ASTHMA BRONCHIALE
DISUSUN OLEH
HUSNA ARDIANA
(P07120111 016)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASTHMA BRONCHIALE
DEFINISI
Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme,
inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan.
ETIOLOGI
Faktor ekstrinsik :reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu, serbukserbuk, bulu-bulu binatang).
PATOFISIOLOGI
Astma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan
zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin E atau IgE ) dengan adanya alergi.
IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen
menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut
akan memberikan gejala asthma.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai
dengan bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana brokokontriksi dapat
berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late yang
ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau
bulan.
Astma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara
dingin.
karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan
perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat
ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan p02 ( hipoxia). Selama serangan
astmati, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan
mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi
tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah
(hypocapnea).
Alergen, Infeksi, Exercise ( Stimulus Imunologik dan Non Imunologik )
IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas
Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan diikat
oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit
Astma
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa
dan meningkatnya
produksi sekret.
KOMPLIKASI
Bronchiolitis
Pneumonia
Emphysema.
MANIFESTASI KLINIS
Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen jalan nafas sempit.
Tachypnea, orthopnea.
Diaphoresis
Fatigue.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Foto rontgen
Pemeriksaan alergi
Pulse oximetri
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap
20 menit sampai 3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per oral ) :
a. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
Efedrin
Salbutamol
Terbutalin
Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendektinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran
tubuhnya dengan kelompoknya.
Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal
dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit
atau tidak protes.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan
kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda
dengan roda tiga.
h. Riwayat imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara
lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
i. Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk
umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal
menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi
BBSekarang
100%
BBideal
j.
jalan nafas yang efektif dan pola nafas dalam batas normal.
Kriteria hasil :
PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas,
batuk produktif, cianosis tdak ada, tidak ada tachypnea,ronki dan wheesing tidak
ada
Intervensi :
1) Pertahankan kepatenan jalan nafas; pertahankan support ventilasi bila
diperlukan ( oksigen 2 ml dengan kanule ).
2) Kaji fungsi pernafasan; auskultasi bunyi nafas, kaji kulit setiap 15 menit
sampai 4 jam.
3) Berikan oksigen sesuai program dan pantau pulse oximetry.
4) Kaji kenyamanan posisi tidur anak.
5) Monitor efek samping pengobatan; monitor serum darah;theophyline dan catat
kemudian laporkan dokter. Normalnya 10-20 ug/ml pada semua usia.
6) Berikan cairan yang adekuat per oral atau peranteral
7) Pemberian terapi pernafasan; nebulizer, fisioterapi dada, ajarkan batuk dan
nafas dalam efektif setelah pengobatan dan pengisapan sekret ( suction ).
8) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan
kecemasan.
9) Berikan terapi bermain sesuai usia.
b. Fatigue berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya usaha nafas.\
Tujuan
:
Anak tidak tampak fatigue.
Kriteria
:
Tidak iritabel, dapat beradaptasi dan aktivitas sesuai dengan
kondisi.
Intervensi
terapi.
7) Setelah krisis, ajarkan untuk aktivitas yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan
dan
perkembangan
untuk
meningkatkan
ventilasi,dan
Kriteria :
dengan program medik atau perawatan, misalnya memberikan makan dan minum
yang cukup, memberi minum obat oral pada anak sesuai program.
1) Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan dan
intervensi.
2) Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus.
3) Jelaskan tentang emosi dan stres yang dapat menjadi faktor pencetus.
4) Jelaskan tentang pentingnya pengobatan; dosis, efek samping, waktu
pemberian dan pemeriksaan darah.
5) Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan kontrol ulang.
6) Informasikan pentingnya program aktivitas dan latihan nafas.
7) Jelaskan tentang pentingnya terapi bermain sesuai usia.
PERENCANAAN PEMULANGAN
Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom.
Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang
dan lainnya.
Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
Ajarkan penggunaan nebulizer.
Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping,
waktu pemberian.
Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Media Farmasi dan Terapi. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Soetjningsih. 1998. Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. Jakarta : EGC
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :
Percetakan Infomedika
Suriadi dan Yuliana R.2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Jakarta : Penerbit
CV Sagung Seto.