Anda di halaman 1dari 21

PT.

PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB I. LATAR BELAKANG
Cubicle 20 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
Gardu Hubung Distribusi yang berfungsi sebagai Pembagi, Pemutus, Penghubung
Pengontrol dan Proteksi system penyaluran tenaga listrik tegangan 20 KV.
Cubicle biasanya terpasang pada Gardu Hubung Distribusi atau Gardu Hubung
yang berupa Beton maupun Kios.
Cubicle yang terdapat didalam Gardu Hubung (GH) merupakan Panel
Tegangan Menengah yang berfungsi sebagai salah satu sarana penunjang Utama
untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen, dimana didalam GH selain
terdapat Trafo Distribusi terdapat pula beberapa cubicle dengan beberapa
peralatan bantu sesuai kebutuhan antara lain : Pemutus beban pasangan dalam
(PMT/LBS), Pemisah (DS), Isolator, Bus bar / Rel, Vacum sircuit breaker (VCB),
Kabel saluran masuk/keluar, Tranformator Instrumen / Pengukuran antara lain :
CT dan PT, dll.
Terjadinya busur listrik ( Flash-over ) dapat dipengaruhi atau dapat
disebabkan oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle itu
sendiri maupun cara penempatan cubicle tersebut didalam Gardu Hubung (GH)
yang tepat berada diatas got saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan
saluran kabel tersebut didalam Gardu Hubung (GH), dan juga dipengaruhi oleh
luas serta kondisi sirkulasi udara didalam Gardu Hubung (GH) tersebut.
Jika ruangan didalam cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab maka pada
suatu saat uap air akan menempel bukan saja pada dinding cubicle tetapi juga
pada seluruh atau sebagian besar peralatan penunjang seperti : Isolator, CT, PT,
Bus bar, VCB, PMT, DS dll. Bila uap air ini dibiarkan terus menerus maka suatu
saat akan terjadi busur listrik (Flash Over) diantara penghantar dan isolator.
Selain itu dengan adanya arus beban jurusan yang besar dipikul oleh salah satu
atau beberapa cubicle maka akan menimbulkan uap air akibat panas dan hal ini
lebih memungkinkan timbulnya busur listrik (Flash Over) antara body dengan
pengantar melalui badan CT, PT, VCB dan lain-lain sehingga hubung singkat

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
tidak dapat dihindari dan pada akhirnya akan mengganggu penyaluran tenaga
listrik kepada konsumen PT. PLN ( Persero ) yang ada.
Bila dilihat dari sisi ekonomis, maka pekerjaan pemeliharaan rutin serta
menjaga sirkulasi udara yang baik secara terus menerus akan jauh lebih murah
dibandingkan dengan mengganti Cubicle yang harganya mencapai puluhan
bahkan ratusan juta rupiah / unit, coba kita bayangkan kalau yang diganti
beberapa buah cubicle pada salah satu Gardu Hubung, contohnya : Pengeluaran
biaya yang cukup besar dilakukan pada Gardu Hubung PT. PLN (Persero)
Ranting Saparua beberapa waktu lalu dan telah menelan biaya Rp.1 milyard
untuk mengganti 5 ( lima ) buah cubicle akibat hal tersebut diatas.

BAB II. PERMASALAHAN


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang
letak / posisi cubicle terhadap kelembaban udara yang dapat menimbulkan Busur
listrik (Flash Over).
Tolak ukur dari penelitian / penulisan Makalah ini adalah : Kelembaban udara
yang terjadi pada Cubicle akan menyebabkan busur listrik (flash over) dan hasil
akhir dari penelitian/penulisan Makalah ini merupakan masukan kepada PT. PLN
(Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun PT. PLN (Persero) Area
Ambon.

Identifikasi
1. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kelembaban udara.
2. Kelembaban

udara

akan menimbulkan

uap

air

yang

dapat

mengakibatkan terjadinya flashover.


3. Letak lantai CUBICLE yang menutupi seluruh permukaan got saluran
kabel dapat mengakibatkan mudah terjadi kelembaban udara akibat
panas.
4. Beban besar yang dipikul pada setiap CUBICLE baik incoming
maupun out going juga dapat menimbulkan panas dan sangat

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
berpotensi menyebabkan terjadinya uap air pada perangkat pendukung
didalam CUBICLE karena ruangan Cubikel tersebut tertutup.
5. Kurangnya lubang saluran udara atau ventilasi pada setiap CUBICLE
dan Gardu Hubung juga berpotensi menyebabkan panas akibat beban ,
tidak dapat dihindari.

Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
BAGAIMANA UPAYA MENGURANGI GANGGUAN BUSUR
LISTRIK (Flash Over) PADA CUBICLE
Definisi
CUBICLE adalah lemari penghubung atau pembagi tegangan
menengah danFlashover adalah loncatan busur listrik
Hipotesa
Diduga

bahwa

letak

CUBICLE

akan berpengaruh

terhadap

kelembaban udara.
Asumsi
Semua CUBICLE mempunyai tipe dan karakteristik masing-masing,
ada yang sama dan ada yang berbeda
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan survey
dibeberapa CUBICLE,antara lain :
Pada system Ambon, khususnya pada Gardu Hubung Colstorage
Tulehu, Gardu Hubung Baguala, Gardu Hubung PT. Semen Tonasa.
Pada system Masohi, khususnya pada Gardu Hubung Pusat Listrik
Masohi dan Gardu Hubung Waipo,
Pengertian Cubicle 20 kV
1. Pengertian Umum
Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi,
Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dan control yang terpasang pada ruang tertutup dan sebagai pembagi, penyalur,
pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik.
Disebut sebagai cubicle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas plat
berbentuk almari dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup
menurut standar operasi yang diminta.
2. Jenis dan fungsi Cubicle
Berdasarkan fungsi/penempatannya, cubicle TM 20 kV di Gardu Induk antara
lain :

Cubicle Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo


daya ke busbar 20 kV

Cubicle Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban

Cubicle Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar


ke beban pemakaian sendiri GI

Cubicle Kopel (bus kopling); sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2

Cubicle PT / LA:: sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman


terhadap surja.

Cubicle Bus Riser / Bus Tie (Interface): sebagai penghubung antar sel.

3. Bagian-bagian

Cubicle TM 20 kV terdiri dari 4 kompartemen, yaitu :


a. Kompartemen PMT.
Pada kompartemen ini terpasang Withdrawable Circuit Breaker. PMT dan
mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan/dimasukkan ke
dalam kubikel untuk keperluan pemeliharaan.
b. Kompartemen Busbar
Semua tertutup oleh bagian metal. Kompartemen busbar didisain agar
bagian-bagian yang bergerak pada bagian ini seminimum mungkin. Busbar

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain
dari masing-masing pabrik.
c. Kompartemen Sambungan Kabel
Pada Kompartemen ini terdapat :
Terminasi kabel tegangan menengah
3(tiga) pembagi tegangan (potensial divider), dilengkapi pada setiap pasa

terminasi kabel, yang disambung dengan tiga neon indikator yang


dipasang di muka panel. Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa
kabel tersebut dalam keadaan bertegangan atau tidak, sehingga aman
terhadap petugas yang melaksanakan pengoperasian.
Satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel.

Dioperasikan dari depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi


kecepatan tinggi sehingga mempunyai kecepatan masuk yang tidak
tergantung kecepatan operator.
Trafo arus
Trafo tegangan (sesuai permintaan). Bisa type tetap atau lepasan.

Dilengkapi dengan pelebur dengan kapasitas pemutusan tinggi.


d. Kompartemen Tegangan Rendah
Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi
kegagalan. Auxiliary disambung ke PMT oleh susunan multi pin connector

BAB III. PERSOALAN


PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang kelistrikan Nasional dan melayani konsumen dengan berbagai tarif antara
lain : Tarif Rumah tangga, Industri, Bisnis, Pemerintah, Sosial dan Penerangan
Jalan Umum selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
dimana semua sarana yang digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik ke
konsumen diharapkan tetap dalam kondisi terpelihara secara baik sehingga
kwalitas pendistribusian tenaga listrik juga akan semakin baik sesuai yang
diharapkan oleh semua pihak.
Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Namun dalam kenyataannya saat ini masih terdapat beberapa kendala
terutama sistim Distribusi yang sering terganggu akibat kurangnya pemeliharaan
dan analisa kegagalan peralatan atau sarana yang dipakai terutama kondisi
Cubicle pada beberapa Gardu Hubung (GH) yang sering mengalami gangguan
akibat dari sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle
atau sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan,
sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat
menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian
atau seluruh system akan terganggu (Black Out system).

150 kV

PEMBANGKIT

INDUSTRI

20 kV
TRAFO GI
20/150 kV

BISNIS

TRAFO GI
150/20 kV

RUMAH
220 V
TRAFO
DISTRIBUSI

PUBLIK

Gambar 1 :Pasokan tenaga listrik dari pusat listrik ke jaringan distribusi


sampai ke pelanggan
Sirkulasi udara yang kurang baik didalam dan diluar Cubicle menjadi faktor
penyebab utama sehingga uap air akan tetap menempel pada sebagian peralatan
atau seluruh peralatan diadalam kubikel juga pada dinding Cubicle tersebut. Bila
uap air tersebut dibiarkan terus menerus maka suatu saat akan terjadi busur
listrik (Flash Over) yang akan meluas mulai dari peralatan penghantar dan
selanjutnya ke dinding Cubicle atau bumi sehingga terjadilah hubung singkat
antar penghantar dengan bumi dan akibatnya Sistem akan terganggu atau listrik
padam. Kondisi sirkulasi udara didalam dan diluar cubicle perlu segera
Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
dibenahi untuk mengurangi kelembaban sehingga dapat mengurangi dampak
terjadinya busur listrik atau flash over.

Gambar 2. Peralatan Cubicle secara umum

Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya
berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut
akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan
menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara.

BAB IV. PRA ANGAPAN


Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya
berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut
akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan
menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara.
Sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle atau
sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan,
sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat
menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian
atau seluruh system akan terganggu (Black Out system)

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Selain faktor panas akibat beban, kelembaban udara juga dapat terjadi karena
Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang
menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara
akan terhambat atau kurang baik. Ventilasi udara atas maupun bawah yang sempit
atau tidak terpasang atau Cubicle ditempatkan terlampau dekat dengan dinding
Gardu Hubung juga akan berpengaruh langsung pada suhu udara didalam cubicle
maupun didalam Gardu Hubung (GH) itu sendiri.
Terjadinya Busur Listrik (Flash Over) pada Cubicle disebabkan oleh karena
sirkulasi udara yang kurang baik dalam Cubicle, sehingga :
1. Letak Cubicle perlu dirubah.
2. Menambah ventilasi udara pada cubicle itu sendiri.
3. Menambah ventilasi udara pada Gardu Hubung.
4. Membuat atau menambah lubang rembesan air pada permukaan lantai
parit/saluran kabel.

Untuk mengetahui seberapa besar tegangan lompatan api yang


disebabkan oleh keadaan udara, maka perlu dilakukan pengujian.Untuk
mengoreksi hasil-hasil pengujian terhadap tekanan dan suhu dipakai rumus :
VB
VS =

------------------------- 1
d

= tegangan lompatan pada keadaan standar

dimana VS
VB

= tegangan lompatan yang diukur pada keadaan sebenarnya

= kepadatan udara relative (relative air density)

bB

273 + 20

d=
760
sedangkan b B
tB

0,386 bB
=

273 + tB

-------------- 2
273 + tB

= tekanan udara pada waktu pengujian (mm Hg)


= suhu sekeliling pada waktu pengujian (0 C)

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI
Kelembaban udara akan semakin meningkat akibat Cara penempatan cubicle
yang tepat berada diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan
parit/saluran kabel tersebut dan menghambat sirkulasi udara masih sering terjadi
pada sebagian besar Cubicle dalam Gardu Hubung (GH) sampai saat ini.
Bila kondisi sirkulasi udara tersebut diatas tetap dibiarkan maka akan
berdampak pada Kerugian yang dialami akibat Busur Listrik (Flash Over), baik
oleh Pelanggan juga menimbulkan Kerugian Material dan Biaya pada pihak
PT. PLN (Persero).
Dampak yang dirasakan dari gangguan busur listrik (Flash Over) tersebut
antara lain :
1. Sering terputusnya penyaluran tenaga listrik ke konsumen.
2. Waktu pemeliharaan Cubicle akan berulang-ulang.
3. Kerugian material dan biaya yang dikeluarkan setiap tahun anggaran untuk
pemeliharaan dan penggantian Cubicle sangat besar (Puluhan atau ratusan
juta rupiah setiap tahunnya).
4. Kerugian karna hilangnya sebagian Kwh jual.
Gangguan Busur listrik (Flash Over) tersebut sering terjadi pada beberapa
Kubikel dalam Gardu Hubung, baik pada Sistem Ambon maupun Sistem lainnya
diluar pulau Ambon PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, lebih
khusus pada Area Ambon.
Dampak negatif langsung akibat terjadinya gangguan Busur listrik (Flash
Over) yang dirasakan pelanggan adalah :

Aliran listrik terputus atau padam pada sebagian atau seluruh pelanggan
yang dilayani oleh sistem tersebut, artinya semua atau sebagian kebutuhan
pelanggan yang mengguanakan aliran listrik tersebut akan terganggu,
bahkan beberapa aktivitas pelayanan sosial seperti : Rumah sakit, Tempat
Pendidikan,

Notje Manoppo, 6181021. G

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Tempat Ibadah maupun beberapa kegiatan pelayanan publik dan maupun
pemerintahan ikut merasakan dampak dari terputusnya aliran listrik
tersebut.

Masih ada keluhan beberapa pelanggan tentang kerusakan peralatan


elektronik mereka karena aliran listrik PLN terputus atau padam, walaupun
kerusakan tersebut belum tentu diakibatkan karena terputusnya aliran listrik
dari PLN secara tiba-tiba.

Banyak kalangan baik secara individu maupun institusi tertentu masih


punya tanganggapan atau persepsi negatif terhadap pelayanan PT. PLN
(Persero), khususnya di Area Ambon, karena listrik masih sering padam
atau terganggu.

Dan lain-lain.
Dampak negatif yang dirasakan langsung oleh PT. PLN (Persero) akibat

terjadinya gangguan Busur Listri (Flash Over) adalah :

Kerugian pada sisi Niaga yaitu : Sebagian atau seluruh Kwh yang
diproduksi saat itu tidak tersalur atau atau Kwh jual akan menurun karena
sebagian atau seluruh system terganggu.

Kerugian pada sisi Distribusi yaitu : Beberapa material utama pada Kubikel
seperti VCB, LBS, Copling, DS, CT, PT, Metering dan Fuse mengalami
kerusakan bahkan kerusakan bisa dialami oleh salah satu atau beberapa
kubikel sekaligus.

Terjadi kebakaran pada beberapa kubikel di system Ambon dan system


lainya diluar pulau ambon.

Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan akan semakin besar mencapai


ratusan juta bahkan milyaran rupiah pada satu tahun anggaran.

Pekerjaan pemeliharaan akan dilakukan berulang-ulang sehingga sering


melakukan pemadaman terencana untuk pekerjaan pemeliharaan tersebut
dan pada akhirnya berdampak juga pada kerugian Kwh jual.

Umur atau usia normal dari sebagian peralatan atau kubikel tersebut akan
semakin pendek yang secara langsung akan berdampak pula kepada biaya
operasi dan pemeliharaan yang dikeluarkan semakin besar.

Notje Manoppo, 6181021. G

10

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Contoh gangguan Busur Listrik (Flash Over) pada kubikel yang terjadi
pada tahun anggaran 2012 di system Ambon dan diluar Aambon, antara lain :

Pada Gardu Hubung Baguala (Sistem Ambon), adalah :


1. Bulan Pebruari 2012, terjadi gangguan pada VCB Incoming Waiheru 2.
2. Bulan April 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling.
3. Bulan juli 2012, ganti 1set VCB Copling karna terbakar.
4. Bulan September 2012, ganti CT & PT pada Incoming Waihru 1.
5. Bulan Desember 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling.
Walaupun pemeliharaan cubicle pada Gardu Hubung tersebut selalu

dilakukan baik oleh Rayon Baguala (Pemeliharaan rutin atau triwulan) maupun
mengikuti pemadaman terencana yang dilakukan oleh Distribusi Area Ambon
untuk pekerjaan lain yang menyangkut padam salah satu penyulang atau seluruh
penyulang di Gardu Hubung Baguala.

Pada Gardu Hubung Aston (Sistem Ambon), bulan April 2012 ganti 1 set
VCB Incoming karan terbakar.

Pada Gardu Hubung A1b/bank BTN (Sistem Ambon), ganti VCB incoming
dan out going pada bulan Agustus 2012 karna terbakar antara isolator
tumpu dan rel/bus bar.

Pada Gardu Hubung Wailiha (Sistem Ambon), gangguan pada CT dan PT,
bulan Desember 2012.

Pada Pusat Listrik Wamsisi (Sistem Ambon), ganti CT dan PT pada bulan
September 2012, karena terbakar.

Pada Pusat listrik Sewa 2 (Sistem Ambon), bulan Nopember 2012 Ganti
VBC out going karana terbakar.

Pusat Listrik Poka (Sistem Ambon) terjadi kebakaran kubikel pada pada
tahun 2012,

Pusat Listrik Masohi (Sistem Masohi), terjadi kebakaran pada CT dan PT


pada tahun 2011.

Dalam tahun anggaran 2011, terjadi gangguan kubikel pada Pusat Listrik
Kobisonta.

Dan lain-lainnya.

Notje Manoppo, 6181021. G

11

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON

Gambar 3 : Dampak Negatif dari Busur Listrik/Flash Over

Tabel 1 : Perkiraan RUGI Kwh, Akibat GANGGUAN BUSUR LISTRIK


(FLASH OVER)
Penyulang WAIHERU. 1
JAM

(A)
10.00

20.00

JAM

(KW)

91

3,003

91

3,003

130

4,290

130

4,290

Lama
Padam

(Kwh)

Nyala

Menit

Jam

10.10

10.55

45

0.75

2,252

396,396

Perkiraan

5.00

15,015

2,642,640

Perkiraan

1.33

5,720

1,006,720

Perkiraan

5.00

21,450

3,775,200

Perkiraan

Perkiraan Rugi,
Bila Rata-rata
R1/450 VA, Blok
1 (Rp.176 per
Kwh)

Ket

20.15

JAM

10.00

21.35

JAM

20.00

(KW)

69

2,277

69

2,277

102

3,366

102

3,366

Ket

Padam

80

Penyulang WAIHERU. 2

(A)

Perkiraan Rugi,
Bila Rata-rata
R1/450 VA, Blok
1 (Rp.176 per
Kwh)

Lama
Padam

(Kwh)

Padam

Nyala

Menit

Jam

10.00

12.40

160

2.67

6,072

1,068,672

Perkiraan

5.00

11,385

2,003,760

Perkiraan

2.50

8,415

1,481,040

Perkiraan

5.00

16,830

2,962,080

Perkiraan

20.15

Notje Manoppo, 6181021. G

22.45

150

12

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
BAB VI. PEMBAHASAN
A. Pengujian Dalam Suasana Basah.
Pengujian dalam suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara
pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan menghantar listrik,
maka tegangan pelepasan dari alat-alat listrik yang dipasang diluar (outdoors)
menjadi berkurang pada waktu alat-alat tersebut menjadi basah karena hujan.
Piranti ukur yang digunakan adalah Volt meter, Ampere meter, Thermometer,
Higrometer
Ampere meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
besarnya aliran arus yang dipakai oleh beban.(Gambar 4)

Gambar 4 : Ampere meter


Volt meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya
potensial atau tegangan antara dua titik.(Gambar 5)

Gambar 5 : Volt meter

Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada


suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)
penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Kelembaban yang rendah akan mencegah pertumbuhan
Notje Manoppo, 6181021. G

13

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Higrometer juga banyak
dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembaban
udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran.(Gambar 6)

Gambar 6 : Higrometer
Suhu menunjukkan derajat panasbenda, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa
getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu
benda tersebut. Suhu adalah ukuran panas-dingin suatu benda yang dinyatakan
dalam suatu besaran suhu atau temperatur. Suhu didefiniskan sebagai besaran
yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu
merupakan salah satu jenis besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) di
nyatakan dengan satuan oK (oKelvin).Suhu dapat diukur dengan menggunakan
termometer yang berisi air raksa atau alkohol.(Gambar 8)

Gambar 7 : Thermometer
Notje Manoppo, 6181021. G

14

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Tabel 2. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Memakai :
HIGROMETER, Pada Gardu Hubung BAGUALA (Kondisi Normal)

No

PENYULANG

KELEMBABAN
(%)

SUHU
(K)

Kepadatan
udara relatif
(d)

Tegangan
Lompatan
(Vb)- KVolt

Tulehu

83

311.2

0.1029

1.1834

ACC

76

309.7

0.0947

1.0891

Hutumuri

81

306.4

0.1020

1.173

Waiheu 1

82

310.3

0.1020

1.173

Waiheu 2

82

310.8

0.1018

1.1707

Lateri 1

78

307.5

0.0979

1.1258

Tabel 3. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Pada Gardu
Hubung PT. SEMEN TONASA (Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm)

NO

PENYULANG

KELEMBABAN
(%)

SUHU
(K)

Kepadatan
udara relatif
(d)

Tegangan
Lompatan
(Vb)- KVolt

In Coming

56

301.3

0.0717

0.8246

Out Going

56

301.4

0.0717

0.8246

Dari tabel 1.hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelembaban udara


sangat besar yang dipengaruhi oleh Penempatan cubicle yang tepat berada diatas
parit/saluran kabel yang menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut
sehingga sirkulasi udara akan terhambat atau kurang baik.
Pada PT Semen Tonasa, Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm diatas
parit/saluran kabel dan terlihat terjadi penurunan kelembaban udara

Notje Manoppo, 6181021. G

15

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Dari sistim pengoperasiannya, maka pengaruh yang ditimbulkan akibat beban
atau arus adalah : Semakin besar beban/arus yang dipikul oleh suatu jurusan baik
incoming, outgoingakan menimbulkan suhu panas yang semakin tinggi melebihi
kondisi normal didalam cubicle akan menimbulkan terjadinya uap air dan
biasanya uap air tersebut akan menempel pada sebagian atau seluruh permukaan
sarana penunjang tersebut didalam ruangan cubicle.
Setiap cubicle selalu dilengkapi dengan sarana penunjang berupa Heater,
namun heater tersebut pada kondisi suhu beranjak naik akibat beban/arus yang
besar tidaklah menolong,justru udara panas yang dikeluarkan oleh heater tersebut
turut mempengaruhi kenaikan suhu udara yang ada didalam cubicle tersebut.
Kondisi ini akan menimbulkan kelembaban yang menyebabkan terjadinya proses
loncatan busur listrik (Flash Over) yang cepat pada semua sarana yang ada. Bila
kondisi ini tidak segera diatasi, maka busur listrik tersebut akan semakin meluas
pada semuapermukaan sarana yang ada didalam

cubicle tersebut yang pada

akhirnay akan merubah fungsi isolator menjadi konduktor, sehingga dapat


mengakibatkan terjadinya hubung singkat antara penghantar dengan bumi dan
dampaknya langsung berpengaruh pada terganggunya system penyaluran tenaga
listrik ke konsumen atau system distribusi akan terganggu, juga kerusakan atau
kerugian material akan dialami oleh Perusahaan.

B. Mengacu pada Standart Konstruksi atau SPLN yang ada dimana seluruh
permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan
tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga
kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama.

Gambar 8: Parit/saluran kabel dalam GH, sesuai Standart Konstruksi


Notje Manoppo, 6181021. G

16

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
C. Pada umumnya letak cubicle pada gardu hubung dipasang tepat diatas
parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel
tersebut.
Kondisi ini akan sangat berdampak pada kenaikan suhu panas dari bawah
lantai cubicle, karena lantai cubicle menutupi seluruh permukaan
parit/saluran kabel dan secara langsung akan berpengaruh juga terhadap
kelembaban udara yang terjadi didalam ruangan cubicle tersebut.

Gambar 9: Penempatan Cubiclel dalam GH, sesuai Standart Konstruksi


D. Pada saat merancang dan membangun gardu hubung kurang diperhitungkan
sirkulasi udara dalam gardu itu sendirir sehingga hampir semua konstruksi
bangunan gardu hubung yang ada sekarang ini terasa sangat kurang baik
system sirkulasi udara yang ada dan hal ini juga akan turut berpengaruh
menaikan suhu panas dari luar cubicle yang tentunya berdampak juga pada
kelembaban yang terjadi didalam cubicle tersebut.

Gambar10:Fentilasi atas & bawah pada bangunan fisik Gardu Hubung,


sesuai Standart Konstruksi

Notje Manoppo, 6181021. G

17

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON
Melihat beberapa faktor tersebut diatas dapat menimbulkan kelembaban udara
dalam cubicle yang menyebabkan terjadinya busur listrik (Flash Over) maka kita
akan merasakan beberapa dampak negatif baik bagi konsumen dari sisi hak
menikmati listrik karena sistim distribusi akan sering terganggu, maupun bagi
PT. PLN ( Persero ) dari sisi biaya pemeliharaan yang sangat besardan dari sisi
pengamanan peralatan akan sering terganggu.

BAB VII. KESIMPULAN


Dari hasil penulisan tugas akhir ini dapat kami simpulkan beberapa hal antara
lain :
1. Heater tidak dapat membantu secara maksimal untuk menghilangkan
terjadinya uap air, hal ini disebabkan karena ruangan cubicle tersebut
terlalu tertutup.
2. Terjadinya busur listrik dapat dipengaruhi oleh kurang baiknya sirkulasi
udara didalam ruangan cubicle tersebut.
3. Seluruh permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen
sehingga air akan tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam
tanah, sehingga kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama.
4. Jika ruangan cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab , maka uap air akan
menempel pada semua sarana penunjang yang ada didalam cubicle
tersebut ( Body, CT, PT, VCB, Isolator, Bus bar, Kabel opstyq dll ) dan
bila dibiarkan maka akan menimbulkan busur listrik (Flash over) antara
sarana penunjang tadi dengan bumi.
5. Beban yang semakin besar akan menimbulkan panas dan kelembaban uap
air semakin banyak didalam ruangan cubicle tersebut.
6. Selain memperhatikan atau memperbaiki sistim sirkulasi udara maka letak
atau penempatan lantai cubicle sebaiknya dirubah dengan menaikan
posisi cubicle tersebut lebih tinggi antara lantai cubicle dengan permukaan
saluran got kabel 25 s/d 50 cm, agar sirkulasi uadara dari luar maupun
dari dalam cubicle dapat terjaga dengan baik.

Notje Manoppo, 6181021. G

18

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON

7. Kondisi sirkulasi udara ( Fentilasi udara ) didalam gardu hubung juga


harus diperhatikan atau fentilasi ditambah karena akan berpengaruh untuk
menurunkan suhu panas pada cubicle tersebut.

BAB VIII. TINDAKAN YANG DISARANKAN :


Dari hasil yang diperoleh melalui penulisan Makalah ini maka saran - saran
yang dapat kami kemukakan untuk menjadi pertimbangan dan masukan kepada
perusahaan antara lain :

1. Penempatan cubicle dalam gardu hubung perlu diperhatikan atau dirubah


dengan menaikan letak cubicle kurang lebih 25. cm s/d 50. Cm diatas
parit/saluran kabel, agar sirkulasi udara diluar atau dibawah lantai kubikel
lebih baik.

Gambar 11. Contoh penempatan kubikel pada Gardu Hubung PT. Semen
Tonasa, Gudang Arang ( Sistem Ambon)
2. Perlu diberikan tambahan lubang udara (kawat kasa/ram) pada lantai
cubicle untuk memudahkan sirkulasi udara.

Notje Manoppo, 6181021. G

19

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON

Rencana pemasangan kawat kasa/ram pada lantai Cubicle


dan Menaikan letak Cubicle Untuk menambah sirkulasi udara
Kawat Kasa
Untuk Sirkulasi
Udara

Rangka / Bordes
CUBICLE

Gambar 12 : Rencana perubahan dengan menaikan letak Cubclel 25 50 cm


3. Perlu membuat lubang pada lantai parit/saluran kabel yang tertutup dengan
semen untuk memudahkan air cepat merembes kedalam tanah.
4. Perlu penambahan ventilasi udara pada gardu hubung agar sirkulasi udara
dari luar cubicle akan lebih baik.
Demikian yang dapat disampaikan saat ini, dan lewat kesempatan ini dengan
kerendahan hati kami mohon kepada semua pihak terutama para Penguji dan
Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun Area
Ambon, agar dapat memberikan koreksi , saran , pendapat , masukan kepada
kami sehingga dapat memperkaya dan lebih mempertajam penulisan Makalah ini
demi kepentingan Pelayanan kepada pelanggan dan khususnya demi kepentingan
Perusahaan yang kita cintai.
Akirnya ijinkan kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya
dan ungkapan terima kasih kami yang mendalam kepada : para Penguji,
Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, Managamen
PT. PLN (persero) Area Ambon dan semua teman-teman serta semua pihak yang
telah membantu kami secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan
Makalah ini dapat diselesaikan untuk kepentingan semua pihak, doa kami Tuhan
Yang Maha Kuasa kiranya memberkati kita semua dan Perusahaan ini kedepan.
Salam hormat dan terima kasih Amin.

Notje Manoppo, 6181021. G

20

PT.PLN (PERSERO)
WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA
CABANG AMBON

Referensi :

1. Buku 4, Standart Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga


(Konstruksi Dudukan Kubikel, Konstruksi Fentilasi Atas / Bawah dan
Konstruksi Parit Kabel)
2. SPLN, Pengoperasian Kubikel 20 KV (Pengertian dan Fungsi Kubikel)
3. Materi Diklat, Pengenalan Kubikel 20 KV.
4. Materi Diklat, Pengoperasian Kubikel 20 KV (Pengertian Kubikel)

Notje Manoppo, 6181021. G

21

Anda mungkin juga menyukai