Anda di halaman 1dari 8

RELE

Relay
Relay atau rele merupakan komponen proteksi utama yang digunakan untuk melindungi
peralatan listrik dari gangguan yang mungkin terjadi.
Relay adalah saklar/ switch yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu Elektromagnet
(coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak saklar/ switch). Relay menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil,
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan relay
yang menggunakan elektromagnet 5 V dan 50 mA mampu menggerakkan Armature Relay
(yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220 V, 2 A.

Rele proteksi sebagai komponen utama sistem proteksi tenaga listrik dalam melaksanakan
tugasnya, yaitu untuk mengidentifikasi gangguan, harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu :
1. Sensitivitas
Merupakan kemampuan sistem proteksi untuk mengidentifikasi adanya
ketidaknormalan atau gangguan yang berada di dalam daerah yang diproteksinya.
2. Selektivitas

Koordinasi dari sistem proteksi, dimana jika terjadi gangguan rele hanya membuka
pemutus tenaga yang diperlukan saja (tidak menyebabkan pemutusan/ pemadaman
jaringan yang lebih luas).
3. Keamanan
Kemampuan sistem proteksi untuk menjamin peralatan proteksi akan bekerja jika
terjadi suatu gangguan dan tidak akan bekerja jika tidak terjadi gangguan.
4. Kecepatan
Ketika terjadi gangguan, komponen proteksi harus dapat memberikan respon waktu
yang tepat, sesuai dengan koordinasi yang diinginkan.
Untuk dapat menerapkan prinsip selectivity, suatu sistem tenaga lisrik yang terdiri dari
banyak pemutus tenaga harus diatur dan dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga pada saat
terjadinya kondisi abnormal, rele dapat membuka hanya pemutus tenaga yang diperlukan
saja, hal ini yang disebut selective fault clearance. Rele proteksi harus diberi informasi yang
memungkinkan rele untuk membedakan antara kondisi abnormal yang berada di dalam zona
proteksinya, dan gangguan eksternal atau arus beban normal.
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, relay terdiri dari 4 komponen dasar, yaitu : elektromagnet (coil), armature,
saklar dan spring.

Struktur Sederhana Relay

Contact Point relay terdiri dari 2 jenis, yaitu :

Normally Close (NC), yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di

posisi close (tertutup)


Normally Open (NO), yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi open (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah besi (iron core) yang dililit oleh sebuah kumparan (coil)
yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan diberikan arus listik,
maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik armature untuk berpindah
dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana armature tersebut berada
sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus
litrisk, armature akan kembali lagi ke posisi awal (NC). Coil yang digunakan relay untuk
menarik contact point ke posisi tertutup pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang
relatif kecil.
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi relay yang telah umum diaplikasikan ke dalam peralatan elektronika
diantaranya adalah :
1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungi Logika (Logic Function)
2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi Penundaan Waktu (Time Delay Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari
sinyal tegangan rendah.
4. Relay juga berfungsi untuk melindungi motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (short)
Proteksi Relay Terhadap Arus Lebih
Proteksi arus lebih adalah perlindungan sistem dan peralatan dari arus yang melebihi arus
nominalnya. Sedangkan tujuan proteksi itu sendiri adalah mendiskriminasi bagian sistem atau
peralatan akibat gangguan yang terjadi sehingga sistem dan peralatan tidak mengalami
kerusakan. Untuk membuat proteksi yang handal, diperlukan sistem koordinasi yang baik.
Prinsip dasar relay koordinasi terbagi dua, yaitu :
1. Diskriminasi Waktu

Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting, sehingga relay akan bekerja jika waktu setting
terpenuhi.

Sistem distribusi radial sederhana


Proteksi arus lebih terdapat pada feeder E, D, C, B dan A. Relay pada feeder B mempunyai
setting waktu paling pendek. Ketika terjadi fault maka relay akan bekerja setelah waktu
setting (t) terpenuhi, dan relay pada feeder C akan mengaktifkan time delay-nya setelah
waktu setting relay B terpenuhi. Begitu seterusnya hingga relay E. Kekurangan metoda ini,
jika terjadi gangguan di bagian terdekat dari power source yang memiliki arus gangguan
terbesar.
2. Diskriminasi Arus
Metoda ini bekerja berdasarkan arus, hal ini disebabkan karena besarnya arus disetiap posisi/
bagian bervariasi. Sehingga dengan metoda ini, semakin besar arus gangguan yang terjadi
maka time trip-nya pun akan semakin pendek.

Kurva Karakteristik diskriminasi dengan arus

Beberapa relay yang bekerja pada masalah hubung singkat yang dibahas pada makalah ini
adalah : relay differensial, overcurrent & earth faulth relay, serta load shedding relay.

Relay Differensial
Proteksi differensial (differencial relay) mereupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan keseimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang
diamankan. Alat proteksi ini tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan diluar daerah
pengamannya dan pada umumnya digunakan untuk mengamakan peralatan seperti pada
generator, trafo daya, bus bar dan saluran transmisi. Relay differensial digunakan sebagai
pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang berguna untuk
mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan
sistem kerjanya sangat cepat. Rele ini biasanya ditujukan sebagai pengaman terhadap
gangguan hubung singkat antar fassa maupun fasa dengan tanah untuk sistem tenaga listrik
dimana arus hubung singkat satu fasa ke tanah cukup besa. Daerah pengamannya dibatasi
oleh pemasangan transformator arus (current transformer) dimana rele tersebut dipasang.
Prinsip Kerja Relay Differensial

Proteksi Differensial
Prinsip kerja proteksi differensial adalah membandingkan dua besaran arus dan fasa antara
dua titik pada batasan-batasan daerah pengaman. Jadi, dalam hal ini digunakan arus sebagai
besaran ukurnya. Relay differensial sangat cepat bekerjanya dan sangat selektrif berdasarkan

keseimbangan (balance). Jika pada peralatan yang diamankan tidak terjadi gangguan atau
gangguan tersebut berada diluar daerah yang diamankan maka nilai arus dan fasa mengalir
pada trafo arus CT 1 dan CT 2 adalah sama atau mempunyai perbandingan nilai arus serta
pergeseran sudut fasa tertentu, sehingga relay tidak akan bekerja.
Namun, jika terjadi gangguan pada peralatan yang diamankan, akan terjadi perbedaan arus
atau perbandingan arus berubah serta perubahan sudur fasa yang mana akan menyebabkan
relay differensial bekerja. Perbandingan kedua arus dilakukan dengan membandingkan
besarnya nilai dan sudut fasa pada arus sekunder. Batas-batas pengaman proteksi differensial
akan dibatasi oleh CT 1 dan 2.

Keadaan Normal
Pada keadaan normal atau gangguan berada di luar zona proteksi maka arus yang mengalir
pada rele adalah sebesar jumlah arus I1 ditambah dengan I2. Dimana I1 adalah arus sekunder
yang mengalir pada trafo arus CT 1 dan I2 adalah arus sekunder yang mengalir pada trafo arus
CT 2. Dalam keadaan ideal selama tidak ada gangguan maka kedua arus tersebut akan
mempunyai nilai yang sama dengan arah vektor yang berlawanan sehingga arus yang melalui
rele akan bernilai 0 dan tidak menyebabkan rele bekerja.

Keadaan Gangguan Satu Arah


Jika terjadi gangguan hubung singkat didalam daerah pengamannya, maka arus yang
mengalir pada CT 1 akan menjadi besar sedangkan arus yang mengalir pada CT 2 akan
mendekati nol hal ini terjadi karena arus gangguan IF besar hanya mengalir pada satu sisi
seperti yang terlihat pada gambar.
Dalam hal ini, adanya arus Id = I1 yang cukup besar akan mengalir melaui rele, sehingga
membuat rele bekerja dan akan memberikan sinyal trip pemutus tenaga yang berada di kedua
sisi dari peralatan listrik yang diamankan karena terjadi gangguan agar dipisahkan dari
jaringan yang bertegangan.

Keadaan Gangguan Dua Arah


Dalam keadaan tidak ada gangguan, maka arus mengalir dari A ke B. Saat terjadi gangguan,
arus gangguan IF2 yang mengalir pada CT 2 berbalik arah (1800), dengan demikian arus yang
mengalir pada rele differensial (Id) merupakan jumlah vektor arus I1 dan I2.

Karena adanya arus yang besar yaitu Id yang mengalir melalui rele differensial, maka rele
tersebut akan bekerja. Pada proteksi differensial, umumnya rele yang digunakan hanya
merupakan rele arus lebih yang akan bekereja jika arus mengalir pada rangkaian differensial
melebihi penyetelan arus tersebut.

Relay Load Shedding


Load Shedding merupakan suatu bentuk tindakan pelepasan beban yang terjadi secara
otomatis ataupun manual untuk pengamanan operasi dari unit-unit pembangkit dari
kemungkinan terjadinya padam total (Black Out). Pelepasan beban secara otomatis dilakukan
karena jumlah pasokan daya berkurang. Pelepasan beban secara otomatis dilakukan dengan
cara mendeteksi frekuensi atau dengan melihat kondisi sumber daya pembangkit yang
beroperasii tidak mencukupi kebutuhannya (kemampuan pembangkitan lebih kecil daripada
jumlah beban). Dan yang bertugas untuk mendeteksi secara otomatis tersebut adalah rele load
shedding.
Pembangkitan tenaga listrik pada suatu sistem tenaga seringkali mendapat gangguan yang
tidak dapat dihindari, misalnya dengan terjadinya pembebanan secara tiba-tiba karena ada
beban melebihi kapasitas dibebankan ke sistem atau dapat juga dengan terjadinya trip satu
unit pembangkit (generator)

Anda mungkin juga menyukai