Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Anna Maulina Kustantie, S.Kep
NIM I4B112031
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
NIM
JUDUL LP
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan
Ermadayanti, S.Kep., Ns
NIP.19870321 201101 2 012
A. Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.
Asuhan antenatal adalah pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan
informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penuyakit yang
menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan
resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). Asuhan antenatal
juga untuk mempersiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (weel born
baby) dan kesehatan ibu yang baik (well health mother), mempersiapkan pemeliharaan
bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala
nifas.
B. Tujuan
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67),
tujuan Ante Natal Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
C. Proses kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan
sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya
bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiate: Dari 200 300 juta hanya 300 500
yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena
sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida: Spermatozoa lain ternyata bisa menempel
dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma: Setelah menyatu maka
akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom
dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan
XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 5
hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput
lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 3 hari setelah ovulasi).
Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok kelok.
Jaringan ini mengandung banyak cairan.
d. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
1. Masa pre embryonic: Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya
fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian
emosi
Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
Mual dan muntah (morning sickness): Merupakan respon awal tubuh
terhadap tingginya kadar progesteron, dapat disebabkan karena gangguan
pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6 dan
sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg
setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar
0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan
darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun
berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkn pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu
dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan
pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3
diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan setelah setahun TT4
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan
dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,
serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan
maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga
diperlukan
gunan
mempersiapkan
rujukan
nantinya.
Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada
tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang
persiapan
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g. Perut membesar.
h. Psikologis: Perasaan gembira
dengan
penerimaan
kehamilan
akan
napas
panjang
dan
menghembuskannya.
Pada
saat
Frekuensi
pernapasan
dapat
meningkat
terhadap
herpes
simpleks tipe 2
8) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
kunjungan prenatal.
Diagnosa Keperawatan yang lazim muncul
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko
tinggi terhadap b/d mual muntah
b. Resiko kekurangan volume cairan f.r muntah
c. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang
nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
d. Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
e. Ketidakefektifan pola nafas b/d penekanan/pergeseran diafragma.
f. gangguan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
g. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
h. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
i. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko
tinggi terhadap b/d mual muntah
Intervensi: Mengikuti diet yang dianjurkan dan Mengkonsumsi
suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Rencana Tindakan:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau
sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan
kondisi rambut, kuku, dan kulit,
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari
17 tahun atau lebih dari 35 tahun),
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien
lansia mungkin cenderung obesitas/DM
Ht,
Rasional:
dalam
meminimalkan
mual/muntah
diharapkan
kecemasan berkurang/hilang.
Intervensi:
1) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan.
Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan
menentukan arah dan kemungkinan pilihan/ intervensi.
2) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan
diagnosa.
Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress,
membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap
pilihan.
3) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji
pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi
pada
pasangan
yang
telah
penyimpangan kromosom.
4) Berikan bimbingan antisipasi
melahirkan
dalam
anak
hal
dengan
perubahan
fisik/psikologis.
Rasional: dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada
pasangan.
d. Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Intervensi:
1) Buat hubungan saling percaya antara perawat klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan
saling percaya
2) Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional:
Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman
informasi dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar
tersebut jelas.
4) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional:
mempertahankan hubungan.
5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan
dan hasil positif ibu/bayi.
e. Ketidakefektifan pola pernapasan
b/d
penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1) Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada
kira-kira 60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital
meningkat.
diafragma
Fungsi
untuk
pernapasan
turun
pada
diubah
inspirasi.
saat
kemampuan
Berkurang
oleh
pembesaran ulkus.
2) Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan
yang disebabkan kelebihan
3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi
paru.
4) Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24
32 mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa O2.
f. gangguan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perubahan
eliminasi teratasi.
Intervensi:
1) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
Rasional: membantu klien memahami alas an fisiologi dan
frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester
ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan
sering berkemih.
2) Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 8
gelas sehari.
ansietas
yang
berlebihan,
kegembiraan,
mengakibatkan
dispnea
khususnya
pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
2. Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.
EGC: Jakarta
3. Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
4. Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
5. Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta
6. Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi
& Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
7. Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc.
8. McCloskey, Joanne C, 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc.