Anda di halaman 1dari 3

1.

Luka bakar
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter.
Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga menimbulkan
efek sistemik yang sangat kompleks. Penyebab luka bakar yang tersering
adalang terbakar api langsung yang dapat dipicu atau diperparah dengan
adanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin, gas kompor rumah
tangga, cairan dari tabung pemantik api. Luka bakar biasanya dinyatakan
dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Berat luka
tergantung pada dalam, luas dan letak luka. Derajat luka bakar :
a. Luka bakar derajat 1 : hanya mengenai epidermis dan biasanya
sembuh dalam 5-7 hari.
b. Luka bakar derajat 2 : mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada
elemen epitel sehat yang tersisa. Gejala yang timbul adalah nyeri,
gelembung atau buula berisi cairan eksudat.
c. Luka bakar derajat 3 : meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin
subkutis, atau organ yang lebih dalam. Tidak ada bula dan tidak nyeri.
Penanganan luka bakar
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh.
Pertolongan pertama setelah sumber panas hilang adlah merendam daerah
luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama
sekurang kurangnya 15 menit. Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan
utama adalah mendinginkan daerah yang terbakar dengan air dan menutup
permukaan luka. Pada luka bakar luas dan dalam, pasien harus dibawa
segera ke rumah sakit.
Berikan cairan intravena dengan menghitung kebutuhan cairan dengan
cara Evans adalah 1) luas luka dalam persen x berat badan dalam kg menjadi
mL NaCl per 24 jam. 2) luas luka dalam persen x berat badan dalam kg
menjadi mL plasma per 24 jam. Keduanya untuk pengganti cairan yang
hilang akibat edema, 3) sebagai pengganti cairan yang hilang akibat
penguapan, diberikan 2000 cc glukosa 5% per 24 jam. Atau dengan cara
rumus Bexter yaitu luas luka bakar dalam persen x berat badan dalam kg x 4
mL larutan ringer. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan 8 jam pertama lalu
sisanya diberikan dalam 16 jam.
2. Luka sengatan listrik
Kecelakaan akibat arus lidtrik dapat terjadi karena arus listrik mengaliri
tubuh, karena adanya loncatan arus, atau karena ledakan tegangan tinggi
antara lain akibat petir.
Penanganan cedera sengatan listrik :
a. Putuskan arus listrik
b. Resusitasi pernapasan dan peredaran darah
c. Diagnosis cedera lain (neurologic, patah tulang vertebrae)

d.
e.
f.
g.
h.

Pemberian cairan intravena


Diagnosis luasnya nekrosis
Eksisi nekrosis bertahap
Dekompresi melalui fasiotomi untuk mencagah sindrom kompartemen
Penanggulangan mioglobinuria

3. Luka akibat zat kimia


Luka akibat zat kimia biasanya merupakan luka bakar. Luka ini terjadi
akibat kelengahan, pertengkaran, kecelakaan kerja, dan kecelakaan industry
atau di laboratorium. Zat kimia akan tetap merusak jaringan sampai bahan
tersebut habis bereaksi dengan jaringan tubuh.
Penanganan pada luka akibat zat kimia :
- Tanggalkan pakaian
- Siram air mengalir cukup lama
- Pengecualian penyiraman air
o Asal HCL atau H2SO4 : berikan NaOH atau air sabun
o Fennol atau fosfor
: larutkan dengan minyak
4. Cedera suhu dingin
pada waktu suhu jaringan turun, akan terjadi vasokonstriksi arteriol
jaringan sehingga sel mengalami hipoksia. Derajat cedera suhu dingin :
I. Hyperemia dan edema
II. Nekrosis kulit sampai subkutis
III. Nekrosis kulit dan subkutis
IV. Rusak seluruh jaringan
Penanganan cedera suhu dingin dengan melonggarkan semua pakaian dan
baju yang ketat, bagian yang sakit perlahan-lahan dihangatkan kembali
dengan merendamnya dalam air hangat (kira-kira 30 derajat celcius).
Selanjutnya diberikan perawatan seperti pada luka bakar biasa. Fisioterapi
sangat penting.
5. Luka radiasi dan ionisasi
Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energy melalui ruang dari
suatu sumber ke tempat lain tanpa perantara massa atau kekuatan listrik.
Luka bakar akibat radiasi dapat menyebabkan eritema ringan sementara
yang berlangsung 2-3 jam. Kebutuhan cairan dan elektrolit penderita perlu
dipertahankan. Sedapat mungkin tidak menggunakan obat-obat yang
menekan fungsi sumsum tulang.
6. Luka tembak
Luka tembak mempunyai ciri yang khas. Cedera luka tembak dapat
disebabkan oleh peluru berkecepatan rendah atau tinggi. Peluru yang
mengenai tulang akan menyebabkan cedera lebih gawat karena pecahan
tulang merupakan peluru sekunder yang menyebabkan kerusakan lebih
lanjut.
7. Luka gigit dan sengatan serangga

Luka gigit dapat disebabkan oleh hewan liar, hewan peliharaan atau manusia.
Luka gigitan dapat hanya berupa luka tusuk kecil atau luka compang camping
luas yang berat. Luka gigitan manusia lebih berbahaya karena dalam mulut
manusia ditemulakan lebih banyak kuman pathogen. Penanganan luka
diawali dengan pembersihan luka disusul dengan menjahit rapat atau
membuat jahitan situasi yaitu jahitan untuk sementara sesuai keadaan
dengan maksud mencegah luka terbuka terlalu lebar.
a. Gigitan ular
Gigitan ular berbahaya bila ularya tergolong berbisa. Racun yang
merusak jaringan menyebabkan nekrosis jaringan yang luas dan
hemolysis. Tindakan yang dikerjakan adalah dengan membuang bias
sebanyak mungkin dengan menorah lubang bekas gigitan sepanjang
dan sedalam cm, kemudian lakukan isapan mekanis.untuk
menetralisir bias ular dapat dilakukan penyuntikan serum antibisa ular
intravena atau intraarteri yang mendarahi daerah yang bersangkutan.
b. Sengatan lebah
Daerah sengatan harus dibersihkan dengan air dan sabun. Untuk
mengurangi sengatan lebah dapat disuntikan lidokain. Bila terlihat
tanda alergi diberikan adrenalin dan antihistamin.

Anda mungkin juga menyukai