Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Topik :
Gout Artritis
Tanggal (kasus) :
Desember 2015
Presenter :
dr. Agus Subhan
Tanggal Presentasi :
Januari 2016
Pendamping : dr. Fera Novisarlita
Tempat Presentasi :
Puskesmas Tanjung Enim
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi Anak
Remaja Dewasa
Lansia
Bumil
Perempuan usia 51 tahun mengalami nyeri hilang timbul pada sendi
Deskripsi :
lengan kanan, sendi-sendi jari tangan kanan dan kiri.
Tujuan :
Menegakkan diagnosis dan mengobati gout artritis
Bahan
Bahasan :
Cara
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Membahas :
Diskusi
Nama : Ny. K
Pos
Data Pasien :
Umur
: 51 tahun
Alamat : T. Rejo
Agama : Islam
Nama Klinik: Poli Lansia PKM Tanjung Enim
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Telp : (-)
Terdaftar sejak :
Gout Artritis, tampak sakit ringan dengan keluhan utama nyeri hilang timbul
pada sendi lengan kanan, sendi-sendi jari tangan dan kiri, nyeri lebih dirasakan jika
digerakkan, disertai demam sejak 2 hari yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat ke Puskesmas, ke Praktik Dokter ataupun ke Rumah Sakit
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
-
Riwayat nyeri pada sendi bahu dan jari tangan sering dirasakan pasien 1 tahun
terakhir
1. Subjektif :
Pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke Poli Lansia Puskesmas Tanjung
Enim dengan keluhan utama nyeri hilang timbul pada sendi lengan kanan, sendi2
sendi jari tangan dan kiri, nyeri lebih dirasakan jika digerakkan, keluhan dirasakan
sejak 2 hari yang lalu ketika pasien bangun tidur, jari tangan kanan dan kiri
awalnya terasa kaku, kaku dirasakan kurang dari 5 menit dan nyeri hilang . Pada
saat serangan, nyeri dan terasa panas sampai pasien merasa sakit jika jari-jari
digerakkan, keluhan tersebut dirasakan hilang timbul dan disertai dengan badan
terasa panas.
2. Objektif :
Keadaan Umum :
- Tekanan darah
- Nadi
- Pernapasan
- Suhu
- Tinggi badan
- Berat badan
- IMT
Keadaan spesifik :
Kepala dan leher :
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
: 110/ 80 mmHg
: 86 x/menit
: 20 x/menit
: 37,888 C
: 163 cm
: 55 kg
: 55 kg/(1,63 m)2 = 20,70 kg/m2 Kesan: Normoweight
Thoraks
Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: timpani
: bising usus (+) normal
pembengkakan pada sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering
terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain
yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan,
dan siku. Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama.
Serangan biasanya berawal pada malam hari sampai pagi hari. Kekakuan akibat gout
hadir hanya pada saat serangan terjadi, yang biasanya di malam hari setelah
mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti pada pasien ini yaitu keluhan timbul
setelah pasien makan kacang-kacangan dan jeroan.
4. Planning :
Diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
Gout Artritis
A. DEFINISI
6
Arti/istilah Gout berasal dari kata gutta, berarti tetesan. Dahulu kala gout dianggap
akibat adanya tetesan jahat yang masuk ke dalam sendi. Namun seiring berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menurut para ahli sekarang kita tahu bahwa artritis
pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui secara
jelas dan dapat diobati secara sempurna.
Gout adalah penyakit yang disebabkan penimbunan kristal monosodium urat
monohidrat di jaringan akibat adanya supersaturasi asam urat. Gout ditandai dengan
peningkatan kadar urat dalam serum, serangan artritis gout akut, terbentuknya tofus,
nefropati gout dan batu asam urat.4,
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar
asam urat di dalam darah (hiperurisemia).8
Tofus adalah nodul berbentuk padat yang terdiri dari deposit kristal asam urat yang
keras, tidak nyeri dan terdapat pada sendi atau jaringan. Tofus merupakan komplikasi
kronis dari hiperurisemia akibat kemampuan eliminasi urat tidak secepat produksinya.
Tofus dapat muncul di banyak tempat, diantaranya kartilago, membrana sinovial, tendon,
jaringan lunak dan lain-lain.
B. EPIDEMIOLOGI
Arthritis gout lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan,
puncaknya pada dekade ke-5. Di Indonesia, arthritis gout terjadi pada usia yang lebih
muda, sekitar 32% pada pria berusia kurang dari 34 tahun. Pada wanita, kadar asam urat
umumnya rendah dan meningkat setelah usia menopause. Prevalensi arthritis gout di
Bandungan, Jawa Tengah, prevalensi pada kelompok usia 15-45 tahun sebesar 0,8%;
meliputi pria 1,7% dan wanita 0,05%. Dari berbagai penelitian tentang epidemiologi
penderita gout artritis, terdapat suatu fenomena bahwa penyakit ini terutama menyerang
orang dengan usia diatas 45 tahun dan prevalensi ini kan semakin meningkat seiring
meningkatnya umur. Di Minahasa (2003), proporsi kejadian arthritis gout sebesar 29,2%
dan pada etnik tertentu di Ujung Pandang sekitar 50% penderita rata-rata telah menderita
gout 6,5 tahun atau lebih setelah keadaan menjadi lebih parah.4
C. ETIOLOGI
Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi
sel. Beberapa orang yang menderita gout membentuk lebih banyak asam urat dalam
tubuhnya dan tubuh tidak efektif dalam membuang asam urat melalui air seni, sehingga
asam urat menumpuk dalam darah. Genetik, jenis kelamin dan nutrisi (peminum alkohol,
obesitas) memegang peranan penting dalam pembentukan penyakit gout.24,6
Oleh karena itu penyebab gout adalah hiperurisemia umum. Asam urat, urin produk
degradasi, disintesis terutama di hati. 2 / 3 dari total asam urat diekskresi oleh ginjal, dan
sisanya disekresi ke dalam usus. Menyebabkan hiperurisemia dapat dibagi menjadi
sebagai akibat dari gangguan atas produksi dan gangguan akibat penurunan klirens urat
di ginjal. Sebagian besar kasus gout (90%) berasal dari urat sekresi asam menurun. 5%
dari pasien mengalami over produksi asam sebagai akibat dari defek enzim otot yang
diturunkan (fosforibosiltransferase adenin defisiensi hipoksantin-guanin (juga dikenal
sebagai sindrom Lesch-Nyhan) atau lebih kegiatan sintetase 1-pirofosfat 5phosphoribosyl). Pasien-pasien ini dapat diidentifikasi karena mereka mengekskresi >
800 mg asam pada saraf air seni mereka selama periode 24 jam.7
Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout bergantung pada faktor
penyebab terjadinya hiperurisemia.4,5,9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D. KLASIFIKASI
A. Gout primer (90% dari semua kasus):
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau
akibat penurunan ekskresi asam urat. Pada kelompok ini 99 % penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Tetapi umumnya berkaitan dengan faktor genetik atau
hormonal. Gout Primer ,memiliki pewarisan yang multifaktorial dan berkaitan
dengan produksi berlebih asam urat dengan ekskresi asam urat yang normal atau
meningkat atau produksi asam urat yang normal dengan ekskresi yang kurang;
penggunaan alkohol dan obesitas merupakan faktor predisposisi. Kasus primer
dengan persentase yang kecil berkaitan dengan defek enzim tertentu (misalnya
defisiensi parsial enzim HGPRT [hypoxanthine-guanine phosphoribosyltransferase]
yang berkaitan dengan kromosom X).
Pada faktor genetik, penyakit asam urat berkaitan dengan kelainan enzim.
Sedangkan pada faktor hormonal, penyakit ini bekaitan dengan hormon Estrogen.
Dalam hal ini hormon Estrogen berperan dengan membantu pengeluaran asam urat
melalui urin. Hal ini menyebabkan pria umumnya beresiko terkena asam urat lebih
besar karena kadar Estrogennya jauh lebih sedikit daripada wanita. Akan tetapi tidak
menutup kemungkinan wanita juga dapat menderita asam urat, terutama setelah
menopause.
B. Gout sekunder
Gout Sekunder (10% dari semua hasus): Sebagian besar berkaitan dengan
peningkatan pergantian asam nukleat yang terjadi pada hemolisis kronik,
polisitemia, leukemia dan limfoma. Yang lebih jarang ditemukan adalah pemakaian
obat-obatan (khususnya diuretik, aspirin, asam nikotinat dan etanol) atau gagal ginjal
kronik yang menimbulkan hiperurisemia simtomatik. Intoksikasi timbal (timah
hitam) dapat menyebabkan penyakit saturnine gout. Kadang-kadang defek enzim
tertentu
yang
menyebabkan
penyakit
von
Gierke
(penyakit
simpanan
kemudian
terakumulasi
peradangan.4,6
9
Kesemutan dan nyeri hebat pada persendian terutama pada jari kaki, pergelangan
tangan, kaki, lutut, dan sikut. Gejala ini biasanya monoartikular (hanya menyerang
satu sendi ).
Hiperurisemia Asimptomatik
Nilai normal asam urat serum pada laki-laki adalah 5,11,0 mg/dl, dan pada
perempuan adalah 4,01,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada
seseorang dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala
10
selain peningkatan asam urat serum dan hanya sekitar 20% dari pasien hiperurisemia
asimptomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut.
Stadium Interkritikal
Merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut,
namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan proses
peradangan tetap berlanjut walaupun tanpa keluhan. Keadaan ini dapat terjadi satu
atau beberapa kali pertahun, atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut.
F. DIAGNOSIS
Menurut Kriteria ACR ( American Collage of Rheumatology ) diagnosis dapat
ditegakkan jika:4,8
1. Didapatkan kristal monosodium urat didalam cairan sendi, atau
2. Didapatkan tofus yang mengandung kristal MSU, atau
11
b.
c.
Serangan monoartritis
d.
e.
f.
g.
h.
Dicurigai tofus
i.
Hiperuricemia
j.
k.
l.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam
urat
normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 6 mg/dl.
Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.9
Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
Eosinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi
dari asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam
urat urin
gangguan ekskresi
Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu
toilet
selama
waktu
pengumpulan.
Biasanya
diet
purin
normal
Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan
tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang
progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah
sinavial sendi.4,6
Foto Polos
Foto polos dapat digunakan untuk mengevaluasi gout, namun, temuan
umumnya baru muncul setelah minimal 1 tahun penyakit yang tidak terkontrol. Bone
scanning juga dapat digunakan untuk memeriksa gout, temuan kunci pada scan
tulang adalah konsentrasi radionuklida meningkat di lokasi yang terkena dampak.
13
yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan
bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku,
dan lutut. Dalam keadaan yang parah dapat menyebabkan kerapuhan tulang
sehingga menyebabkan kelainan bentuk terutama pada tangan dan jari-jari. Tanda
lainnya yaitu persendian terasa kaku terutama pada pagi hari, rasa letih dan lemah,
otot-otot terasa kejang, persendian terasa panas dan kelihatan merah dan mungkin
mengandung cairan, sensasi rasa dingin pada kaki dan tangan yang disebabkan
gangguan sirkulasi darah.
Gejala ekstra-artikuler yang sering ditemui ialah demam, penurunan berat
badan, mudah lelah, anemia, pembesaran limfe dan jari-jari yang pucat. Penyakit ini
belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga berhubungan dengan
penyakit autoimmunitas. Rheumatoid arthritis lebih sering menyerang wanita
daripada laki-laki. Walaupun dapat dapat meyerang segala jenis umur, namun lebih
sering terjadi pada umur 30-50 tahun.4,5
I. PENATALAKSANAAN
Setiap stadium gout yaitu stadium akut dan interkritikal memerlukan pengobatan
agar tidak menimbulkan komplikasi. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada jaringan,
terutama persendian.
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik.
Tujuan pengobatan adalah :
Meredakan nyeri dan inflamasi serangan akut
Menghentikan serangan akut secepat mungkin,.
Mencegah memburuknya serangan dan
mencegah efek jangka panjang:
Kerusakan sendi
Kerusakan organ terkait misalnya ginjal
Menurunkan kadar urat serum pada pasien simptomatis
Menurunkan resiko batu asam urat
Menurunkan pembentukan tophi.
1.
Non Medikamentosa
Bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri
terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan
tinggi purin dan memilih yang rendah purin.4,6
Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin :
Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100
gram
makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol
gram
makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerangkerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis,
air putih.
16
lebih lanjut.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap
dan
Medikamentosa
Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejalagejala
dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan. Gout secara
umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk di dalamnya adalah : 4,5,6
a. Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap
NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin berkompetisi dengan
asam urat dan dapat memperparah serangan akut gout. Sebagai alternatif,
merupakan terapi lini kedua, adalah kolkisin (colchicine). Keputusan memilih
NSAID atau kolkisin tergantung pada keadaan pasien, misalnya adanya
penyakit penyerta lain/komorbid, obat lain yang juga diberikan pada pasien
pada saat yang sama, dan fungsi ginjal. Tidak ada studi terkontrol yang
membandingkan kolkisin dengan NSAID untuk penanganan gout.
Kolkisin merupakan obat pilihan jika pasien juga menderita penyakit
kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang mendapat diuretik untuk gagal
jantung dan pasien yang mengalami toksisitas gastrointestinal, kecenderungan
perdarahan atau gangguan fungsi ginjal. Obat yang menurunkan kadar asam urat
serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon)
tidak boleh digunakan pada serangan akut. Pasien biasanya sudah mengalami
hiperurisemia selama bertahuntahun sehingga tidak ada perlunya memberikan
terapi segera untuk hiperurisemianya. Obatobat tersebut dapat menyebabkan
mobilisasi simpanan asam urat ketika kadar asam urat dalam serum berkurang.
Mobilisasi asam urat ini akan memeprpanjang durasi serangan akut atau
menyebabkan serangan artritis lainnya. Namun, jika pasien sudah terstabilkan/
menggunakan allopurinol pada saat terjadi serangan akut, allopurinol tetap terus
diberikan. 10,11
17
NSAID
NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangangout akut.
sudah
dikontraindikasikan
dicoba
pada
tapi
pasien
tidak
dengan
berhasil.
riwayat
Penggunaannya
ulkus
peptik,
lanjut usia dengan gangguan fungsi ginjal ringan. NSAID lain yang umum
digunakan untuk mengatasi episode gout akut adalah: 10,11
Naproxen awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam awal 40 mg, kemudian 10 20 mg/hari
Diclofenac awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam,
kemudian 50 mg dua kali/hari selama 8 hari.
Indometasin
1. Pemberian oral
Dosis initial 50 mg dan diulang setiap 6-8 jam tergantung
beratnya serangan akut. Dosis dikurangi 25 mg tiap 8 jam sesudah
serangan akut menghilang. Efek samping yang paling sering
adalah gastric intolerance dan eksaserbasi ulkus peptikum.
2. Pemakaian melalui rektal
18
inhibitor
yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi cukup
mahal, dan bermanfaat terutama untuk pasien yang tidak tahan terhadap
efek gastrointestinal NSAID nonselektif. COX2 inhibitor mempunyai
resiko efek samping gastrointestinal bagian atas yang lebih rendah
disbanding NSAID nonselektif. Banyak laporan mengenai keamanan
kardiovaskular obat golongan ini, terutama setelah penarikan rofecoxib dari
peredaran.
Review dari Eropa dan CSM mengenai keamanan COX2 inhibitor
mengkonfirmasi bahwa obat golongan ini memang meningkatkan resiko
thrombosis misalnya infark miokard dan stroke) lebih tinggi dibanding
NSAID nonselektif dan plasebo. CSM menganjurkan untuk tidak
meresepkan COX2 inhibitor untuk pasien dengan penyakit iskemik,
serebrovaskuler atau gagal jantung menengah dan berat. Untuk semua
pasien, resiko gastrointestinal dan kardiovaskuler harus dipertimbangkan
sebelum meresepkan golongan obat COX2 inhibitor ini. CSM juga
menyatakan bahwa ada keterkaitan antara etoricoxib dengan efek pada
tekanan darah yang lebih sering terjadi dan lebih parah dibanding COX2
inhibitor lain dan NSAID nonselektif, terutama pada dosis tinggi. Oleh
karena itu, etoricoxib sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang
hipertensinya belum terkontrol dan jika pasien yang mendapat etoricoxib
maka tekanan darah harus terus dimonitor. 10,11
Colchicine.
Sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada penyakit
gout. Obat ini memberi hasil cukup baik bila pemberiannya pada
permulaan serangan. Sebaliknya kurang memuaskan bila diberikan
sesudah beberapa hari serangan pertama. Cara pemberian colchicines:
10,11
1.
Intravena
19
dalam 24 jam.
Pemberian oral
Dosis yang biasa diberikan sebagai dosisin itia l adalah 1 mg
kemudian diikuti dengan dosis 0.5 mg setiap 2 jam sampai timbul
gejala intioksikasi berupa diare. Jumlah dosis colchicine total
biasanya antara 4-8 mg
Kortikosteroid
Dapat diberikan pada orang yang tidak dapat menggunakan
NSAIDs. Steroid bekerja sebagai anti peradangan. Steroid dapat diberikan
dengan suntikan langsung pada sendi yang terkena atau diminum dalam
bentuk tablet. Obat ini digunakan bila terdapat kontraindikasi bagi
pemberian colchicine dan indometasin :
a. Hiperurikemia merupakan indikasi untuk diagnosis gout
b. Semua podagra disebabkan oleh gout
c. Semua erosi para artikuler tulang disebabkan oleh gout.
d. Artritis pasca operasi selalu disebabkan oleh gout
e. Colchicine menurunkan asam urat serum.
b. Penatalaksanaan gout kronik
20
pasien
dengan
hiperurisemia
yang
sedikit
Probenesid
Indikasi : Berfungsi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan sendi
serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, dan tidak efektif untuk
serangan
akut.
Probenesid
juga
berguna
untuk
pengobatan
22
Salisilat
mengurangi
efek
probenesid.
Sulfinpirazon
Indikasi: Berfungsi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan sendi
serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, dan tidak efektif untuk
serangan
akut.
Probenesid
juga
berguna
untuk
pengobatan
hiperurisemia sekunder.
Farmakodinamik: Salisilat mengurangi efek probenesid. Probenesid
menghambat eksresi renal dari sulfinpirazon, indometasin, penisilin,
PAS, sulfanomid, dan juga berbagai asam organik, sehingga dosis obat
tersebut harus disesuaikan bila diberikan bersamaan.
Dosis : 2x 250 mg/hari selama seminggu, dilanjutkan dengan 2x 500
mg/hari
Kontra Indikasi: Gangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reaksi alergi
J. PENCEGAHAN
Makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein sudah lama diketahui
dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena gout. Untuk menurunkan kadar
asam urat dalam darah dapat dilakukan sebagai berikut : 12
1.
Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang
kelebihan berat badan, berat badannya
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat
2.
Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa
akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
3.
Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam
urat
dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah
yang
tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang
atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein
nabati yang berasal dari susu,
4.
Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak
2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau
kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon,
blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buahbuahan yang lain juga boleh dikonsumsi
Tanpa alcohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
K. PROGNOSIS
Pasien yang telah menderita arthritis gout tidak akan sembuh sepenuhnya.
Pasien
25