PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB I. LATAR BELAKANG
Cubicle 20 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
Gardu Hubung Distribusi yang berfungsi sebagai Pembagi, Pemutus, Penghubung
Pengontrol dan Proteksi system penyaluran tenaga listrik tegangan 20 KV.
Cubicle biasanya terpasang pada Gardu Hubung Distribusi atau Gardu Hubung
yang berupa Beton maupun Kios.
Cubicle yang terdapat didalam Gardu Hubung (GH) merupakan Panel
Tegangan Menengah yang berfungsi sebagai salah satu sarana penunjang Utama
untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen, dimana didalam GH selain
terdapat Trafo Distribusi terdapat pula beberapa cubicle dengan beberapa
peralatan bantu sesuai kebutuhan antara lain : Pemutus beban pasangan dalam
(PMT/LBS), Pemisah (DS), Isolator, Bus bar / Rel, Vacum sircuit breaker (VCB),
Kabel saluran masuk/keluar, Tranformator Instrumen / Pengukuran antara lain :
CT dan PT, dll.
Terjadinya busur listrik ( Flash-over ) dapat dipengaruhi atau dapat
disebabkan oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle itu
sendiri maupun cara penempatan cubicle tersebut didalam Gardu Hubung (GH)
yang tepat berada diatas got saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan
saluran kabel tersebut didalam Gardu Hubung (GH), dan juga dipengaruhi oleh
luas serta kondisi sirkulasi udara didalam Gardu Hubung (GH) tersebut.
Jika ruangan didalam cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab maka pada
suatu saat uap air akan menempel bukan saja pada dinding cubicle tetapi juga
pada seluruh atau sebagian besar peralatan penunjang seperti : Isolator, CT, PT,
Bus bar, VCB, PMT, DS dll. Bila uap air ini dibiarkan terus menerus maka suatu
saat akan terjadi busur listrik (Flash Over) diantara penghantar dan isolator.
Selain itu dengan adanya arus beban jurusan yang besar dipikul oleh salah satu
atau beberapa cubicle maka akan menimbulkan uap air akibat panas dan hal ini
lebih memungkinkan timbulnya busur listrik (Flash Over) antara body dengan
pengantar melalui badan CT, PT, VCB dan lain-lain sehingga hubung singkat
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
tidak dapat dihindari dan pada akhirnya akan mengganggu penyaluran tenaga
listrik kepada konsumen PT. PLN ( Persero ) yang ada.
Bila dilihat dari sisi ekonomis, maka pekerjaan pemeliharaan rutin serta
menjaga sirkulasi udara yang baik secara terus menerus akan jauh lebih murah
dibandingkan dengan mengganti Cubicle yang harganya mencapai puluhan
bahkan ratusan juta rupiah / unit, coba kita bayangkan kalau yang diganti
beberapa buah cubicle pada salah satu Gardu Hubung, contohnya : Pengeluaran
biaya yang cukup besar dilakukan pada Gardu Hubung PT. PLN (Persero)
Ranting Saparua beberapa waktu lalu dan telah menelan biaya Rp.1 milyard
untuk mengganti 5 ( lima ) buah cubicle akibat hal tersebut diatas.
Identifikasi
1. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kelembaban udara.
2. Kelembaban
udara
akan menimbulkan
uap
air
yang
dapat
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
berpotensi menyebabkan terjadinya uap air pada perangkat pendukung
didalam CUBICLE karena ruangan Cubikel tersebut tertutup.
5. Kurangnya lubang saluran udara atau ventilasi pada setiap CUBICLE
dan Gardu Hubung juga berpotensi menyebabkan panas akibat beban ,
tidak dapat dihindari.
Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
BAGAIMANA UPAYA MENGURANGI GANGGUAN BUSUR
LISTRIK (Flash Over) PADA CUBICLE
Definisi
CUBICLE adalah lemari penghubung atau pembagi tegangan
menengah danFlashover adalah loncatan busur listrik
Hipotesa
Diduga
bahwa
letak
CUBICLE
akan berpengaruh
terhadap
kelembaban udara.
Asumsi
Semua CUBICLE mempunyai tipe dan karakteristik masing-masing,
ada yang sama dan ada yang berbeda
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan survey
dibeberapa CUBICLE,antara lain :
Pada system Ambon, khususnya pada Gardu Hubung Colstorage
Tulehu, Gardu Hubung Baguala, Gardu Hubung PT. Semen Tonasa.
Pada system Masohi, khususnya pada Gardu Hubung Pusat Listrik
Masohi dan Gardu Hubung Waipo,
Pengertian Cubicle 20 kV
1. Pengertian Umum
Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi,
Notje Manoppo, 6181021. G
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dan control yang terpasang pada ruang tertutup dan sebagai pembagi, penyalur,
pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik.
Disebut sebagai cubicle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas plat
berbentuk almari dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup
menurut standar operasi yang diminta.
2. Jenis dan fungsi Cubicle
Berdasarkan fungsi/penempatannya, cubicle TM 20 kV di Gardu Induk antara
lain :
Cubicle Kopel (bus kopling); sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2
Cubicle Bus Riser / Bus Tie (Interface): sebagai penghubung antar sel.
3. Bagian-bagian
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain
dari masing-masing pabrik.
c. Kompartemen Sambungan Kabel
Pada Kompartemen ini terdapat :
Terminasi kabel tegangan menengah
3(tiga) pembagi tegangan (potensial divider), dilengkapi pada setiap pasa
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Namun dalam kenyataannya saat ini masih terdapat beberapa kendala
terutama sistim Distribusi yang sering terganggu akibat kurangnya pemeliharaan
dan analisa kegagalan peralatan atau sarana yang dipakai terutama kondisi
Cubicle pada beberapa Gardu Hubung (GH) yang sering mengalami gangguan
akibat dari sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle
atau sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan,
sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat
menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian
atau seluruh system akan terganggu (Black Out system).
150 kV
PEMBANGKIT
INDUSTRI
20 kV
TRAFO GI
20/150 kV
BISNIS
TRAFO GI
150/20 kV
RUMAH
220 V
TRAFO
DISTRIBUSI
PUBLIK
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dibenahi untuk mengurangi kelembaban sehingga dapat mengurangi dampak
terjadinya busur listrik atau flash over.
Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya
berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut
akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan
menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara.
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Selain faktor panas akibat beban, kelembaban udara juga dapat terjadi karena
Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang
menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara
akan terhambat atau kurang baik. Ventilasi udara atas maupun bawah yang sempit
atau tidak terpasang atau Cubicle ditempatkan terlampau dekat dengan dinding
Gardu Hubung juga akan berpengaruh langsung pada suhu udara didalam cubicle
maupun didalam Gardu Hubung (GH) itu sendiri.
Terjadinya Busur Listrik (Flash Over) pada Cubicle disebabkan oleh karena
sirkulasi udara yang kurang baik dalam Cubicle, sehingga :
1. Letak Cubicle perlu dirubah.
2. Menambah ventilasi udara pada cubicle itu sendiri.
3. Menambah ventilasi udara pada Gardu Hubung.
4. Membuat atau menambah lubang rembesan air pada permukaan lantai
parit/saluran kabel.
------------------------- 1
d
dimana VS
VB
bB
273 + 20
d=
760
sedangkan b B
tB
0,386 bB
=
273 + tB
-------------- 2
273 + tB
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI
Kelembaban udara akan semakin meningkat akibat Cara penempatan cubicle
yang tepat berada diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan
parit/saluran kabel tersebut dan menghambat sirkulasi udara masih sering terjadi
pada sebagian besar Cubicle dalam Gardu Hubung (GH) sampai saat ini.
Bila kondisi sirkulasi udara tersebut diatas tetap dibiarkan maka akan
berdampak pada Kerugian yang dialami akibat Busur Listrik (Flash Over), baik
oleh Pelanggan juga menimbulkan Kerugian Material dan Biaya pada pihak
PT. PLN (Persero).
Dampak yang dirasakan dari gangguan busur listrik (Flash Over) tersebut
antara lain :
1. Sering terputusnya penyaluran tenaga listrik ke konsumen.
2. Waktu pemeliharaan Cubicle akan berulang-ulang.
3. Kerugian material dan biaya yang dikeluarkan setiap tahun anggaran untuk
pemeliharaan dan penggantian Cubicle sangat besar (Puluhan atau ratusan
juta rupiah setiap tahunnya).
4. Kerugian karna hilangnya sebagian Kwh jual.
Gangguan Busur listrik (Flash Over) tersebut sering terjadi pada beberapa
Kubikel dalam Gardu Hubung, baik pada Sistem Ambon maupun Sistem lainnya
diluar pulau Ambon PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, lebih
khusus pada Area Ambon.
Dampak negatif langsung akibat terjadinya gangguan Busur listrik (Flash
Over) yang dirasakan pelanggan adalah :
Aliran listrik terputus atau padam pada sebagian atau seluruh pelanggan
yang dilayani oleh sistem tersebut, artinya semua atau sebagian kebutuhan
pelanggan yang mengguanakan aliran listrik tersebut akan terganggu,
bahkan beberapa aktivitas pelayanan sosial seperti : Rumah sakit, Tempat
Pendidikan,
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Tempat Ibadah maupun beberapa kegiatan pelayanan publik dan maupun
pemerintahan ikut merasakan dampak dari terputusnya aliran listrik
tersebut.
Dan lain-lain.
Dampak negatif yang dirasakan langsung oleh PT. PLN (Persero) akibat
Kerugian pada sisi Niaga yaitu : Sebagian atau seluruh Kwh yang
diproduksi saat itu tidak tersalur atau atau Kwh jual akan menurun karena
sebagian atau seluruh system terganggu.
Kerugian pada sisi Distribusi yaitu : Beberapa material utama pada Kubikel
seperti VCB, LBS, Copling, DS, CT, PT, Metering dan Fuse mengalami
kerusakan bahkan kerusakan bisa dialami oleh salah satu atau beberapa
kubikel sekaligus.
Umur atau usia normal dari sebagian peralatan atau kubikel tersebut akan
semakin pendek yang secara langsung akan berdampak pula kepada biaya
operasi dan pemeliharaan yang dikeluarkan semakin besar.
10
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Contoh gangguan Busur Listrik (Flash Over) pada kubikel yang terjadi
pada tahun anggaran 2012 di system Ambon dan diluar Aambon, antara lain :
dilakukan baik oleh Rayon Baguala (Pemeliharaan rutin atau triwulan) maupun
mengikuti pemadaman terencana yang dilakukan oleh Distribusi Area Ambon
untuk pekerjaan lain yang menyangkut padam salah satu penyulang atau seluruh
penyulang di Gardu Hubung Baguala.
Pada Gardu Hubung Aston (Sistem Ambon), bulan April 2012 ganti 1 set
VCB Incoming karan terbakar.
Pada Gardu Hubung A1b/bank BTN (Sistem Ambon), ganti VCB incoming
dan out going pada bulan Agustus 2012 karna terbakar antara isolator
tumpu dan rel/bus bar.
Pada Gardu Hubung Wailiha (Sistem Ambon), gangguan pada CT dan PT,
bulan Desember 2012.
Pada Pusat Listrik Wamsisi (Sistem Ambon), ganti CT dan PT pada bulan
September 2012, karena terbakar.
Pada Pusat listrik Sewa 2 (Sistem Ambon), bulan Nopember 2012 Ganti
VBC out going karana terbakar.
Pusat Listrik Poka (Sistem Ambon) terjadi kebakaran kubikel pada pada
tahun 2012,
Dalam tahun anggaran 2011, terjadi gangguan kubikel pada Pusat Listrik
Kobisonta.
Dan lain-lainnya.
11
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
(A)
10.00
20.00
JAM
(KW)
91
3,003
91
3,003
130
4,290
130
4,290
Lama
Padam
(Kwh)
Nyala
Menit
Jam
10.10
10.55
45
0.75
2,252
396,396
Perkiraan
5.00
15,015
2,642,640
Perkiraan
1.33
5,720
1,006,720
Perkiraan
5.00
21,450
3,775,200
Perkiraan
Perkiraan Rugi,
Bila Rata-rata
R1/450 VA, Blok
1 (Rp.176 per
Kwh)
Ket
20.15
JAM
10.00
21.35
JAM
20.00
(KW)
69
2,277
69
2,277
102
3,366
102
3,366
Ket
Padam
80
Penyulang WAIHERU. 2
(A)
Perkiraan Rugi,
Bila Rata-rata
R1/450 VA, Blok
1 (Rp.176 per
Kwh)
Lama
Padam
(Kwh)
Padam
Nyala
Menit
Jam
10.00
12.40
160
2.67
6,072
1,068,672
Perkiraan
5.00
11,385
2,003,760
Perkiraan
2.50
8,415
1,481,040
Perkiraan
5.00
16,830
2,962,080
Perkiraan
20.15
22.45
150
12
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB VI. PEMBAHASAN
A. Pengujian Dalam Suasana Basah.
Pengujian dalam suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara
pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan menghantar listrik,
maka tegangan pelepasan dari alat-alat listrik yang dipasang diluar (outdoors)
menjadi berkurang pada waktu alat-alat tersebut menjadi basah karena hujan.
Piranti ukur yang digunakan adalah Volt meter, Ampere meter, Thermometer,
Higrometer
Ampere meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
besarnya aliran arus yang dipakai oleh beban.(Gambar 4)
13
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Higrometer juga banyak
dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembaban
udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran.(Gambar 6)
Gambar 6 : Higrometer
Suhu menunjukkan derajat panasbenda, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa
getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu
benda tersebut. Suhu adalah ukuran panas-dingin suatu benda yang dinyatakan
dalam suatu besaran suhu atau temperatur. Suhu didefiniskan sebagai besaran
yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu
merupakan salah satu jenis besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) di
nyatakan dengan satuan oK (oKelvin).Suhu dapat diukur dengan menggunakan
termometer yang berisi air raksa atau alkohol.(Gambar 8)
Gambar 7 : Thermometer
Notje Manoppo, 6181021. G
14
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Tabel 2. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Memakai :
HIGROMETER, Pada Gardu Hubung BAGUALA (Kondisi Normal)
No
PENYULANG
KELEMBABAN
(%)
SUHU
(K)
Kepadatan
udara relatif
(d)
Tegangan
Lompatan
(Vb)- KVolt
Tulehu
83
311.2
0.1029
1.1834
ACC
76
309.7
0.0947
1.0891
Hutumuri
81
306.4
0.1020
1.173
Waiheu 1
82
310.3
0.1020
1.173
Waiheu 2
82
310.8
0.1018
1.1707
Lateri 1
78
307.5
0.0979
1.1258
Tabel 3. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Pada Gardu
Hubung PT. SEMEN TONASA (Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm)
NO
PENYULANG
KELEMBABAN
(%)
SUHU
(K)
Kepadatan
udara relatif
(d)
Tegangan
Lompatan
(Vb)- KVolt
In Coming
56
301.3
0.0717
0.8246
Out Going
56
301.4
0.0717
0.8246
15
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Dari sistim pengoperasiannya, maka pengaruh yang ditimbulkan akibat beban
atau arus adalah : Semakin besar beban/arus yang dipikul oleh suatu jurusan baik
incoming, outgoingakan menimbulkan suhu panas yang semakin tinggi melebihi
kondisi normal didalam cubicle akan menimbulkan terjadinya uap air dan
biasanya uap air tersebut akan menempel pada sebagian atau seluruh permukaan
sarana penunjang tersebut didalam ruangan cubicle.
Setiap cubicle selalu dilengkapi dengan sarana penunjang berupa Heater,
namun heater tersebut pada kondisi suhu beranjak naik akibat beban/arus yang
besar tidaklah menolong,justru udara panas yang dikeluarkan oleh heater tersebut
turut mempengaruhi kenaikan suhu udara yang ada didalam cubicle tersebut.
Kondisi ini akan menimbulkan kelembaban yang menyebabkan terjadinya proses
loncatan busur listrik (Flash Over) yang cepat pada semua sarana yang ada. Bila
kondisi ini tidak segera diatasi, maka busur listrik tersebut akan semakin meluas
pada semuapermukaan sarana yang ada didalam
B. Mengacu pada Standart Konstruksi atau SPLN yang ada dimana seluruh
permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan
tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga
kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama.
16
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
C. Pada umumnya letak cubicle pada gardu hubung dipasang tepat diatas
parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel
tersebut.
Kondisi ini akan sangat berdampak pada kenaikan suhu panas dari bawah
lantai cubicle, karena lantai cubicle menutupi seluruh permukaan
parit/saluran kabel dan secara langsung akan berpengaruh juga terhadap
kelembaban udara yang terjadi didalam ruangan cubicle tersebut.
17
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Melihat beberapa faktor tersebut diatas dapat menimbulkan kelembaban udara
dalam cubicle yang menyebabkan terjadinya busur listrik (Flash Over) maka kita
akan merasakan beberapa dampak negatif baik bagi konsumen dari sisi hak
menikmati listrik karena sistim distribusi akan sering terganggu, maupun bagi
PT. PLN ( Persero ) dari sisi biaya pemeliharaan yang sangat besardan dari sisi
pengamanan peralatan akan sering terganggu.
18
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Gambar 11. Contoh penempatan kubikel pada Gardu Hubung PT. Semen
Tonasa, Gudang Arang ( Sistem Ambon)
2. Perlu diberikan tambahan lubang udara (kawat kasa/ram) pada lantai
cubicle untuk memudahkan sirkulasi udara.
19
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Rangka / Bordes
CUBICLE
20
PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Referensi :
21