PENDAHULUAN
1.1
kota Provinsi Kalimantan Tengah. Dahulu dikenal dengan Palangkaraja (1957-1972). Kota ini
memiliki luas wilayah 2.400 km dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Sebelum
otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu:
Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5
kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit.
Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan
Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui
Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah
terbesar di Indonesia. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung,
konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.
Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah mulai dibangun
pada tanggal 17 Juli 1957. Dengan kondisi letak geografis koya Palangka Raya yang terletak
di tengah pulau,artinya kota Palangka Raya tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak
memiliki pantai yang identik sebagai pusat hiburan masyarakat.Hiburan adalah salah satu
kebutuhan masyarakat yang mendasar,begitu juga denangan masyarakat kota Palangka Raya
yang memerlukan berbagai sarana hiburan.Bila di bandingkan jumlah penduduk Palangka
Raya dengan jumlah sarana hiburan yang ada di palangka raya,maka dapat dikatakan sangat
tidak mencukupi.Oleh sebab itu maka di perlukan sebuah pusat hiburan yang dapat
mengakomindir kebutuhan masyarakat Palangka Raya akan hiburan.Pusat hiburan yang di
maksud adalah AMUSEMENT CENTER ,Amusement Center adalah Sebuah pusat hiburan
(kadang-kadang disebut sebagai pasar malam,sekelompok hiburan atraksi,wahana, dan acara
lainnya di lokasi untuk menikmati sejumlah besar orang. Pusat hiburan memiliki lokasi tetap,
sebagai lawan bepergian funfairs dan bepergian karnaval, dan lebih rumit daripada taman
kota sederhana atau taman bermain, biasanya menyediakan atraksi dimaksudkan untuk
melayani khusus untuk kelompok usia tertentu, serta beberapa yang ditujukan terhadap segala
usia. Konsep Amusement Center yang diwarnai dan dipengaruhi oleh berbagai aspek dan
konsep lain ini sangat menarik untuk diamati. Pengaruh konsep ini juga cukup besar dalam
dunia Arsitektur. Membahasnya dalam kerangka Post-Modern memberikan cakrawala
tersendiri.
Secara konsep mungkin Amusement Center nampak tidak memiliki pertentangan
dengan Post-Modern bahkan ada yang mengganggap konsep ini sangat mencerminkan
semangat post-modern. Namun di sisi lain, implementasi konsep ini juga banyak
mengundang kritik dalam arsitektur Post-Modern. Bahkan lebih jauh konsep Amusement
Center bisa membawa post-modernisme kepada kematiannya.Konsep Amusement Center
tidak lain adalah rekreasi Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
rekreasi adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan
untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi
(baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin seharihari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat
memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin
manusia.
1.2
PERMASALAHAN
Latar belakang yang dijelaskan di atas, dapat di argumentasikan bahwa permasalahan
Bagaimana membangun sebuah Amusement Center di kota Palangka Raya yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Palangka Raya dan sesuai dengan karakteristik eksisiting di
Palangka raya
1.3
1.3.1 Sasaran
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian
demikian disebut penelitan perkembangan (Developmental Studies). Dalam penelitian
perkembangan ini ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu dan ada yang
bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Setelah metode ditetapkan, berikutnya ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan metode yang dipakai dalam penelitian ini.
1.5
Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dari penelitian yang dilakukan adalah pembangunan
Amusement Center di palangka Raya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Palangka Raya dan sesuai dengan karakteristik exsisting yang ada di Palangka Raya.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang permasalahan, permasalahan dan pembatasan masalah,
manfaat dan tujuan, metode penelitian, lingkup pembahasan, sistematika penulisan, kerangka
pikir penelitian.
1.
2.
Saran yang berisi tentang rekomendasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian.