Anda di halaman 1dari 23

PASAR

Tempat pembeli dan penjual bertemu dan ber-transaksi.


Barter
Pos dan pesan-antar
Lelang
Fisik
Tradisional: pasar tradisional, pasar kaget/dadakan, pasar
apung, pasar pekan.
Pasar modern: pasar, toko, ruko, grocery store, mall,
supermall, department store, jaringan kedai (retail outlet
seperti Circle-K, 7-Eleven), supermarket, hyper-market.
Global market (pasar komoditas internasional, pasar
keuangan internasional, telepon, telex, antarjaringan
elektronik/digital).
1

STRUKTUR PASAR

Struktur pasar adalah hubungan perusahaan sacara


individu dengan pasar yang relevan secara
keseluruhan.
Industri adalah perusahaan yang menghasilkan
produk dan jasa sejenis.
Struktur pasar tergantung dari: (a) jumlah dan
besarnya perusahaan dalam industri (b) keseragaman
produk yang dijual oleh perusahaan dalam industri
atau derajat keseragaman/diferensiasi produk (c)
derajat pengambilan keputusan dalam hal saling
ketergantungan (kolusi) atau ketaktergantungan dan
(d) kondisi masuk dan keluar pasar, (e) informasi
2

HAKIKAT PERSAINGAN

Persaingan bersifat nirperseorangan (impersonal).


Hakikat persaingan ditentukan oleh karakteristik pasar itu
sendiri (saham pasar, jumlah pelaku pasar, mutu produk dan
jasa, hakikat harga, struktur pasar, laba, dan hakikat campur
tangan) bukan individu dengan individu.
Mekanisme pasar, jumlah barang, harga, struktur biaya, dan
laba menjadi petunjuk (indicator) bagi pelaku pasar untuk
bertindak rasional dan efisien. Pelaku pasar yang
mempunyai strategi harga dengan struktur biaya yang
menjadikannya lebih efisien daripada pelaku pasar yang lain
akan dapat lebih bersaing dan mampu bertahan di pasar
(market sustainability).
Efisiensi, struktur harga, struktur biaya, jumlah mutu
produk dan jasa yang menjadi landasan persaingan bukan
individu sehingga persaingan bersifat nirperseorangan
3
(impersonal).

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


(PERFECT COMPETITION)

Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna:

Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing


demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar.
Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price
taker).
Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk.
Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi yang
sempurna untuk setiap produk.
Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya
tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar.
Adanya informasi pasar yang lengkap bagi setiap pelaku
pasar
Sumberdaya/faktor produksi bergerak cergas (free
mobility of resources)
4

KARAKTERISTIK
PASAR PERSAINGAN MURNI
(PURE COMPETITION):

Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing


demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar.
Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price
taker).
Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk.
Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi yang
sempurna untuk setiap produk.
Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya
tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar.
5

MANIPULASI KALKULUS SEDERHANA


Syarat Peringkat Pertama (First-Order Condition)

= PQ (TVC + TFC)
= PQ TC
/Q = P TC/ Q=0
P TC/ Q=0
P = TC/ Q
P = MC
Akan tetapi
TR = PQ
MR= TR/ Q = P dan
AR = TR/Q = P sehingga P = MR = AR
Namun pada sepanjang harga pB, berapapun jumlah yang diminta, harga tetap
pB sehingga dengan definisi permintaan sebagai skedul harga dan

jumlah barang yang diminta yang seorang konsumen mampu dan mau
membeli pada skedul itu, maka pB juga merupakan tiku permintaan
sehingga P = MR = AR =D. Dengan demikian syarat pertama (FOC)
maksimisasi laba menjadi P = MR = AR = D = MC.

Syarat Peringkat Kedua


(Second-Order Condition, SOC)

Dari FOC diketahui bahwa /Q = P TC/Q=0.


dengan demikian SOC menjadi:
2/Q2 = MC/Q<0
Hal itu berarti bahwa lereng MC harus positip agar SOC
terpenuhi, yakni
MC/Q > 0 agar 2/Q2 <0.
Syarat kedua 2/Q2 = MC/Q<0 terpenuhi hanya dan
hanya jika MC/Q > 0. Seperti terlihat pada Gambar 2,
syarat itu terpenuhi hanya pada titik B sedangkan pada titik
A lereng MC<0. Oleh karena itu laba maksimum tercapai
pada titik B pada saat lereng MC>0, dengan laba sebesar
persegi empat 0QBBPB (arsir hijau) dan pada titik A dengan
lereng MC<0, terdapat kerugian sebesar 0QAAPA (arsir
biru).
7

PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Persaingan tidak sempurna meliputi monopoli,


persaingan monopolistik, dan oligopoli.
Wacana dalam persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik dimulai pada waktu yang
hampir bersamaan dengan terbitnya The Theory of
Imperfect Competition (1933) oleh Joan Robinson
(1903-1983) dari Cambridge University dan The
Theory of Monopolistic Competition (1934) oleh
Edward Chamberlin (1867-1967) dari Harvard
University.
Robinson dan Chamberlin bekerja sendiri-sendiri dan
kedua karya itu membuat terobosan baru dalam teori
ekonomi bahwa persaingan sempurna mempunyai
kelemahan dalam dunia nyata.
8

RINTANGAN MASUK PASAR

Rintangan peraturan (legal restrictions): aturan


pemerintah, paten, kuota, tarif, franchise.
Biaya tinggi: biaya untuk membangun sarana
dan prasarana seperti industri kereta api,
penerbangan, kimia, kendaraan bermotor.
Iklan dan diferensiasi produk: iklan dapat
membuat citra dan persepsi pelanggan
terhadap produk tertentu
9

MONOPOLI

KARAKTERISTIK
Hanya satu perusahaan yang menghasilkan lini produk spesifik dalam
area pasar tertentu.
Elastisitas harga silang atas permintaan sangat kecil yang
mengindikasikan tidak ada barang pengganti yang sempurna/dekat.
Tidak ada saling ketergantungan dengan pesaing karena perusahaan
merupakan pemonopoli dalam pasar yang relevan.
Ada rintangan yang besar bagi pesaing untuk memasuki pasar seperti
(a) Adanya unggul biaya karena penguasaan faktor produksi atau
paten produk/proses produksi (b) Diferensiasi produk dengan adanya
kesetiaan konsumen thd produk tertentu (c) Skala ekonomi sehingga
pesaing sukar menyaingi efisiensi ekonomi (d) Kebutuhan modal yang
besar untuk memasuki pasar (e) Adanya peraturan secara resmi
sehingga tidak dimungkinkan untuk memasuki pasar (PAM, PLN,
KAI/PJKA), (f) Rahasia produk/dagang yang tidak dapat diakses oleh
pesaing.
10

MAKSIMISASI LABA
TR
MR
MR

= PQ
= TR/ Q = P + QP/Q
= P + (QP/q)(P/P)
= P + (Q/P)(P/q)Q(P/P)
= P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q)(1/P)
= P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q/P)
= P(1 + 1/)
Oleh karena (Q/P)(P/Q) = 1/(Q/P)(P/Q) = 1/
= TR TC
/Q = P + QP/Q TC/Q = 0
= MR MC = 0
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah
Jadi MR = MC
Syarat kedua sama dengan Persaingan Sempurna di mana lereng
MC > 0.
11

MANIPULASI TR DAN MR
Fungsi gemaris permintaan, Q = f(P)

Q = P
Lereng fungsi permintaan adalah
Q/P =
Akan tetapi dalam pasar monopoli P=f(Q) oleh karena manipulasi terdahulu
menunjukkan syarat pertama menunjukkan MR=MC oleh karena itu dalam pasar
monopoli, pelaku pasar yang dalam hal ini pemonopoli tidak menjadi pengikut
harga melainkan penentu harga
sehingga P = f(Q), jadi
P = ( Q)/
Oleh karena itu,
TR = PQ = [( Q)/ ]Q = (Q Q2)/
MR = / Q
Lereng MR adalah
MR/Q =
12
Jadi Lereng MR sama dengan setengah dari lereng tiku permintaan.

Regulasi Monopoli

Jika harga pemonopoli dianggap terlalu tinggi,


maka pemerintah melakukan regulasi terhadap
pasar monopoli dengan menetapkan P=MC=D.
Dengan regulasi, harga turun ke PE, produksi
ke QE, penerimaan total menjadi 0QERPE,
biaya total menjadi 0QEFH sehingga laba
pemonopoli menjadi HFEPE.
Pertanyaan untuk diskusi: Apa yang terjadi
jika harga ditetapkan menjadi P=AC=D?
13

DISKRIMINASI HARGA

Diskriminasi harga adalah praktik


membebankan harga yang berbeda terhadap
konsumen yang berbeda untuk produk yang
sama.
Ada tiga jenis diskriminasi harga: derajat
pertama, derajat kedua dan derajat ketiga.
Harga cadangan (reservation price)
Harga maksimum yang dibebankan oleh
produsen yang seorang konsumen mau dan
mampu membeli dan membayarnya.

14

SYARAT PEMBERLAKUAN
DISKRIMINASI HARGA

Barang sama untuk semua pasar


Pasar dan konsumen berbeda pada tiap pasar
Harga berbeda pada tiap pasar sesuai dengan besaran
elastisitas
Elastisitas harga atas permintaan berbeda pada tiap pasar.
MR = P(1 1/). Oleh karena syarat maksimisasi laba

adalah MR = MC
maka P(1 1/) = MC untuk tiap pasar sehingga untuk
pasar A, laba maksimum dicapai pada saat MC=MR
= PA(1 1/A) dan pada pasar B, laba maksimum
dicapai pada saat MC=MR = PA(1 1/B). Jika A >B
maka PA<PB.
15

DISKRIMINASI DERAJAT PERTAMA


Diskriminasi derajat pertama ada jika produsen dapat
menggolongkan tiap pembeli dalam tiku permintaan dengan
jumlah dan harga barang yang dapat diidentifikasi untuk tiap
pembeli. Karena itu tiap tiku permintaan menjadi tiku penerimaan
imbuh (marginal revenue) masing-masing pasar. Agar produsen
dapat melaksanakan diskriminasi harga ini, informasi yang
lengkap tentang pendapatan, kemauan mem-belanjakan uang, dan
mutu yang diinginkan konsumen harus diketahui oleh penjual.
Misalnya produsen Mercedes memproduksi sedan dengan pesanan
khusus dari raja minyak Saudia Arabia sesuai dengan spesikasi
yang diinginkan dengan harga yang setinggi-tingginya yang
konsumen mau dan mampu menjangkaunya. Contoh lain adalah
jasa layanan medis khusus dengan perlakuan khusus sehingga
penyedia jasa dapat memperlakukan tiap pasien (client) secara
khusus dengan tiku permintaan untuk masing-masing klien.
Diskriminasi ini jarang ada dalam dunia nyata.
16

DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KEDUA

Diskriminasi harga derajat kedua lebih acap dijumpai daripada


diskriminasi harga derajat pertama namun tidak lazim terdapat
dalam dunia nyata.
Diskriminasi harga derajat kedua terjadi dengan menetapkan
harga yang berbeda terhadap konsumen yang berbeda sesuai
dengan blok layanan yang diberikan kepada misalnya tarif dan
beban listrik untuk rumah tangga dibagi dalam golongan R1,
R2, untuk sosial dan industri. Produsen dapat menerapkan
diskriminasi harga derajat kedua jika informasi tentang tiku
permintaan golongan konsumen dapat diperoleh. Contoh lain
adalah tiket pesawat terbang yang dibagi menurut kelas
A,B,C, D dan sebagainya dengan harga termurah untu
golongan A dan makin naik sesuai dengan pembagian tempat
duduk.
17

ILUSTRASI DISKRIMINASI HARGA


DERAJAT PERTAMA DAN DERAJAT KEDUA
Pemonopoli dalam diskriminasi harga derajat pertama menerapkan
Reservation Price dengan harga maksimum yang dapat dibebankan kepada
konsumen kepada setiap unit yang konsumen itu mau dan mampu
membelinya. Diskriminasi derajat pertama pada dasarnya hanya terdapat
dalam teori. Diskriminasi derajat kedua kadang-kadang berlaku dalam dunia
nyata dan merupakan kiat penghampiran diskriminasi derajat pertama.
RP

RP

10
9
8

PA

7
6

PB

A
B
DQ

DQ
Q

0
1 2 3 4
DISKRIMINASI
DERAJAT PERTAMA

Q
DISKIMINASI DERAJAT
KEDUA (PENENTUAN HARGA
BLOK/BLOCK PRICING)
18

DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KETIGA

Diskriminasi harga derajat ketiga merupakan


diskriminasi harga yang paling lazim.
Pasar dibagi ke dalam segmentasi pasar yang
berbeda berdasarkan geografi, pendapatan,
penggunaan produk, umur, jenis kelamin dsb.
Elastisitas harga atas permintaan tidak sama
pada tiap segmentasi pasar.
Pemonopoli berupaya memperoleh keuntungan
dari segmentasi pasar.
19

PERSAINGAN MONOPOLISTIK:

Karaktersitik Persaingan Monopolistik


Banyak penjual dan pembeli
Barang tidak seragam karena ada diferensiasi produk
(karakteristik produk tertentu, merek, persepsi mutu,
disain khusus, lokasi, jaminan, dan syarat kredit.
Tiku permintaan berlereng negatip dan sangat elastis
oleh karena terdapat substitusi yang dekat.
Terdapat rintangan memasuki pasar
Penjual mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
mengubah harga
Syarat maksimisasi produk: MR = MC.
20

OLIGOPOLI
KARAKTERISTIK

Oligopoli berasal dari kata oligos=beberapa dan


polis=penjual, jadi ada beberapa penjual.
Ada beberapa penjual dewngan asumsi banyak pembeli.
Ada barang pengganti yang dekat (close substitute).
Struktur biaya: hukum hasil yang makin menurun berlaku
dalam produksi dalam jangka pendek sehingga MC menaik.
Namun bagi oligopoli dan monopoli tidak menjadi masalah
pokok karena MC konstan atau menurun dapat saja terjadi.
Maksimisasi laba: semua perusahaan dianggap
memaksimumkan laba dalam jangka pendek.
21

KARAKTERISTIK OLIGOPOLI

Strategi harga: perusahaan dapat menyesuaikan jumlah


dan harga barang yang ditawarkan tergantung dai kondisi
pasar dan insentif yang tersedia.
Penyesuaian dapat pula dilakukan dalam hal upaya
promosi, disain produk, dan jalur distribusi.
Ekspektasi terhadap reaksi pesaing: pesaing dapat
mengabaikan atau menandingi tindakan perusahaan
tergantung dari tujuan dan insentif yang tersedia
Laba menjadi perangsang (incentive) untuk melakukan
(1) perubahan dalam strategi harga (2) cheating atau
collusion.
22

BENTUK PASAR DAN ASUMSI DASAR


BENTUK
PASAR
Persaingan
Sempurna

Monopoli

Oligopoli

Persaingan
monopolistik

JUMLAH JENIS
PENJUAL PRODUK

KEGIATAN
EKONOMI

Banyak

Sama

Pasar Uang,
Hasil
Pertanian

Satu

Satu, tanpa
pengganti

PLN, PAM,
Microsoft

Beberapa

Diferensi-asi Mobil,
produk
Motor
,perangkat
lunak

Beberapa

Sedikit/Tidak ada

Baja, kimia

Banyak

Sama tapi
ada beda
persepsi

Eceran,
jajan pasar,
PC.

KENDALI METODE
HARGA
IKLAN
Pasar, lelang
Tidak ada

Iklan
Banyak

Sedikit

Sedikit

Sedikit

Iklan, harga,
mutu

Iklan, harga,
mutu
Iklan, harga,
mutu
23

Anda mungkin juga menyukai