Anda di halaman 1dari 26

BAB I

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1.

UMUM
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material

yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan
(terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk
(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi ruang-ruang
kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan
bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah
berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
Istilah Rekayasa Geoteknis / Mekanika Tanah didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut materialmaterial alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Dalam arti
umumnya, rekayasa geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari aplikasi-aplikasi
dasar mekanika tanah dan mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan
pondasi.

1.1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Memahami tentang proses pemadatan tanah.


Mengetahui dan mengerti fungsi alat-alat yang digunakan dalam proses
pemadatan tanah.

Memahami hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan


tanah.

Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemadatan tanah


berlangsung.

1.1.3.

METODE PENULISAN

Study pustaka
Metode Observasi
Browsing internet
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 1

BAB II
1.2. PEMBAHASAN
1.2.1. PEMADATAN TANAH

Tanah, kecuali berfungsi sebagi pendukung pondasi bangunan, juga digunakan


sebagi bahan timbunan seperti :tanggul, bendungan, dan jalan. Maksud dari
pemadatan tanah antara lain :
1. Mempertinggi kuat geser tanah
2. Mengurangi sifat mudah mampat
3. Mengurangi Permeabilitas
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air, dan
yang lainnya.
Maksud tersebut dapat tercapai dengan pemilihan tanah bahan timbunan, cara
pemadatan , pemilihanmesin pemadat, danjumlah lintasan yang sesuai.
Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut
pemadatan. Ada perbedaan yang mendasar antara peristiwa pemadatn dan
peristiwa konsolidasi tanah. Konsolidasi adalah pengurangan pelan-pelan volume
pori yang berakibat berambahnya berat volume kering akibat beban statis yang
bekerja dalam periode tertentu.
Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut
pemadatan. Oleh akibat beban dinamis, butir-butir tanah merapat satu sama lain
sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai
dengan pemilihan tanah bahan timbunan, cara pemadatan, pemilihan mesin
pemadat, dan jumlah lintasan yang sesuai.
Kepadatan secara kuntitatif diukur dari berat volume kering tanah, yaitu berat
butiran padat atau berat tanah kering oven dibagi dengan volume tanah secara
keseluruhan (yaitu volume tanah termasuk volume butiran padat dan rongga pori).
Volume tanah total (V), pada umumnya relatif tetap oleh perubahan kadar air,
kecuali pada lempung ekspansif. Jika akibat perubahan kadar air volume total tanah
(V) tetap, sedangkan berat butiran tanah kering (Ws) juga tidak berubah, maka nilai
berat volume kering (kepadatan) d = Ws/V tetap, walaupun kadar air berubah.
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 2

Tanah-tanah granuler paling mudah penanganannya untuk pekerjaan


lapangan. Material ini mampu memberikan kuat geser yang tinggi dengan sedikit
perubahan volume sesudah dipadatkan. Permeabilitas tanah granuler yang tinggi
dapat menguntungkan maupun merugikan.
Tanah lanau yang dipadatkan, umumnya akan stabil dan mampu memberikan
kuat geser yang cukup dan sedikit kecenderungan perubahan volume. Tapi, tanah
lanau sangat sulit dipadatkan bila dalam keadaan basah, karena permeabilitasnya
rendah.
Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat
memberikan kuat geser tinggi. Lempung padat mempunyai permeabilitas yang
rendah dan tanah ini tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktu sangat basah
(jenuh). Bekerja dengan tanah lempung yang sangat basah akan mengalami banyak
kesulitan.
Dalam pembangunan proyek-proyek jalan raya, gedung dan bendungan,
pemadatan adalah salah satu pekerjaan yang penting. Dalam pembangunan jalan,
tanah urug untuk timbunan, dan agregat untuk lapis pondasi (base course)
dihamparkan dan dipadatkan sampai kekuatannya mampu menahan beban yang
akan bekerja di atasnya. Suatu hal yang tidak diinginkan adalah bila perkerasan
setelah selesai dibangun, tanah berubah bentuknya, atau berkurang volumenya,
oleh akibat beban di atasnya. Dengan pemadatan tanah yang baik, pengurangan
volume akibat beban material di atasnya, atau oleh akibat beban luar yang bekerja
berulang-ulang dapat dikurangi. Perubahan bentuk tanah yang umumnya tidak
seragam dari satu tempat ke tempat lainnya, akan dapat mengakibatkan kerusakan
struktur yang terletak di atasnya.
Oleh pengaruh tekanan rendah, tanah dapat berperilaku elastis, sehingga
regangan akibat beban dapat hilang, apabila bebannya hilang. Bila tekanan lebih
tinggi, tanah akan memadat, sehingga menambah kekuatan tanah yang diikuti
dengan regangan permanen. Jika tekanan lebih besar lagi, tanah akan memadat
sampai pada kedudukan tidak ada lagi kenaikan kekuatan yang dapat dimobilisasi,
dan pada kondisi ini tanah akan bergeser pada volume konstan. Dengan
memadatkan tanah secara terkontrol, rongga udara dapat diminimumkan, sehingga
di kemudian hari tanah cenderung dalam kondisi sulit berubah kadar airnya. Jika
tanah urug untuk timbunan dipadatkan dengan baik, maka penurunan badan

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 3

timbunan akan kecil. Dalam kondisi ini, penurunan lebih diakibatkan oleh kompresi
dari tanah fondasi di bawah timbunan, bila tanahnya mudah mampat.
Bertambah rapatnya susunan butiran sesudah dipadatkan atau sesudah
bangunan dalam masa layanan, merupakan masalah umum yang harus
diperhatikan. Hal ini lebih terlihat pada struktur perkerasan jalan, di mana ratusan
atau bahkan ribuan siklus pengulangan beban terjadi oleh beban lalu lintas.
Pemadatan yang seksama diperlukan selama pelaksanaan pembangunan
perkerasan, jika ingin terhindar dari resiko pengurangan volume tanah oleh
memadatnya tanah ini.
Beberapa masalah bisa terjadi pada tanah fondasi yang kurang padat. Jika
bangunan di atasnya mengalami getaran oleh akibat mesin, pemadatan tanah dapat
mengakibatkan penurunan. Pemadatan tanah yang berakibat penurunan juga dapat
terjadi oleh aktivitas pembangunan di sekitarnya yang menimbulkan getaran, seperti
pemancangan tiang.

1.2.2. PRINSIP UMUM PEMADATAN


Pada pemadatan tanah tanah semula akan diberi energy mekanis yang dinamis
(berulang-ulang) sehingga volume tanah berkurang yang kemudian nilai berat volume
tanahnya bertambah. Pengurangan volume tanah terjadi karena volume udara
termampatkan. Contoh yang banyak ditemui adalah roler (stum) pada pekerjaan pemadatan
tanah jalan.
Bentuk lain dari pengurangan volume tanah adalah dengan cara konsolidasi. Cara
konsolidasi yaitu memberikan energy dengan beban yang diam dalam jangka waktu
tertentu. Cara ini khusus untuk tanah-tanah kohesif.
Derajat pemadatan suatu tanah diukur dalam berat volume kering. Pada saat
pemadatan air berfungsi sebagai pelunak (softening agent). Pada mulanya saat kadar air
0% berat volume sama dengan berat volume kering. Jika kadar air bertambah maka berat
volume akan bertambah pula, tapi pada batas tertentu (OMC dan MDD) apabila kadar air
ditambah lagi berat volume akan menurun. Hal ini disebabkan apabila sudah padat diberi air
lagi partikel tanah akan bergerak dan rongga akan diisi air. Untuk mengetahui berat volume
kering maksimum, dilakukan uji lab proctot standar.
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan.
Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha pemadatan
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 4

yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah meningkat.
Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama
dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang
sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga meningkat
secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat dinyatakan:

Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air
tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat
ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat volume kering
maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan
berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor compaction (uji
pemadatan Proctor.

1.2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN

Jenis tanah

Kadar air

Cara pemadatan

Energi pemadatan (frekuensi pemadatan)

JENIS TANAH
Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap pemadatan tanah itu sendiri.

Pasalnya, perlakuan pemadatan pada tiap jenis tanah itu berbeda beda. Ada tanah
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 5

yang tidak terlalu sulit dalam pedatannya, ada yang sulit, dan bahkan ada yang
memerlukan perlakuan khusus dalam pemadatannya. Dalam ilmu Mekanika Tanah,
ada beberapa jenis klasifikasi tanah. Antara lain;
-

Tanah gravel adalah tanah dengan butir butir kasar atau biasa disebut
dengan tanah kerikil. Butiran dari jenis tanah ini diperkirakan 2 mm. Tanah
ini termasuk mudah dalam proses pemadatannya.

Tanah Pasir adalah tanah dengan butir butir agak kasar. Butiran dari jenis
tanah ini diperkirakan antara 2.00 0.06 mm. Tanah ini juga termasuk
mudah dalam proses pemadatannya.

Tanah Lanau adalah tanah yang umumnya stabil, dan memiliki kuat geser
yang tinggi. Tanah jenis ini sangat sulit dipadatkan jika dalam keadaan basah,
sebab tanah jenis ini memeiliki premeabilitas yang cukup tinggi. Namun, bila
tanah ini sudah dipadatkan, volume tanah ini akan sangat derastis
penurunannya.

Tanah Lempung adalah tanah yang memiliki cirri-ciri hamper sama dengan
tanah jenis lanau. Tanah ini sukar dipadatkan dalam keadaan jenuh, alis
terlalu banyak air/basah. Butiran tanah ini sangat halus, oleh karenanya sukar
untuk dipadatkan atau dirapatkan.

KADAR AIR
Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang

dapat dicapai oleh suatu tanah. Tanah kohesif kering merupakan bongkah-bongkah
yang sukar dipadatkan. Jika disiram air menjadi Iunak dan lebih mudah dipadatkan,
tapi makin besar kadar air tanah makin membatasi kepadatan yang dapat dicapai.
Yang dapat berkurang hanya udara, jika volume air lebih besar maka kepadatan
maksimum berkurang.
Tanah kenyang air tidak dapat dipadatkan. Pada dasarnya, makin basah
tanah makin mudah dipadatkan.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 6

Karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butir tanah mudah merapat.
Tapi kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat
dicapai.
Pada pemadatan suatu tanah dengan tenaga pemadatan tertentu akan
menghasilkan pemadatan terbesar.
Kadar air terbaik tersebut disebut kadar air optimum = Optimum moisture
Content = ONC = w opt
Kepadatan terbesar=berat volume kering maksimum=Maksimum Dry
Density=MDD = k maks.

CARA PEMADATAN
Cara pemadatan tanah dilakukan dengan 2 cara. Yakni dengan cara Manual

dan menggunakan Mesin. Cara manual adalah dengan menggunakan tenaga


manusia langsung dalam proses pengerjaannya. Yaitu dengan cara ditumbuk atau
digilas dengan alat seadanya. Salah satu alat yang sering digunakan adalah
TAMMPER / RAMMPER. Dengan cara ini, proses pemadatan tanah membutuhkan
waktu yang cukup lama. Sebab, tidak cukup bila hanya dilakukan sekali saja, apa
lagi bila menghadapi jenis tanah yang sukar untuk padat.
Sedangkan cara yang kedua adalah dengan menggunakan mesin. Seiring
perkembangan zaman yang semakin modern, banyak alat alat pemadat yang sangat
umum dipakai. Antara lain;

TREE WHEEL ROLLER


Penggilas Roda Tiga (Three wheel
roller) merupakan alat penggilas yang
tertua dan sampe sekarng masih
digunakan sebagai pekerjaan alat
pemampatan tanah. Three wheel roller
ini digunakan untuk memampatkan
lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang berbutir kasar,misalnya untuk
pembuatan jalan macadam. Alat ini mempunyai berat antara 6-12 ton.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 7

SMOOTH WHEEL ROLLER = ROAD


ROLLER
Alat pemadat terdiri dari roda baja
dengan tekanan kontak sampai
dengan 400 kPa, cocok untuk semua
jenis tanah. Luas cakupan
pemadatan selebar luas roda yang
kontak dengan tanah yang dipadatkan.

SHEEP FOOT ROLLER


Sheepfoot roller termasuk alat
pampat yang melindas dari
bawah.Bagian utama roller
berupa drum yang sekelilingnya
diberi kaki-kaki, sehingga tekanan
roller dapat terpusat pada kepala
kaki.
Sheepfoot roller merupakan alat
pampat yang ditarik,dan pada waktu ditarik kaki-kaki domba akan masuk
kedalam lapisan tanah,dan dinding drum yang ada pada permukaan lapisan
akan memberikan kemampatan sementara.Sehingga tebal lapisan yang
efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20-25 cm,dan
bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang banyak
mengandung lempung.

PNEUMATIC TIRED ROLLER


Roller ini mempunyai roda - roda dari ban karet (pneumatic) dengan
permukaan yang dibuat rata. Jumlah roda-roda gilas selalu gasal,Misalnya 9
(4 roda depan, 5 roda belakang), 11 (5 roda depan, 6 roda belakang) atau 13
(6 roda depan, 7 roda belakang).

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 8

Penggilasan dengan ban ini


mempunyai ciri khusus
dengan adanya kneading
effect, ialah air dan udara
dapat ditekan ke luar (pada
tepi-tepi ban) yang segera
akan menguap pada
keadaan udara yang kering.
Kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan bahanbahan yang banyak mengandung lempung atau tanah liat.
Perlu diperhatikan pada penggilasan bahan berbutir kasar yang tajam banban penggilas akan cepat rusak, sehingga pneumatic tired roller banyak
digunakan dalam pekerjaan pengasapalan jalan.

VIBRATING ROLLER

Vibration Roller adalah


termasuk tandem
roller,yang cara
pemampatannya
menggunakan efek
getaran,dan sangat cocok
digunakan pada jenis tanah
pasir atau kerikil pasir.
Efisiensi pemampatan yang
dihasilkan sangat baik,karena
adanya gaya dinamis
terhadap tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Pemampatan dengan vibration


roller ialah frekuensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 9

Portable Roller dan Trench Roller

Portable roller adalah roller jenis kecil


dengan berat hanya 4 sampai 6 ton
saja,salah satu jenisnya ada
dilengkapi dengan roda karet yang
dapat dinaik-turunkan. Waktu bekerja
roda karet digantung, sehingga yang
menyentuh permukaan tanah adalah
roda-roda bajanya.
Trench roller adalah penggilas
khusus parit atau lubang galian,
sehingga konstruksinya dibuat khusus sedemikian rupa agar sesuai untuk
pekerjaan tersebut.Kemampuan roller ini untuk memampatkan parit sedalam
antara 16 sampai 23 inci.

ENERGI PEMADATAN
Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat

dituliskan sebagai berikut:

E = Nb . Nl . W . H
V
Dengan :
Nb

Jumlah pukulan per lapisan

NI

Jumlah lapisan

Berat pemukul

Tinggi jatuh pemukul

Volume mould

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 10

1.2.4. SPESIFIKASI PEMADATAN TANAH DILAPANGAN

Tujuan

pemadatan

adalah

untuk

memperoleh

stabilitas

tanah

dan

memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat
penting diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat volume keringnya. Hal ini
sering diabaikan dalam pengontrolan pekerjaan tanah. Penekanan umumnya
diletakan pada pencapaian berat volume kering minimum yang harus dicapai, dan
sedikit saja yang pertimbangan diberikan pada sifat-sifat teknis tanah urug yang
akan dipadatkan. Berat volume kering dan kadar air mempunyai hubungan yang
baik dengan sifat-sifat teknis tanah, dan karena itu dipakai sebagai parameter
pengontrol pekerjaan pemadatan. Prosedur pelaksanaan di lapangan pada
umumnya, diterangkan di bawah ini.
Percobaan di laboratorium dilaksanakan pada contoh tanah yang diambil
dari borrow-material (lokasi pengambilan bahan timbunan), untuk ditentukan sifatsifat tanah yang akan dipakai dalam perencanaan. Untuk proyek-proyek besar,
tanah dari tempat pengambilan bahan timbunan ini diambil yang dapat mewakili,
yang secara tipikal diambil setiap 1000 sampai 3000 m3 atau lebih, atau jika material
di tempat pengambilan berubah secara signifikan (Holtz dan Kovacs, 1981).
Sesudah bangunan dari tanah (tanggul, jalan, dan sebagainya) direncanakan,
spesifikasi

dibuat.

Pengujian

untuk

kontrol

hasil

pemadatan

di

lapangan

dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk pengontrolan proyek.


Terdapat dua kategori spesifikasi untuk pekerjaan tanah :
1) Spesifikasi hasil akhir dari pemadatan.
2) Spesifikasi untuk cara pemadatan.
Untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relatif atau persen kepadatan tertentu
dispesifikasikan. Kepadatan relatif (Rc) adalah nilai banding dari berat volume kering
di lapangan, d(lap) dengan berat volume kering maksimum di laboratorium
d(lab) menurut percobaan standar, seperti percobaan standar Proctor atau Proctor
dimodifikasi.
Perlu diingat bahwa memadatkan tanah pada sisi basah optimum (wet side of
optimum), umumnya menghasilkan kuat geser tanah hasil pemadatan lebih rendah
dibandingkan dengan kadar air pada sisi kering optimum (dry side of optimum).
Sifat-sifat tanah yang lain, seperti permeabilitas dan potensi kembang susut juga
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 11

dipengaruhi oleh kadar air saat pemadatan. Karena itu, selain persen kepadatan
ditentukan, rentang kadar air tanah yang akan dipadatkan sebaiknya juga
ditentukan.
Dalam metoda spesifikasi cara pemadatan, macam dan berat mesin
pemadat, jumlah lintasan serta ketebalan tiap lapisan ditentukan. Selain itu, ukuran
butiran maksimum sering pula dispesifikasikan. Hal ini banyak dipakai untuk proyek
pekerjaan tanah yang besar seperti bendungan tanah.
Di lapangan hasil pekerjaan pemadatan dispesifikasikan menurut kepadatan
maksimum yang telah ditentukan sebelumnya. Ahli mekanika tanah menyiapkan
perancangan proyek yang di dalamya menyangkut spesifikasi kepadatan tanah yang
harus dicapai di lapangan. Umumnya, uji standar Proctor digunakan sebagai acuan.
Kadang-kadang, uji Proctor dimodifikasi juga digunakan, terutama bila timbunan
digunakan untuk mendukung bangunan-bangunan yang berat.
Spesifikasi untuk pemadatan lapangan harus mendefinisikan tipe uji
laboratorium yang akan digunakan sebagai acuan, dan derajat kepadatan yang
disyaratkan, misalnya kepadatan atau berat volume kering minimum yang harus
dicapai di lapangan 95% kepadatan standar Proctor. Spesifikasi juga harus
menyebutkan dengan jelas prosedur uji pemadatan yang harus diacu, misalnya
ASTM, AASHTO atau yang lain. Namun, dalam hal menemui kondisi pembebanan
atau tipe tanah yang khusus, maka uji coba pemadatan di laboratorium atau di
lapangan (field trial) mungkin dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi pemadatan
yang cocok.
Kadar air saat saat pemadatan, umumnya berkisar di antara 1 atau 2% dari
kadar air optimum hasil uji laboratorium. Hal ini adalah untuk kemudahan pekerjaan
dan antisipasi variasi kadar air yang terjadi di lapangan. Namun, untuk proyekproyek tertentu, ada pula yang menspesifikasikan kisaran kadar air pada kondisi
basah atau kering optimum.
Frekuensi dan prosedur untuk mengecek kepadatan dan kadar air di lapangan
juga dispesifikasikan, misalnya pengecekan dilakukan dengan uji kerucut pasir (sand
cone) atau yang lain.
NAVFAC DM-7.2 (1982) memberikan petunjuk pelaksanaan pada jumlah uji
kontrol kepadatan di lapangan yang sebaiknya dilakukan pada berbagai macam tipe
proyek sebagai beriku:

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 12

Satu pengujian untuk setiap 380 m3 (500 yd3) material timbunan yang
dihamparkan.

Satu pengujian untuk setiap 380 780 m3 (500 1000 yd3) material untuk
pekerjaan perlindungan permukaan (lining) saluran atau waduk atau bagian
urugan yang relatif tipis yang lain.

Satu pengujian untuk setiap 75 150 m3 (100 200 yd3) untuk urugan pada
parit atau di sekitar struktur, bergantung pada volume total dari material yang
terkait.

Paling tidak satu pengujian untuk setiap satu lapisan penuh pada operasi
pekerjaan tanah.

Satu pengujian yang dilakukan kapan saja, bila terdapat suatu dugaan
tentang adanya perubahan kualitas kontrol dari kadar air atau efektivitas
kepadatan.

Terdapat banyak petunjuk pelaksanaan terkait dengan jumlah pengujian


kepadatan lapangan yang harus dilakukan. Sebagai contoh, Road Research
Laboratory (1968) menyarankan melakukan uji kepadatan pada setiap luasan
dipadatkan 836 m2 (1000 yd2).
Pelaksana yang akan melakukan pengujian kepadatan di lapangan juga harus
dispesifikasikan (pemilik, kontraktor atau fihak ke tiga).
Tebal tanah urug yang dipadatkan, apakah sebelum atau sesudah dipadatkan
juga harus dispesifikasikan (umumnya dispesifikasikan tebal tanah urug longgar
sebelum dipadatkan sekitar 20 30 cm). Kecuali itu, dispesifikasikan pula:

1)

Macam tanah timbunan.

2)

Derajat kepadatan minimum di lapangan yang harus dicapai

3)

Energi pemadatan (tipe dan ukuran mesin pemadat dan jumlah lintasan).

4)

Keahlian kontraktor dalam menjaga kadar air supaya tetap.

Hanya sayangnya, parameter-parameter di atas belum dapat diketahui ketika


spesifikasi pekerjaan dibuat. Tebal hamparan material yang dipadatkan dapat
menyebabkan perbedaan kepadatan, yaitu kepadatan yang tinggi di dekat

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 13

permukaan dan semakin berkurang di bagian bawahnya. Di lain fihak, kontraktor


ingin memadatkan tanah secepat mungkin agar pekerjaan cepat dan hemat.
Suatu syarat yang juga dapat ditetapkan adalah tebal maksimum tanah setelah
dipadatkan, misalnya 15 cm. Tebal tanah dipadatkan yang lebih besar dapat pula
diusulkan, asalkan kontraktor dapat membuktikan bahwa dengan alat pemadat dan
cara penghamparan yang digunakan, seluruh tebal tanah hamparan dapat mencapai
kepadatan yang disyaratkan. Syarat yang paling penting adalah bahwa kepadatan
minimum di lapangan (misalnya diukur dengan metoda uji kerucut pasir) pada
bagian bawah dapat dicapai. Hal ini harus dimonitor dari mulai pekerjaan pemadatan
awal, hingga akhirnya.

1.2.5. VARIASI KEPADATAN HASIL PEMADATAN

Kepadatan tanah hasil pengukuran akan bervariasi dari tempat ke tempat,


walaupun mungkin pada area yang kecil. Variasi ini, sebagian adalah akibat
perbedaan kepadatan yang dihasilkan oleh alat pemadat, perbedaan kecil jenis
tanah atau kadar air, dan sebagian lagi, oleh kesalahan dalam pengukuran
kepadatan yang menggunakan alat tertentu.
Jika pengontrolan kepadatan dilakukan dengan pengukuran berat volumenya,
maka pengontrolan harus tidak didasarkan hanya pada satu kali pengujian.
Sejumlah pengujian harus dilakukan, dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan
metoda statistik untuk menentukan deviasi standar dan batas-batas dari nilai rataratanya.
Untuk analisis disarankan menggunakan 10 data hasil pengujian kepadatan.
Satu pengukuran dibuat untuk setiap 836 m2 (1000 yd2) tanah hamparan timbunan
(Road Research Laboratory, 1968). Jumlah data pengukuran yang diperlukan dalam
dianalisis ini, bergantung pada sifat dari pekerjaan dan derajat akurasi dari hasil
yang disyaratkan.
Untuk kebanyakan klasifikasi pekerjaan, deviasi standar yang diijinkan adalah
0,79 kN/m3 untuk tanah berbutir halus, dan 1,57 kN/m3 untuk tanah berbutir kasar,
dan berat volume kering rata-rata harus sama atau melebihi berat volume kering
yang disyaratkan (Road Research Laboratory, 1968).

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 14

1.2.6. PENGUKURAN KEPADATAN DI LAPANGAN

Metoda yang umum digunakan untuk mengukur atau memeriksa kepadatan


tanah di lapangan adalah dengan mengukur berat volume kering tanah di tempat.
Seperti telah dipelajari, hal ini karena nilai berat volume kering pada umumnya tidak
berubah oleh akibat perubahan kadar air, misalnya kenaikan kadar air oleh akibat
hujan.
Kepadatan di tempat menunjukkan berat nilai berat volume kering dalam
kondisi tak terganggu di tempat tersebut. Pada proyek-proyek tanah urug, umumnya
pengukuran kepadatan di tempat ini dilakukan untuk mengecek hasil pemadatan
yang telah dilakukan. Pengukuran kepadatan di tempat yang dilakukan pada tempat
pengambilan bahan timbunan (borrow area), dimaksudkan untuk mengetahui
volume susut atau melonggarnya tanah yang akan terjadi, ketika tanah tersebut
diangkut menuju ke lokasi proyek. Untuk tanah-tanah berbutir kasar, umumnya nilai
berat volume kering setelah dipadatkan lebih besar dibandingkan dengan tanahtanah berbutir halus.
Ada dua macam cara untuk mengontrol kepadatan tanah di lapangan, yaitu
dengan pemindahan tanah dan cara langsung. Cara dengan pemindahan tanah
adalah sebagai berkut:
(1) Digali lubang pada permukaan tanah timbunan yang dipadatkan.
(2) Ditentukan kadar airnya.
(3) Diukur volume dari tanah yang digali. Cara yang biasa dipakai untuk ini adalah
metoda kerucut pasir (sand cone) dan balon karet (rubber baloon). Dalam cara
kerucut pasir, pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dituangkan ke luar
lewat kerucut pengukuran ke dalam lubang di permukaan tanah. Volume lubang
dapat ditentukan dari berat pasir di dalam lubang dan berat volume keringnya.
Dalam cara balon karet, volume ditentukan secara langsung dari pengembangan
balon yang mengisi lubang galian.
(4) Dihitung berat volume basah (

b).

Karena berat dari tanah yang digali dapat

ditentukan dan volumenya telah diperoleh dari butir (3), maka

dapat ditentukan.

Dengan kadar air yang telah ditentukan di laboratorium, berat volume kering di
lapangan dapat ditentukan.
(5)

Bandingkan berat volume kering lapangan dengan berat volume kering

maksimumnya, kemudian hitung kepadatan relatifnya.


---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 15

Pengukuran

kepadatan

tanah

di

lapangan

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan berbagai metoda. Di bawah ini akan dibahas metoda-metoda kerucut


pasir, balon karet dan nuklir.

1.2.6.1. Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone Method)

Dalam cara ini digunakan pasir untuk mengukur volume lubang di permukaan
tanah yang dibuat pada lokasi pengujian. Kepadatan di lapangan dinyatakan oleh
berat tanah kering dibagi dengan volume lubang yang digali. Berat tanah ditentukan
secara langsung dengan menimbang tanah yang digali dari lubang. Kadar air dapat
ditentukan setelah diperoleh berat basah dan berat kering oven tanah tergali.
Alat kerucut pasir, seperti namanya, terdiri dari corong berbentuk kerucut yang
dipasang pada mulut botol yang berisi pasir. Volume tanah yang digali dari lubang
uji, ditentukan dengan cara menimbang pasir (yang awalnya berada di dalam botol)
yang mengisi lubang uji. Pasir yang digunakan adalah pasir kering, dapat mengalir
dengan bebas, bergradasi seragam di mana berat volumenya telah diketahui. Pasir
yang digunakan, umumnya pasir Ottawa dengan berat volume sekitar 100 lb/cu.ft
(16 kN/m3). Jika berat pasir yang mengisi lubang dapat diperoleh, maka dengan
mudah volume lubang dapat diketahui. Lubang uji yang dibuat umumnya
berdiamater sekitar 15 cm dan kedalaman 15 cm. Prosedur detail mengenai uji
kerucut pasir ini dapat dilihat dalam ASTM D-1556.

1.2.6.2. Metoda balon karet (rubber balloon method)

Seperti halnya pada metoda kerucut pasir, metoda balon karet pada prinsipnya
juga mengukur volume lubang uji. Berat tanah yang digali ditimbang langsung di
lapangan, dan kadar air diperoleh dari menimbang tanah dalam kondisi basah dan
kering oven.
Alat uji terdiri dari air yang mengisi silinder kaca vertikal (gelas ukur) yang
mempunyai bukaan di bagian bawah, di mana membran dari karet dapat
menggelembung mengisi lubang. Tanda-tanda dalam silinder kaca digunakan untuk
mengukur volume air yang mengisi lubang uji. Pengisian lubang uji dengan air,
dilakukan dengan menekan pompa tangan. Tekanan atmosfer dari luar memaksa air

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 16

dan balon kembali masuk ke dalam silinder, dan alat siap digunakan pada pengujian
lokasi lain.
Alat balon karet tersedia dalam berbagai ukuran. Ukuran yang paling kecil
dapat mengukur lubang berdiameter sekitar 10 cm dengan kedalaman 15 cm. Alat
yang lebih besar digunakan untuk lubang uji yang lebih besar. Prosedur uji balon
karet ini dapat dilihat dalam ASTM D-2167.

1.2.6.3. Metoda Nuklir

Pengukur kepadatan tanah dengan metoda nuklir telah banyak digunakan


untuk mengukur kepadatan tanah di lapangan. Hasil kepadatan tanah di lapangan
dapat diperoleh dengan cepat.
Elemen utama alat pengukur kepadatan adalah sumber nuklir yang
memancarkan sinar gamma (gamma rays), detektor untuk menangkap sinar gamma
atau photon yang melewati tanah yang diuji, dan alat penghitung untuk menentukan
kecepatan sinar gamma untuk mencapai detektor. Ketika alat ini digunakan, sinar
gamma menembus tanah, di mana sebagian terserap tanah, dan sebagian lagi
mencapai detektor dengan tranmisi langsung. Jumlah dari radiasi gamma yang
mencapai detektor berbanding terbalik secara proporsional dengan kepadatan
tanah. Kepadatan ditentukan dengan menggunakan kecepatan sinar yang diterima
detektor dan dengan mengkaitkan pembacaan ini dengan pembacaan kalibrasi yang
telah dibuat pada material yang telah diketahui kepadatannya. Kurva kalibrasi
diberika oleh pabrik alat. Kepadatan yang yang diperoleh adalah kepadatan total
atau berat volume basah.
Kelembaban atau kadar air diperoleh dari hitungan thermal neutrons. Partikel
alfa

yang

diemisikan

target beryllium.

Serangan

dari
ini

sumber americium atau radium menyerang

menyebabkan beryllium mengemisikan

neutron-

neutron cepat (fast neutrons). Neutron cepat ini kehilangan kecepatannya, jika
menabrak atom hidrogen dalam molekul air. Hasil neutron berkecepatan rendah ini
adalah thermal neutrons. Hasil kadar air yang diberikan adalah sebagai berat air per
satuan volume. Berat volume kering diperoleh dengan mengurangkan berat volume
basah dengan berat air persatuan volume ini. Dengan metoda ini, pada penentuan
kadar

air,

kesalahan

signifikan

dapat

terjadi

bila

tanah

mengandung

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 17

besi, boron atau cadmium. Informasi detail mengenai penggunaan alat ini dapat
dilihat dalam ASTM D-2922.
1.2.6.4. Metoda Pemotong Inti (Core Cutter Method)

Dalam cara ini suatu pemotong berupa tabung diameter dalam 10 cm (4 in.)
dan tinggi 12,5 cm (5 in.) dipukulkan ke dalam tanah. Pemotong yang telah berisi
tanah, kemudian dikeluarkan dari tanah dengan cara digali. Tanah yang terambil
dalam pemotong diratakan sehingga permukaannya rata dengan permukaan tabung.
Dengan cara ini, volume tanah yang terambil dalam tabung pemotong sama dengan
volume tabung. Kadar air ditentukan dengan mengambil tanah dalam tabung
pemotong. Dari berat, volume tanah dalam tabung, serta kadar air, maka berat
volume kering tanah dapat ditentukan.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketelitian hasil pengukuran di lapangan telah dilaporkan oleh Road Research
Laboratory (1968). Menunjukkan pengaruh tebal dinding silinder pemotong
berdiameter 10 cm (4 in.) dan tinggi 12,5 cm (5 in.) terhadap hasil pengukuran yang
dilakukan di dua lokasi. Hasil dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa pemotong
yang tipis menghasilkan berat volume kering yang lebih tinggi. Hal ini akibat dari
kompresi tanah yang disebabkan oleh masuknya pemotong ke dalam tanah
menyebabkan tanah mengembang. Karena itu, untuk pengukuran yang lebih akurat,
maka sebaiknya digunakan silinder pemotong yang tipis. Hasil berat volume kering
terukur yang tidak begitu berbeda diperoleh pada pemotong dengan diameter
silinder bagian dalam berbeda dari 10 cm dan 15 cm dengan tebal dinding 1/8 in.
Hasil ini menunjukkan bahwa hasil yang lebih baik tidak dapat diperoleh dari
penggantian pemotong dari diameter bagian dalam 10 cm menjadi 15 cm.

1.2.7. PENGARUH BERAT MESIN PEMADAT DAN BIDANG KONTAK RODA

PENGGILAS
Tegangan yang terjadi di dalam tanah oleh melintasnya mesin pemadat akan
menyebabkan tanah memadat. Akan tetapi, dari hubungan distribusi tegangan
dengan kedalaman, diperoleh bahwa faktor lain juga akan mempengaruhi tegangan,
sehingga mempengaruhi kepadatan tanah di sekitar roda. Rasio tegangan yang
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 18

terjadi di bawah roda dari 65 psi, untuk pemadat 10 ton menuju ke 150 psi untuk
pemadat proof yang beratnya 60 ton berawal dari nilai 2,3 di permukaan, tapi
kemudian bertambah sampai 2,9 pada kedalaman 5 cm (2), 7,2 pada 15 cm (6)
dan 13,3 pada 30 cm (12). Jelaslah, pemadat proof 60 ton jauh lebih efektif dari
yang lain. Hal ini membuktikan bahwa tegangan untuk pemadatan tidak hanya
disebabkan oleh tekanan ban yang lebih tinggi saja.
Tekanan roda sangat berpengaruh untuk pencapaian kepadatan tinggi pada
kedalaman yang dangkal, tapi untuk kedalaman yang lebih dalam, ukuran luasan
kontak roda menjadi lebih penting. Luasan kontak nominal sebuah roda adalah
beban roda dibagi dengan tekanan roda. Berat mesin pemadat dan area kontak roda
dalam
Tekanan roda yang tinggi dan area kontak besar merupakan alasan kenapa
mesin pemadat proof 60 ton lebih efektif untuk mencapai kepadatan yang tinggi di
permukaan.
1.2.8. INDEKS PEMADATAN (COMPACTION INDEX)

Perkerasan landas pacu di bandar udara akan menerima beban roda yang
tinggi, sehingga pemadatan sangat penting diperhatikan. U.S. Corp of Engineers
mengembangkan konsep yang dikaitkan dengan kebutuhan kepadatan untuk
persyaratan kekuatan rencana dengan menggunakan indeks kepadatan (Ci).
Indeks kepadatan (Ci) didefinisikan sama dengan CBR rancangan, yaitu CBR
yang

disyaratkan

dalam

perancangan

perkerasan

fleksibel,

di

sembarang

kedalaman dalam perkerasan. Contohnya, jika metoda rancangan membutuhkan


CBR = 10 pada kedalaman perkerasan 30 cm untuk 10.000 lintasan pesawat B-52,
maka indeks pemadatan Ci harus 10. Perubahan istilah dari CBR ke indeks
pemadatan, untuk menekankan bahwa walaupun tingkat tegangan yang timbul
dalam material akan mempengaruhi tahanan geser (CBR) dan tingkat pemadatan
(Ci), namun terdapat perbedaan nyata antara kuat geser dan kebutuhan kepadatan.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 19

1.2.9. PENGARUH MATERIAL LUNAK SEBAGAI LANDASAN PEMADATAN

Suatu hal yang tidak mungkin adalah memadatkan material di atas pondasi
yang lunak. Dalam kasus 1, modulus elastis di bawah roda mesin pengilas dianggap
konstan sebesar 25.000 psi (mewakili material ganuler yang bagus). Pada kasus 2,
mesin penggilas berada di atas material yang tebalnya 15 cm dengan modulus
elastis 25000 psi yang terletak di atas tanah dengan modulus 5.000 psi. Tanah yang
di bawah ini secara pendekatan akan mempunyai CBR sekitar 3 4%, yang dapat
mewakili lempung lunak. Pada kasus 2, terlihat bahwa tegangan yang tersedia untuk
memadatkan tanah setebal 15 cm menjadi sangat berkurang akibat lunaknya
landasan di bawahnya. Lendutan di permukaan untuk masing-masing dari empat
penggilas untuk ke dua kasus diperlihatkan dalam Gambar x.26. Terlihat bahwa
landasan yang lebih lunak menyebabkan lendutan di permukaan yang lebih besar.
Pemadatan dengan tingkat kepadatan tinggi sangat tidak mungkin dilakukan pada
lapisan tipis yang berada di atas landasan lunak. Lebih dari itu, tegangan tinggi yang
terjadi pada landasan tanah yang lunak di bawahnya menyebabkan tanah bergeser
dan melendut.
Jika tanah harus dipadatkan di atas tanah lunak, maka tanah pada lapisan
paling awal akan menghasilkan tingkat kepadatan rendah. Dalam kasus demikian,
maka yang pekerjaan yang harus dilakukan adalah membongkar material lunak
tersebut atau memperbaiki material yang ada, dan membangun landasan kerja
sehingga alat-alat pemadat atau yang lainnya dapat bekerja di atasnya.

1.2.10. PEMADATAN UNTUK STRUKTUR TIMBUNAN

Salah satu persyaratan permukaan jalan adalah harus rata. Karena itu, sangat
penting diperhatikan bahwa timbunan yang mendukung permukaan jalan harus
dipadatkan dengan baik. Timbunan harus bebas dari rongga-rongga yang
disebabkan oleh cara penimbunan yang buruk, dan bahan timbunan harus bebas
dari akar-akaran, ranting, jerami dan maerial lain yang mengganggu pemadatan
tanah. Dalam praktek, tebal lapisan penghamparan tanah urug sebelum dipadatkan
disyaratkan berkisar 15 30 cm untuk seluruh lebar tampang melintang timbunan,
dan setiap lapisan dipadatkan dengan mesin penggilas atau oleh aksi alat berat.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 20

Tanah urug dituangkan melalui unit alat angkut, kemudian diratakan dengan
buldozer atau grader. Tipe-tipe alat pemadat, umumnya adalah penggilas roda
halus, penggilas kaki kambing, penggilas roda karet dan sebagainya. Hasil
pemadatan yang baik umumnya dapat diperoleh dengan lintasan mesin pemadat ke
seluruh bagian tanah yang dihamparkan saat proses pelaksanan. Akan tetapi,
sangat sulit untuk menyebarkan lintasan ke seluruh bagian lebar dari timbunan. Bila
lintasan tidak merata, maka akan diperoleh kepadatan yang tidak sama, yang dapat
berakibat penurunan tak seragam pada permukaan jalan di kemudian hari.
Pada bagian pinggir atau lereng timbunan, pemadatan yang baik umumnya
sulit tercapai. Karena, kecuali kurangnya tekanan kekang (confining pressure) di
bagian pinggir, juga mesin pemadat cenderung melintas agak ke tengah. Kadangkadang khusus bagian pinggir ini, pemadatan dilakukan dengan mesin pemadatan
ringan. Namun demikian, hasil pemadatan di bagian pinggir timbunan ini umumnya
masih ridak memuaskan. Untuk itu, maka penghamparan tanah urug perlu dibuat
lebih lebar dari tampang timbunannya, kemudian bagian kelebihan ini dipangkas
sampai pada permukaan lereng final. Pada bagian pinggir ini dipadatkan dengan
mesin pemadat ringan.
1.2.11.

PERSYARATAN MATERIAL DAN KEPADATAN TIMBUNAN

Stabilitas timbunan bergantung pada tahanan geser tanah pembentuk


timbunan. Tahanan geser atau kuat geser tanah terdiri dari komponen kohesi (c) dan
sudut gesek dalam (). Nilai kombinasi keduanya bergantung pada jumlah rongga
pori tanah atau kepadatan dan jumlah air yang berada di dalamnya. Tanah yang
mengandung banyak rongga akan menjadi sangat tidak stabil ketika kadar air tinggi,
dan sebaliknya tanah yang berisi sedikit rongga akan menahan masuknya air, dan
karena itu lebih stabil dibandingkan dengan tanah yang banyak rongganya.
Banyaknya rongga pori dalam tanah, bergantung pada derajat kepadatannya.
Pada saat melakukan pemadatan, maka dibutuhkan pengontrolan kadar air
dan kepadatan timbunan. Pada umumnya tanah hasil pemadatan harus sampai
mencapai minimum 90-95% kepadatan maksimum standar pengujian tertentu. Untuk
mencapai

hasil

ini,

dibutuhkan

pengontrolan

kadar

air

tanah

saat

pemadatan. AASHO menyarankan hal-hal berikut ini untuk timbunan.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 21

Jika timbunan tingginya tidak lebih dari 3 m dan tidak terletak pada lereng
curam atau dipengaruhi banjir yang lama, maka batas cair (LL) tanah harus kurang
dari 65%, indeks plastisitas (PI) tidak lebih dari 0,6(LL) 9, dan berat volume kering
minimum yang harus dicapai seperti disajikan dalam Tabel x.8.
Tabel x.8 Persyaratan kepadatan material timbunan tinggi >3m, tidak diletakkan
pada lereng atau dipengaruhi banjir lama (AASHO)
Berat
volume
kering
minimum

Berat volume
Klasifikasi
tanah

kering
Kategori

minimum di
lapangan (%)*

(kN/m )
<

A-5, A-8

Tidak

14,4

A-5, A-8

memuaskan

95

14,4

A-6, A-7

Sangat jelek

95

16,0

A-4

Jelek

90

16,0 17,6

A-3, A-2

Sedang

90

17,6 19,2

A-1

Baik

90

19,2 20,8

Sempurna

> 20,6
*persen dari berat volume kering maksimum di laboratorium.
Untuk tanah granuler dengan >35% dari beratnya lolos saringan no. 200, dan
serpih (shale) atau batuan dari butiran halus terlaminasi oleh akibat konsolidasi
lempung, lanau, atau campuran pasir halus, dianggap cocok digunakan, bila butiran
lolos saringan no.10 minimum 40%.
Untuk timbunan lebih dari 3 m atau diletakkan pada lereng curam atau
dipengaruhi banjir, batas cair (LL) tanah harus tidak melebihi 50%, dan standar uji
pemadatan harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel x.8.
Tanah granuler (kurang dari 35% lolos saringan no. 200), dan serpih jika 40%
lolos saringan no.10 dan nilai batas cair (LL) dari fraksi lolos saringan no.40 tidak
melebihi 50%, dapat digunakan untuk bahan timbunan, dan persyaratan kepadatan
minimum harus seperti ditunjukkan dalam Tabel x.9.
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 22

Tabel x.9 Persyaratan kepadatan minimum material timbunan tinggi >3 m terletak
pada lereng curam atau dipengaruhi banjir (AASHO)
Berat
volume
kering
minimum

Berat volume
kering

Klasifikasi

Kategori

tanah

minimum di
lapangan (%)*

(kN/m3)
<
16,0
16,0
17,6
17,6
19,2

A-5, A-8

Tidak

A-6, A-7

memuaskan

100

A-4

Sangat jelek

95

A-3, A-2

Jelek

90

A-1

Sedang

90

Baik

19,2
20,8
>
20,8
*persen dari berat volume kering maksimum di laboratorium.
Jika batuan digunakan untuk tanah urug, penting harus diperhatikan agar
seluruh rongga pori material urugan terisi seluruhnya untuk mencegah penurunan
tak seragam di masa datang. Material batuan, bolder, dan lain-lain harus diletakkan
di bagian bawah urugan dan ketika elevasi urugan akan mendekati final, material
berdiameter lebih kecil harus digunakan.
1.2.12. Pengaruh kadar air, berat volume terhadap CBR (syrat pemadatan &

pengrh rongga)
Untuk jalan raya dan bandara, pemadatan yang baik pada tanah-dasar
(subgrade) dan lapis pondasi (base) sangat diperlukan. Pemadatan menambah
kerapatan tanah, sehingga kadar air menjadi lebih rendah, bahkan bila tanah pada
kondisi jenuh. Kadar air yang lebih rendah ini akan menambah kekuatan atau kuat
geser tanah.
---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 23

Karena pemadatan bertujuan untuk meyakinkan stabilitas timbunan, maka


penting untuk mengetahui hubungan kekuatan dan kepadatan. Untuk tanah-tanah
lempungan, kekuatan merupakan fungsi kepadatan dan kadar air. Nilai CBR
umumnya berkurang, bila kadar air bertambah dan kepadatan berkurang. Namun,
pada benda uji CBR yang sama, jika direndam selama 4 hari, maka nilai puncak
CBR terjadi pada kadar air optimumnya atau saat kepadatan tanah mencapai
maksimumnya, karena alur kurva CBR dan kepadatan identik. Alasan nilai puncak
ini, adalah karena terkait dengan penyerapan dan pengembangan saaat
perendaman. Beberapa tanah yang dipadatkan pada kadar air rendah akan
mengembang lebih banyak dengan diikuti oleh turunnya kekuatan, dibandingkan
dengan tanah yang dipadatkan pada kadar air lebih tinggi. Pengembangan
berkurang, ketika kadar air bertambah sampai nilai yang mendekati kadar air
optimum, dan kemudian menjadi relatif konstan untuk kadar air yang melebihi
optimum. Hal ini menunjukkan bahwa bilamana ditemui tanah yang mudah
mengembang, maka lebih baik dipadatkan pada kadar air yang mendekati atau
sedikit melebihi kadar air optimumnya (Yoder dan Witczak, 1975).
Karena kekuatan tanah bergantung pada kadar air dan kepadatan, maka
penting diketahui pengaruh kepadatan pada kadar air yang bervariasi. Data
pengujian CBR diambil setelah 4 hari perendaman. Angka-angka disamping kurva
menunjukkan kadar air yang diberikan pada masing-masing contoh tanah. Untuk
tanah CH, pada berat volume kering yang sama (kepadatan konstan), CBR
bertambah dengan naiknya kadar air. Demikian pula, CBR bertambah, jika
kepadatan bertambah sampai ke nilai puncaknya dan setelah itu turun. Fenomena
ini dapat dikaitkan dengan tekanan air pori pada tanah jenuh. Contohnya, pada
kadar air 28% dan berat volume kering 100 lb/cu.ft, tanah tidak stabil, karena
sebagian dari beban yang bekerja ditahan oleh air pori. Kondisi yang sama diperoleh
pada tanah CL, namun pada derajat yang lebih rendah. Fenomena ini ditemui ketika
tanah dipadatkan dengan cara ditumbuk (dinamis), tapi tidak demikian kalau
pemadatan dilakukan secara statis.

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 24

BAB III

1.3. PENUTUP
1.3.1. KESIMPULAN
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan
berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
tanah, sehingga denagn demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya.
Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya . Penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Banyak cara yang dipergunakan untuk memadatkan tanah. Diantaranya dan
yang paling umum digunakan adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang ada
dan teknik yang sudah dianjurkan. Sebab, teknik yang sudah dianjurkan adalah
merupakan teknik yang sudah terbukti secara ilmiah.
Dengan penjelasan yang ada diatas, dapat pula ditarik kesimpulan, bahwa
kepadatan tanah juga dipengaruhi oleh jenis tanah itu sendiri dan kadar air dari
tanah tersebut. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan pula dalam
penanganannya. Dijelaskan pula, starndart untuk pemadatan pada jenis jenis tanah
agar kita dapat dan mampu memberikan penanganan pada jenis-jenis tanah
tersebut.
1.3.2. LAMPIRAN
Pada makalah kali ini dilampirkan pula video pemadatan tanah oleh beberapa
mesin yang digunakan untuk memadatkan tanah.

1.3.3. SUMBER
1. http://samsyr.wordpress.com/2012/04/18/metode-pelaksanaan-pekerjaan-tanah/
2. https://www.academia.edu/6288029/AHSP_GALIAN_TANAH
3. http://www.slideshare.net/Selphiepuspita/metode-kontruksi-pemadatan-alatberat-presentasi-2
4. http://civil-network.blogspot.com/2013/08/cara-cara-pemadatan-tanah-untuktimbunan.html
5. http://pustaka.pu.go.id/uploads/resensi/stabilisasi_tanah1.pdf

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 25

TIM PENYUSUN

ARGA BAGAS PRADHANA

201312028

BAYU RISWANTORO

201312025

CEPY UMBARA

201312026

LAYEN

201312022

WIWIT SETIAWAN

201312006

---MEKANIKA TANAH I-----UNIVERSITAS. KALTARA---

Page 26

Anda mungkin juga menyukai