Anda di halaman 1dari 5

Riza Mawaddatar Rohmah

1112103000101

AL-QURAN & PROSES TUMBUH KEMBANG


Setiap manusia pastinya mengalami tumbuh kembang. Sebuah proses
yang dimulai semenjak bertemunya sperma dan sel telur, yang terus
membelah menjadi 2 sel, 4 sel,8 sel dan 6 sel. Sehingga akan membentuk
seperti sebuah bola berongga, yang dalam Bahasa medis disebut dengan
morula. Perkembangan zigot ini akan terus berlanjut sampai terbentuknya
organ organ kehidupan. Sebutan selnjutnya akan berubah dari zigot menjadi
janin. Janin yang terkandung dalam suatu tempat kokoh yang penuh akan
kasing saying bernama Rahim. Allah tunjukkan proses penciptaan makhluk
bernama manusia ini melalui Surah Al-Muminun ayat 12-14,yaitu :

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan)dalam tempat yang kokoh (Rahim) (13). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, Kami jadikan di
makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik (14).
Begitulah Allah dengan gamblang menjelaskan proses terbentuknya
manusia di dalam Rahim. Setelah sang janin ini telah siap untuk mengarungi

Riza Mawaddatar Rohmah


1112103000101

kehidupan, keluarlah ia dari perut ibunya untuk mengabdikan diri kepada


Tuhannya berbentuk seorang manusia. Janin yang telah lahir ini selanjutnya
akan disebut dengan bayi. Bayi ini akan terus berkembang dan tumbuh
untuk bisa menjadi manusia dewasa. Proses yang dilalui pun bukan lah
sembarang proses, melainkan suatu proses yang bertahap dan continue.
Sang bayi akan mulai belajar menegakkan kepala, lalu duduk, lalu mulai
merangkak, lalu belajar berdiri, sampai akhirnya ia mulai bisa berjalan
dengan gagahnya. Begitupun untuk perkembangan Bahasa, ia yang ketika
lahir belum mengerti apa apa, mulai belajar untuk mengerti apa yang orang
ucapkan kepadanya maupun apa akan ia ucapkan, ia mulai belajar untuk
mengenali lingkungannya, mulai belajar mengenai arti lapar, buang air kecil,
dan segala hal untuk menunjang kehidupannya. Sang bayi terus mengalami
perkembangan

dan

pertumbuhan.

Menjadikannya

seorang

anak,

menjadikannya seorang remaja, menjadikannya seorang dewasa matang


yang siap utnuk memulai kehidupan berumah tangga, menjadikannya
seorang orang tua, sampai menjadikannya seorang nenek kakek. Tahap
perkembangan manusia dalam bahasa dunia, terhenti sampai fase Lansia
(lanjut usia).
Fase lansia ini merupakan fase dari tahap akhir proses perkembangan.
Lansia tidak bisa dipisahkan kata kata menua. Suatu proses, yang
sebenarnya telah dialami sejak terbentuknya zigot. Proses menua dalam
definisi Ilmu Penyakit Dalam UI menyebutkan bahwa menua adalah proses
yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan
berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian. Mari lihat para
manula (manusia lanjut usia) di sekililing, dan coba rujuk ke definisi daitas.
Ketika mulai memasuki usia 40 an keatas, manusia sudah mulai bisa
disebut dengan manula (manusia lanjut usia). Pada usia tersebut, manusia
mulai menurun kemampuan fungsional, mulai menurun kerja organ organ
kehidupannya, mulai menurun segala rasa, semangat, kemampuan berpikir,

Riza Mawaddatar Rohmah


1112103000101

dan kemampuan untuk kehidupan sehari-hari. Penurunan segala fumgsi yang


ada di tubuh ketika sudah mulai lanjut usia merupakan hal yang lumrah
untuk usia tersebut. Di dalam dunia kedokteran, orang yang berusia >60
tahun dan mengalami berbagai macam penyakit ertakeluhan keluhan yang
dapat

mengganggu

hidupnya,

disebut

dengan

geriatric.

Keluhannya

tersering yang biasa dialami para geriatric adalah menurunnya kemampuan


berpikir atau biasa disebut dengan pikun. Betapa bila umur sudah semakin
tua,maka pikun akan semakin menjadi. Daily activity pun akan terganggu
akibat proses menua ini, seperti mengompol, lupa cara mandi, lupa cara
makan, tidak kenal keluarga, suka mara-marah tanpa sebab, mudah jatuh,
berkurangnya nafsu makan, berkurangnya pendengaran dan penglihatan,
susah tidur terkadang kelamaan tidur dan sebagainya. Lihatlah, betapa
rapuhnya geriatric itu, betapa hidupnya serba ketergantungan, betapa ia
sangat membutuhkan pertolongan. Layaknya seorang bayi. Ya, banyak orang
awam membicarakan bahwa masa tua adalah kembalinya manusia ke masa
bayi. Masa yang penuh dengan ketidaktahuan dan ketergantungan. Bedanya
adalah ketika masa bayi , bayi tersebut akan berkembang menjadi lebih
matang, tetapi pada orang tua, manusia tersebut akan semakin menurun
perkembangannya. Mengenai hal ini, telah Allah singgung dalam KitabNya,
QS. Yaasin, Ayat 68 :

Sungguh, betapa Allah telah memberi tahu kita akan hal menua ini, lewat
ayat-ayatNya. Cerita tentang kepikunan pun di jelaskan oleh Allah dalam
ayat Nya yang lain, QS An-Nahl, ayat 70 :

Riza Mawaddatar Rohmah


1112103000101

Artinya : Dan menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di


antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah
(pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah
diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Masih banyak lagi ayat yang menjelaskan tentang perkembangan manusia,
ayat ayat yang menunjukkan betapa Al-quran memang merupakan gudang
pengetahuan. Ketika manusia berbangga-bangga menemukan suatu ilmu
baru, ternyata Al-quran telah jauh lebih dahulu membahasnya. Subhanallah.
Tidak ada kerugian bagi umat Nabi Muhammad untuk membaca dan
mengkaji Kitab Allah ini. Membaca dan mengkaji Al-quran ,disamping
mendapat pahala, juga akan terkena limpahan berkah dan manfaatnya.
Diantara banyaknya manfaat membaca Al-Quran, salah satunya adalah
tentang mempertajam ingatan saat masa tua. Seorang peneliti dari Saudi
Arabia melakukan penelitian tentang hubungan menghafal Al-Quran dan
the sharp healthy memory. Penelitian yang dilakukan oleh Reem Al-Attas
ini, menggunakan sebanyak 580an orang yang berusia 20-40 tahun untuk
menjadi sample penelitiannya. Dimana, setengah dari populasi tersebut
merupakan penghafal Al-Quran. Metode yang dilakukan adalah dengan
memberikan suatu tes untuk membandingkan kedua kelompok tersebut. Dan
hasil dari tes antar 2 kelompok ini sangat signifikan, dimana kelompok
penghafal Quran lebih banyak mendapat nilai A ketimbang kelompok
satunya. Penelitian yang berjudul The Quran and memory a (study of the
effect of religiosity and memorizing Quran as a factor on memory) ini telah
terbit sebagai jurnal pada tahun 2011 oleh Elsevier inc.

Riza Mawaddatar Rohmah


1112103000101

Daftar Pustaka :
1.

Alzheimers & Dementia. The Journal of The Alzheimers Association.


2011.

2. Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Ed.V. Jakarta :

EGC ; 2011

Anda mungkin juga menyukai