Anda di halaman 1dari 11

Kedokteran Komunitas

A. Definisi
Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran yang
memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan menekankan
diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang membahayakan (hazard)
kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada
komunitas.1
Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota komunitas
yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan utama kedokteran
komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anggota-anggota
komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan penyakit, maka kedokteran komunitas
kadang-kadang disebut juga kedokteran pencegahan (preventive medicine). Kedokteran
komunitas memberikan pelayanan komprehensif dari preventif, promotif, kuratif hingga
rehabilitatif.1
B. Ruang Lingkup Kedokteran Komunitas

Fokus perhatian kedokteran komunitas adalah masalah kesehatan dan penyakit yang
terjadi pada komunitas di mana individu tersebut tinggal, bekerja, atau bersekolah.
Implikasinya kedokteran komunitas memberikan prioritas perhatian kepada penyakit-penyakit
yang menunjukkan angka kejadian yang tinggi pada populasi, yang disebut public health
importance. Untuk itu seorang dokter yang berorientasi kedokteran komunitas diharapkan
memiliki kemampuan untuk menghitung frekuensi penyakit dan angka kejadian penyakit pada
populasi,

mendiagnosis

masalah

penyakit

pada

populasi

(community

diagnosis),

membandingkan distribusi penyakit pada populasi-populasi, lalu menarik kesimpulan tentang


penyebab perbedaan distribusi penyakit pada populasi, dan mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk mencegah penyakit, melindungi, memulihkan, dan meningkatkan kesehatan
populasi.1Selanjutnya, dalam memandang kausa masalah kesehatan pada pasien maupun
komunitas, kedokteran komunitas mengakui kausa penyakit yang terletak pada level populasi
dan lingkungan. Artinya, dokter komunitas tidak hanya memperhatikan faktor-faktor penyebab
yang terletak pada level individu, tetapi juga determinan lainnya pada level keluarga,
komunitas dan lingkungan di mana pasien tersebut tinggal, bekerja, ataupun bersekolah. 1C.
Pelayanan Kesehatan Kedokteran Komunitas
Kedokteran komunitas menggunakan perspektif biomedis dan populasi dalam
memandang kausa penyakit dan masalah kesehatan. Kedokteran komunitas menggunakan
model kausasi majemuk (multikausal) dalam menjelaskan terjadinya penyakit, baik pada
individu maupun komunitas. Kejadian penyakit pada individu merupakan akibat tidak hanya
dari kausa proksimal atau kausa langsung (seperti agen infeksi, toksin, gen, dan perilaku)
tetapi juga kausa distal (faktor lingkungan, sosial, ekonomi, kultural, dan politik). Sebagai
contoh, terjadinya kasus tuberkulosis klinis tidak hanya ditentukan oleh infeksi
mycobacterium tuberkulosis tetapi juga sejumlah faktor lain di tingkat individu maupun
populasi.1
Dokter sebagai klinisi memberikan pelayanan kuratif, mengembalikan keadaan sakit
pasien kepada keadaan sehat. Kedokteran klinis mempelajari kesehatan dan penyakit pada
individu. Kedokteran klinis menggunakan perspektif biomedis dalam memandang kausa
penyakit. Kausa penyakit biasanya dilihat dengan model kausasi tunggal dengan
menggunakan Teori Kuman (Germ Theory), bahwa kausa penyakit adalah kuman (misalnya,
kausa tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis; kausa sifilis adalah Treponema
pallidum,

dan

sebagainya).

Dokter

komunitas

memberikan

pelayanan

kesehatan

komprehensif, tidak hanya memberikan pelayanan kuratif dasar tetapi juga upaya pencegahan
primer, sekunder, dan tersier. Tingkat upaya pencegahan penyakit, terdiri atas primer,
sekunder, tersier, merupakan konsep epidemiologi, merujuk kepada upaya pencegahan yang

bisa dilakukan pada berbagai fase dalam kontinum perjalanan penyakit yang disebut Riwayat
Alamiah Penyakit (Natural History of Disease). Tabel 3.1 menunjukkan, kedokteran klinis
memusatkan perhatian kepada pelayanan kesehatan individu sakit yaitu pasien.1
Pelayanan kesehatan dapat dilakukan pada level individu maupun level populasi (upaya
kesehatan masyarakat, UKM). Upaya pencegahan primer mencakup promosi kesehatan
(misalnya, pendidikan kesehatan, pemberian makanan tambahan dan mikronutrien) dan
perlindungan spesifik (misalnya, imunisasi untuk mencegah berbagai penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, penggunaan helm dan kacamata pengaman oleh pekerja untuk
mencegah cedera, pengabutan untuk membunuh Aedes aegypti sebagai vektor Demam
Berdarah Dengue.1
Upaya pencegahan sekunder meliputi deteksi dini penyakit (misalnya, skrining hapusan
Pap untuk kanker leher rahim, pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi) dan
pengobatan segera. Upaya pencegahan tersier meliputi rehabilitasi, pemulihan fungsi dan
anatomi, pembatasan kecacatan, pencegahan komplikasi dan rekurensi, dan pencegahan
kematian dini (misalnya, pemberian aspirin pasca infark myokard akut untuk mencegah
rekurensi dan kematian, fisioterapi dan rehabilitasi pasien pasca stroke untuk mengembalikan
semaksimal mungkin fungsi kognitif, afektif dan psikomotor).1
Tabel 3.1 Perbedaan pendekatan kedokteran komunitas dan kedokteran klinis
No Variabel
1
Klien

Kedokteran Klinis
Individu sakit (pasien)

Teori

kuman

Konsep kausasi

(penyebab) masalah
kausa tunggal
kesehatan dan penyakit
Level kausa masalah
Individu
kesehatan dan penyakit
Jenis
pelayanan

kesehatan

5
6
7
8

Theory)

Kuratif

Kedokteran Komunitas
Individu sakit dan sehat, dan anggota
Komunitas
Kausasi
majemuk
(multikausal);
(Germ prioritas kepada faktor risiko perilaku,
sosial dan lingkungan.

Individu, keluarga, komunitas, dan


lingkungannya

Komprehensif (preventif, promotif,


kuratif, rehabilitatif); penekanan pada
pelayanan kesehatan preventif dan
Promotif
Tingkat kecanggihan
Pelayanan medis spesialistik Pelayanan kesehatan esensial (dasar,
pelayanan kesehatan
primer)
Level intervensi
Individu (upaya kesehatan
Individu (UKP) dan komunitas (upaya
(pelayanan kesehatan)
perorangan, UKP)
kesehatan masyarakat, UKM)
Tujuan pelayanan
Ketiadaan penyakit
Ketiadaan penyakit dan perbaikan
kesehatan
(absence of disease)
kualitas hidup
Dampak kesehatan yang Kesehatan individu (pasien) Kesehatan semua anggota komunitas

ingin dicapai

(Health for All)


pembangunan sosial-ekonomi

Tanggungjawab
9

kesehatan

Dokter dan tenaga kesehatan Dokter, tenaga kesehatan profesional,


profesional
dan komunitas

D. Pemeriksaan medis pada komunitas


a. Kedokteran Keluarga
Cabang kedokteran komunitas yang memberikan perhatian
khusus kepada kesehatan keluarga sebagai sebuah unit adalah
kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga (family medicine) adalah
disiplin ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan
kesehatan yang personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan
kepada individu dalam hubungannnya dengan keluarga, komunitas,
dan lingkungannya. Keluarga merupakan sebab dan akibat
kesehatan dan penyakit pada individu. Masalah kesehatan pasien
sering kali disebabkan oleh masalah yang terdapat pada keluarga.
Sebaliknya, masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah
kesehatan keluarga. Terdapat beberapa nilai-nilai utama yang dianut
dalam kedokteran keluarga, diantaranya:1

Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) dan


perhatian khusus kepada hubungan dokter-pasien

Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahmasalah


penyakit pasien tidak hanya disebabkan oleh dimensi fisik
tetapi juga sosial dan psikologi dari pasien, keluarga, dan
komunitasnya. Memberikan perhatian kepada aspek sosial
dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan
masalah fisik pasien. Pendekatan holistik pada pasien sangat
penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi
kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan
fragmentasi pelayanan kesehatan.

Kedokteran pencegahan memberikan dampak kepada


status kesehatan yang lebih panjang daripada kedokteran
kuratif.

Semua usia dokter keluarga melayani orang dari segala


usia.

Dokter keluarga bersedia memberikan pelayanan tidak


hanya di ruang konsultasi klinik tetapi juga di rumah dan

setting pelayanan lainnya.


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan
pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan secara lege artis,
yaitu:2
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan
pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka
memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran serta harapan
pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan
untuk dapat menegakkan diagnosis.
2. Pemeriksaan fifik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang
menunjang, diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding,
dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik dan
bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional,
efektif dan efesien demi kepentingan pasien semata
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan
diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin
dengan pendekatan diagnosis holistik
4. Prognosis
Pada

setiap penegakkan diagnosis,

dokter keluarga

menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis,


derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based)
5. Konseling
Untuk membantu pasien menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan
konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi
pasien pada keasaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dkter keluarga melakukan
konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai atau

berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga


lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis atau diana
kesehatan demi kepentingan pasien semata
7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke
dokter lain yang di anggap lebih piawai dan berpengalaman.
Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis atau diana kesehatan demi
kepentingan pasien semata
8. Tindak Lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan
untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik
dilaksanakan di klinik maupun di tempat pasien
9. Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan
tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan
kewenangan dokter praktik di strata pertama dan demi kepentingan
pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada

setiap

anjuran

pengobatan,

dokter

keluarga

melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti


(evidence based) yang sahih dan terkini demikepentingan pasien
11. Pembinaan Keluarga
Pada saat yang dinilai perlu bahwa penatalaksanaan pasien
akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka
dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga
b. Kedokteran Okupasi
Cabang kedokteran komunitas yang memberikan perhatian
khusus kepada komunitas pekerja adalah kedokteran okupasi.
Kedokteran okupasi (occupational medicine) merupakan sebuah

disiplin ilmu yang mempelajari pengaruh pekerjaan terhadap


kesehatan pekerja dan pengaruh kesehatan pekerja terhadap
pekerjaan. Kedokteran okupasi melakukan intervensi kesehatan
yang ditujukan kepada para pekerja dan lingkungan kerjanya, yang
bersifat pencegahan primer (health promotion, specific protection),
sekunder (early detection and prompt treatment), dan tersier
(disability limitation, rehabilitation, prevention of premature
death).1
Kedokteran okupasi melakukan penilaian tentang berbagai
risiko dan bahaya (hazard) di tempat kerja bagi kesehatan pekerja,
dan menerapkan upaya pencegahan penyakit dan cedera, serta
meningkatkan kesehatan populasi pekerja. Dokter okupasi
melakukan upaya menurunkan risiko, mencegah terjadinya
penyakit dan cedera akibat kerja, dengan menerapkan ventilasi
setempat, penggunaan peralatan protektif perorangan, perubahan
cara bekerja, dan vaksinasi. Dokter okupasi melakukan surveilans
kesehatan melalui skrining/

pemeriksaan kesehatan secara

berkala). Dokter okupasi juga melakukan pencegahan tersier, yakni


melakukan upaya pelayanan medis perorangan pasca penyakit
untuk membatasi kecacatan, disfungsi sisa, dan kematian,
melakukan rehabilitasi, dan mencegah rekurensi penyakit, untuk
memulihkan dan meningkatkan derajat kesehatan masing-masing
pekerja.1
Tetapi dokter okupasi juga memberikan pelayanan medis
langsung kepada pekerja yang sakit. Dokter okupasi menaksir
besarnya masalah dan memberikan pelayanan kuratif untuk
mengatasi masalah penyakit yang dialami pekerja. Dokter okupasi
melakukan penatalaksanaan medis terhadap gangguan-gangguan
penyakit penting yang berhubungan dengan pekerjaan, mencakup
pernapasan, kulit, luka bakar, kontak dengan agen fisik atau kimia,
keracunan, dan sebagainya. Dokter okupasi menganalisis absensi
pekerja, dan menghubungkannya dengan faktor-faktor penyebab.1

Semua kegiatan kedokteran okupasi tersebut ditujukan


untuk

melindungi,

memelihara,

dan

meningkatkan

derajat

kesehatan pekerja. Peningkatan derajat kesehatan pekerja akan


meningkatkan produktivitas laba, dan kelangsungan hidup
perusahaan.1
Pemeriksaan medis pada kedokteran okupasi diantaranya
sebagai berikut:3
1. Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan sebelum seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan
dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan
pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan
kesehatan awal ini meliputi:
a. Anamnese pekerjaan
b.

Penyakit yang pernah diderita

c.

Alrergi

d. Imunisasi yang pernah didapat


e.

Pemeriksaan badan

f.

Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :

- Tuberkulin test
- Psiko test
2. Pemeriksaan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang
disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi.
Makin

besar

resiko

kerja, makin

kecil

jarak

waktu

antar

pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi


pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada
pemeriksaan

awal

dan

bila

diperlukan

ditambah

dengan

pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang


dihadapi dalam pekerjaan.
3.

Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan kesehatan yang


dilakukan pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu
pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat

mengganggu
kesehatan

kesehatan

pekerja.

pengembangan

K3

Sebagai

tidak

unit

hanya

di

sektor

untuk

intern

laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan


paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada
masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif
dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak
berdampak

kesehatan

bagi

pekerja

atau

masyarakat

disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe


act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
1; Bhisma Murti. Kedokteran Komunitas. Surakarta: Fakultas
Kedokteran

Sebelas

Maret.http://fk.uns.ac.id/static/materi/Kedokteran_Komunita
s_Prof_Bhisma_Murti.pdf (diakses 30 Januari 2015)
2; Prasetyawati,

Arsita.

Wawasannya. Surakarta:

Kedokteran

Keluarga

dan

Fakultas Kedokteran Sebelas

Maret.
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_K
ELUARGA_.pdf. (diakses 31 Januari 2015)

Anda mungkin juga menyukai