LANDASAN TEORI
II.1.
11
11
12
Opportunity
Rationalization
13
3. Rasionalisasi (Rationalization)
Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari
pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan
tindakan tersebut. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna
perilakunya yang illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai
orang yang dipercaya, tetapi setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini
ditinggalkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Rasionalisai atau sikap
(attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam
(borrowing) asset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk
membahagiakan orang-orang yang dicintainya.
14
Pelaku
Korban
Kecurangan
Karyawan
Pimpinan
Vendor fraud
Produsen
Customer fraud
Pelanggan
Management fraud
(Financial
statement fraud)
Top
manajemen
Investment scams
and other
consumer fraud
Perorangan
Other
(Miscellaneous)
types of fraud
Segala
kalangan
Keterangan
Karyawan mengambil
alih asset milik
perusahaan.
Perusahaan yang
membeli
barang/jasa
Vendor memberikan
harga lebih tinggi, atau
kualitas maupun kuantitas
yang lebih rendah dari
yang telah disepakati.
Perusahaan yang Pelanggan menipu
menjual
penjual agar mereka
barang/jasa
mendapatkan lebih dari
yang seharusnya.
Stockholders dan Top manajemen
para pengguna
memanipulasi laporan
laporan
keuangan dan menyajikan
keuangan
informasi yang bias.
Investor
Jenis penipuan yang
dilakukan agar pihak lain
percaya dan menanamkan
modalnya.
Segala kalangan Setiap kali seseorang
mengambil keuntungan
dari kepercayaan orang
lain untuk melakukan
penipuan.
15
didalamnya
adalah
penyalahgunaan
wewenang/konflik
16
17
2.
3.
4.
Kelalaian
yang
disengaja
pada
pengungkapan
atau
penyajian
18
1.
Management and
Directors
Relationship with
Others
Organization and
Industry
kecurangan
laporan keuangan biasanya dilakukan oleh individu tertinggi dalam organisasi, dan
paling sering atas nama organisasi. Karena manajemen biasanya terlibat,
manajemen dan direksi harus diselidiki untuk menentukan paparan dan motivasi
mereka saat melakukan penipuan. Dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan, diperoleh pemahaman manajemen dan apa yang memotivasi mereka
adalah setidaknya sama pentingnya dengan memahami laporan keuangan. Secara
khusus, tiga aspek manajemen yang harus diselidiki adalah sebagai berikut:
19
2. Motivasi Manajemen
Apa yang memotivasi direksi dan manajemen dalam melakukan fraud juga
penting untuk mengetahui. Apakah nilai pribadi mereka terikat dalam
organisasi? Apakah mereka di bawah tekanan untuk memberikan hasil
yang sempurna? Apakah ada perjanjian utang atau keuangan langkahlangkah yang harus dipenuhi? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah contoh
dari apa yang harus ditanyakan dan dijawab untuk memahami motivasi
manajemen. Banyak
saham publik atau utang menawarkan, atau laporan laba untuk memenuhi
batas peraturan atau pinjaman.
2.
nyata atau fiktif lainnya. Hubungan yang harus dideteksi adalah sebagai berikut:
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4.
dengan erat memeriksa pengelolaan dan dewan direksi, hubungan dengan orang
lain, dan sifat organisasi. Melihat ketiga elemen biasanya melibatkan prosedur
21
yang sama untuk semua jenis penipuan laporan keuangan, apakah rekening
tersebut dimanipulasi. Diantaranya adalah rekening pendapatan, rekening aset,
kewajiban, pengeluaran, atau ekuitas. Jenis eksposur diidentifikasi oleh laporan
keuangan dan karakteristik operasi dari organisasi. Dalam memeriksa keuangan
pernyataan untuk menilai eksposur kecurangan, pendekatan terhadap laporan
keuangan non-tradisional harus dilakukan. Gejala kecurangan yang paling sering
terdeteksi adalah melalui perubahan dalam laporan keuangan.
22
3. Control Symptoms
a. Penyalahgunaan wewenang di dalam manajemen perusahaan yang
signifikan atas aktivitas pengendalian internal terhadap pembelian,
persediaan, atau beban pokok penjualan;
23
24
4. Penghapusan
piutang tak
tertagih
5. Collect cash
setelah periode
diskon
Skema Kecurangan
1. Mencatat penjualan fiktif
2. Mengakui pencatatan
terlalu cepat
3. Melebih-lebihkan
penjualan sebenarnya
Bad Debt Expense and 4. Mengecilkan penyisihan
Allowance for Doubtful
rekening, sehingga
Accounts
melebih-lebihkan piutang
Sales Returns and
5. Tidak mencatat
Accounts Receivable
pengembalian barang
dari pelanggan
6. Mencatat pengembalian
barang setelah berakhirnya
periode
Allowance for
7. Tidak mencatat piutang tak
Doubtful Accounts
tertagih
and Accounts
8. Penghapusan piutang tak
Receivable
tertagih dalam periode
selanjutnya
Cash and Accounts
9. Mencatat transfer dari
Receivable
bank dengan cash yang
diterima dari pelanggan
10. Memanipulasi cash yang
diterima dari pihak terkait
11. Melakukan pencataan
penerimaan kas fiktif
25
6. Collect cash
Cash, Sales
dalam periode
Discounts and
diskon
Account Receivable
Sumber: Fraud Examination
I.
Pencatatan yang terlalu tinggi atas kas, investasi jangka pendek dan
marketable securities
1. Analytical Symptoms
a. Beberapa rasio yang dapat membantu dalam menganalisis:
i. Current ratio: Current assets/Current liabilities
ii. Quick ratio: Current assets except inventory & prepaids/Current
liabilities
iii. Current assets/Total assets
iv. Marketable securities/Current assets
v. Cash/Current assets
Pencatatan nilai dari masing-masing akun kas dan marketable
securities dapat diperiksa dari waktu ke waktu untuk mendeteksi
26
dan
pencatatan
pesanan
pembelian,
tagihan
pembelian,
III.
Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset melalui merger dan akuisisi atau
melalui manipulasi akun atau transaksi antar perusahaan
1. Analytical Symptoms
a. Membandingkan rasio asset pada masing-masing perusahaan
sebelum merger dan perusahaan setelah merger
2. Accounting or Documentary Symptoms
a. Memastikan metode akuntansi telah sesuai dan konsisten dengan
standar akuntansi
b. Melakukan pemeriksaan atas perusahaan merger terkait transaksi
1. Pencatatan yang terlalu tinggi atas asset tidak berwujud atau
penangguhan asset
1) Analytical Symptoms
a. Membandingkan perubahan dan tren dalam saldo rekening laporan
keuangan
b. Membandingkan perubahan dan tren dalam hubungan laporan
keuangan
c. Membandingkan laporan keuangan saldo dengan non-financial
information, seperti asset yang diwakili
29
II.3.5. Liabilities
Albrecht et al (2009) mengemukakan terdapat enam jenis fraud yang
termasuk dalam akun liabilities, yaitu sebagai berikut:
Tabel II.3. Some Ratios Used in Detecting Fraud
Jenis Kecurangan terhadap
Liabilities
30
Underrecording of unearned
revenues (a liability)
Underrecording of service
(warranty) liabilities and other
liabilities to perform something in
the future
31
32
II
III
34
35
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
36
B.
Pendapatan
Perputaran Piutang
=
Rata-rata Piutang
37
Pendapatan
Perputaran Total Aset =
Total Aset
Days (365)
Average Days Inventory in Stock =
Inventory
Turnover
5. Average Days Receivables Outstanding Ratio
Days (365)
Average Days Receivables Outstanding =
Inventory Turnover
38
Total Kewajiban
Rasio Hutang
=
Total Aset
39
Rasio ini mengukur sampai sejauh mana komponen hutang jangka panjang
dalam struktur modal perusahaan.
Total Kewajiban
Rasio Hutang terhadap Ekuitas Pasar =
Total Equity at Market Value
D. Rasio Profitabilitas
Rasio profitablitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan
efek-efek dari likuiditas, manajemen aset dan hutang pada hasil-hasil operasi
(Houston, 2006:107). Rasio-rasio yang digunakan adalah:
Pendapatan + COGS
Operating Margin Ratio =
Pendapatan
Laba Bersih
Return on Sales Ratio =
Pendapatan
Laba Bersih
ROA =
Total Aset
Laba Bersih
ROE =
Total Ekuitas
41
Kinerja perusahaan dapat diukur dari analisis rasio laporan keuangan perusahaan,
yaitu sebagai berikut (Giroux, 2006):
1.
Rasio Likuiditas
Apakah perusahaan memiliki kas dan aset lancar yang cukup untuk
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo?
2.
Rasio Aktivitas
Seberapa efisienkah kinerja yang yang dilakukan oleh perusahaan?
3.
Rasio Solvabilitas
Seberapa besar hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan?
4.
Rasio Profitabilitas
Seberapa besarkah laba yang dihasilkan oleh perusahaan?
42
43
3.
44
=
(TAt-1 - (CAt-1 + PPEt-1 ) / TAt-1)
4.
=
Salest-1
5.
45
7.
peningkatan
leverage.
Variabel
disertakan
untuk
46
8.
TATA =
Total Assetst
47
48
pemilik
perusahaan/pemegang
saham,
manajer
perusahaan
yang
49
orang
pemegang
saham
mengendalikan/memimpin
perusahaannya.
2. Manajer perusahaan yang bersangkutan
Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk:
a. Mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode
yang lalu.
b. Menilai mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam
perusahaan.
c. mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggungjawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan
atau prosedur yang baru sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik
dan meningkat.
e. Untuk memberikan laporan pertanggungjawaban pada pemilik
perusahaan atas kepemimpinan selama ini.
3. Bank, kreditor dan investor
Bankir, kreditor maupun investor berkepentingan dengan laporan keuangan
itu, sebab dengan membaca laporan keuangan itu mereka dapat
menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa datang, mengetahui
kondisi kerja pemimpin perusahaan dan kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Jadi dengan laporan keuangan ini para bankir, kreditor
ataupun investor dapat mengadakan analisa apakah mereka akan terus
50
berkentingan
51
1) Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan. Kas meliputi koin, uang kertas, cek yang diterima dari
langganan dan simpanan perusahaan di bank yang dapat ditarik tanpa
pembatasan dari bank bersangkutan. Dalam praktiknya, perusahaan
biasanya bisa memiliki beberapa rekening. Misalnya, satu untuk
pembayaran kas umum dan satu lagi untuk pembayaran gaji.
2) Investasi jangka pendek (marketable securities), adalah investasi yang
sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang
sementara tidak dibutuhkan alat operasional perusahaan. Yang termasuk
dalam investasi jangka pendek adalah: deposito di bank, surat-surat
berharga yang berwujud saham, sertifikat bank dan lain-lain investasi yang
mudah diperjualbelikan.
3) Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam bentuk wesel yang diatur dalam undang-undang (suatu
utang formal). Sepanjang piutang wesel diperkirakan akan tertagih dalam
setahun, maka diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar.
4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kreditur) sebagai akibat
dari penjualan barang secara kredit. Piutang dagang ini diperkirakan akan
tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari.
Piutang dagang biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya,
yaitu nilai normal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.
5) Persediaan, untuk perusahaan dagang yang dimaksud dengan persediaan
adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal
neraca masih berada di gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan
53
hak
perusahaan
karena
perusahaan
telah
memberikan
jasa/prestasi, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa tersebut
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini.
Menurut Skousen (2001:42): Hutang adalah kewajiban untuk
membayar kas, pemindahan asset lain atau memberikan jasa-jasa ke orang
lain. Sedangkan menurut Munawir (2004:18) Hutang adalah kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana
hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasl dari
kreditur.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam
hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang
lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka
pendek (satu tahun atau kurang tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan
normal perusahaan) dengan cara mengurang aset yang dikelompokkan
dalam aset lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.
54
55
atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan
laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
ekuitas
memberikan
informasi
mengenai
tambahan
atau
yang
mempunyai
konsekuensi
kas.
Laporan
arus
kas
dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang lebih dalam sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
II.5.
57
58