Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Team

Assisted Individualization (TAI) Dalam Meningkatkan


Keaktifan Siswa dan Hasil Pembelajaran Fisika
Disusun sebagai Proposal Penelitian Skripsi

Disusun Oleh :
Akbar Perdana (3215126538)

PENDIDIKAN FISIKA NON REGULER 2012


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Paradigma baru pendidikan lebih berorientasi pada siswa (student
centered learning), yaitu paradigma pendidikan yang lebih terindividual dan
menekankan pada keaktifan siswa daripada keaktifan guru dalam proses
pembelajaran. Pemakaian suatu metode pembelajaran perlu disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran yang akan diajarkan. Mata pelajaran
fisika diasumsikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa kalau mereka aktif
saling membantu satu sama lain dalam memahami konsep dan mengerjakan
soal-soal di kelas daripada hanya mendengar dan mencatat apa yang
disampaikan guru.
Penilaian pembelajaran fisika tidak hanya didapatkan dari hasil tes
siswa saja, melainkan pada proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana
(2009: 1) Sasaran penilaian mencakup tiga sasaran pokok, yakni program
pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil belajar. Penilaian proses
belajar mengajar dan hasil belajar merupakan sasaran penilaian yang lebih
ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan-kegiatan belajar
mengajar. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa penilaian proses

belajar mengajar, salah satunya adalah keaktifan siswa. Keaktifan Siswa


merupakan kegiatan atau aktivitas oleh siswa yang dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik pada diri siswa karena adanya interaksi
antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Hasil-hasil
belajar dapat diperoleh dari pelaksanaan tes yang dilakukan oleh siswa
setelah menyelesaikan beban belajar.1 Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa apabila pelaksanaan penilaian siswa dilaksanakan dengan baik, maka
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Keberhasilan

seorang

guru

dalam

pembelajaran

sangatlah

diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan


yang matang. Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar
(tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau
diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan,
mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar,
mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta
mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuanya ini akan terurai
pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. 2

1 Yolanda Dian Nur Megawati; Annisa Ratna Sari. (2012). Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dalam
Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Akuntansi
Siswa
Kelas XI IPS I SMAN 1 Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X, No.1, Tahun 2012: 162-180.

Cara guru menyampaikan materi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi hasil belajar Fisika. Seorang guru harus bisa mengambil
simpati siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran agar mata
pelajaran fisika bisa dianggap lebih menyenangkan oleh siswa. 3 Oleh karena
itu, guru dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang menarik
yang bertujuan untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar
fisika.
Berdasarkan jurnal yang ditulis Abdi Tri Kurnia (2015: 1-2), hasil
observasi kepada guru IPA terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika di
kelas VII SMPN 9 Pontianak selama ini masih menggunakan metode
konvensional

sehingga

masih

terdapat

beberapa

kekurangan

yang

menunjukkan kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran


khususnya IPA misalnya terlihat saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode belajar yang digunakan dan
motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari perolehan nilai ulangan harian
siswa pada materi kalor di SMP Negeri 9 Pontianak pada tahun lalu, sebesar

2 Suparno, P. (2002). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget.


Yogyakarta: Kansius.
3 Jumarni, Sri; , Sarwanto; Masithoh, Dyah Fitriana;. (2013). PENERAPAN
PEMBELAJARAN FISIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. Jurnal Pendidikan
Fisika (2013) Vol.1 No.2, 35.

65,61 % siswa kelas VII yang memperoleh nilai di bawah atau kurang dari
KKM yaitu 75.4
Guru dalam mengelola pembelajaran Fisika menurut Depdiknas
(2009) diharapkan mampu memahami isi suatu materi pembelajaran,
merancang pembelajaran, mengamati dan memantau para siswa untuk
mengetahui

apakah

mereka

benar-benar

belajar

atau

tidak,

dan

berkolaborasi dengan teman sejawatnya untuk mengembangkan dan


memperbaiki pembelajarannya secara terus menerus. 5
Menurut Permendiknas No 41 Tahun 2007, guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Jika siswa termotivasi untuk belajar,
diharapkan aktivitas siswa dalam belajar meningkat, akhirnya membawa
dampak terhadap hasil belajar siswa juga meningkat.
Pembelajaran
modern.

kooperatif merupakan

Pembelajaran

kooperatif

adalah

contoh

sistem

metode

pengajaran

mengajar

yang

mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling


4 Kurnia, Abdi Tri; Edy; Erwina. (2015). Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar Melalui Pembelajaran Team Assisted Individualization pada Kalor
SMP. Artikel Penelitian. Pendidikan Fisika FKIP
Universitas
Tanjungpura. hal :1-2
5 Depdiknas. (2009). Panduan untuk Peningkatan Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

bekerjasama dalam memahami pelajaran. Pembelajaran kooperatif disini


tidak hanya sampai pada penguasaan materi, tetapi lebih jauh dari hal
tersebut siswa harus dapat berfikir dengan tingkat yang lebih tinggi selama
dan setelah diskusi dan yang paling penting siswa diharuskan dapat
menjelaskan materi yang dipelajarinya pada siswa lain. 6
Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) termasuk
dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif
adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang
heterogen.7 Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk kelompok
yang heterogen disini adalah kemampuan akademik siswa. Masing-masing
kelompok dapat beranggotakan 4 - 5 orang siswa. Sesama anggota
kelompok berbagi tanggung jawab.
Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan
tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan
pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya.
6 Jumarni, Sri; , Sarwanto; Masithoh, Dyah Fitriana;. (2013). PENERAPAN
PEMBELAJARAN FISIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN .
Jurnal Pendidikan Fisika (2013)
Vol.1 No.2, 35.
7 Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran. Semarang:
FMIPA UNNES

Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau


mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.
Kemudian guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang
ditentukan.
Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Kusumaningrum (2007)
pada siswa kelas 7 SMP Negeri 11 Semarang menemukan ada perbedaan
prestasi belajar matematika yang sangat signifikan antara kelompok
eksperimen yang diajar dengan metode T.A.I. dan kelompok kontrol yang
diajar dengan metode konvensional. Rata-rata prestasi belajar matematika
kelompok eksperimen (Mean=72,28) lebih tinggi daripada rata-rata prestasi
belajar matematika kelompok kontrol (Mean = 63,50). Oleh karena itu model
pembelajaran ini dianggap cocok untuk mengatasi masalah kurangnya
motivasi belajar pada siswa. 8
Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai
hasil

sesuai

dengan

tujuan

yang

direncanakan,

guru

perlu

mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu


dirasa perlu diadakan penelitian tentang keefektifan model pembelajaran

8 Alsa, Asmadi. (2011). Pengaruh Metode Belajar Team Assisted


Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa
Psikologi. Jurnal Psikologi (2011) Vol.38, No.1, Juni 2011: 82-91

kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap hasil belajar


fisika SMA kelas X pokok bahasan Suhu dan Kalor.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) lebih
efektif daripada model pengajaran langsung terhadap hasil belajar fisika SMA
kelas X pada pokok bahasan Suhu dan Kalor?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap
peningkatan aktifitas siswa dan hasil belajar fisika SMA kelas X pokok
bahasan Suhu dan Kalor.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

A. Secara Praktis
1. Bagi siswa
a) Siswa menjadi senang dan tertarik terhadap fisika terutama pada bab
Suhu dan Kalor karena siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran.
b) Siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok Suhu dan
Kalor akan lebih cepat paham.
2. Bagi guru
a) Guru dapat memilih model pembelajaran yang efektif pada pokok
bahasan Suhu dan Kalor.
b) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran

yang

bervariasi

dan

dapat

memperbaiki

sistem

pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.


3. Bagi Peneliti
Dapat mempelajari lebih dalam model pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualization) serta mendapat pengalaman dan pengetahuan
dalam melakukan penelitian.
B. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi dibidang pendidikan,

terutama berkaitan dengan implementasi pengembangan pembelajaran pada


mata pelajaran Fisika.

Anda mungkin juga menyukai