Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MATA KULIAH
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERKEMBANGAN ANAK
HDI/IPM, 32 HAK ANAK, DAN ANALISIS MASALAH KESEHATAN
KESEHATAN ANAK DENGAN PENDEKATAN SISTEM

DOSEN PENGAMPU: METRA SASTRA, SKM., MPH

OLEH
DWI IRHAMNA 1420322036

PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014

1. HDI/IPM di Indonesia dan Sumatera Barat


a. HPI/IDM Indonesia: Indonesia menempati peringkat ke-108 dari 187 negara pada tahun 2013, atau tidak mengalami perubahan
dari tahun 2012. Posisi tersebut menempatkan Indonesia pada kelompok menengah. Skor nilai HDI Indonesia sebesar 0,684,
atau masih di bawah rata-rata dunia sebesar 0,702. Peringkat dan nilai HDI Indonesia masih di bawah rata-rata dunia dan di
bawah empat negara di wilayah ASEAN (Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand). Tiongkok yang pada tahun 1990 masih
di bawah Indonesia,mulai menyusul Indonesia pada tahun 2005.

b. HPI/IDM Sumatera barat: menempati urutan ke 9 tahun (tahun 2012-2013)

c. HPI/IDM kota padang: menempati urutan ke 2 (tahun 2012-2013)

Tabel. HDI/IPM Sumatera Barat per Kabupaten/Kota tahun 2012-2013

Kod
e

Provinsi

Angka
Harapan

Angka
Melek

Ratarata

Pengeluaran
per Kapita

IPM

Peringkat
IPM

Hidup

Huruf

Lama

(tahun)

(persen)
201
201
2
3
-5
-6

(tahun)
201 20
2
13
-7
-8

Disesuaikan
(ribu rupiah
PPP)
2013
-12

201
2
-13

74.7

75.01

613.89

69.26

69.72

19

19

634.99

638.2

72.43

72.98

12

11

8.1

633.78

637.14

72.15

72.46

14

14

7.51

7.6

639.31

642.7

71.8

72.15

15

15

97.41

8.41

8.4

635.6

638.22

75

75.29

94.53

94.86

7.46

7.5

637.05

640.82

72.53

72.93

11

12

69.43

97.87

98.36

8.61

8.6

636.57

640.06

74.11

74.5

69.18

69.2

99.01

99.08

8.01

616.54

620

72.24

72.54

13

13

Pasaman

68.11

68.17

98.84

98.93

7.87

7.9

646.09

649.47

73.78

74.1

10

10

2012
-3

2013
-4

2012
-9

2013
-10

70.02

70.09

97.23

97.38

8.6

8.6

641.85

644.59

68.63

68.72

93.69

93.88

6.52

6.8

611.43

Pesisir Selatan

67.88

67.92

96

96.56

8.23

8.4

Solok
Sawah
Lunto/Sijunjung

67.3

67.33

97.24

97.3

8.04

67.58

67.63

94.8

94.83

Tanah Datar

71.67

71.75

97.27

Padang Pariaman

69.38

69.44

Agam

69.43

Limapuluh Koto

2012
-11

2013
-14

-1
130
0
130
1
130
2
130
3
130
4
130
5
130
6
130
7
130
8
130
9
131
0

-2
SUMATERA
BARAT
Kepulauan
Mentawai

Solok Selatan

64.88

64.94

97.63

97.72

7.86

8.2

619.84

623.15

69.69

70.23

18

18

1311
131
2
137
1
137

Dharmas Raya

66.5

66.55

97.29

97.33

8.24

8.3

612.72

615.5

70.25

70.52

17

17

Pasaman Barat

65.68

65.77

98.32

98.37

8.1

628.04

631.43

71.07

71.39

16

16

Kota Padang
Kota Solok

71.39
70.03

71.44
70.05

99.51
99.21

99.52
99.32

8.06
10.9
4
10.4

11
11

652.88
641.79

656.01
645.09

78.55
76.54

78.82
76.85

2
5

2
5

2
137
3
137
4
137
5
137
6
137
7

9
Kota Sawah
Lunto
Kota Padang
Panjang

72.08

72.11

98.63

98.64

9.4

630.2

633.06

75.87

76.11

11

650.36

653.52

78.51

78.81

99.94

9.42
10.7
4
10.5
9

72.01

72.08

99.32

99.35

Kota Bukit Tinggi


Kota
Payakumbuh

71.85

71.89

99.93

11

658.39

660.99

79.07

79.29

70.94

70.96

99.2

99.36

9.91

9.9

643.67

646.09

76.76

76.99

Kota Pariaman

69.48

69.54

98.94

99.05

9.93

10

634.9

636.08

75.23

75.46

2. 32 Hak Anak
Menurut UNCEF ada 32 Hak Anak, yaitu:
a. Anak berhak untuk:
1. Hidup, tumbuh dan berkembang
2. Bermain
3. Berekreasi (piknik/wisata)
4. Berkreasi
5. Beristirahat
6. Memanfaatkan waktu luang
7. Berpartisipasi
8. Bergaul dengan anak sebayanya
9. Menyatakan dan didengar pendapatnya
10. Dibesarkan dan diasuh orangtua kandungnya sendiri
11. Berhubungan dengan orangtuanya bila terpisahkan
12. Beribadah menurut agamanya
b. Untuk mendapatkan:
13. Nama
14. Identitas

15. Kewarganegaraan
16. Pendidikan dan pengajaran
17. Informasi sesuai usianya
18. Pelayanan kesehatan
19. Jaminan social
20. Kebebasan sesuai hokum
21. Bantuan hukum dan bantuan lain
Jika menjadi korban atau pelaku tindak pidana
c. Untuk mendapatkan perlindungan dari:
22. Perlakuan diskriminasi
23. Ekploitasi ekonomi maupun seksual
24. Penelataran
25. Kekejaman, kekerasan,penganiayaan
26. Ketidakadilan
27. Perlakuan salah lainnya
28. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik
29. Pelibatan dalam sengketa bersenjata
30. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
31. Pelibatan dalam peperangan

32. Sasaran penganiayaan dan penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi

3. Analisis Pendekatan Sistem Masalah Kesehatan Berdasarkan COC (Continuum of Care)


a. Masalah yang ad di puskesmas lubuk kilangan

b. Anaisasit
Komponen input

Manusia
1. Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai faktor risiko kehamilan
2. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan resiko tinggi
3. Kurangnya pendataan secara aktif dan pelaporan mengenai ibu hamil risiko tinggi oleh
bidan poskeskel, bidan praktik swasta, dan kader

Material
1. Tidak adanya media informasi berupa poster, pamflet, dan leaflet mengenai ibu hamil
risiko tinggi di puskesmas, poskeskel, dan rumah praktik bidan swasta
2. Tidak adanya formulir untuk deteksi dini ibu hamil risiko tinggi

Metode
1. Tidak adanya penyuluhan mengenai ibu hamil risiko tinggi.
2. Tidak adanya pembinaan mengenai asuhan antenatal dan kehamilan risiko tinggi bagi
bidan puskeskel, bidan praktik swasta, dan kader

3. Kurang lengkapnya pemeriksaan antenatal terhadap ibu hamil

Lingkungan
1. Tidak adanya Gerakan Sayang Ibu di lingkungan tempat tinggal ibu hamil

Komponen proses

Manusia
1. Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai faktor risiko kehamilan
o Penyuluhan dilakukan secara individual kepada ibu hamil yang melakukan
kunjungan antenatal ke puskesmas dan secara berkelompok kepada ibu hamil
ketika kelas ibu hamil

2. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan resiko tinggi


o Di dalam gedung : penyuluhan dilaksanakan kepada pengungjung puskesmas
sebelum pelayanan dimulai
o Di luar gedung : penyuluhan dilaksanakan dengan mengumpulkan masyarakat di
suatu kelurahan di satu tempat atau melaksanakan penyuluhan ke kelompokkelompok masyarakat seperti PKK,Majelis Talim, dan lain-lain

3. Kurangnya pendataan secara aktif dan pelaporan mengenai ibu hamil risiko tinggi oleh
bidan poskeskel, bidan praktik swasta, dan kader

o Membuat jadwal sweeping, dan melakukan sweeping ke rumah-rumah ibu hamil


bersama bidan siaga dan kader serta
o meminta bidan siaga, bidan desa dan kader melakukan pencatatan dan pelaporan
secara berkala data ibu hamil beresiko tinggi dan memuat dalam table kohort

Material
1. Tidak adanya media informasi berupa poster, pamflet, dan leaflet mengenai ibu hamil
risiko tinggi di puskesmas, poskeskel, dan rumah praktik bidan swasta
o Membuat poster, pamflet dan leaflet tentang ibu hamil resiko tinggi,membuat
anggaran dana untuk pembuatan poster,leaflet, dan pamflet pada POA yang akan
di ajukan ke DKK, pembagian serta pemasangan poster di gedung puskesmas,
puskeskel, dan rumah praktik bidan swasta

2. Tidak adanya formulir untuk deteksi dini ibu hamil risiko tinggi
o Bekerjasama dengan DKK dalam pengadaan formulir skoring pendeteksian dini
ibu hamil resiko tinggi, sosialisasi pada bidan praktik swasta, bidan siaga,kader
dan petugas puskesmas mengenai tata cara pengisian formulir dan pembagian
formulir kepada bidan dan kader

Metode
1. Tidak adanya pembinaan mengenai asuhan antenatal dan kehamilan risiko tinggi bagi
bidan puskeskel, bidan praktik swasta, dan kader

o Penjadwalan dan pengorganisasian kegiatan penyuluhan dan workshop,


bekerjasama dengan DKK dalam hal pendanaan dan narasumber workshop,
pelaksanaan penyuluhan dan workshop yang melibatkan partisipasi aktif bidan
dalam kegiatannya

Lingkungan
1. Tidak adanya Gerakan Sayang Ibu di lingkungan tempat tinggal ibu hamil
o Mensosialisasikan pembentukan gerakan sayang ibu kepada camat, lurah, dan
masyarakat.
o Membentuk perkumpulan suami siaga yang terdiri dari suami siaga, tabulin, beras
jumputan, dan ambulan siaga pada masing-masing kelurahan dengan kegiatan
berupa penyuluhan, simulasi siaga kegawatdaruratan ibu hamil

Komponen output

Pengetahuan ibu hamil bertambah dengan diadakannya penyuluhan secara berkelanjutan


sehingga ibu lebih waspada dengan kehamilannya

Pengetahuan masyarakat bertambah tentang kehamilan

resiko tinggi sehingga

masyarakat mampu membantu tenaga kesehatan dalam melakukan deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi

Terkunjunginya semua ibu hamil ketika kegiatan sweeping

Bidan siaga, bidan praktik swasta, dan kader secara aktif melaksanakan pencatatan dan
pelaporan data ibu hamil resiko tinggi di wilayahnya

Terlaksanya pembinaan bagi bidan siaga,bidan praktik swasta,petugas puskesmas dan


kader

Terlaksananya gerakan saying ibu

Terpasangnya poster dan pamflet di lokasi-lokasi strategis dalam gedung puskesmas,


puskeskel dan rumah praktik bidan swasta,

Kader dan bidan memiliki dan mengisi formulir scoring pendeteksian dini bumil risti

Terbentuknya perkumpulan gerakan saying ibu yang mampu memberikan dukungan bagi
ibu hamil dalam hal pemeriksaan,perawatan, menghadapi kondisi gawat darurat ibu hamil
sehingga tercipta iklim siaga ibu hamil yang baik.

Kesimpulan
Masalah yang ditemui di puskesmas lubuk kilangan yaitu rendahnya deteksi dini ibu
hamil resiko tinggi dikarenakan beberapa factor penyebab yaitu: masih kurangnya pengetahuan
ibu hamil, masih kurangnya pengetahuan masyarakat , kurangnya pendataan secara aktif dan
pelaporan oleh bidan poskeskel, bidan praktik swasta, dan kader , tidak adanya penyuluhan ,
tidak adanya pembinaan bagi bidan puskeskel, bidan praktik swasta, dan kader , kurang
lengkapnya pemeriksaan antenatal terhadap ibu hamil , tidak adanya media informasi berupa
poster, pamflet, dan leaflet di puskesmas, poskeskel, dan rumah praktik bidan swasta , tidak
adanya formulir untuk deteksi dini ibu hamil risiko tinggi , dan tidak adanya Gerakan Sayang Ibu
di lingkungan tempat tinggal ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai