A. Definisi
Hidrosefalus adalah kelebihan air dalam kubah tengkorak, atau
jumlah
CSF
dalam
rongga
serebrospinal
yang
berlebihan
dapat
merupakan
keadaan
patologis
otak
yang
a.
(Harsono,2006).
2. Proses Terbentuknya Hidrosefalus
Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara mendadak
yang
diakibatkan
oleh
gangguan
absorbsi
CSS
(Cairan
b.
Serebrospinal)
Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah cairan
a.
b.
a.
b.
otak
dan
jaringan
sekitarnya
termasuk
selaput
B. Anatomi fisiologi
Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunanbangunan dimana CSS berada.
Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis
1. Ventrikel lateralis
Ada dua , terletak didalam hemispheril telencaphalon. Kedua ventrikel
lateralis berhubungan dengan ventrikel III (ventrikel tertius) melalui
foramen interventrikularis (monro)
2. Ventrikel III (ventrikel tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh
thalamus dengan adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus
pinealis ke arah kaudal, ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV
melalui suatu lubang kecil yaitu aquaductus sylvii (aquaductus
cerebri)
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus )
Membentuk ruang berbrntuk kubah diatas fossa rhomboidea antara
cerebllum dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis
pada kedua sisi, masing-masing recessus berakhir pada foramen
luschka, muara lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare
anterior terdapat apertura mediana magendle.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spenalis
Saluran central korda spenalis : saluran kecil yang memanjang
sepanjang korda spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Diatas , melanjut
kedalam medula oblongata, dimana ia membuka kedalam ventrikel IV.
Ruang subarakhnoidal
Merupakan ruang yang terletak diantara lapisan arakhnoid dan
plamater Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari
dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan
hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di
bentuk oleh PPA;
a. Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar
b. Parenchym otak
c. Arachnoid
Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari
tempat pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir
dari II ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam
ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV.
Melalui satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine
dan cisterna prepontis.
Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna magna.
Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis dan ke
cranial menuju cisterna infra tentorial.Melalui cisterna di supratentorial
dan kedua hemisfere cortex cerebri. Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis
di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.
C. Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan
tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi
dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat
pada bayi dan anak ialah:
1. Kelainan kongenital. disebabkan gangguan perkembangan janin dalam
rahim,atau infeksi intrauterine meliputi :
a. Stenosis akuaduktus sylvii.
b. Anomali pembuluh darah.
c. Spino bifida dan kranium bifidi.
d. Sindrom Dandy-walker.
2. Infeksi
Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak)
sehingga terjadi obliterasi ruang subarakhnoid, misalnya meningitis.
Infeksi lain yang menyebabkan hidrosefalus yaitu: TORCH, Kista-kista
parasit, Lues kongenital.
3. Trauma.
4
35 cm
41 cm
44 cm
46 cm
47 cm
48,5 cm
E. Komplikasi
1. Peningkatan tekanan intrakranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septikemia, endokarditis, infeksiluka, nefritis, meningitis,
ventrikulitis, dan abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
5. Hematomi subdural, peritonitis, adses abdomen, perporasi organ dalam
rongga abdomen, fistula, hernia, dan ileus.
6. Kematian
F. Patofisiologi
Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan
ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater
dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang
tipis.Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif,
sehinggawalaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak
mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tibatiba/ akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan.
Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak
kecilsutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi
peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak
akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan. Stenosis aquaductal
(Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik
pelebaran pada ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan
kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara
dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada
foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae
posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium.
Klein dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran
cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara
disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga
membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala:
Kenailkan ICP sebelum ventrikel cerebral menjadi sangat membesar.
Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak
komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 8 jam dan
ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan kematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika
route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka
akan terjadi keadaan kompensasi.
Pathway hidrosefalus
G. Pemeriksaan penunjang
1. Aloamnanesis/ amnanesis.
Amnanesis perlu dilakukan untuk menentukan hidrosefalus
kongenital atau akuisita. Bayi yang lahir prematur atau posterm dan
merupakan kelahiran anak yang keberapa adalah penting sebagai faktor
resiko. Adanya riwayat cedera kepala sehingga menimbulkan hematom,
subdural atau perdarahan subarakhnoid yang dapat mengakibatkan
terjadinya hidrosefalus.
Demikian juga riwayat peradangan otak sebelumnya. Riwayat
keluarga perlu dilacak, riwayat gangguan perkembangan, aktivitas,
perkembangan mental, kecerdasan serta riwayat nyeri kepala, muntahmuntah, gangguan visus dan adanya bangkitan kejang.
2. Pemeriksaan fisik.
Kesan umum penderita terutama bayi dan anak, proporsi kepala
terhadap badan, anggota gerak secara keseluruhan tidak seimbang. Anak
biasanya dalam keadaan tidak tenang, gelisah, iritable, gangguan
kesadaran, rewel, sukar makan atau muntah-muntah.
itu
juga
dapat
untuk
mempelajari
sirkulasi
cairan
dilakukan
untuk
mengalirkan
cairan
yaitu
pintasan
10
ventrikuloatrial
atau
11
12
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa
melihat keatas.
- Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
3. Observasi Tanda-Tanda Vital
a. Didapatkan data data sebagai berikut :
Peningkatan sistole tekanan darah.
Penurunan nadi / Bradicardia.
Peningkatan frekwensi pernapasan.
4. Diagnosa Klinis
a. Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan
lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi
-
terang )
Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi
J. Diagnosa keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif: serebral b.d peningkatan tekanan
intrakranial, hipervolemia.
2. Kerusakan intregritas kulit b.d penurunan mobilitas fisik, defisiensi
sirkulasi.
3. Resiko defisit volume cairan b.d mual, muntah, anoreksia
4. Kurang pengetahuan orang tua tentang penyakit, perawatan,
komplikasi b.d kurang informasi.
N
0
1
Dx keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
Perfusi jaringan Setelah
tidak
dilakukan Kaji
serebral
peningkatan
status
yang
perfusi tanda-tanda
13
Rasional
tekanan
jaringan
intrakranial,
hipervolemia.
hasil:
terutama GCS.
Terpeliharanya status
neurologis.
Tanda vital stabil.
respirasi,
suhu,
minimal
tiap
15
menit
sampai
keadaan
pasien
stabil.
Monitor tingkat
kesadaran,
sikap
reflek,
fungsi
motorik,
sensorik
Naikkan kepala
dengan
450,
sudut
tanpa
15-
bantal
(tidak hiperekstensi
atau
fleksi)
dan
sampai
Anjurkan anak
dan orang tua untuk
mengurangi aktivitas
yang
dapat
menaikkan tekanan
intrakranial
intraabdominal,
14
atau
Monitor tanda
kenaikan
tekanan
intrakranial,
misalnya: iritabilitas,
tangis, sakit kepala,
2
Kerusakan
mual
Tissue Integrity : Skin Monitor
Mucous fontanella
penurunan Membranes
sirkulasi.
yang
Ubah posisi
jam,
perubahan
posisi
temperatur,
hidrasi,
Gunakan lotion
pigmentasi)
bisa pertimbangkan
dipertahankan
(sensasi,
mayor
tiap 4 jam.
kondisi
atau
minyak
dan
posisi
Letakkan
mencegah
cedera penggantian
berulang
Gunakan
tenun
dari
15
alat
bahan
Stimuli daerah
kepala
setiap
Pertahankan
nutrisi
sesuai
program terapi.
Memandikan
pasien dengan sabun
3.
Resiko
defisit
Setelah
volume tindakan
cairan.
Ukur dan
Hidrasi adekuat.
Turgor kulit baik.
observasi
tanda
Membran mukosa
vital.
lembab.
Catat jumlah,
Tanda vital normal.
frekuensi
dan
karakter muntah.
Timbang BB
tiap hari.
Kaji tanda-
Kurang
Setelah
tanda dehidrasi.
dilakukan Jelaskan
semua
pengetahuan
tindakan
prosedur
orang
tua keperawatan,
dan
pengobatan,
tentang
keluarga mampu:
penyakit,
perawatan,
pengertian
kehadiran
perawat
kenyataan
informasi.
anaknya.
terhadap memperkuat
penjelasan.
16
yang orang
diperlukan.
tua
untuk
mengekspresikan
dan
dan harapan
dan
dalam
perawatan
anaknya
Menjelaskan dengan
pengobatan
diberikan,
yang yang
minum menyenangkan.
mengerti
perasaan
efek untuk
samping.
dapat
menerima kenyataan
tentang
dan
perubahan
perkembangan
anaknya.
Yakinkan orang tua
bahwa
anak
membutuhkan kasih
sayang
dan
keamanan.
Demonstrasikan
perawatan
yang
diperlukan
(bagaimana
mengecek
fungsi
Beri penjelasan
tentang pengobatan.
17
Daftar pustaka
Price, S.A. 2005. Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit Bag. II.
EGC, Jakarta.
18
NANDA.
2005-2006.
Nursing
Diagnosis:
Deffinition
&
Classification.
Philadhelphia.
Price,Sylvia
Anderson.
2005.
Patofisiologi;Konsep
klinis
proses-proses
penyakit,Jakarta;EGC.
19
20