahuan teknis yang
oleh berikut ini. Encoder diperlukan pada sistem DSNG.
tinggi.
3.4.2. Spesifikasi sistem MPEG-4 DSNG yang
dianalisa
Encoder Antena
Uplink
ASI Sistem penerima menggunakan sistem yang telah
L-Band C-Band
A/V Source
Modulator BUC HPA ada dengan spesifikasi yang ada di tabel 3.1. Sedangkan
spesifikasi sistem MPEG-4 DSNG (transmisi)
Gambar 8. Diagram umum SNG ditunjukkan oleh tabel 3.2.
Pada SNG, masukan berupa audio dan video Tabel 3.1: Spesifikasi fasilitas downlink
diumpankan ke modulator dan memodulasi sinyal carrier.
No Parameter Nilai
Keluaran dari modulator merupakan sinyal RF dengan
1. Diameter antenna 4,0 mtr
frekuensi antara 950-1750MHz (L-band). Kemuadian
2. Gain antenna (GRx) 42,3 dBi
sinyal ini dimasukkkan ke block up-converter (BUC)
untuk dinaikkan frekuensinya sesuai dengan frekuensi 3. Noise temperature (T) 49 oK
satelit transponder. Selaunjutnya sinyal dikuatkan 4. Feed loss, kabel dan splitter (LFRx) 17,12 dB
terlebih dahulu menggunakan high power amplifier
(HPA) sebelum kemudian dipancarkan ke satelit Tabel 3.2: Spesifikasi sistem MPEG-4DSNG
menggunakan antena parabolic dengan diameter 1,9 mtr. No Parameter Nilai
Sedangkan pada DSNG, masukan audio dan video 1. Power Transmisi (PTW) 49 dBm
terlebih dahulu dimasukkan ke encoder sebelum 2. Diameter antenna 1,9 mtr
diumpankan ke modulator. Jadi sinyal audio dan video 3. Gain antenna (GTx) 39,15 dBi
ini didigitalkan dan dikompress terlebih dahulu menjadi 4. Feed loss (LTFX) 2,0 dB
sinyal asynchronous serial interface (ASI). Barulah
3.4.3. Modulasi
sinyal ASI ini diumpankan ke modulator. Untuk proses
selanjutnya sama dengan SNG. Modulasi yang digunakan adalah modulasi QPSK
(Quadrature Phase Shift Keying). Pada modulasi QPSK,
3.4. MPEG-4 DSNG sinyal direpresentasikan dengan 4 status pergeseran
phase dari gelombang pembawa.
Analisa sistem MPEG-4 DSNG dilakukan di salah
Dua bit dikodekan menjadi satu
satu stasiun TV swasta, yakni TVOne. DSNG merupakan
simbol, simbol tersebut
perangkat/sistem yang sangat penting, dikarenakan
menyatakan perubahan
TVOne adalah stasiun televisi yang bertemakan News +
pergeseran phase dari gelombang
Sport.
sinus.
Penerapan teknologi MPEG-4 pada DSNG
diperlukan karena porsi siaran langsung di TVOne, yang
Bit Value Phase Shift
memerlukan sistem DSNG, sangat besar sampai dengan
00 0o
65 jam perbulan. Dan dengan adanya sistem MPEG-4
DSNG ini diharapkan 40% (+ 26 jam) dari siaran 01 +90o
tersebut dapat menggunakan sistem ini. Sehingga dapat 10 -90o
dihemat biaya sebesar 20%. 11 180o
3.4.1. Diagram MPEG-4 DSNG Gambar 10. Perubahan fase pada QPSK
C-Band Antena
ASI L-Band
Encoder #1 Modulator #1 SSPA + BUC #1
Gambar 11. Pembentukan sinyal QPSK
A/V Source Dummy Load
Tabel 4.2: Hasil pengukuran dan perhitungan dari 1. Morello, V. Mignone, 1998, “New DVB standard for
MPEG-2 DSNG dan MPEG-4 DSNG DSNG and contribution satellite links”, RAI Research
No Parameter MPEG-2 MPEG-4 Centre.
Ukur Hitung Ukur Hitung 2. Electronic news gathering, http://en.wikipedia.org/
1. BER 3,5x10-7 2,9x10-7 1,7x10-8 9,74x10-9 w/index.php?title=Electronic_news_gathering.
2. Bandwidth 8,13 3,91 3. Muhammad Irhamsyah, Rizal Mnadi, dan Melinda.
(MHz) (2004) “Studi Perencanaan Link Budget Sistem
3. Delay 0,8 2,1 Komunikasi Satelit pada Frekuensi Ku-band di
(detik) Nangroe Aceh Darussalam”, Universitas Syiah
Kuala.
4.4. Analisa BER 4. Suci Nupliana, “Penggunaan Satelit Didunia
Pertelevisan Indonesia Dengan Teknologi
Berikut tabel perbandingan antara hasil perhitungan SNG(Satellite News Gathering)”, Jurnal Jaringan
teoritis dengan data hasil implementasi di lapangan. Komputer.
5. David Shamir, 2008, “Future-Proofing DSNG
Tabel 4.3: Perbandingan Nilai BER MPEG-4 DSNG Solutions”, SatMagazine
Perbandingan Nilai BER 6. Nurmiati Pasrah, 2008, “Komunikasi Satelit”, Pusat
Data Teoritis Data Implementasi Selisih Pengembangan Bahan Ajar, UMB.
9,737 x 10-9 1,7 x 10-8 7,263 x 10-9 7. Dr. Peretz Meron, 2003, “Next Generation
Perbandingan Nilai Eb/No (dB) Sdtv&Hdtv Distribution System”, Scopus Network
15,802 15,3 0,502 Technologies, Israel.
8. Calculation of link margin, http://www.tutorialsweb.
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa selisih antara com/satcom/link-power-budget/link-power-budget-
perhitungan dengan implementasi lapangan hanya 7,263 index.htm.
x 10-9 untuk BER atau jika dalam Eb/No hanya 0,502 dB. 9. Reducing Transmission Costs with DVB-S2,
www.scopus .net.
10. MPEG Background, http://bmrc.berkeley.edu/
4.5. Analisa Kualitas Sinyal MPEG-4 DSNG index.html.
Seperti diketahui bahwa semakin kecil BER dari 11. Chaminda Sampath Kannangara, 2006, “Complexity
suatu sistem transmisi, maka semakin bagus kualitas dari Management of H.264/AVC Video Compression”,
sistem tersebut. The Robert Gordon University.
ISO/IEC memberikan spesifikasi bahwa sinyal yang 12. H.264/MPEG-4 AVC, http://en.wikipedia.org/w/
diterima oleh IRD harus memiliki BER maksimum 2x10 - index.php?title=H.264.
4 [1][7]
. Sedangkan hasil implementasi di lapangan (1,7x10- 13. Tutun Juhana, “Dasar Transmisi Radio”, Institut
8
) menunjukkan BER sistem jauh di bawah standard Teknologi Bandung.
tersebut. Hal ini berarti bahwa kualitas jaringan 104 kali
lebih baik dari standard.
V KESIMPULAN