Kista Ovarium
Kista Ovarium
A.
1.
Definisi Kasus
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada
Klasifikasi
1) Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional)
a) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda, sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah ovulsi.
Kista ini bisanya asimptomotik kecuali jika robek, dimana kasus ini
terdapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya meyusut
setelah 2-3 siklus menstrusi.
b) Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesteron
akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,
tendenderness pada ovari, keterlambatan menstuasi dan siklus menstuasi
yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan
haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang selama
1-2 siklus menstruasi.
c) Sindroma rolisistik ovarium
Terjadi ketika endokrin tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang
terlalu tinggi, testosteron dan LH serta penurunan sekresi FSH. Tanda
dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan)
mens tidak teratur, infertilitas.
kista
fungsional
yang
disertai
perdarahan
sehingga
Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
1)
2)
b)
c)
d)
e)
f)
Sering stress
g)
Zat polutan
Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu
yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
4.
Manifestasi Klinik
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian
besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau
komplikasi tumor tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak
menimbulakan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a.
c.
berkemih.
c.
Asites
Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak nafas. Bila sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan
bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan
tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein.
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker
ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan
operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium
sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.
5.
Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan
FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang
stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan
4
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel
anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen
dan pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik
muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring
dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan
perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut,
cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan
abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
(Price, Wilson,2006).
6.
Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi
b. Laparaskopi
c. Hitung darh lengkap
7.
Penatalaksanaan medis
Pengangkatan
kista
ovariumyang
besar
biasanya
adalah
tindakan
pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, konsepsi oral
dapat digunakan untuk menekan aktifitas ovarium dan menghilangkn kista.
Perawatan
paska
operasi
seetelah
pembedahan
serupa
dengan
1.
Pengkajian fokus
a.
Biodata Klien
b.
c.
Keluhan utama
Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa
5
lelah.
d. Riwayat penyakit dahulu
molahidatidos / kehamilan
anggur, kehamilan ektopik.
e.
f.
g.
Riwayat Obestri
Pola Kebiasaan
1)
Aktivitas / istirahat
Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti: nyeri, cemas,
berkeringat malam.
2)
Sirkulasi.
3)
Integritas ego
bentuk tubuh.
6
4)
5)
6)
Anorexsia, mual-muntah.
Intoleransi makanan.
Nyeri
Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)
h.
Inspeksi
Kepala
Mata
Leher
: Tampak
adanya
pembesaran
kelenjar
limfe
dan
Dada
vena-vena abdomen,
tampak pembesaran striae.
Genitalia
Palpasi
Leher
Pembesaran
kelenjar
limfe
dan
kelenjar
7
submandibularis.
Ketiak
Payudara
Perkusi
Abdomen
hepar.
Refleks
4)
Auskultasi
Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta abdominalis
arteri renalis dan arteriiliaca.
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
2. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
3. PK: perdarahan
b. Post operasi
1) Nyeri akut b/d agen injuri fisik
2) Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
3) Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)
3. Perencanaan
Pre Operasi
NO
1.
DIANGOSA
INTERVENSI (NIC)
TUJUAN (NOC)
KEPERAWATAN
dilakukan
asuhan
diharapkan
nyeri
pasien
Pain Management
Lakukan
pengkajian
nyeri
berkurang
secara
NOC :
v Pain Level,
v Pain control,
faktor presipitasi
v Comfort level
menggunakan
nyeri,
bantuan)
v
Melaporkan
bahwa
berkurang
menggunakan
nyeri
untuk
nonfarmakologi
mengurangi
Kriteria Hasil :
penyebab
komprehensif
Kaji
kultur
yang
nyeri)
mencari
dan
Menyatakan
rasa
dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
(farmakologi,
farmakologi
dan
9
non
inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
2.
Kecemasan
diagnosis
bd Setelah
dilakukan
pembedahan
Reduction
(penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang
v Anxiety control
menenangkan
v Coping
Kriteria Hasil :
harapan
terhadap
pelaku
mengungkapkan
gejala
cemas
apa
yang
dirasakan
dan
tehnik
Temani
pasien
untuk
mengontol cemas
mengurangi takut
tubuh
dan
tingkat prognosis
menunjukkan
berkurangnya kecemasan
perhatian
Identifikasi
tingkat
kecemasan
Bantu pasien mengenal
situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong
pasien
mengungkapkan
untuk
perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan
menggunakan
pasien
teknik
relaksasi
Barikan
3.
PK: Perdarahan
Setelah
dilakukan
asuhan
obat
untuk
mengurangi kecemasan
Monitor
tanda-tanda
pasien
HB
dan
factor
pembekuan
Berikan vitamin tambahan
dan pelunan feses
11
Post Operasi
NO
1.
DIANGOSA
Nyeri
akut
INTERVENSI (NIC)
TUJUAN (NOC)
KEPERAWATAN
b.d Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
3x24
jam
selama
Pain Management
Lakukan
pengkajian
nyeri
komprehensif
diharapkan nyeri pasien secara
termasuk lokasi, karakteristik,
berkurang
durasi, frekuensi, kualitas dan
NOC :
faktor presipitasi
v Pain Level,
v Pain control,
dari ketidaknyamanan
v Comfort level
Kriteria Hasil :
menggunakan
Kaji
kultur
yang
manajemen nyeri
masa lampau
dan
nyeri)
v
Tanda
vital
rentang normal
nyeri
(farmakologi,
farmakologi
dan
non
inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
2.
asuhan
pertahanan primer
selama
keperawatan infeksi)
3x
24
diharapakan
jam
lingkungan
terkontrol
NOC :
v Immune Status
v
Bersihkan
perlu
Knowledge : Infection
Instruksikan
pada
control
v Risk control
Kriteria Hasil :
setelah
berkunjung
Gunakan
sabun
untuk
cuci
penyakit, tangan
yang
mempengaruhi
Cuci
sebelum
13
tangan
dan
setiap
sesudah
penularan
penatalaksanaannya,
v
Menunjukkan tangan
kemampuan
mencegah
timbulnya
sarung
sebagai
alat
Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
baju,
untuk pelindung
infeksi
v
Gunakan
Menunjukkan
hidup sehat
central
sesuai
dan
dressing
dengan
petunjuk
Gunakan
kateter
umum
intermiten untuk menurunkan
infeksi kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection
Protection
kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung
teknik
kulit
dan
pasien
dan
kecurigaan
infeksi
3.
keperawatan managemen
(nyeri
selama
3x24
pembedahan)
diharapakan
jam
menunjukkan
kebersihan diri
pasien
NOC :
Kowlwdge
dengan
disease (oral,tubuh,genital)
process
Kowledge
health pentingnya
Behavior
kebersihan diri
Kriteria Hasil :
menjaga
Pasien
pasien
dalam
menjaga
menunjukkan
kebersihan
v Pasien nyaman
DAFTAR PUSTAKA
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Womens Health Care. Seventh edit.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
16
Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
17