Definisi
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih
lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24
jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai
pengeluaran tinja >10g/kg/24 jam (Gunawan S, 2007).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanyalebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Juffri, et, al, 2010).
Diare akut adalah sebagai diare yang berlangsung selama 14 hari,
terjadi
secara
mendadak
pada
bayi
dan
anak
yang
sebelumnya
sehat.keluarnya tinja, air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi, volume tinja
lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur tiga tahun, yang volume
tinjanya sudah sama dengan orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut
diare. Frekuensi dan konsistensi bukan merupakan indikator untuk volume
tinja (Suraatmaja S, 2010 ).
B. Anatomi & Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut,
hidung, faring, dan laring.
dibawah 2 tahun.
2. Malabsorsi
10
2. Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit buruk, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan
dalam.
3. Dehidrasi Berat.
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
F. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis terdiri dari faktor infeksi, faktor malabsorbsi,
faktor makanan, dan faktor psikologis. Pertama, faktor infeksi akan
mengalami reaksi inflamasi sehingga terjadi peningkatan sekresi cairan dan
elektrolit yang menyebabkan isi rongga usus meningkat. Kedua, faktor
malabsorbsi makanan di usus menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan
terjadi pergeseran cairan & elektrolit ke usus, sehingga juga meneybabkan isi
rongga usus meningkat. Ketiga faktor makanan, dimana faktor makanan
disini adlah makanan yang beracun, basi maupun alergi terhadap makanan
dimana hal ini akan menyebabkan gangguan motilitas usus. Keempat, faktor
psikologis (cemas atau rasa takut yag berlebih) yang menyebabkan adanya
rangsangan simpatis dan juga terjadi gangguan motilitas usus. Gangguan
motilitas usus terbagi menjadi 2, yaitu hipermotilitas dan hipomotilitas.
Hipermotilitas akan menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi air
&
elektrolit,
sedangkan
hipomotilitas
akan
menyebabkan
adanya
11
Makanan
Penyerapan
makanan di usus
Faktor
Ansietas
Infeksi
Makanan
malabsorbsi
Kuman masuk
dan berkembang
di usus halus
Meningkatkan
tekanan osmotik
Diare
Hipereksresi & elektrolit
Frekuensi BAB
Peningkatan isi rongga usus
Hilang cairan
elektrolit berlebih
Mengiritasi otot
dan lapisan
mukosa usus
Mengiritasi kulit
Distensi abdomen
Inflamasi
Pelepasan sitokinin
Gg keseimbangan
cairan &
elektrolit
Dehidrasi
Kekurangan
volume cairan
Asidosis metabolik
Merangsang saraf
vagus
Sesak
Gg pertukaran gas
Res. Syok
(hipovolemi)
Sinyal ke SSP
12
Nafsu makan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium,
Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
asama basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
H. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum, yaitu :
- Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan
Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula
dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
-
= 20 tetes ).
7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak
mauminum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg
BB / menitatau 3 tetes / kg BB / menit.
Data Fokus
Etiologi
Masalah
.
1
DS:-
Diare
kekurangan
14
volume cairan
Frekuensi
meningkat
BAB
Hilang
cairan
elektrplit berlebih
&
Dehidrasi
DS:DO: diare
Berat badan
Kekurangan
cairan
Malabsorpsi
volume
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
20%/lebih Meningkatkan tekanan
dari kebutuhan
osmotik
dibawah BB ideal
Bising usus Hiperaktif
Kurang
minat
pada Hipersekresi air
makanan
15
DS:
Infeksi
Hipertermi
DO: suhu tubuh > 37,50c
Kulit kemerahan
Kuman masuk &
Serangan atau konvulsi berkembang di usus
halus
(kejang)
Kulit kemerahan
Pertambahan RR
Mengiritasi otot dan
Takikardi
lapisan mukosa usus
Saat disentuh tangan terasa
hangat
Inflamasi
Pelepasan sitokinin
Merangsang
vagus
saraf
Sinyal ke SSP
Pembentukan
prostaglandin di otak
Merangsang
hipotalamus
meningkatkan
tubuh
suhu
Hipertermi
2.10
16
Intervensi
No
Dx Keperawatan Tujuan
Intervensi
.
1
Kekurangan
Setelah
Rasional
tanda
elektrolit
tindakan
(penurunan
demam
berhubungan
keperawatan
kesadaran, tekanan
menunjukan
dengan
1x24
nadi
menurun,
respon terhadap
kedaan kulit
2. Monitor dan ukur
efek kehilangan
jam
yang cairan
dan
dehidrasi
takhikardi
dapat
cairan
intake & output
- Mengetahui
ditandai dengan elektrolit
3. Rencanakan
&
pemasukan
turgor
kulit terpenuhi
berikan
cairan
nutrisi
pada
lambat, mukosa Dengan kriteria
sesuai kebutuhan
pasien
bibir kering.
hasil:
4. Kolaborasi dengan
- Mengetahui
- Intake
dokter
untuk
terjadinya
output
pemberian terapi
dehidrasi
5. Anjurkan keluarga
seimbang
- Memenuhi status
- Kadar
untuk
memberi
cairan
dan
elektrolit
banyak
nutrisi pasien
dalam batas
minum/ASI pada - Mengganti cairan
-
normal
Tanda vital
dalam batas
Nutrisi
dari
tubuh
anjurkan
keluargan
normal
yang hilang
untuk
memberikan oralit
kurang Setelah
1.
kebutuhan dilakukan
tindakan
2.
17
jika mencret
Monitor intake-
Mengetahui
jumlah
Diskusikan
dapat
output
berhubungan
dengan
perawatan
tidak selama di sumah
merencanakan
pembatasan
jumlah makan
diet
(makanan berserat-
Serat
& output
kebutuhan
tinggi,
berlemak
lemak,
air
nutrisi terpenuhi
dan
terlalu
terlalu
panas
dengan
kriteria
hasil :
3.
air
tinggi,
Ciptakan
merangsang
1. Nafsu
lingkungan
makan
lingkungan
meningk
saluran usus
at
Situasi
yang
atau sampah
nyaman
rileks
2. Bb
meningk
at
4.
atau
mengiritasi
yang
Berikan
istirahat
normal
serta
sesuai
kegiatan
umur
berlebihan
5.
lambung
jam
&
akan
(tidur)
merangsang
kurangi
nafsu makan
yang-
pemakaian
Kolaborasi
dengan
Mengurangi
energi
tim
yang
berlebihan
kesehatan
lain;-
Mengandung
terapi
diet
zat
gizi
yang
diperlakukan
untuk
3.
pertumbuhan
suhu - terjadi perubahan
Hypertermi
Setelah
1. Monitor
berhubungan
dilakukan
dengan
infeksi
sekunder
diare
proses tindakan
hangat
3. Kolaborasi
dampak keperawatan
dari selama 3x24 jam
tidak
terjadi
peningkatan
18
proses
pemberian
antipiretik
4. Beri
informasi
abnormal
fungsi
(
tubuh
adanya
infeksi)
- Merangsang
pusat pengatur
suhu tubuh/suhu
panas
tubuh menurun
menurunkan
Dengan kriteria
menggunakan baju
hasil:
produksi panas\
- Merangsang
Suhu
tubuh
dalam batas
normal
-
(36,5-37,5)
Tidak
terdapat
tanda- tanda
infeksi
(rubor, dolor,
kalor, tumor,
fungtiolaesa)
19
untuk
pusat pengatur
panas di otak
- Untuk