Dokumen - Tips Askep KPD Ok
Dokumen - Tips Askep KPD Ok
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketuban Pecah Dini (KPD) sering kali menimbulkan konsekuensi yang
dapat menimbulkan morbiditas dan mortilitas pada ibu maupun bayi terutama
kematian perinatal yang cukup tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengidentifikasi pengkajian terhadap ibu hamil yang
mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
( http://www.dokumen.org/browse/ketuban-pecah-dini-pdf).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ketuban Pecah
Dini adalah kondisi yang berhubungan dengan pecah atau rupturnya
membran amnion secara spontan sebelum adanya tanda persalinan
aktif, yang muncul saat usia kehamilan preterm ataupun aterm.
kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut amnion, terdapat di
sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar disebut
chorion.
(www.google.co.id)
Cairan ketuban adalah cairan yang ada
di dalam
dari
98
persen air dan sisanya padatan organik dan anorganik (1%-2%). Cairan ini
dihasilkan oleh selaput ketuban dan dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air
kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus. Pada ibu hamil, jumlah
cairan ketuban ini beragam. Normalnya antara 1 liter sampai 1,5 liter. Namun
bisa juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter.
Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari
seluruh volume dalam tiap jam.
Fungsi dari cairan ketuban, yaitu:
1. Melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari
luar.
3. Menstabilkan perubahan suhu.
4. Pertukaran cairan.
5. Sarana yang memungkinkan untuk bayi bergerak bebas.
6. Mengatur tekanan dalam rahim.
7. Melindungi janin terhadap infeksi.
Pengukuran Cairan Amnion
Minggu
Janin (g)
Plasenta (g)
Cairan Amnion
Cairan
Gestasi
16
28
36
40
100
1000
2500
3300
100
200
400
500
(ml)
200
1000
900
800
(%)
50
45
24
17
(Cuningham et al.,2005)
2.3 Etiologi
Penyebab pasti dari KPD ini belum jelas. Akan tetapi, ada beberapa keadaan
yang berhubungan dengan terjadinya KPD ini, di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal.
2. Trauma : amniosintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual.
3. Peningkatan tekanan intra uteri, kehamilan kembar atau polihidromnion.
4. Infeksi vagina, serviks atau korioamnionitis, streptokokus, serta bakteri
vagina.
5. Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah atau selaput terlalu
tipis.
6. Keadaan abnormal dari fetus seperti malpresentasi.
7. Kelainan pada serviks atau alat genetalia seperti ukuran serviks yang
pendek (<25 cm) pada usia kehamilan 23 minggu.
8. Multipara dan peningkatan usia ibu.
9. Defisiensi nutrisi.
10. Stres maternal.
11. Stres fetal.
12. Riwayat KPD sebelumnya sebanyak dua kali atau lebih.
13. Faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan ibu
a. Kelebihan berat badan sebelum kehamilan
b. Penambahan berat badan yang sedikit selama kehamilan
14. Merokok selama kehamilan
2.4 Patofisiologis
Ketuban pecah dini biasanya terjadi karena berkurangnya kekuatan
membrane atau penambahan tekanan intra uteri ataupun oleh sebab keduaduanya. Kemungkinan tekanan intra uteri yang kuat adalah penyebab
independent dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak adekuat
akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
PATHWAY
Etiologi
datang
dengan
keluhan
utama
keluarnya
cairan
2. Prognosis janin
a. Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur di antaranya
adalah respiratory distress syndrom, hipotermia, gangguan makan
neonatus, perdarahan intravertikular, gangguan otak
dan
risiko
elastis
atau
tidak,
apa
ada
benjolan,
kemerahan, kebersihan.
2) Palpasi
(a) Besarnya rahim, dengan ini dapat menentukan tuanya
kehamilan (TFU).
(b) Menentukan letaknya anak dalam rahim (leopald I-IV),
serta diraba apakah ada kelainan seperti tumor, cysta,
pembesaran limfa, dll.
(c) Kandung kemih penuh atau tidak.
(d) Pembukaan serviks (0-4 cm).
3) Auskultasi
(a) Denyut Jantung Janin
(b) Bising tali pusat
(c) Gerakan Janin
4) Vagina Taucher
(a) Portio: masih tebal atau sudah mengalami penipisan
(b) Pembukaan beberapa cm
(c) Selaput ketuban masih ada atau tidak
(d) Air ketuban (jumlah, warna, dan bau)
(e) Lendir darah
(f) Anus ada hemoroid apa tidak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan dengan prosedur
invasif, pemeriksaan vagina berulang, dan ruptur membran amniotik.
b. Kerusakan pada pertukaran gas pada janin yang berhubungan dengan
adanya penyakit.
c. Ansietas yang berhubungan dengan situasi kritis, ancaman pada diri
sendiri/janin.
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadinya
ketegangan otot rahim
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau konfirmasi
tentang penyakit.
f. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri ,
peningkatan HIS.
g. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik.
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa : risiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan dengan
prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang, atau ruptur membran
amniotik.
Tujuan : infeksi maternal tidak terjadi.
Kriteria hasil : dalam waktu 3 x 24 jam ibu bebas dari tanda-tanda
infeksi (tidak demam, cairan amnion jernih hampir tidak berwarna, dan
tidak berbau).
Intervensi
1
2
3
10
Rasional
Mandiri
Lakukan pemeriksaan vagina Pengulangan
pemerikasaan
awal, ulangi bila pola kontraksi vagina berperan dalam insiden
atau perilaku ibu menandakan infeksi saluran asenden.
kemajuan.
Gunakan teknik aseptik selama Mencegah pertumbuhan bakteri
pemeriksaan vagina.
dari kontaminasi pada vagina.
Anjurkan perawatan perineum Menurunkan
risiko
infeksi
setelah eliminasi setiap 4 jam dan saluran asenden.
sesuai indikasi.
Pantau dan gambarkan karakter Pada infeksi, cairan amnion
cairan amniotik.
menjadi lebih kental dan kuning
mikroorganisme.
Kolaborasi
7
sering
tidak
boleh
menurunkan
risiko infeksi.
Berikan antibiotik profilaktik bila Antibiotik dapat
diindikasikan.
dan
melindungi
perkembangan korioamnionitis
mengindentifikasi
dan
organisme
Rasional
Mandiri
Takikardi atau brdikardi janin
adalah indikasi dari kemungkinan
penurunan yang mungkin perlu
intervensi
11
pecah
periksa
ketuban
menit
kemudian,
amnion
berwarna
mekonium
karena
vagal
4
yang
seperti
rangsangan
merelaksasikan
Pantau
secara
elektronik.
manual
dan
tentang
penyebab
janin
Bicara
ibu/pasangan
informasi
aktivitas kemungkinan
pada selama
persalinan
karena
tersebut.
5
Siapkan
untuk
Kolaborasi
melahirkan Dengan
penurunan
viabilitas
Rasional
dapat
mengakibatkan
suhu.
nadi.
ajrakan
klien
teknik
relaksasi
atur posisi klien.
nyaman
13
nyeri
dan
batasi
pilihan.
terjadwal.
penyembuhan.
mengenai penyakitnya.
Rasional
penyakitnya.
jujur.
14
Rasional
agar
dapat
memberikan
motivasi
klien
agar
mengalihkan perhatian.
maka
perhatian
klien
tidak
untuk
mengetahui
apakah
suasana
yang
tenang
dapat
Bantu
Rasional
pasien
dalam
biasanya.
kegiatan
yang
Jelaskan
melelahkan.
kelelahan
dapat
menyebabkan
mobilisasi diri.
4. Implementasi keperawatan
15
proses penyembuhan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam, belum ada tanda persalinan.
Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian
ketuban pecah dini (periode laten).
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis, halus, licin, dan
berkilau yang berisi cairan ketuban dan janin selama masa kehamilan. Dinding
kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut amnion, terdapat di
sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar disebut
chorion.
3.2 Saran
Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini agar istirahat total, tidak
bersetubuh dan mencatat suhu rektal setiap 6 jam dan datang ke rumah sakit
bila terdapat tanda-tanda amnionitis.
17
18