Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat infestasi tungau
Sarcoptes scabiei var hominis (S. scabiei) yang membentuk terowongan pada
lapisan stratum korneum dan stratum granulosum pejamu. S. scabiei termasuk
parasit obligat pada manusia. Skabies menjadi masalah yang umum di dunia,
mengenai hampir semua golongan usia, ras, dan kelompok sosial ekonomi.
Kelompok sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena penyakit ini (Stone et
al., 2008 ).
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies.
Prevalensi cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah
yang padat penduduk. Pada musim dingin prevalensi juga cenderung lebih
meningkat dibandingkan musim panas (Stone et al., 2008). Di Brazil Amerika
Selatan prevalensi skabies mencapai 18 % (Strina et al., 2013), di Benin
Afrika Barat 28,33 % (Salifou et al., 2013), di kota Enugu Nigeria 13,55 %
(Emodiet al., 2013), di Pulau Pinang Malaysia 31 % (Zayyid et al., 2013). Di
indonesia prevalensi skabies masih cukup tinggi. Menurut Departemen
Kesehatan RI 2008 prevalensi skabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95 % dan
skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit.
Skabies sering diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga
prioritas penanganannya rendah, namun sebenarnya skabies kronis dan berat
dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Skabies menimbulkan
ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal. Akibatnya,
penderita sering menggaruk dan mengakibatkan infeksi sekunder terutama
oleh bakteri Group A Streptococci (GAS) serta Staphylococcus aureus.
Komplikasi akibat infestasi sekunder GAS dan S. aureus sering terdapat pada
anak-anak di negara berkembang. Faktor yang berperan pada tingginya
prevalensi skabies di negara berkembang terkait dengan kemiskinan yang

dihubungkan dengan rendahnya tingkat kebersihan, akses air yang sulit, dan
kepadatan hunian.
Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak fisik antar individu
memudahkan transmisi dan infestasi tungau skabies. Oleh karena itu,
prevalensi skabies yang tinggi umumnya ditemukan di lingkungan dengan
kepadatan penghuni, kontak interpersonal tinggi dan kurang terjaga personal
hygienenya seperti penjara, panti asuhan, dan pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah sekolah Islam dengan sistem asrama dan
pelajarnya disebut santri. Pelajaran yang diberikan adalah pengetahuan umum
dan agama tetapi dititikberatkan pada agama Islam. Di Indonesia, sebagai
negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, terdapat sekitar
14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi antara 15,848,8 %. Santri yang mengidap skabies terganggu kualitas hidupnya karena
keluhan gatal yang hebat serta infeksi sekunder. Keluhan tersebut
menurunkan kualitas hidup dan prestasi akademik santri.
Higiene atau biasanya disebut juga dengan kebersihan adalah upaya
untuk memelihara hidup sehat yang meliputi personal hygiene, kehidupan
bermasyarakat dan kebersihan bekerja. Kebersihan merupakan suatu perilaku
yang diajarkan dalam kehidupan manusia untuk mencegah timbulnya
penyakit karena pengaruh lingkungan serta membuat kondisi lingkungan agar
terjaga kesehatannya.
Penelitian Luthfiatun (2011) menyebutkan bahwa terdapat hubungan
antara personal hygiene dengan kejadian skabies. Personal hygiene yang
buruk dapat meningkatkan kejadian skabies. Di kabupaten Pandeglang
khususnya di kecamatan cadasari terdapat ? pesantren dan salah satunya
adalah Pondok Pesantren Nurul Falah yang berada di desa Kaung Caang yang
padat penghuni dan santrinya banyak yang mengeluh kudisan. Untuk
mengetahui apakah keluhan tersebut adalah skabies, perlu dilakukan survei
dan jika penyakit kulit yang diderita adalah skabies, santri perlu diobati. Dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada 120 santri, terdapat 32 orang (26,7%)
yang menderita skabies.

Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan pengobatan skabies yang


walaupun mudah dilakukan dengan cure rate yang tinggi, namun jika tidak
secara masal dan serentak, maka rekurensi segera terjadi. Dengan demikian,
pengobatan skabies harus diikuti dengan penyuluhan kesehatan agar santri
dapat mencegah rekurensi skabies.
1.2 Pernyataan Masalah
Masalah penyakit kulit khususnya skabies di Indonesia yang padat penghuni
semakin meningkat. Faktor pengetahuan dan perilaku khususnya personal
hygiene sangat berperan dalam terjadinya kasus skabies. Di Puskesmas
Cadasari, skabies termasuk dalam 10 kasus dengan jumlah kunjungan
terbanyak setiap bulannya dan kebanyakan pasien adalah tinggal di
pesantren. Oleh karena itu kami tertarik untuk mengintervensi masalah
tersebut.
1.3 Tujuan
1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum dari mini project ini adalah untuk mengetahui masalah
skabies di pesantren dan mencari faktor apa yang paling berperan dalam
terjadinya kasus tersebut khususnya di Pesantren Nurul Falah desa Kaung
Caang, Kecamatan Cadasari tahun 2016.

1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari mini project ini adalah untuk mengetahui masalah
skabies di pesantren faktor yang mendasari untuk kemudian akan
diberikan intervensi hingga upaya pencegahan terjadinya kekambuhan
sehingga masalah tersebut dapat segera teratasi.

1.4 Manfaat Mini Project


Mini project diharapkan dapat:
1. Untuk memberikan informasi kepada Puskesmas mengenai jumlah kasus
skabies khususnya di Pesantren pada Desa Ciinjuk, Kecamatan Cadasari.
2. Memberikan masukan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
untuk meningkatkan perhatian terhadap kasus skabies dan diharapkan
dapat segera menjalankan kembali kegiatan Poskestren yang tentunya
sangat berguna untuk mencegah berkembangnya kasus skabies di
Pesantren.
3. Menambah pengetahuan masyarakat dan para santri tentang penyakit
skabies terutama faktor apa saja yang paling berpengaruh dalam terjadinya
kasus skabies serta penanganan yang tepat untuk kasus tersebut.
1.5. Lokasi dan Waktu Mini Project
1.5.1. Lokasi Mini Project
Lokasi pemeriksaan adalah di Pesantren Nurul Falah yang berada di desa
Kaung Caang yang juga merupakan wilayah kerja Puskesmas Cadasari,
Kabupaten Pandeglang.
1.5.2. Waktu Mini Project
Penelitian berlangsung dari tanggal ? sampai ?

Anda mungkin juga menyukai