Anda di halaman 1dari 8

INDUKSI TUNAS PADA TAPAK DARA (Catharanthus roseus L.

)
MENGGUNAKAN NAA DAN BAP
SHOOT INDUCTION IN CAULI FLOWER (Brassica oleraceae var Brotrytis
L.) USING NAA AND BAP
Faridha Cynthia Dhewanti (K100110047)
Fakultas Farmasi Muhammadiyah Surakarta
Jalan Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
ABSTRAK
Kultur jaringan tanaman secara in vitro merupakan teknik mengembangkan
bagian tanaman baik secara vegetative yang berasal dari sel, jaringan, atau organ
tanaman dalam kondisi yang aseptik. Shoot culture merupakan teknik kultur
jaringan tanaman yang dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas
aksilar. Tunas dapat dihasilkan dari potongan organ bagian puncuk dari tanaman
yang telah steril, di dalam media yang mengandung ZPT (zat pengatur tumbuh).
Pada penelitian ini, digunakan adalah bunga kol (Brassica oleraceae var Brotrytis
L.) karena bagian bunga merupakan bagian yang banyak mengandung meristem
pucuk. Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi tunas dari jaringan bunga kol
(Brassica oleraceae var Brotrytis L.) menggunakan NAA dan BAP sebagai ZPT
auksin dan sitokinin. Hasil penelitian menunjukkan tunas bunga kol berhasil
ditandai dengan terebentuknya tunas, daun, dan akar di bagian ketiak di bawah
bunga bunga kol.
Kata kunci: shoot culture, kalus bunga kol (Brassica oleraceae var Brotrytis L.),
NAA, BAP, dominasi apikal
ABSTRACT
Plant tissue culture in vitro is a technique to develop both vegetative plant parts
derived from cells, tissues, or organs of plants in aseptic conditions. Shoot culture
is a plant tissue culture techniques that are intended to stimulate the growth of
axillary shoots. Shoots can be generated from the organ pieces puncuk part of the
plant that has been sterilized, in the medium containing PGR (plant growth
regulator). In this study, use was cauliflower (Brassica var oleraceae Brotrytis L.)
as part of the flower is the part that contains a lot of apical meristems. This study
aimed to induce bud of tissue cauliflower (Brassica var oleraceae Brotrytis L.)
using NAA and BAP as a plant growth regulator auxin and cytokinin. The results
showed cauliflower buds successfully marked with terebentuknya shoots, leaves,
and root in the armpits under the flower cauliflower.
Keywords: shoot culture, callus cauliflower (Brassica oleraceae Brotrytis L. var),
NAA, BAP, apical dominance

PENDAHULUAN

bahan tanam berukuran 20 mm

Kultur

jaringan

tetapi bila yang digunakan sebagai

merupakan teknik mengembangkan

eksplan adalah bagian ujung pucuk

bagian tanaman yang berasal dari sel,

apikal atau bagian tunas lain maka

jaringan,

dan

organ

tanaman.

disebut shoot culture (Santoso &

kultur

jaringan

Nursandi, 2004). Saat ini teknologi

tergantung dari 2 faktor, yaitu faktor

budidaya bunga kol telah banyak

lingkungandan faktor endogen dari

dilakukan karena bunga kol mudah

eksplan. Faktor lingkungan meliputi

ditanam

kondisi media, ZPT (zat pengatur

menengah (medium). Disamping itu,

tumbuh), suhu, cahaya, dan proporsi

kebutuhan

sukrosa. Faktor endogen meliputi

akan tanaman ini sebagai sayuran

kondisi

sangat banyak dibutuhkan (Fitriani,

Keberhasilan

eksplan

seperti

umur,

keadaan fisiologi dan hormon, jenis

di dataran rendah sampai


konsumsi

masyarakat

2009).

organ dan ukuran eksplan (Pierik,


1987). ZPT golongan auksin seperti
NAA,

berperan

merangsang

METODOLOGI PENELITIAN

pertumbuhan morfogenesis berupa

Metode:

akar

Pada penelitian ini, bahan yang

atau

golongan

tunas.
sitokinin

Sedangkan
BAP,

digunakan untuk induksi pada tunas

berperan memacu pembentangan sel,

bunga kol antara lain bunga kol,

pembesaran, dan pembelahan sel,

NAA dan BAP yang merupakan

serta mendorong pertunasan dan

ZPT, makronutrien, mikronutrien,

pembentukan kalus dan kloroplas

sumberbesi, suplemen organik, dan

(Santoso & Nursandi, 2004).

medium MS. Alat yang digunakan

Shoot

seperti

culture

merupakan

antara lain botol dan alat-alat kultur

teknik kultur jaringan tanaman yang

dalam keadaan steril antara lain

merangsang

tunas-

pinset, scalpel, jar, petridish, LAF

tunas aksilar secara in vitro. Ada

untuk penanaman eksplan secara

istilah shoot-tip culture yaitu apabila

steril, autoklaf dan oven untuk

eksplan yang digunakan sebagai

sterilisasi alat dan bahan.

pertumbuhan

dalam botol dan menyimpannya di


Pembuatan larutan stock media
(makronutrient,
sumber

besi,

dalam almari pendingin.

mikronutrient,
dan

suplemen

Makronutrient

250 mL

organik.

NH4NO7

8250 mg

Menimbang bahan setiap komponen

KNO3

9500 mg

larutan stock dengan menggunkan

CaCl2.2H2O

2200 mg

sendok yang bersih. Menuangkan

MgSO4.7H2O

1850 mg

aquadest ke dalam gelas bekker

KH2PO4

850 mg

Mikronutrient

25mL

KI

4,15 mg

Kemudian menuangkan larutan stock

H3BO3

31 mg

ke

dan

MnSO4.4H2O

111,5 mg

dengan

ZnSO4.7H2O

43 mg

NaMoO4.2H2O

1,25 mg

Menuangkan larutan stock ke dalam

CuSO4.5H2O

0,125 mg

botol Schott Duran, member label,

CoCl2.6H2O

0,125 mg

pendingin.

Sumber besi

25 mL

Pembuatan Larutan stock ZPT

FeSO4.7H2O

139 mg

(Zat Pengatur tumbuh)

Na2 EDTA

186,5 mg

sebanyak 50% dari volume akhir


larutan

stock

menggunakan
dalam

menyesuaikan

sambil

diaduk

magnetic

stirer.

labu

takar

volumenya

menambahkan

aquadest.

dan menyimpannya dalam almari

Menimbang zat pengatur tumbuh


tanaman. Melarutkan zat tersebut ke

Suplemen Organik 25 mL

dalam larutan asam, basa, atau

Asam nikotinat

2,5 mg

aquadest. Setelah larut, menuangkan

Piridoksin-HCl

2,5 mg

larutan tersebut kedalam labu takar,

Tiamin-HCl

0,5 mg

menyesuaikan

Glisin

10 mg

volumenya

dengan

menambahkan aquadest secukupnya.


Menyimpan larutan stock ZPT ke

ZPT
BAP

0,5mg/L

NAA

1mg/L

autoclave selama 20 menit pada


121oC dan menyimpannya dalam

Pembuatan Media Kultur

ruangan gelap sampai digunakan.

Menimbang sukrosa sebanyak 4,5 g,


kemudian

melarutkannya

dalam

Sterilisasi peralatan kultur

aquadest sebanyak 50 mL dengan

Mengisi erlenmeyer dengan 500 mL

bantuan

stirrer.

air suling dan menutupnya dengan

Memasukkan masing-masing larutan

alumunium foil 2 lapis. Kemudian

stock

mL;

ditempatkan dalam autoclave dan

mikronutrien 0,75 mL; sumber besi

sterilkan pada 121oC selama 20

0,75 mL; suplemen organik 0,75 mL;

menit. Setelah itu, membungkus

myo-inositol 1,5 mL; BAP 75 L;

pisau bedah, cawan petri, dan forcep

dan NAA 150 L) ke dalam bekker

dengan kertas serta menempatkan

yang berisi sukrosa dan aquadest.

bahan kedalam oven dan disterilkan

Kemudian

pada suhu 170oC selama 1 jam.

magnetic
(makronutrien

7,5

menimbang

agar

sebanyak 1,35 g sebagai padatan


dilarutkan dalam aquadest 60 mL,

Induksi Tunas Bunga Kol

kemudian

dalam

Menyiapkan bunga kol yang fresh.

microwave selama 1 menit. Setelah

Memotong bunga kol dengan ukuran

itu dimasukkan larutan sukrosa dan

3 x 5 x 5 mm (disebut eksplan) di

stok

agar,

dalam LAF. Mencuci dalam larutan

mengaaduknya serta mengatur pH 6-

steril dan dikocok selama 10 menit.

7 dengan menggunakan 1N NaOH

Mengganti larutan steril sebanyak 3

atau

Kemudian

kali. Memindahkan eksplan tersebut

metambahkan aquadest sampai 150

ke dalam media MS dalam keadaan

mL. Setelah larutan media selesai,

steril dan diberi label.

ke

dipanaskan

dalam

0,5N

dimasukkan

larutan

HCl.

larutan

tersebut

ke

dalam botol kultur sebanyak 10 mL


dan menutupnya dengan alumunium
foil

double

melakukan

layer.

Setelah

sterilisasi

itu

dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan
Pengamatan dilakukan selama 2 minggu

Gambar 1. Hasil induksi tunas bunga kol yang berhasil

No
1

Respon
Ya Tidak
v

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

V
V

Kontaminasi
Ya
Tidak
V

v
v
v
V
V
v
V
V
v
v
v

Keterangan
Terdapat tunas keci, daun berwarna hijau keputihan
Ujung memanjang, terdapat tunas kecil, 1 daun berwarna hijau
keputihan
Terdapat tunas kecil, 2 daun berwarna hijau keputihan
Browning, pucuk berwarna kuning, ujung memanjang
Browning, ada jamur, ujung memanjang
Browning, ada jamur, ujung memanjang
Tumbuh jamur, hijau pada eksplan
Eksplan memanjang dan tumbuh jamur
Tumbuh daun pada eksplan
Tumbuh fungi putih di seluruh permukaan
Eksplan browning dan eksplan tumbuh memanjang
Tumbuh daun baru pada eksplan
Tumbuh daun dan terdapat pertumbuhan bakteri
Eksplan tumbuh pada atas bunga kol
Tumbuh jamur di sekitar eksplan dan bakteri

Tabel 1. Hasil pengamatan minggu ke-1

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Respon
Ya Tidak
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Kontaminasi
Ya
Tidak
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Keterangan
Tumbuh daun dan akar
Tumbuh daun dan akar
Tumbuh daun dan akar
Tumbuh bakteri
Tumbuh jamur
Tumbuh jamur
Tumbuh jamur
Tumbuh daun dan akar
Tumbuh daun
Browning dan tumbuh jamur
Browning dan tumbuh daun
Tumbuh daun
Browning dan tumbuh bakteri
Nekrosis dan tumbuh daun
Browning dan tumbuh jamur

Tabel 2.Hasil pengamatan minggu ke-2

Shoot culture atau kultur


tunas

kultur

ke dalam media kultur. ZPT

menggunakan bagian tanaman

golongan auksin seperti NAA,

yang

berperan

pucuk

dimana

ZPT seperti sitokinin dan auksin

mengandung
(apikal

atau

meristem

pertumbuhan

morfogenesis

Tujuannya mendapatkan tunas-

berupa

atau

tunas aksilar yangnantinya dapat

Sedangkan golongan sitokinin

dikultur secara in vitro. Pada

seperti BAP, berperan memacu

kembang kol terdapat bagian

pembentangan sel, pembesaran,

bunga sebagai agen reproduksi

dan

tanaman dimana sel-selnya aktif

mendorong

membelah

pembentukan

sehingga

lateral).

merangsang

dapat

pembelahan

menghasilkan tunas pada kultur

kloroplas.

jaringan.
Shoot culture umumnya

apikal

dirangsang dengan penambahan

akar

tunas.

sel,

serta

pertunasan

dan

kalus

Adanya
ditandai

dan

dominasi
dengan

pertumbuhan vegetatif tanaman


seperti akar, batang dan daun.

Pada hasil kultur bunga kol

dan katekolase akan bekerja dan

berhasil ditandai dengan adanya

mengakibatkan

pertumbuhan daun, tunas, dan

Browning non-ezimatis terdiri

akar pada kultur kembang kol

dari Mailard, karamelisasi, dan

tersebut.

konsentrasi

oksidasi asam askorbat. Mailard

auksin (NAA) yang lebih tinggi

browning terjadi karena reaksi

daripada sitokinin (BAP) maka

gula

terjadi pemanjangan sel yang

primer,

mampu

reaksi

antara

dengan

gula

Apabila

memicu

adanya

dominasi apikal.
Proses
kultur
praktikum

ini

pada

mengalami

beberapa masalah yang terjadi


pada

kuktur

Permasalahan

jaringan.
yang

terjadi

adalah kontaminasi bakteri dan


jamur (eksplan 4, 5, 6, 7, 10, dan
11) dan browning (eksplan 10,
11, 13, dan 15). Kontaminasi

reduksi

browning.

dengan

amina

karamelisasi

terjadi

asam

amino

reduksi,

dan

oksidasi

asam

askorbat

(pecahnya

cincin

senyawa

dehidroaskorbat hasil oksidasi


dari

asam

lingkungan

askorbat
asam).

pada

Browning

dapat dicegah dengan pencucian


dengan larutan steril berulang
kali dan menambahkan agen
penghambat oksidasi.

terjadi karenakan alat, media,


atau

lingkungan

LAF

yang

KESIMPULAN

kurang steril atau terkontaminasi


pada

saat

dilakukan.

proses

kultur

Browning

terjadi

karena reaksi enzimatis atau non


enzimatis dari eksplan. Reaksi
enzimatis terjadi akibat pelukaan
pada

eksplan

goresan

karena

atau

bekas

pemotongan

eksplan dan dikarenakan enzim


polifenol

oksidase,

kresolase,

Penambahan NAA dan BAP


pada media MS (Murashige dan
Skoog)
pembentukan

berhasil
tunas

memacu
bunga

kol

(Brassica oleraceae var Brotrytis


L.), ditandai dengan pembentukan
akar, tunas, dan daun.
SARAN
Sebelum LAF digunakan, LAF harus
dibersihkan dengan disemprot dan

dilap dengan alcohol 70%, agar tidak

ditemukan

kontaminasi

pada

pembentukan kalus.

DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, M.L., 2009, Budidaya Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleraceae var
botrytis L.) di Kebun Benih Hortikultura (KBH) Tawangmangu, Skripsi,
Fakultas Biologi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pierik, R. L. M., 1987. In Vitro of Higher Plants.Boston.: Martinus Nijhoff
Publisher.
Santoso, U. dan Nursandi, 2004, Kultur Jaringan Tanaman, UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai