Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN VIII PEMISAHAN DAN PEMURNIAN


ZAT CAIR DESTILASI DAN TITIK DIDIH
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN VIII
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI DAN TITIK DIDIH

OLEH
NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK
ASISTEN

: ASMAN SADINO
: F1F1 12 092
:C
:V
: AGUNG WIBAWA MAHATVA YODHA S.Si

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR


DESTILASI DAN TITIK DIDIH
A. Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan ini adalah
1. Memahami prinsip destilasi
2. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian
3. Membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya
B. Landasan Teori
Destilasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan campuran
fluida berdasarkan titik didih yang diikuti oleh kondensasi. Data yang diperlukan
dalam penyelesaian persoalan distilasi adalah data kesetimbangan antara fase
liquid dan fase gas. Bentuk dan sumber data kesetimbangan antara fase liquid
dan fase gas diantaranya dapat digambarkan dalam bentuk kurva
kesetimbangan atau diperoleh dengan cara eksperimen. Dua fasa dikatakan
berada dalam kesetimbangan jika temperatur, tekanan, dan potensial kimia dari
masing-masing komponen yang terlibat di kedua fasa bernilai sama (Ni Ketut,
2010).
Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa
cair dan fasa uap. Bila zat non volatile dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka
tekanan uap zat cair tersebut akan turun. Pada larutan yang mengandung dua
komponen volatil yang dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap
masingmasing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa
tekanan uap masing-masing komponen berbanding langsung dengan fraksi
molnya.Pemisahan menggunakan destilasi sederhana seringkali tidak
memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan menambahkan
suatu kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen (still head) dalam
perangkat alat distilasi. Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan
mempersingkat beberapa pekerjaan pemisahan dari destilasi biasa menjadi
hanya satu pekerjaan (Anwar, 2010).
Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik didih.
Proses destilasi ini menggunakan labu destilasi sebagai destilator, kompor listrik
sebagai pemanas dan erlenmeyer sebagai tempat hasil destilasi atau destilat.
Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Penempatan posisi yang
salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel pada
termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan,

tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya,
jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat
padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik
didih cairan murni (Ari, 2008).
Distilasi bertingkat atau distilasi fraksionasi berguna untuk memisahkan
komponen utama ber-dasarkan perbedaan titik didih. Minyak atsiri umum-nya
tidak disuling pada tekanan atmosfir tetapi dalam keadaan vakum, karena pada
tekanan atmosfir dan suhu tinggi dapat menyebabkan dekomposisi. Fungsi
destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari
20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi
dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Jika uap-uap ini
didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke
atas, semakin tidak volatil cairannya (Egi, 2010).
Pemisahan dan pemurnian yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa
murni dari fraksi yang ada.proses pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan
metodde kromatografi kolom. Sebelum pemisahan dan pemurnian dilakukan
terlebih dahulu analisis dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Analisis ini bertujuan untuk menentukan pelarut yang akan digunakan pada saat
pemisahan dengan kromatografi kolom. Pola kromatografi pada KLT menunjukan
pola pemisahan yang terjadi pada kromatografi kolom (Vina, 2010).
Salah satu cara pemisahan atau pemurnian komponen minyak adalah
dengan distilasi fraksional. Distilasi fraksinasi minyak atsiri adalah pemisahan
komponen berdasarkan titik didih dan berat molekulnya. Selama distilasi
berlangsung baik suhu head, suhu flask, suhu mantle cukup konstan, kecuali
suhu heater sedikit berfluktuasi. Hal ini menunjukkan sistem thermostat sangat
baik, sedangkan suhu heater sedikit berfluktuasi dikarenakan heater adalah
sebagai sumber panas untuk menjaga kestabilan suhu sementara tekanan
udara dalam labu dan kolom sangat berfluktuasi. Fluktuasi tekanan inilah yang
dimbangi oleh heater untuk menstabilkan suhu flask dan head (Siti, 2010).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Satu set alat destilasi (Kran air, termometer, pipa penghubung, adaptor, labu
alas bulat, elektromentel, tempat air keluar dari kondensor, tempat air masuk
dari kondensor, kondensor, pemanas, statif dan klem)
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan ini adalah :
- Campuran etanol dengan akuades
- Batu didih

D. Prosedur kerja

- Di rangkai/ dipasang
- Di gambar

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang

memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Jadi ada perbedaan
komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama
supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap
sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak
dapat dilakukan. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawasenyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan
senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi.
Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi,
salah satunya adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana adalah
terdiri atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer,
pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor
(penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan
air keluar, batu didih.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena
yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi,
menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan
sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama.
Destilasi memiliki tujuan dengan pemurnian zat cair pada titik didihnya,
dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi
biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal).
Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan
pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran
senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sampel. Ada
6 jenis destilasi yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap,
destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik. Destilasi sederhana,
pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk
memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi
bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang
berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar
bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau
memiliki Mr yang tinggi.

Praktikum ini menggunakan proses pemisahan dan pemurnian senyawa


organik dari suatu campuran dengan destilasi sederhana, zat-zat yang ingin
dipisahkan memiliki perbedaan titik didih yang besar. Untuk memisahkan zat-zat
dengan titik didih yang berdekatan, digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi
bertingkat.
Percobaan ini akan dipisahkan campuran yang terdiri dari air dan etanol.
Titik didih air adalah 100 oC, sedangkan etanol memilki titik didih 78 oC. karena
kedua zat tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar, maka
destilasi yang digunakan adalah destilasi sederhana. Pada saat campuran
dipanaskan, suhu campuran akan meningkat dan akan ditunjukkan oleh
termometer. Ketika temperatur berada di sekitar 78 oC, yakni titik didih etanol,
temperatur tersebut dijaga agar tetap berada pada titik didih etanol. Hal ini
menunjukkan bahwa pada temperatur 78 oC ini, tekanan uap etanol sama
dengan tekanan atmosfer, sehingga etanol akan menguap sedangkan air akan
tetap berada pada labu destilasi karena pada temperatur tersebut belum
mencapai titik didih air. Akibatnya air akan tetap berada pada fasa cair dan tidak
ikut menguap bersama etanol. Hal ini karena tekanan uap air belum mencapai
tekanan atmosfer. Uap etanol akan bergerak ke atas dan melalui kondensor.
Pada kondensor dialirkan air secara terus-menerus yang berfungsi sebagai
pendingin, sehingga pada kondensor ini terjadi peristiwa kondensasi atau
pengembunan dimana uap etanol didinginkan sehingga mengembun dan
menjadi cairan kembali. Etanol cair kemudian akan mengalir dari kondensor
melalui adaptor, lalu ditampung pada erlenmeyer, dan disebut destilat.
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat
dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan
mendidih. Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang
tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi
tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu.
Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum
dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun
setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan
meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekulmolekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan
kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.
Perbedaan titik didih zat yang dipisahkan sangat mempengaruhi hasil
yang akan didapatkan. Karena apabila titik didih zat campuran itu mempunyai
jarak yang sangat dekat maka dalam pemanasan di khawatirkan zat yang tidak

diingginkan juga ikut menguap karena titik didihnya hampir sama sehingga
destilasi harus dilakukan secara berulang atau bertingkat.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain:
1. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat.
2. Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sampel. Ada 6 jenis
destilasi yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi
vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F., Cokorda, P., dan Mahandari. 2010. Kajian Awal Biji Buah Kepayang Masak
Sebagai Bahan Baku Minyak Nabati Kasar. Jurnal Teknologi Industri. Vol. 4. No.
2, Hal. 5.
Ari, K., dan Hadi, W. 2008. Pembuatan Etanol Dari Sampah Pasar Melalui Proses
Hidrolisis Asam Dan Fermentasi Bakteri Zymomonas Mobilis. Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol. 2. No. 1, Hal. 6.
Egi, A., dkk. 2010. Pemisahan Sitronelal Dari Minyak Sereh Wangi Menggunakan Unit
Fraksionasi Skala Bench. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol. 17. No. 2,
Hal. 49.
Ni Ketut, S. 2010. Vapor-Liquid Equilibrium (VLE) Water-Ethanol From Bulrush
Fermentantion. Jurnal Teknik Kimia, Vol. 5. No. 1, Hal. 363.
Siti, N., Mardawati, E., dan Herudiyanto, M. 2010. Pemisahan Eugenol Dari Minyak
Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi. Teknologi Industri Pangan. Vol. 4.
No. 2, Hal. 2.
Vina, J., Siti, A., dan Mustapha, I. 2010. Isolasi Dan Karakteriasi Senyawa Turunan
Terpenoid Dari Fraksi N-Heksan Momordica Charantia L. Jurnal Sain Dan
Teknologi Kimia. Vol.1 No. 1, Hal. 90.

Anda mungkin juga menyukai