Anda di halaman 1dari 4

15.

Teknik Radiografi sinus paranasal (Standar)


Proyeksi Latera

Proyeksi PA (Cadwell method)

Proyeksi parietoacanthial (waters methode close mouth

Proyeksi parietoacanthial (waters methode open mouth

16) Nasofaring merupakan lubang sempit yang terdapat pada belakang rongga
hidung. Nasofaring akan tertutup bila palatum molle melekat ke dinding posterior
pada waktu menelan, muntah, mengucapkan kata dan akan terbuka pada waktu
respirasi. Bagian atap dan dinding belakang dibentuk oleh basi sphenoid, basi
occiput dan ruas pertama tulang belakang. Bagian depan berhubungan dengan
rongga hidung melalui koana. Orificium dari tuba eustachian berada pada dinding
samping dan pada bagian depan dan belakang terdapat ruangan berbentuk koma
yang disebut dengan torus tubarius. Pada bagian lateral, berbatasan dengan muara
tuba eustachii. Mukosa tuba eustachii tidak datar tetapi menonjol seperti menara
yang disebut torus tubarius. Bagian atas dan samping torus tubarius merupakan
reses dari nasofaring yang disebut dengan fossa rosenmuller. Di daerah ini
merupakan tempat predileksi karsinoma nasofaring.2

Gejala karsinoma nasofaring antara lain:3


1. Gejala pada hidung
Epistaksis (keluarnya darah biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali
bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah jambu)
Pilek yang tidak sembuh
Ingus dapat seperti nanah, encer atau kental dan berbau
2. Gejala pada telinga
Gangguan pendengaran hantaran
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga (otalgia)
Tinitus. Tumor menekan muara tuba eustachii (karena muara tuba eustachii dekat dengan fosa
rosenmulleri) sehingga terjadi tuba oklusi, Tekanan dalam kavum timpani menjadi menurun
sehinga terjadi tinitus. Gejala ini umumnya unilateral, dan merupakan gejala yang paling dini
dari karsinoma nasofaring.
3. Gejala pada mata

Diplopia.
Tumor merayap masuk melalui foramen laseratum dan menimbulkan gangguan N. IV dan N. VI.
Perluasan yang paling sering mengenai syaraf otak VI ( paresis abdusen) dengan keluhan berupa
diplopia, bila penderita melirik ke arah sisi yang sakit. Bila terkena chiasma opticus akan
menimbulkan kebutaan.
4. Gejala pada saraf kranial
Gejala kranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan dirasakan pada penderita. Gejalanya
berupa:
Penekanan pada syaraf otak V memberi keluhan berupa hipestesi ( rasa tebal) pada pipi dan
wajah
Nyeri kepala hebat timbul karena peningkatan tekanan intrakranial
Sindrom Jugular Jackson atau sindrom reptroparotidean mengenai N. IX, N. X, N. XI, N. XII.
Dengan tanda-tanda kelumpuhan pada lidah, palatum, faring atau laring, m.
Sternocleidomastoideus, m. Trapezeus.
Sensitibilitas derah pipi dan hidung berkurang.
Kesukaran pada waktu menelan
Afoni
5. Metastasis ke khususnya ke kelenjar getah bening servikal. Pembesaran dari kelenjar getah
bening leher atas yang nyeri merupakan gejala yang paling sering dijumpai. Metastasis sel-sel
tumor melalui kelenjar getah bening mengakibatkan timbulnya pembesaran kelenjar getah
bening bagian samping (limfadenopati servikal). Selanjutnya sel-sel kanker dapat mengadakan
infiltrasi menembus kelenjar dan mengenai otot dibawahnya. Kelenjar menjadi lekat pada otot
dan sulit digerakkan. Limfadenopati ser

Anda mungkin juga menyukai