Anda di halaman 1dari 162

War of The Dragons (Perang Bangsa Naga)

By: Junaidi - warbots


Pesan Penulis:
War of The Dragons masih terkait erat dengan cerita The Chronicle of
Flarion yang telah dimuat sebelumnya. Hanya saja kisah ini
menceritakan tentang zaman lampau sebelum Para Guardian
terbentuk (info mengenai zaman - zaman dunia dapat dilihat pada The
Chrionicle of Flarion bab 56), dimana terjadi peperangan dashyat
antara Bangsa Naga sebagai pemimpin dunia masa itu sehingga
membuka celah bagi kejahatan untuk merajalela. Cerita ini juga
memunculkan asal mula Orb - orb dunia dalam kisah The Chronicle of
Flarion.
Selamat menikmati!
Prologue
Galarien, saudariku, mengapa kau memanggilku ke tengah dunia ini?
tanya Armeron, Bukankah kita ke-7 Ancient Keeper telah berjanji
untuk tidak mencampuri urusan dunia ini lagi? Kita hanya bertugas
menjaga dan hanya itulah yang akan kita lakukan.
Armeron, tidakkah kau rasakan ketakutan dari bumi, jeritan bintang
dan rintihan langit? Sesuatu yang amat sangat buruk dan jahat akan
segera terjadi. Oleh karena itu aku memanggilmu, Jawab Galarien
sambil memandang Armeron.
Sesuatu yang jahat terus terjadi sejak Bangsa Naga yang jatuh ke
dalam kesombongan membunuh saudara kita, Agaril lalu merebut
Jubah Perang Keyakinan warisan The Holy Light yang dijaga Agaril
sebagai Ancient Keeper. Darah Agaril telah mengutuk Bangsa itu
dalam keserakahan dan perang terus menerus dalam memperebutkan
Jubah Perang Keyakinan itu, Keluh Armeron, Bukan tugas kita untuk
mencampurinya, Galarien. Biar makhluk dunia yang berjuang untuk
kehidupan mereka sementara kita hanya perlu menjaga warisan The
Holy Light agar tidak jatuh ke tangan yang tidak tepat.
Astaga! Apa itu, Armeron? Tanya Galarien terkejut ketika melihat
sebuah cahaya hijau seperti meteor meluncur ke arah Puncak Gunung
Putih yang merupakan tempat tinggal Tinuviran, Keeper yang menjaga
Ketopong Pengetahuan warisan Holy Light. Cepat! Kita harus bergerak
ke sana! Seru Galarien, Sesuatu yang jahat tengah mengancam
Tinuviran.
Galarien dan Armeron segera melakukan teleport ke puncak Gunung
Putih dan mereka menyaksikan hal yang mengerikan di mana
Tinuviran tengah bertarung dengan makhluk besar setinggi 5 meter
lebih dan tubuhnya terbuat dari batu kristal tajam dan mengeluarkan
api beracun berwarna hijau dari sekujur tubuhnya. Makhluk itu
memiliki 4 lengan dan sepasang sayap. Arnarock! Satu dari 13
Pengikut utama Lord of Darkness yang tersisa, Seru Galarien.
Tinuviran tengah berusaha bertahan dengan membuat tabir pelindung
sihir sementara Arnarock terus menerus memukuli tabir pelindung itu
dengan keempat tangannya hingga hancur. Tinuviran segera

membalas serangan dengan sihir ledakan bintang Supernova. Puncak


Gunung Putih langsung hancur lebur karena energi yang begitu
dahsyat tetapi Arnarock tidak bergeming. Tubuh Arnarock sangat kuat
dan mampu menahan sihir lawannya. Ia menggeram marah dan maju
ke depan untuk mencekik Tinuviran. Tetapi Galarien tidak tinggal diam
melihat saudarinya hampir terbunuh dan ia segera memukul tanah
dengan keras. Tubuh Arnarock langsung terbelit akar yang kuat dan
dalam sedetik kemudian berubah menjadi pohon hidup yang menjepit
Arnarock. Tidak berhenti sampai di sana Galarien juga membangkitkan
5 Prajurit Pohon setinggi 4 meter dari dalam tanah. Tapi kekuatan
Arnarock tidak kalah dashyat. Tiba tiba api di tubuhnya meledak dan
membakar habis pohon pohon yang menjepitnya sekaligus
membakar prajurit pohon dari Galarien. Tinuviran, Galarien dan
Armeron sendiri dipaksa mundur karena kekuatan api yang luar biasa
itu.
Serang bersamaan, saudariku! Seru Armeron memberi komando
sambil kemudian mengeluarkan 100 sambaran halilintar berkekuatan
dashyat untuk menghantam Arnarock. Bersamaan dengan itu Galarien
langsung memanggil puluhan batu batu besar dari dalam inti bumi
untuk menghajar Arnarock dari bawah. Sementara itu Tinuviran
menghujani Arnarock dengan puluhan bintang jatuh. Kekuatan tiga
Keeper disatukan membuat Arnarock kewalahan dan Gunung Putih
pun tidak dapat menahan kekuatan dashyat itu hingga hancur
berkeping keeping. Ketiga Keeper segera terbang menghindar.
Dari dalam runtuhan gunung itu, bangkitlah Arnarock dengan keadaan
yang sangat marah namun ia tidak berani meneruskan pertarungan
karena sekarang di hadapannya telah ada 6 Keeper. Ajitera, Leskion
dan Nimros telah berteleport untuk membantu Keeper yang lainnya.
Melihat keadaan tidak menguntungkan, maka Arnarock memutuskan
untuk pergi menghindar. Para Keeper tidak berani mengambil resiko
mengejar Arnarock karena dari 13 Pengikut Lord of Darkness, empat
di antaranya termasuk Arnarock masih berkeliaran. Para Keeper tidak
mau sampai disergap keempat makhluk terkutuk ini dan warisan The
Holy Light jatuh ke tangan Kegelapan. Mereka hanya terdiam menatap
Arnarock terbang menjauh.
Sementara itu, seorang wanita cantik tersenyum melihat semuanya itu
dari dalam bola kristalnya. Wajahnya tidak terlihat jelas dan
senyumnya begitu misterius. Zaman Para Naga telah berakhir dan
zaman baru akan datang diawali dengan api peperangan, Desis Sang
Wanita.
Bab 1. Permusuhan Bangsa Naga
Fleira, mengapa kau membawa pasukanmu untuk mengacau di sini?
Sudah begitu besarkah nyalimu sehingga menantang kami, Para Naga
Langit? Desa Kurcaci kecil ini berada di bawah perlindungan kami jadi
jangan coba coba kalian berani mengganggu mereka! Seru Awhair.
Fleira tertawa terbahak bahak dengan suara berat dan nyala api
keluar dari moncongnya. Ia menjawab, Awhair, sejak kapan Para
Naga Langit berani melawan kami Para Naga Api. Bukankah kalian

semua biasanya hanya pandai bersembunyi di balik awan sejak Agair


Pemimpin Naga Langit kalah dengan memalukan?
Awhair meraung dashyat dengan penuh kemarahan, Jangan pernah
menghina ayahku! Kau akan membayarnya dengan mahal atas
penghinaan ini! Awhair Pun langsung mengepakkan sayapnya yang
berkilauan keemasan. Tak lama kemudian angin badai pun berhembus
dengan dashyat dan langsung menghantam Para Naga Api di
hadapannya. Fleira yang tidak menyangka akan diserang secara
mendadak tidak dapat meluputkan diri dari serangan. Ia terdorong
mundur dan menabrak tebing karang hingga hancur. Beberapa anak
buahnya tercabik cabik oleh badai ganas Awhair yang mampu
menyayat gunung batu menjadi berkeping keping.
Fleira segera terbang kembali dan meyemburkan api dari moncongnya.
Api itu berhasil menghanguskan beberapa Naga Langit yang tidak
berhasil mengelak. Fleira memanfaatkan serangannya untuk terbang
menjauh. Ia kini telah terkutuk oleh sifat sombong dirinya sendiri
sehingga berani menantang Awhair yang setingkat lebih sempurna
daripadanya . Fleira tahu ia bertindak sangat bodoh dengan berani
menghina Agair sendiri dan kebodohan yang lain adalah dengan
berusaha lari dari Para Naga Langit. Dalam sekejap saja Awhair sudah
berhasil mengejar Fleira dan menyemburkan badai angin yang dashyat
dari moncongnya. Sia sia saja Fleira berusaha mengelak karena
serangan angin sangat cepat dan sulit diprediksi arahnya. Tiba tiba
saja keseimbangan terbang Fleira terganggu dan ia jatuh dengan
keras ke atas tanah. Belum sempat ia bangkit untuk membalas
serangan, sebuah cakar sudah menghajar lehernya. Fleira meraung
keras sekali sebelum serangan badai kedua Awhair menghabisi
nyawanya.
Beberapa Naga Api berhasil meloloskan diri ketika Para Naga Langit
sedang mengkonsentrasikan serangan kepada Fleira. Para Naga Langit
yang melihat lawannya melarikan diri segera menggeram marah dan
berusaha mengejar tetapi Awhair segera melarangnya.
Jangan kejar mereka! Ingat prioritas kita adalah menemukan dan
mencari jantung ayahku. Lagipula siapa yang tahu ada berapa banyak
jumlah mereka sebenarnya. Jangan sampai kita masuk ke dalam
penyergapan akibat ingin menghabisi beberapa Naga kecil seperti itu.
Saatnya akan datang ketika aku dapat menemukan jantung ayahku
dan menemukan inti kekuatan Naga Langit yang sebenarnya, Kata
Awhair. Lalu Ahwair memandang para kurcaci dengan tatapan mata
ganas, Jadi katakan kepadaku, makhluk kerdil! Di mana The Yellow
Orb yang kau maksudkan itu?
Bab 2. Mimpi Sang Raja Naga Api
Naga itu mengamuk dengan hebat. Semburan apinya dapat mencapai
jarak 100 meter dan batu Kristal pun tidak tahan menghadapi panas
apinya yang luar biasa dashyat. Batu dan logam yang paling kuat pun
meleleh karena panas yang lebih dashyat dari sengatan matahari itu.
Namun api itu sama sekali tidak mampu melukai atau membakar
sedikit saja kulit dari makhluk yang berada di hadapannya. Seekor

unicorn hitam dengan tanduk berwarna keunguan berdiri tegak dan


tidak bergeming sedikitpun terhadap semburan api yang paling panas
itu. Raja Naga Api, Blaster tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Siapa kau? Tanya Blaster dengan raungan yang ganas, Makhluk apa
kau ini sehingga bisa menghadapi panas apiku tanpa terluka sedikit
pun?
Makhluk itu tersenyum lemah. Kengerian terpancar dari wajah Unicorn
itu ketika ia menatap Blaster dengan mata merahnya. Jadi setelah 500
tahun pertarungan dalam Ancient War dan 600 tahun masa kejayaan
Bangsa Naga telah membuatmu lupa kepada musuhmu. Sungguh lucu,
Bangsa Naga yang diberi umur rata rata 3000 tahun ternyata tidak
mempunyi ingatan selama itu, jawab unicorn hitam itu.
kurang ajar! Aku sudah berumur 2300 tahun lebih dan belum pernah
bertemu dengan makhluk yang kurang ajar sepertimu! Seru Blaster
sambil meluncurkan serangan apinya kembali dengan panas 100 kali
lipat dari sebelumnya. Bumi sampai merekah dan langit memerah
seperti darah namun makhluk itu hanya tertawa seperti sedang
menikmati semburan panas yang luar biasa dashyat itu. Lalu dengan
muka serius ia menghembuskan nafas kecil dari hidungnya dan api
Blaster pun lenyap seketika bahkan mulut Blaster membeku dalam
keadaan terkatup. Blaster memberontak namun sekuat apapun ia
berusaha tetap tidak dapat menghancurkan es yang menyumpal
mulutnya. Baru pertama kalinya Blaster dipermalukan oleh makhluk
kecil seperti ini.
Ingat baik baik Raja Naga Api. Namaku Nymsis, The Dark Unicorn.
Kurasa kau sudah tahu siapa aku jadi tidak perlu kujelaskan panjang
lebar, bukan? Nymsis kembali tersenyum dengan menyebarkan
kengerian.
Blaster mendelik ketakutan ketika menyadari bahwa Unicorn itu
adalah Nymsis, satu dari ketiga belas Zingamon yang merupakan
bawahan langsung Lord of Darkness ketika ia masih berada di puncak
kekuasaan dalam Ancient War. Namun di masa sekarang hanya ada
empat Zingamon yang masih hidup dan Nymsis adalah salah satunya.
Nymsis merupakan makhluk yang mengerikan karena ia adalah
penguasa mimpi dengan jurus Nightmare nya. Lebih parahnya,
Blaster kini sadar bahwa ia sedang terperangkap dalam mimpinya
sendiri. Jika Blaster berada di dunia alam sadar maka tentu ia masih
bisa memperjuangkan hidupnya tetapi dalam dunia mimpi, Nymsis
adalah dewa yang tidak terkalahkan.
Yah, bisa kubaca pikiranmu, Blaster Sang Raja Naga Api. Sudah
kuduga begitu aku menyebutkan namaku maka kau pasti akan segera
menyadari siapa aku dan bagaimana kondisimu sekarang. Seekor ulat
yang terperangkap di jaring laba laba tentu tidak dapat melepaskan
diri dengan begitu mudahnya, bukan? Nymsis berkata sambil
mendekati Blaster yang kini seluruh tubuhnya mulai membeku, tidak
dapat bergerak.
Apa yang diinginkan makhluk ini dariku? Apa yang dia rencanakan?
Pikir Blaster dengan heran sambil terus menatap Nymsis.
Sabarlah Sang Raja, jangan terlalu tergesa gesa. Akan tiba

waktunya aku sendiri yang akan memberitahumu apa yang harus


kaulakukan dan apa rencanaku sebenarnya kepadamu. Namun
sekarang yang harus kau lakukan hanya jadilah budakku dan aku akan
menjadi tuanmu. Kumpulkan seluruh anak buahmu dan bergeraklah ke
arah timur. Kau harus menemukan sebuah benda untukku sebelum
pihak lain menemukannya terlebih dahulu! Perintah Nymsis.
Blaster meraung hebat dan terbangun. Seluruh tubuhnya terasa panas
seperti di neraka dan banjir keringat. Ia menatap ruangan batu
permata dan Kristal yang menghiasi sarangnya yang berada di puncak
gunung berapi. Mimpi buruknya baru saja berakhir tetapi
kengeriannya masih terus terasa apalagi ia baru saja berhadapan
dengan makhluk mengerikan Zingamon Nymsis. Baru saja ia bangun
dan mulai mengepakkan sayapnya untuk terbang, beberapa naga api
datang menghadapnya dan melaporkan diri mereka diserang oleh
beberapa Naga Langit di sebuah desa kurcaci di sebelah timur. Blaster
mendelik ngeri ketika hatinya merasa bahwa takdir telah
menggiringnya untuk sesuatu hal yang mengerikan.
Bab 3. Kenangan Masa Lampau
The One berdiri dengan berselubungkan kemuliaan di hadapan Lord of
Darkness dan menghukumnya untuk terkutuk jatuh dalam kegelapan
untuk selamanya. Maka Holy Light beserta ketujuh ksatria utamanya
turun ke dunia untuk melakukan pengadilan itu dan melakukan
pertarungan kira kira 500 tahun lamanya. Holy Light berhasil
mengurung Lord of Darkness di dalam dimensi waktu dan
menyegelnya dengan 5 elemen murni yang terdapat di dalam jantung
Para Naga Utama yang juga dikenal dengan Raja Naga. Para Naga
Utama ditakdirkan untuk memiliki hidup selamanya dengan jantung
mereka sebagai segel (kecuali Agair yang memang telah mati sebelum
Lord of Darkness dikurung namun jantungnya tetap merupakan salah
satu segel dari dimensi waktu). Namun hidup abadi mereka dapat
berakhir ketika mereka terbunuh dan diambil jantungnya. Jantung
yang keluar dari tubuh Naga Utama akan berubah menjadi batu bulat
yang disebut Orb seperti halnya The Yellow Orb milik Agair.
Setelah kejatuhan Lord of Darkness maka selesailah tugas Holy Light
di dunia ini dengan sempurna sehingga telah saatnya tiba untuk
kembali ke sisi The One. Untuk menjaga kedamaian dunia yang baru
usai perang selama 500 tahun maka Holy Light mengutus 7 orang
ksatrianya untuk menjadi pemimpin yang adil dalam memelihara
dunia. Mereka diberkati dengan 7 item dari Holy Light sendiri sehingga
setiap dari mereka masing masing mendapat 1 item. 7 makhluk
super itu pun memimpin dengan baik di awal awal tahun namun
kekuasaan dapat mengubah mahkluk manapun dengan cepat. Dimulai
dari perasaan kurang puas akan kekuasaan dan kekuatan yang
diberikan Holy Light bagi mereka, makhluk penguasa itu mulai mencari
kekuatan lain dari sisi yang gelap yaitu sihir (magic).
Semua jenis sihir (magic) adalah milik Sang Master Kegelapan namun
7 makhluk itu membenarkan diri dengan mengatakan sihir sejahat
apapun dapat dipakai untuk kebenaran. Lama kelamaan sihir itu mulai

menguasai mereka dengan perasaan tidak pernah cukup dan selalu


haus akan sihir yang lain hingga mereka pun mengajarkan sihir
kepada Bangsa lain agar sihir dapat berkembang pesat untuk
kepuasan mereka. Namun pada akhirnya mereka menyadari semakin
kuat sihir mereka maka kekuatan sebenarnya yang berasal dari The
One dan item Holy Light semakin lemah hingga puncaknya The One
mengutuk mereka untuk tidak dapat lagi menggunakan item Holy
Light dan hidup selamanya sebagai penjaga item tersebut, yang
kemudian mereka disebut dengan The Keeper.
Bangsa bangsa dunia pun mulai jatuh dalam kegelapan kembali
melalui sihir yang diajarkan para Keeper sebelumnya namun hanya
ada 1 Bangsa yang tidak terpengaruh sihir karena memang mereka
memiliki kekuatan alami yang cukup dashyat. Bangsa itu adalah
Bangsa Naga. Karena itu The One menyerahkan kepemimpinan dunia
kepada Bangsa ini walau Ia tahu Bangsa ini tidak akan memimpin
untuk waktu yang lama karena sifat alami mereka yang buas. The One
menjanjikan akan muncul suatu Bangsa baru yang terpilih dan akan
memimpin dunia bukan karena kekuatan namun karena cinta kasih.
Galarien masih terus berpikir dan menanti nanti Bangsa yang
dijanjikan itu karena sepertinya saat ini dunia tengah mengalami
kehancuran yang dashyat. Bumi berteriak merasakan kekuatan jahat
mulai bangkit dan bergerak. Apakah masih ada cukup waktu untuk
menunggu lahirnya sebuah bangsa pilihan sebelum dunia ini dilumat
kegelapan. Harus ada yang bergerak maju sebelum semuanya
terlambat tapi siapa yang bisa diharapkan? Bangsa Naga yang ganas
dan sombong? Bangsa Raksasa yang tidak berotak? Bangsa Druid yang
egois dan mengasingkan diri? Bangsa Centaur dan Unicorn yang
jumlahnya semakin sedikit itu? Atau mungkin Bangsa Peri, Kurcaci dan
Mermaid yang lemah? Galarien menatap benda yang berkilauan di
tangannya itu, Rantai Kehidupan, Item dari Holy Light sendiri.
Seandainya saja ia masih bisa menggunakannya seperti dulu, tentu
dunia tidak akan jatuh sampai seperti sekarang ini. Galarien
menghembuskan nafas dengan lesu.
Mengapa kau begitu muram, saudariku, Galarien? Tanya Armeron
yang tiba tiba muncul di belakang Galarien, Apa kau masih
memikirkan nasib dunia ini?
Galarien mengangguk tanpa memandang Armeron yang kini berada di
sisinya.
Sebegitu besarnyakah cintamu pada dunia ini? Jika memang iya, maka
kurasa sudah tiba saatnya The Keeper bangkit kembali untuk
berperang bagi dunia ini melawan kejahatan, Kata Armeron sambil
menatap Galarien.
Tetapi kau tahu perintah The One yang mengatakan bahwa kita tidak
boleh lagi turut campur akan dunia ini hingga akhir dunia, Jawab
Galarien.
Sudah cukup! sampai kapan kau akan mematuhi The One yang hidup
bagai dewa di atas sana tanpa peduli dengan nasib dunia ini. Ini
adalah dunia kita, Glarien dan kita sendiri yang harus
memperjuangkannya! Seru Armeron dengan kesal.

Galarien terkejut mendengar ucapan Armeron yang tidak seperti


dirinya lagi. Galarien masih ingat bahwa sebelumnya Armeron sendiri
yang menasehatinya untuk tidak ikut campur tetapi kenapa sekarang
malah sebaliknya. Namun ia menjadi bimbang karena kata kata
Armeron ada benarnya juga. Galarien tidak tahu apa yang harus
dilakukan dan bintang bintang mulai meredup cahayanya.
Bab 4. Bangsa Naga Hutan
Embun pagi menetes pada bunga dan kelinci melompat lompat
dengan riang. Semuanya terlihat begitu damai hingga getaran ringan
mulai tejadi dan tidak berhenti sampai di sana. Udara bergemuruh
seperti badai dan getaran di bumi terasa semakin kencang. Semua
hewan berlarian kalang kabut ketika dari kejauhan terlihat ratusan
ekor Naga Api berterbangan di udara. Makhluk naga itu tidak segan
segan memangsa siapa saja yang berada di hadapannya dan
menyemburkan apinya kemana - mana. Mereka semua terbang menuju
ke arah timur dan dipimpin oleh Blaster, Sang Raja Naga Api sendiri.
Dalam waktu singkat padang rumput hijau yang tadinya begitu segar
dengan tumbuh tumbuhan kini menjadi hangus terbakar.
Kawan, apa kau melihat apa yang kulihat? Tanya seekor Naga Hutan
yang tiba tiba keluar dari balik pepohonan besar di sisi padang
rumput.
Melihat bagaimana padang rumput indah dihanguskan oleh
gerombolan Naga gila yang dipimpin Blaster? Jika itu maksudmu maka
hanya Naga buta yang tidak melihatnya. Kita harus melaporkan ini
kepada Greenhost. Aku tidak tahan melihat Naga Api melintasi wilayah
kita dan melakukan pengrusakkan, Kata Naga yang lain. Maka kedua
Naga itu pun terbang ke angkasa menuju ke sarang besar mereka di
jantung hutan.
Mereka mengarah ke arah timur? Jadi berita yang tersebar di luar
memang benar bahwa jantung Naga Langit terkuat Agair ada di daerah
timur. Barangsiapa yang menemukan jantung Agair maka ia akan
dapat dipastikan menjadi penguasa dunia, Gumam Greenhost, Raja
Naga Hutan.
Aku tahu Agair adalah Naga yang terkuat tetapi apakah jantungnya
yang telah berubah menjadi Orb itu juga memiliki kekuatan yang sama
seperti pemiliknya dahulu? Tanya seekor Jenderal Naga Hutan kepada
Greenhost.
Jantung adalah intisari kekuatan dari Naga dan menyimpan energi
yang dashyat dari pemiliknya. Namun hanya 5 Naga utama yang
jantungnya berubah menjadi orb ketika mereka mati dan kekuatannya
tersimpan selamanya di dalam orb itu. Sampai saat ini belum ada yang
tahu bagaimana menggunakan kekuatan yang tersembunyi di dalam
orb kuning itu tetapi setidaknya orb itu menjadi lambang pemersatu
Naga Langit dan barang siapa yang memilikinya akan menguasai
Bangsa Naga Langit. Namun tujuan mereka mencari The Yellow Orb
adalah bukan karena orb itu sendiri tetapi karena mereka mencari
Jubah Perang Holy Light, Jubah Keyakinan (The Faith Armor), Jawab
Greenhost.

Jadi Legenda 7 Item Sang Holy Light yang dijaga oleh Para Keeper itu
adalah nyata? Tanya Jenderal Naga Hutan lainnya. Mereka saling
berbisik bisik satu sama lain dengan heboh.
Nyata. Sangat nyata, Greenhost menatap Para Jenderalnya dengan
tatapan lesu, Item item itulah penyebab perang dan perselisihan
kita dengan Bangsa Naga lain. Sejak jatuhnya Naga Langit Agair maka
Bangsa Naga kehilangan pemimpin tunggal dan terpecah - pecah
menjadi 5 Bangsa Naga termasuk Naga Hutan yang kupimpin. Selain
itu ada Naga Api yang dipimpin Blaster, Naga Laut yang dipimpin
Serene, Naga Es yang dipimpin Artix, dan Naga Langit yang dipimpin
Putra Agair, Awhair. Api, Laut, Es dan Hutan saling mengalahkan dan
sama kuatnya sementara Awhair lebih lemah daripada kami berempat
tetapi dialah yang paling berambisi untuk menguasai dunia juga untuk
mengembalikan kehormatan ayahnya.
Tetapi Item item itu dijaga oleh The Keeper yang mengerikan
kekuatannya. Bagaimana mungkin ada Bangsa Naga manapun yang
berani mengambil resiko menghadapi The Keeper? Lagipula
keberadaan mereka tidak diketahui siapapun dan mereka juga tidak
pernah melibatkan diri ke dalam dunia ini sehingga lama kelamaan
nama mereka lenyap dan hanya menjadi sekedar legenda kuno, Tanya
salah satu Jenderal Naga Hutan dengan heran.
Greenhost tidak menjawab pertanyaan dan terdiam sambil
mengatupkan kedua matanya seperti sedang berpikir keras atau
mengenang sesuatu yang sangat pahit. Siapkan pasukan kita! Seru
Greenhost tak lama kemudian, Kita akan segera berperang
memperebutkan Jubah Perang Holy Light!
Bab 5. Pelanggaran dan Keserakahan
Para Keeper dilarang untuk ikut campur kembali tentang masalah
dunia bukan tanpa alasan. The One tidak pernah memerintahkan
sesuatu yang tidak beralasan namun yang terjadi seringkali makhluk
ciptaan Nya yang melanggar apa yang sudah Dia tetapkan. Hati para
Keeper sudah terlalu terikat kepada dunia sehingga mereka kerapkali
melupakan perintah The One. Demikianlah yang terjadi kepada Agaril,
Keeper of The Wind. Persahabatan nya dengan Agair, sang Raja Naga
Langit penguasa badai dan angin topan menjadikan hati Agaril The
Keeper of The Wind bimbang ketika mengetahui jantung sang sahabat
menjadi rebutan di antara Bangsa Naga. Apalagi setelah datang
permintaan khusus dari Awhair, Putra dari Agair yang mewarisi tahta
ayahnya untuk merebut The Yellow Orb yang merupakan jantung Agair
dan mengembalikan nya kepada Bangsa Naga Langit sebagai pewaris
yang benar.
Meski Agaril tahu akan perintah The One dan resiko yang harus
ditanggung olehnya dengan melanggar perintah ini namun ia tetap
pergi untuk membela Bangsa temannya yang telah tiada itu. Lagipula
yang kulakukan ini adalah hal yang baik dimana setelah The Yellow
Orb kurebut dan kukembalikan kepada Awhair maka Bangsa Naga
akan berdamai kembali karena siapa yang berani menentang kekuatan
Keeper sepertiku, Pikir Agaril. Maka Agaril pun memulai sebuah

pertemuan yang dihadiri semua Pemimpin Bangsa Naga. Dalam


pertemuan itu, Agaril mengemukakan maksudnya untuk mengambil
Orb kuning dan mengembalikan kepada pemiliknya yang sah. Tidak
ada yang berani membantah Agaril The Keeper of The Wind maka
dengan mudahnya Orb Kuning itu berhasil direbut dan dikembalikan
kepada Awhair.
Namun keserakahan muncul di dalam hati Awhair. Jika Awhair mampu
membuka rahasia Orb maka yang dimilikinya hanyalah kekuatan
warisan Agair, sang ayah namun di tangan Agaril sendiri ada Item
yang jauh lebih berharga dibanding orb manapun yaitu Jubah Perang
Holy Light sendiri.Maka Awhair pun menyusun rencana busuk untuk
menjebak teman ayahnya sendiri, Agaril. Awhair meracuni Agaril
melalui makanan dengan racun seribu tahun. Agaril yang seketika
sadar dirinya telah terkena racun sangat terkejut dan menyerang balik
Awhair. Sia sia saja Awhair melawan Keeper Agaril yang mengamuk
hingga Orb kuning yang berada di genggaman tangannya jatuh ke
lantai.
Agaril menyadari bahwa racun di tubuhnya semakin mengganas dan ia
harus mencari tempat aman untuk mengeluarkannya lagipula akan
sangat berbahaya jika ia sampai tewas di sarang Naga karena itu
berarti item yang dijaganya akan jatuh ke tangan Naga yang tidak
tahu budi itu. Agaril pun memutuskan untuk melarikan diri namun
sebelumnya ia juga mengambil Orb Kuning agar tidak jatuh ke tangan
Awhair. Pelarian Agaril tidak mudah karena selain harus menghindari
serangan Naga Langit, ia juga harus menghadapi serangan seluruh
Bangsa Naga lainnya yang memiliki tujuan sama dengan Awhair
apalagi ia sudah terluka akibat racun yang dashyat. Agaril akhirnya
terus berlari dan terbang kesana kemari sementara Bangsa Naga terus
melacak dirinya. Hingga akhirnya pertarungan tidak dapat dielakkan.
Para Raja Naga mengeroyok Agaril seorang diri dan keracunan hebat
hingga tewas. Lalu ketika mereka siap untuk mengambil Jubah Perang
Holy Light maka terkejutlah semua Naga itu setelah mengetahui
bahwa Item itu sudah lenyap bersama dengan The Yellow Orb. Dalam
pelariannya Agaril telah mengirim dan menyembunyikan kedua item
itu entah di mana. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui di mana
Orb kuning dan Jubah Perang Holy Light berada termasuk Keeper yang
lain.
Sejak saat itu Para Keeper mencari tempat persembunyian masing
masing agar tidak diketemukan Bangsa Naga yang haus akan
kekuatan dan kekuasaan. Namun kondisi dunia menjadi lebih parah
dengan kematian Agaril. Semua Bangsa mengetahui tentang Jubah
Perang Holy Light yang tersembunyi entah dimana maka mereka mulai
mencari bahkan hingga sampai bertempur untuk memperebutkan
wilayah pencarian. Tidak sedikit yang mati karena disangka memiliki
item itu secara diam diam atau disiksa karena dituduh
menyembunyikan informasi mengenainya. Bangsa bangsa mulai
mencurigai satu sama lain dan bertempur hingga punah. Bangsa yang
paling kejam dan berambisi untuk menemukan item ini tentulah

Bangsa Naga itu sendiri yang telah membuka pintu kutukan bagi
seluruh dunia.
Bab 6. Kedatangan Bangsa Naga
Hei, bangun! Dasar pemalas! Seru Missa sambil menjulurkan jarinya
untuk mencubit pipi pemuda yang sedang tertidur lelap di
hadapannya. Namun pemuda yang sebelumnya terlihat sedang tidak
waspada itu segera menggenggam erat pergelangan tangan Missa
yang lembut dan menariknya dengan keras hingga sang gadis terjatuh
tertelungkup di sampingnya. Lalu dengan kesigapan yang luar biasa,
sang pemuda segera bangkit sambil menekuk tangan sang gadis ke
belakang hingga ia merintih kesakitan lalu dengan santainya sang
pemuda menduduki punggung gadis yang mengganggunya.
Lepaskan aku! Dasar Jack jahat. Lepaskan atau kulaporkan kau
kepada ayahku! Teriak Missa berusaha memberontak.
Baiklah, tuan puteri Missa, tapi jika kulepaskan kau harus berjanji
untuk tidak memukulku seperti yang biasa kaulakukan, Kata Jack
sambil terus memegangi tangan Missa.
Missa menganggukkan kepala dengan cepat sebagai tanda
persetujuan.
Juga tidak boleh mencakar atau menamparku! Seru Jack yang sekilas
melihat senyum nakal di wajah Missa.
Wajah cantik Missa langsung cemberut mendengar idenya telah
ketahuan oleh Jack. Baiklah, aku tidak akan memukul, mencakar,
menampar atau pun mengigitmu walau kau sudah berbuat jahat
padaku! Kata Missa. Kata kata berbuat jahat diucapkan lebih keras
dan dengan penekanan nada yang mengancam.
Setelah berpikir pikir sejenak, Jack pun melepaskan pergelangan
tangan Missa yang tertekuk di belakang punggungnya sendiri. Dengan
sedikit kesal, Missa bangun dari posisi tertelungkup dan berdiri
menghadap Jack yang sekepala lebih tinggi daripadanya. Ia
mendongakkan wajahnya yang biasanya seputih salju kini menjadi
merah padam entah karena marah atau habis menahan sakit lalu
menatap Jack dengan tatapan sinis tanpa suara.
Hei, jangan menatapku seperti itu, gadis manis, Kata Jack, Kau yang
terlebih dahulu ingin mencubit pipiku maka aku hanya.
Jack tidak pernah bisa menyelesaikan kata katanya karena sebuah
tendangan sudahj mendarat di selangkangan nya dengan telak. Jack
segera memegangi area tubuhnya yang terkena serangan Missa sambil
menggigit bibirnya agar tidak menjerit kuat kuat.
Kau! Kau kan sudah berjanji untuk tidak memukulku! Protes Jack
yang masih memegangi selangkangannya.
Itu tendangan, bodoh! Ini yang baru namanya pukulan! Missa
kembali berteriak sambil mengayunkan tinjunya ke pipi Jack.
Pukulan Missa tidak keras sama sekali tetapi karena posisi Jack yang
sudah oleng akibat tendangan di selangkangan maka sebuah pukulan
ringan sudah cukup untuk membuatnya jatuh sambil mengaduh
kesakitan. Rambut coklat Jack pun jadi sangat berantakan dan tidak

keren lagi. Missa pun segera berbalik dan berlalu pergi dengan hati
yang masih sangat kesal.
Namun tiba tiba Missa disergap dari belakang oleh Jack. Sebuah
tangan kekar segera memeluk pinggangnya sementara tangan yang
lainnya membekap mulutnya untuk mencegahnya berteriak minta
tolong. Lalu Missa pun diseret ke arah semak semak. Missa yang
dapat menduga apa yang akan dilakukan Jack terhadap dirinya di
semak semak membuatnya semakin panik tetapi tenaganya kalah
jauh dibanding pemuda pemburu itu.
Jangan banyak bergerak, Missa atau kau akan mati di sini, Bisik Jack
dengan nada dingin sehingga Missa pun langsung menyadari Jack
tidak sedang bercanda.
Bagi Missa kata kata Jack merupakan ancaman yang menakutkan
sehingga ia tidak berani bertidak macam macam lagi selain
menangis ketika Jack terus menyeretnya ke semak semak yang
paling gelap. Missa masih tidak percaya Jack, temannya sejak kecil
akan berani menculik dirinya ini. Memang selama ini ayah Missa yang
merupakan Kepala Suku Klan Al-star selalu menasihati dirinya yang
mulai beranjak dewasa agar tidak terlalu dekat dengan pemuda
manapun apalagi yang bukan dari keturunan terkemuka di dalam klan
mereka. Sekarang Missa baru mengerti mengapa ayahnya tidak begitu
menyukai Jack yang hanya seorang pemburu berada terlalu dekat
dengannya. Missa hanya dapat menahan nafas dan memejamkan mata
sambil berharap dirinya tidak diapa apakan oleh Jack. Namun tidak
terjadi apapun hingga tanah di sekitar mereka mulai bergetar hebat.
Missa pun langsung membuka matanya dan terbelalak melihat ratusan
ekor ular besar bersayap terbang di atas padang rumput, tempat di
mana ia dan Jack masih bercanda atau bertengkar lebih tepatnya
beberapa menit yang lalu. Makhluk mengerikan itu mengepakkan
sayapnya berulang kali dan rumput rumput pun berhamburan porak
poranda seperti terkena angin topan. Untung saja semak semak
tempat mereka berdua bersembunyi cukup jauh dari area melintas
Para makhluk mengerikan itu sehingga dengan aman mereka dapat
tetap bersembunyi di sana.
Tak lama kemudian suara kehancuran itu pun lewat dan terdengar
semakin menjauh. Jack langsung melepaskan kedua tangannya dari
tubuh Missa. Missa yang awalnya merasa akan diculik oleh Jack
menjadi salah tingkah ketika menyadari kesalah pahaman yang
terjadi. Pikiran bodoh apa yang merasuki dirinya sehingga dapat
berpikir Jack akan berlaku jahat seperti itu. Untunglah Jack tidak
menyadari kesalah pahaman ini. Jika tidak, Missa yakin tidak akan
berani bertemu dengan Jack lagi untuk seratus tahun ke depan atau
mungkin seribu tahun jika perlu.
Naga Bangsa Naga, Desis Jack.
Hah? Apa? Tanya Missa kebingungan karena pikirannya belum sadar
sepenuhnya dari kesalahan pahaman yang dibuatnya.
Itu Bangsa Naga yang tadi lewat, Missa, Kata Jack menjelaskan kata
katanya dengan sedikit kesal karena merasa tidak didengarkan.
Oh, yah. Naga, iyah, itu memang Naga karena ayah sering

menceritakan ciri ciri mereka kepadaku. Seperti ular, besar,


mengerikan dan punya sayap. Tapi ngapain juga Naga itu kemari,
yah? Tanya Missa heran sembari berusaha untuk tidak tampak
canggung dan aneh di hadapan Jack.
Wajah Jack mendadak berubah menjadi pucat. Aku tidak tahu
mengapa mereka kemari tapi yang jelas mereka menuju ke tempat
pemukiman klan kita.
Bab 7. Serangan kepada Klan Al-star
Jack dan Missa berlari mengejar waktu. Harapan mereka sepertinya
sia sia mengingat gerakan naga yang sedang terbang secepat elang.
Jack tidak berani memikirkan bagaimana kondisi Klan mereka jika
Bangsa Naga itu benar benar menyerang. Jika memang itu yang
menjadi tujuan Bangsa Naga yaitu untuk menghancurkan Klan Al-star
maka penghancuran itu pasti sedang terjadi kini, ketika dirinya dan
Missa sedang berlari seperti dikejar Sang Iblis sendiri.
Ayo, Missa! Teriak Jack yang menyadari laju lari Missa semakin
lambat dan gadis itu pun mulai terengah engah kehabisan nafas.
Aku aku tidak bisa berlari lagi, Sahut Missa terputus putus
karena kesulitan antara mengatur nafas dengan berbicara sekaligus.
Kau pergilah, Jack. Aku akan mencoba mennyusul. Klan butuh
bantuanmu. Missa pun berhenti berlari dan terduduk mengambil nafas
sebentar sementara Jack terus berlari tanpa mengurangi kecepatan
sedikit pun.
Tunggulah di sana, Missa. Aku pasti akan segera kembali, teriak Jack
dari kejauhan.
Pemukiman Klan Al-star.
Jerit ketakutan. Perang sedang terjadi namun tidak untuk waktu yang
lama. Para Naga Langit sedang berpesta memangsa Bangsa Manusia
yang tidak memiliki kekuatan cukup untuk melawan. Awhair dengan
ganas mengibaskan sayapnya dan angin badai pun menghancurkan
apa saja yang berani menghalanginya. Benteng benteng pertahanan
yang terbuat dari kayu dihancurkan seperti jerami. Rumah rumah
diterbangkan bersama dengan penghuninya. Lalu dari atas langit para
Naga berpesta memakan orang orang malang yang terombang
ambing oleh angin keras.
Cari dan tangkap pemimpinnya! Aku ingin menanyakan sesuatu hal
yang penting! Seru Awhair dengan suara menggelegar bak halilintar
sehingga tak ada seorang manusia pun yang berani melawannya.
Tidak perlu mencari cari lagi. Aku adalah Micha, pemimpin dari klan
yang kau hancurkan ini, Kata seorang Pria berbadan besar dan tinggi.
Dua bilah Kapak ukuran raksasa berada di kedua tangannya, siap untu
digunakan. Kalian memang binatang buas tanpa perasaan! Apa salah
kami sehingga kau menyerang?
Aku tidak perlu alasan untuk memberi makan pasukanku dan mahkluk
lemah seperti kalian memang merupakan makanan yang paling cocok.
Seperti yang kulihat, Bangsa kalian tidak mempelajari sihir seperti

bangsa lain dan tidak memiliki senjata mematikan. Bahkan sejujurnya,


kalian tidak punya kemampuan apa apa untuk dapat hidup bertahan
di dunia ini. Sungguh memalukan The One dapat menciptakan makhluk
tak berguna seperti kalian, Kata Awhair yang dilanjutkan dengan tawa
penuh kesombongan.
Jangan Hina The One, makhluk busuk! Kau boleh hina bangsaku tapi
tidak dengan penciptaku! Teriak Micha dengan marah lalu tanpa
peringatan lagi segera melemparkan kedua kapaknya bersamaan ke
arah Awhair.
Kapak itu meluncur dengan kekuatan luar biasa menuju ke arah
batang leher Awhair. Menyadari datangnya bahaya, Awhair segera
menghembuskan angin badai dari moncong naganya. Kekuatan angin
Awhair sangat luar biasa sehingga kedua kapak Micha tertahan di
udara dan hancur berkeping keping terkena tebasan angin Sang
Pemimpin Naga Langit. Awhair sangat terkejut dengan serangan
mendadak Micha dan terlebih lagi Micha yang menyaksikan
serangannya bukan hanya gagal tetapi ia malah kehilangan senjatanya
yang biasanya dapat menghancurkan pohon dengan sekali tebas.
Manusia kurang ajar! Akan kucincang tubuhmu hingga halus! Seru
Awhair.
Micha segera mengambil sebuah tombak panjang dan melemparkan ke
arah Awhair yang sedang terbang mendekat. Tombak itu menghantam
telak Awhair dan hancur berkeping keping tetapi tidak berhasil
melukai Awhair sedikit pun karena kulit awhair sekeras intan dan batu
permata. Bahkan kini Micha yang berada pada posisi terjepit ketika
ekor Awhair melecut ke arahnya. Ia berhasil menghindar dengan
menjatuhkan diri ke depan sehingga lecutan ekor Awhair pun luput
dan menghantam rumah di sebelah kanan Micha. Tetapi sebelum Micha
sempat bangun, cakar Sang Naga sudah menjepitnya dengan keras
sehingga terdengar tulang belulang yang dipatahkan. Micha
berteriak kesakitan dengan sangat keras dan tergolek lemas di dalam
cengkraman Awhair.
Hanya ini kekuatan manusia? Sungguh mengecewakan! Namun
sebelum kau mati, katakan padaku dimana kalian simpan Orb Kuning
warisan ayahku? Jika kau katakan maka aku berjanji akan
memberikan kematian yang cepat, Ancam Awhair.
Aku tidak akan membantu makhluk jahanam yang telah
menghancurkan klan kami. Tutup moncongmu dan biarkan aku mati
dengan kehormatan, desis Micha dengan lemah.
Awhair meraung marah dan akan mencabik cabik tubuh Micha.
Namun entah dari mana sebuah tombak terlontar di udara dan
menghantam moncong Sang Naga. Tombak itu memang sama sekali
tidak melukai Awhair tetapi cukup untuk membuat Awhair menoleh
kepada seseorang yang berani mengganggu urusannya. Jack pun
berdiri di hadapan Awhair dengan pedang di tangan kanannya.
Tubuhnya penuh dengan keringat dan debu karena berlari jauh.
Rambut coklatnya berantakan karena tertiup angin. Ia menatap
Awhair dengan tatapan mata penuh kemarahan menyaksikan keadaan
Klan Al-star yang porak poranda. Sebagian besar dari klan ini telah

tewas dalam perperangan dan sebagian lagi dimakan hidup hidup.


Kubunuh kau, makhluk iblis! Seru Jack sambil menerjang maju ke
depan.
Awhair hanya sedikit mengibaskan sayapnya untuk dapat membuat
angin kencang menghantam Jack hingga terpental ke belakang dan
menghantam tembok besar di belakangnya.
Dengan apa kau dapat membunuhku, makhluk kecil? Dengan pedang
anak anak itu? Tanya Awhair yang kemudian tertawa terbahak
bahak, Bunuh mereka satu per satu sampai ada yang mau
memberitahu kepadaku di mana mereka menyimpan jantung ayahku!
Para Naga pun mulai bergerak untuk menghabisi manusia klan Al-star
yang tersisa tapi seseorang pria berumur 30 tahun keluar dari dalam
sebuah rumah dan berteriak teriak, Jangan bunuh aku! Aku tahu di
mana batu itu berada. Aku tahu di mana benda yang kau inginkan!
Kumohon, tuan Naga, jangan bunuh aku. Wajahnya yang tidak
terawat memohon belas kasihan.
Jangan, Hammad! Jangan beritahu mereka apapun! Jika mereka
sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan maka kita semua akan
tetap dibantainya! Seru Jack mencegah pria yang bernama Hamad itu
untuk berbicara lebih jauh.
Namun Hammad tidak mendengarkan Jack. Ia malah mendekati
Awhair dan berkata, Tuan, aku bahkan dapat mengantarmu ke sana.
Batu kuning yang kau inginkan ada di tempat rahasia di balik bukit
sebelah sana. Namun pintu masuk dan terowongannya dibuat begitu
kecil sehingga tidak mungkin Naga besar dan perkasa seperti anda
bisa masuk ke dalamnya. Suruh saja hambamu ini untuk ke sana dan
mendapatkan apa pun yang kau inginkan, tuanku namun tentu saja
dengan syarat. Pertama, aku minta kebebasan dan diangkat menjadi
budakmu yang setia. Kedua, aku hanya minta sedikit harta yang
dimiliki ketua Klan bernama Micha yang bodoh itu dan tentu saja aku
ingin memiliki puterinya yang cantik sebagai selirku
Awhair tertawa kencang lalu berkata, Aku mendengar dari Bangsa
Kurcaci bahwa ada seorang manusia di desa ini yang berniat menjual
Orb warisan ayahku dengan imbalan emas yang sangat banyak kepada
mereka Jika melihat kelicikan dan keserakahan yang kau punyai,
pastilah kaulah orang yang dimaksud itu. Bukan begitu, Hammad?
Kata Awhair dengan sorotan mata menyipit penuh curiga.
Ya.. Iyah, itu memang aku, tuan. Tapi tuan, jika aku berani
menjanjikan orb itu kepada Bangsa Kurcaci maka itu artinya aku yakin
mampu mendapatkannya. Aku sudah hapal betul seluk beluk
terowongan rahasia yang digunakan untuk menyimpan benda itu.
Percayalah kepadaku, tuan, Kata Hammad berusaha meyakinkan
Awhair.
Mempercayai seorang licik sepertimu tentu penuh dengan resiko,
Hammad. Apa yang dapat menjamin agar kau tidak membawa lari
jantung ayahku beserta jubah Perang Holy Light? Tanya Awhair lagi.
Jubah Perang Keyakinan, Desis Jack dengan wajah pucat. Jadi
makhluk ganas ini mengincar Jubah yang paling dashyat kepunyaan
Holy Light. Jack tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika

makhluk ini benar benar mendapatkan The Yellow orb maupun Jubah
itu. Kehancuran yang mengerikan akan terjadi dan perang besar akan
segera pecah.
Aku tidak tahu apa apa tentang jubah perang apapun, tuan. Aku
hanya tahu tentang batu itu tapi tidak tentang jubah, Kata Hammad
dengan ketakutan.
Di mana tersembunyi Yellow Orb maka seharusnya Jubah itu tidak
berada jauh daripadanya karena Agaril pasti tidak mungkin sempat
menyembunyikan kedua benda itu berjauhan. Aku yajin akan hal itu.
Jadi kalian berdua harus menemukan keduanya atau akan
kuhancurkan semua manusia yang ada di muka bumi ini, Ancam
awhair.
Berdua? Tanya Hammad heran.
Yah, kau Hammad yang licik dan pemuda berpedang kecil yang berani
melawanku itu. Dengan begitu aku punya jaminan pemuda itu akan
mencegahmu membawa lari item item berhargaku. Karena jika
kalian gagal, aku bersumpah demi jantung ayahku, akan kumusnahkan
seluruh manusia dimulai dari Klan Al-star ini, Kata Awhair yang
disusul dengan raungan ganas.
Bab 8. Pintu Masuk Terowongan Tacheron
By: Junaidi Halim

Terowongan Tacheron adalah tempat di mana dua leluhur Bangsa


Manusia yang bernama Taccha dan Chieron menyembunyikan sebuah
batu pusaka berwarna kuning yang disebut The Yellow Orb. Nama
terowongan ini pun diambil dari kedua nama leluhur manusia itu,
namun rahasia tentang keberadaan batu itu hanya diwariskan kepada
pemimpin pemimpin klan Bangsa Manusia agar mereka dapat terus
menjaga terowongan itu dari siapapun. Dan itu berarti yang
seharusnya mengetahu rahasia terowongan Tacheon hanyalah Miccha,
pemimpin Klan Al-star dan Beron pemimpin Klan Chivon. Oleh karena
itu terowongan ini menjadi tempat terlarang bagi siapapun yang tidak
mengetahui keberadaan benda maha dashyat apa yang tersimpan di
dalamnya. Jebakan dan makhluk buas menjadi penjaga yang sangat
tepat untuk mencegah siapapun untuk berani melangkahkan kaki ke
dalam terowongan. Namun Jack dan Hammad dengan terpaksa harus
mengadu nasib mereka di Terowongan Tacheron ini.
Berjalan bersama dengan pengkhianat licik tentu tidak membuat hati
Jack senang apalagi penjahat di sebelahnya mengincar Missa juga
untuk dijadikan selir. Sungguh manusia kurang ajar dan tidak
bermoral. Entah kenapa Jack sangat membenci Hammad. Apakah ini
karena Hammad telah mengkhianati klan nya sendiri atau karena
sebenarnya ia cemburu. Tapi Jack menggeleng gelengkan kepalanya
dengan cepat untuk mengusir pikiran cemburu itu. Ia dan Missa sudah

berteman akrab sejak kecil. Ia sudah menganggap Missa seperti


saudara sendiri jadi mana mungkin ia bisa jatuh cinta. Missa harus
mendapat seorang pria yang lebih baik tetapi bukan pengkhianat jelek
seperti Hammad.
Kita sudah sampai, Jack, Kata Hammad yang menyadarkan Jack dari
pikiran liarnya, Kau lihat celah sempit yang tertutup oleh daun dan
semak belukar itu. Kurasa itulah jalan masuknya.
Jack pun segera maju untuk memeriksa. Dengan pedangnya ia
memotong semak semak dan daun daun liar yang menghalangi
jalan masuk terowongan. Sarang laba laba dan debu menjadi tanda
bahwa sudah hampir puluhan tahun bahkan lebih daripada itu,
terowongan ini tidak pernah lagi dimasuki siapapun. Jalan masuk
Terowongan Tacheron yang dimaksud Hammad hanyalah sebuah
retakan kecil dari bukit batu yang hanya muat dilalui satu orang
dengan berjalan menyamping. Maka tidak heran jalan masuk
Terowongan Tacheron tidak begitu banyak menarik perhatian orang
apalagi di sekitar tempat ini memang banyak sekali bukit batu yang
bentuknya serupa dengan kondisi bebatuan yang labil. Jika bernasib
sial, orang yang masuk ke dalam terowongan dapat terkubur hidup
hidup di dalamnya akibat satu getaran kecil saja.
Baiklan, Hammad, kau masuk duluan dan tunjukkan ke arah mana
jalan menuju batu penting yang kau maksudkan, Kata Jack.
Oh, tidak, Jack. Kau saja yang masuk duluan, Kata Hammad gemetar
melihat ke dalam terowongan yang sempit dan gelap.
Apa apaan kau ini. Kau kan penunjuk jalannya, Kata Jack dengan
sewot.
Tapi kau yang bawa pedang. Jika ada monster atau binatang buas,
kau dapat melawannya terlebih dahulu sementara aku melarikan diri,
Jawab Hammad dengan entengnya.
Rasanya darah panas Jack sudah sampai ke ubun ubun untuk
menghajar manusia licik, pengecut dan tidak berguna seperti Hammad
itu. Namun karena dirasa tidak ada gunanya juga berdebat lebih lama
lagi maka Jack pun melangkah masuk ke dalam terowongan.
Punggung Jack terasa begitu dingin ketika menempel di dinding
terowongan sementara batang hidungnya hanya berjarak beberapa
mili dari dinding batu di depannya. Bau lumut yang licin dan amis
tercium begitu menyengat sementara Jack harus sangat berhati hati
dalam melangkah karena jalan batu yang dilalui pun ditumbuhi lumut
yang tidak kalah suburnya. Hammad sendiri tidak henti hentinya
gemetar dan terus mengeluh ketakutan akan tempat sempit dan gelap
padahal tangannya sedang memegang sebuah obor yang menjadi satu
satunya cahaya di tempat itu. Jack yang terus melangkah tiba tiba

dikejutkan dengan suara teriakan Hammad dan disusul gelap gulita


total. Sepertinya si bodoh Hammad telah menjatuhkan obornya.
Jack benar benar marah dan panik apalagi Hammad terus berteriak
teriak tentang makhluk kecil yang merayapi tubuhnya. Jack berusaha
mencari cari obor yang dijatuhkan dengan kakinya karena mustahil
bagi Jack untuk membengkokkan lututnya ke depan untuk berjongkok
karena terbentur dinding di depannya. Satu satunya cara ialah
dengan membengkokkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan agar
tangannya bisa menyentuh obor yang dijatuhkan Hammad. Setelah
beberapa kali mencoba barulah ia berhasil meraih obor yang
dimaksudkan dan hatinya menjadi sedikit lebih tenang. Hammad juga
sepertinya sudah jauh lebih tenang karena dapat berdiam diri sejenak
dari rintihan rintihan konyolnya. Jack lalu meraih sakunya dan
mencoba mencari batu api. Ketika ia berhasil menemukannya, Jack
segera menggesek gesek batu api itu agar menimbulkan percikan api
yang dapat digunakan untuk menyalakan kembali obornya yang
padam. Setelah semenit berusaha, akhirnya Jack berhasil menyalakan
obor dan melihat bahwa Hammad sudah tidak berada di tempatnya.
Jack menghela nafas karena berpikir Hammad sudah kabur seperti
biasanya. Tetapi pikiran itu langsung berubah ketika ada cairan yang
menetes jatuh ke bahunya dari atas. Jack segera meraba cairan itu
dan menciumnya. Cairan itu adalah darah manusia yang masih segar.
Dalam hitungan sepersekian detik Jack langsung menoleh ke atas dan
membekap mulutnya dengan tangan kirinya sementara tangan
kanannya tetap memegang obor dengan erat agar tidak jatuh untuk
kedua kalinya.
Di atas kepala Jack, Hammad tengah dikerubuti ratusan serangga
berbagai bentuk dan ukuran yang dengan lahap memakan dagingnya
dan meminum darahnya. Hammad yang jelas jelas telah tewas
dengan mata terbelalak ketakutan, tergantung dengan kepala di
bawah oleh jaring laba laba. Jack pun langsung mempercepat
langkahnya secepat dan sepelan mungkin agar tidak mengganggu
waktu makan para serangga yang sedang melahap Hammad.
Walaupun dia orang licik, jahat, tolol dan pengkhianat tetapi Hammad
tetap saja tidak layak mati tragis dibantai dan dimakan hidup hidup
seperti ini. Jack merasa semakin dalam lorong itu semakin lembab dan
dingin. Perasaan Jack menjadi sangat tidak enak karena merasa
sesuatu yang mengerikan sudah menunggunya di ujung lorong yang
gelap itu.
Bab 9. Ibu Para Serangga
By: Junaidi Halim

Hooaaaa! Teriak Jack ngeri ketika tubuhnya jatuh ke dalam


lubang besar menganga yang merupakan ujung dari terowongan.
Dengan cekatan, Jack meraih pedangnya dan menusukkan nya ke
dinding terowongan di dekatnya sehingga dapat menahan tubuh Jack
untuk jatuh lebih jauh. Namun retakan dinding yang tercipta karena
tusukan pedang Jack semakin melebar dan malah menyebabkan
longsor. Akibatnya Jack terseret longsor bebatuan dan terbawa hingga
ke bawah. Untung saja di sepanjang jurang terbentang jaring jaring
halus yang sangat banyak dan berlapis lapis sehingga dapat
menahan kecepatan jatuh Jack hingga akhirnya ia menghantam tanah
dengan cukup keras. Jack merintih kesakitan dan suaranya bergema
nyaring. Setelah berbaring beberapa waktu sambil mengatur nafas,
Jack mulai perlahan bangkit dan mengusap usap punggungnya yang
sakit luar biasa. Ia masih dapat bernafas lega karena walau
punggungnya begitu sakit tetapi Jack dapat memastikan tidak ada
tulangnya yang patah. Ia harus berterima kasih kepada jaring jaring
yang menyelamatkan nyawanya tetapi mungkin tidak untuk waktu
yang lama karena si pembuat jaring pasti mulai terusik akibat
kehadiran dirinya.
Laba laba, desis Jack terkejut setelah melihat jaring jaring
yang memenuhi tempatnya berpijak. Namun yang lebih mengerikan
lagi Jack dapat melihat ribuan telur sebesar tubuhnya saling
berhimpitan memenuhi ruangan itu seperti bukit bukit batu yang
besar berwarna hijau zamrud dan bersinar suram. Walaupun Telur
telur itu bekum menunjukkan tanda tanda akan menetas tetapi Jack
dapat membayangkan sebesar apa induk yang menghasilkan telur itu.
Obornya jatuh tak jauh dari dirinya dan telah padam namun hal itu
tidak menjadi masalah besar karena telur telur itu mempunyai
cahaya sendiri sehingga seluruh ruangan menjadi penuh dengan
cahaya hijau yang suram.
Jack mengambil langkah mundur secara perlahan karena rasa
takut yang mendadak menyergap dadanya. Sebuah desiran angin di
belakangnya sudah cukup untuk membuat Jack segera berbalik dan
terlonjak karena kaget hingga jatuh. Sebuah laba laba raksasa
dengan tinggi tubuh hampir 5 meter berdiri di atas delapan kaki yang
panjangnya kurang lebih 4 meter menatap Jack dengan ke enam
matanya yang menyerupai intan merah di pipih, menempel di tengah
mukanya. Tubuh yang panjangnya 10 meter itu terus mendekati Jack
secara perlahan dan sedikit demi sedikit mulai mendesaknya untuk
mundur.
Makhluk dunia atas mana yang berani berbuat onar dengan
Arachas, Ibu dari Bangsa Serangga? Kata Sang Laba laba raksasa
dengan suara yang berdesis seperti angin kematian Sang Dewa Maut.
Jack terdiam dan tidak dapat menggerakkan ujung jari sekali pun.
Kata kata Arachas menjadi seperti vonis hukuman mati bagi Jack

karena hal apa yang dapat membuat dirinya lolos dari makhluk
mengerikan ini.
Bicara, hai manusia bodoh! Atau akan kubuat kau tidak lagi bisa
bicara untuk selamanya! Seru Arachas meneriakkan ancaman.
Kau.... tahu aku adalah manusia? Tanya Jack yang merasa dirinya
seperti orang bodoh sambil berharap pertanyaan itu dapat
menyelamatkannya atau setidaknya memberi sedikit waktu untuk
mencari cara untuk meloloskan diri.
Tentu saja aku tahu kau adalah manusia karena beberapa ratus tahun
yang lalu 2 orang manusia bernama Taccha dan Chieron membangun
terowongan ini untuk kami tinggali. Terowongan ini menjadi tempat
yang nyaman bagi kami, Bangsa Serangga, sangat cocok untuk
bertelur dan berkembang biak Sebagai tanda terima kasih maka kami,
Bangsa Serangga bersumpah untuk tidak keluar dari terowongan ini
dan mencelakai manusia di luar sana. Namun kami tidak pernah
berjanji untuk tidak mencelakai manusia yang berani menginjakkan
kaki ke dalam sarang kami, Kata Arachas sambil mengangkat ekornya
tinggi tinggi.
Jack baru menyadari Arachas memiliki ekor sepanjang 6 meter dengan
sengat berwarna hijau di ujungnya seperti ekor kalajengking. Mata
Jack tidak dapat lepas dari senjata mematikan dan entah kenapa
diyakininya sangat beracun itu. Namun Jack juga tidak tahu harus
berbuat apa. Pikiran nya begitu dirasuki ketakutan yang luar biasa.
Tiba tiba sengat Arachas menyemburkan cairan hijau. Jack
menghindar ke samping tepat pada waktunya sehingga cairan itu
menghantam dinding batu di belakang Jack dan melelehkan nya
seperti mentega terkena panas. Namun sialnya, saat menghantam
batu, sedikit cairan itu terciprat ke arah Jack dan mengenai
punggungnya. Dalam waktu singkat bagian belakang dari pakaian Jack
yang terbuat dari kulit domba langsung meleleh dan Jack dapat
merasakan racun mulai menjalar masuk ke dalam tubuhnya. Jack
mulai merasakan tubuhnya melemah dan pandangannya menjadi
kabur. Arachas segera menyerang mangsanya lagi dengan sengatnya
yang tajam seperti tombak secepat kilat. Serangan itu berhasil
dihindari oleh Jack dengan melompat ke samping hingga jatuh di sela
sela sempit tumpukkan telur serangga.
Arachas menjerit, Hati hati dengan telurku! Jauhi telurku, manusia
keparat! Jack melihat adanya kesempatan. Jika ia berlari di antara
telur telur yang bersinar hijau itu maka Arachas tidak akan dapat
menyerangnya dengan mudah karena walau sehebat apapun Arachas,
ia tidak mungkin dapat melancarkan serangan dengan resiko
menghancurkan telur telurnya sendiri. Maka dengan sempoyongan
karena efek racun sudah mulai bekerja, Jack terus melangkah ke
depan sambil berharap dapat menemukan jalan keluar. Hingga

akhirnya, Jack melihat sebuah lubang sempit di salah satu retakan


dinding batu. Dengan secepat mungkin Jack berlari ke arah lubang itu
sementara Arachas masih belum menyadari keberadaan Jack yang
berada di sela sela telurnya sendiri. Namun tidak lama kemudian
Arachas segera dapat mendeteksi keberadaan Jack melalui bau dan
suara derap langkah larinya. Dengan secepat kilat Arachas mengejar
dan mengayunkan dua kaki depannya seperti pedang ke arah Jack dari
atas. Jack mempertaruhkan nyawanya dengan melompat ke arah
lubang sempit itu. Dalam hitungan detik, Jack berhasil melompat
masuk ke dalam celah sempit itu sepersekian detik lebih cepat
daripada tusukan kaki Arachas yang dengan keras menghujam tanah.
Bab 10. Tipuan dalam Gelap
By: Junaidi Halim

Jack yang berhasil meloloskan diri dari Arachas terus


merangkak maju, menjauhi suara raungan serangga yang dilontarkan
dalam bahasa kuno. Jack sama sekali tidak mengerti artinya tetapi
kurang lebih ia dapat mengira ngira bahwa Arachas sedang
mengutuki mangsanya yang berhasil melarikan diri. Selama bertahun
tahun ini pastilah tidak banyak mangsa yang berhasil lolos dari
sergapan Laba laba besar yang mengerikan itu. Namun Jack pun
tidak berani mengambil kesimpulan terlalu cepat bahwa ia sudah lolos
sepenuhnya. Rasa sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya mulai
mengingatkan bahwa racun di aliran darahnya mulai bereaksi. Jack
harus menemukan tempat yang aman untuk mengeluarkan racun
namun ia tidak yakin dapat melakukannya seorang diri. Cara paling
sederhana untuk mengeluarkan racun adalah dengan menghisapnya
tetapi hal itu akan menjadi hal yang sulit dilakukan seorang diri jika
racun itu menjalar dari punggungmu. Apalagi racun ini sangat beracun
dan menyebar dengan cepat. Peluh mulai membasahi tubuh Jack dan
ia semakin sulit bergerak hingga Jack pun perlahan lahan mulai
kehilangan kesadarannya.
Jack membuka matanya dan langsung bangun untuk mencari
pedangnya namun ia tidak dapat menemukan senjatanya itu. Jack juga
langsung menyadari bahwa bajunya telah dilepaskan dan diletakkan
dengan rapi di samping tubuhnya. Bau daging bakar di atas api
unggun langsung memenuhi penciuman Jack dan secarik kain dipakai
untuk membalut luka luka di tubuhnya. Jack memandang berkeliling
dan menemukan seorang gadis berusia sekitar 18 tahun, 2 tahun lebih
muda dari dirinya sedang tertidur karena kelelahan. Pakaian nya yang
sederhana robek di sana sini dan sebagian bahkan sudah terpakai
untuk membalut luka luka Jack.

Gadis itu mulai bergerak dan terjaga dari tidurnya. Ia pun


mengambil posisi duduk dan menghadap ke arah Jack. Mata polosnya
yang indah menatap Jack dengan hangat sehingga langsung
mengingatkan Jack kepada Missa.
Apa kau yang menolongku? Tanya Jack seramah mungkin.
Gadis itu mengangguk pelan.
Di mana ini? Tanya Jack heran melihat sekeliling ruangan
yang berdinding batu batu putih yang terjal.
Di terowongan yang banyak serangganya, Jawab si gadis
dengan polos.
Lalu apa yang dilakukan seorang gadis sepertimu di
terowongan yang banyak serangganya, Tanya Jack kepada si gadis
dengan nada penuh selidik.
Aku tersesat setelah dikejar kejar serangga. Aku sangat
ketakutan dan menemukanmu sedang pingsan di salah satu
terowongan jadi aku membawamu ke sini. Kau beruntung aku
membawa obat obatan bersamaku sehingga dapat mengobati racun
di dalam tubuhmu, Kata si gadis dengan ketakutan karena merasa
Jack mencurigai dirinya.
Yah, baiklah kalau begitu. Kurasa aku berhutang budi padamu
dan dapat membalasnya dengan membawamu segera keluar dari sini.
Ada serangga besar yang sedang mengejar ngejarku dan kurasa kita
tidak aman berada di sini karena bau daging bakar yang kau buat itu.
Makanan lezat akan mengundang banyak pemangsa, Kata Jack sambil
tersenyum.
Maka Jack dan gadis yang mengaku bernama Tyra itu memulai
kembali perjalanan. Jack masih berharap di tengah perjalanan mencari
jalan keluar itu mereka cukup beruntung dapat menemukan Orb yang
diinginkan oleh Bangsa Naga. Karena jika tidak, maka Klan nya akan
berada dalam masalah besar. Jack juga sangat mengkuatirkan
keadaan Missa. Semoga saja Missa cukup pandai untuk tidak kembali
ke Klan yang tengah dikuasai Bangsa Naga dan memilih untuk
menyembunyikan diri.
Hei, lihat ada cahaya dari balik dinding ini, Teriak Tyra
memberitahu Jack tentang cahaya kecil yang keluar dari retakan kecil
di samping terowongan yang sedang mereka lalui. Terowongan sempit
itu hanya dapat dilalui 2 orang secara berjejer dan diapit oleh 2
dinding batu di kanan kirinya hingga menjulang ke atapnya yang
penuh dengan stalaktit putih yang bergantungan.

Jack terkejut karena gema yang dihasilkan cukup untuk


membuat retakan di dinding terowongan batu itu. Dengan cepat Jack
segera menutup mulut Tyra. Kau bisa membangunkan seluruh koloni
serangga dan membuat kita terbunuh jika bicara terlalu keras, bisik
Jack. Lalu Jack mulai mengawasi retakan yang terjadi dan berusaha
mengintip keadaan di balik dinding. Namun sedetik kemudian suara
derap derap langkah ringan terdengar dari mana mana. Wajah Jack
langsung berubah pucat dan berdesis,Serangga.
Pendengaran Jack tidak salah. Tak lama kemudian muncul
puluhan atau mungkin ratusan laba laba sepanjang 30 - 100 cm
menyerbu ke arah Jack dan Tyra dari arah depan. Jack yang
kehilangan pedangnya segera mengambil pisau kecil yang terselip di
sepatu kulitnya. Namun rasanya sangat ganjil melawan laba laba
sebesar manusia hanya dengan menggunakan sebuah pisau kecil.
Apalagi laba laba memiliki senjata jaring yang dilontarkan dari jauh
sehingga membuat tangan Jack yang memegang pisau menempel di
dinding. Jack menghirup nafas panjang ketika melihat 2 buah kaki laba
laba yang runcing seperti pedang diarahkan ke dadanya.
Dan pada saat itulah Tyra berteriak ketakutan dengan sangat
kencang. Seketika itu juga kedua dinding yang mengapit terowongan
tempat Jack dan Tyra berada roboh. Tangan Jack yang terjerat
menempel di dinding pun segera terlepas bersamaan dengan robohnya
dinding tersebut. Jack segera melompat dan menutupi tubuh Tyra.
Runtuhan itu pun berhenti setelah beberapa detik. Dan sungguh luar
biasa ternyata Jack dan Tyra tidak ikut tertimbun seperti laba laba
yang lainnya. Mereka hancur lebur tertimbun langit langit dan
dinding terowongan yang runtuh. Dan Jack baru menyadari bahwa
mereka selamat hanya karena terowongan yang ada di hadapan Jack
saja yang runtuh sementara di belakang dan tepat di sapingnya tidak
ikut runtuh. Benarkah Jack sungguh beruntung? Apalagi ketika ia
menoleh ke samping, ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi cahaya
namun bukan cahaya matahari seperti yang dikira sebelumnya.
Cahaya itu berasal dari sebuah kerangka tulang perak sebuah makhluk
yang mirip dengan manusia namun memiliki 4 pasang rangka sayap di
punggungnya. Kerangka itu sedang mengambil posisi duduk bersila.
Tangan kanannya menggenggam sebuah pedang Kristal berwarna
Putih dan tangan kirinya memegang sebuah batu bulat berwarna
kuning sementara seluruh tubuhnya dilapisi oleh cahaya yang
berbentuk jubah.
The Yellow Orb, desis Jack terpana.
Dan Jubah Perang Holy Light, Jubah Keyakinan, desis Tyra
yang matanya juga tidak lepas memandangi cahaya yang terpancar di
hadapannya.

Namun entah kenapa tiba tiba Jack memeluk Tyra dari


belakang. Gadis muda itu langsung menjerit tertahan dan wajahnya
bersemu merah karena malu. Jelas sekali ini adalah pengalaman
pertama tubuhnya dipeluk lelaki seperti Jack. Apalagi Jack
mendekatkan wajahnya di jenjang leher Tyra sehingga hembusan
nafas Jack terasa lembut menyentuh kulitnya.
Aku baru menyadari bahwa betapa cantiknya kau di tengah
tengah cahaya terang seperti ini, Rayu Jack, Bau yang harum, kulit
yang begitu putih dan halus, benar - benar tanpa noda ataupun luka.
Rasanya mustahil jika gadis biasa tersesat di tengah tengah laba
laba pembunuh namun dapat tidak tergores sedikit pun apalagi tetap
harum baunya. Bukan begitu, penyihir?
Bab 11. Penyihir Bersaudara
by: Junaidi Halim

Tyra terkejut dan berusaha meronta lepas dari pelukan Jack.


Namun Jack terus memeluk Tyra dari belakang dan menempelkan
pisau kecilnya di perut Tyra.
Berhenti berontak atau jangan salahkan aku jika pisau ini
merobek perutmu! Bentak Jack dengan keras.
Tyra pun berhenti berontak. Lepaskan aku! Aku bukan penyihir
seperti yang kau kira!
Bukan penyihir, yah? Ehm, bisakah kau jelaskan bagaimana
kau bisa menyembuhkan racun di tubuhku tanpa harus menghisapnya?
Aku tahu kau tidak menghisap racun karena tidak ada ceceran darah di
tempat aku tersadar. Kau tidak mungkin menelan darahku yang
beracun dan tetap dapat hidup, kan? Tanya Jack.
Kan sudah kubilang aku membawa obat obatan bersamaku
termasuk di antaranya penawar racun, Teriak Tyra berusaha memberi
penjelasan.
Oke, tapi penawar racun apa yang kau gunakan sehingga bisa
mengeliminasi racun laba laba raksasa yang tingginya hampir 5
meter? Jika pun ada penawar racun seperti itu maka kau pasti punya
kenalan penyembuh yang hebat. Lalu katakan kepadaku, bagaimana
gadis muda sepertimu bisa mengenali Item Holy Light yang disebut
Jubah Keyakinan hanya dengan sekali lihat, kecuali tentu saja jika kau
memang berniat mencari barang itu dari awal. Dengan kata lain
keadaanmu yang sedang tersesat itu hanya pura pura, kan? Lagipula
apa kau pikir aku terlalu bodoh sehingga tidak mengetahui kekuatan

yang kau gunakan untuk menghancurkan dinding terowongan? Jika


terowongan itu runtuh karena suara teriakanmu maka pasti akan
runtuh semuanya dan kita juga sudah mati tertimbun di sana bersama
ratusan serangga busuk. Tetapi kau sengaja berteriak untuk
mengalihkan perhatian sementara tanganmu mengalirkan energi sihir
ke dinding batu di depan kita dan menghancurkannya untuk
menimbun serangga serangga itu, kan? Kata Jack sambil terus
mendesak Tyra.
Pengamatan yang luar biasa namun tidak sepenuhnya tepat.
Akulah yang menghancurkan dinding batu itu, Kata seorang wanita
yang tiba tiba saja memunculkan dirinya di hadapan Jack.
Kakak, sapa Tyra kepada wanita yang tiba tiba muncul itu
dengan wajah tertunduk.
Jadi kau selama ini mengikuti aku dan adikmu sendiri dengan
tidak terlihat, Seru Jack terkejut menyadari bahwa dirinya telah
tertipu.
Sihir untuk menjadi tidak terlihat bukanlah hal yang sulit
untuk dilakukan penyihir sakti sepertiku, manusia, Kata wanita cantik
yang berusia kurang lebih 25 tahun itu. Ia berjalan mendekati Jack
dan Tyra dengan santai sementara tangan kanannya memegang
sebuah tongkat dari emas sepanjang 2 meter dan di ujungnya terdapat
sebuah batu permata berwarna merah.
Jack langsung tahu bahwa penyihir wanita ini jauh lebih kuat
daripada Tyra atau entah siapapun nama gadis yang sedang
dipeluknya erat erat ini. Jack tidak begitu berpengalaman
menghadapi penyihir bahkan sebenarnya ia belum pernah bertemu
dengan penyihir sebelumnya apalagi sekarang harus berhadapan
dengan dua sekaligus. Jack hanya pernah mendengar sihir dari cerita
cerita asal di tengah masyarakatnya yang tidak kenal bahkan anti
terhadap segala jenis sihir. Jack yakin kuasa The One tidak
menggunakan sihir. Sihir hanya dipakai oleh si jahat untuk
memaksakan kekuasaan dan tidak berasal dari The One sendiri. Itulah
sebabnya Jack dan klan nya menjauhi sihir dalam bentuk apapun. Jack
hanya tahu Bangsa penyihir jumlahnya sangat sedikit bahkan mungkin
hanya pantas disebut sebagai kelompok saja tetapi memegang
pengaruh yang besar karena kekuatan sihir mereka yang diwariskan
langsung dari Para Keeper yang telah jatuh sebelum Bangsa Naga
menguasai dunia. Namun Bangsa ini menjadi begitu tertutup sejak
jatuhnya Para Keeper dari pimpinan puncak dunia dan akhirnya lenyap
begitu saja. Gerakan Para Penyihir ini baru mulai terdengar lagi
setelah berita kematian Agaril, Keeper of The Wind yang menjaga
Jubah Keyakinan menyebar kemana mana. Namun gerakan ini pun
masih menjadi sebuah misteri yang memiliki begitu banyak rahasi dan
teka teki. Yang jelas Bangsa Penyihir juga menginginkan kekuatan

dari Jubah Keyakinan sama seperti yang diinginkan hampir semua


Bangsa si dunia.
Jadi apa yang kau inginkan, penyihir? Jika kau mendekat satu
langkah lagi maka kupastikan perut adikmu ini akan berlubang,
Ancam Jack.
Ehm, adik manisku, sampai kapan kau mau dipeluk oleh
pemuda itu? Jangan katakan kau jatuh hati kepadanya, Ejek si kakak
kepada adiknya
Wajah si gadis langsung merah padam dan dalam hitungan
detik ia pun lenyap lalu muncul lagi di sebelah kakanya. Jack hanya
bisa melongo menyadari bahwa kurang dari sedtik sanderanya telah
berhasil meloloskan diri.
Teleport jarak pendek. Sihir yang sangat sederhana untuk
meloloskan diri, Kata si kakak sambil tersenyum, tapi terlalu
sederhana bagiku. Lalu wanita itu mengarahkan tongkatnya ke arah
Jack dan sebuah cahaya merah keluar dari tongkat dan menghantam
tubuh Jack.
Jack langsung berlutut menahan sakit. Seluruh tubuhnya kaku
dan tidak bisa digerakkan tetapi yang paling menyakitkan tubuhnya
terasa terbakar oleh api. Jack menggigit bibirnya agar tidak menjerit
dan tampak lemah di hadapan kedua penyihir itu. Namun tak lama
kemudian si gadis penyihir memanggil tongkatnya yang terbuat dari
kayu putih sepanjang 2 meter dengan permata biru di ujungnya. Ia
mengibaskan tongkat itu dan meredakan sakit di seluruh tubuh Jack
hanya saja Jack tetap tidak dapat bergerak sedikit pun.
Tyrail, beraninya kau! Teriak si kakak.
Bukan waktunya bersenang senang menyiksa makhluk
lemah, kakakku Virail. Kita punya tugas yang harus dilakukan, Jawab
si adik dengan lemah lembut dan tersenyum manis.
Bab 12. Tebusan Nyawa
By: Junaidi Halim

Lepaskan aku! Teriak Jack sambil meronta ronta tetapi


seluruh tubuhnya seperti sedang diikat oleh tali yang tidak kelihatan.
Diam! Bentak Virail galak, Kau mengganggu konsentrasiku
untuk membaca tulisan kuno ini.

Apa yang tertulis di sana, kak? Tanya Tyrail dengan


pandangan ingin tahu.
Mata Virail terus memandang tulisan yang terukir pada lantai
batu tepat di depan kerangka Agaril. Kemudian Virail mengucapkan
kata kata yang tidak dimengerti Jack. Sepertinya ia berusaha
melafalkan kata kata yang tertulis pada lantai batu itu.
Seperti yang kuduga, kita membutuhkan manusia bodoh itu
hidup hidup, Kata Virail sambil tersenyum, Tulisan ini terdiri dari 2
kalimat. Kalimat Pertama mengatakan manusia lama mati maka
manusia baru akan lahir. Kalimat Kedua mengatakan keyakinan hanya
dapat dibayar dengan kematian.
ragu.

Sepertinya kedua kalimat itu tidak berhubungan, Kata Tyrail

Agaril itu tidak bodoh seperti engkau, adikku. Dia sengaja


menciptakan teka teki rumit sehingga jubah yang dijaganya tidak
dapat diambil begitu saja. Jika aku tidak salah kita harus
mengorbankan seorang manusia agar dapat mengambil Jubah
Keyakinan itu, Kata Virail dengan yakin.
Tapi, kak, apa maksudnya dengan manusia baru akan lahir?
Tanya Tyrail dengan bingung.
Ehm, aku tidak tahu. Tapi hal itu tidak penting. Yang jelas kita
tahu bahwa bayaran untuk mendapatkan jubah itu adalah dengan
membunuh seorang manusia, Kata Virail sambil menjentikkan jarinya.
Tubuh Jack tiba tiba terangkat dengan sendirinya dan
terbang ke arah Virail. Jantung Jack berdebar keras. Ia tahu apa yang
hendak dilakukan kedua penyihir itu pada dirinya pastilah bukan
sesuatu hal yang baik. Virail mencengkram baju Jack dan menyeretnya
mendekati kerangka Agaril. Virail lalu berkomat kamit mengucapkan
mantera yang tidak dapat dimengerti oleh Jack. Namun yang
mengejutkan, tiba tiba kerangka perak Agaril menggerakkan tangan
kanannya yang masih memegang pedang Kristal berwarna putih.
Tangan kanan Agaril mengacungkan pedangnya ke atas dan hampir
menusuk punggung Jack dengan selisih 1 centimeter. Lalu Virail
membalikkan tubuh Jack yang melayang layang sehingga kini ia
menatap kerangka Agaril yang siap menusukkan pedangnya tepat ke
dadanya.
Kakak, apakah kita memang harus membunuhnya? Tanya
Tyrail dengan tatapan tidak tega.
Tapi Virail tidak memperdulikan kata kata adiknya. Jack,
sekarang jadikan dirimu berguna. Setidaknya berguna bagi kami. Lalu

Virail mengucap mantera lagi dan tubuh Jack perlahan mulai turun mili
demi mili menuju tepat ke arah ujung pedang.
Jack memejamkan matanya dan berdoa. Ia menyesal tidak
dapat menolong klannya padahal orb itu telah berhasil diketemukan.
Ia berharap Missa dapat menemukan pria baik yang akan menjadi
suaminya. Dan ketika Jack terus berdoa maka terdengarlah suara di
hatinya, Yakinlah kepada-Ku, Jack. Tiba tiba saja pikiran jack
terbuka dan ia tersenyum.
Jika ingin lahir sebagai manusia baru yang penuh dengan
keyakinan maka manusia yang lama harus mati terlebih dahulu, Desis
jack dan pedang kristal itu pun menikam Jack hingga tembus ke
punggung.
Detik detik berikutnya menjadi hal yang luar biasa. Ledakan
cahaya pun terjadi dan angin badai berhembus kencang. Tanah tempat
berpijak kedua penyihir itu pun retak dan terbelah dua. Virail dan
Tyrail segera menghindar tepat pada waktunya dengan melayang
terbang dari atas permukaan tanah. Dari dalam tanah itulah keluarlah
Laba laba besar yang bernama Arachas, ibu dari Bangsa Serangga.
Siapa yang berani mengusik makam sahabatku? Tanya
Arachas dengan seruan mengerikan, Kalian semua harus mati!
Virail tidak tinggal diam menyaksikan laba laba itu
menghalangi tujuannya untuk mengambil Jubah Holy Light. Sebuah
mantera terucap dan tongkatnya pun menyala dengan warna merah
darah. Fleira-cesta, Teriak Virail dan seketika itu juga udara di sekitar
Arachas menajdi panas luar biasa dan berubah menjadi bola bola api
yang mengepungnya dari segala arah. Api itu pun langsung menyerang
Arachas namun tidak disangka kulit cangkang Arachas sangat tebal
dan kuat. Bola bola api itu bahkan tidak dapat menghanguskan
cangkang luarnya. Arachas pun menggunakan ekornya untuk
memantulkan bola bola api itu kembali ke arah Virail. Virail sungguh
tidak menyangka Arachas begitu kuat bahkan dapat membalikkan
sihirnya dan membuat dirinya menjadi kalang kabut.
Osen Chilica, Seru Tyrail membantu kakaknya dan dari
tongkatnya cahaya biru pun melesat keluar ke segala arah. Cahaya
biru itu menghantam Arachas dan setiap benturan yang terjadi
menimbulkan ledakan es yang membekukan. Kulit Arachas memang
sangat tebal sehingga sihir inipun tidak dapat melukainya tetapi es
yang timbul setelah ledakan menjadi semacam tembok yang mampu
menghalangi gerakan Arachas. Namun Virail yang melihat serangan
adiknya lebih efektif menjadi tidak senang dan merasa dipermalukan.
Dengan gegabah ia kembali melancarkan serangan terkuatnya.

Phoenix Amatera, Teriak Virail sembari menghantamkan


tongkatnya ke tanah. Tongkat Virail bergetar hebat dan mengeluarkan
api berbentuk seekor Phoenix yang langsung menerjang Arachas
dengan kekuatan penuh. Ledakan panas seperti neraka pun terjadi.
Semua es Tyrail lenyap menguap seketika di balik tebalnya asap dan
merahnya nyala api. Virail terengah engah karena mengeluarkan
banyak tenaga dan tersenyum sombong karena mengira dirinya telah
berhasil membunuh Arachas dengan jurusnya.
Sebuah jaring pun melesat dan langsung menyelimuti tubuh
Virail. Serangan mendadak ini membuat Virail terkejut dan
menjatuhkan tongkatnya. Ia berusaha berontak dan meraih kembali
senjata sihirnya namun jaring itu begitu lengket dan kuat sehingga
semakin Virail bergerak maka semakin rapat ia terperangkap. Lalu dari
jilatan api, keluarlah Arachas yang tidak terluka sedikit pun selain
kulitnya yang memerah karena panas api. Ia pun menarik jaring yang
berisi Virail untuk mendekat ke arahnya.
Tyrail yang melihat kakaknya dalam bahaya segera bertindak.
Dust Alunian, Desis Tyrail sambil mengayunkan tongkatnya. Debu
debu berwarna putih tiba tiba saja menyelimuti Arachas. Debu
debu itu kemudian menempel di sekujur tubuh Arachas dan berubah
menjadi kerak kerak es. Dalam sekejap tubuh Arachas terbalut oleh
balok balok es yang mengurungnya seperti serangga di dalam kaca.
Tetapi es itu mencair sama cepatnya dengan proses terbentuknya
karena kulit Arachas yang masih luar biasa panas. Arachas tertawa
karena kegagalan jurus Tyrail tetapi tiba tiba ia menggeram marah
krena melihat jaringnya yang lentur dan lengket pun telah berubah
menjadi es terkena debu debu sihir itu. Tyrail segera maju dan
menghantam jaring yang membeku itu dengan tongkatnya hingga
hancur berkeping keping. Dengan begitu Virail pun dapat
membebaskan diri.
Kedua saudara penyihir ini tidak berani bertindak gegabah lagi
ketika mengetahui bahwa makhluk yang ada di hadapannya bisa
dikatakan tidak mempan terhadap sihir karena kulitnya yang sangat
keras. Arachas pun menggeram marah dan mulai menggoyangkan
ekornya sebagai senjata beracun.
Bab 13. Penyihir yang Ketiga
By: Junaidi Halim

Wah, dua wanita cantik bertarung bersama melawan seekor


serangga. Ini akan menjadi tontonan yang menarik, Kata seorang pria
berpakaian dan berjubah serba hitam yang entah muncul dari mana

berdiri di belakang Tyrail dan Virail. Tongkat pendeknya yang juga


berwarna hitam diputar putar dengan santai.
Lexus! Dasar penjahat! Apa yang kaulakukan di sini? Tanya
Virail marah melihat kehadiran pemuda yang disebut Lexus itu, Jika
kau ingin merebut Jubah Holy Light juga maka akan kumampuskan
kau di sini.
Duh, betapa sakitnya hatiku mendengar caci makimu, nona
cantik, Rayu Lexus sambil menggaruk garuk kepalanya dengan
tongkat hitam yang panjangnya hanya sekitar 30 40 cm itu.
Awas, kakak! Teriak Tyrail memberi peringatan.
Arachas yang bosan mendengar celoteh lawan lawannya
segera menyerang kembali dengan sengatan ekornya. Virail
menghindar tepat pada waktunya dengan melompat menjatuhkan diri
ke depan sementara di belakangnya ekor kalajengking Arachas telah
menusuk tanah hingga retak terbelah. Belum sempat Virail bangun,
kedua kaki laba laba itu sudah terangkat dan siap dihujamkan ke
tubuh Virail.
Stingerintum! Seru Tyrail dan dari udara terbentuk puluhan
paku es sebesar kepalan tangan manusia dewasa yang menyerang ke
arah wajah Arachas. Serangan itu membuat Arachas terpaksa
membatalakan serangan dan memilih melindungi wajah terutama
matanya dengan dua kaki depannya. Arachas meraung marah karena
serangan berbahaya yang dilontarkan Tyrail.
Bagus gadis manis. Terus serang matanya. Memang di situlah
bagian terlemahnya, Kata Lexus senang namun sama sekali tidak
turun tangan.
Keparat kau, Lexus! Maki Virail yang telah bangkit dan
mengarahkan tongkatnya yang telah bersinar merah kembali ke arah
mata Arachas, Setelah laba laba ini maka kau giliran berikutnya,
Lexus! Hotten-Serpertion! Tongkat Virail berubah menjadi 10 cambuk
api yang memanjang dan menyerang Arachas dari sepuluh arah yang
berbeda. Sia sia saja Arachas berusaha melindungi matanya dari
serangan Virail yang mampu berputar putar, berkelit dan
menghindar untuk mencari celah mengincar sasaran dengan ketepatan
yang luar biasa. Walau serangan ini jauh lebih lemah dari jurus sihir
Phoenix sebelumnya namun cukup efektif untuk membuat Arachas
mundur, bukan karena serangan itu melukai matanya yang sekuat
batu permata tetapi karena cahaya api yang menyambar di depan
mata sungguh menyilaukan apalagi bagi makhluk yang selalu tinggal
di lorong gelap seperti Arachas. Serangan Virail membuat mata
Arachas buta untuk sementara dan serangan sebenarnya baru akan
dimulai oleh Tyrail.

Maximum Stingerintum! Teriak Tyrail sambil menggenggam


tongkatnya yang bersinar biru tua sekuat tenaga. Dalam sekejap
ribuan paku es sebesar tangan manusia itu menghujam ke arah
Arachas dan mengincar matanya. Arachas menjerit kesakitan namun
tidak berdaya karena tidak dapat melihat arah serangan maut ini.
Tyrail dengan segera terkapar karena kehabisan tenaga. Namun
serangan terhadap Arachas belum berhenti. Sekarang giliran Virail
yang menyerang sambil berseru, Phoenix Amatera! Burung api pun
keluar dan menyerang mata Arachas dengan kekuatan penuh. Arachas
pun meraung kesakitan dan berguling guling karena panas yang
menyengat matanya.
Arachas yang terluka matanya tidak dapat melihat maka
sepertinya ia mustahil untuk dapat menyerang, maka Virail pun
mendekati adiknya yang kelelahan sementara Lexus bertepuk atngan
kegirangan. Namun Virail salah besar. Arachas yang masih kesakitan
segera bangkit dan mengacungkan ekor kalajengkingnya ke atas
tinggi tinggi. Ujungnya yang beracun tiba tiba membesar dan
meledak menyemburkan cairan racun dalam jumlah yang luar biasa
banyak.
Lexus yang sudah melihat serangan brutal itu dari awal segera
melakukan teleport pendek ke belakang untuk menghindar. Tapi Tyrail
yang terkapar di tanah kehabisan tenaga maupun Virail yang tidak
waspada tidak dapat meloloskan diri. Mereka berdua tersembur racun
dalam jumlah banyak secara langsung. Kedua penyihir itu pun segera
menelan obat penawar racun yang telah disiapkan sebelumnya dalam
jumlah banyak sekaligus tetapi sakit yang dirasakan tetap luar biasa
menyerang sehingga sedetik kemudian mereka berdua pun terkulai
pingsan.
Serangan racun yang luar biasa, laba laba, Kata Lexus yang
memunculkan diri sedetik kemudian di samping Arachas, Kurasa perlu
waktu sehari penuh untuk mengumpulkan dan memulihkan sengatan
ekormu lagi, bukan? Mengapa kau tidak pulang saja ke sarangmu lalu
beristirahat dan biarkan aku bersenang senang dengan dua gadis
cantik itu?
Kau tidak mengincar gadis itu tetapi mengincar Jubah Holy
Light. Kami Bangsa Serangga tidak bodoh untuk semudah itu kau tipu,
Kata Arachas yang masih buta dan hanya dapat mengandalkan
pendengarannya saja.
Kau salah, serangga. Aku mengincar Jubah dan juga gadisnya.
Dan sebagai bonus untuk tuan rumah, aku akan pergi mengantarmu
tidur.... untuk selamanya, Kata Lexus dengan tersenyum, Bersiaplah.
Karena tanpa sengatan racun dan mata yang buta, kau bukan
tandinganku!

Bab 14. Serangan Hitam


By: Junaidi Halim

Manusia jahat, walau sampai harus mempertaruhkan nyawaku


pun, jangan harap kau boleh mengambil Jubah sahabatku Agaril, Kata
Arachas.
Maaf, serangga. Aku akan mengkoreksi beberapa hal di sini.
Pertama, aku penyihir bukan manusia. Manusia hanya makhluk lemah
bodoh yang menolak kekuatan sihir. Kedua, Jubah itu bukan milik
Agaril tapi hanya titipan dari Holy light dan sekarang akulah yang akan
memilikinya. Ketiga, nyawamu tidak cukup berharga untuk
dipertaruhkan. Aku akan menginjakmu di bawah kakiku seperti
bagaimana layaknya seekor serangga dibasmi, Jawab Lexus sambil
menggerakkan tongkat pendeknya dan menunjuk kepada Arachas,
Darkenos-Cursio.
Sekeliling Arachas muncul kegelapan yang tidak wajar dan tiba
tiba dari dalam bumi keluarlah tangan tangan yang panjangnya
bervariasi dari 3 10 meter. Tangan tangan itu memegangi
kedelapan kaki Arachas dan semakin bertambah banyak sehingga
mulai memegangi seluruh tubuh dari ekor hingga kepalanya. Tangan
tangan itu berusaha menarik Arachas ke bawah hingga menempel
pada tanah. Arachas pun dijatuhkan dan tangan tangan itu mulai
memukulinya bahakan berusaha untuk mematahkan kaki kaki
serangga itu.
Wah, ternyata semudah ini. Jika tahu pertarungan kita akan
membosankan seperti ini, tentu aku tidak perlu membuang waktu
untuk menunggu wanita wanita itu melemahkan dan memaksamu
mengeluarkan jurus terakhir hingga harus meledakkan ekor beracun
seperti tadi. Sungguh sia sia waktuku terbuang percuma, Kata Lexus
sambil menguap sementara tangan kanannya masih memegang
tongkat terarah kepada Arachas.
Tidak semudah itu! Raung Arachas penuh kemarahan. Laba
laba itu pun mengamuk dan mengerahkan semua kekuatannya. Ia
langsung menghentakkan kedelapan kakinya dan mulai bangkit
berdiri. Walau tangan tangan hitam yang keluar semakin banyak
tetapi tenaga Arachas untuk bangkit juga bertambah luar biasa.
Tongkat Lexus yang berhubungan dengan kutukan itu mulai bergetar
karena tidak dapat menahan kekuatan Arachas untuk bengkit dan
melepaskan diri. Lexus kini harus memegangi tongkatnya dengan dua
tangan. Kini Arachas sudah berhasil berdiri lagi walau seluruh
tubuhnya dibalut bayangan hitam yang sebenarnya terdiri dari ratusan

tangan kegelapan. Lalu dengan sekali hentakan luar biasa keras,


Arachas mengamuk dan menebas tagnan tangan itu dengan kaki
kakinya yang kuar. Ujung tongkat Lexus meledak dan ia terpental ke
belakang hingga menghantam dinding batu. Namun walau begitu
Lexus hanya menderita luka ringan dengan tangan yang masih
gemetar.
Lexus tertawa ringan, Ternyata memang tidak semudah itu,
serangga. Tapi tetap tidak merubah keadaan bahwa kau akan segera
kulumat habis.
Rasakan dulu jaringku ini! Balas Arachas yang kemudian
menyemburkan benang yang halus ke segala arah. Namun benang
yang dilontakan kini berbeda dari yang sebelumnya. Jaring Arachas
selama ini sangat lengket dan berguna untuk menjerat mangsa dengan
membuatnya tidak dapat bergerak karena menempel pada jaringnya.
Namun kali imi ia mengeluarkan jaring yang serupa dengan benang
tipis namun sangat kuat dan tajam. Lexus yang selalu menjaga jarak
dengan Arachas agar dapat melakukan serangan sihir jarak jauh
menjadi kesulitan bergerak. Karena sekali saja ia salah bergerak maka
jaring halus yang nyaris tidak terlihat itu dapat memotong tubuhnya
menjadi dua. Lexus pun menjadi negeri ketika baru menyadari bahwa
ratusan jaring sudah terpasang dengan rapat di dalam ruangan itu
sehingga mustahil bagi Lexus untuk bergerak bebas lagi.
Darkenos Clawsio, Teriak Lexus sambil mengayunkan
tongkatnya sekuat tenaga dan ribuan cakar hitam menyerang ke
segala arah. Cakar yang kuat itu mampu memutuskan jaring yang
tergantung di mana mana. Tapi itu adalah kesalahan fatal bagi Lexus
yang tidak pernah mengira akibat dari memutuskan jaring tajam
begitu saja. Jaring yang putus itu kini bergetar dan mulai terbang
kesana kemari. Namun jika tadi hanya ada ratusan jaring yang
terpasang dari dinding ke dinding kini ada ribuan jaring halus yang
terbang kesana kemari terbawa angin. Cakar Lexus telah membelah
belah satu jaring panjang menjadi puluhan jaring yang lebih pendek
dan karena ringannya dapat terbawa angin ke mana mana lalu mulai
memotong apa saja yang ada di ruangan itu, termasuk Lexus sendiri.
Lexus coba keluar dari ruangan itu tetapi percuma karena dalam
waktu singkat jaring jaring itu telah jatuh ke bawah seperti air hujan
yang setajam pedang. Tapi bagi Arachas jaring itu tidak menjadi
masalah karena kulit cangkangnya yang lebih kuat dari batu mulai
sekali pun.
Lexus berteriak kesakitan ketika ribuan jaring halus itu mulai
jatuh dan menggores kulit tubuhnya. Darah pun mulai keluar dari luka
luka Lexus sehingga ia pun mulai mengucap mantera sihir
terkuatnya, Darkenos Transformio.

Kegelapan pekat langsung menyelimuti Lexus dan dari dalam


sana muncullah sebuah makhluk hitam yang berkuping runcing, dua
tanduk pendek di atas kepalanya dan memiliki ekor sepanjang 1 meter
dengan ujung tajam seperti tombak. Selain matanya yang berwarna
merah darah maka tidak ada warna lain yang dapat dilihat pada
makhluk ini, hanya hitam yang gelap pekat. Makluk ini pun meraung
ganas tanpa memperdulikan ribuan jaring tajam yang jatuh di
tubuhnya. Namun ajaibnya, makhluk penjelmaan dari Lexus ini sama
sekali tidak terluka walaupun jaring jaring tajam itu menghujani
tubuhnya. Sepertinya kulit tubuhnya menjadi sama keras atau bahkan
lebih keras dibanding Arachas sendiri.
Arachas yang buta tetap dapat merasakan kengerian ang
dipancarkan makhluk asing di hadapannya ini. Tiba tiba indera
perasanya merasakan datangnya bahaya ketika mendengar makhluk
ini melompat dan mengayunkan tangannya dari jarak jauh. Deru angin
terdengar mendekat dan selanjutnya sakit yang luar biasa
menghantam punggungnya. Cakar Kegelapan dari jurus Darkenos
Clawsio Lexus dilancarkan tanpa harus mengucapkan mantera dan
tidak perlu ayunan tongkat sihir. Namun yang paling mengerikan
kekuatannya bertambah puluhan kali lipat sehingga dapat mencabik
punggung Arachas yang tebal. Arachas menjerit kesakitan dan roboh
dengan punggung terluka. Darah hitam mulai mengalir deras dari
sana. Makhluk hitam itu pun melompat ke atas dan berniat melakukan
serangan penghabisan namun sebuah cahaya terpancar menyilaukan
mata membuatnya terpaksa mundur sejenak.
Duh, menyelamatkan 2 wanita saja sudah cukup merepotkan.
Sekarang ada laba laba yang harus diselamatkan juga, Kata seorang
pria yang membopong Virail dan Tyrail, masing masing di tangan
kanan dan kirinya. Sementara dari jubahnya terpancar cahaya yang
luar biasa sehingga menyilaukan mata siapa saja yang berani
berhadapan dengannya.
Jubah keyakinan, desis makhluk hitam itu.
Bab 15. Sang Pewaris Jubah
By: Junaidi Halim

Kau mau jubah ini, kan? Tanya Jack, Jadi ambillah sendiri jika
kau bisa. Tidak perlu menyiksa siapa siapa lagi. Jack lalu
meletakkan kedua wanita yang diselamatkannya dari hujan jaring
tajam beberapa saat yang lalu. Kini ia pun berhadapan dengan
makhluk hitam yang masih terbelalak dengan munculnya jack beserta
Jubah Keyakinan yang dipakainya.

Makhluk itu meraung dan dalam sekejap kembali ke rupa


aslinya yaitu seorang penyihir bernama Lexus. Kau! Bagaimana
mungkin kau masih bisa hidup? Tanya Lexus heran, Bukankah kau
seharusnya sudah mati dikorbankan oleh kedua penyihir wanita itu.
Tidak semudah itu mengharapkan kematian, penyihir hitam.
Kematian dan kehidupan berada di tangan Sang Maha Kuasa. Siapa
yang akan menyangka pengorbanan yang aku lakukan malah
membuat Jubah Keyakinan ini menjadi milikku dan kurasa aku juga
pantas mendapat bonus Orb kuning ini, kan? Kata Jack dengan ringan.
Oh, tentu. Silakan kau ambil Orb itu, saudaraku. Tapi untuk
Jubah itu kurasa sebaiknya kau menyerahkan ke orang yang lebih
berpengalaman dalam menangani benda sakti. Karena percaya atau
tidak ada jutaan makhluk di atas sana yang akan mencoba
membunuhmu karena jubah itu. Jadi sebaiknya kau serahkan itu
kepadaku dan biarlah kau hidup dengan nyaman bersama klanmu,
bagaimana? Rayu Lexus dengan ucapan yang manis dan ramah.
Pertama, Kau bukan saudaraku bahkan sebenarnya aku benci
penyihir yang suka menjilat sepertimu. Kedua, Jubah ini diwariskan
kepadaku jadi ini adalah milikku dan aku pasti gila jika
menyerahkannya kepada makhluk jahat sepertimu. Ketiga, seorang
penyihir hitam akan segera mati di sini jika ia tidak segera pergi,
Jawab Jack.
Lexus tertawa. Kau memang memakai jubah sakti itu, Jack
tetapi kau belum menguasainya sama sekali. Kau terlalu sombong
sehingga berani menantang aku. Matilah kau! Darkenos Cursio!
Tangan tangan hitam pun bermunculan dan berusaha
meremukkan Jack tetapi ketika mereka menyentuh cahaya Jubah
Keyakinan maka dengan sendirinya tangan hitam itu tereliminasi dan
lenyap. Wajah Lexus langsung berubah pucat menyaksikan sihirnya
musnah walau Jack belum bergeming sedikit pun.
Darkenos Clawsio! Teriak Lexus sambil mengayunkan
tongkatnya sekuat tenaga hingga ia pun jatuh ke depan karena
kelelahan. Tapi cakar hitam yang muncul pun langsung tereliminasi
begitu menyentuh Jack yang dikelilingi cahaya Jubah Keyakinan.
Seperti yang kuduga. Kau kelelahan, penyihir dan sihirmu
sama sekali tidak dapat menyentuh Jubah suci ini. Sekarang waktunya
aku membalas serangan dan menepati janjiku bahwa akan ada
penyihir hitam yang mati di sini, Kata Jack sambil mencabut pedang
kristal dan mulai berjalan menuju ke arah Lexus.

Tidak hari ini, Jack. Aku tidak akan mati hari ini, kata Lexus
sambil tersenyum dan mulai berkomat kamit. Tiba tiba sebuah
portal terbentuk di bawah kaki Lexus dan ia pun lenyap begitu saja.
Teleport! Kurang ajar! Teriak Jack yang menyadari lawannya
telah melarikan diri. Lalu Jack pun berbalik dan berhadapan dengan
Arachas yang sedang terluka. Walau pun sudah terluka tetapi Jack
tidak mau memandang remeh laba laba raksasa yang pernah
meracuni dan hendak memakannya hidup hidup.
Sang Pewaris. Jadi kaulah sang pewaris yang akan
menggantikan aku dan Agaril menjaga jubah itu, yah, Kata Arachas
dengan lemah, Berarti memang sudah saatnya aku beristirahat
dengan tenang namun hatiku masih berat untuk pergi meninggalkan
anak anakku yang masih muda ataupun yang berupa telur. Mereka
butuh serangga yang dapat membantuku menetaskan mereka.
Hei serangga, jangan katakan kau akan mati begitu saja, Kata
Jack menyaksikan Arachas yang sepertinya sedang sekarat.
Aku memang akan segera mati, sang pewaris. Lukaku memang
tidak terlihat dalam tetapi cakar hitam itu mengandung racun
kegelapan. Jika aku hidup pun maka lama kelamaan aku akan berubah
jadi makhluk kegelapan juga. Oleh karena itu kumohon setelah aku
mati maka kau harus membakar tubuhku hingga habis agar kegelapan
tidak dapat memakai tubuhku dan membawa bencana bagi makhluk
lain, Rintih Arachas.
Lalu bagaimana dengna nasib Bangsa Serangga di tempat ini?
Bagaimana dengan telur dan anak anakmu? Mereka akan kelaparan
tanpamu dan secara naluri mereka pasti akan ke atas sana dan mulai
berburu sendiri. Mereka semua pasti akan dibantai satu persatu
seperti monster, Kata Jack kuatir.
Aku terlalu banyak memohon kepada manusia dan Agaril. Dulu
ketika aku masih muda dan menemukan tempat ini, aku memohon
kepada Agaril dan leluhur manusia bernama Taccha dan Chieron untuk
berkembang biak di sini. Sebagai balasan, aku membantu Agaril
menjaga Jubah Keyakinan dan malah kami menjadi sahabat karib. Aku
juga tidak pernah membiarkan anak anakku memangsa manusia
kecuali jika ada yang datang ke sarang kami selain daripada Taccha
dan Chieron. Hal itu juga karena tugas kami adalah melindungi Jubah
itu walau apapun yang terjadi. Dan seperti yang kau tahu tidak semua
manusia itu berhati mulia, Kata Arachas.
Jack sangat mengerti apa yang dimaksud oleh Arachas jika
teringat kepada si pengkhianat Hammad. Jadi apa yang bisa aku
bantu untukmu, Arachas sahabatku? Sahabat dari leluhurku maka

akan kujadikan dia sahabat juga. Dan aku, Jack, tidak akan
membiarkan kematian sahabatku sia sia.
Terima kasih. Kurasa Yang Maha Kuasa tidak salah
menjadikanmu sebagai pewaris Jubah sakti ini. Kau baik hati dan
gagah seperti leluhurmu. Aku minta setelah aku mati maka kau harus
mencongkel mataku yang seperti permata ini lalu membawanya
kepada Arachine di Hutan Besar (Great Forest). Dia adalah anakku
yang terkuat dari generasi pertama. Dia dan saudara saudaranya
yang lain mengungsi ke hutan besar untuk mendirikan koloni baru
sementara aku mendirikan koloni di sini. Minta tolonglah kepadanya
agar ia kembali kemari dan merawat adik adiknya. Aku mungkin
tidak dapat membalas jasamu tetapi Yang Maha Kuasa pasti akan
memperhitungkan kebaikanmu ini, Kata Arachas yang semakin lemah
saja.
Jangan kuatir, sahabatku. Aku pasti akan menolong
mempertahankan kolonimu ini, Kata Jack sambil menepuk salah satu
kaki Arachas sebagai tanda perjanjian.
Lalu Arachas pun memanggil beberapa anaknya yang terkuat
dan terbesar lalu mulai mewariskan pesan pesannya dalam bahasa
serangga. Tak lama kemudian Arachas pun tewas. Ribuan laba laba
berbagai ukuran menangisi kepergian Arachas namun tidak satu pun
dari mereka berani mengganggu Jack atau pun kedua penyihir wanita
yang dibawa Jack. Hal ini pasti karena Arachas berpesan agar mereka
tidak mengganggu ataupun memangsa Jack. Bahkan laba laba itu
ikut membantu Jack membawa kedua wanita penyihir itu keluar dari
Terowongan Tacheron kembali ke dunia atas.
Bab 16. Klan yang Lenyap
By: Junaidi Halim

Lepaskan aku, lelaki keparat bodoh! Teriak Virail yang telah


sadar dari pingsan nya dan juga menyadari bahwa dirinya telah terikat
kuat. Caci maki yang kasar terus dilontarkan oleh wanita itu kepada
Jack yang sedang asyik mandi membersihkan luka maupun tubuhnya
yang penuh dengan debu maupun tanah. Jubah Keyakinan yang
kemudian disebut Jack sebagai Faith Armor itu pun lenyap ke dalam
tubuhnya. Entah bagaimana Jack merasa yakin sekali Jubah itu
mengetahui apa yang Jack rasakan dan pikirkan sehingga mereka
terasa menjadi satu kesatuan, namun tetap saja Jack harus belajar
banyak untuk dapat menggunakan Jubah sakti itu.
Aduh, aku juga ingin mandi. Badanku terasa kotor. Jika kau
mau kau bisa memandikan aku sebentar asal kau lepaskan ikatan ini,

Rayu Virail dengan senyum yang dipaksakan karena tahu kata kata
kasar tidak mempan untuk Jack.
Tapi kak, aku tidak mau mandi bersama dengan pria, Kata
Tyrail polos.
Virail langsung memelototi Tyrail sehingga membuat gadis
lemah lembut itu segera menutup mulutnya.
Jack pun melangkah ke arah kedua wanita itu. Baik, kalian
kuijinkan mandi tapi jangan macam macam karena kalian akan
selalu kuawasi! Lalu Jack pun mendorong kedua wanita yang masih
terikat itu ke dalam air sungai dan menenggelamkan keduanya
sebentar. Tak lama kemudian keduanya sudah diseret ke daratan
kembali dalam keadaan pakaian basah kuyup dan tentu saja masih
tetap terikat. Jack tersenyum geli dan berkata, Baiklah, acara mandi
telah selesai jadi kita harus berjalan kembali atau kalian kuikat di sini
sebagai santapan hewan buas.
Jack pun bergegas mendorong kedua tawanannya untuk
berjalan lebih cepat. Jack terus memastikan keberadaan dari Orb
Kuningnya karena dengan benda ini, ia berharap dapat
menyelamatkan klan nya dari kehancuran. Dan jika naga naga itu
tidak puas maka Jack sudah siap untuk bertaruh nyawa dengan
mereka. Seandainya saja aku sudah dapat menggunakan kekuatan
sakti Faith Armor ini secara penuh, kata Jack dalam hati.
Aduh, aku lelah. Kenapa sih kita harus berjalan sehari penuh
bersama pria bodoh sepertimu, Gerutu Virail, Jika kau melepaskan
ikatanku maka aku dapat membawamu dengan teleport ke tempat di
mana klanmu tinggal.
Yah, benar, tapi kau juga bisa langsung membawaku ke
penjara bawah tanah penyihir dan menjadikanku kelinci percobaan
ramuan sihir yang akan membuat kepalaku besar atau tanganku
menjadi enam, Balas Jack dengan kesal.
Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa
itu hal yang bagus. Terima kasih, Jack. Setelah aku bebas nanti,
ingatkan aku untuk mengubahmu menjadi kodok busuk, Ejek Virail.
Sudahlah, kak. Kenapa, sih, kalian harus selalu bertengkar,
seperti sepasang suami istri saja, Tyrail angkat bicara.
Suami istri? Jerit Virail, Jika kau yang jatuh cinta dengan
pemuda sableng ini kenapa tidak kau saja yang jadi istrinya? Jangan
bawa bawa namaku! Lebih baik aku menikah dengan kodok!

Tapi, tadi kau bilang mau mengubah Jack menjadi kodok.


Berarti kau memang berniat menikah dengannya, bukan? Tanya Tyrail
cemberut.
Virail.

Tapi bukan kodok yang busuk! Kuhajar kau nanti! Ancam

Sudah, diam! Teriak Jack, Kita sudah dekat dan sebaiknya


kalian jangan berisik atau naga naga itu akan segera mengetahui
keberadaan kita.
Naga? Teriak heran kedua wanita penyihir itu.
Kau gila, yah, membawa kami kepada Bangsa Naga? Apa yang
hendak kau lakukan? Jangan katakan kau mau menjadikan kami
sebagai tumbal? Tanya Virail dengan marah.
Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa
itu hal yang bagus. Terima kasih, Virail. Jika kau masih bawel, aku
sendiri yang akan mencincang tubuhmu jadi kecil kecil, Jawab Jack
kesal.
Apakah desamu kebakaran, Jack? Tanya Tyrail, Karena asap
yang kulihat terlalu tebal untuk ukuran api unggun atau sekedar
perapian?
Oh, tidak! Seru Jack dengan wajah yang pucat.

Pemukiman Klan Al-star.

Jack berlari memasuki pemukiman sambil terus memegang tali yang


mengikat kedua tangan wanita penyihir di belakangnya. Virail dan
Tyrail juga terus berlari agar tidak terseret oleh Jack. Dan ketika
mereka memasuki pemukiman, Jack terkejut melihat kobaran api dan
begitu banyak bangunan yang hancur. Memang pada saat diserang
oleh Bangsa naga di bawah pimpinan Awhair, pemukiman Al-star
sudah berantakan tetapi tidak hancur lebur seperti ini. Beberapa
bangkai Naga dan manusia berserakan di mana mana seperti habis
terjadi perang dashyat.
Apa yang sebenarnya terjadi? Tanya Jack dengan lirih. Ia berjalan
pelan dan mulai mengamati keadaan di sekitarnya. Separuh lebih dari
klannya hilang dan tidak diketemukan di antara mayat mayat
manusia yang bergelimpangan. Bahkan lebih dari setengah jumlah
naga yang menyerang klan nya mati terbunuh. Sebagian terbakar,

sebagian membeku dan bahkan ada yang terpotong potong. Hanya


ada satu Bangsa yang mampu mengalahkan sekelompok Naga tanpa
meninggalkan jejak sedikit pun, Pikir Jack.
Bangsa Penyihir! Teriak Jack, Ini pasti adalah perbuatan Bangsa
kalian! Cepat katakan ke mana kalian bawa orang orang Klanku?
Jack kemudian langsung memegang kedua tangan kedua wanita itu
erat erat hingga keduanya merintih kesakitan.
Lepaskan tuan putri kami, manusia atau kami terpaksa
membunuhmu! Perintah sepuluh orang penyihir yang entah dari mana
muncul dengan teleport. Jack tidak dapat melawan ke sepuluh tongkat
sihir yang diarahkan kepadanya sekaligus. Ia pun melepaskan
cengkramannya dan mengangkat tangan sementara dua orang di
antara penyihir itu melangkah maju dan melepaskan ikatan Virail dan
Tyrail.
Ikat dia! Seru Virail, Dan jangan biarkan dia lolos karena di dalam
tubuhnya terdapat Jubah sakti Holy Light, Jubah Keyakinan! Virail pun
tersenyum penuh kemenangan kepada Jack, Sekarang giliranku
membalasmu, Jack.
Bab 17. Kerajaan yang Tersembunyi
By: Junaidi Halim

Jack dibawa dengan teleport. Dalam sekejap mata Jack


menemukan dirinya telah berada di dalam sebuah aula besar.
Temboknya terbuat dari perak yang dilapisi batu permata sementara
seluruh lantainya ditutupi karpet dari sutera. Di atas singgasana
duduk seorang wanita berusia kurang lebih 40 tahun namun masih
terlihat sangat cantik dan memancarkan keagungan. Sementara di sisi
kiri maupun kanannya berdiri masing masing seorang penyihir yang
berpakaian emas dan perak. Mereka terlihat sangat tegas dan
berwibawa.
Beri hormat kepada ratu, bodoh! Hardik penyihir yang
berpakaian perak kepada Jack sambil mengarahkan tongkatnya yang
terbuat dari perak putih.
Hentikan itu, Algrin! Seru Sang Ratu, Hormatilah sedikit tamu
kita yang malang ini.
Baik Ratu Divaril, Sahut Pnyihir berpakaian serba perak itu.
Kini sang ratu yang bernama Divaril itu menatap Jack dan
langsung tersenyum. Ehm, manusia yang merendah. Mengapa kau

biarkan kami menangkap dirimu, Hai, manusia? Tanya sang Ratu


sambil tersenyum.
Jack terkejut karena tidak menyangka ratu bisa mengetahui
siasatnya. Maka dengan sekali hentak, tubuh Jack bersinar terang dan
tali sihir yang digunakan untuk mengikatnya pun langsung musnah tak
berbekas.
Ternyata kau sudah mengetahui tujuanku datang ke sini,
bukan? Jadi tidak perlu basa basi lagi dan segera kembalikan orang orang klan ku, Kata Jack dengan tegas.
Kau sudah tahu apa yang aku inginkan, Jack. Jubahmu itu
yang dapat menyelamatkan kami semua dari kehancuran, Kara Ratu
Divaril dengan tatapan mata tajam.
Jadi kau ingin menukar nyawa orang orang klanku dengan
jubah ini? Tanya Jack ketus menahan marah.
Seharusnya begitu jika saja kami bertindak lebih cepat. Tetapi
nyawa orang orang klanmu tidak berada di tangan kami, Jack. Ada
kelompok lain yang lebih cepat bertindak dibandingkan kami sehingga
semua rencana kami berantakan. Selain kedua putriku gagal
mendapatkan jubah itu, rencana untuk penukaran pun gagal
dilakukan, Jawab Sang Ratu dengan menahan kepedihan yang amat
dalam, Nasib seluruh Bangsaku kini berada di ujung tanduk.
Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi
di sini, Kata Jack kebingungan, Jika aku tidak mau menyerahkan
Jubah Keyakinan ini maka kurasa kita harus bertarung, bukan?
Pertarungan akan menyebabkan kerugian di kedua belah
pihak. Kau dengan Jubah keyakinan pasti akan menimbulkan banyak
kerusakan di pihak kami sementara kau sendiri tidak akan memiliki
banyak kesempatan melawan aku, kedua putri dan kedua jenderalku
bersamaan dengan 3000 penyihir di luar sana. Lagipula musuh kami
yang sebenarnya tentu akan senang sekali melihat pertarungan kita,
Jawab Sang Ratu.
Siapa yang kau maksud dengan musuhmu? Tanya Jack.
Artix, The Ice Dragon, pemimpin Bangsa Naga yang menguasai
dunia es di utara, Jawab Tyrail, Makhluk jahat inilah yang berhasil
menemukan Kerajaan Sihir yang tersembunyi. Lalu mereka
mengancam kami untuk menemukan dan menyerahkan Jubah
Keyakinan atau Kerajaan Sihir akan dimusnahkan. Semua Bangsa kuno
tahu bahwa hanya kami Bangsa Penyihir yang mungkin mengetahui
dengan jelas tempat di mana Agaril menyembunyikan diri sebelum ia
meninggal. Semua ini karena adanya hubungan khusus antara leluhur

kami dengan Agaril sendiri. Leluhur kami yang bernama Irine adalah
kekasih Agaril dan itulah sebabnya keturunan langsung Irine selalu
memiliki akhiran il di belakang nama kami sebagai simbol pewaris
tahta. Sebenarnya hubungan mereka sangat terlarang mengingat
Agaril adalah seorang Keeper yang seharusnya tidak boleh ikut
campur dengan urusan dunia yang sudah dikuasai Bangsa Naga. Maka
ancaman Naga Es mungkin adalah kutukan yang menimpa dan
mungkin akan segera mengakhiri Bangsa Penyihir. Jika saja Agaril
tidak melanggar peraturan maka Bangsa kami tidak perlu bersembunyi
selama ratusan tahun dan menjadi seperti ini.
Sebenarnya tidak hanya Bangsa Penyihir yang mengetahui
keberadaan Agaril. Leluhur Bangsa Manusia juga membantu Agaril
menyembunyikan diri namun karena kami tidak memiliki hubungan
apa apa dengan Agaril maka tidak ada satu bangsa pun yang
mencurigai kami mengetahui di mana Agaril. Hanya ketua kami yang
tahu rahasia ini dan diwariskan turun temurun tetapi seorang
pengkhianat mencuri rahasia dan menjual informasi ini kepada Bangsa
lain. Sekarang nasib Bangsa dan klan ku juga sama seperti kalian,
Kata Jack dengan sedih, Tapi herannya mengapa Bangsa Naga Es yang
bisa menemukan kalian sementara Bangsa lain tidak?
Mungkin ini bisa menjawab pertanyaanmu, Kata sang Ratu
sambil mengibaskan tongkatnya yang berwarna putih. Dinding emas
yang berada di belakang Jack pun terbuka dan dengan segera
hembusan angin dingin bersalju menyerbu masuk. Jack terbelalak
sambil melangkah mendekati dinding yang terbuka itu dan baru
menyadari dimana keberadaan Kerajaan Sihir itu, yaitu di sebuah
pulau kecil yang dipenuhi dengan es dan salju, jauh di daerah di utara
yang membekukan, sangat terpencil dari kehidupan. Jack sendiri
berada di atas menara yang paling tinggi sehingga dapat melihat
dengan samar samar kehidupan di bawahnya yang terhalang hujan
salju yang deras. Tubuh Jack mulai menggigil kedinginan.
Pantas saja kalian selalu memakai jubah panjang dan
membawa tongkat, Kata Jack setelah perlahan lahan dinding istana
yang sebenarnya merupakan sebuah menara itu tertutup kembali,
Jadi apa yang kalian inginkan dariku?
Kau memiliki dua pilihan. Pertama, dengan sukarela
menyerahkan Jubah Keyakinan kepada Artix, Raja Naga Es maka kita
semua tidak perlu bertarung dengan siapapun. Kedua, kita semua
akan bertarung hingga mati melawan Bangsa Naga Es itu. Namun jika
aku melihat karaktermu, Jack maka pilihan menyerah tentu tidak ada
di dalam kamus hatimu, Kata Sang Ratu.
Jack tersenyum dan mengangguk pelan, Terjadilah apa yang
harus terjadi, Sang Ratu. Namun aku juga punya suatu permintaan.
Jika kita semua berhasil melewati pertempuran ini, aku hendak

meminta bantuan orang orangmu untuk mencari Klan ku yang


lenyap.
Tentu saja. Kami Bangsa Penyihir bukan bangsa yang tidak
tahu membalas budi. Kami akan mengerahkan usaha terbaik untuk
membantumu, Jawab Sang Ratu memberi persetujuan.
Bab 18. Penyelamat dalam Hutan
By: Junaidi Halim

Tolong! Teriak Missa sambil berlari. Nafasnya tidak beraturan


dan seperti hampir putus tetapi ia harus terus berlari. Ketakutan Missa
yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk berlari. Derap kaki kuda
semakin lama semakin mendekat dan tiba tiba sebuah tangan kasar
segera mengangkat Missa ke atas lalu memeluknya erat erat. Missa
pun menjerit kencang. Makhluk yang menangkap Missa adalah
makhluk yang dari bagian pinggang ke atas mirip dengan manusia
sementara bagian pinggang ke bawah adalah tubuh seekor kuda.
Gadis manis, kau tentu belum pernah bercinta dengan seekor
Centaurus, kan? Kata seekor Centaur besar yang menangkap Missa.
Tak Lama kemudian dua ekor Centaurus lain juga ikut berdatangan
dan mereka berteriak teriak gembira. Jeritan Missa semakin menjadi
jadi ketika ketiga Centaurus itu mulai berusaha membuka
pakaiannya.
Namun sebuah panah api melesat dan menancap di dada
seekor centaurus. Belum lagi centaurus yang terluka itu sempat
berteriak, tiga panah api langsung terlontar kembali dan menancap di
leher, dada juga perut si centaurus hingga ia pun langsung
bergulingan di tanah lalu tewas..Hal ini langsung membuyarkan pesta
kecil Para Centaurus yang baru saja akan dimulai. Mereka langsung
meraung marah dan mengeluarkan senjatanya yang berupa kapak dan
gada besar.
Pengecut! Jika memang kau berani maka tunjukkan batang
hidungmu! Jangan hanya berani menyerang dari balik pohon! Seru
salah satu Centaurus dengan marah.
Dan seruan itu pun segera dijawab. Seorang pemuda dengan
langkah yang sangat ringan turun dari balik pohon. Pemuda itu begitu
putih dan pucat seperti cahaya bulan, memakai pakaian hijau muda
sewarna dengan rumput dan dedaunan hutan. Ia memegang sebuah
busur dari kayu Pohon Lantir, pohon keramat para peri dan di
punggungnya terdapat setabung penuh anak panah yang masih baru.
Pemuda itu mirip dengan manusia namun memiliki keunikan

bangsanya yaitu kuping yang sangat runcing dan tubuh yang


jangkung.
Peri! Desis Kedua Centarus bersamaan dengan menyimpan
kemarahan di setiap hurufnya, Kau berani mengganggu kami maka
terimalah kematianmu!
Kedua Centaurus menyerang bersamaan dari arah sebelah kiri
dan kanan. Missa yang sudah dijatuhkan kembali ke tanah tidak berani
melihat. Kelemahan dari senjata panah adalah ia tidak dapat
mengarah ke dua arah yang berbeda jauh sekaligus. Maka keuntungan
besar akan diperoleh kedua Centaur jika mereka berpencar ke kanan
dan kiri, karena salah satu dari mereka pasti akan dapat meremukkan
si peri dengan satu serangan berkekuatan besar.
Pemuda peri itu hanya tersenyum penuh rahasia. Dengan
kecepatan yang tidak terlihat sebuah panah sudah menancap di dada
centaur di sebelah kiri dan sebelum centaur di sebelah kanan nya
sempat mengayunkan kapak raksasanya, satu, dua, dan tiga anak
panah diluncurkan dengan kecepatan dewa menancap telak di dada
maupun leher si centaur. Centaur si pembawa kapak pun tewas
seketika bahkan sebelum ia sempat berteriak. Si Pemuda Peri
mendekati centaur yang satu lagi dan memegang anak panah yang
tertancap di dada si centaur yang terluka.
Therick, bisik si Peri pelan di hadapan si Centaur, Nama itu
yang akan mengantarmu ke alam baka. Ingatlah selalu. Namaku
adalah Therick. Lalu si peri pun menusuk anak panah yang telah
tertancap di dada si centaur itu lebih dalam lagi dan tiba tiba
menariknya. Centaur itu pun langsung kehilangan nyawanya. Setelah
itu mata biru si peri melihat kepada Missa dan bertanya datar, Apa
kau tersesat di hutan ini, hai gadis manusia?
Tak lama kemudian. Missa sudah berjalan sambil dipapah oleh
si pemuda peri yang bernama Therick itu. Pergelangan kaki Missa
terkilir saat dijatuhkan dengan kasar oleh centaur yang
menyerangnya. Sungguh tak disangka karena niatnya untuk menyusul
Jack, Missa melakukan tindakan bodoh dengan memberanikan diri
masuk ke dalam hutan agar dapat memotong jalan. Sungguh tidak
disangka bukannya menemukan jalan pintas, ia malah tersesat dan
berakhir dengan diburu oleh centaur ganas yang berniat jahat. Untung
Therick muncul tepat pada waktunya dan Missa pun dengan diam
diam mengagumi pemuda peri jangkung yang telah
menyelamatkannya itu.
Cukup tampan, pikir Missa, Hanya sayang ia terlalu kaku dan
pendiam seperti patung.

Apa yang kau lihat dan perhatikan dari diriku, manusia? Tanya
Therick.
Hah? Oh, tidak, aku hanya mengagumi telingamu, yah,
telingamu yang runcing dan indah itu. Aku pingin punya telinga indah
sepertimu, Jawab Missa sekenanya.
Kalau begitu kau harus disihir untuk menjadi peri terlebih
dahulu jika ingin punya telinga seperti ini dan kujamin prosesnya akan
sangat menyakitkan, Kata Therick. Missa pun tertawa kecil karena
menyangka Therick bercanda tetapi pemuda peri itu hanya
memandang Missa tanpa ekspresi lalu kembali memandang ke arah
depan. Missa hanya bisa melongo keheranan.
Ehm, Therick, bagaimana kau bisa memanah secepat itu?
Tanya Missa berusaha memecah keheningan yang aneh ini.
Latihan, Jawab Therick singkat seakan akan enggan untuk
bicara lebih banyak daripada satu kata.
Iyah, aku tahu. Tapi berapa lama kau...
Kita sudah sampai, Kata Therick memotong kata kata Missa
yang belum selesai dan sebuah gerbang besar pun muncul di balik
pohon pohon besar di hutan. Gerbang Kerajaan Peri.
Bab 19. Bantuan dari Bangsa Peri
By: Junaidi Halim

Oh, jadi kau gadis manusia yang diselamatkan Therick. Sejak


kau menginjak Pintu Gerbang Kerajaan Peri, keramaian suda
mengikutimu hingga ke istanaku, Kata Sang Raja Peri sambil
tersenyum.
Maaf, aku tidak bermaksud membuat keributan ataupun
menyusahkan anda, Raja yang mulia. Namun Klanku sedang diserang
dan aku tidak tahu kemana lagi harus mencari bantuan, Jawab Missa
dengan mata berkaca kaca, bahkan aku tidak tahu bagaimana nasib
mereka sekarang.
Yah, bisa kulihat kekuatiranmu, Missa anakku, Kata Sang Raja
Peri, Hal yang dapat membuat seorang gadis muda sepertimu untuk
memberanikan diri masuk ke dalam hutan tentu bukanlah hal yang
sepele. Kami ingin membantumu tetapi untuk melawan Bangsa Naga
bukan merupakan hal yang enteng.

Tapi kulihat kalian Bangsa Peri memiliki kekuatan besar.


Dengan mataku sendiri aku melihat bagaimana Therick membunuh
tiga centaur yang besar besar dengan mudah, Kata Missa berusaha
menguatkan hati sang Raja.
Sang Raja pun tertawa. Yah, Therick memang berbeda. Dulu
ketika aku, Sang Raja Theras ini masih muda, aku juga setangguh dia,
Kata Raja yang bernama Theras itu sambil tersenyum senyum
mengenang masa mudanya, Tetapi menghadapi centaur tentu sangat
berbeda dengan menantang Bangsa Naga. Mereka jauh lebih kuat dan
sangat mematikan. Entah apa kami sanggup membantu klanmu.
Bagaimana menurutmu, Jenderal Therick?
Therick yang masih muda itu memandang rajanya dengan
hormat lalu berkata, Dengan taktik perang yang tepat maka semua
perang dapat dimenangkan oleh hambamu ini, tuanku Raja.
Raja Theras pun tertawa. Kau masih muda namun sangat
bijaksana, Therick. Baiklah, jika kau memang merasa sanggup
melawan Bangsa Naga yang menawan manusia manusia itu maka
bawalah pasukanku untuk melakukan perlawanan. Biarlah cahaya
bulan selalu besertamu dan memberi kekuatan.
Therick dan Missa pun memberi hormat lalu berlalu dari
hadapan raja.
Cahaya Bulan menyertaimu? Tanya Missa heran, Mengapa
harus bulan bukan matahari atau bintang?
Karena Peri tercipta dari cahaya bulan seperti manusia dari
tanah, Kata Therick masih dengan wajah tanpa ekspresi, dan ayahku
selalu mengucapkan itu untuk menyemangati aku bertarung.
Ayah? Hah! Maksudmu raja tua tadi, eh, Raja peri itu ayahmu?
Tanya Missa terkejut.
Iyah. Nama Theric dimabil dari Theras yang adalah nama
ayahku, Kata Therick dengan sambil lalu.
Tapi kenapa dia tidak terlalu tampan tidak sepertimu. Bahkan
sepertinya kalian tidak mirip. Jika memang kau anak raja bukannya
seharusnya kau disebut menjadi pangeran bukan Jenderal, kan? Kata
Missa.
Kata kata Missa yang terakhir membuat Therick berhenti dan
menatapnya dengan tajam, Jika kau menyinggung soal ini lagi maka
jangan salahkan memotong lidahmu yang cewet itu. Ancaman Therick
sudah cukup untuk membuat Missa mengatupkan mulutnya rapat
rapat.

Tak sampai satu jam lamanya, Dua ratus pemanah Bangsa Peri
di bawah pimpinan Therick telah siap siaga.
Hanya sebanyak ini yang akan kau bawa untuk menghadapi
Bangsa Naga? Tanya Missa bingung.
Iyah, jika informasi yang kau berikan mengenai perkiraan
jumlah Naga yang kau lihat melintasi padang maka pasukan ini lebih
dari cukup, Kata Fleric.
Ada sekitar 30 40 ekor Naga yang kulihat tetapi bagaimana
jika ternyata ada lebih banyak lagi yang akan datang? Tanya Missa.
Maka kita akan segera mengetahuinya setelah sampai di sana,
Kata Therick tanpa ekspresi, Ayo! Semuanya maju!
Begitu mendengar perintah Jenderalnya, dua ratus prajurit peri
pun maju ke medan tempur untuk melawan Bangsa Naga. Missa
mengikuti dari belakang sambil menunggang seekor kuda kecil
sementara Therick memimpin pasukan dengan gagah di depan.
Ingatan sang gadis pun mulai melompat kepada seorang pemuda lain
yang sempat mengisi hatinya, Jack, apakah kau baik baik saja?
Bab 20. Penyelamatan atau Jebakan
By: Junaidi Halim

Yang Mulia, Awhair, persediaan makanan kita sudah mulai


menipis. Jika kedua manusia itu tidak juga kembali maka dalam waktu
singkat kita akan kehabisan bahan makanan, Lapor seekor Naga
Langit kepada pimpinan nya Awhair, Sang Raja Naga Langit.
Awhair pun meraung marah lalu mencengkram Micha dengan
kuat sehingga seperti akan meremukkan ketua klan Al-star itu.
Sampai berapa lama kedua anak buahmu itu akan membuang
waktuku yang berharga?
Micha meringis sambil berusaha menahan sakit. Benda yang
kauinginkan berada di tempat yang sangat rahasia dan berbahaya.
Mana mungkin dua orang manusia dapat mengambilnya semudah itu.
Bahkan sejujurnya aku sendiri tidak yakin mereka masih hidup hingga
sekarang. Jika kau memang hebat mengapa tidak kau saja yang
mengambilnya sendiri
Disindir begitu rupa menyebabkan Awhair menjadi sangat
marah dan meraung keras, Jika seandainya saja si keparat Agaril

tidak bersembunyi di dalam liang yang sempit tentu saja aku sudah
dapat menghancurkan tubuhnya dan mengambil benda yang
kuinginkan. Sudah cukup aku mengasihani klanmu yang lemah ini.
Mulai besok jika aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan maka
10 orang manusia akan menjadi santapan bagi makan siangku.
Awhair lalu mencampakkan Micha yang terluka berat ke lantai dan
berniat menginjaknya hingga hancur tetapi hujan panah api langsung
menghentikan perbuatannya.
Serangan! Kita diserang! Teriak Pasukan Naga Langit. Awhair
beserta pasukannya segera terbang ke langit untuk dapat melihat
dengan lebih jelas namun sekelebat bayangan muncul secepat kilat
dan menyerang. Tiga Pasukan Naga Langit langsung tumbang dan
jatuh ke bawah dalam sekali serang. Awhair terkejut setengah mati
menyaksikan makhluk yang menyerang mereka adalah juga seekor
Naga yang berwarna hijau cemerlang seperti zamrud. Dialah Raja
Naga Hutan, Greenhost dan di belakangnya kini telah ada puluhan
naga hijau lainnya yang siap untuk bertempur.
Sementara itu, Micha dan manusia manusia Klan Al-star
tengah berusaha menyelamatkan diri dari amukan api maupun hujan
naga yang berjatuhan dalam keadaan tewas dari langit. Mereka semua
dapat mendengar raungan kematian dan keributan besar terjadi di
langit yang menandakan adanya perang hebat di sana tetapi asap
tebal menghalangi pandangan mereka ke atas. Untunglah tak lama
kemudian muncullah para peri yang menggiring mereka ke tempat
yang aman.
Ayah! Teriak Missa sambil tertarih - tatih memeluk ayahnya,
Untunglah ayah tidak apa apa.
Micha tersenyum bahagia ketika melihat putri tunggalnya juga
masih hidup dan tidak terluka kecuali kaki Missa yang masih sakit
karena terkilir. Lau Micha memandang kepada Therick, Jenderal Peri
yang memimpin penyelamatan ini. Terima kasih atas bantuanmu,
saudaraku.
Therick balas memandang Micha tanpa ekspresi apa apa
sambil menjawab, Jangan berterima kasih kepadaku, ketua bahkan
sejujurnya anda terlalu cepat untuk berterima kasih. Lalu Therick
mengganggukkan kepala kepada prajuritnya yang dengan segera
langsung mengerti apa yang diinginkan oleh Sang Jenderal. Dua
prajurit dengan sigap langsung maju ke depan dan menyergap Missa
lalu mengikatnya dengan tali.
Apa yang kau lakukan? Tanya Micha panik melihat putrinya
disergap dengan kasar dan diikat begitu saja seperti hewan.

Maaf, kami terpaksa melakukan ini. Nyawa kalian cukup


berharga untuk ditukar dengan Jubah Holy Light sendiri, Jawab
Therick tanpa emosi.
Pertempuran di langit sendiri tidak dapat diindari. Pasukan
Naga Hutan menyerang Pasukan Naga Langit dengan kekuatan penuh
dan korban pun berjatuhan di kedua belah pihak dengan cepat. Yang
paling banyak menghabisi lawan tentu saja kedua Pemimpin naga
yang bernama Greenhost dan Awhair. Keduanya diliputi hawa
membunuh yang sangat kental. Awhair menghembuskan angin badai
dari moncongnya maka naga naga hutan yang berada di hadapannya
pun akan langsung tercabik cabik tanpa ampun sementara itu
Greenhost juga menyemburkan cairan hijau dari moncongnya maka
para lawannya pun akan melepuh keracunan hingga tewas. Akhirnya
kedua naga itu pun saling berhadapan satu sama lain.
Bab 21. Badai Angin Melawan Inti Racun
By: Junaidi Halim

Mati kau, Greenhost! Teriak Awhair penuh kemarahan sambil


menyemburkan badai berkekuatan penuh dari moncongnya, Jangan
mimpi bisa berebut Jubah Holy Light dengan diriku! Kekuatan penuh
Awhair memang sangat mengerikan. Udara di langit tiba tiba
bergesekan dengan kencang dan mulai berputar membentuk badai
topan yang luar biasa. Awhair tahu pasti bahwa Raja Naga Hijau
Greenhost sama sekali tidak boleh diremehkan. Kekuatan Pemimpin
Naga hijau ini hanya berada setingkat di bawah Agair, induk Awhair
dan kemungkinan besar berada jauh di atas Awhair sendiri. Oleh
karena itu keputusan terbaik yang dipunya Awhair untuk dapat
menang hanyalah mengerahkan kekuatan terbesar pada serangan
pertama agar Greenhost tidak memiliki kesempatan untuk balas
menyerang.
Topan badai pun membentuk gulungan yang menyeret dan
mencabik cabik Pasukan Naga Hutan yang berada di sekitar
Greenhost. Raungan keras sungguh memilukan. Greenhost sendiri
setengah mati berusaha untuk melawan namun badai itu begitu kuat
sehingga akhirnya ia pun harus terseret hingga menghantam gunung
batu hingga runtuh. Awhair yang melihat kesempatan terbuka lebar
segera terbang dengan kecepatan penuh untuk langsung menghabisi
Greenhost dengan cakarnya sendiri. Tetapi ia langsung menghentikan
langkah dan berbalik menghindar. Semburan cairan hijau pekat
menyembur dari balik runtuhan batu dan mengarah kepada Awhair.
Cairan itu melumerkan apa saja yang terkena olehnya. Batu karang
yang keras pun meleleh jadi lumpur mendidih dalam sekejap yang
menunjukkan betapa luar biasa kekuatan racun yang terkandung di

dalam cairan yang disemburkan Greenhost. Awhair sempat


menghindar namun beberapa naga naga langit lainnya tidak. Mereka
pun berjatuhan dengan tubuh berasap dan meleleh seperti habis
disiram lahar panas.
Greenhost pun bangkit dari timbunan batu dan menyemburkan
kembali racun ke arah Awhair dan anak buahnya. Awhair segera
menghembuskan badai untuk membuyarkan semburan cairan beracun
itu. Tetapi sungguh mengherankan, cairan itu tiba tiba mengeras dan
menjadi seperti anak panah yang tidak dapat diombang ambingkan
oleh angin badai sekalipun. Cairan yang keras seperti es beku itu pun
menusuk tubuh Awhair dan anak buahnya. Awhair menjerit ketika
merasakan racun dingin itu menjalar di peredaran tubuhnya dan mulai
membekukannya dari dalam.
Jurus inti racun panas dan dingin. Jangankan kau, bahkan
ayahmu sendiri saja sulit untuk menghadapi racunku. Greenhost
tertawa buas, Sekarang nikmatilah racun itu membekukan tubuh
kalian secara perlahan lahan.
Awhair masih berusaha bertahan di udara sementara anak
buahnya mulai tumbang satu persatu dalam keadaan membeku.
Awhair tahu jelas bahwa ia juga tidak dapat bertahan lama jika
racunnya tidak segera dikeluarkan maka ia pun mulai terbang
menghindar untuk sementara waktu. Tapi Greenhost bukan lah tipe
Naga yang suka membiarkan lawannya pergi. Mengampuni bukanlah
sifat yang dimiliki oleh Bangsa Naga. Awhair yang menyaksikan
dirinya dikejar sudah dapat memastikani bahwa nyawanya sudah tidak
dapat dipertahankan lagi maka ia pun memusatkan semua energinya
untuk satu serangan terakhir.
Greehost, mari kita menghadap sang pencipta bersama
sama! Raung Awhair yang dengan kekuatan penuh melepaskan
serangan badai terakhirnya. Greenhost yang sudah terlalu dekat
dengan lawannya tidak dapat menghindar lagi dan serangan itu
menghantam dirinya dengan telak Satu satunya hal yang dapat
dilakukan Greenhost adalah ikut menyerang dengan semburan inti
racun dinginnya yang langsung menusuk leher Awhair hingga tewas.
Namun walau begitu kekuatan badai Awhair sama sekali tidak
melemah bahkan semakin kuat karena putra Agair ini memang
bertekad membawa lawannya kepada kematian bersama dirinya.
Kedua pemimpin naga itu pun terseret badai entah kemana hingga
lenyap tak berbekas.
Therick dan pasukan peri tidak begitu memperhatikan
pertarungan di atasnya. Ia hanya sibuk mengkomando pasukan peri
untuk memusnahkan jasad Naga Hutan dan membiarkan jasad Naga
langit. Ayo! Jangan tinggalkan jejak sekecil apapun bahwa kita atau
pun Naga Hutan pernah berada di tempat ini. Biarkan dunia mengira

bahwa Naga Langitlah yang berulah dan telah mendapatkan Jubah


sakti dari semua kehancuran ini. Ayo! Kita harus segera pergi
secepatnya!
Jenderal Therick, bagaimana anda bisa yakin manusia bernama
Jack itu telah mendapatkan Jubah sakti? Jika ia tewas dalam usaha
mencari jubah itu , bukankah usaha kita untuk menangkap Klan ini
menjadi sia sia? Tanya seorang prajurit peri.
Belum sempat Therick berkata kata, seorang penyihir
berpakaian hitam telah muncul di hadapan para peri. Ia tahu hal itu
karena aku yang memberitahunya, bukan begitu, Therick? Penyihir
bernama Lexus itu pun tertawa dengan riang.
Sementara itu seluruh manusia Klan Al-star yang masih hidup
telah dimasukkan ke dalam kotak keruji dari baja dalam keadaan
terikat. Mereka tertunduk lesu menjadi tawanan para peri tanpa
mengetahui nasib buruk apa yang akan menimpa mereka. Dan Missa
tentu saja masih belum juga mengetahui keberadaan Jack hingga kini.
Bab 22. Pertempuran di Utara (1)
By: Junaidi Halim

Jack berlutut di hamparan es yang membekukan tepat di luar


Gerbang Pertahanan Kerajaan Sihir. Seluruh tubuh Jack diikat oleh
rantai sihir yang kuat dan dimanterai oleh Ratu Sihir Divaril sendiri. Di
belakangnya berdiri ratusan penyihir yang siaga dengan tongkat
mereka masing masing untuk mencegah Jack melarikan diri.
Sementara itu Para Jenderal Bangsa Penyihir, Tyrail si biru, Virail si
merah, Algrin si perak, Alphone si emas dan akhirnya Ratu Divaril
berdiri di samping Jack. Pandangan mata mereka menunjukkan
kecemasan yang luar biasa ketika tiupan angin dingin mulai bergejolak
tidak normal. Dari kejauhan segerombolan makhluk besar
berdatangan dengan menumpang kekuatan badai es. Itulah Bangsa
Naga Es. Seekor Naga paling besar terbang mendekat sementara naga
lainnya yang berjumlah 30 40 ekor menahan laju mereka sehingga
tercipta jarak 20 30 meter panjangnya. Apa yang sebenarnya
terjadi? Apakah Bangsa penyihir yang semula ingin bekerja sama
dengan Jack malah berbalik mengkhianatinya?
Akhirnya kau berhasil juga, budak sihirku! Desis Artix, Raja
dan pemimpin Bangsa Naga es dari utara. Setiap hembusan nafasnya
sangat membekukan dan ucapannya begitu mengerikan. Itulah Naga
Utama dari Bangsa Naga Es, Artix. Jadi tunggu apa lagi, serahkan
Jubah Holy Light kepadaku!

Oh, yang mulia Artix. Naga yang keperkasaan nya sungguh


luar biasa, tanpa tanding dan tidak terbatas. Kami sudah mendapatkan
jubah itu tetapi kami memiliki sedikit masalah, Ratu Divaril
memberanikan diri untuk bicara.
Cukup basa basimu, ratu rendahan. Aku tidak punya waktu
cukup untuk mendengar bualan omong kosong ini. Masalah apa?
Raung Artix tidak sabaran.
Jubah yang kau inginkan berada di dalam tubuh manusia yang
bernama Jack ini dan kami tidak memiliki cara untuk dapat
mengeluarkannya dari sana, Jawab Divaril sambil berlutut
menyembah dengan tubuh gemetar. Hal ini juga langsung diikuti oleh
seluruh prajurit dan jenderal penyihir yang ada di sana. Mereka semua
berlutut dengan menggigil entah karena takut ataupun karena
dinginnya badai salju.
Artix meraung ganas penuh kemarahan. Jadi manusia lemah
ini telah mengambil jubah yang seharusnya jadi milikku? Sungguh
tidak sayang nyawa. Maka aku tidak punya pilihan selain membunuh
dan mengambil jubahnya. Kau akan bernasib sama seperti Agaril,
Kata Artix penuh dengan anda ancaman. Maka Artix pun berniat
membuktikan kata katanya. Ia langsung mengarahkan cakarnya
yang sekuat gunung es ke arah Jack.
Sekarang! Teriak Jack.
Artix terkejut mendengar teriakan itu dan lebih terkejut lagi
karena Divaril dan penyihir lainnya langsung bangkit untuk balik
menyerang diri Artix. Rantai sihir yang semula mengikat Jack kini
melayang ke udara dan berusaha membelit artix. Sementara api, kilat,
cahaya dan berbagai elemen sihir lainnya telah dilontarkan ke arah
Artix dengan kekuatan penuh. Kulit Bangsa memang sangat tebal dan
kuat sehingga kebanyakan sihir tidak dapat menembusnya tetapi jika
ratusan penyihir melakukan serangan secara serentak, pertahanan
sekuat apapun pasti akan merasakan efeknya. Artix yang memiliki
kulit sekuat gunung es pun harus merasakan sakit akibat serangan ini
namun bukan Naga Utama namanya jika ia dapat begitu saja
ditaklukkan. Artix meraung keras dan sekejap kemudian naga naga
es lain yang menunggu di belakang serentak maju menyerang.
Majulah pasukanku! Perintah Ratu Sihir Divaril. Maka ratusan
prajurit lain yang bersembunyi di balik gerbang pertahanan pun
memunculkan diri sambil melakukan serangan api dari jarak jauh.
Maka tidak lama kemudian hujan salju pun berganti dengan hujan api
sihir ke arah kerumunan Naga Es yang bergerak maju. Hujan api yang
begitu rapat mustahil dapat dihindari oleh Naga Es yang bergerak

mendekat tetapi walau begitu hanya dapat sedikit menggores kulit


luar mereka saja.
Jack yang melihat bahaya yang datang segera maju menyerang
bersama dengan para penyihir lainnya. Sementara Artix untuk
sementara dihadapi oleh 5 penyihir terkuat: Ratu Divaril, Tyrail, Virail,
Algrin dan Alphone sendiri. Rantai sihir Divaril telah berhasil mengikat
moncong Artix agar tetap terkatup. Dengan begitu Artix tidak dapat
menyemburkan es dari mulutnya yang merupakan senjata maha
dashyat. Namun Naga memiliki senjata lain yang juga mengerikan
yaitu cakar dan lecutan ekornya yang seperti halilintar. Hal ini lah
yang membuat kelima penyihir kerepotan apalagi rantai Divaril mulai
retak akibat desakan kekuatan Artix yang terus memberontak untuk
lepas. Jika rantai itu sampai hancur sebelum Artix dilumpuhkan maka
bencana besar yang menelan banyak korban tidak dapat dielakkan
lagi. Akankah Bangsa Penyihir musnah karena hal ini?
Sementara di pihak lain Jack beserta ratusan penyihir maju ke
depan untuk menghadang laju Naga Es yang mendekat untuk
menolong Artix. Sungguh mengherankan Jack sama sekali tidak
membawa senjata untuk menghadapi Naga. Apalagi ia terus berlari
paling depan. Taktik apa yang sebenarnya sedang mereka rencanakan
untuk menghadapi naga- naga ganas ini?
Naga naga itu tidak takut dengan hujan api yang diluncurkan oleh
para penyihir bahkan mereka balas menyerang dengan semburan es
yang membekukan. Pada saat itulah Jack menjalankan rencananya.
Sekonyong konyong Jack tanpa takut menerjang semburan es itu.
Sungguh perbuatan nekat dan tolol bagi makhluk apapun untuk
melakukan hal ini karena semburan es naga bahkan mampu
membekukan lahar panas sekalipun. Tapi semuanya jadi berbeda
karena Jack memiliki Jubah Sakti Keyakinan yang mampu
menghadang serangan es sehebat apapun asalkan ia memiliki
keyakinan untuk melakukannya. Maka tidak heran Jubah itu
dinamakan Jubah Keyakinan.
Semburan es yang bergulung gulung tidak menyurutkan keberanian
dan keyakinan Jack. Dari keyakinan itu pun timbul kekuatan cahaya
yang berasal dari Jubah sakti. Cahaya itu pun membentuk kubah besar
dan menjadi perisai bukan saja hanya untuk Jack tetapi juga untuk
penyihir penyihir di belakangnya. Melihat mereka terlindungi dengan
baik maka bangkitlah semangat tempur seluruh penyihir. Tanpa ragu
mereka maju ke depan dan melontarkan sihir terkuatnya. Sementara
di pihak lawan mulai kalang kabut menyadari posisi mereka sangat
terdesak karena mereka terus mendapat serangan sihir sementara
serangan es mereka dapat dengan mudah ditahan oleh Jubah
Keyakinan. Namun mimpi buruk Pasukan Naga Es ini belum berakhir
karena Jubah Keyakinan tiba tiba memancarkan cahaya yang
meyilaukan dan membutakan mata setiap lawannya. Kehilangan daya

serangan jarak jauh, terus mendapat serangan sihir dan kini malah
dibutakan oleh lawan. Pasukan Naga Es benar - benar tidak mengira
mereka akan dapat dikalahkan begitu cepat.
Bab 23. . Pertempuran di Utara (2)
By: Junaidi Halim

Jatuhkan dia! Rantaiku sudah tidak dapat menahan


moncongnya lebih lama lagi, Teriak Ratu Divaril sambil meringis
kesakitan karena getaran pada tongkatnya semakin keras. Cahaya
Tongkat Putih Ratu Divaril semakin meredup bersamaan dengan
retaknya rantai yang digunakan untuk mengekang mulut Sang Naga Es
Utama Artix yang mengerikan.
Phoenix-Amatera! Teriak Virail merapal manteranya. Tongkat
merah Virail pun mengeluarkan Phoenix api yang merupakan jurus
andalan Penyihir Merah ini. Namun Artix juga bukan Naga lemah yang
tidak berdaya. Walau moncong Artix masih terkunci, kibasan sayapnya
sudah mampu menciptakan angin dingin yang seakan akan
membentengi sekujur tubuhnya. Serangan Phoenix Amatera Virail pun
gagal total dan lenyap ketika membentur benteng angin yang dibuat
Artix.
Cecillum! Teriak Algrin dan seketika itu juga ribuan jarum
perak meluncur deras ke arah Artix. Lagi lagi Artix menciptakan
benteng angin dengan kepakan sayapnya dan kelihatan jarum jarum
perak kecil itu akan lenyap terbawa angin. Namun Artix salah
perhitungan dan melupakan penyihir yang lainnya. Laprica Guermos!
Teriak Alphone meluncurkan mantera sihirnya. Dari tongkat emasnya
mengeluarkan cahaya yang meledak ledak di sekitar tubuh Artix.
Ledakan itu menciptakan ruang hampa yang tidak terlindungi benteng
angin Artix dan daerah itulah yang diserang oleh jarum perak Algrin.
Kekompakan Algrin dan Alphone membawa hasil. Jarum
jarum perak berhasil menancap di kulit Artix dan sekilas keliatannya
tidak membawa efek apa apa. Tetapi sedetik kemudian jarum itu
mengeluarkan kilat berwarna ungu yang langsung menghajar seluruh
tubuh Artix. Karena menahan sakit yang luar biasa malah
menyebabkan Artix meraung kencang sehingga rantai yang membelit
moncongnya pun hancur seketika. Ratu Divaril yang sihirnya terkait
langsung dengan rantai itu menerima sentakan energi balik yang luar
biasa sehingga ia pun terlontar ke belakang sembari menerima luka
dalam yang tidak ringan. Artix menjadi sangat marah sehingga ia
langsung berniat menggunakan Jurus Semburan Es Abadi tahap
pertama.

Mengetahui senjata utama lawannya telah siap dilontarkan,


Tyrail nekat mengambil resiko dengan melontarkan jurus sihirnya.
Dust-Alunian! Seru Tyrail dan debu debu es pun langsung
menyelimuti moncong Artix yang kemudian berubah menjadi lapisan
es tebal. Lapisan es Tyrail menutupi seluruh moncong Artix sehingga
sepertinya mampu menutupi jalan keluar Jurus Semburan Es Abadi
tapi sayangnya kekuatan semburan Artix bertenaga ledak yang luar
biasa. Lapisan Es Tyrail langsung rontok seketika dan gelombang
dingin langsung mengarah tepat kepada dirinya.
Awas Tyrail! Teriak Virail, Fleira-Cesta! Virail mengeluarkan
jurus bola apinya di depan Tyrail dengan harapan dapat menghentikan
Semburan Es itu membekukan adiknya. Tapi Jurus Virail hanya dapat
menahan 30 persen Jurus Artix. Untungnya di saat bersamaan Alphone
menggunakan jurus Ledakan Cahaya Emas, Laprica Guermos sehingga
mampu mengurangi 30 persen lagi jurus Artix. Tyrail sendiri juga
cukup sigap untuk mengeluarkan jurus sihir Ledakan es, Osen-Chilica
untuk membuat benteng pertahanan di hadapannya untuk menahan
Semburan Es Abadi yang tersisa 40 persen itu. Namun benteng yang
terbentuk oleh jurus ledakan es Osen Chilica pun tetap hancur
berantakan ketika bersentuhan dengan energi semburan es Artix.
Jurus itu hanya dapat menahan 30 persen serangan Artix sementara
10 persennya lagi dengan telak menghantam tubuh Tyrail.
Algrin segera menopang tubuh Tyrail agar tidak terlontar jauh ke
belakang. Namun tubuh gadis itu sudah menggigil kedinginan dan
wana kulitnya mulai membiru sebagai tanda menderita kebekuan
hebat. Untunglah serangan es Artix sudah berkurang hingga tinggal 10
persennya saja, sungguh tidak dapat dibayangkan akibatnya jika ada
yang menerima serangan itu hingga 100 persen.
Artix tampaknya tidak senang melihat serangannya sama sekali tidak
mendatangkan korban jiwa. Ia pun menggeram marah, Jadi kalian
pikir kalian bisa mempercundangi Raja Naga Es, Artix! Akan
kutunjukkan jurus pembekuan yang sebenarnya. Jurus Semburan Es
Abadi Tahap Dua! Artix meraung sambil bersiap melontarkan
jurusnya.
Wajah kelima penyihir itu pun langsung berubah menjadi pucat
membayangkan kehebatan jurus tahap dua Artix. Jika tahap
pertamanya saja sudah sedashyat sebelumnya, seperti apakah jurus
tahap keduanya?
Bab 24. Formasi Lima Warna
By: Junaidi Halim

Bentuk Formasi! Perintah Ratu Divaril sambil mengayunkan


tongkatnya lalu menancapkan dengan keras ke tanah. Sebuah
lingkaran cahaya berdiameter 5 meter segera terbentuk di atas tanah
bersalju dengan Ratu Divaril sendiri sebagai pusatnya. AndromedaInxalis! Seru Sang Ratu dan tiba tiba dari udara terbentuklah rantai
api raksasa yang sangat panjang. Rantai itu langsung bergerak lincah
dan mengitari tubuh Artix, berusaha untuk dapat mengikat
moncongnya kembali. Namun Artix bukanlah Naga dungu yang bisa
terjebak dua kali. Artix memanfaatkan ekornya yang kuat untuk
beradu dengan ujung rantai api itu. Lecutan keras yang berkekuatan
badai es sudah cukup ampuh untuk membuyarkan sihir rantai api Ratu
Divaril. Namun Mata Artix terbelalak ketika menyadari rantai api itu
hanyalah pengalih serangan. Serangan sebenarnya baru saja akan
dilontarkan.
Kurang ajar! Terima Semburan Es Abadi Tahap Dua milikku
ini! Teriak Artix. Setelah itu sebuah gelombang dingin maha dashyat
pun meluncur keluar dari moncong sang naga. Sementara itu kelima
penyihir berkumpul di tengah lingkaran yang dibuat Ratu Divaril dan
saling menyatukan ujung tongkat mereka. Sebuah cahaya warna
warni tercipta dari perpaduan kelima tongkat sihir itu dan
mengeluarkan energi dashyat. Menyadari gelombang es yang dashyat
sudah dilontarkan oleh Artix maka kelimanya pun mengeluarkan
senjata pamungkas mereka, Jurus Sihir Formasi Lima Warna.
Cahaya yang terdiri dari lima warna yaitu putih, merah, biru,
perak dan emas pun meluncur dengan kekuatan dsahyat. Energi
mereka saling berpadu dan melengkapi sehingga dari lima orang
penyihir mampu menghasilkan energi sihir sempurna sekuat gabungan
sepuluh orang penyihir. Kekuatan itulah yang akan segera
berhantaman dengan Semburan Es Abadi Tahap Dua milik Artix. Kedua
kekuatan dashyat itu pun saling beradu dan meledak dengan kekuatan
luar biasa di angkasa. Tapi sungguh sial bagi kelima penyihir karena
kekuatan Semburan Es Abadi Tahap Dua tidak sama bentuknya seperti
Tahap Pertama. Di dalam energi terdapat energi, itulah rahasia
Semburan Es Abadi Tahap Dua. Maka ketika beradu kekuatan dengan
Sihir Formasi Lima Warna hanya energi luar dari Semburan Es Abadi
yang berhasil ditahan namun energi di dalamnya terus meluncur deras
menuju ke arah lima penyihir yang masih berada di dalam lingkaran.
Celaka! Teriak Ratu Divaril yang menyadari sebuah energi
dingin yang dshyat masih terus meluncur ke arah mereka. Namun
tidak ada yang dapat mereka lakukan. Kekuatan sihir kelimanya sudah
terkuras habis untuk melancarkan serangan terakhir. Maka yang dapat
dilakukan Sang Ratu hanya terbang ke atas menyongsong energi es
dashyat dengan tubuhnya sendiri.

Tidak! Teriak Virail yang berusaha menghentikan ibunya


tetapi Algrin dengan sigap memegangi tuan putrinya agar tidak
menyusul kematian bersama sama dengan sang ratu. Demikian juga
dengan sekuat tenaga memeluk Tyrail yang hendak melompat ke arah
ibunya. Kedua gadis itu pun berteriak sambil menangis kencang
melihat ibunya memutar mutar tongkatnya untuk mengusir energi
dingin yang menyerangnya dari segala arah.
Penyihir bodoh. Apa kau pikir tubuhmu yang lemah itu dapat
mengalahkan energi es abadiku yang dashyat itu? Ejek Artix.
Aku memang tidak dapat mengalahkan energi ini tapi aku
dapat menyerapnya untuk menghancurkanmu, naga jahat! Teriak
Divaril sambil merenggangkan seluruh tubuhnya. Seketika itu juga
semua energi dingin terhisap masuk ke dalam tubuh Divaril lalu
dengan semua kekuatan tersisa di berada dalam tubuhnya, Sang Ratu
mati matian menekan inti energi itu. Matilah kau, naga busuk! Maki
Divaril yang terbang meluncur deras ke arah Artix.
Artix yang tidak waspada tidak dapat melindungi dirinya
sendiri lebih lanjut. Divaril pun melesat menuju ke arah jantung sang
naga dan meledakkan inti energi yang terdapat di dalam tubuhnya.
Seketika itu juga ledakan energi dingin yang dashyat pun terjadi di
dada Artix. Ledakan yang mampu membuat Artix terpental jauh dan
memuntahkan darah segar dari moncongnya sekaligus menghacurkan
jasad Sang Ratu hingga tak bersisa sedikit pun.
Bab 25. Semburan Es Abadi Tahap Tiga
By: Junaidi Halim

Kubunuh kau, Naga jelek. Akan kubuat tubuhmu hancur lebur


hingga tak bersisa! Teriak Virail dengan kemarahan bercampur
kesedihan yang amat sangat.
Dengan menggunakan jurus teleport singkat, Virail sudah berpindah
tempat ke dekat Artix dan meluncurkan jurus bola api, Fleira-Cesta
nya. Bola bola api pun berhamburan dari tongkat merah Virail tanpa
memperdulikan pemiliknya yang mulai kehabisan energi.
Hentikan, kakak! Kau akan melukai dirimu sendiri! Teriak
Tyrail dari kejauhan dan kekuatiran Tyrail semakin menjadi jadi
ketika melihat tubuh Artix bergerak bangkit akibat panas yang
menghajar tubuhnya. Kebangkitan Artix yang tiba tiba menyebabkan
Virail terkejut dan ia mendadak menjadi terpaku karena aura

kemarahan yang dipancarkan sang Naga begitu menggelora. Artix


memandang Virail sekilas lalu melecutkan ekornya yang mampu
membelah gunung ke arah sang gadis penyihir itu.
Shielding Amos! Teriak Alphone yang tiba tiba saja muncul
di sebelah Virail. Ia menggerakkan tongkatnya dengan cepat dan
membentuk perisai keemasan yang berkilauan menyelimuti mereka
berdua. Ekor Artix pun menghantam perisai emas itu dengan kekuatan
sekuat halilintar. Cahaya emas itu pun berpencaran namun masih
tetap dapat bertahan meskipun Alphone yang menyihir perisai itu
sempat memuntahkan darah segar dari mulutnya akibat adu kekuatan
yang terlalu dipaksakan. Namun perisai itu tidak bertahan untuk
waktu yang lama karena cakar Artix menyusul menyerang dan
menembus perisai pertahanan Alphone. Pria malang itu pun langsung
tercabik cakar sang naga hingga tewas.
Virail sempat menghindar dengan cara teleport jauh ke
belakang ketika serangan lecutan ekor Artix menghantam perisai sihir
Alphone. Namun ketika melihat cakar Artix mencabik Alphone maka
hancur jugalah hati Virail sehingga ia pun langsung jatuh terduduk
dengan tatapan mata kosong. Bibirnya bergetar menahan perasaan
yang campur aduk di hatinya. Percuma saja Tyrail dan Algrin berusaha
menyeret Virail untuk menghindar sementara Artix sudah terbang
mendekat kembali sambil siap meluncurkan serangan berikutnya,
yaitu Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang merupakan jurus terkuat
Artix dan sudah melegenda di dunia ini.
Suhu udara di arena pertarungan tiba tiba menurun dengan
sangat cepat mendekati titik beku. Ada suatu energi luar biasa yang
mampu membuat alam seakan kehilangan daya kekuatannya. Energi
dashyat yang siap dikeluarkan untuk menghancurkan lawannya. Jurus
Semburan Es Abadi Tahap Tiga milik Artix sudah siap untuk
dimuntahkan. Terima ini, makhluk lemah! Matilah kalian semua! Seru
Artix sembari mengeluarkan jurus terdashyatnya. Tanah yang
diselimuti es tiba tiba meledak hancur lebur dan udara dingin
menderu keras. Sebuah gelombang dashyat meluncur secepat ayunan
arit maut Sang Dewa Kematian. Angin dingin dan batu batuan es ikut
tergulung oleh gelombang dingin maha dashyat yang menuju ke arah
para penyihir itu.
Tyrail, Virail dan Algrin sudah menutup mata karena tidak
tahan menyaksikan kedashyatan gelombang dingin yang akan
menelan mereka. Ledakan hebat pun terjadi. Ketiga penyihir itu
terlontar jauh ke belakang sambil memuntahkan darah segar dari
mulutnya tetapi ajaibnya mereka masih tetap dapat hidup. Seorang
pria berdiri menghadang jurus terdashyat Artix sebelum jurus itu
sempat menghantam ketiga penyihir itu. Pria yang mengenakan jubah
seterang matahari, Jubah Keyakinan. Seorang Pria bernama Jack.

Jack sendiri merasa tubuhnya habis dihantam oleh sebuah palu


raksasa. Kepalanya terasa berkunang kunang dan tubuhnya mati
rasa akibat dingin yang menyerang tiba tiba. Jubah Keyakinan
sebenarnya sudah menyerap hampir 90 persen lebih kekuatan Jurus
Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang diuncurkan Artix tetapi sisa sisa
kekuatannya tetap dapat menghajar Jack dan ketiga penyihir lainnya
dengan cukup telak.
Kau! Seru Artix terkejut karena menyaksikan manusia yang
memakai Jubah Keyakinan dapat menghalau jurus terkuatnya. Artix
menoleh sekilas ke arah para prajurit Naga yang dibawanya serta ke
dalam pertempuran ini. Ia baru menyadari bahwa sebagian besar
prajuritnya telah tewas dan sisanya mulai kocar kacir melarikan diri.
Hanya dirinya yang tersisa melawan Jack dan seluruh Bangsa Penyihir.
Hentikan semua ini, Artix! Kau sudah kalah perang! Seru Jack.
Bunuh dia, Jack, Rintih Virail dari kejauhan, Jika kau tidak
membunuhnya sekarang maka dia akan kembali lagi sambil membawa
ratusan anak buahnya. Saat itu mustahil kita bisa menang kembali.
Artix tertawa keras. Gadis pintar. Benar sekali, hei, manusia
kerdil bernama Jack. Adalah suatu kesalahan besar jika kau hendak
melepaskan aku hari ini. Tetapi siapa bilang aku bermaksud lari. Hari
ini kalian semua yang akan kujadikan santapan beku bagi anak
buahku. Jangankan Bangsa Penyihir, walaupun seluruh bangsa
menghadapi aku saat ini maka aku tidak akan mundur, Kata Artix
yang kemudian bersiap siap meluncurkan serangan jurusnya
kembali.
Jack menjadi ragu. Setiap kali ia menerima serangan Artix
maka tubuhnya menjadi semakin lemah saja. Walau ia memakai Jubah
Keyakinan yang mampu menyerap energi serangan lawan hingga 90
persen bahkan hampir mendekati 100 persen sekalipun, tapi tanpa
memiliki kekuatan serangan balik, Jack tetap tidak dapat
memenangkan pertempuran ini. Apa gunanya terus bertahan tanpa
dapat menyerang? Jack terus berpikir keras mencari jalan keluar
tetapi lawan tentu saja tidak akan menunggunya hingga mendapat ide.
Gelombang dingin yang luar biasa dari Semburan Es Abadi Tahap Tiga
kembali menyerang Jack.
Tinjulah dia, Jack! Tinju sekarang! Suara itu terdengar dari
dalam hati Jack.
Jack terkejut setengah mati. Hatinya tahu ia harus segera
meninju tetapi pikiran nya mengatakan yang sebaliknya maka di saat
kritis Jack meninju dengan penuh kebimbangan. Hasilnya malah
sangat fatal bagi Jack sendiri. Cahaya pelindung dari Jubah Keyakinan

mendadak setengah berhamburan tidak jelas yang menunjukkan


buyarnya konsentrasi sang pemakai. Akibatnya energi serangan Artix
tidak terserap sempurna dan membekukan Jack seketika hingga ke
dalam organ organ tubuhnya yang paling vital. Jack sudah kalah.
Bab 26. Tinju Keyakinan
By: Junaidi Halim

Kau tidak percaya kepada-Ku, Jack. Jika kau meragukan Aku,


Sang Pencipta alam semesta maka siapa lagi yang akan kaupercaya.
Jubah itu bernama Keyakinan (Faith) bukan tanpa sebab. Yakinlah
Pada-Ku maka akan kuberikan kekuatan tanpa batas kepadamu,
Suara itu berbicara. Setiap kata demi kata membakar semangat Jack
dan perlahan lahan memulihkan kekuatan Jubah Keyakinan hingga
mencapai puncaknya. Cahaya pun memancar dengan sangat dashyat.
Artix yang tengah kegirangan melihat para penyihir berlarian
ketakutan menjadi terkejut setengah mati. Jack yang seharusnya
sudah mati karena dibekukan hingga ke organ vitalnya kini malah
memancarkan energi sedashyat dirinya bahkan mungkin lebih
daripada itu. Cahaya yang menyilaukan mata seekor naga sekali pun
memancar dari Jubahnya dan sekejap kemudian es yang membekukan
Jack pecah berantakan. Jack segera mengarahkan tinjunya ke arah
Artix. Mengetahui keadaan menjadi berbahaya, Artix pun langsung
meluncurkan kembali jurus terampuhnya, Semburan Es Abadi Tahap
Tiga. Dua kekuatan dashyat meluncur bersamaan di udara. Energi
yang satu berupa kumpulan cahaya yang membentuk bayangan
sebuah tinju raksasa berwarna keemasan sementara energi yang lain
berupa gelombang es yang bergulung gulung dan menghisap energi
dingin di sekitarnya untuk menambah kekuatan serangan. Tak Lama
kemudian keduanya pun bertubrukan dan mengeluarkan pancaran
energi yang luar biasa ke segala arah. Ledakan keras pun terjadi
hingga menggetarkan langit dan bumi.
Penyihir penyihir yang ahli dengan sigap melakukan teleport
untuk menghindar tetapi yang kurang ahli mau tidak mau terkena
imbas adu kekuatan Jack dan Artix. Banyak di antara Bangsa Penyihir
yang menderita luka dalam akibat terkena pancaran energi yang
terpencar ke mana mana. Jack dan artix sendiri yang berada paling
dekat terlontar jauh ke belakang. Artix menderita luka yang cukup
fatal akibat benturan energi ini namun Jack yang memakai Jubah
Keyakinan hanya menderita luka ringan. Tetapi nasib Jack tidak lebih
beruntung dibanding Artix karena sebelumnya ia sudah sempat
terkena jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga hingga membekukan
orang vitalnya. Walau nyawanya tidak melayang tetapi luka dalam

tubuhnya sama sekali tidak ringan. Baik Naga maupun manusia yang
tengah bertarung ini sudah sama sama terluka dan kelelahan.
Artix, tak disangka, kau akan dilukai oleh seorang pemuda dari
bangsa yang lemah, Desis Artix kepada dirinya sendiri, Jika hari ini
aku tidak membunuh pemuda itu maka sebaiknya aku berubah
menjadi seekor cacing. Lalu dengan susah payah, Artix berusaha
untuk bangkit kembali.
Jack yang terpental hingga menabrak gunung es pun segera
merangkak keluar. Ia juga belum mau menyerah begitu saja tetapi
seluruh tubuhnya terasa remuk. Yang paling parah adalah organ vital
dalam tubuhnya yang masih terasa membeku. Jantung, hati, paru
paru, lambung dan bahkan ususnya pun terasa tidak normal.
Semuanya terasa dingin dan seperti hampir kehilangan fungsinya. Jack
terbatuk pelan dan darah kering yang kental kehitaman terlontar
keluar dari mulutnya. Celaka! Sampai berapa lama lagi aku bisa
bertahan? Namun jika sudah sampai sejauh ini maka sebelum di
antara kami ada yang mati, pertarungan tidak mungkin dihentikan,
Desis Jack sambil menyeka darah kental di mulutnya dengan lengan
baju.
Kedua makhluk sekarat itu berjalan saling mendekat dengan
perlahan. Keduanya berkonsentrasi mengumpulkan semua energi
terakhir yang tersisa. Keduanya tahu akan batas kemampuan lawan
maupun dirinya sendiri. Energi mereka berdua hanya cukup untuk
melakukan satu kali serangan lagi. Kemenangan sangat tergantung
kepada seberapa dashyat serangan yang terakhir kali ini.
Iron Fist! Teriak Jack sambil mengayunkan tinjunya. Tidak ada
yang tahu selain Jack sendiri mengapa ia meneriakkan jurus tinju itu
dengan sebutan Iron Fist. Namun sejak itu sejarah, legenda dan mitos
dunia mencatat tinju yang diayunkan pemakai Jubah Keyakinan (Fatih
Armor) bernama Iron Fist.
Semburan Es Abadi Tahap Tiga, Seru Artix, Sang Naga Es
Utama yang menjadi Raja dari seluruh Bangsa Naga Es.
Kedua energi dashyat itu pun kembali memancar dan menderu
di udara, siap untuk saling beradu. Namun entah dari mana sebuah
makhluk hitam besar berotot setinggi 3 meter muncul di antara dua
energi yang akan segera berbenturan. Dengan gerakan santai makhluk
itu mengambil palu raksasa sepanjang 2 meter dari balik punggungnya
lalu mengangkatnya tinggi tinggi ke atas. Cahaya hitam tiba tiba
muncul di ujung palu raksasa itu dan menghisap habis kedua energi
lainnya yang diluncurkan Jack maupun Artix. Dalam waktu singkat
keadaan menjadi tenang kembali. Makhluk misterius itu hanya
tersenyum dan menurunkan palu raksasanya hingga menghantam
lantai es hingga retak. Jack dan Artix pun sungguh keheranan

memandang makhluk sakti apa lagi yang tiba tiba muncul di hadapan
mereka. Yang jelas dia bukan makhluk sembarangan hingga dapat
menahan dua serangan energi dashyat sekaligus.
Bab 27. Marmon, The Giant Hunter
By: Junaidi Halim

Apakah kau Naga Es Utama yang bernama Artix? Tanya


makhluk hitam besar itu, Oh, yah tentu saja kau pasti Artix. Bodoh
sekali aku ini. Naga Es terakhir yang tersisa di dunia pastilah Artix.
Lalu makhluk itu pun tertawa dengan nada mengejek.
Naga terakhir? Apa maksudmu? Tanya Artix dengan tatapan
tidak mengerti tetapi ia dapat merasakan ada sesuatu kejadian
mengerikan yang berhubungan dengan bangsanya. Artix dan Jack baru
menyadari bahwa ternyata makhluk itu membawa sebuah bungkusan
raksasa dari kulit yang tinggi nya mencapai 5-6 meter lebih sementara
panjangnya paling sedikit 8 meter. Karena terlalu terkejut akibat
kehadiran makhluk aneh itu, Jack sampai tidak memperhatikan adanya
bungkusan yang berbau darah itu.
Yah, naga es terakhir. Kurasa bungkusan hadiah yang
kusiapkan ini dapat menjawab pertanyaanmu, Jawab makhluk hitam
itu sambil mengayunkan palunya kepada bungkusan yang dibawanya.
Dalam sekejap bungkusan itu pun robek dan isinya berhamburan
kencang ke segala arah. Jack segera menghindar ke belakang begitu
melihat ratusan atau mungkin ribuan benda bulat putih seukuran
kepala manusia berhamburan keluar. Namun Artix tidak menghindar
sama sekali bahkan menjadi terpaku dan akhirnya menjerit dengan
luar biasa keras. Jeritan yang memilukan dari luka hati Raja Naga Es.
Jack pun baru menyadari benda apa yang kini berserakan memenuhi
tanah berlapis es itu, yang tak lain adalah ratusan bahkan mungkin
ribuan jantung dari naga es.
Rakyatku! Saudaraku! Anak anakku! Apa yang sudah
kaulakukan kepada mereka? Teriak Artix panik dan mulai mengamuk
karena marah bercampur sedih yang tidak tertahankan.
Kau masih bertanya? Bukankah sudah jelas kalau aku Marmon
The Giant Hunter telah membantai mereka? Tanya makhluk hitam
yang ternyata bernama Marmon itu dengan santai seakan akan
membunuh ratusan naga bukanlah hal aneh.
Marmon? Marmon satu dari tiga belas Zingamon? Desis Artix
seakan tidak percaya bahwa lawan di hadapannya adalah Marmon,

Jenderal tersohor dari Pasukan Kegelapan di bawah pimpinan Lord of


Darkness.
Benar! Zingamon yang adalah tiga belas Jenderal Utama
Pasukan Kegelapan dimana kekuatan kami hanya 1 tingkat di bawah
Lord of Darkness sendiri. Dulu kau dan naga utama lainnya, tujuh
Ksatria Utama Holy Light yang sekarang disebut The Keeper bahkan
seluruh bangsa bangsa pernah berhadapan denganku namun tidak
ada yang memiliki kekuatan cukup untuk membunuhku. Sungguh
kisah lama yang penuh dengan kejayaan seribu tahun lalu. Namun
sejak jatuhnya Sang Master Kegelapan, kami para Zingamon yang kini
hanya tersisa empat harus bersembunyi dan melarikan diri, Kata
Marmon sambil mengenang masa lalunya.
Penjahat tengik! Jika kau terus bersembunyi maka mungkin
nyawamu masih bisa diselamatkan namun karena kau sudah terlanjur
keluar maka aku sendiri akan menghabisimu saat ini juga! Teriak
Artix.
Kau mau menghabisi aku? Tanya Marmon dengan heran dan
tertawa terbahak bahak, Aku berani muncul kembali di dunia karena
aku yakin akan memperoleh kejayaan seperti dahulu lagi. Saat ini Para
Ksatria Holy Light sudah jatuh akibat melanggar perintah The One dan
dikutuk menjadi Keeper. Kekuatan mereka sudah jauh di bawahku.
Kelima Naga saling berebut kekuasaan dan sangat mudah diadu
domba. Hari ini aku akan kembali memulai mimpi buruk dunia dengan
membantai para naga utama satu persatu dan dengan jantung Orb
kalian maka aku dapat membebaskan Lord of Darkness.
Jangan mimpi! Teriak Jack,Aku tidak akan membiarkan orang
gila sepertimu membangkitkan kejahatan yang sudah lama terkubur.
Marmon mengalihkan tatapannya dari Artix kepada Jack.
Manusia pemberani yang ingin segera mati. Tidak banyak makhluk
kecil sepertimu yang berani berkata kata dengan Marmon. Namun
mata Marmon mendelik keheran dan berdesis, Jubah itu! Jubah Sang
Holy Light sendiri. Bagaimana mungkin?
Artix yang melihat keserakahan di mata Marmon segera
menghardik dan menyerang. Ingin berebut Jubah Keyakinan
denganku? Jangan mimpi, makhluk jahanam! Terima serangan jurus
Semburan Es Abadi Tahap Tigaku! Seru Artix.
Marmon hanya tertawa sambil mengayunkan palunya dengan
ringan saja namun energi yang tercipta dari ayunan itu begitu luar
biasa sehingga dapat membalikkan serangan Artix kepada dirinya
sendiri. Untung saja Artix cukup waspada sehingga dapat menghindar
tepat pada waktunya. Sekarang giliranku! Teriak Marmon sambil
mengarahkan ujung palunya ke arah Artix. Dari palu itu pun

mengeluarkan halilintar hitam berkekuatan teramat dashyat yang


dengan telak menghajar Artix. Walau kulit naga sangat tebal dan
dapat meredam sebagian besar sihir namun halilintar itu bukan
halilintar sihir biasa. Sekujur tubuh Artix langsung melepuh hebat dan
roboh seketika entah telah tewas atau hanya sekedar pingsan.
Marmon menggeleng gelengkan kepalanya tanda kecewa terhadap
kekuatan lawannya lalu ia mengarahkan pandangannya kepada Jack.
Sekarang giliranmu, manusia kecil. Serahkan jubah itu maka kujamin
kau akan mati cepat tanpa harus menderita, Kata Marmon sambil
tersenyum jahat.
Bab 28. Tiga Jurus Kegelapan Semesta
By: Junaidi Halim

Pertempuran dashyat pun kembali terjadi. Tetapi kini bukan


pertempuran antara Naga melawan Bangsa Penyihir. Tetapi
pertarungan antara Bangsa Penyihir melawan paling sedikit lima ratus
Pasukan Tengkorak yang tiba tiba muncul entah dari mana. Bangsa
Penyihir yang hanya memiliki sekitar tiga ratus prajurit tampaknya
akan sulit untuk dapat bertahan lama. Apalagi sebagian besar dari
mereka sudah terluka dan kelelahan akibat pertarungan sebelumnya
melawan Bangsa Naga. Namun apapun yang terjadi, para penyihir
tidak memiliki pilihan. Mereka harus bertarung atau mati.
Sementara itu, Jack menghindar dengan lincah sambil melompat
kesana kemari. Namun halilintar hitam itu terus saja menyambar dan
mengikuti kemana pun Jack menjejakkan kakinya. Walau sampai saat
ini ia bisa terus menghindari halilintar hitam yang dilontarkan Marmon
tapi entah sampai kapan ia bisa terus begini. Stamina setiap makhluk
memiliki batasan termasuk juga dengan Jack maka sambil terus
menghindar, Jack berusaha mencari celah untuk balik menyerang. Dan
saat itu pun tiba. Marmon tidak dapat membalikkan tubuhnya secepat
Jack karena ukuran tubuhnya yang mencapai 3 meter lebih. Oleh
karena itu Jack memanfaatkan kecepatan gerak dan putaran tubuhnya
untuk meraih keuntungan. Ketika Marmon masih menyerang ke satu
sisi, Jack sudah bergerak ke sisi lain dan seterusnya. Akibatnya
Marmon kehilangan fokus kepada musuhnya yang dapat bergerak
lincah ke segala arah. Jack seakan akan dapat menyerang dari kiri
maupun kanan bahkan dari atas maupun dari bawah. Marmon tidak
dapat menebak kapan saat yang tepat Jack benar - benar akan
menyerang dan dari mana arah serangan itu akan datang.
Iron fist! Teriak Jack dan sebuah tinju cahaya pun menyerang
dari arah belakang Marmon dengan kecepatan kilat. Marmon yang
menyadari datangnya bahaya namun tidak sempat berbalik lagi segera
mengangkat palunya. Tiba tiba sebuah gelombang pusaran hitam

terbentuk di udara dan energi tinju Jack terhisap ke dalamnya tanpa


tersisa. Jack yang masih terkejut menjadi lengah dan harus membayar
mahal kesalahan itu. Marmon yang telah menghisap energi tinju
cahaya Jack kini malah mengeluarkan energi balik berupa tinju hitam
yang sama kuat dengan Iron Fist milik Jack. Walau Jubah Keyakinan
dapat meredam sebagian besar benturan energi itu tetapi sudah cukup
untuk membuat Jack terpental dan muntah darah. Luka yang diderita
dari pertarungan sebelumnya kembali bertambah parah.
Tiga Jurus Kegelapan Semesta. Jurus itulah yang digunakan
Marmon dengan mengandalkan palu raksasanya. Jurus pertama adalah
Jurus Halilintar Hitam. Serangan ini mengandalkan kekuatan kilat
penghancur yang sangat kuat. Jurus Kedua adalah Jurus Pusaran
Gelombang Hitam. Jurus ini sebenarnya adalah jurus pertahanan
dengan menciptakan semacam lubang hitam yang mampu menghisap
semua energi serangan. Namun Marmon mengembangkan jurus ini
sehingga dapat menggunakan energi lawan yang dihisapnya untuk
balik menyerang. Jurus Ketiga adalah Jurus Melenyapkan Semesta.
Jurus yang ketiga ini adalah yang terhebat dan merupakan senjata
rahasia Marmon. Sedikit sekali makhluk yang masih dapat hidup
setelah terkena jurus ini. Oleh karena itu tidak banyak makhluk yang
tahu apa sebenarnya bentuk serangan maupun pertahanan dari jurus
yang ketiga ini.
Jack yang terluka berat berusaha untuk bangkit kembali. Tetapi
sedetik kemudian sebuah halilintar hitam menghantamnya dengan
telak. Jack yang berdiri saja sudah begitu sulit, tidak dapat
menghindar sama sekali. Ia terdorong ke belakang hingga 10 meter
lebih sebelum akhirnya menghantam dinding es yang telah membatu.
Jack kembali memuntahkan darah lebih banyak dari sebelumnya
sebelumnya akhirnya jatuh tertelungkup. Walau Jubah Keyakinan
sudah menyerap hampir semua energi halilintar hitam namun tetap
saja Jack merasakan seluruh tubuhnya kesakitan luar biasa. Tulang
tulangnya terasa ngilu dan kulitnya melepuh hebat.
Marmon pun melangkah mendekati Jack penuh kemenangan. Ia
hendak menghabisi Jack segera agar dapat mengklaim Jubah
Keyakinan bagi dirinya sendiri. Namun saat ia mengangkat palu
raksasanya tinggi tinggi agar dapat dihantamkan ke kepala Jack
sekuat tenaga, tiba tiba sebuah benda berat menghantam tubuhnya
hingga terpelanting ke samping. Marmon segera berdiri kembali
karena kemarahan yang luar biasa akibat diserang dari belakang. Dan
di hadapan Marmon muncul Artix yang telah bangkit kembali sambil
mengibas ngibaskan ekornya. Tubuh Artix memang hancur lebur dan
kemungkinan besar tenaganya telah terkuras tetapi mata Sang Naga
tetap penuh dengan semangat yang membara. Artix siap bertarung
hingga mati melawan Marmon.
Bab 29. Semburan Es Abadi Tahap Final

By: Junaidi Halim

Luar biasa, Artix. Rupanya kau masih bisa hidup setelah


terkena serangan halilintar hitamku. Sekarang mari kita lihat sampai
sebatas mana kekuatan tubuhmu, Ejek Marmon sambil mulai
mengayunkan palu raksasanya kembali ke angkasa dan menciptakan
sambaran halilintar berwarna hitam. Halilintar itu meluncur cepat ke
arah Artix namun tiba tiba saja sebuah cahaya terbentuk di hadapan
Artix dan meredam sebagian besar kekuatan serang halilintar hitam.
Kau! Teriak Marmon dengan kesal sambil menatap Jack yang
juga sudah bangkit. Rupanya tadi Jack menggunakan cahaya Jubah
Keyakinan untuk menyelimuti Artix. Dengan begitu kurang lebih 70
80 persen kekuatan serang Marmon tertahan oleh Jubah Keyakinan.
Sisa serangan Marmon hanya dapat membuat Artix merasa sakit
namun tidak cukup kuat untuk melukai Sang Naga lebih parah lagi.
Maka sekarang Jack dan Artix pun berdiri bedampingan untuk
menghadapi Marmon. Naga dan manusia yang pada mulanya menjadi
lawan kini harus bersatu untuk dapat mempertahankan diri.
Dengarkan aku, hai, manusia. Marmon masih memiliki satu
jurus rahasia simpanan yang tidak pernah dikeluarkan kecuali
terdesak. Oleh karena itu berhati hatilah terhadap jurus mautnya,
bisik Artix.
Jack menjawab hal itu hanya dengan sebuah anggukkan
sebelum kemudian datang lagi sebuah serangan dari Marmon. Kali ini
serangan halilintar hitam tidak dilontarkan dari jarak jauh melainkan
mengalir di seluruh tubuh Marmon dan terpusat di palu raksasanya.
Lalu Marmon pun menyerang dari jarak dekat dengan memutar
mutar palunya secara membabi buta. Serangan ini memaksa Jack
maupun Artix untuk mundur beberapa langkah ke belakang agar tidak
terkena hantaman palu itu. Tetapi Jack terkejut sekali ketika ia dan
Artix tiba tiba terhisap mendekat ke arah Marmon yang sekujur
tubuhnya dialiri Jurus Halilintar Hitam. Kali ini Artix maupun Jack
seperti terikat oleh kekuatan tidak terlihat sehingga tidak dapat
menghindar lagi dari hantaman palu Artix. Jack dan Artix pun
langsung terlempar ke belakang sambil memuntahkan darah kembali.
Nampaknya keduanya sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Dua jurus digunakan bersamaan, Desis Artix yang lebih
berpengalaman dalam hal bertarung, Ia menggunakan Halilintar
Hitam sebagai senjata dan Jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk
menghisap lawannya. Jika begini terus maka harapan kita untuk dapat
menang sangatlah kecil.

Jack berusaha untuk bangkit kembali tetapi ia merasakan amat


sakit pada tulang bahunya. Sepertinya tulang bahu kirinya bergeser
akibat hantaman Marmon. Dengan memakai Jubah Sakti Holy Light,
Jack memang dapat meredam sebagian besar serangan lawan tetapi
tidak membuat ia menjadi kebal sama sekali. Serangan dashyat
Marmon tetap membuat Jack terluka sangat hebat. Begitu juga dengan
Artix. Keadaan nya jauh lebih parah daripada Jack karena ia hanya
mengandalkan ketebalan kulit naganya yang kini sudah hancur
berantakan. Artix tahu ia sedang sekarat dan nyawanya pun sudah
dulit untuk dipertahankan lebih lama lagi.
Sungguh tidak kusangka aku akan mati seperti ini. Saat datang
ke tempat ini beberapa waktu lalu aku menyangka akan segera
mendapat Jubah sakti. Sungguh tak kusangka rencana The One
terhadap diriku sangat berbeda. Ternyata benar, makhluk ciptaan
seperti kita ini punya hak apa untuk menentukan takdir, Kata Artix
lemah sambil memandang Jack yang terbaring di sebelahnya.
Jack tertawa kecil lalu balas menjawab, Setidaknya kita tidak
akan mati tanpa perlawanan melawan penjahat hina itu. Dengan
begitu mati pun aku tidak akan merasa percuma dan tidak malu saat
berhadapan dengan The One nantinya.
Benar! Kau benar sekali! Kata Artix dengan semangat,
Manusia yang masih muda tetapi tidak takut mati. Ternyata Bangsa
kalian memang unik. Hati kalian cukup besar dan mulia, hai manusia.
Hari ini mati pun tidak menyesal dapat bertarung bersama ksatria
sepertimu.
Maka Jack dan Artix pun kembali bangkit. Marmon memandang
mereka berdua dengan kesal. Mungkin baru kali ini Marmon
menghadapi lawan yang telah sekarat namun begitu keras kepala
untuk menyerahkan nyawanya kepada maut.
Jack, dengarkan aku. Kali ini aku akan melakukan serangan
penghabisan. Seluruh energi hidup selama ribuan tahun akan
kupertaruhkan dalam serangan terakhir ini namun aku butuh
bantuanmu, Jack. Aku harus melakukan serangan ini di dekat Marmon
dan tidak boleh ditahan oleh jurusnya. Oleh karena itu aku hanya
dapat mengandalkanmu dalam melindungi tubuhku selama
melakukan serangan ini. Bisakah aku mengandalkanmu, manusia
perkasa? Tanya Artix.
Serahkan semuanya kepadaku Raja Naga Es, Jawab Jack.
Berjanjilah kepadaku satu hal. Setelah ini berlalu jagalah
jantungku agar tidak jatuh ke tangan yang jahat, Kata Artix yang
kemudian langsung terbang menerjang ke arah Marmon sambil
mengerahkan semua energi hidupnya.

Jack terkejut mendengar kata kata terakhir Artix yang


sepertinya merupakan wasiat terakhir sebelum kematian. Namun ia
tidak dapat bertindak apa apa selain melakukan tugas yang
diserahkan Artix untuk melindungi tubuh sang naga es dengan cahaya
Jubah Keyakinan. Dengan begitu Artix dapat terus meluncur tanpa
dapat ditahan oleh jurus jurus Marmon. Tubuh Artix tiba tiba
berkilauan dengan warna biru dan mulai membeku.
Terima ini Marmon! Jurus Terakhir Naga Es Artix, Jurus
Semburan Es Abadi Tahap Final! Teriak Artix sambil menghantamkan
tubuhnya kepada Marmon.
Marmon berteriak dashyat ketika benturan energi dashyat itu
terjadi dan ledakan besar pun menyusul. Cahaya biru terang
berhamburan sehingga memaksa Jack untuk melindungi matanya.
Tubuh Jack menggigil luar biasa dan dapat merasakan energi dingin
membekukan memancar dari ledakan itu. Jack tidak dapat
membayangkan bagaimana jadinya makhluk yang mendapatkan
hantaman energi itu secara langsung sementara dirinya saja yang
berada cukup jauh merasa seluruh tubuhnya telah menjadi es batu.
Perlahan cahaya terang berwarna biru itu pun memudar
menyisakan satu makhluk yang masih berdiri tegak. Dia adalah
Marmon! Sementara tubuh Artix telah hancur lebur karena melakukan
serangan terakhir itu. Jantung sang naga yang telah berubah menjadi
Orb Putih pun tergeletak di bawah kaki Marmon. Kack terpana melihat
lawannya yang luar biasa kuat itu.
Bab 30. Racun melawan Racun
By: Junaidi Halim

Nafas Greenhost terengah engah. Ia tidak menyangka


nasibnya bisa seburuk ini. Selama ini Bangsa Naga adalah bangsa
terkuat dan Para Naga Utama sudah menjadi makhluk terkuat di dunia
selama ribuan tahun terakhir setelah The Keeper mengasingkan diri
dan keempat Zingamon yang tersisa menghilang tanpa jejak. Namun
apa yang dihadapinya kini sungguh berbeda dari apa yang selama ini
dipikirkannya.
Jadi hanya segitu kekuatanmu, Naga Hijau Greenhost. Nama
besarmu sungguh sangat mengecewakan kalau begitu, Kata sebuah
makhluk yang bentuknya seperti ular besar berwarna hitam dengan
bintik bintik merah darah. Panjang tubuh makhluk ini mencapai 10
meter dengan diameter kurang lebih 1 meter.

Dasar Ular busuk! Budak Kegelapan! Jika saja aku tidak terluka
setelah pertarungan melawan Awhair, tentunya kau sudah kulumat
hingga habis dengan racun panas dan dinginku, Geram Greenhost.
Namun Ular itu tertawa dengan lantang. Kau pikir aku si Dewa
Racun, Hyranne The Dark Serpent takut dengan racun anak anak
milikmu itu? Tanya ular besar yang bernama Hyranne itu, Air liurku
pun jauh lebih beracun dibanding jurus andalanmu itu, Greenhost. Jika
tidak, tentunya aku tidak akan berani menyandang gelar salah satu
Zingamon, jenderal utama dari Pasukan Kegelapan Lord of Darkness.
Ular itu kembali tertawa meremehkan Greenhost.
Jangan membual di hadapan Raja Naga Hijau, iblis ular!
Hadapi saja Jurus Inti Racunku! Teriak Greenhost yang marah karena
merasa diremehkan. Dalam sekejap Greenhost menyemburkan cairan
hijau dari dalam mulutnya. Cairan dashyat itu langsung menuju ke
arah Hyranne dan menghanguskan apa saja yang menghalangi
jalannya.
Namun Hyranne sama sekali tidak mundur ataupun menjadi
panik. Ia dengan mudah melingkar dan menggulung tubuhnya sembari
membiarkan seluruh tubuhnya disirami oleh semburan inti racun
mematikan Greenhost. Dalam sekejap tubuh Hyranne seakan akan
melepuh keracunan tetapi bintik bintik merah di sekujur tubuhnya
malah bersinar terang dan dalam sekejap pula menghisap habis racun
yang berada di sekujur tubuhnya. Greenhost tidak dapat berbuat apa
apa selain membelalakkan matanya lebar lebar melihat jurusnya
tidak berarti apa apa di hadapan lawan, malah sekarang tubuh
Hyranne dilapisi racun ganas yang berasal dari jurus Greenhost
sendiri.
Inti racun panas dingin hanya seperti ini? Sungguh
menggelikan, ejek Hyranne.
Mati kau membusuk di neraka! Teriak Greenhost yang merasa
harga dirinya terinjak injak. Dengan mengamuk Greenhost kembali
menyemburkan racun yang jauh lebih ganas. Kini Cairan yang
disemburkan Greebhost dapat berubah menjadi benda padat yang
mampu melubangi baja tebal sekalipun. Jurus mematikan yang sama
ketika digunakan Greenhost untuk menghabisi Awhair.
Namun lagi lagi Hyranne sama sekali tidak gentar. Ia balas
menyemburkan bisa beracun dari mulutnya. Bisa berwarna hitam
kemerahan itu langsung melelehkan racun beku Greenhost bahkan kini
keadaan jadi berbalik. Kini giliran Greenhost yang harus menerima
serangan Hyranne secara telak. Greenhost menjerit kesakitan seakan
tidak percaya bahwa jurus inti racunnya telah kalah total. Sekarang
malah tubuh Greenhost sendiri yang terbakar, membeku, tersengat
listrik, tertusuk ribuan jarum kecil dan tercabik cabik gelombang

badai secara serentak. Sang Raja Naga Hijau pun langsung roboh tak
berkutik dengan tubuh yang hancur dan luka parah.
Jurus iblis apa ini... jurus... yang mengerikan..., Desis
Greenhost dengan nafas hampir putus.
Jurus Racun Lima Unsur yang merupakan andalanku. Inti
racunmu hanya jurus murahan dibanding racunku, Greenhost.
Racunku mengandung kekuatan unsur api, es, halilintar, logam, dan
badai dipadukan menjadi satu dengan serangan racun. Makhluk mana
yang bisa bertahan menghadapi jurus mematikan ini? Tak kusangka
hari ini aku bertemu dengan naga bodoh yang berani meremehkan
jurus mautku, Kata Hyranne sambil berdesis penuh kemenangan.
Pahlawan boleh gugur dalam pertempuran tetapi pantang
dihina. Aku akan adu nyawa denganmu, iblis ular. Matilah! Teriak
Greenhost yang walau dengan tubuh hancur sekalipun tetap
memaksakan diri melakukan serangan penghabisan, Inti Racun Panas
Dingin Tingkat Maksimum!
Kau tidak boleh mati dulu sebelum merasakan jurusku yang
lain, Desis Hyranne yang juga mengeluarkan jurusnya, Hati Iblis
Racun! Serangan Hyranne lebih cepat sesaat sebelum Greenhost
sempat melancarkan serangan terkuatnya. Tiba tiba saja energi
Greenhost lenyap seketika dan jurusnya serasa lenyap ditelan
kekuatan lain di dalam tubuhnya. Greenhost menjerit ketakutan dan
panik ketika menyadari organ organ di dalam tubuhnya bergejolak
hebat seakan akan ada makhluk lain yang hendak lahir dan mulai
hidup di dalam tubuhnya.
Apa yang kau lakukan? Teriak Greenhost ketakutan.
Aku hanya mengambil ragamu yang berharga Raja Naga Hijau.
Sekarang kau akan terlahir kembali menjadi anak buahku yang setia,
Jawab Hyranne sambil tertawa. Lalu Hyranne memandang ke belakang
dan melihat seekor naga buruk rupa sedang menghampirinya. Ah!
Lihat siapa yang datang? Bagaimana keadaan saudaramu si naga
langit Awhair yang sekarat itu, Mistyx?
Dan sang naga itu pun menjawab, Awhair bukan saudaraku,
guru! Dan aku pun sudah memenggal kepalanya sebagai hadiah
langsung kepada Para Naga Langit itu. Percayalah, aku Mistyx akan
segera mempersembahkan sebuah kemenangan untuk
membangkitkan kembali Lord of Darkness!
Bab 31. Kepedihan Hati Sang Jenderal
By: Junaidi Halim

Kenapa kau harus melakukan ini, Therick? Kupikir kau adalah


peri yang bisa kupercaya. Tidak kusangka ternyata kau mengkhianati
aku, Tangis Missa dari dalam kurungan.
Therick sama sekali tidak memperdulikan tangisan Missa
bahkan mimik wajahnya sama sekali tidak berubah.
Wah, saudaraku, ternyata kabar yang mengatakan bahwa
Jenderal Peri Therick sangat kaku dan dingin sama sekali tidak salah,
ejek Lexus si Penyihir Hitam, Jika kau tidak mau gadis cantik itu biar
aku yang mencicipinya sedikit.
Therick langsung menoleh kepada Lexus dan berkata, Sentuh
gadis itu sedikit saja maka tenggorokanmu akan tembus oleh anak
panahku. Walau Therick mengucapkan kata kata itu dengan santai
tanpa ekspresi namun semua tahu bahwa hati Therick sedang
bergejolak.
Wah, ternyata kau bisa marah juga. Seandainya saja kau lebih
sering marah maka mungkin sebutan pangeran sudah diwariskan oleh
ayahmu yang bodoh itu, Ejek Lexus dengan nada merendahkan.
Therick pun langsung mencabut sebatang anak panah dan
memasangnya di busur sambil mengarahkannya ke dahi Lexus. Semua
itu dilakukan dengan kecepatan kilat yang bahkan tidak dapat diikuti
oleh tatapan mata biasa. Dalam sekejap mata anak panah sudah
ditodongkan ke kepala Lexus. Bicaralah satu patah kata lagi maka aku
bersumpah kepada cahaya bulan akan kubuat lubang besar di dahimu
yang busuk itu, Lexus, Kata Therick dengan nada datar seakan tidak
menyimpan kemarahan sama sekali.
Hentikan itu Therick! Terdengar suara Raja Theras dari
belakang Therick yang murka melihat tindakan anaknya. Hentikan itu,
bodoh! Kau bisa merusak kesepakatan kita dengan Dewi Penyihir! Kau
memang ceroboh dan bodoh, tidak seperti kakakmu Theros.
Seandainya saja dia masih hidup, tentunya kau sudah kubuang jauh
jauh! Dasar tidak berguna! Maki Raja Theras kepada Therick sambil
merebut busur dan anak panah Therick lalu mencampakkannya begitu
saja di tanah.
Therick diam seribu bahasa namun matanya menyiratkan
kepedihan yang luar biasa. Ia bukan hanya dipermalukan di depan
penyihir hitam sombong bernama Lexus namun juga harus menerima
makian dari ayahnya sendiri. Dengan langkah lemah seperti ksatria
yang kalah perang, Therick pun mundur sambil membawa tawanan
perangnya ke arah penjara bawah tanah. Entah kenapa, saat itulah

Missa dapat menangkap kepedihan hati Sang Ksatria Therick dan


menjadi ikut prihatin.
Tuan, hamba yakin ayahmu tidak bermaksud kasar seperti itu,
kata seorang prajurit berusaha menghibur Therick.
Tidak apa, Guldan. Aku baik baik saja. Kurasa ini bukan
pertama kalinya Sang Raja bertidak seperti itu kepadaku, Jawab
Therick.
Sungguh mengherankan. Kenapa Kita Bangsa Peri harus
bekerja sama dengan pembawa kejahatan seperti Dewi Penyihir?
Padahal kita semua sudah tahu benar siapa yang berada di belakang
Sang Dewi Penyihir itu. Tidak lain adalah Para Zingamon yang ingin
membangkitkan Lord of Darkness. Tapi kenapa kita malah bekerja
sama dengan mereka?
Therick berkeringat dingin. Walau wajahnya tetap tenang tanpa
ekspresi namun hatinya bergejolak keras. Darah ksatria mudanya
merasa sangat malu dan marah karena melihat ayahnya sebagai Raja
Bangsa Peri dapat mengambil keputusan bekerja sama dengan
Pasukan Kegelapan. Kita hanya memanfaatkan mereka, Guldan.
Jangan kuatir. Bangsa Peri tidak akan jatuh ke tangan Pasukan
Kegelapan. Kita hanya memanfaatkan mereka untuk mendapatkan
Jubah Sakti Holy Light. Setelah itu Bangsa Peri akan menjadi semakin
kuat lalu kita akan balik menghancurkan mereka, Jawab Therick
berusaha meyakinkan anak buahnya walau sebenarnya hatinya sendiri
ragu akan hal ini karena ayahnya semakin lama semakin toleran
terhadap Dewi Penyihir Hitam itu, Sekarang bawa masuk seluruh
tawanan kita ke dalam penjara!
Apakah kau akan membantai kami, Therick? Tanya Missa.
Tidak! Aku tidak pernah membunuh orang orang tidak
bersalah. Tujuanku hanya mendapatkan Jubah Sakti Holy Light.
Setelah aku mendapat apa yang aku inginkan aku jamin dengan
nyawaku sendiri kalian akan bebas tanpa dilukai sedikit pun, Janji
Therick. Dan Missa pun tersenyum kecil. Entah kenapa Missa merasa
Therick dapat dipercaya. Apakah mungkin ia mulai jatuh hati kepada
pemuda peri bernama Therick itu?
Tiba tiba seorang prajurit peri datang kepada Theick dan
membisikkan sesuatu. Setelah itu Therick bersama dengan para
prajuritnya pergi meninggalkan penjara. Therick melangkah dengan
gusar menuju ke arah balai utama pertemuan di mana ayahnya, Sang
Raja Theras berada. Mengapa mereka harus dibunuh? Tanya Therick
dengan tegas kepada ayahnya begitu memasuki balai utama Bangsa
Peri.

Semua yang hadir di pertemuan itu terdiam mendengar


pertanyaan Therick. Semua mata memandang Sang Raja yang
menahan amarah karena ketidaksopanan Therick. Mereka harus
dibunuh karena Raja Bangsa Peri menitahkan demikian! Seru Raja
Theras dengan marah, Jenderal macam apa kau sehingga berani
melanggar titah dari rajanya?
Perintah ini berasal darimu atau dari Dewi Penyihir itu? Tanya
Therick dengan tajam, Bukankah kita sepakat bahwa tawanan
manusia itu hanya umpan untuk mendapat Jubah Sakti. Tapi kenapa
sekarang mereka harus dibunuh?
Mereka sudah tidak berguna lagi. Jubah Sakti sudah diurus
oleh Zingamon lain. Oleh karena itu untuk apa mereka dibiarkan
hidup? Bunuh mereka sekarang atau kau juga akan kubunuh karena
berkhianat, Jenderal Therick! Teriak Raja Theras dengan marah.
Therick menundukkan wajahnya dengan sedih. Baru kali ini
para peri dapat melihat ekspresi sedih yang muncul di wajah Sang
Jenderal. Jadi sekarang kau hendak membunuhku setelah segala
sesuatu yang aku usahakan untuk menyenang hatimu. Tidakkah ada
sedikit saja rasa sayangmu kepadaku?
Raja Theras tidak menjawab dan memalingkan wajahnya.
Bawa dia! Beri dia senjata dan kurung di dalam penjara. Jenderal
Therick baru boleh dibebaskan setelah ia membunuh semua tawanan.
Jika tidak, biarkan ia membusuk di penjara bersama dengan seluruh
tawanan manusia itu. Jangan beri mereka makan ataupun minuman!
Perintah Sang Raja. Therick pun digiring keluar seperti tawanan
perang.
Sang Raja pun meneteskan air matanya. Theros, mengapa kau
tinggalkan ayahmu sendirian, nak. Mengapa bukan anak haram itu
saja yang mati? Mengapa bukan anak kandungku yang hidup dan
mewarisi tahtaku sebagai raja. Kenapa? Tangis Raja Theras.
Sementara itu Therick dimasukkan ke dalam penjara dengan
sebilah pedang di tangan kanannya. Ia sendirian harus membantai
ratusan nyawa manusia yang tidak berdosa dan tidak berdaya karena
tangan kaiknya terikat oleh rantai baja. Mata Therick menunjukkan
kebimbangan hati yang dashyat, antara kesetiaan dan belas kasih. Ia
pun mendekati tawanan pertama dan mengangkat pedangnya.
Bab 32. Perang Saudara Bangsa Peri
By: Junaidi Halim

Therick menebaskan pedangnya ke arah rantai pengikat


tawanan. Dengan begitu semua tawanan berhasil dilepaskan dari
rantai baja yang mengikat mereka dan dapat bergerak bebas.
Mengapa kau lakukan ini, peri muda? Tanya Micha, Pemimpin
Klan Alstar, Kau tidak berhutang apa apa kepada kami. Mengapa kau
rela menjadi pengkhianat bangsamu sendiri demi kami semua?
Aku bukan pembunuh kaum tidak bersalah. Dan aku tidak akan
menjadikan diriku monster tanpa perasaan. Mungkin aku bukan orang
yang pandai mengekspresikan diriku tetapi aku tetap punya hati
seorang ksatria peri. Lagipula aku sudah berjanji kepada gadis cantik
itu untuk tidak membunuh kalian, Jawab Therick.
Missa tersenyum malu mendengar pernyataan Therick yang
bisa dianggap sebagai pujian curahan hati. Namun apa yang dilakukan
Therick tidak memecahkan masalah karena walau bebas dari belenggu
tetapi mereka masih berada dalam penjara yang dijaga ketat oleh
prajurit peri. Bagaimana caranya mereka bisa lolos dari penjara ini?
Malam pun tiba. Ketika seluruh tawanan sedang terlelap,
Therick mendengar bunyi langkah pelan namun sangat teratur
mendekati penjara. Lalu para penjaga pun mulai berjatuhan tanpa
suara. Rupanya ada penyusup ahli yang sedang bekerja di tengah
malam tengah berusaha menjebol penjara peri. Entah apa tujuan
maksud kedatangan mereka.
Jenderal Therick, ini Guldan. Kami datang untuk
membebaskanmu, Bisik penyusup itu. Rupanya penyusup itu adalah
anak buah Therick yang setia dan ia tidak sendirian. Di belakangnya
ada sekitar 6 7 peri lagi yang berjaga jaga.
Guldan, apa yang kau lakukan? Jika kalian semua tertangkap
maka kepala kalian pasti akan lepas, Kata Therick terkejut.
Kami terpaksa, Jenderal. Raja sudah menjadi gila. Ia
memerintahkan semua prajurit Peri untuk memihak kepada Pasukan
Kegelapan dan memulai pertempuran untuk membebaskan Lord of
Darkness. Raja mengatakan bahwa Bangsa Peri dapat kembali jaya
jika kita berjasa besar kepada Lord of Darkness, Kata Guldan sambil
terus sibuk membuka pintu penjara, Oleh karena itu seharian penuh
kami menyusun kekuatan untuk menentang raja. Setengah dari
Bangsa Peri sepakat untuk menentang keputusan gila ini tetapi kami
butuh pemimpin. Kami sepakat untuk memilih Jenderal Therick
sebagai pimpinan gerakan kami ini.
Gerakan menentang raja? Apa kau tahu artinya, Guldan? Ini
sama dengan pemberontakkan untuk menggulingkan kekuasaan, Kata

Therick dengan wajah pucat, Kau akan memulai perang saudara di


antara Bangsa Peri.
Lebih baik Perang Saudara daripada jadi budak Pasukan
Kegelapan, Sahut Guldan sambil membagikan senjata kepada Therick
dan para tawanan.
Kami berhutang kepadamu, Peri muda Therick, Kata Micha
tegas, Jadi apapun keputusanmu, kami Bangsa Manusia Klan Al star
akan siap sedia berdiri di mendukungmu. Therick pun menghela
nafasnya.
Alarm perang pun berbunyi. Ratusan prajurit peri berbaris
berhadapan dengan terbagi menajdi dua kubu. Satu kubu berada di
pihak Raja Theras sementara yang lain berada di pihak Jenderal
Therick. Maka di bawah terang bulan, perang saudara Bangsa Peri pun
pecah sudah. Kubu Therick jelas berada di atas angin karena bantuan
dari Bangsa Manusia dan tentu saja karena keberadaan Therick
sendiri. Walau dengan kesedihan melihat banyak peri yang harus
menjadi korban pembantaian di tangan bangsanya sendiri tetapi
tangan Therick tidak berhenti untuk memanah. Dalam satu detik saja,
tiga samapai empat peri roboh terkena anak panahnya yang melebihi
kecepatan kilat. Therick memang benar benar ksatria peri yang tidak
dapat diremehkan kekuatannnya.
Therick terus melangkah maju. Tujuan utamanya sudah jelas
yaitu balairug utama tempat di mana raja bertahta. Jika ingin
mengalahkan lawan maka harus terlebih dahulu mengalahkan
pimpinannya. Therick sadar betul, ia harus secepatnya menaklukkan
Raja Theras agar semua peri di pihak lawan segera menyerah. Dengan
begitu perang yang memakan korban jiwa yang sia sia ini dapat
segera dihentikan. Perjalanan menuju balairung utama memang tidak
begitu merepotkan. Tidak banyak prajurit peri yang berani berhadapan
langsung dengan Sang Jenderal yang sudah tersohor kehebatannya.
Namun yang paling mengerikan bagi Therick adalah seorang peri yang
menunggu di dalam balairung utama dan duduk di atas tahta, yaitu
Raja Theras yang merupakan ayahnya sendiri.
Jadi akhirnya si pengkhianat telah menunjukkan belangnya
juga, ejek Raja Theras begitu melihat Therick masuk ke dalam
balairung, Jika memang ingin menggulingkan aku, mengapa harus
menunggu begitu lama?
Ayah, aku tidak ingin jadi raja, ini semua karena..., Jawab
Therick yang tidak dapat terselesaikan karena tiba tiba sebuah
tombak dilemparkan Raja Theras tepat ke arah wajah Therick.
Dengan sigap Therick menangkis tombak itu dengan busurnya
namun tak disangka sebuah pedang di tangan Raja Theras sudah

mengincar dadanya. Mati kau anak haram! Teriak Raja Theras.


Teriakan itu membuat Therick terkejut dan tidak dapat menghindar
secara sempurna sehingga pedang sang raja menusuk tepat di bahu
Therick.
Sambil melompat ke belakang dan memegangi bahunya yang
terluka Therick memandang ayahnya dengan tidak percaya. Anak
haram? Berarti aku ini..., Sahut Therick lirih.
Bab 33. Kisah Kelam Ayah dan Anak
By: Junaidi Halim

Aku anak haram? Berarti aku bukan anakmu? Apa yang


terjadi? Kenapa bisa begini! Teriak Therick menuntut jawaban.
Kepalanya serasa mau pecah dan kenangan masa kecilnya pun jadi
berantakan.
Iyah, kau memang anak haram tidak tahu diri. Jika mau
salahkan maka salahkan saja ibumu yang berkhianat dan tidur dengan
peri busuk itu di belakangku. Sungguh aku menyesal merawat ular
busuk seperti dirimu! Maki Raja Theras dengan penuh sakit hati.
Kalau begitu mengapa kau masih merawatku? Mengapa kau
tidak bunuh aku ketika aku masih bayi agar tidak perlu mengalami
semua ini? Balas Therick dengan teriakan yang tidak kalah kencang.
Karena ibumu meminta aku merawatmu sebelum dia
kuasingkan! Anggap saja aku membayar hutang karena dia telah
menemaniku sebelumnya, Kata Raja Theras dengan sedih karena
harus menceritakan ingatan masa lalu penuh kekelaman ini kembali.
Jadi aku hanya dianggap sebagai penebusan hutang, Therick
pun menjadi lemas tak berdaya, kalau begitu tidak heran ayah tidak
pernah menyayangiku. Hutangmu sudah lunas, bukan? Bunuhlah aku
sekarang! Tapi sebelum aku mati, aku mau mengatakan sesuatu.
Apapun yang terjadi, aku sayang ayah.
Theras pun menangis mendengar kata kata Therick tetapi
hatinya penuh dengan kesakitan. Ia tidak peduli lagi dan menerjang ke
arah Therick dengan pedang terhunus siap mencabut nyawa. Namun
tiba tiba sekelebat tubuh menghalangi laju Theras dan menerima
tusukan pedang itu. Darah pun berhamburan keluar dan tubuh itu
jatuh lemas ke pangkuan Raja Theras. Mata Sang Raja terbelalak dan
berteriak, Istriku! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi!

Nyonya! Teriak seorang wanita peri tua yang adalah pelayan


istana peri.
Pelayan tua bodoh! Teriak Raja Theras, Bukankah kau
seharusnya berada di tempat pengasingan bersama dengan istriku?
Mengapa kau berani keluar dari sana!
Maafkan hamba, Yang Mulia! Hamba mendengar adanya
pemberontakkan sehingga hamba menjadi takut. Oleh karena itu
hamba membebaskan nyonya agar dapat berlari bersama, menghindar
dari peperangan. Tapi tak disangka ternyata nyonya malah
mengkuatirkan Yang Mulia sehingga lari ke sini, Jawab si pelayan
sambil menangis.
Mengkuatirkan aku? Tanya Theras lirih. Kata kata itu seperti
pil pahit yang harus ditelan Sang Raja Peri, Kenapa harus jadi seperti
ini, Lernia istriku. Kenapa?
Maafkan aku, Yang Mulia. Semua ini salahku. Tapi kumohon
kepadamu agar jangan membunuh anak kita. Aku tidak ingin kau
menyesal seumur hidup karena kesalahan besar ini, Kata Sang Ratu
sambil merenggang nyawa.
Anak kita! Teriak Raja Theras dengan marah, Sudah jelas itu
adalah bukan anakku! Dia anak haram hasil pengkhianatanmu dengan
kakak kandungku sendiri! Kau yang mengatakan hal itu sendiri
kepadaku dan memaksaku untuk merawat anak haram yang aku
benci!
Sang Ratu Lernia pun menangis tersedu sedu. Maafkan aku!
Aku berbohong padamu, Theras. Aku hanya ingin membalas sakit hati
karena kau telah mengirimku ke tempat pengasingan. Kau terlalu
sibuk dengan urusanmu sendiri sehingga aku kesepian dan pada saat
itulah kakakmu muncul. Mafkan aku karena telah mengkhianati
pernikahan kita. Lalu karena sakit hati harus mengandung di tempat
pengasingan, aku mengatakan sebuah kebohongan besar kepadamu
bahwa aku mengandung dari hasil perselingkuhan itu. Tetapi
sebenarnya aku mengandung anakmu sendiri, Theras.
Bohong! Kau bohong! Kau mengarang cerita ini karena ingin
menyelamatkan nyawa anak haram itu! Tuduh Raja Theras.
Aku tidak bohong! Kata Sang Ratu bersikeras, Therick itu
memang anakmu sendiri. Kau harus tahu, Theras bahwa kakakmu itu
tidak bisa menghasilkan keturunan. Ia cacat permanen di bagian
kejantanannya. Aku memang berselingkuh secara psikis namun tidak
secara fisik. Therick itu anak kita.

Bohong! Aku tidak percaya kepadamu! Teriak Raja Theras


mengeraskan hatinya.
Dia benar, Yang Mulia. Hamba yang tua ini saksinya, Tangis
pelayan tua itu, Raja tentu tahu siapa hamba ini, bukan? Sudah
ratusan tahun hamba menjadi pelayan istana. Bahkan hamba sendiri
yang mengasuh kakak Yang Mulia dan Yang Mulia sendiri ketika masih
kecil. Kakak Yang Mulia mengalami kecelakaan ketika masih kecil
sehingga kehilangan kemampuan untuk menghasilkan keturunan.
Itulah sebabnya ia tidak pernah menikah hingga akhirnya mati bunuh
diri karena kejadian ini. Namun hal ini selalu dirahasiakan agar tidak
memalukan Bangsa Peri karena pewaris tahtanya tidak dapat memiliki
keturunan. Ampun, yang Mulia!
Theras pun menangis tersedu sedu. Jadi selama ini aku
membenci darah dagingku sendiri? Pantas saja ayah menurunkan
tahta ini kepadaku dan bukan kepada kakak karena ia tidak bisa
menghasilakan keturunan. Tetapi hari ini aku hampir saja membunuh
keturunan terakhir pewaris tahta keluarga Kerajaan Peri. The One!
Mengapa semua ini terjadi kepadaku?
Jangan salahkan Dia, suamiku. Ini kesalahanku yang tidak
jujur kepadamu. Karena satu kesalahan besar dan benci sesaat maka
keluarga kita jadi seperti ini. Maka nyawa pun tidak cukup untuk
menebusnya. Maafkan aku, sayangku, The..as... Kepala Ratu Lernia
pun terkulai menandakan nyawanya sudah pergi dari raganya.
Raja Theras menangis dengan keras. Therick pun tidak dapat
menahan tangisannya. Namun tiba tiba dari belakang Therick
muncul prajurit dari pihak Raja Theras. Menyangka Sang Raja berada
dalam bahaya, maka ia pun menghunus pedang dan ingin membokong
Therick dari belakang. Tapi Raja Theras yang menyadari anaknya
dalam bahaya segera maju dan menerima serangan itu dengan
tubuhnya sebagai perisai. Pedang pun menembus tubuh Sang Raja.
Prajurit yang salah tusuk itu pun terkejut setengah mati namun sudah
terlambat. Sang Raja Theras pun roboh.
Ayah! Teriak Therick memapah ayahnya. Prajurit yang
melakukan kesalahan fatal itu pun menjadi kaku dan tidakberani
bergerak. Ia hanya terdiam dan dengan penuh penyesalan menggigit
lidahnya sendiri hingga tewas. Therick hanya bisa berteriak teriak
panik melihat kematian terus terjadi di sekitarnya.
Maafkan, ayah, Therick. Jadilah raja yang lebih baik
mengganti...kann..., Pesan Terakhir Sang Raja yang tidak pernah
dapat diselesaikan kepada anaknya.
Perang saudara Bangsa Peri pun berakhir ketika Therick keluar
dari balairung utama sambil menggendong jasad ayahnya. Malam itu

kedukaan memenuhi seluruh Bangsa Peri bagi mereka yang telah


tewas. Sang Raja yang tewas. Sang Ratu yang tewas. Dan ratusan
prajurit yang juga telah mati sia sia.
Bab 34. Zingamon dan Keeper
By: Junaidi Halim

Pasukan Kegelapan kini mulai bangkit dengan peta kekuatan


yang tidak terkira oleh makhluk mana pun di dunia. Semua bermula
dari kemunculan seorang wanita penyihir sakti yang menyebut dirinya
Sang Dewi Sihir. Dengan sihir andalan utamanya yaitu melihat
peristiwa melalui bola kristal, Sang Dewi Sihir melacak keberadaan ke4 Zingamon yang tersisa. Para Zingamon sudah lama mengasingkan
diri dan kebanyakan dari mereka menyembunyikan diri di belahan
dunia yang paling dalam. Mereka mengumpulkan kekuatan dan
tertidur di sana hingga akhirnya Dewi Sihir berhasil menemukan dan
membangunkan mereka kembali. Para Zingamon yang mengetahui
bahwa dunia tengah berada dalam kekacauan melihat sebuah
kesempatan baru untuk membangun kekuatan kegelapan kembali.
Tujuan utama mereka hanya satu, membangkitkan Lord of Darkness
untuk memimpin kehancuran dunia.
Zingamon pertama, Arnarock The Hell Rock. Arnarock adalah
iblis yang mengambil rupa manusia batu raksasa. Tubuh makhluk ini
terbuat dari batu Kristal Api Hijau yang beracun dan tingginya
mencapai 5 meter lebih. Selain itu ia juga memiliki empat lengan dan
sepasang sayap untuk dapat terbang. Pukulan tangan nya sangat kuat
dan mematikan namun yang lebih mengerikan ia bisa mengeluarkan
ledakan maut sekaligus beracun.
Zingamon kedua, Hyranne The Dark Serpent. Iblis yang
mengambil rupa seekor ular hitam besar dengan bintik merah ini juga
tidak kalah mengerikan dengan sebutan Dewa Racunnya. Panjangnya
yang 10 meter lebih sungguh sangat mengerikan apalagi ia memiliki
Jurus Racun Lima Unsur yang mematikan dan Jurus Hati Iblis Racun
yang dapat dipakainya untuk mengendalikan makhluk lain.
Zingamon ketiga, Marmon The Giant Hunter. Iblis raksasa ini
mengembil rupa sama seperti manusia berotor yang tingginya
mencapai 3 meter dan selalu membawa palu besar. Tiga Jurus
Kegelapan Semesta Marmon sangat ditakuti dan sempat
menggegerkan seluruh dunia.
Zingamon keempat, Nymsis The Dark Unicorn. Iblis mimpi
buruk ini mengambil rupa seekor unicorn hitam. Di alam nyata ia
sangat ganas dan berbahaya dengan tanduk hitamnya. Namun di

dalam dunia mimpi, Nymsis sama sekali tidak terkalahkan oleh apapun
dengan Jurus Nightmare nya.
Setelah mengumpulkan empat Zingamon maka Dewi Penyihir
memerintahkan anaknya si Penyihir Hitam Lexus untuk melacak
kembali Bangsa bangsa Pasukan Kegelapan yang tersisa. Bangsa
Tengkorak, Manusia Kelalawar (Vampir), Manusia Serigala, dan
Bangsa Goblin pun disatukan kembali. Hanya Bangsa Serangga yang
banyak terpencar tidak mau bergabung kembali ke dalam Pasukan
Kegelapan.
Pada saat proses penyatuan Bangsa bangsa kegelapan ini
dilakukan, Para Zingamon sudah mulai bekerja untuk melaksanakan
rencana mereka dimulai dari usaha Arnarock untuk menghabisi The
Keeper satu per satu. Namun hal ini tidak mudah karena The Keeper
juga selalu menyembunyikan diri. Maka begitu Arnarock menemukan
persembunyian Tinuviran, The Keeper of Sky yang menjaga Ketopong
Pengetahuan, ia langsung menyerbu. Untunglah Keeper yang lain
datang tepat pada waktunya untuk mencegah Arnarock melaksanakan
niatnya.
Mengetahui The Keeper sudah terlampau waspada, Zingamon
mengambil langkah untuk menghabisi kekuatan dunia lainnya yaitu
Bangsa Naga. Para Zingamon pun membagi tugas untuk menghabisi
atau mengadu domba Bangsa paling kuat di dunia itu. Nymsis diutus
untuk menghasut Naga Merah Api. Hyranne diutus untuk
mengendalikan Naga Hijau Hutan. Marmon diutus untuk menghabisi
Naga Putih Es. Pada ujungnya mereka berniat mengadu domba
kekuatan lawan agar saling menghabisi satu sama lain. Dengan begitu
mereka bisa mengambil alih kelima jantung Naga Utama yang disebut
Orb, yang adalah kunci untuk membebaskan Lord of Darkness.
Namun rencana Pasukan Kegelapan ini agak bergeser setelah
munculnya kembali Jubah Keyakinan yang telah lenyap semenjak
tewasnya Agaril The Keeper of Wind akibat keserakahan Bangsa Naga.
Pergeseran itu terjadi karena adanya keinginan dari Zingamon untuk
memiliki Jubah Keyakinan itu sehingga dapat menambah kekuatan
mereka. Siapa yang menyangka Jubah Keyakian malah memilih
seorang manusia bernama Jack. Kehendak Yang Maha Kuasa, makhluk
mana yang dapat menentangnya?
***

The Keeper terdiri dari tujuh makhluk langit yang memiliki


kekuatan suci maha dashyat. Namun sejak meraih kemenangan, Para
Keeper menjadi serakah dan ingin menguasai kekuatan yang lebih
dashyat lagi. Lalu mereka jatuh kepada penguasaan ilmu sihir (magic).

Akibatnya kekuatan suci The One meninggalkan mereka dan


Perlengkapan suci Holy Light pun tidak lagi dapat mereka gunakan.
Sejak itu mereka hanya dapat menjadi penjaga ketujuh benda suci itu
agar tidak jatuh ke tangan yang salah. The Keeper memiliki bentuk
dan rupa yang hampir sama satu sama lain. Mereka makhluk yang
serupa dengan manusia, hanya saja tingginya mencapai 2,5 meter dan
memiliki 2 pasang sayap.
Inilah Para Keeper yang ditugaskan The One untuk menjaga ketujuh
Perlengkapan Perang penginggalan Holy Light.
Pertama, Galarien Keeper of Earth. Penjaga Item Rantai
Kehidupan.
Kedua, Armeron Keeper of Thunder. Penjaga Item Tombak
Kekudusan.
Ketiga, Agaril Keeper of The Wind. Penjaga Item Jubah
Keyakinan.
Keempat, Tinuviran Keeper of The Sky. Penjaga Item Ketopong
Pengetahuan.
Kelima, Ajitera Keeper of The Sea. Penjaga Item Perisai
Perlindungan.
Keenam, leskion Keeper of The Light. Penjaga Item Busur
Kemuliaan.
Ketujuh, Nimros Keeper of Fire. Penjaga Item Pedang Keadilan.
Ketujuh Keeper ini bersembunyi untuk waktu yang lama agar
item yang mereka jaga tidak mengundang pertempuran atau pun
perebutan bangsa bangsa yang serakah. Para Keeper diperintahkan
untuk mengasingkan diri selamanya dari dunia. Itulah kutukan bagi
Para Keeper. Namun Agaril melanggar ketentuan itu dan tewas
dibunuh Bangsa Naga. Akibatnya Jubah Keyakinan pun jatuh kembali
ke dunia, menunggu untuk digunakan oleh siapa yang dapat
menemukannya.
Melihat Kekuatan Gelap mulai kembali berkuasa, entah apa
yang akan dilakukan oleh Para Keeper yang lain. Ikut terjun ke dalam
pertempuran besar dan melanggar sumpah mereka atau tetap diam.
Mungkin hanya The One yang tahu apa yang akan segera terjadi.
Bab 35. Munculnya The Keeper
By: Junaidi Halim

Kembali kepada pertarungan Jack dan Zingamon Marmon The


Giant Hunter. Tak lama setelah kematian Artix, Marmon masih dapat
berdiri tegak. Namun sedetik kemudian, Marmon mulai merasakan
organ dalam tubuhnya mengalami guncangan hebat dan perlahan
mulai membeku. Akibatnya Zingamon itu pun memintahkan darah
berwarna hitam dan jatuh berlutut sembari berusaha memulihkan
energinya. Rupanya serangan terakhir Artix sama sekali tidak sia sia.
Marmon yang mengganggap remeh lawan yang sudah sekarat harus
menanggung luka dalam yang tidak ringan. Tapi di sisi lain, Jack juga
masih mengalami luka yang tidak kalah parahnya. Apalagi Bangsa
Penyihir mulai terdesak mundur dari Pasukan Kegelapan yang terdiri
dari Bangsa Tengkorak. Hasil Pertarungan antara Jack dan Marmon
akan ditentukan oleh siapa yang mampu bangkit terlebih dahulu dan
membuka serangan.
Marmon adalah makhluk kuat yang sudah mengalami ratusan
kali pertempuran dan sudah memahami benar jurusnya sendiri,
sementara Jack hanya mengandalkan Jubah Keyakinan yang belum
dipahaminya betul kemampuan maksimalnya. Kondisi ini jelas sangat
menguntungkan bagi Marmon. Ketika kondisi Marmon sedikit lebih
baik, ia segera bangkit dan mengumpulkan energinya untuk
melakukan serangan. Melihat kondisi lawannya yang lebih baik,
semangat tarung Jack langsung menurun drastis. Jack seperti dapat
merasakan bayang bayang kematian sudah mengintainya.
Terima ini! Jurus Halilintar Hitam! Seru Marmon.
Jack hanya bertahan dan berharap Jubah Keyakinan dapat
melindungi dirinya. Tetapi ketakutan akan kematian dan keraguan
akibat lukanya yang terlalu berat, Jack kehilangan konsentrasi. Cahaya
pelindung Jubah Keykainan menjadi pudar dan mulai kehilangan
kekuatannya. Serangan Halilintar Hitam yang mematikan pun diterima
Jack mentah mentah. Hasilnya tentu saja sangat fatal. Jack
terlempar jauh dan kembali muntah darah sebelum akhirnya roboh tak
berdaa. Jangankan untuk bangkit kembali, Jack bahkan tidak bisa
menggerakkan ujung jarinya. Di tengah tengah proses kehilangan
kesadaran itulah, keajaiban lainnya terjadi. Langit tiba tiba
bergemuruh dan bumi berguncang keras.
Thunder Rain! Suara lantang terdengar dari langit dan disusul
ratusan halilintar yang menyambar Pasukan Tengkorak hingga hancur
lebur. Belum lagi Pasukan Tengkorak sempat memulihkan diri dari
serangan dashyat yang mendadak itu, serangan lain telah dimulai.
Earth Rock! Seru suara lain yang terdengar lebih lembut namun
menimbulkan serangan yang tidak kalah hebatnya. Bumi tiba tiba
merekah dan memuntahkan batu batu panas yang mendesak mundur
Pasukan Tengkorak.

Armeron Keeper of Thunder dan Galarien Keeper of Earth,


desis Marmon, Apa yang sedang mereka lakukan di sini? Bukankah
The Keeper dilarang untuk menginjak dunia kembali?
Peta kekuatan berbalik seperti bola. Kadang di atas dan kadang
di bawah. Sedetik sebelumnya Marmon hampir memeperoleh
kemenangan namun sekarang semuanya musnah karena kehadiran
The Keeper yang tidak pernah diduga oleh Para Zingamon dalam
rencana mereka. Marmon sadar bahwa Pasukan nya bukan tandingan
The Keeper. Dalam waktu singkat Pasukan Tengkorak pasti akan
dibantai habis. Walau ia sendiri bisa menghadapi The Keeper tetapi
melawan dua sekaligus pasti akan sangat menyulitkan bahkan dalam
kondisi seprima apapun, apalagi dalam keadaan terluka berat. Marmon
tidak punya pilihan lain kecuali segera menghabisi Jack dan
mengambil Jubah Keyakinan itu.
Matilah kau manusia! Teriak Marmon sembari meluncurkan
halilintar hitam ke arah Jack. Namun dari langit muncul halilintar lain
berwarna keemasan yang menyilaukan mata dan menghantam jurus
halilintar hitam hingga musnah sebelum sempat menyentuh Jack.
Iblis sepertimu ingin merebut Jubah Keyakinan? Jangan
mimpi, Marmon! Hadapi dulu jurus Burning Flash milikku! Seru
Armeron Keeper of Thunder yang tiba tiba saja muncul di depan Jack
yang terkapar.
Marmon terlambat. Rupanya rencana jahatnya sudah dapat
ditebak oleh Armeron. Sementara Galarien masih terus bertempur
untuk menghancurkan Pasukan Tengkorak, Armeron mengambil
inisiatif untuk langsung menghadapi Marmon. Armeron tahu kekuatan
The Keeper sekarang tidak sebanding dengan kekuatan Zingamon
yang utuh karena kekuatan kudus The One telah meninggalkan
mereka dan para Keeper hanya dapat mengandalkan sihir yang
terbatas kekuatannya. Namun untungnya pilihan Armeron sangat
tepat karena Marmon sendiri tidak berada dalam kondisi puncak
setelah bertarung melawan Jack dan Artix.
Lightning Roar! Seru Armeron membuka suara dan seketika
itu juga suara guntur menggelegar terdengar. Suara itu bukan suara
biasa saja tetapi merupakan gelombang suara frekuensi tinggi yang
mampu membelah gunung batu sekalipun. Serangan tidak terlihat itu
segera mengarah kepada Marmon. Namun Marmon tetap sigap dan
menggunakan jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk mengeliminasi
serangan Armeron bahkan dengan mudah mengembalikan serangan
itu ke arah Armeron. Thunder Rain! Seru Armeron lagi dan hujan
halilintar pun kembali terjadi, memblokir serangan Marmon sekaligus
mendesaknya untuk mundur. Armeron tahu ia tidak boleh membiarkan
Marmon memulihkan energinya sedetik pun.

Bab 36. Jurus Melenyapkan Semesta


By: Junaidi Halim

Marmon terengah engah dan hanya dapat bertahan saja. Ia


dapat menebak tujuan dari lawannya, Armeron Keeper of Thunder
yaitu tidak membiarkan dirinya memulihkan tenaga. Namun sepertinya
Armeron lupa bahwa Jurus Kegelapan Pusaran Gelombang Hitam
adalah jurus lembut yang menggunakan energi lawan untuk
dimanfaatkan menjadi energi serangan balik yang dashyat. Oleh
karena itu diam diam Marmon membiarkan dirinya terus diserang
sembari mengumpulkan sedikit demi sedikit energi serangan Armeron
hingga saatnya pun tiba.
Armeron yang terus menyerang tiada henti tiba tiba saja
terkejut di dalam hati ketika lawan yang sebelumnya hanya dapat
bertahan tiba tiba mampu meledakkan energi yang sangat dashyat
sehingga memaksanya mundur beberapa meter. Namun yang lebih
mengejutkan lagi adalah ketika Marmon tengah bersiap melakukan
serangan pamungkas tertingginya, Jurus Melenyapkan Semesta.
Bodoh! Kau pikir dengan tenagamu yang sudah hampir habis
itu, aku takut dengan jurus pamungkasmu? Matilah kau, Marmon!
Teriak Armeron, Terima serangan beruntunku! Perkataan Armeron
sebenarnya hanya gertak sambal belaka. Armeron tahu benar
bagaimana kekuatan sejati Marmon yang begitu mengerikan. Oleh
karena itu ia tidak berani memandang remeh. Begitu Marmon
mengeluarkan jurus terdashyatnya maka Armeron pun mengeluarkan
jurus yang tidak kalah dashyatnya. Tiga jurus kilat diluncurkan
bersamaan, Lightning Roar dari mulutnya, Thunder Rain dari tangan
kanan dan Burning Flash dari tangan kiri. Ketiga jurus itu pun
langsung menyerbu dengan tingkat penghancur luar biasa ke arah
Marmon sementara Marmon pun meluncurkan Jurus Melenyapkan
Semesta.
Namun Armeronlah yang terkejut setengah mati. Dalam waktu
sepersekian detik, ia baru menyadari kelicikkan dari lawannya. Jurus
Armeron tidak beradu dengan jurus Marmon di udara karena sasaran
Marmon bukanlah Armeron melainkan Jack. Dan lebih celaka lagi,
Jurus Melenyapkan Semesta memiliki aura hitam aneh yang mampu
melenyapkan setiap aliran energi yang berada di sekitarnya. Karena
itulah jurus itu dinamakan Melenyapkan Semesta. Setengah mati,
Armeron berusaha membalikkan arah serangan nya agar tidak meleset
dari jalur Serangan Marmon. Armeron tidak dapat membayangkan jika
Jack tewas di tangan Marmon dan Jubah Keyakinan sampai jatuh ke
tangan Zingamon mengerikan ini. Maka jangankan Armeron sendiri,

gabungan para Keeper pun pasti akan sulit untuk bisa menundukkan
iblis yang memakai Jubah Sakti Faith Armor.
Energi serang Armeron sudah lenyap setengahnya ketika
berhantaman dengan energi serangan Marmon yang mengarah kepada
Jack. Namun walau begitu hantaman kedua energi dashyat ini sudah
cukup untuk membuat langit serasa runtuh dan dunia bergetar seakan
hendak kiamat. Marmon dan Armeron terpental jauh ke belakang. Jack
tidak diketahui bagaimana nasibnya. Armeron jatuh setelah menabrak
tebing es dan mulai muntah darah. Rupanya jurus terakhir Armeron
menguras banyak tenaga dan ia mengalami luka dalam ketika harus
menarik energinya sendiri agar dapat dialihkan ke arah yang berbeda.
Marmon sendiri tidak jauh berbeda keadaannya dengan Armeron.
Selagi luka lamanya belum sembuh benar, ia dipaksa untuk
mengeluarkan jurus pamungkasnya. Walau begitu Marmon masih bisa
bangkit lagi dan segera memburu untuk mencari jasad Jack.
Keserakahan membuatnya begitu bersemangat sehingga dapat
melupakan rasa sakit seberat apapun untuk sementara. Tetapi
keserakahan juga dapat membuat siapa pun menjadi lupa diri dan
kehilangan kewaspadaan. Sebuah tinju langsung membuat Marmon
roboh kembali.
Bab 37. Kekuatan Pengharapan
By: Junaidi Halim

Marmon sungguh tidak menyangka bahwa manusia yang


semula sekarat hingga tidak dapat menggerakkan satu jari pun kini
berdiri dengan kekuatan penuh di hadapannya. Kau! Bagaimana
mungkin kau dapat pulih secepat ini? Tanya Marmon tak percaya
karena Jack tiba tiba sudah berdiri tegak di hadapan Marmon.
Karena aku memang belum ditakdirkan mati hari ini, iblis!
Teriak Jack, Matilah kau! Iron Fist! Sebuah Tinju Cahaya pun
meluncur ke arah Marmon.
Marmon yang tengah terluka dalam masih sanggup
mengeluarkan Jurus Pusaran Gelombang Hitam agar dapat menyerap
energi serang Iron Fist untuk serangan balik. Tetapi serangan Iron Fist
kini berbeda jauh dari sebelumnya. Serangan itu bukan saja tidak
dapat diserap oleh Jurus Pusaran Gelombang Hitam tetapi dapat
menembus pertahanan Marmon dan tepat mengarah ke jantungnya.
Kali ini Marmon sudah tidak dapat mengelak lagi, Iron Fist Jack
langsung membuat Marmon terpental dengan organ dalam yang
hancur.

Jack berjalan perlahan menuju ke arah Marmon yang terluka


berat. Nampaknya makhluk hitam itu sudah sekarat dan tidak bisa
menyerang lebih jauh lagi. Bagaimana makhluk busuk? Sudah
merasakan bagaimana nikmatnya tinjuku? Tanya Jack dengan
senyuman melihat lawannya sudah tidak berdaya.
Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa tinju cahayamu menembus
pertahanan jurusku? Ini pasti tipuan! Desis Marmon dengan
penasaran.
Mudah sekali, Marmon. Karena tinju Iron Fist yang
kuluncurkan tadi bersifat hampa, Kata Jack dengan santai.
Apa maksudnya dengan hampa? Tanya Marmon masih tidak
mengerti, Bagaimana mungkin ada tinju yang hampa energi? Dan jika
hampa energi bagaimana bisa melukai lawan? Ini semua sungguh
tidak masuk akal.
Jika masuk akal bukan keajaiban namanya, Jawab Jack, Faith
Armor atau Jubah Keyakinan, sesuai dengan namanya memiliki
keajaiban tergantung keyakinan yang kau miliki. Sebelumnya aku
terlalu bodoh untuk memahami itu semua. Aku bertempur dengan
mengandalkan perlindungan Jubah Sakti, Tinju Cahaya yang berasal
dari Jubah tersebut dan kemampuan diri sendiri untuk berkonsentrasi.
Namun ketika aku sekarat dan kehilangan semuanya itu, malah aku
mendapatkan kekuatan yang lebih dashyat lagi. Ketika kematian
sudah di depan mata, saat itulah aku menemukan rahasia Jubah
Keyakinan ini, yaitu Kekuatan Pengharapan. Iman kepercayaan kepada
The One juga berarti berani menaruh semua harapanmu ke dalam
tangan- Nya. Dengan begitu apalagi yang harus kutakuti di dalam
hidup? Dalam keadaan sekarat pun, jika The One ingin aku menang
maka aku pasti akan menang! Walau energiku sudah habis hingga
menjadi hampa tetapi jika The One mengatakan hampa itu dapat
menghancurkan, mengapa tidak bisa? Tidak ada yang mustahil bagi
Sang Maha Kuasa, bukan?
Omong kosong apa ini! Jangan membual di hadapanku,
manusia! Seru Marmon tidak percaya seraya siap kembali untuk
menyerang, Kita lihat bagaimana tinju hampamu yang penuh omong
kosong itu dapat mengatasi Jurus Melenyapkan Semesta milikku!
Jack tidak gentar menyaksikan jurus kegelapan yang tiba tiba
mendesak maju ke arahnya. Tinju Iron Fist segera diluncurkan dan
cahaya bersinar terang pun berhantaman dengan kegelapan. Jurus
Melenyapkan Semesta milik Marmon mulai menunjukkan kekuatannya.
Seluruh cahaya Iron Fist Jack seakan akan terus ditelan Jurus
Marmon tetapi herannya tinju cahaya itu tidak juga habis ataupun
berkurang cahayanya. Seakan akan tinju cahaya Jack sama sekali
tidak memiliki batas. Hingga akhirnya Marmon tidak dapat

mengendalikan jurusnya sendiri yang terlalu banyak menyerap entah


energi atau pun kehampaan. Kumpulan kekuatan itu pun meledak
dashyat dan menghancurkan tubuh Marmon hingga berkeping
keping.
Jack pada akhirnya bisa melepas nafas dengan lega karena
marmon dapat dikalahkan walau tubuhnya terasa lemas dan remuk di
mana - mana.
Kerja yang bagus, anak muda, Kata Armeron yang baru saja
bangkit kembali. Ia berjalan menuju pecahan tubuh Marmon dan
mengambil sebuah Orb Putih yang merupakan Jantung dari Artix.
Namun Armeron juga mengambil sebuah butiran batu hitam pekat
yang mengeluarkan aura kesesatan sangat kental.
Apa itu? Tanya Jack keheranan.
Orb ini adalah jantung..., Jawab Armeron.
Bukan itu. Tetapi benda satunya lagi, Potong Jack dengan
segera.
Armeron mengambil nafas panjang. Marmon adalah iblis
ribuan tahun yang melayani Lord of Darkness, Sang Kejahatan itu
sendiri. Walaupun ia kini telah mati namun energi hitamnya tidak
musnah begitu saja. Batu kecil ini adalah inti energi hitam dari
Marmon.
Kalau begitu akan segera kumusnahkan benda itu! Seru Jack.
Jangan! Larang Armeron, Kita dapat memanfaatkan benda ini.
Seandainya saja aku masih dapat menggunakan Item Tombak
Kekudusan yang kujaga sekarang, tentunya aku dapat melenyapkan
aura jahat dari benda ini dan memanfaatkan untuk meningkatkan
energiku sendiri untuk melawan kejahatan. Sayang sekali.
Bab 38. Pertempuran di Langit
By: Junaidi Halim

Ratusan Naga berwarna kuning terbang di angkasa membentuk


semacam formasi tempur. Sementara di sisi lain ratusan naga
berwarna biru juga melakukan hal yang sama. Kedua Bangsa Naga itu
meluncur bersamaan dan dengan kecepatan penuh saling mendekat
satu sama lain. Naga Kuning memulai serangan terlebih dahulu
dengan menghembuskan angin badai yang dapat mencabut pohon
besar hingga ke akar akarnya. Naga Biru membalas dengan

menyemburkan air keras dari moncongnya yang mampu melumerkan


baja tebal. Angin dan air pun beradu di udara. Sebagian naga tumbang
karena tercabik angin badai, sebagian lagi tumbang karena tersiram
air keras hingga kulitnya lumer. Namun para naga menahan nafas
ketika suara raungan ganas seekor naga utama menggelegar di
angkasa. Naga Biru besar muncul dari balik awan dengan tatapan
mata tajam. Ia menyemburkan cairan biru tua yang langsung
menyiram beberapa naga kuning sekaligus. Naga naga muda itu pun
langsung tumbang tanpa perlawanan. Kekuatan mereka kalah jauh
dari kekuatan Naga Laut Utama, Serene.
Benturan fisik pun tidak dapat dihindari lagi. Jarak
pertempuran antara kedua Bangsa Naga sudah terlalu dekat sehingga
semburan angin Bangsa Naga Langit maupun semburan air Bangsa
Naga Laut menjadi kurang efektif dibandingkan sayatan cakar atau
lecutan ekor mereka. Maka Para Naga pun saling membantai satu
sama lain. Namun tidak ada satu naga pun yang berani menghadapi
Serene, Raja Naga Laut yang memiliki kekuatan mematikan. Tidak ada
yang tahu mengapa Bangsa Naga Laut yang selama ini tenang
tenang saja tinggal diam di lautan dalam tiba tiba muncul di
permukaan dan menyerang Bangsa Naga Langit.
Apa yang telah kami lakukan sehingga kau bangsamu
mendendam kepada bangsa kami, Hai Serene? Tanya Alazir, salah
satu Naga Langit yang menjabat sebagai Jenderal untuk mewakili
Awhair yang tidak kunjung pulang. Bangsa Naga Langit sama sekali
tidak mengetahui nasib tragis yang dialami Awhair yang telah tewas
itu. Kami Bangsa Naga Langit di bawah kepemimpinan Awhair tidak
pernah mengganggumu. Pandanglah kami seperti kau memandang
Agair, Naga Langit Utama yang tewas karena membela Holy Light.
Tarik mundur pasukanmu dan kita lupakan pertarungan hari ini.
Dasar lemah! Setelah tahu akan kalah barulah kalian
merengek. Kemana Rajamu Awhair yang berani mengambil Jubah
Sakti Holy Light dan berniat menguasai dunia. Suruh dia keluar untuk
beradu nyawa denganku! Teriak Serene sambil kembali menyerang.
Sudah kukatakan kepadamu berulang kali. Awhair tidak ada di
sini! Balas Alazir sambil menghindari serangan Serene tepat pada
waktunya.
Kalau begitu Bangsa Naga Langit akan kumusnahkan sampai ia
berani menunjukkan batang hidungnya yang busuk itu! Seru Serene
meneriakkan ancaman.
Alazir adalah Jenderal Naga berpengalaman. Ia tahu posisi
lawan lebih menguntungkan karena keberadaan seorang pemimpin
seperti Serene, Naga Laut Utama yang sangat kuat. Sementara dirinya
yang ditunjuk sebagai pemimpin sementara, menggantikan Awhair

perlu ratusan tahun berlatih baru bisa menyamai kekuatan Serene


yang sekarang. Oleh karena itu kesempatan Bangsa Naga Langit untuk
bisa menang sangatlah kecil. Mereka hanya bisa mengandalkan medan
tempur di langit dan bukan di laut yang sedikit menguntungkan
mereka.
Serang rajanya terlebih dahulu! Jika Naga Laut kehilangan
pemimpin maka peperangan ini sudah kita menangkan setengahnya!
Seru Alazir kepada Pasukannya, memerintahkan menumbangkan
Serene secepat mungkin.
Dasar naif! Kau pikir mudah untuk menjatuhkan aku? Ejek
Serene, Terima ini! Jurus Pusaran Tujuh samudera! Tiba tiba saja
Serene menyemburkan air ke tujuh arah sekaligus. Air itu meliuk liuk
seperti seekor ular yang hidup dan menggulung banyak prajurit Naga
Langit yang tak kuasa menghindar. Setiap naga yang tergulung maka
tubuhnya pasti hancur lebur tak bersisa oleh kekuatan pusaran air
maut itu.
Diam diam Alazir sendiri terkejut setengah mati melihat
kedashyatan jurus Sang Naga Laut Serene. Nyawa Alazir sendiri
hampir melayang dan keberanian nya langsung hancur lebur melihat
hampir setengah pasukannya sudah tumbang. Sebagian besar dibantai
Serene sendiri. Sisa pasukan Naga Langit hanya bisa bertahan
semampu mereka sambil terus terdesak mundur. Kembali ke markas!
Ini Perintah! Semua Pasukan Kembali ke Kerajaan Naga Langit!
Bab 39. Jatuhnya Kerajaan di Langit
By: Junaidi Halim

Tutup gerbangnya rapat rapat! Seru Alazir setelah masuk ke


dalam Istana Naga Langit. Pintu yang terbuat dari logam keemasan itu
pun segera menutup. Istana Naga Langit mempunyai bentuk yang
sangat unik, yaitu menyerupai sebuah bola besar berwarna keemasan
dan mengapung di langit. Istana ini terbuat dari logam langka yang
sangat kuat melebihi batu permata namun juga sangat ringan seperti
bulu sehingga dengan menggunakan baling baling di permukaannya
memampukan istana ini terus terbang di angkasa. Karena bentuknya
yang menyerupai bola logam raksasa tanpa celah dan dapat terus
bergerak sehingga sulit bagi lawan untuk menerobos masuk ke
dalamnya.
Namun serangan kali ini sungguh tidak main main. Ratusan
Naga Laut terus menyemburkan air keras ke segala permukaan dari
Istana Naga Langit. Lalu dengan hantaman ekor dan cakar, mereka
terus berusaha menjebol pertahanan dari Istana Naga Langit. Lama

kelamaan Alazir menjadi kuatir juga. Mereka tidak bisa terus menerus
bertahan untuk selamanya. Sekuat apa pun pertahanan, suatu saat
pasti akan dibobol juga. Oleh karena itu Naga Langit perlu rencana lain
jika ingin mempertahankan eksistensi dari Bangsanya itu. Namun apa
yang harus mereka lakukan? Oh, Rajaku Awhair putra Agair,
dimanakah kau berada saat ini? Tanya Alazir dalam desisan kecil.
Untuk apa menyebut nyebut nama naga tidak berguna itu,
Alazir? Dia sudah mati kubunuh! Seru seekor naga di belakang Alazir.
Alazir seperti dihantam halilintar di tengah siang bolong.
Kurang ajar! Siapa yang berani... Kau! Alazir Terkejut seperti melihat
hantu. Di hadapan Alazir sudah berdiri seekor Naga dengan ukuran
tubuh lebih kecil dan buruk sekali rupanya. Namun hawa pembunuh
dan kengerian tetap terpancar dashyat. Naga itu adalah Mistyx. Putra
Durhaka! Pembunuh Yang Mulia Agair! Berani benar kau menginjakkan
kaki busukmu di istana ini! Seru Alazir lagi.
Mistyx hanya tertawa. Istana ini didirikan oleh Agair, ayah
kejam yang tega membuang anaknya sendiri karena cacat. Lalu
mengapa aku tidak boleh mengambil alih istana ini sebagai
pewarisnya yang sah karena Awhair, Putera Agair yang lain telah
tewas di tanganku. Lagipula tidak sulit untuk dapat keluar masuk dari
sini karena aku tahu semua jalan rahasianya.
Apa? Tidak mungkin. Kalian sama sama putera Agair.
Kekuatan kalian berdua tidak jauh berbeda. Tidak mungkin semudah
itu kau membunuh Awhair. Apalagi tubuhmu cacat dan lebih kecil dari
Sang Raja. Kau tidak mungkin menang! Jawab Alazir tidak percaya.
Ya, benar. Aku sendiri tidak mungkin menang melawan
Awhair. Kalau begitu kurasa aku harus berterima kasih kepada
Greenhost, Naga Hutan Utama yang sudah melukai Awhair hingga
sekarat terlebih dahulu. Bahkan untuk membunuh Awhair aku tidak
perlu bersusah payah, Kata Mistyx sambil tersenyum.
Naga Licik! Kubunuh kau! Teriak Alazir sembari memulai
serangan.
Dasar Bodoh! Menghadapi Awhair mungkin aku tidak sanggup
tetapi untuk mengalahkan naga yang lebih muda daripadanya aku
tidak takut apalagi kau yang sudah terluka! Balas Mistyx.
Alazir menghembuskan angin badai ke arah Mistyx sementara
Mistyx menyemburkan kabut beracun yang mematikan. Angin lebih
menang melawan kabut racun. Dalam sekejap kabut beracun sudah
dapat disingkirkan karena terdorong oleh desakan angin kencang
Alazir tapi Alazir tetap kalah dalam pertarungan. Kabut Mistyx
digunakan bukan saja untuk menyerang tetapi juga untuk

menyembunyikan diri. Kabut gelap itu membuat Mistyx tidak terlihat


untuk sementara dan ketika Alazir sibuk menyingkirkan kabur
beracun, Mistyx sudah berada di belakang tubuh Alazir dan
menghantamkan cakarnya ke punggung sang Naga Langit. Alazir
langsung muntah darah dan sebelum sempat bertindak lebih jauh,
hembusan kabut racun sudah disemburkan ke seluruh tubuhnya. Alazir
pun roboh karena tubuhnya kaku keracunan. Sebuah lecutan ekor
yang keras dari Mistyx langsung meremukkan tulang dadanya.
Penyusup! Penyusup! Teriak Prajurit Naga Langit yang baru melihat
Alazir dicelakai oleh Mistyx. Melihat Naga Langit lain mulai
berdatangan, Mistyx langsung menciptakan kabut tebal dan melarikan
diri entah kemana.
Pintu.... Gerbang... Jangan biarkan..., Desis Alazir tanpa ada satu
Naga Langit pun yang memperhatikan karena panik menyaksikan
pemimpin sementara mereka cedera berat.
Dugaan Alazir sangat tepat. Mistyx tengah membuat keonaran di
depan Pintu Gerbang dan membukanya. Sekejap kemudian Mistyx pun
melarikan diri melalui jalan rahasia yang diketahuinya. Sementara
Pasukan Naga laut pun menyerbu masuk dan membantai setiap Naga
Langit yang tersisa. Itulah akhir dari Bangsa Naga Langit yang
perkasa.
Bab 40. Terjebak
By: Junaidi Halim

Dimana Jubah Sakti itu! Seru Serene, Sang Naga Laut Utama
dengan marah, Dasar Penyihir! Jangan bermain main denganku atau
kulumat kau hingga tak bersisa.
Penyihir yang dimaksud adalah seorang nyonya muda yang
memakai jubah panjang berwarna hitam. Tangan kanannya memegang
sebuah tongkat panjang sementara tangan kirinya memegang sebuah
bola kristal. Dialah yang bernama Maramil, Sang Dewi Penyihir yang
sudah disebutkan pada bab bab sebelumnya. Wanita iblis yang telah
menyatukan kembali para Zingamon yang tersisa. Sayang sekali,
Serene tidak menyadari dengan siapa ia berurusan.
Melumatku? Kejam sekali kata katamu itu, Naga Penguasa
Laut yang mulia. Bersabarlah sebentar lagi. Jubah Sakti itu akan
datang mengantarkan dirinya ke tempat ini, Jawab Maramil dengan
tenang sementara Lexus, putranya tersenyum seperti menahan tawa.

Serene merasakan ada sesuatu yang ganjil. Firasat naganya


merasakan bahwa dirinya hanya diperalat. Namun mana mungkin
penyihir kecil berani bermain main dengan Bangsa Naga kecuali ia
tidak takut mati. Katakan Penyihir. Ada dendam apa kau dengan
Bangsa Naga Langit sehingga memperalat aku untuk membantai
mereka hingga tak bersisa? Tanya Serene akhirnya menandakan ia
tidak lagi percaya dengan perkataan Maramil, Kau katakan Jubah
Sakti ada di sini sehingga aku mengerahkan seluruh pasukanku untuk
bertempur. Namun setelah pertempuran panjang dan melelahkan ini
kau malah mengatakan jubah itu baru akan datang. Apa maksud di
balik kata kata licikmu itu, penyihir!
Lelah? Kelelahan. Itulah yang aku harapkan dari hasil
pertempuran ini, Serene yang mulia. Jika kau dan pasukanmu lelah
maka kalian akan lebih mudah ditaklukkan. Keluarlah, pasukanku!
Seru Sang Dewi Penyihir Miramil dan seketika itu juga muncullah
Ratusan Pasukan Kegelapan, Bangsa Manusia Kelalawar Vampir yang
dapat terbang. Mereka mengepung Pasukan Naga Laut dengan rapat.
Kau menjebakku! Dasar Keparat Licik! Seru Serene dengan
marah. Nasi sudah menjadi bubur. Namun yang paling mengkuatirkan
Serene bukanlah banyaknya pasukan lawan yang terdiri dari vampir
vampir itu melainkan kemunculan Zingamon yang memimpin mereka.
Zingamon besar setinggi lima meter yang terbuat dari kristal hijau
beracun dengan empat lengan. Sayapnya mengepak liar dan
memampukannya untuk terbang mendekat ke arah Serene.
Terimalah hormatku, Arnarock yang mulia, Salam Maramil,
Umpan sudah diambil oleh Naga Laut bodoh ini. Silakan tuanku
Arnarock menghabisinya.
Arnarock tertawa lebar. Tuan yang kuat tentu harus memiliki
budak yang bagus. Terima kasih, penyihir kecilku, Jawab Arnarock
dengan puas.
Maramil pun mengambil langkah mundur dari tengah medan
yang akan dijadikan pertarungan antara Bangsa Naga Laut di bawah
pimpinan Serene dengan Pasukan Kegelapan Bangsa Vampir di bawah
pimpinan Arnarock The Hell Rock. Aku tidak punya dendam dengan
Bangsa Naga Langit. Dendamku untuk semua Bangsa Naga. Demi
dendam ini, jiwaku pun rela kujual kepada iblis, bisik Maramil kepada
Serene.
Bab 41. Rahasia Generasi Sihir
By: Junaidi Halim

Mengapa wanita iblis itu begitu mendendam kepada Bangsa


Naga? Desis Serene begitu heran, Bahkan aku sendiri pun tidak
pernah berjumpa dengan penyihir itu. Lalu dendam apa yang ia
maksudkan?
Dendam generasi ke generasi yang sudah berakar pahit. Itulah
yang ia punya. Kau dan naga naga lainnya telah mengkhianati
leluhur mereka, jawab Arnarock.
Leluhur apa? Sudah kubilang aku tidak pernah berurusan
dengan penyihir sebelumnya. Bagaimana mungkin ada dendam di
antara kami, Kata Serene bersikeras.
Lalu bagaimana dengan pengkhianatan kalian terhadap Agaril?
Bukankah keeper yang bermaksud baik untuk mendamaikan dunia
malah kalian bunuh dengan kejam agar dapat menguasai Faith
Armor? Tanya Arnarock dengan melemparkan sebuah senyuman
jahat.
Lalu apa hubungannya dengan semua ini? Serene semakin
tidak mengerti.
Erat sekali hubungannya, Serene. Karena Maramil, Dewi
Penyihir itu adalah anak langsung dari Agaril sendiri dan seorang
manusia bernama Irine, Sahut Arnarock.
Tidak mungkin. Kejadian ini sudah ratusan tahun berlalu
bahkan tidak banyak yang masih ingat mengenai hal ini. Mana
mungkin ada manusia yang dapat hidup ratusan tahun bahkan seorang
penyihir pun tidak mungkin dapat melakukan hal itu, Jawab Serene
tidak percaya.
Manusia atau penyihir memang tidak dapat hidup sepanjang
itu, naga bodoh, tetapi iblis bisa. Maramil mengubah dirinya menjadi
iblis betina agar dapat menyaksikan saat saat seperti ini. Melihat
kehancuran Bangsa pembunuh ayahnya dengan mata kepalanya
sendiri, Kata Aranrock yang diiringi dengan tawa mengerikan.
Ratusan tahun lalu, Agaril jatuh cinta kepada seorang gadis
manusia biasa. Cinta kadang dapat menjadi sangat memabukkan.
Bukan hanya melanggar larangan The One kepada Keeper untuk tidak
menginjakkan kaki di dunia, Agaril bahkan berani terang terangan
menampilkan perasaan cintanya kepada sang kekasih. Bahkan ketika
ia sudah terikat akan dunia ini, Agaril tidak rela melihat perang yang
terus terjadi antara Bangsa Naga untuk memperebutkan jantung Agair
yang juga adalah sahabat dari Agaril. Namun pelanggaran terhadap
hukum The One selalu mendatangkan bencana. Agaril menemui
kematian dengan tragis oleh pengkhianatan Bangsa yang ingin
ditolongnya. Item Faith Armor yang seharusnya dijaga dengan baik

malah menjadi sumber permasalahan yang semakin memperuncing


perang di dunia.
Irine, kekasih Agaril, harus menyingkir dari hadapan dunia
agar nyawanya dapat diselamatkan. Ia menjadi incaran nomor satu
dari seluruh Bangsa Naga karena hubungan khususnya dengan Sang
Keeper Agaril. Hampir semua makhluk menyangka Irine tahu di mana
tempat Agaril tewas bahkan juga tersebar rumor bahwa sebelum
tewas Agaril menitipkan jubah sakti itu kepada Irine. Saat melarikan
diri, Irine tengah mengandung sebagai hasil buah cintanya dengan
Agaril. Dengan kemampuan sihir yang dipelajarinya sendiri dari Agaril,
tidak sulit bagi Irine untuk mencapai pelosok pelosok dunia yang
paling sunyi untuk bersembunyi. Hingga akhirnya ia melahirkan
sepasang putri kembar. Yang satu dinamakan Maramil dan adiknya
dinamakan Amaril. Keduanya dinamakan dengan akhiran il untuk
mengenang cintanya kepada sang suami.
Maramil dan Amaril dikandung dari benih Keeper yang memiliki
sihir. Ditambah lagi dengan pengajaran kekuatan sihir dari sang ibu
menjadikan kedua anak kembar itu memiliki sihir yang cukup dashyat.
Namun walau kembar mereka berdua memilih jalan hidup yang
berbeda. Maramil yang pemarah berniat membalaskan dendam sang
ayah. Sementara Amaril yang lebih tenang memilih untuk berkeluarga
dan membangun sebuah keluarga besar. Dari generasi ke generasi
Amaril inilah lahir sebuah bangsa besar yang kemudian disebut
dengan Bangsa Penyihir.
Maramil yang menempuh kehidupan berbeda dengan berkelana
dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari kekuatan sihir.
Keserakahan dan ketidak puasan selalu menjadi awal dari kejahatan
dan kejatuhan. Maramil yang ingin hidup abadi agar dapat membalas
dendam telah menentang hukum alam The One sendiri. Ia pun mulai
menentang The One dan mengubah dirinya menjadi iblis penyihir yang
dikenal sebagai Dewi Penyihir.
Walau sudah menjadi iblis, Maramil tetaplah ciptaan yang
memiliki kelemahan. Ia tidak tahan akan kesepian. Lalu ia pun
membuat sihir hitam dan meminjam benih dari kegelapan untuk
mengandung seorang anak. Anak itulah si Penyihir Hitam Lexus, yang
hatinya hanya mengenal kejahatan. Kelemahan lain dari Maramil
adalah sihir yang tetap kurang cukup walau sudah dikumpulkan
selama ratusan tahun jika dibandingkan dengan perkembangan
kekuatan Bangsa Naga.
Semakin tua seekor Naga maka kekuatan nya akan semakin
dashyat apalagi dari seekor Naga utama melahirkan naga naga lain
hingga membentuk satu bangsa yang besar. Sehebat apapun Maramil,
ia tidak dapat menghadapi naga naga itu sendirian. Itulah mengapa
Maramil mengambil jalan yang tidak berani dimimpikan oleh makhluk

lain, yaitu membangkitkan kembali Pasukan Kegelapan untuk


membalas dendam. Sejak itulah teror dari ibu dan anak ini mulai
menghantui dunia karena kejahatan mereka.
Bab 42. Pertempuran Serene vs Arnarock
By: Junaidi Halim

Aku tidak peduli siapa lawanku! Walaupun kau Lord of


Darkness sekali pun, aku pasti akan melumatmu hingga habis rasakan
jurusku! Semburan Tujuh Samudera! Seru Serene sambil
menyemburkan gelombang air yang dashyat ke tujuh arah sekaligus.
Apa ini? Jangan main main denganku! Teriak Arnarock tak
bergeming menerima jurus Serene dengan telak, Apa kau pikir air
pancuran ini dapat menghancurkanku? Arnarock langsung
melayangkan tinjunya dari jarak jauh. Sebuah energi berbentuk tinju
besar tiba tiba meluncur ke arah Serene. Untungnya Serene bergerak
sigap menghindar sekaligus menarik kembali energi semburannya
untuk digunakan membuat pusaran perisai air yang menahan tinju
Arnarock.
Jika hanya segitu kemampuanmu maka kematianmu akan
sangat cepat, naga! ejek Arnarock.
Ingin membunuhku! Jangan mimpi! Terima jurusku yang lebih
dashyat! Teriak Serene yang tidak mau diremehkan begitu saja,
Ombak Menggulung Langit! Serene meningkatkan energi serangnya
hingga maksimal. Tubuh Biru Serene tiba tiba berubah bentuk
menjadi air dalam jumlah yang menakjubkan, seakan akan seluruh
kolong langit berubah menjadi lautan yang bergulung gulung
menuju ke arah Arnarock untuk melumatnya hingga hancur.
Arnarock berdiri kokoh bagai karang. Gulungan ombak yang
merupakan penjelmaan dari tubuh Serene pun pecah seperti ombak
laut menghantam dinding karang. Jurusmu meningkat pesat. Sungguh
tidak mengecewakan tetapi tetap tidak ada apa apanya
dibandingkan jurusku. Terima tinjuku! Rock Slam! Seru Arnarock.
Dasar bodoh! Tubuhku sekarang terbuat dari air, mana
mungkin bisa dihancurkan oleh benda padat! Seru Serene sambil
tersenyum karena merasa dirinya tidak dapat disentuh ketika berubah
menjadi gulungan ombak. Tetapi senyum di wajah Serene segera
terhapus ketika rasa sakit yang tidak tertahan menyerang begitu saja
dan membuatnya muntah darah. Tanap disadari, tubuh Serene yang
sebelumnya cair kini sudah berubah menjadi kristal kristal padat
beracun, terkontaminasi oleh unsur tubuh Arnarock.

Tinju Rock Slam ku bukan tinju sembarangan naga kecil,


Jawab Arnarock dengan tenang, Tinjuku ini dapat mengubah segala
unsur menjadi batu kristal yang mematikan. Masalahnya tidak ada
makhluk lain yang tahan menghadapi kristal itu selain diriku karena
kristal itu berasal dari neraka yang sangat beracun dan mematikan
bagi siapapun yang terkena olehnya. Apalagi seluruh tubuhmu kini
sudah berubah menjadi kristal racun itu, Serene. Umurmu tidak akan
panjang lagi.
Mungkin! Tetapi aku tidak akan kalah darimu! Seru Serene
sambil memuncakkan energinya lagi hingga mencapai puncak tertinggi
untuk mengeluarkan jurus pamungkas terhebat Sang Naga Laut
Utama, Jurus Pusaran Lautan Tanpa Dasar. Seluruh batu kristal yang
menutupi tubuh Serene pecah berantakan dan Sang Naga pun
meluncurkan jurusnya.Tiba tiba saja seluruh wilayah tempur antara
Serene dan Arnarock berubah menjadi lautan luas yang tidak
berujung.
Apa? Apa apaan ini? Bagaimana mungkin aku berada di sini?
Ini pasti ilusi! Teriak Arnarock mulai panik ketika menyadari dirinya
sudah berada di tengah lautan luas dan perlahan lahan mulai
tenggelam. Tidak heran Arnarock tidak bisa berenang karena tubuhnya
terbuat dari batu kristal yang sangat berat.
Bukan ilusi. Kau sedang berada di dalam jurus mautku. Maka
terimalah kematianmu di dasar samudera yang paling gelap! Hardik
Serene dengan kemarahan yang luar biasa.
Lautan bergejolak seperti diterjang badai. Lalu muncullah
pusaran arus raksasa yang terus berputar dan berputar. Sia sia saja
Arnarock berusaha untuk melawan atau pun menghindar. Tubuhnya
yang besar terseret arus hingga lenyap tak terlihat lagi. Baru setelah
itulah Serene menghentikan jurus pamungkasnya.
Keadaan di medan tempur kembali seperti semual. Samudera
luas yang menelan arnarock pun lenyap sudah. Tidak jelas juga
bagaimana nasib Zingamon Arnarock The Hell Rock. Tetapi jika melihat
kelegaan di wajah Serene maka sudah jelas Arnarock pasti sudah
tamat riwayatnya. Serene memandang sekitarnya. Pertarungan
Bangsa Naga Laut melawan Pasukan Kegelapan Bangsa Vampir masih
berlanjut. Tetapi setelah mengalahkan Arnarock, Serene yakin
kemenangan akan berpihak kepadanya.
Fire Blow! Teriak Arnarock entah darimana. Tiba tiba
ledakan dashyat api neraka terjadi di tengah tengah medan tempur,
mementalkan Serene hingga menghantam dinding logam Istana Naga
Langit. Arnarock sudah muncul kembali ke tengah pertarungan entah
darimana. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Bab 43. Jurus Samudera Raya Tanpa Batas


By: Junaidi Halim

Jurus Licik! Hampir saja aku tewas tidak berbekas di dimensi


lautan ciptaanmu itu! Untunglah dengan ledakan energi Fire Blow aku
mampu menerobos pintu dimensi dan kembali ke sini! Kali ini aku
tidak akan main main lagi, Ancam Arnarock dengan aura membunuh
yang sangat kental.
Serene sendiri kini benar- benar tidak berkutik. Jurus
pamungkasnya bukan hanya tidak berhasil menenggelamkan Arnarock
bahkan mahkluk iblis ini tidak terlihat terluka sama sekali. Padahal
Serene sudah mengerahkan semua energi dan jurus terakhir yang
dimilikinya. Kali ini Serene benar benar terdesak.
Mati kau, Naga Air lemah! Teriak Arnarock sambil meninju ke
arah Serene, Jurus Rock Slam. Keempat tangan Arnarock tiba tiba
memanjang dan mengepung Serene dari segala arah. Serene yang
tidak mau mati konyol segera menggunakan Jurus Semburan Tujuh
Samudera untuk melindungi dirinya dari segala arah. Tetapi kekuatan
pukulan Arnarock tidak terhadang sama sekali. Perisai air Serene tidak
berguna melawan pukulan yang luar biasa kuat dari Arnarock. Sebuah
Tinju menghantam kepala Serene hingga retak, sebuah lagi
meremukkan tulang dadanya, sebuah lagi menghancurkan tulang
punggungnya dan sisanya memutuskan ekor Sang Naga. Serene kalah
telak dan kehilangan segalanya.
Rupanya Sang Naga sudah berubah menjadi cacing busuk yang
lemah. Kurasa sekaranglah saat nya kau menghadap Sang Pencipta,
cacing! Matilah bersama dengan seluruh Bangsa Nagamu! Maki
Arnarock sambil meluncurkan keempat tinjunya ke arah kepala Serene
dengan maksud meremukkan kepala Sang Naga.
Keempat tinju itu seperti membentur dinding baja seratus lapis
bahkan berbalik menghantam Arnarock sendiri. Tiba tiba entah
darimana muncul energi lembut namun juga keras mengelilingi
seluruh Tubuh Serene yang mendesak Arnarock untuk mundur ke
belakang. Tubuh Serene merekah dengan dashyat, kulitnya yang
berwarna biru perlahan lahan mulai robek dan bercahaya. Dan
puncaknya Serene pun melengking nyaring dan mengeluarkan ledakan
yang dahsyat. Arnarock bergidik ngeri karena tidak tahu apa yang
sebenarnya sedang terjadi. Dari kepulan asap keluar sekilas cahaya
biru tua. Seekor Naga Air muncul dalam rupa yang baru. Sekujur
tubuhnya berwarna biru muda namun tembus pandang. Hanya urat
urat naganya yang terlihat nyata berwarna biru tua dan bercahaya

terang. Pandangan matanya penuh wibawa dan kekuasaan. Namun


yang paling mengerikan adalah pancaran energinya yang melebihi
Serene, Sang Naga Laut Utama.
Kau! Siapa kau? Tidak mungkin kau adalah Serene, bukan?
Tanya Arnarock kebingungan.
Hanya dengan sedikit berganti kulit kau sudah tidak dapat
mengenaliku lagi. Dasar Zingamon bodoh! Tampaknya pintu neraka
lebih menginginkan dirimu dibandingkan diriku, maka dengan senang
hati kuantar kau kesana, Kata Serene baru dengan sinis.
Transformasi! Astaga, kau sudah bertransformasi. Tapi
bagaimana mungkin? Tanya Arnarock tidak mengerti.
Benar! Aku bertransformasi menjadi naga baru yang jauh lebih
kuat. Kami Bangsa Naga memiliki keajaiban Tranformasi yang kami
sendiri tidak mengerti bagaimana bisa terjadi. Tidak semua bangsa
naga bisa mengalami keajaiban ini. Kesempatan transformasi mungkin
satu juta berbanding satu. Tetapi pada intinya ketika nyawaku di
ujung tanduk, ketika kulihat bangsaku musnah sudah, dan ketika
itulah aku menyadari kekuatan sejatiku. Sekarang cobalah ini,
Zingamon, Kata Serene dengan tenang, Jurus Samudera Raya Tanpa
Batas.
Arnarock langsung tertekan oleh energi aneh. Dalam sekejap
seluruh langit dipenuhi pusaran udara ganjil yang membuat Aranarock
sulit bernafas. Pijakan Aranarock pun goyah dan perlahan lahan
tubuhnya mulai melayang layang seperti tanpa bobot. Apa apaan
ini? Ini pasti jurus yang sama dengan sebelumnya. Kau hanya
mempermainkan aku dengan dimensi lemah buatanmu! Terima
jurusku, Fire Blow! Teriak Arnarock. Tapi Arnarock terkejut setengah
mati. Energi Fire Blow tertahan di dalam tubuhnya. Ada energi dashyat
lain yang menahan energi Arnarock untuk dapat dikeluarkan.
Akibatnya sangat fatal bagi The Hell Rock, Arnarock. Energi Fire Blow
meledak di dalam tubuhnya sendiri dan membuatnya jadi senjata
makan tuan. Arnarock baru menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Jurus Samudera Raya Tanpa Batas telah mengubah Serene menjadi
sebuah dimensi baru dan ia terjebak di dalamnya. Dengan kata lain,
Arnarock berada di dalam tubuh Serene sendiri yang merupakan
samudera hampa tanpa ujung dan tanpa dasar, benar benar tak
terbatas.
Bab 44. Mimpi Buruk Naga Laut
By: Junaidi Halim

Jurus yang hebat tetapi sanggupkah jurusmu melawan


jurusku? Tanya suara itu. Suara yang membuat semua bulu di sekujur
tubuh Serene bergidik ngeri. Entah bagaimana kejadiannya, Serene
tidak mengerti mengapa ia bisa berada di tempat ini. Tanah yang
dipijaknya terbuat dari bara api. Debu dan uap panas memenuhi
udara. Lahar mengalir seperti sungai dan gunung gunung api terus
meledak setiap saat. Bumi bergetar, tengkorak bergelimpangan dan
makhluk makhluk hitam mengerikan beterbangan bebas di langitnya
yang merah.
Kenapa bisa begini? Di mana aku? Tanya Serene heran,
Seharusnya aku sekarang sedang bertarung dengan Arnarock. Aku
hampir saja membunuhnya tetapi mengapa tiba tiba aku bisa berada
di tempat ini?
Oh, iyah. Kau memang masih berhadapan dengan arnarock,
sayangku. Lihat! Dia ada di hadapanmu! Teriak suara itu. Lalu tiba
tiba tanah bara api itu bergetar hebat dan dari dalamnya keluar
makhluk yang teramat sangat besar. Dia adalah Arnarock tetapi
dengan ukuran tubuh 10 kali lipat.
Selamat datang di rumahku, Serene! Senang sekali bisa
berjumpa lagi denganmu di neraka! Seru Arnarock sambil tertawa
lebar.
Serene terkejut setangah mati melihat lawannya yang jauh
lebih besar. Dengan tubuh sekitar 30 meter, Arnarock lebih
menyerupai sebuah menara tempur dibandingkan makhluk hidup. Tapi
masalahnya makhluk besar ini tetap memiliki empat lengan dan
sepasang sayap. Tidak mungkin! Bagaimana bisa kau berubah
menjadi sebesar ini? Tanya Serene yang menjadi semakin panik.
Tak usah banyak tanya! Mati sajalah kau! Teriak Arnarock
sambil melancarkan jurus Rock Slam nya. Kekuatan Arnarock pun
meningkat hingga ratusan kali lipat. Kali ini walau Serene sudah
bertranformasi tetapi pukulan Arnarock yang sekarang tetap dapat
membuat nya terpental jauh ke belakang. Serene merasa seluruh
organ tubuhnya terluka berat. Sebelum serangan berikutnya datang,
Serene balas menyerang dengan Jurus Pamugkas barunya, Jurus
Samudera Raya Tanpa Batas. Namun kali Serene benar benar
terkejut hingga setengah mati. Jurusnya lenyap sama sekali!
Naga Air bodoh! Ingat ini adalah neraka! Jangankan samudera,
setetes air pun tidak ada di sini! Ejek Arnarock yang kegirangan
melihat lawannya sudah tidak berdaya, Terimalah pukulanku ini!
Kali ini Serene sudah tidak dapat berkutik lagi. Pertahanan dan
serangan jurusnya benar benar lenyap di tempat yang dikatakan
arnarock sebagai neraka ini. Pukulan Arnarock pun langsung

menghantam telak kepalanya hingga retak lalu menyusul dadanya


yang dihantam hingga tulang belulang Serene terasa remuk. Darah
pun tersembur dari mulut Sang Naga Air Serene sementara tubuhnya
menggeliat kesakitan. Namun walau begitu mata Serene tetap
memancarkan semangat bertarung yang luar biasa. Ia masih
mempunyai satu senjata terakhir untuk dapat memperoleh
kemenangan, yaitu kenekatan untuk adu nyawa. Serene lalu membelit
tubuh Arnarock yang jauh lebih besar daripada dirinya lalu
meledakkan energi yang tersisa di dalam dirinya. Tindakan ini
memang pasti akan menghancurkan atau setidaknya melukai lawan
dengan berat tetapi juga merupakan senjata makan tuan, karena diri
sendiri pasti tidak akan luput dari luka berat akibat ledakan energi
dirinya sendiri.
Serene langsung roboh dengan luka parah di sekujur tubuhnya
tetapi Arnarock juga hancur lebur menjadi batu batu api yang
berhamburan kemana mana. Berhasil, Desis Serene lega,
Untunglah ia tewas lebih dahulu karena jika tidak nyawaku pasti
sudah dikirim ke neraka.
Naga bodoh! Sekarang pun kau sudah berada di neraka.
Namun karena kau memaksa maka akan kuhancurkan tubuhmu hingga
tak berbentuk, Seru Arnarock. Serene terkejut setengah mati seperti
bertemu dengan malaikat pencabut nyawa sendiri karena tiba tiba
ribuan batu dan tanah api yang ada di neraka bergabung menjadi satu
lalu membentuk sosok Arnarock lain, Arnarock yang besarnya sepuluh
kali lipat lagi dari sebelumnya. Serene kini hanya seukuran ulat bagi
Arnarock raksasa. Dengan kedua jari tangannya, Arnarock menjepit
leher Serene yang sudah kehabisan energi. Serene, Naga Air Utama
yang perkasa kondisinya kini tidak lebih baik daripada seekor belut
yang dijepit oleh sepasang sumpit. Tak berdaya dan menunggu
kematiannya.
Bunyi tulang patah dan remuk pun terdengar. Serene jatuh dan
menggeliat hebat melepaskan nyawanya. Kondisi pertempuran
kembali ke tempat semula, yaitu di dalam Istana Naga Langit. Di
sebelah Serene terlihat Arnarock dalam ukuran normal sedang
berusaha memulihkan diri. Ada apa ini? Pikir Serene sembari
melepaskan nyawanya secara perlahan. Derap langkah pun terdengar
dan sosok kuda hitam itu pun muncul. Kuda hitam dengan tanduk yang
jauh lebih hitam lagi melangkah santai mendekati Serene. Sosoknya
sungguh mengerikan dengan mata memancar merah, penuh aura
kesesatan.
Bagaimana mimpimu, Serene? Apakah sudah cukup buruk?
Sayangnya kau mati terlalu cepat, padahal aku baru saja akan
bersenang senang, Kata Nymsis The Dark Unicorn. Serene tidak
dapat menjawab dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Lalu Nymsis bergerak mendekat sembari mengambil jantung Orb Biru

sang naga. Rupanya Serene telah dibokong oleh Zingamon lain ketika
berhadapan dengan Arnarock dan jatuh tertidur oleh jurus Nightmare
dari Nymsis The Dark Unicorn. Itulah akhir dari Serene yang tewas
dalam mimpi buruknya sendiri.
Apa yang kaulakukan disini, kuda hitam Nymsis? Bukankah
kau seharusnya berada di Atlantis untuk menghancurkan seluruh
Bangsa Naga Air sementara aku di sini untuk mengadu domba Serene
dengan Seluruh Bangsa naga Langit? Apa tujuanmu di sini? Tanya
Arnarock heran.
Adu domba? Tidak pernah ada sejarah domba yang diadu
malah hampir mencabut nyawa si tukang adunya, Ejek Nymsis dengan
sinis, Ada perubahan rencana, kawan. Bangsa Naga Langit, Naga Air
dan Naga Es telah dimusnahkan. Kini kita hanya tinggal membereskan
Naga Hutan dan Naga Api untuk memperoleh kelima orb tetapi
masalah baru telah datang. Ada dua Keeper yang ikut campur urusan
kita dan menyebabkan Marmon terbunuh di utara. Akibatnya kita gagal
merebut Orb putih dan Orb kuning. Bahkan jubah sakti Faith Armor
juga telah muncul kembali. Kita harus memikirkan ulang semua
rencana kita.
Bab 45. Nymsis Sang Penguasa Mimpi
By: Junaidi Halim

Di mana ini? Tanya Armeron dengan heran.


Kurasa ini adalah kuburanmu, Keeper Armeron, desis suara
yang terdengar mengerikan.
Kau pasti Nymsis, Kata Armeron yang mengenali unicorn
hitam yang kini berdiri di hadapannya sebagai lawan.
Kau masuk ke dalam mimpiku. Jurus nightmare ini masih sama
seperti dulu, sama sekali murahan tidak berguna. Aku tidak takut!
Seru Armenon yang langsung meledakkan energi dahsyatnya,
Thunder Rain! Ratusan kilat tiba tiba berhamburan dan mengelilingi
Nymsis. Namun yang dilakukan Nymsis hanya menghembuskan nafas
kencang dan dalam sekejap muncul badai topan yang menyeret
ratusan kilat Armeron ke arah pemiliknya.
Armeron segera memuncakkan energi di sekeliling tubuhnya
sebagai perisai.
Tampaknya jurus murahan ini masih sempat membuatmu
kerepotan. Bukan begitu, Keeper Armeron? Tanya Nymsis penuh

ejekan, Malahan sepertinya jurusmu yang sudah mulai kehilangan


kekuatan. Dulu kau begitu perkasa dengan tombak kekudusan
sehingga jurus mimpi buruk milikku pun tak dapat menandingi
kekuatan maha sakti dari tombak itu. Tapi sekarang nasibmu sungguh
tragis.
Diam kau, iblis. Aku tidak butuh tombak sakti untuk
menghancurkanmu! Teriak Armeron yang mulai marah, Lightning
Roar! Gelombang raksasa yang menyimpan energi ledak pun
meluncur. Tanah di sekitar tempat pertarungan itu bergejolak dan
batu batu pun hancur lebur tanpa bentuk. Tetapi Nymsis tetap kokoh
berdiri di tempatnya karena entah bagaimana tubuhnya sudah
berubah bentuk menjadi susunan batu mulia yang keras luar biasa.
Bahkan Armeron yang kini harus kebingungan karena entah
bagaimana kedua kakinya tiba tiba berubah menjadi batu padat
sehingga tidak dapat digerakkan sejengkal pun.
Ini adalah mimpi, Armeron dan akulah penguasanya. Di sini
aku adalah dewa yang menguasai segalanya. Alam dan semua kondisi
dapat kuatur. Bahkan lawanku pun dapat aku mainkan seperti boneka
di tanganku. Katakan padaku, Armeron, bagaimana kau dapat
mengalahkan seorang dewa? Tanya Nymsis penuh kesombongan
karena dirinya tidak terkalahkan.
Kalau begitu makan ini, Dewa Nymsis! Teriak Armeron
lagi,Burning Flash! Sebuah kilatan sinar membutakan mata Nymsis
dan sebelum ia sadar apa yang terjadi kilat yang panas luar biasa
sudah menghantam dadanya. Nymsis seketika itu langsung kehilangan
konsentrasi dan hampir saja jurus mimpi buruknya buyar. Kaki
Armeron yang membatu pun kembali normal bahkan alam mimpi
buatan Nymsis pun mulai kabur. Armeron segera memanfaatkan hal ini
untuk segera sadar dari mimpi buruknya. Tetapi sebuah tanduk hitam
sudah mengincar punggungnya.
Jangan lari kau! Teriak Nymsis yang menyerang dari belakang
Armeron. Secepat kilat Armeron berbalik dan menahan tanduk hitam
Nymsis untuk melubangi dadanya. Namun pada saat itulah sembilan
tanduk lainnya menghujam dari segala arah Armeron yang tidak siap
akan serangan sepuluh tanduk sekaligus pun terluka parah dan
memuntahkan darah. Nymsis yang berada di hadapan Armeron kini
sudah berubah bentuk menjadi seekor kuda raksasa dengan sepuluh
kepala unicorn hitam. Malihat musuhnya terluka, Nymsis kembali
menyerang dengan menyepakkan kedua kaki belakangnya ke dada
Armeron.
Kali ini Keeper Armeron benar benar melayang ke langit
sambil menyemburkan lebih banyak lagi darah segar hingga akhirnya
jatuh dengan keras menghantam batu karang hingga hancur lebur.
Sepakkan kedua kai Nymsis sama kuatnya dengan ribuan halilintar

digabung menjadi satu maka tidak heran Armeron terluka sedemikian


parah. Tidak ada pilihan lagi bagi Armeron. Ia memaksakan dirinya
untuk bangkit kembali dan melakukan Jurus simpanannya. Tiga Jurus
digabung menjadi satu serangan. Thunder rain , Lightning Roar dan
Burning Flash dilakukan secara bersamaan.
Ledakan dashyat pun terjadi sehingga alam mimpi Nymsis pun
hancur berantakan. Armeron segera jatuh berlutut sambil terengah
engah. Walau begitu Armeron sempat melihat tubuh Nymsis hancur
berkeping keping sehingga hatinya terasa lebih ringan. Ia pun mulai
berkonsentrasi untuk dapat sadar dari mimpi buruk ini.
Mengapa buru buru, sahabat? Tanya Nymsis, Bukankah
pertarungan ini baru saja kita mulai?
Armeron kembali terkejut dan menyaksikan Nymsis sama
sekali tidak hancur seperti dugaannya.
Bagaimana mungkin dia bisa menghadapi jurus gabunganku?
Pikir Armeron, Bukankah sebelumnya Jurus Burning Flash sudah
mampu membuatnya terdesak? Tetapi mengapa ketika digabung ia
malah bisa menghadapinya tanpa membuyarkan konsentrasi jurus
mimpi buruknya ini?
Mudah sekali, Armeron, Jawab Nymsis yang rupanya dapat
membaca dengan jelas apa yang dipikirkan Armeron, Aku sudah dapat
membaca jurus apa yang akan kau gunakan. Jurus Lightning Roar
sangat mengerikan bagi yang bisa mendengar. Jurus Burning Flash
sangat mengerikan bagi yang bisa melihat. Namun ketika kau
menggunakan jurus itu maka yang harus kulakukan hanyalah
membutakan mataku dan menulikan telingaku sendiri. Nymsis pun
tertawa girang karena telah berhasil melumpuhkan jurus lawan.
Tapi itu artinya kau melumpuhkan dirimu sendiri! Bagaimana
mungkin kau tahu arah serangan dan dapat menghindar? Tanya
Armeron keheranan.
Agar kau tidak mati penasaran maka akan kujelaskan satu hal
sekali lagi. Ini adalah mimpi dan mimpi adalah aku. Maka meski tanpa
panca indera pun aku tetap dapat merasakan segala sesuatu yang
berada di sini, entah itu gerakan energi, hembusan nafas, hingga
desiran darah pun aku tahu. Di sini akulah dewa, Armeron, kata
Nymsis dengan tampang serius.
Bab 46. Bencana Mimpi Buruk
By: Junaidi Halim

Ahhhhh! Teriak Armeron kesakitan. Seluruh tubuhnya


dipenuhi makhluk hitam kecil yang jumlahnya ribuan. Makhluk kecil itu
ternyata adalah Nymsis yang entah bagaimana bisa membelah dirinya
menjadi ribuan banyaknya. Setiap Nymsis itu menusuki tubuh Armeron
dengan tanduk hitamnya. Armeron seperti diserang ribuan lebah yang
memiliki sengat setajam pedang, mengiris dan menusuk tanpa belas
kasihan. Setiap kali Armeron menepuk dan membunuh satu Nymsis
kecil maka terlahir kembali dua Nymsis kecil yang lainnya. Maka
jumlah makhluk hitam itu sama sekali tidak berkurang bahkan makin
terus bertambah banyak. Tampaknya Armeron sudah tidak dapat
menahan siksaan ini dan nyawanya akan segera berakhir di tangan
Nymsis.
Aku tidak akan kalah! Aku tidak mau kalah! Seru Armeron
berusaha menyemangati dirinya. Ia tahu kekuatan nya sudah tidak
mencukupi untuk bertahan hidup maka satu satunya cara adalah
meminjam kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan. Batu kecil yang
adalah inti energi hitam dari Marmon dikeluarkan Armeron dari
sakunya. Dalam sekejap aura hitam yang penuh kejahatan itu
memancar keluar. Nymsis yang terkejut merasakan energi hitam
dashyat tiba tiba terpancar, terpana untuk sesaat. Kesempatan inilah
yang diambil Armeron untuk menelan batu kecil yang berisi energi
hitam Marmon. Maka tak lama kemudian tubuh Armeron tiba tiba
bergetar hebat dan mengeluarkan ledakan energi luar biasa dahsyat
yang dalam sekejap mata saja berhasil memusnahkan semua Nymsis
kecil yang sedang asyik mengeroyoknya.
Nymsis sudah kembali mengambil bentuknya yang normal
dengan mata merah yang bersinar pucat karena ia dapat merasakan
betapa dashyatnya perpaduan energi Armeron sendiri dengan energi
Marmon. Energi itu tidak jelas bentuknya, kadang hitam dan sesat
kadang bercahaya dan baik. Nampaknya ada pergulatan besar di
dalam tubuh Armeron antara kebaikan dan kejahatan. Namun tak lama
kemudian pergulatan energi itu berubah menjadi penyatuan yang
sempuran dan lahirlah kembali Armeron dengan kekuatan lebih
dahsyat dari sebelumnya.
Kau pikir dengan menggabungkan kekuatanmu dengan
Marmon maka aku akan menjadi takut? Dalam dunia mimpi ini aku
tidak terkalahkan! Seru Nymsis.
Benarkah? Tanya Armeron dengan pandangan penuh
kemarahan dan kekejaman, Kalau begitu terimalah jurus mautku ini!
Ribuan halilintar tiba tiba mengepung Nymsis namun yang sungguh
mengherankan adalah warna halilintar itu kini berubah menjadi hitam
dan memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dari sebelumnya. Nymsis
yang merasa tidak terkalahkan sebelumnya kini mulai menjadi ragu

karena ia dipaksa untuk mengerahkan seluruh energinya agar dapat


bertahan.
Tinju Halilintar Penghancur! Teriak Armeron yang kembali
menyerang dengan ganas. Jurus halilintar ini sangat mirip dengan
Jurus Halilintar Hitam milik Marmon, hanya saja jumlahnya ratusan
dan membuat Nymsis benar benar kalang kabut. Apalagi hawa
kesesatan Armeron makin terasa mengerikan, penuh kekejaman dan
teror. Maka pertarungan iblis melawan iblis pun sepertinya tidak dapat
dihindari.
Bab 47. Tombak yang Tercemar
By: Junaidi Halim

Mati! Mati! Matilah kau! Teriak Armeron yang sudah menggila.


Tinju ratusan halilintar berwarna hitam itu terus menghajar dan
mendesak pertahanan Nymsis. Namun Sang Unicorn hitam adalah
salah satu Zingamon maka tidak mudah untuk menaklukkannya begitu
saja. Untuk menghadapi kekuatan dashyat dari Armeron maka Nymsis
pun mengeluarkan jurus rahasianya, The Black Horn. Tanpa disangka
sangka tanduk hitam Nymsis menyebarkan kegelapan di sekitarnya.
Kegelapan itu bukan saja kegelapan biasa tetapi seperti lubang hitam
yang menghisap dan terus berputar. Alam mimpi Nymsis kini berubah
bentuk menjadi hampa yang mengerikan.
Armeron pun menjadi bingung karena terkurung kegelapan
yang pekat. Selain lawannya menghilang begitu saja tetapi ia juga
mulai kehilangan arah, energi dan terhisap jatuh semakin dalam.
Jangan main main denganku! Teriak Armeron sambil meluncurkan
tinju halilintarnya tetapi halilintar hitam itu pun lenyap ditelan
kegelapan. Merasa terkejut sekaligus tidak puas menjadikan Armeron
semakin mengamuk. Jurus selanjutnya pun dikeluarkan. Armeron
meraung ganas dan gelombang hitam pun meledak seakan hendak
mengguncang jagat raya. Inilah Jurus kedua yang merupakan
penyatuan dari Lightning Roar dengan Pusaran Gelombang Hitam milik
Marmon, menghasilkan Jurus Pusaran Raungan Hitam. Namun
Gelombang hitam dashyat itu pun lenyap tanpa bekas. Armeron mulai
panik namun tiba tiba di dalam tubuhnya muncul getaran dashyat
yang hendak keluar.
Armeron menjerit kesakitan dan berusaha mengendalikan arus
energinya. Lalu dari tubuh Armeron keluarlah benda bercahaya terang.
Tampaknya benda itu tidak tahan untuk terus berada di dalam tubuh
yang mulai berubah menjadi iblis itu. Benda itulah Tombak Kekudusan
(Holy Spear) milik Holy Light yang seharusnya dijaga Armeron.

Mengetahui benda sakti itu mulai memberontak untuk keluar, Armeron


tidak mempunyai pilihan lain. Maka ia pun berusaha menguasai
tombak itu dan melanggar sumpah yang telah dibuatnya kepada The
One, yaitu sumpah dan kutukan bagi para Keeper untuk tidak pernah
lagi menggunakan item yang dijaganya. Tombak itu pun bergoncang
keras seakan ingin lepas dari genggaman Armeron tetapi mana
mungkin Armeron mau melepaskannya begitu saja. Ia malah memacu
kekuatan hitam pada dirinya untuk dapat menguasai tombak itu.
Akibatnya tubuh Armeron pun berubah bentuk Tubuhnya yang indah
bercahaya dengan sayap kini berubah menjadi hitam arang dengan
rune rune kuno berwarna ungu menyeramkan seperti tato di sekujur
tubuhnya. Sayapnya pun berubah menjadi sayap kelalawar. Perubahan
ini menunjukkan perubahan status Keeper Armeron menjadi Iblis
Armeron.
Akhirnya Armeron berhasil menguasai 50 persen kekuatan
Tombak Kekudusan itu. Tombak yang awalnya memancarkan cahaya
putih yang suci kini mulai berubah warna menjadi keunguan sebagai
tanda kesesatan yang mulai menguasai benda suci itu. Armeron
berteriak garang dan tombak itu pun mengeluarkan ledakan energi
yang luar biasa dashyat. Ledakan itu pun tidak dapat ditahan oleh
jurus rahasia Nymsis, The Black Horn. Tiba tiba saja sebuah retakan
terjadi dan sekilas cahaya berhasil masuk ke dalam. Armeron segera
memanfaatkan retakan itu untuk keluar dari tempat aneh yang gelap
itu. Ketika berhasil keluar barulah Armeron menyadari bahwa ternyata
dirinya telah dihisap masuk ke dalam tanduk Unicorn Nymsis.
Tanduk Unicorn adalah senjata utama setiap Unicorn. Bagi
Unicorn sejati tanduknya akan mengeluarkan cahaya putih atau
kebiruan dan tanduk itu mengandung kekuatan pelindung dari hampir
semua jenis sihir. Dengan mengandalkan kecepatan lari, tanduk tajam
dan penangkal sihir membuat Bangsa Unicorn dapat terus bertahan
hidup. Tetapi sayangnya umur bangsa makhluk cantik ini tidak
bertahan lama. Anugerah mereka menjadi kutukan bagi diri mereka
sendiri. Banyak yang mempercayai darah segar dari unicorn dapat
memperpanjang umur dan menyembuhkan banyak penyakit. Belum
lagi yang paling berharga adalah tanduknya yang jika dipotong akan
mengeluarkan cairan anti sihir jenis apapun. Namun barang siapa yang
menyentuh cairan tanduk unicorn dengan tangan telanjang akan
terkena kutukan unicorn yaitu berubah menjadi seekor unicorn juga
yang pada akhirnya akan mengalami nasib tragis karena diburu.
Ketika peperangan besar antara Holy Light dan Lord of
Darkness terjadi, Bangsa Unicorn mengalami kehancuran besar.
Karena Pasukan Kegelapan yang tidak menghargai kehidupan maupun
keindahan banyak memburu unicorn untuk dijadikan bahan obat bagi
pasukan mereka yang sakit. Tetapi dari ribuan unicorn yang dibantai,
ada seekor unicorn kecil yang dipelihara karena ia dianggap berbeda
dari yang lain. Seekor unicorn kecil yang dikucilkan karena tubuhnya

berwarna hitam dan tanduknya pun amat sangat hitam. Unicorn itulah
Nymsis yang kemudian hari menjadi Zingamon mimpi yang sangat
mengerikan. Penolakan dan kesepian membuat seekor unicorn kecil
berubah menjadi seekor iblis. Jika tanduk unicorn lain melindungi
maka tanduk Nymsis memangsa lawannya hingga energi mereka habis
dalam kegelapan total. Itulah jurus The Black Horn. Namun sayang
kekuatan Tombak Kekudusan yang tercemar tidak dapat dimangsa
begitu saja. Tanduk hitam Nymsis pun retak dibuatnya.
Bab 48. Lahirnya Iblis Tombak Kesesatan
By: Junaidi Halim

Jika ingin menghisap energiku kenapa harus setengah


setengah? Hisap ini! Teriak Armeron dengan mata merah membara,
Jurus Api Kegelapan Sempurna! Jurus ini sangat mirip dengan Burning
Flash, hanya saja lagi lagi yang dikeluarkan adalah energi hitam
dashyat yang bukannya menyilaukan malah membuat keadaan di
sekitarnya gelap gulita. Nymsis yang pernah merasakan panasnya api
Burning Flash segera mengubah dirinya menjadi batu mulia ratusan
lapis yang bahkan bisa menahan panasnya letusan lahar seratus
gunung berapi. Tapi jurus Armeron kali ini seratus kali lebih hebat
dibanding sebelumnya. Pertahanan Nymsis pun hancur berantakan
dan api sepanas neraka mulai melahap kulitnya.
Nymsis yang menyadari nyawanya dalam bahaya segera
mengubah alam mimpi buatannya menjadi di dalam samudera luas
dengan begitu api sama sekali tidak dapat digunakan. Api di sekujur
tubuh Nymsis pun lenyap seketika tetapi sedetik kemudian hal yang
mengerikan kembali muncul. Seluruh samudera buatan Nymsis
bergejolak dashyat dan mulai mendidih hingga menguap. Nymsis
menjerit kesakitan karena kulitnya mulai mengelupas akibat terbenam
di dalam air mendidih itu. Rupanya walau sudah berada di dalam
samudera luas sekalipun kekuatan api Armeron tidaklah padam
melainkan menjadi semakin kuat hingga ribuan kali lipat karena saat
ini Armeron sudah menggunakan kekuatan dari tombak sakti di
tangannya. Dan tombak itu pun sudah mengarah ke arah Nymsis.
Nymsis benar benar terkejut dan siap beradu nyawa. Aku
tidak takut tombakmu! Mari kita lihat siapa iblis yang paling jahat di
dunia! Teriak Nymsis yang kemudian mengubah tanduknya menjadi
batu mulia ribuan lapis yang sepertinya bahkan mampu menahan
panasnya inti matahari. Lalu dengan kecepatan kilat ia menerjang ke
arah Armeron dengan ganas. Armeron sendiri tetap berdiri tegak
dengan tombak di tangan kanannya. Dengan sekali hentak, maka
samudera raya di alam mimpi buatan Nymsis pun terbelah menjadi
dua sehingga menciptakan ruang kosong di tengah tengahnya. Lalu

dalam keadaan kering, Armeron kembali meledakkan Jurus Api


Kegelapan Sempurna dengan energi ribuan kali lipat dipusatkan pada
ujung tombak. Lalu dengan sekali tusukan, beradulah Tombak
Kekudusan yang sudah tercemar dengan tanduk Nymsis. Ledakan
dashyat pun terjadi dan Nymsis terpental jauh ke belakang. Alam
mimpi pun hancur berantakkan sehingga dalam waktu singkat,
Armeron bersama dengan Nymsis pun terlontar keluar dari alam
mimpi. Namun mata merah Armeron bergidik ngeri.
Keadaan di dalam nyata lebih mengerikan daripada alam mimpi
Nymsis. Ratusan mayat bahkan banyak di antaranya adalah wanita
dan anak anak terbakar hingga hangus. Bangunan yang tadinya
begitu megah kini tinggal puing puing tak berbentuk. Kerajaan
Bangsa Penyihir telah hancur lebur dan yang menyebabkannya adalah
Armeron sendiri.
TIDAKKKK! Teriak Armeron histeris, Mengapa bisa begini!
Oh, Armeron yang malang. Datang ke dunia dengan harapan
sebagai penyelamat namun kenyataannya sekarang kau telah menjadi
pembantai. Bahkan wanita dan anak anak pun tidak kau luputkan.
Sungguh kejam! Tuduh suara itu yang tidak lain adalah Nymsis
sendiri. Keadaan Unicorn hitam itu juga hancur lebur. Tanduknya
patah dan terbaring dalam keadaan lemah namun lidahnya masih
setajam pedang dan sejahat iblis.
Galarien! Galarien! Di mana dia? Galarien! Teriak Armeron
berusaha mencari Galarien The Keeper of Earth.
Galarien? Ke mana kau akan mencari sahabatmu itu, Armeron?
Bukankah kau sudah menguburnya hidup hidup bersama dengan
tempat ini? kata Nymsis dengan tatapan mata kejam. Ia ingin
menyiksa batin Armeron lebih dalam lagi. Apakah Galarien begitu
penting bagimu, mantan Keeper Armeron? Apa karena ia lebih dari
sekedar sahabat? Apa karena kau mencintainya? Bukan begitu, Iblis
Armeron? Tanya Nymsis penuh selidik.
Iblis? Aku bukan iblis! Teriak Armeron.
Kau iblis! Kau sama denganku! Lihat kehancuran ini! Jika
bukan pekerjaan tangan iblis lalu siapa lagi yang dapat
melakukannya? Tuduh Nymsis lagi
Tidak! Ini bukan aku! Seru Armeron dengan nada melemah.
Ya! Itu kau, Armeron! Lihat dirimu! Kau tidak lagi indah seperti
dulu. Kau sudah berubah jadi hitam, jahat, kejam, penuh angkara
murka dan haus kekuasaan. Mari sahabatku, datanglah kepadaku dan
kita akan jadi saudara dalam kejahatan, Kata Nymsis penuh rayuan.

Kau benar. Aku adalah iblis. Karena aku iblis maka aku harus
jadi iblis paling kuat, paling jahat, paling kejam dan tidak
terkalahkan! Seru Armeron dan ia pun tertawa terbahak bahak. Lalu
Armeron melangkah ke arah Nymsis dan mengulurkan tangannya.
Bagus! Mari kita bekerja sama untuk menghan....., Kata
Nymsis pun terhenti karena tombak Armeron tiba tiba saja sudah
meluncur menembus tubuhnya, Kau! Kenapa...?
Kejahatan tidak butuh teman, Nymsis. Kejahatan tidak butuh
saudara. Kejahatan hanya butuh kekuatan dan aku ingin kekuatanmu.
Ingat aku harus jadi iblis paling jahat dan paling kuat, bisik Armeron
di telinga Nymsis dan ia pun segera menghabisi nyawa unicorn hitam
itu. Lalu sama halnya seperti Marmon, tubuh Nymsis pun berubah
menjadi abu dan hanya menyisakan sebutir batu hitam yang penuh
aura kegelapan. Tanpa ragu sedikit pun Armeron segera mengambil
batu hitam itu dan menelannya. Maka sedetik kemudian rupa Armeron
berubah kembali. Di atas kepalanya tumbuh tiga buah tanduk panjang
dan tubuhnya menjadi semakin hitam. Aura kejahatan menyebar
semakin kuat di sekeliling tubuh Armeron.
Sisa kekudusan yang berada di dalam tombak Armeron
bergetar keras, ingin membebaskan diri tetapi Armeron hanya
memandangnya dengan tatapan mata sinis. Ingin aku bertobat?
Tanya Armeron dingin, Tidak! Aku suka jadi iblis! Armeron berteriak
dan seketiak itu juga cahaya dalam Tombak Kekudusan meledak
dashyat dan musnah. Armeron pun mengerahkan segenap energi
hitamnya untuk dapat menguasai tombak sakti itu. Akhirnya ia pun
berhasil menguasai seratus persen kekuatan tombaknya. Mulai
sekarang tombak ini dinamakan Tombak Kesesatan dan akulah Iblis
Tombak Kesesatan! Seru Armeron. Tawa Sang Iblis pun bergelora
menggetarkan tanah lapang bersalju dan gunung gunung es.
Bab 49. Api dan Racun

Maju Bangsaku! Buktikan bahwa Naga Hutan sama sekali tidak


takut terhadap Naga Api manapun. Kita adalah Bangsa Naga yang
paling kuat! Seru Greenhost menyemangati pasukan Naga hijaunya.
Bangsa Naga Api yang dipimpin Blaster pun segera membentuk
barisan pertahanan yang rapat. Tampaknya kedua Bangsa Naga ini
akan saling membantai satu sama lain tanpa mengetahui bahwa nasib
buruk keduanya sudah mengintai. Naga Api dan Naga Hutan, dua
bangsa naga yang tersisa di dunia. Entah takdir apa yang sudah
menanti mereka.

Jangan takut terhadap Naga Hijau itu. Jadikan mereka arang


pemanasan sebelum menyerang Bangsa Naga Langit! Seru Blaster
Sang Naga Api Utama yang sama sekali tidak mengetahui bahwa
Bangsa Naga Langit telah dimusnahkan. Dan sayangnya Blaster juga
sama sekali tidak mengetahui bahwa Raja Naga Hutan Greenhost
sendiri sebenarnya telah dikendalikan oleh Jurus Hati Iblis Racun milik
Zingamon Hyranne. Greenhost dan Bangsa Naga Hutan digunakan
sebagai boneka untuk melemahkan Bangsa Naga Api.
Sial kau, Greenhost! Mengapa kau menghalangi jalanku!
Teriak Blaster sambil memulai serangan dengan menyemburkan api.
Greenhost pun menghindarinya dengan mudah. Blaster, jangan
kira kau adalah satu satunya naga yang ingin menguasai Jubah Sakti
di Istana Naga Langit! Balas Greenhost sambil menyemburkan
racunnya.
Pertarungan kedua Raja Naga ini pun memicu pertarungan
kedua pasukan. Dalam sekejap pertempuran kedua Bangsa Naga ini
pun terjadi di langit. Satu per satu naga naga muda yang kurang
kuat mulai bertumbangan terkena serangan lawan. Tanpa belas
kasihan tubuh mereka dicabik oleh cakar yang tajam dan disepak oleh
lecutan ekor bak halilintar. Namun sebagian besar dari mereka tewas
akibat semburan api dan racun yang dilontarkan pihak lawan dan yang
terbesar tentunya berasal dari Blaster dan Greenhost sendiri.
Terima kemarahanku! Seru Blaster sambil menyemburkan
jurusnya yang pertama, Jurus Letusan Gunung Api. Suara ledakan
keras pun terjadi dan dari moncong Blaster menyemburlah gulungan
api yang panasnya luar biasa. Suasana di sekitar pertarungan pun
berubah menjadi sepanas lahar gunung api.
Namun Greenhost sama sekali tidak takut. Ia hanya perlu
membalas dengan menyemburkan racun dinginnya. Jurus Inti Racun
dingin dari Greenhost segera meluncur deras seperti paku paku es
raksasa ke arah Blaster. Setelah kedua energi itu bertemu maka paku
es Greenhost sekilas terlihat lenyap menguap di udara terkena
panasnya api Blaster. Tetapi tak lama kemudian malah Blaster yang
terkejut dan terpaksa menghentikan laju terbangnya karena tiba tiba
saja kedua sayap dan permukaan tubuhnya sudah membeku. Racun
dingin Greenhost diam diam telah melukainya.
Jurus apimu memang hebat, Blaster tetapi sayang kau tidak
sepandai aku dalam mengolah jurusmu sendiri! Seru Greenhost.
Udaranya beracun, Desis Blaster yang menyadari
kecerobohannya. Greenhost memanfaatkan jurus api Blaster sendiri
untuk sengaja menguapkan racun beku nya. Dengan demikian racun
beku menyatu dengan udara dan menjadi tidak terlihat tetapi bukan

berarti lenyap menghilang. Akibatnya racun itu menempel pada


seluruh tubuh Blaster dan membekukan kedua sayapnya.
Jurus Naga Api kedua: Ledakan Matahari! Seru Blaster yang
meningkatkan perlawanannya. Dalam sekejap mata tubuh Blaster
sudah diselimuti oleh kobaran api maha dashyat. Selain menyilaukan
mata jurus ini juga menyebarkan aura panas yang mengerikan.
Jangan mimpi bisa membunuhku dengan racun murahan itu! Dalam
sekejap aku dapat memusnahkan inti racun dinginmu! Sekarang
matilah kau, Greenhost! Blaster terbang dengan kecepatan tinggi ke
arah Greenhost. Dengan tubuh yang sepanas matahari maka dapat
dipastikan benda apapun yang ditabraknya pasti akan meleleh dan
hancur berkeping keping.
Tapi Greenhost tetap tenang dan membuat semacam perisai
racun dingin untuk menghadapi panasnya tubuh lawan namun
tampaknya semua itu menjadi sia sia karena recun dingin segera
berubah menjadi uap begitu menyentuh tubuh Blaster tanpa sempat
meracuninya. Tapi kembali Blaster yang malah berubah menjadi panik
karena arena pertarungan tiba tiba dipenuhi uap racun yang
membuat Blaster sulit untuk melihat apalagi menyerang Greenhost
yang entah berada di mana. Maka satu satunya cara Blaster
menggunakan Jurus Ledakan Matahari Tahap Akhir, di mana tubuh
Blaster tiba tiba meledakkan energi panasnya dan memancarkan api
ke segala arah. Tapi ternyata itu adalah pilihan yang buruk. Karena
baru saja meledakkan energi yang luar biasa, Blaster tidak sempat
mengumpulkan energi yang cukup untuk bertahan sementara
Greenhost ternyata sudah bersiap untuk meluncurkan Jurus Inti Racun
Panas dan Dingin nya.
Blaster terkena jurus Greenhost secara telak. Dalam sekejap
tubuhnya mulai membeku di luar sekaligus meleleh dari dalam. Untung
saja Blaster adalah Naga Utama yang kuat sehingga masih dapat
bertahan walau terkena racun dashyat itu. Bagaimana, Blaster? Apa
kau masih sanggup menghadapi aku? Bagaimana mungkin kau bisa
menghadapi Zingamon Nymsis yang meneror dirimu melalui mimpi
jika menghadapi aku saja kau tidak bisa? Ejek Greenhost yang
kegirangan karena merasa berada di atas angin.
Nymsis? Kau tahu mimpiku? Bagaimana mungkin? Aku bahkan
tidak pernah memberitahukan hal ini kepada Para Jenderalku. Jika kau
tahu maka pasti hanya ada dua alasannya, kau diperalat Zingamon itu
atau kau bekerja sama dengannya. Tapi mengingat kesombongan dan
keserakahanmu maka tidak mungkin kau mau bekerja sama dengan
Zingamon dengan menjadi hamba mereka. Kalau begitu kau pasti
sedang dikendalikan oleh pihak lain untuk mencari keuntungan. Sial
sekali, Kata Blaster dengan tatapan penuh curiga.
Bab 50. Dua Jantung di Satu Tubuh

By: Junaidi Halim

Greenhost yang sedang dikendalikan Zingamon Hyranne terus


menyerang Blaster apalagi setelah rahasianya diketahui lawan. Namun
Blaster berusaha sedapat mungkin untuk menghindar. Ia tidak mau
menghabiskan energinya untuk bertarung melawan Greenhost sesuai
keinginan Pasukan Kegelapan yang sengaja mengadu domba mereka.
Tetapi Blaster sudah terlanjur terluka dan menghindar terus bukanlah
pilihan yang menyenangkan. Ia harus mencari cara untuk
menyelesaikan masalah ini atau nyawanya bisa melayang setiap saat.
Maka tak lama kemudian, Blaster menghentikan terbangnya
dan mulai berbalik untuk berhadapan langsung dengan Greenhost.
Blaster mengumpulkan semua energinya dan hendak mengerahkan
Jurus terhebatnya, Jurus Api Abadi Tahap Sempurna. Sementara
Greenhost juga bersiap memakai Jurus Inti Racun Panas Dingin
untuk menghadapi jurus Blaster. Maka tak lama kemudian kedua jurus
dashyat ini akan berbenturan di udara. Blaster pun meraung dashyat
sementara moncongnya menyemburkan sebuah bola api merah yang
luar biasa panas sementara Greenhost membalas dengan
menyemburkan inti racun yang mematikan ke arah Blaster.
Tetapi sungguh di luar dugaan, bola api Blaster melenceng dan
sama sekali tidak mengarah kepada Greenhost melainkan malah
menerjang sebuah bukit batu yang dipenuhi semak belukar. Sekejap
mata kemudian seekor ular hitam besar dengan bintik merah
sepanjang 10 meter pun meraung keras, keluar dari liang
persembunyiannya Tubuhnya terbakar hebat oleh api abadi yang sama
sekali tidak mudah untuk dipadamkan. Namun Blaster tidak dapat
lolos dari serangan inti racun Greenhost. Tubuh Naga Api ini pun
langsung keracunan hebat karena energi pelindungnya sudah habis
terpakai dan mulai melayang jatuh. Namun sekelebat bayangan hijau
dengan sigap terbang menangkap tubuh Blaster sebelum ia jatuh
menyentuh tanah.
Greenhost? Rupanya kau sudah dapat mengendalikan dirimu
kembali, Desis Blaster lemah.
Untuk sementara ini. Selama Zingamon ular itu masih terbakar
dan tidak dapat menggunakan jurus Hati Iblis Racun nya maka aku
masih menjadi diriku sendiri. Tetapi waktu kita hanya sedikit, Blaster,
Jawab Greenhost.
Celaka kalau begitu. Aku juga sudah kehabisan energi dan
keracunan. Apa yang harus kita lakukan agar kau tidak bisa

dikendalikan oleh Zingamon itu lagi? Tanya Blaster yang mulai panik
kaena mengetahui bahaya yang sedang mengancam.
Greenhost mendesah nafas berat. Hanya ada satu cara. Kau
harus membunuhku, Blaster, Jawab Greenhost dengan nada berat.
Hyranne menggeliat hebat. Api yang berkobar di sepanjang
tubuh ularnya semakin lama semakin dashyat. Walau tubuh Hyranne
diselimuti oleh racun yang dapat melindunginya dari es, api, senjata
tajam bahkan halilintar sekalipun tetapi api abadi Blaster tetap dapat
menghanguskan apa saja termasuk racun pelindung Hyranne.
Sungguh jurus api yang dashyat sehingga layak mendapat julukan api
abadi. Namun Hyranne juga bukan makhluk sembarangan. Ia pun
mengerahkan Jurus Racun Lima Unsurnya ke arah tubuhnya sendiri.
Racun Lima Unsur langsung bereaksi terhadap api yang berkobar di
tubuh Hyranne dengan menyesuaikan diri menjadi unsur es yang
berlawanan dengan unsur api. Setelah mengerahkan jurusnya barulah
Hyranne dapat meloloskan diri dari api maut yang mengintainya. Mata
Sang Ular iblis itu membelalak marah dan mulai mencari lawannya.
Pertarungan antara Bangsa Naga Api dan Hutan pun telah
berhenti. Tampaknya baik Greenhost maupun Blaster telah
memerintahkan rakyatnya untuk berhenti bertarung dan mengepung
Hyranne The Dark Serpent. Namun Hyranne tidak menunjukkan mimik
ketakutan meskipun dikepung oleh ratusan naga yang siap
melumatnya sampai habis. Hyranne pun berdesis kencang dan tak
lama kemudian muncullah ratusan Pasukan Goblin bersenjata anak
panah dan Manusia Kelalawar Vampir yang menyerbu ke arah Pasukan
Naga Api maupun Naga Hutan. Maka pertarungan lanjutan pun kembali
terjadi. Hyranne cepat cepat berdesis kembali untuk merapal
mantera Jurus Hati Iblis Racun agar dapat kembali mengendalikan
Raja Naga hutan, Greenhost tetapi kali ini tidak ada jawaban. Hyranne
pun sempat kebingungan karena jurusnya tiba tiba saja tidak
berfungsi.
Hentikan berdesis konyol seperti itu, iblis. Jurusmu sudah
tidak berguna lagi, Kata Blaster yang tiba tiba saja muncul di
belakang Hyranne. Tetapi Blaster yang terlihat kini sangat jauh
berbeda. Warnanya tidak lagi merah darah melainkan memiliki garis
garis kehijauan seperti belang. Selain itu nafas beracun yang panas
juga keluar dari sela sela moncongnya, seakan akan Sang Raja
Naga Api Blaster tidak dapat menahan lagi energi dalam tubuhnya
yang ingin meledak keluar.
Hyranne hanya dapat terkejut menyaksikan perubahan ini.
Blaster yang tadinya keracunan hebat akibat bertarung dengan
Greenhost kini kembali muncul dengan kekuatan dan tubuh baru. Apa
yang sebenarnya terjadi?

Hentikan jurus sia sia itu, Hyranne karena Greenhost telah


mati dan jantungnya ada di dalam tubuhku. Kau ingin jantung kami
berdua maka ambillah jika kau bisa tapi rasakan dulu jurus Api
beracunku! Seru Blaster sambil menyemburkan api berwarna hijau.
Hyranne cepat cepat menghindar. Rupanya Blaster telah
menggabungkan kekuatannya dengan Greenhost melalui proses
pemindahan jantung. Hal itu bisa terjadi hanya jika si pemilik jantung
sebelum tewas mengambil jantungnya sendiri dan menanamkan
jantung itu ke dada pewarisnya. Itulah yang dilakukan Greenhost.
Dengan pengorbanan diri Greenhost, Blaster bukan hanya sembuh dari
keracunan juga malah mendapat kekuatan racun Sang Raja Naga
Hutan. Api dan Racun pun bergabung menjadi satu.
Bab 51. Kejutan yang Mengerikan
By: Junaidi Halim

Kali ini kita lihat bagaimana kau bisa lari lagi, iblis ular! Seru
Blaster mengamuk, Sekarang aku tidak lagi takut kepada Zingamon
mana pun! Semburan api berwarna hijau pun segera menuju ke arah
Hyranne yang harus menghindar entah untuk keberapa kalinya.
Sementara itu ratusan naga tengah bertarung dengan Pasukan
Kegelapan yang menyerang dengan ganas. Korban dari kedua pihak
pun mulai berjatuhan. Walau begitu Blaster maupun Hyranne tetap
terfokus kepada lawannya masing masing.
Jurus Racun Lima Unsur! Seru Hyranne ketika dirasa
waktunya sudah tepat untuk memberi serangan balik. Namun Blaster
yang telah waspada pun tidak kalah cepat untuk menyemburkan Api
racun berwarna hijau. Begitu menghadapi api racun Blaster, semburan
racun Hyranne pun berubah menjadi racun beku agar dapat
mengeliminasi panasnya api. Tapi kini kedua makhluk itu sama sama
terkejut karena sebuah sosok telah muncul di tengah tengah
mereka. Makhluk itu dengan kekuatan luar biasa itu sanggup menahan
Api Racun Blaster di tangan kanan dan Racun Beku Hyranne di tanan
kiri. Dua kekuatan dashyat di kedua belah telapak tangan nya dirasa
hanya seperti mainan ringan yang tidak ada apa apanya. Blaster dan
Hyranne pun hanya bisa bergidik ngeri memandangnya.
Hanya seperti ini kekuatan kalin? Sungguh memalukan!
Rasanya keinginan untuk mengkoleksi kelima jantung naga utama dan
menyerap semua kekuatan para Zingamon menjadi terlalu mudah,
Sahut Iblis Armeron degnan santai.
Apa apaan ini! Siapa kau yang berani omong besar di
hadapanku! Teriak marah Hyranne. Mata Sang Ular mendelik seakan

hendak keluar dari rongganya karena amarah sekaligus heran karena


aura hitam pekat yang terpancar dari tubuh Iblis Armeron sangat
dikenalnya, yaitu aura milik Marmon dan Nymsis.
Aku adalah Armeron. Tujuanku cuman satu yaitu untuk
menghabisi semua Zingamon yang ada dan menyerap energinya. Lalu
akan kubebaskan Lord of Darkness, sahut Armeron sambil
mengeliminasi kekuatan di kedua belah tangannya dengan mudah.
Gila! Sebenarnya kau berada di pihak siapa? Jika ingin
membebaskan Lord of Darkness lalu mengapa kau ingin menghabisi
para Zingamon juga? Tanya Blaster yang semakin keheranan
sekaligus rasa takut mulai muncul di hatinya.
Mudah saja! Aku ingin kekuatan yang lebih besar yaitu dengan
menyerap semua energi kegelapan Zingamon lalu aku akan bebaskan
Lord of darkness dan membunuhnya dengn tanganku sendiri. Dengan
begitu kekuatan Sang Master Kegelapan juga akan jadi milikku! Tidak
boleh ada dua harimau di satu kandang! Hanya boleh ada satu iblis di
dunia yaitu aku! Seru Armeron yang kemudian tertawa terbahak
bahak, Jadi matilah kalian!
Seruan terakhir Armeron disusul oleh ratusan hantaman
halilintar hitam. Dalam hitungan detik baik Blaster maupun Hyranne
sudah dipaksa untuk berkelit kesana kemari agar tidak disambar telak
oleh halilintar hitam yang sangat mematikan. Tetapi Para Naga dan
Pasukan Kegelapan yang lain sama sekali tidak dapat menghindar.
Satu hantaman halilintar saja sudah sanggup membuat ledakan
dashyat yang menghanguskan beberapa naga dan pasukan kegelapan
sekaligus. Apalagi kini ada ratusan halilintar hitam dalam sekali
serangan dan Armeron yang sudah dikuasai iblis terus melakukan
serangan berkali kali sehingga langit merekah dan bumi seakan
akan terkoyak habis. Hujan darah Bangsa Naga dan Pasukan
Kegelapan pun terjadi saat itu. Tak satu pun dapat luput dari
kemarahan Iblis Armeron. Satu Iblis sudah cukup membuat kiamat
datang lebih awal.
Bab 52. Mereka Yang Tersisa
By: Junaidi Halim

Pelan pelan! Rasanya tulangku mau patah semua, Rintih


Tyrail yang berjalan tertatih tatih, agak tertinggal di belakang. Virail
pun langsung jatuh berlutut dan mulai menangis terisak isak, tak
mampu menahan kesakitan di dalam hatinya yang lebih perih
dibanding luka luka fisiknya. Jack sangat maklum perasaan kedua
saudari ini karena ia pun pernah mengalami hal yang sama,

kehilangan Bangsanya sendiri. Apalagi kedua saudari ini menyaksikan


bagaimana Bangsanya dibantai di depan mata mereka namun mereka
tidak berdaya untuk melakukan sesuatu.
Sial kau! Ini semua salahmu, Keeper Pengkhianat! Seru Virail
yang langsung menyemburkan bola api ke arah Galarien. Untunglah
Jack segera maju menghalangi serangan bola api itu sebelum telak
menghantam Keeper Galarien yang terluka cukup paran namun juga
tidak terlihat ingin menghindari bola api itu. Sepertinya Sang Keeper
siap menebus kesalahan Armeron dengan naywanya sendiri.
Minggir, Jack! Keeper itu harus menebus ratusan nyawa
Bangsa Penyihir! Seru Virail dengan ganas.
Cukup! Sudah terlalu banyak korban jatuh di pihak kita!
Jangan tambah lagi! Teriak Jack namun Virail sama sekali tidak
berhenti mengayunkan tongkatnya dan menghantam tubuh Jack.
Jack pun terjatuh dan memuntahkan darah. Melihat hal itu,
Virail pun langsung tersadar dan menjatuhkan tongkatnya. Ia
memapah tubuh Jack agar dapat duduk.
Maafkan aku. Aku lepas kendali, Isak Virail.
Tidak apa, Ratu Virail, senyum Jack, Bukan kau yang
membuatku terluka parah seperti ini. Tapi ingatlah satu hal. Kau
adalah seorang ratu sekarang. Maka sikap dan tindakanmu harus jauh
lebih bijak dan matang. Bangsa Penyihir belum musnah sama sekali.
Masih ada Tyrail, adikmu dan puluhan orang pengikutmu yang setia.
Kalian masih bisa bangkit kembali sebagai bangsa yang besar.
Tetapi kami kehilangan semuanya. Ibu, Alphone dan Algrin,
semuanya telah tiada. Aku tidak bisa, Jack. Aku sudah gagal sebagai
ratu bahkan sejak aku dilantik, Isak Virail semakin keras dan
menangis di bahu Jack.
Ratu Virail! Kami akhirnya menemukan jalan keluar, Seru
salah seorang penyihir yang selamat. Maka tak lama kemudian Jack,
Virail, Tyrail, Keeper Galarien dan sekitar 40 orang penyihir berhasil
keluar dari terowongan batu.

7 Hari yang lalu

Jack terbangun dengan ketakutan yang luar biasa. Tanah di


ruangannya bergoncang keras dan retak. Entah kenapa Jubah

Keyakinan tiba tiba saja bersinar terang seakan akan ada bahaya
besar yang mengancam. Raungan dan teriakan dari luar membuat Jack
semakin panik. Dengan sigap ia keluar sembari meraih dua jantung
naga yang dimilikinya, The Yellow Orb dan The White Orb.
Mata Jack terbelalak menyaksikan apa yang terjadi di balik
pintu kamarnya. Ratusan Halilintar menyambar tidak karuan. Ledakan
ledakan energi maha dashyat terpencar kemana mana dan
menghanguskan siapa saja. Namun yang lebih mengerikan adalah
makhluk yang melakukan penghancuran ini tidak lain adalah Keeper
Armeron sendiri. Armeron yang sudah dianggapnya sebagai pelindung,
entah kenapa bisa mengamuk sedemikian ganas dan menimbulkan
kerusakan sedemikian hebat.
Armeron! Hentkan! Teriak Jack berusaha mendekat.
Jangan mendekat, Jack! Semuanya cepat lari! Armeron sudah
kerasukan sesuatu yang amat jahat! Dia sudah menjadi iblis! Teriak
Galarien memperingatkan.
Celaka! Teriak Virail, Semuanya cepat masuk ke dalam
terowongan bawah tanah! Kita tidak dapat melawan Armeron hitam
itu!
Tapi bagaimana dengan rakyat kita? Tanya Tyrail sembari
berteriak panik, Tidak bisakah kita mengungsikan mereka terlebih
dahulu? Kita bisa menahan kekuatan Armeron untuk sementara
selama semuanya pergi mengungsikan diri.
Jangan! Kalian semua pasti akan mati! Teriak Galarien, Dia
bukan lagi Armeron yang dulu. Kekuatannya sudah meningkat jauh
dan akan lebih celaka lagi jika ia menggunakan Tombak Sakti
Kekudusan!
Apa maksudmu? Bukankah para Keeper sudah bersumpah
untuk tidak menggunakan item Holy Light yang dijaganya? Tanya Jack
berteriak untuk mengatasi kerasnya suara ledakan dan jeritan.
Tapi Armeron bukan Keeper lagi! Dia sudah jadi iblis! Dan tidak
ada Makhluk yang dapat menggunakan tombak sakti itu semahir
dirinya selain Holy Light sendiri! Ingat dulu Para Keeper lah yang
diwariskan Holy Light senjata sakti itu sebelum kami dikutuk! Balas
Galarien.
Cukup! Kita hanya membuang waktu di sini! Aku akan
menghabisi Armeron sebelum ia sempat menggunakan tombaknya!
Kalian cobalah selamatkan yang lain sebanyak mungkin! Seru Jack
sambil berlari ke arah Armeron yang masih mengamuk.

Tapi baru sekitar sepuluh langkah Jack berlari, sebuah cahaya


muncul di di tangan Armeron. Sebuah cahaya yang membentuk
tombak dan mengeluarkan energi maha dashyat. Jack berteriak keras,
Armeron, Hentikkaaaannnnn!
Semuanya sudah terlambat. Energi dashyat diledakkan
seketika. Energi yang kekuatannya ribuan kali energi sang Keeper
Armeron sebelumnya. Energi yang cukup dashyat untuk meruntuhkan
seluruh Kerajaan Bangsa Penyihir. Jack langsung terpental entah
kemana hingga tak sadarkan diri.
Ketika Jack tersadar kembali, ia sudah berada di dalam
terowongan beserta puluhan orang yang tersisa. Tampaknya Jack
berhasil selamat hanya karena ia mengenakan Jubah Keyakinan tetapi
seluruh pakaiannya hangus terbakar dan mengalami luka berat yang
serius. Tampaknya Jubah Keyakinan yang dikenakan Jack belum
menemukan bentuk yang paling sempurna sehingga kalah kuat
dibanding Tombak Kekudusan yang kini telah berubah menjadi
Tombak Kesesatan di tangan Iblis Armeron. Celakanya lagi, Karena
seluruh pakaian Jack hangus terbakar maka kedua orb miliknya pun
ikut jatuh. Kemungkinan besar Armeron sudah mengambil kedua
benda tersebut. Tampaknya perjuangan Jack akan menemui kesulitan
yang luar biasa berat.
Bab 53. Kemenangan Mutlak Sang Iblis
By: Junaidi Halim

Blaster terbanting keras ke tanah dan di sebelahnya Hyranne


The Dark Serpent juga mengalami nasib yang sama. Seluruh tubuh
kedua makhluk yang perkasa ini penuh dengan luka dan babak belur.
Pasukan Kegelapan yang dipimpin Hyranne maupun Pasukan Naga
yang dipimpin Blaster sudah hancur total. Mereka hanya bagai daun
daun kering yang disapu angin badai dan halilintar dari neraka. Tak
satu pun dari mereka yang sanggup meloloskan diri apalagi bertahan.
Yang paling sakit tentu saja Blaster yang harus menyaksikan
bagaimana Seluruh Bangsa Naga dibantai hingga ia menjadi Naga
yang terakhir. Saat itu Blaster sama sekali tidak mengetahui bahwa
ada naga lain yang tersisa selain dirinya, yaitu Mistyx, Putra dari Agair
Sang Naga Langit.
Tidak ada yang lebih nikmat dibandingkan membunuh, bukan
begitu Hyranne? Sebagai iblis tentu kau tahu akan hal itu meski kau
hanya iblis lemah yang tidak pantas diperhitungkan, ejek Armeron
yang puas melihat lawan lawannya yang sudah tidak berdaya.

Jangan omong kosong! Kau sama sekali belum merasakan


jurusku! Terima racunku ini! Seru Hyranne sambil menyemburkan
racun lima unsurnya.
Tapi racun Hyranne sama sekali tidak berdaya di hadapan
kekuatan Armeron. Racun yang bahkan dapat melumerkan besi baja
paling kuat sekalipun tidak memiliki efek apapun untuk Armeron. Ia
tetap berdiri tegar. Seluruh tubuhnya berkilauan dan terbuat dari batu
kristal yang luar biasa keras sehingga racun Hyranne yang luar biasa
ganas pun dibuatnya tidak berdaya.
Tidak mungkin! Seru Hyranne tidak percaya, Mengubah tubuh
menjadi kristal ratusan lapis itu adalah jurus Nymsis yang hanya bis
dilakukan di dunia mimpi. Tapi bagaimana kau bisa melakukannya di
dunia nyata?
Karena aku lebih kuat dan lebih jahat dari Nymsis. Maka
matilah kau! Seru Armeron yang mengepalkan tinju berkekuatan
maha dashyat. Sebuah pusaran hitam terbentuk di langit dan saat itu
juga dunia langsung gelap gulita. Sekarang akan kutunjukkan apa itu
mimpi buruk di dunia nyata yang sebenarnya, Kata Iblis Armeron.
Hyranne dan Blaster berteriak keras. Seluruh energi mereka
sedang disedot keluar dan prosesnya seperti sedang ditusuk ribuan
pedang. Tidak ada satu mili pun dari permukaan tubuh mereka yang
tidak merasakan sakit. Namun Armeron sangat menyukai penyiksaan
yang dilakukan terhadap korban korbannya.
Sudah cukup! Teriak Blaster yang mengamuk, Terima ini!
Jurus Api Racun Abadi Tahap Sempurna! Semburan api maut beracun
pun dilontarkan. Blaster tidak main main dan segera mengerahkan
seratus persen kekuatannya dan efeknya sungguh di luar dugaan.
Serangan hitam Armeron segera berhenti karena perisai tubuh kristal
Armeron berhasil ditembus. Kulit luar Armeron meleleh dan sekaligus
melepuh sehingga asap putih tipis pun muncul di sekeliling tubuh
Armeron.
Gabungan kekuatan. Tak kusangka akhirnya ada juga iblis
yang mau membantu naga untuk menyerang iblis yang lain, Kata
Armeron dengan enteng, Apa kau mau berbuat kebajikan atau hanya
ingin menyelamatkan nyawamu sendiri, Hyranne? Tapi kuberitahu
sesuatu, yang sudah kuputuskan harus mati maka ia akan mati!
Armeron pun memusatkan energi di sekeliling tubuhnya dan sekejap
kemudian seluruh luka pada kulitnya pun sembuh seketika.
Tampaknya sia sia saja serangan Blaster yang digabungkan oleh
serangan Hyranne.
Namun Hyranne tersenyum licik. Tidak semudah itu, Armeron.
Kau boleh punya kekuatan maha dashyat tetapi kau bertarung tanpa

menggunakan siasat sepertiku maka terimalah jurusku ini! Jurus Hati


Iblis Racun! Seru Hyranne. Armeron langsung berteriak kesakitan
sambil memegang hatinya. Rupanya serangan gabungan itu telah
dimanfaatkan untuk membuka celah pertahanan Armeron dan di saat
bersamaan Hyranne mengeluarkan jurus Hati Iblis Racun yang
digunakan untuk dapat mengendalikan lawannya. Tak lama kemudian
Armeron berhenti berontak dan mulai terdiam dengan tatapan mata
yang kosong.
Hambamu siap diperintah olehmu Tuan Hyranne, Kata
Armeron dengan patuh sambil berlutut di hadapan Hyranne.
Hyranne sangat gembira. Dia seakan akan baru saja
mendapat durian runtuh. Seorang iblis sakti berhasil ditaklukkan dan
kini dapat dimanfaatkan seperti seekor anjing. Bagus sekali! Seru
Hyranne, Tugas pertamamu adalah bunuh Blaster dan ambil kedua
jantungnya, Orb Merah dan hijau itu untukku!
Armeron pun menjawab, Dengan senang hati, tuan. Lalu ia
mencabut tombak pusakanya dan segera menebaskannya ke arah
Blaster.
Iblis kurang ajar! Seru Blaster yang segera mengerahkan
kekuatan terdashyatnya untuk menahan serangan Armeron. Tapi
Tombak Kesesatan yang tadinya merupakan tombak suci Holy Light
sama sekali tidak tertandingi. Sekali tebas maka langit pun terbelah
dan bumi pun merekah. Api Blaster bahkan tidak dapat menahan
sedetik pun laju kekuatan penghancur senjata maha dashyat itu. Leher
Sang Naga pun segera terpisah dari tubuhnya dan Sang Naga Api
Utama pun tumbang menemui kematiannya. Armeron dengan santai
menuju ke arah sisa tubuh Blaster dan mengoyak dadanya untuk
mengeluarkan kedua jantung naga tersebut. Maka empat Orb pun
sudah dikuasai oleh Armeron. Orb Kuning dan Putih yang diambilnya
dari Jack dan kini Orb Hijau dan Merah sudah berada di tangannya.
Bagus sekali budakku! Seru Hyranne kegirangan, Kini kelima
orb sudah berhasil jadi milik kita. Serahkan keempat orb itu padaku
lalu kita gabungkan dengan orb biru di tangan Arnarock saudaraku.
Dia sedang menanti di Istana Naga Langit. Sang Master Kegelapan bisa
seera bebas kembali. Ayo, cepat serahkan!
Namun Armeron malah tersenyum dan mulai tertawa lebar.
Dasar bodoh! Apa kau serius berpikir jurus lemahmu danpat
menguasai aku? Tapi terima kasih untuk informasinya. Setidaknya kini
aku tahu kemana harus mencari orb biru dan Zingamon terakhir untuk
disantap kekuatannya. Tapi sekarang, mari kita bersenang senang
dengan tombakku, Hyranne, Kata Armeron yang sebelumnya ternyata
hanya bersandiwara. Sebuah tebasan pun kembali terjadi dan
teriakkan Hyranne memecah kesunyian.

Armeron mengambil sebuah butiran hitam di sisa sisa tubuh


Hyranne yang hancur tak berbentuk lagi. Ia tersenyum puas dan
berdesis, Iblis menipu iblis. Yang paling kuat dan liciklah yang akan
keluar sebagai pemenang. Armeron tertawa lebar.
Bab 54. Arachine
By: Junaidi Halim

Terima kasih. Kurasa Yang Maha Kuasa tidak salah menjadikanmu


sebagai pewaris Jubah sakti ini. Kau baik hati dan gagah seperti
leluhurmu. Aku minta setelah aku mati maka kau harus mencongkel
mataku yang seperti permata ini lalu membawanya kepada Arachine di
Hutan Besar (Great Forest). Dia adalah anakku yang terkuat dari
generasi pertama. Dia dan saudara saudaranya yang lain mengungsi
ke hutan besar untuk mendirikan koloni baru sementara aku
mendirikan koloni di sini. Minta tolonglah kepadanya agar ia kembali
kemari dan merawat adik adiknya. Aku mungkin tidak dapat
membalas jasamu tetapi Yang Maha Kuasa pasti akan
memperhitungkan kebaikanmu ini, Kata Arachas yang semakin lemah
saja.
Jangan kuatir, sahabatku. Aku pasti akan menolong
mempertahankan kolonimu ini, Kata Jack sambil menepuk salah satu
kaki Arachas sebagai tanda perjanjian.
Jack merenung cukup lama sebelum ia meneruskan langkahnya
menuju hutan besar. Ada urusan kecil yang harus diselesaikan
sebelum urusan besar yang sudah menantinya. Ia sudah berjanji
kepada Arachas untuk menemukan Arachine, putra dari Arachas dan
menyampaikan pesan terakhir dari ayahnya. Sementara Bangsa
Penihir menyusun kekuatan kembali, Jack meminta sedikit waktu
untuk memenuhi janjinya kepada Arachas. Selain itu ia juga dapat
menggunakan perjalanan ini untuk mencari informasi tambahan
mengenai Klan nya yang hilang.
Kita sudah berada di perbatasan Hutan Besar, The Great
Forest. Tidak banyak makhluk yang berani masuk ke dalam karena
entah bahaya macam apa yang dapat kita temui. Jadi sebaiknya kita
berhati hati, Kata Tyrail sambil memberikan senyum termanis yang
ia punya untuk Jack.
Yah, aku mengerti, Kata Jack sambil balas tersenyum
canggung. Jack tidak pernah melakukan perjalanan jauh hanya berdua
dengan seorang gadis apalagi jika gadis itu seorang penyihir sangat
cantik dengan senyum semanis Tyrail. Bahkan sejujurnya, Tyrail

mengingatkan Jack kepada Missa, teman wanita Jack sejak ia kecil.


Namun kini Jack pun tidak tahu bagaimana keadaan Missa. Ia lenyap
tanpa kabar bersamaan dengan lenyapnya Klan Al-star.
Maka keduanya pun mulai memasuki wilayah hutan besar.
Semakin ke dalam suasana hutan semakin mencekam dan menuntut
kewaspadaan yang sangat tinggi. Karena monster monster hutan
seperti Ular besar, Centaurus yang kasar dan monyet kekar dapat
menyerang kapan saja dan dimana saja. Setelah beberapa lama Tyrail
menahan langkah nya dan memberi kode kepada Jack untuk berhenti
melangkah.
Ada apa? bisik Jack dengan suara yang dibuat sepelan
mungkin.
Sihir pengintai, desis Tyrail, Lihat pohon pohon itu. Mereka
lebih bercahaya dibanding yang lain. Ada kekuatan sihir yang
membuat pohon pohon itu menjadi semacam mata mata rahasia.
Jika kita mendekati pohon pohon itu maka keberadaan kita pasti
akan segera diketahui.
Tapi siapa yang menyihir pohon seperti itu dan apa gunanya?
Tanya Jack penuh selidik.
Kemungkinan besar pasti Bangsa Peri. Mereka cukup mahir
menggunakan sihir yang meminjam kekuatan alam terutama kekuatan
hutan karena mereka hidup sangat dekat dengan alam, sahut Tyrail
sembari berbisik, Kita harus berhati hati karena Kerajaan Peri Hutan
pasti ada di sekitar sini. Yang pasti aku tidak mau berurusan dengan
Banga Peri. Kita harus segera menemukan serangga bernama Arachine
itu.
Iyah, aku tahu. Seandainya saja ini adalah hutan yang ramah
dan zaman ini tidak sekelam sekarang, tentu akan lebih mudah
mencari serangga itu. Kita tinggal meneriakkan namanya keras
keras dan menunggu dia muncul. Tapi sekarang, bagaimana kita bisa
mencari seekor serangga di sebuah hutan yang luasnya ratusan
kilometer? Tanya Jack balik bertanya.
Kita hanya membutuhkan sedikit pengetahuan dan
keberuntungan, Jawab Tyrail sembari melemparkan senyumnya yang
manis.
Tiga jam perjalanan kemudian, Tyrail dan Jack sudah sampai ke
sebuah bukit besar yang berada di tengah tengah hutan. Cahaya
matahari nyaris tidak bisa masuk menerobos lebatnya daun daun
pepohonan yang usianya mungkin sudah mencapai ratusan tahun.

Ini sudah bukit yang keempat kita temui, Tyrail tetapi tidak
ada serangga satu pun yang berhasil ditemukan. Atau mungkin
Arachas salah memberi petunjuk mengenai keberadaan putranya. Dan
mungkin juga Arachine ini sudah lama meninggal diburu peri atau
sudah lama berpindah tempat, Kata Jack mulai putus asa.
Serangga hanya meninggalkan koloninya setelah ia besar dan
cukup kuat, Jack. Jika Arachine ini memang anak dari Arachas maka
kuperkirakan dia kurang lebih hampir sama kuat seperti sang ayah.
Tidak mudah untuk membunuh serangga seperti ini. Serangga juga
tidak mudah berpindah tempat. Jika Arachas mengatakan di sinilah
Arachine membentuk koloni baru maka mereka pasti masih ada di sini
kecuali ada bangsa lain yang sudah menghancurkan mereka terlebih
dahulu. Tapi jika melihat lebatnya hutan ini maka pasti akan sulit
sekali untuk membasmi koloni serangga hingga tuntas. Kita akan
menemukan serangga walau cuman satu ekor dan menanyakan kabar
tentang Arachine. Kita hanya perlu mencarinya dengan teliti di sekitar
bukit batu atau terowongan bawah tanah karena di sanalah tempat
yang cocok bagi serangga untuk bertelur dan membuat koloni baru,
Tyrail memberi penjelasan panjang lebar.
Penjelasan yang sangat bagus, nona penyihir, Sahut peri yang
tiba tiba sudah muncul di hadapan Jack dan Tyrail sembari
mengarahkan anak panah nya kepada mereka berdua, Hanya sayang
kalian terlalu berisik sehingga kami dapat dengan mudah membidik
dan memanah kalin. Tak lama kemudian Jack dan Tyrail sudah
dikepung oleh belasan peri yang bersenjatakan anak panah dan
tombak panjang.
Bab 55. Persekutuan Baru
By: Junaidi Halim

Kami tidak bermaksud jahat! Kami bukan mata mata! Seru


Jack berusaha memberi penjelasan. Tetapi peri peri itu tidak
mendengarkan apa yang dikatakan Jack. Mereka terus menarik Jack
dan Tyrail yang kini berada dalam keadaan terikat untuk masuk ke
dalam Benteng Istana Kerajaan Peri. Di dalam benteng telah siap siaga
ratusan peri yang sedang berlatih. Sepertinya mereka semua dalam
keadaan yagn tegang dan bersipa untuk melakukan peperangan besar.
Apa yang sebenarnya telah terjadi di sini? Pikir Jack melihat situasi di
dalam Benteng besar Para Peri.
Tuan Raja, kami membawa seorang manusia dan seorang
penyihir yang terlihat sedang memata matai daerah kita, Kata
prajurit peri yang membawa Jack dan Tyrail ke dalam balairung
megah, di mana Raja Peri yang bernama Therick duduk di atas

singgasana. Namun yang mengejutkan Jack adalah di dalam balairung


itu terdapat seorang wanita muda yang sedang asyik merajut
sementara di sebelah Therick telah duduk Micha, ayah dari Missa yang
juga merupakan ketua klan Al-star yang selama ini dicari cari oleh
Jack.
Missa! Seru Jack tidak percaya akan penglihatannya.
Missa yang mendengar suara Jack segera menjatuhkan
rajutannya dan berlari memeluk Jack. Mereka berdua pun terdiam
cukup lama untuk melepas rindu tanpa memperhatikan desah nafas
Tyrail yang tertahan karena emosi.
Apa kau mengenalnya, Missa? Tanya Therick dengan heran.
Tentu saja, sahut Missa, Dia adalah Jack, teman terbaikku
sejak kecil. Missa berusaha untuk tidak menekankan kedekatannya
dengan Jack agar Therick tidak menaruh kecurigaan apa apa. Karena
sesungguhnya di dalam hati Missa telah muncul benih benih cinta
kepada si Raja Peri yang muda itu. Sepertinya cinta Jack kepada Missa
akan bertepuk sebelah tangan.
Lalu bagaimana dengan penyihir cantik yang ada di
sebelahnya? Tanya Therick dengan tersipu malu karena tidak sering ia
mengatakan kata cantik kepada seorang wanita apalagi jika wanita
itu bukanlah Bangsa Peri. Tetapi kecantikkan Tyrail memang tidak
biasa dan mampu memikat hati Therick sejak pertemuan pertama ini.
Yah, itulah cinta, kadang membingungkan dan membuat jerat yang
saling mengikat antara satu insan dengan yang lainnya. Jack
mencintai Missa, namun Missa tertarik kepada Therick, sementara
Therick sendiri mulai jatuh cinta kepada Tyrail dan Tyrail mencintai
Jack karena kekagumannya kepada pria tersebut.
Dia bersamaku, Sang Raja dan kujamin dia bukan musuh yang
harus diwaspadai.oleh Bangsa Peri. Bahkan dalam menghadapi
kekuatan jahat yang mulai bangkit, kita semua bisa bersatu dan
menyusun sebuah kekuatan baru. Peri, Manusia dan Penyihir bersatu
padu, Jawab Jack.
Ide bagus, saudaraku Jack, Kata Therick yang senang sekali
mendapat sekutu baru dari Bangsa Penyihir, Apalagi sebenarnya kami
juga sudah membuat sebuah perjanjian dengan bangsa Serangga yang
tinggal di dalam Great Forest ini. Rasanya kekuatan kita akan cukup
untuk menghancurkan kekuatan sihir hitam si Dewi Penyihir Maramil.
Apa! Dewi Penyihir Maramil? Seru Tyrail yang tahu jelas
seberapa dashyat kekuatan hitam Sang Dewi Penyihr.

Jack pun mengerutkan keningnya. Di sakunya, ia masih


menyimpan sebuah batu permata merah yang merupakan bagian
tubuh dari Arachas yang harus diberikan kepada Arachine. Apakah
Bangsa Serangga yang dimaksud Therick adalah serangga yang berada
di bawah pimpinan Arachine? Jika benar begitu maka Bangsa
Serangga tidak dapat membantu karena mereka harus kembali ke
Terowongan Tacheron untuk menjaga saudara saudaranya yang
masih kecil di sana. Tapi tanpa bantuan kekuatan Bangsa serangga,
apakah masih ada harapan untuk menang melawan Pasukan
Kegelapan sang Dewi Penyihir mengingat Bangsa Penyihir yang tersisa
hanya tinggal sedikit. Jack pun menjadi merasa serba salah antara
janji dan kekuatiran nya.

Rapat Persekutuan di Balairung Bangsa Peri

Di Balairung Para Peri dimulailah pertemuan penting yang akan


menyatukan kekuatan antara Bangsa. Pasukan Peri telah bersiap
melakukan penyerangan kepada Dewi Penyihir di Menara kuno yang
disebut Zerithen (dalam bahasa kuno: Zerithen berarti Pengawas
Sihir) yang didirikan oleh Para Keeper semasa mereka masih berkuasa
penuh. Di menara inilah ilmu sihir pertama kali dikembangkan hingga
meluas ke seluruh dunia pada saat itu. Namun sejak kejatuhan Keeper
dan mereka dikutuk The One maka Menara ini menjadi terabaikan.
Bangsa Naga yang jadi penguasa selanjutnya tidak mengandalkan
kekuatan sihir. Akbatnya Menara ini direbut oleh Pasukan Kegelapan
yang dipimpin oleh Dewi Penyihir Maramil dan anaknya si Penyihir
Hitam Lexus.
Kini Bangsa Peri yang bertahun tahun belakangan ini
diperbudak oleh Sang Sewi penyihir berniat melakukan
pemberontakkan. Dengan bantuan Bangsa Manusia Klan Al-star yang
ingin membalas budi kepada Bangsa Peri, Bangsa Serangga yang ingin
membalas dendam karena kematian Arachas di tangan Lexus, dan
tentunya Bangsa Penyihir yang memiliki perseteruan lama dengan
Maramil sendiri. Semua memiliki tujuan berbeda tetapi The One
menyatukan mereka dalam satu tujuan yaitu menghancurkan
kekuatan Kegelapan.
Armada tempur pun telah disiapkan. Dua Ribu Peri, Seribu
Serangga, seratus manusia, sepuluh penyihir dan Keeper Galarien.
berangkat menuju ke medan tempur di menara Zerithen. Jack pun
merasa jauh lebih lega karena selain berhasil menuntaskan janjinya
kepada Arachea yaitu menyampaikan pesan kepada Arachine keadaan
yang sebenarnya dan ia juga berhasil menemukan kembali klannya
yang telah hilang. Arachine sendiri tetap menyatakan kesediaannya

untuk ikut bertempur walau harus kehilangan setengah pasukannya


untuk pergi mejemput saudara saudara mereka di Terowongan
Tacheron. Walau begitu seribu Pasukan Serangga tetap ikut pergi ke
medan tempur.
Bab 56. Kejatuhan Para Zingamon
By: Junaidi Halim

Arnarock terbang menjauh meninggalkan Istana Naga Langit


yang mulai runtuh. Sebuah Orb berwarna biru laut berada dalam
genggaman salah satu lengan Arnarock sementara ketiga lengan
lainnya memegang senjata yang berbeda. Sekujur tubuh Arnarock
bahkan hingga ke sayap - sayapnya terluka cukup hebat. Tak ada satu
makhluk pun yang akan pernah mengira Para Zingamon akan menemui
nasib tragis seperti ini. Dihajar seperti kumpulan serangga pecundang.
Arnarock sendiri tidak pernah bermimpi akan pernah ada makhluk
yang sedemikian kuat sehingga mampu melawan Ribuan Pasukan
Kegelapan seorang diri dan mampu menggoncangkan Istana Naga
Langit hingga runtuh tak bersisa. Makhluk itulah yang bernama Iblis
Tombak Kesesatan Armeron yang memang biang iblis dari segala iblis.
Kemampuannya hanya mungkin dapat disetarakan dengan Lord of
Darkness sendiri. Yang bisa dilakukan Arnarock hanyalah pergi
menghindar untuk menyelamatkan nyawanya. Jurusnya sama sekali
tidak berdaya di hadapan Iblis Armeron.
Hendak lari kemana, Arnarock? Apa kau pikir bisa melarikan
diri begitu mudah dari hadapanku? Tanya Armeron dengan santai saja
yang entah bagaimana sudah berada di hadapan Arnarock. Tubuh
Armeron kini sudah bertransformasi lagi sejak ia menghisap energi
hitam dari Hyranne. Seluruh tubuhnya kini bersisik hitam kemerahan
seperti ular dan juga memiliki ekor. Tiga tanduk di kepalanya berubah
menjadi dua tanduk yang lebih besar dan panjang sementara tanduk
tanduk kecil memenuhi lengan dan kaki Armeron. Yang lebih
mengerikan adalah tanduk tanduk itu mengeluarkan aura racun yang
mematikan. Hembusan nafas Armeron pun menjadi sangat beracun
apalagi racun yang keluar dari mulut Sang Iblis. Racun itulah yang
telah memusnahkan ratusan Pasukan Kegelapan dengan hanya sekali
hembusan nafas.
Kau! Bagaimana kau bisa terbang menyusulku secepat ini di
udara? tanya Arnarock panik karena ia tidak menyangka bahwa Sang
Iblis bisa bergerak begitu cepat tanpa harus memiliki sayap.
Karena aku iblis yang paling kuat, bodoh! Dan sekarang aku
butuh Orb biru itu dan juga kekuatan hitam milikmu, senyum Armeron
penuh kesadisan, Iblis tidak lengkap tanpa sayap dan tubuh yang

besar. Jadi aku harus mendapatkan semuanya itu dengan menghisap


habis energi hitammu, saudaraku Arnarock! Prosesnya akan sangat
menyakitkan tetapi bayangkan saja bagaimana kau akan menjadi
bagian tubuh dari Iblis paling kuat di jagat raya ini. Tentunya itu suatu
kehormatan yang luar biasa besar, bukan?
Tidak! Tidak semudah itu untuk dapat menghabisiku, Iblis
jahanam! Teriak Arnarock mengamuk antara panik dan takut. Tinju
Rock Slam Arnarock pun dimuntahkan dengan kekuatan penuh ke
seluruh tubuh Armeron. Tetapi yang dilakukan Armeron hanya
menguap malas seakan akan tinju itu hanya angin sepoi - sepoi yang
tidak terasa.
Astaga, ternyata hanya ini kekuatan dari Zingamon yang
terkenal, Arnarock The Hell Rock. Sungguh mengecewakan! Tinjumu
hanya pantas untuk menggaruk gatal di tubuhku! Kuajari kau apa itu
tinju iblis yang sebenarnya! Seru Armeron sambil melayangkan tinju
Halilintar Hitam Penghancur.
Sebuah halilintar tiba tiba saja sudah menyambar Arnarock
dan melelehkan sebagian besar tubuh batu mulia sang Zingamon yang
lebih keras dbandingkan ratusan lapis batu permata sekalipun.
Halilintar Armeron kini bukan saja kuat, cepat namun juga sangat
beracun. Arnarock sama sekali tidak sanggup melawannya. Untuk
menghindar saja, Arnarock harus bertaruh nyawa. Maka sudah dapat
dipastikan Arnarock tidak punya cara lain untuk selamat.
Jangan bunuh aku! Kumohon jangan bunuh aku! Aku dapat
menjadi pembantumu yang setia. Aku bisa jadi bawahanmu. Atau jika
kau lebih suka, aku dapat menjadi budakmu. Terserah tuan saja. Tapi
kumohon jangan bunuh aku! Jerit Arnarock mengiba dan memohon.
Ia yang tadinya begitu perkasa dan sombong kini menjatuhkan dirinya
dan berlutut hingga mencium tanah di bawah kekuasaan Sang Iblis
Armeron.
Anjing yang baik, Kata Armeron yang membiarkan mangsanya
berlutut tak berdaya, Kau bisa jadi anjing yang baik. Sayangnya Iblis
sakti sepertiku tidak butuh teman. Aku hanya butuh kekuasaan dan
darah dari lawan lawanku. Jadi matilah kau!
Arnarock sama sekali tidak bisa bicara lebih jauh. Karena
tombak Armeron tiba tiba saja sudah memenggal kepala Zingamon
terakhir itu dan mengakhiri riwayat kebesaran Kelompok Kegelapan
yang pernah menggemparkan dunia di masa lampau. Kejatuhan
Zingamon telah tiba pada saatnya.
Bab 57. Peperangan Merebut Menara Sihir
By: Junaidi Halim

Tembak! Seru Raja Therick kepada pasukannya. Maka Panah


panah besar yang diikat rantai besar pun ditembakkan ke udara dalam
upaya menembus pertahanan Menara Sihir Zerithen, tempat di mana
Dewi Sihir Maramil berkuasa. Lalu secepat kilat, para Prajurit Peri
paling cekatan dan gagah berani memanjat ke atas menara melalui
rantai rantai yang diikatkan pada panah panah raksasa yang kini
sudah menancap di dinding puncak menara. Sementara Ratusan Peri
peri yang lain memanahi Pasukan Kegelapan di atas menara dari
bawah untuk melindungi gerakan para pemanjat. Di sisi lain, Klan AlStar sibuk untuk mendobrak masuk melalui pintu gerbang utama.
Mereka menggunakan alat pendobrak yang cukup besar untuk dapat
menjebol pintu utama Menara Zerithen. Hanya Pasukan Serangga yang
tidak terlihat di medan tempur. Lalu kemanakah pasukan yang
dipimpin oleh Arachine itu? Apakah mereka memilih untuk mundur
sebelum bertarung?
Selagi Pasukan Kegelapan Penjaga Menara sibuk menghadapi
serangan dari Peri yang memanjat juga memanah dan serangan
Manusia di pintu gerbang utama, Bangsa Serangga menyerang dari
tempat yang tidak terduga sama sekali yaitu dari bawah tanah. Mereka
memanfaatkan kemampuan dalam menggali terowongan untuk
menyerang dari dalam Menara Zerithen sendiri. Dalam waktu singkat,
Pasukan Serangga sudah masuk dan menyebar di dalam menara untuk
membuat kekacauan. Mereka menyemburkan racun dan api sehingga
teriakan kepanikan pun melanda Pasukan Kegelapan yang terdesak
dari segala arah.
Pintu Gerbang! Seru Arachine kepada pasukannya, Semua
menyerbu ke pintu gerbang. Kita harus buka pintu itu agar sekutu kita
dapat segera masuk! Teriakan Arachine pun bersambut dengan
teriakan semangat dari pasukan serangga yang lain. Mereka
bertempur dengan berani dan terus mendesak Pasukan Kegelapan
yang berjaga di pintu gerbang. Sia sia saja Pasukan Kegelapan yang
terdiri dari Manusia Serigala dan Vampir itu bertahan. Semangat
tempur mereka sudah merosot drastis melihat kekuatan dari lawan
lawannya apalagi posisi mereka kini sedang terjepit tanpa pertahanan.
Lalu dimanakah Maramil dan putranya, Lexus? Bukankah seharusnya
mereka ikut bertempur bersama Pasukan Kegelapan?
Nyawa pasukan sama sekali tidak berarti di hadapan para iblis.
Pasukan Kegelapan dibentuk karena rasa takut dan benci. Hubungan
di antara mereka hanyalah hubungan yang saling memanfaatkan dan
mengambil keuntungan. Tampaknya itulah yang terjadi di antara
Maramil, Sang Dewi Penyihir dan pasukannya. Tak lama setelah
benteng Menara Zerithen berhasil ditembus, Maramil, Lexus dan Naga
buruk rupa Mistyx sudah merencanakan untuk pergi melarikan diri. Hal

yang paling mengerikan bagi mereka bukanlah karena kekuatan besar


Persatuan Bangsa Peri Manusia Serangga yang tengah melakukan
serangan gencar. Tetapi ada kekuatan lain yang jauh lebih mengerikan
tengah datang menghampiri menara Zerithen. Kekuatan besar yang
telah memusnahkan empat Zingamon yang tersisa dan mengambil
kekuatan mereka. Kekuatan yang telah merebut kelima Orb dengan
maksud membebaskan Lord of Darkness sendiri dan menggantikan
posisinya sebagai iblis paling jahat. Iblis Armeron tengah menuju
Menara Zerithen.
Maramil yang memiliki kemampuan untuk melihat situasi
melalui Bola Kristalnya telah mengetahui betapa tragisnya nasib
Zingamon terakhir Arnarock sekaligus telah melenyapkan semua
mimpi mimpinya untuk bergantung pada kekuatan para Zingamon.
Mengetahui tuannya telah dibantai seperti kutu busuk sungguh
menegejutkan Maramil. Maka tanpa menunggu pertempuran berakhir,
Maramil langsung mengajak Lexus, anaknya dan Mistyx untuk
melarikan diri. Ia sengaja memanfaatkan kekacauan perang untuk
melarikan diri secara diam diam. Nyawanya tentu saja lebih penting
dibandingkan nyawa ratusan atau bahkan ribuan Pasukan Kegelapan
sekaligus. Maka begitu Pasukan Peri menyerbu masuk ke dalam
Menara Zerithen, Maramil dan Lexus malah keluar dari pintu belakang
sambil menunggangi Mistyx.
Melarikan diri selagi pasukanmu bertempur sungguh hal yang
memalukan, Dewi sihir, Tegur seorang pemuda yang ternyata telah
menunggu mereka di pintu belakang. Di belakang si pemuda juga telah
berdiri Keeper Galarien. Pemuda itu tak lain adalah Jack yang memang
ditugaskan untuk menggempur Menara Sihir dari belakang sekaligus
menjaga agar tidak ada satu Pasukan Kegelapan yang melarikan diri.
Rencana yang disusun Raja Peri Therick memang sangat jitu dan
cermat memperhitungkan segala kemungkinan.
Bab 58. Pecahnya Persekutuan Pemenang
By: Junaidi Halim

Jangan menghalangiku atau akan kuhajar kau di sini! Teriak


Maramil dengan nada mengancam tetapi Jack sama sekali bukan anak
kecil yang mudah ditakuti oleh lawannya. Setelah melewati
pertempuran demi pertempuran antara hidup dan mati, Jack sudah
berubah menjadi seorang ksatria yang tangguh dan berkemampuan
tinggi. Apalagi Jubah Sakti Keyakinan, The Faith Armor yang
dikenakan Jack telah memberinya kekuatan pertahanan yang tidak
terhingga.

Kalau kalian memang ingin bertempur maka segeralah bersiap


siap, sahut Galarien yang sudah tidak sabar untuk mengalahkan
lawannya. Di dalam hati Galarien telah muncul kekuatiran yagn lebih
dashyat dari hanya sekedar Maramil dan sekutunya. Ia tahu ada
sesuatu yang amat sangat jahat sedang menuju ke tempat mereka
berada.
Dasar Keeper sombong! Walaupun kau adalah The One
sekalipun maka kami tidak akan mundur! Matilah kau! Seru Lexus
yang segera memulai seragan dengan cakar hitamnya, Darkenos
Clawsio. Jurus itu langsung membelah udara dengan bayangan cakar
hitam ganas yang langsung menuju ke arah Galarien. Bagi Keeper
serangan Lexus tentu saja bukan masalah yang terlalu besar. Hanya
dengan mengerahkan energi The Forest Soul maka terbentuklah
cahaya pelindung yang sekuat kulit pohon pohon purba ribuan
tahun, menyatu dengan tubuh Galarien.
World Tree Root! Hancurkan mereka semua! Seru Galarien.
Maka dunia pun menjawab panggilan dari Sang Keeper. Dari dalam
tanah muncul akar akar raksasa berduri setajam pedang yang segera
menjerat, mengikat dan berusaha meremukkan Lexus. Karena Lexus
masih menunggangi Mistyx maka akar raksasa itu tentu saja juga
menyerang Sang Naga buruk rupa beserta Maramil yang tidak sempat
meloloskan diri. Namun pertarungan tentu saja tidak semudah itu
untuk dimenangkan. Maramil segera bertidank cepat dan merapal
manteranya. Sebuah simbol sihir lingkaran hitam pun terbentuk di
tanah, tempat di mana akar akar itu bermunculan dari dalam perut
dunia. Lingkaran itu bukan lingkaran biasa tetapi mengandung
kekuatan sihir yang dapat meningkatkan kekuatan inti racun hingga
ratusan kali lipat. Mistyx yang melihat kekuatan sihir Maramil segera
dapat menerka maksud sekutunya itu. Tanpa menunggu perintah, ia
segera menyemburkan kabut hitam beracunnya ke segala arah. Kabut
itu meyebar begitu cepat ke arah Jack dan Galarien yang terpaksa
membuat pertahanan. Setelah kabut itu perlahan lahan memudar,
Galarien dapat menyaksikan akar akar raksasanya telah jatuh
dengan bercak bercak hitam sebagai tanda keracunan sementara
ketiga lawannya lenyap entah kemana.
Sial! Mereka melarikan diri! Seru Jack dengan kesal dan
hendak mengejar lawannya tetapi dengan cepat galarien
mencegahnya.
Kita harus bergegas merebut menara ini, Jack! Sebelum
makhluk yang jauh lebih jahat itu datang. Dia sudah dangat dekat dan
aku bisa merasakan aura mautnya. Kita harus menyusun pertahanan
kembali di benteng ini dan mungkin masih ada kesempatan untuk
menang, Kata Galarien.

Jack masih sempat kebingungan di awalnya tetapi memandang


raut wajah Galarien yang panik sekaligus sedih maka ia pun segera
tahu siapa mahkluk teramat jahat yang dimaksudkan sang Keeper.
Tentu saja mahkluk itu adalah Armeron yang kini telah menjadi iblis
yang teramat sakti.
Dengan perginya Maramil dan sekutunya maka keberhasilan
serangan terhadap Menara Zerithen telah dipastikan. Pasukan
Kegelapan pun dibuat kocar kacir apalagi setelah Jack dan Galarien
ikut terjun dalam pertarungan di dalam Menara Zerithen yang telah
kacau balau. Dalam waktu singkat maka pertempuran pun segera
berhenti dengan tewasnya sebagian besar Pasukan Kegelapan yang
terdiri dari Bangsa Manusia Serigala dan Vampir.
Kita menang! Teriak Therick yang kegirangan dan segera
disambut oleh teriakan kemenangan Bangsa Peri. Mata Therick segera
tertuju kepada Tyrail, gadis penyihir yang disukainya. Di belakang
Tyrail tiba tiba saja muncul Arachine yang menghunus kedua kaki
depannya yang setajam pedang. Firasat Therick langsung mengatakan
Tyrail dalam bahaya. Maka tanpa berpikir lebih lanjut sang raja Peri
Therick pun langsung berteriak dan melompat untuk mendorong
Tyrail. Sebuah tebasan pun terjadi dan darah berhamburan keluar.
Tyrail jatuh didorong oleh Therick. Dada sang Raja terkoyak luka yang
cukup parah dengan darah yang mengalir bagai sungai sehingga ia
pun langsung rebah. Arachine baru saja menyerang sekutunya sendiri,
Raja Peri Therick.
Tidak! Teriak seorang gadis bernama Missa yang sudah lama
jatuh cinta kepada Sang Raja Peri. Melihat kekasihnya jatuh bersimbah
darah membuat Missa pun langsung jatuh tidak sadarkan diri. Teriakan
Missa pun langsung disusul oleh pekikan Peri dan Serangga yang
dalam waktu sekejap saja sudah saling membunuh dan terbunuh. Jack
yang kuatir melihat Missa terjatuh begitu saja, tidak dapat berbuat
banyak karena sibuk melindungi diri dan pasukan peri di sekitarnya
dari serangan brutal Bangsa Serangga. Demikian juga Galarien dan
manusia manusia Klan Al-Star terpaksa harus bertarung kembali
melawan Bangsa Serangga. Sementara Tyrail masih terus bersama
dengan Therick Sang Raja Peri yang sedang berjuang di saat saat
terakhirnya sedangkan Virail sedang sibuk menghadapi Arachine
seorang diri. Therick berusaha berbicara dan menyatakan perasaannya
kepada Tyrail tetapi tak satu kata pun sempat terucap sampai akhitnya
ia menghembuskan nafas terakhirnya. Tyrail pun mencucurkan air
mata untuk penyelamat nyawanya yang tak sanggup dibalas cintanya
karena Tyrail hanya pernah sekali jatuh cinta kepada seorang pria
bernama Jack.
Kenapa kau berkhianat, serangga busuk! Teriak Virail dengan
gemas sembari meluncurkan bola bola api dari tongkat sihirnya, Kau
seharusnya membalas dendam kematian indukmu di tangan Lexus!

Arachine menggeram marah menangkis bola bola api Virail


dan menjawab, Aku sedang membalas kematian ayahku di tangan
kalian, para penyihir! Sial saja si Peri menghalangi jalanku membunuh
penyihir busuk seperti kalian maka jangan salahkan aku juga
merenggut nyawanya! Jika bukan karena kalian bernafsu memiliki
Jubah Sakti itu maka indukku tentu masih hidup sampai sekarang!
Lexus akan menanti giliran tetapi sekarang kalian berdua dulu yang
akan aku habisi!
Pertempuran di dalam Menara Zerithen masih berlanjut namun
di luar menara telah muncul sesosok makhluk yang lebih hitam
dibanding malam. Tubuh besar dengan dua tanduk di kepalanya.
Nafasnya juga berwarna hitam dan sangat beracun. Rumput rumput
dan udara pun membusuk di sekitarnya. Ia melayang tanpa bobot
walau ukuran tubuhnya mencapai 3 kali ukuran tubuh manusia normal
dengan sepasang sayap hitam mengerikan di belakang punggungnya.
Orb orb yang merupakan Jantung Lima Naga Utama tergenggam erat
di tangan kirinya sementara tangan kanannya memengang sebuah
tombak panjang. Ia tersenyum menyaksikan pembantaian yang
tengah terjadi.
Bab 59. Iblis yang Tidak Terkalahkan
By: Junaidi Halim

Pertempuran dipaksa berhenti oleh kekuatan yagn lebih


mengerikan dibanding maut. Tembok tembok menara Zerithen
rontok begitu saja begitu disentuh makhluk yang bernama Iblis
Tombak Kesesatan Armeron itu. Belum sempat semua menyadari apa
yang terjadi, tiga puluh Peri dan serangga roboh begitu saja dengan
mulut berbusa akibat racun. Jack pun kesulitan menahan aura hitam
yang tiba tiba saja memenuhi seluruh arena pertarungan. Jantung
dan kepala Jack terasa ingin meledak sementara seluruh tubuhnya
bergetar seperti demam terkena aura iblis maha dashyat. Namun
keadaan yang lainnya tentu lebih parah karena mereka tidak memiliki
Jubah sakti Faith Armor. Oleh karena itu tidak heran, satu per satu
dari mereka mulai tumbang. Hanya mereka yang memiliki kekuatan
pelindung cukup tinggi yang masih dapat bertahan walau entah untuk
berapa lama karna Iblis Armeron sama sekali belum bergerak.
Bunuh! Desis Armeron, Ayo, teruslah saling membunuh
sebelum aku yang akan membantai kalian! Tentunya akan lebih asyik
pemanasan dengan cacing cacing kecil seperti kalian sebelum aku
melepaskan Lord of Darkness dan membunuhnya!

Astaga, Armeron, apa yang sebenarnya terjadi kepadamu?


Kegilaan apa ini sehingga engkau mau membebaskan Raja Iblis Lord
of Darkness? Desis Galarien yang sedih melihat keadaan Armeron.
Tentu saja untuk menggantikan Lord of Darkness menjadi iblis
terkuat. Jika dia adalah Raja Iblis maka aku adalah Kaisar iblis yang
tidak terkalahkan! seru Armeron lagi yang kemudian tertawa terbahak
bahak. Tawa itu pun mengandung kekuatan iblis yang lebih banyak
lagi merobohkan Pasukan Peri dan Serangga.
Dia harus segera dihentikan, bisik Virail yang telah berhenti
bertarung dengan Arachine. Dan semua yang ada di sana menyadari
bahwa mereka memang sudah tidak punya pilihan lain selain
bertarung hingga mati. Hanya Galarien yang menyadari bahwa
kemungkinan mereka untuk menang sama sekali tidak ada. Galarien
pernah melihat bagaimana kesaktian Tombak Kekudusan di masa
lampau ketika digunakan oleh Armeron sebagai Ksatria Holy Light.
Apalagi sekarang Armeron telah menghisap energi keempat Zingamon
maka kekuatan iblisnya sudah mendekati sempurna. Dapat dikatakan
Armeron mungkin sudah sekuat Lord of Darkness sendiri. Walaupun
Jack bisa menguasai kekuatan Jubah Saktinya hingga 100% pun
belum tentu dapat mengalahkan Armeron dengan Tombak
Kesesatannya. Apalagi sekarang Jack bahkan belum tahu pasti
bagaimana menggunakan Jubahnya dengan benar, tidak seperti
Keeper Agaril yang mengenal betul Jubah sakti itu seperti dirinya
sendiri.
Arachine yang pertama kali bergerak tetapi bukan untuk
melakukan perlawan hidup dan mati melainkan untuk melarikan diri.
Hasilnay tentu saja sangat fatal bagi dirinya sendiri dan yang lain.
Gerakan tiba tiba Arachine yang masuk ke dalam tanah membuat
kesadaran Armeron terusik. Ia segera menghantamkan tinju mautnya
ke tanah yang dengan secepat kilat mengeluarkan gelombang hijau
kehitam hitaman. Tanah pun retak retak dan mulai mengeluarkan
uap beracun. Seluruh Pasukan Serangga yang hendak masuk ke dalam
tanah mengikuti jejak Arachine langsung tewas seketika. Demikian
juga dengan Pasukan Peri yang masih menjejakkan kakinya ke tanah,
tewas karena keracunan. Galarien selamat karena melompat ke atas.
Virail dan Tyrail juga menggunakan teleport untuk menghindar. Jack
terlindungi oleh Jubah Sakti Faith Armor. Tetapi seluruh Klan Al-Star
termasuk Missa yang masih pingsan dan ayahnya, Micha tewas bahkan
sebelum mereka sempat sadar apa yang terjadi. Tak lama kemudian
Arachine pun muncul dari dalam tanah dengan tubuh keracunan hebat
dan akhirnya meninggal juga.
Jack masih terkejut menerima serangan maut itu. Ia belum
sadar sepenuhnya ketika melihat tubuh Missa, kekasih hati dan
sahabat terbaiknya sejak kecil terkena gelombang racun dan
membusuk dengan sangat cepat. Ia juga belum sadar penuh ketika

melihat seluruh anggota klan nya roboh dengan tubuh membusuk


bersama pemimpin mereka, Micha yang dihormatinya. Lalu seluruh
Pasukan Peri lain pun menyusul roboh dengan cara yang sama. Tubuh
mereka membusuk karena terkena racun iblis yang kekuatannya tidak
dapat dibayangkan. Hingga ketika Jack sadar, ia pun hanya bisa
berteriak histeris antara marah, sedih dan tidak berdaya.
Armeron malah terus tertawa melihat keputus asaan dan
mendengar teriakan pilu Jack. Jangan kuatir anak muda. Kau pun
akan segera menyusul mereka di neraka! Seru Iblis Armeron sambil
bersiap siap untuk melakukan serangan berikutnya.
Hentikan itu, Armeron! Teriak Galarien yang melihat Jack
dalam bahaya. Galarien pun langusng bertindak secepat kilat. Jurus
World Tree Root langsung dikerahkan dan memanggil akar raksasa
dari bawah tanah untuk membelit Armeron dan mencegahnya
melancarkan serangan kepada Jack. Tapi belum lagi akar raksasa
membelit tubuh Armeron secara sempurna, ia sudah menghentakkan
energi hitamnya. Akibatnya bukan hanya racun namun juga halilitar
hitam menyambar keluar dari dalam tubuh sang Iblis Armeron. Akar
raksasa Galarien langsung hancur tercabik cabik.
Astaga, sayangku, mengapa kau jadi begini lemah? Karena
mengingat hubungan kita dahulu maka aku akan menawarkan satu
kesempatan kepadamu untuk bergabung denganku. Apa enaknya jadi
Keeper yang dikutuk? Punya benda sakti tetapi tidak dapat
menggunakannya. Lebih menguntungkan jadi iblis sepertiku dan dapat
menggunakan benda sakti ini sesuka kita, Kata Armeron kepda
Galarien sambil memperlihatkan tombak saktinya yang sudah
tercemar hawa iblis yang kental.
Armeron, nampaknya kau sudah tidak dapat lagi diselamatkan.
Maafkan aku yang terpaksa harus bertindak kejam. Earth Rock! Seru
Galarien yang meluncurkan jurus penghancurnya sambil menitikkan
air mata.
Maaf? Seharusnya aku yang bilang begitu! Halilintar
Penghancur tingkat sempurna! seru Armeron menyambut serangan
Galarien.
Kedua energi dashyat itu pun bertemu di udara dan
bertabrakan menghansilkan energi penghancur yang luar biasa.
Dinding dinding menara yang kokoh pun runtuh. Jack yang merasa
tanah di sekitarnya bergetar hebat terpaksa berlari menghindar
sementara kedua penyihir bersaudara, Virail dan Tyrail entah berada
di mana.
Bab 60. Rahasia Rantai Kehidupan

By: Junaidi Halim

Galarien langsung terdesak mundur. Batu besar panas yang


dikerahkan Galarien untuk menghujani Armeron sama sekali tidak
berdaya menghadapi serangan halilintar hitam yang memiliki
kekuatan maha dashyat. Kekuatan Iblis Armeron kini sudah berada
jauh beberapa tingkat dari kekuatan seorang keeper seperti dirinya.
Galarien tahu bahwa dirinya bukan tandingan dari sang Iblis apalagi
perasaan hatinya terhadap mantan Keeper tersebut telah
mengkhianati dirinya sendiri. Walau bagaimana pun tidak mudah
untuk menyingkirkan perasaan cinta yang telah terpendam ribuan
tahun lamanya.
Lemah sekali! Seru armeron sangat kecewa, Seandainya saja
kau dapat menggunakan Rantai sakti Kehidupan tentu pertarungan ini
tidak akan menjadi begitu membosankan. Kalau begitu akan kuakhiri
sekarang saja. Matilah Kau! Sebuah halilintar hitam berkekuatan
besar langsung menyambar ke arah Galarien yang masih terengah
engah akibat benturan energi sebelumnya. Galarien menyadari adanya
bahaya maka ia pun memaksakan energi nya untuk membuat energi
pelindung. Tetapi energi pelindung galarien tidak mampu menahan
seluruh kekuatan serang Armeron maka ia pun langsung terlempar ke
udara dan menghantam dinding menara hingga hancur lebur. Dari
mulut dan hidung Galarien tersembur darah segar yang tidak sedikit.
Jack yang menyadari rekannya dalam bahaya segera
mengambil tindakan. Tinju cahaya Jack pun meluncur dan mencegah
Armeron untuk mendekati Galarien yang sudah terluka. Namun hanya
dengan sekali kibasan tangan Armeron kekuatan tinju cahaya Jack
langsung buyar seperti cahaya matahari yang terhalang awan hitam.
Bahkan kini Armeron menghembuskan nafas racun tingkat tinggi ke
arah tubuh Jack maupun Galarien yang masih terbaring. Faith Armor
pun secara otomatis mengeluarkan cahaya pelindung yang mampu
menahan racun Armeron tetapi karena begitu kuatnya kekuatan racun
hitam itu maka cahaya Faith Armor pun terpencar ke segala arah.
Belum lagi cahaya itu berkumpul kembali, Armeron sudah secepat kilat
melancarkan serangan halilintar hitamnya. Sungguh celaka bagi Jack
dan Galarien yang tidak lagi memiliki perlindungan, terpaksa harus
menanggung serangan itu mentah mentah. Keduanya terpental ke
belakang bersamaan dengan tubuh yang hangus.
Tiba tiba kedua penyihir Virail dan Tyrail muncul bersamaan.
Keduanya mengerahkan jurus sihir mereka berupa api dan es ke arah
armeron. Bagi Armeron tentu saja kekuatan sihir itu tidak seberapa
kuat tetapi cukup untuk memaksanya menahan serangan lebih lanjut.
Begitu ia selesai menghalau serangan tadi, kedua penyihir beserta
Jack dan Galarien telah lenyap dari hadapannya. Rupanya serangan

tadi hanyalah pengalih perhatian dan kedua penyihir itu telah


membawa lari mangsanya dengan teleport. Armeron pun meraung
dengan kemarahan yang luar biasa.
Virail dan Tyrail membawa Jack dan Galarien dengan teleport
keluar menara. Lalu mereka semua bersembunyi di semak semak
sambil berharap Armeron tidak menemukan mereka. Penyihir tidak
dapat melakukan teleport dengan jarak terlalu jauh apalagi sambil
membawa beban yang sedang terluka. Kedua penyihir ini sempat
gemetar mendengar raungan kemarahan Armeron dari dalam menara.
Cahaya pelindung Faith Armor telah lenyap ke dalam tubuh Jack yang
hangus terbakar. Galarien Sang Keeper yang memiliki tubuh lebih kuat
dari manusia biasa masih tersadar walau nafasnya mulai putus putus
yang menunjukkan nyawanya sudah hampir di ujung tanduk arit
malaikat maut. Tetapi Jack memiliki keadaan yang lebih parah. Nafas
pemuda itu nyaris tidak ada dan detak jantungnya lemah sekali.
Rasanya mustahil Jack dapat membuka mata kembali dalam keadaan
hangus seperti itu. Tyrail harus mati matian menahan emosinya
untuk tidak berteriak sedih mengingat musuh masih berada di dekat
mereka.
Penyihir... aku sudah tidak dapat bertahan lagi, bisik Galarien
lemah, A..aku.. ada permintaan terakhir. Kedua penyihir itu pun
menggenggam tangan si Keeper yang mulai melemah sebagai tanda
mendengarkan dengan seksama. Kumohon kalian harus mengambil
Rantai Sakti Kehidupan dariku dan menggunakannya untuk melawan
Armeron.
Tapi bagaimana caranya? Tanya Virail kebingungan.
Hanya cinta yang dapat melahirkan kehidupan dan cinta hanya
dapat dibayar dengan pengorbanan hingga kematian, bisik Galarien
kepada kedua penyihir itu.
Aduh, teka teki apa ini? tanya Virail tidak sabar, Teka teki
ini mirip dengan tulisan yang ada di makam Agaril yang terdiri dari 2
kalimat. Kalimat Pertama mengatakan manusia lama mati maka
manusia baru akan lahir. Kalimat Kedua mengatakan keyakinan hanya
dapat dibayar dengan kematian.
Galarien tersenyum, Setiap benda sakti memiliki cara
tersendiri untuk dapat diwariskan. Jubah Sakti Faith Armor hanya
dapat diwariskan dengan pemahaman bahwa tidak ada yang perlu
ditakuti dari kematian. Manusia yang berdosa harus mati terlebih
dahulu baru manusia yang baru dapat lahir melalui keyakinan kepada
The One. Jack memahami hal itu sehingga The Faith Armor pun
memilihnya dan bukan orang lain.

Kalau begitu jelaskan kepada kami apa arti teka tekimu itu
kepada kami, pinta Virail kepada Galarien.
Galarien mendesah lemah, Jika kalian tidak dapat memahami
maknanya maka percuma saja. Rantai Sakti ini tidak akan memilih
kalian karena itu artinya kalian belum pantas memilikinya.
Virail semakin menjadi panik dan otaknya tidak mau berpikir
lebih jauh. Lalu ia memandang kepada Jack yang terbujur kaku. lalu
bagaimana kami bisa mengambil Faith Armor dari tubuhnya?
Jika kau memahami maknanya dengan sempurna maka tentu
saja kau dapat mengambilnya. Tetapi jika tidak, maka kau akan mati
dengan sia sia, Jawab Galarien dengan nafas yang memburu.
Tapi apa yang akan terjadi kepada Jack setelah ia kehilangan
jubah sakti itu? Tanya Tyrail ketakutan karena ia tahu jawaban yang
akan diterimanya tentu sangat mengerikan.
Ia akan mati tentu saja. Jack dapat bertahan hidup dari luka
bakar seberat itu hanya karena ia menggunakan Faith Armor. Jika
jubah itu diambil daripadanya, tentu saja ia akan tewas seketika,
Jawab Galarien Jubah sakti Faith Armor hanya dapat diwariskan atas
dasar keyakinan dan perlindungan kepada yang lemah. Ada dua cara
mewariskannya. Cara pertama seperti yang Jack lakukan dulu. Dan
yang kedua, ia sendiri yang mewariskan kepada orang lain yang
sekarat atas dasar perlindungan dengan kerelaan hati tetapi itu berarti
ia akan kehilangan nyawanya sendiri sebagai tebusan dalam waktu
satu minggu.
Tapi kini Jack yang sedang sekarat bukan kami! Bagaimana ia
bisa mewariskan jubah itu. Dan jika aku mengambilnya dengan cara
Jack waktu itu berarti aku harus membunuh diriku sendiri dengan
tangan Jack atau gimana? Tanya Virail yang semakin emosi karena
semua tekanan yang dirasanya semakin mendesak. Mereka semua
tahu saat ini Iblis armeron yang gila tengah mempersiapkan diri untuk
membebaskan sang Master Kegelapan Lord of Darkness. Waktu
mereka sngat sempit.
Biar aku yang mencobanya, bisik Tyrail sembari mencucurkan
air mata. Ia mengambil sebilah pisau pendek dan menaruhnya di
tangan Jack lalu secara perlahan mengarahkannya ke lehernya
sendiri, Maafkan aku, Jack. Jika ini gagal setidaknya kita akan
bersama sama dalam kematian. Tetapi jika ini berhasil maka aku
bersumpah akan membunuh Iblis Armeron. Aku mencintaimu.
Bab 61. Antara Hidup dan Mati
By: Junaidi Halim

Bangun, Jack, suara itu menyapa Jack dengan ramah, Belum


waktunya, Jack. Belum waktunya kau terbaring di sini.
Jack perlahan membuka matanya dan ia melihat hamparan
ruangan putih yang tidak berujung. Herannya ruangan besar itu
mengeluarkan cahaya sendiri dan semua berpusat di ujung ruangan
yang becahaya maha kuat dan dashyat. Jack harus menutupi matanya
yang pedih luar biasa akibat tidak tahan terhadap cahaya maha
dashyat itu. Jack pun heran mengapa Jubah Sakti tidak melindungi
dirinya dari cahaya putih ini.
Jubah itu buatan Ku, Jack. Termasuk juga dengan kau, dunia
dan semua makhluk yang hidup di dalamnya. Tentu saja semua itu
tidak dapat dibandingkan dengan Aku sendiri, sahut suara itu yang
langsung dikenali Jack siapa yang sedang berbicara dengan dirinya.
Dialah The One sendiri, sang Pencipta Maha Agung.
Jack langsung menjatuhkan dirinya. Ia tidak berdaya dan
merasa sangat tidak pantas untuk berkata kata. Jack hanya mampu
berlutut dan menjatuhkan kepalanya hingga menyentuh lantai
ruangan putih yang penuh dengan cahaya kekudusan itu.
Aku tahu peperanganmu belum selesai, Jack. Dan kau ingin
sekali menang. Bahkan kau berharap bisa menjadi sangat kuat seperti
Aku sehingga dapat menyelamatkan semua orang bahkan juga Missa.
Apa kau ingin jadi Aku, Jack?
Jack terkejut luar biasa karena semua pikiran dan perasaan
hatinya dibeberkan dengan begitu rupa, tanpa ada rahasia yang bisa
disembunyikan.
Jika Aku memberimu kemenangan lalu apa imbalan yang dapat
kau berikan kepada-Ku, Jack?
Jack masih terdiam dan ia berpikir hal yang paling baik yang
bisa diberikan sebagai ganti kemenangan dirinya dan kekuatan yang
tak terhingga.
Hidupmu? tanya The One lagi, Tapi Aku yang memberimu
hidup. Aku juga yang memberi Missa dan semua orang di klanmu
hidup. Aku yang memberimu Jubah sakti Faith Armor. Semua itu milik
-Ku lalu apa yang dapat kau berikan kepada-Ku?
Jack pun menangis karena menyadari siapa dirinya yang berani
berpikir memiliki hak untuk memiliki kekuatan lebih besar dari yang

seharusnya agar dapat menyelamatkan Missa dan jadi pahlawan bagi


klannya.
Anugerah, semua hanya karena anugerah-Ku kepadamu.
Hidupmu anugerah. Jubahmu anugerah. Bahkan juga cintamu kepada
Missa adalah anugerah. Maka jika kau menyadari semua itu maka kau
tidak akan pernah meragukan Aku tidak beranugerah lagi kepadamu,
Jack. Bahkan di saat Aku mengambil Missa pun itu juga suatu bentuk
anugerah agar kau tidak lupa bahwa kehendakmu bukan kehendak
Ku. Rencanamu bukan rencana-Ku.
Jack terdiam cuukp lama dan mengangguk pasti dengan suatu
bentuk keyakinan yang berbeda.
Jubah itu milikmu dan kau akan menggunakannya untuk
kemuliaan Ku. Berperanglah untuk Ku, Jack dan akan kutunjukkan
bagaimana kuasa-Ku sangat nyata bagimu. Berperanglah, Jack!
Jack mendadak seperti jatuh ke dalam kegelapan. Ia dapat
merasakan desiran darahnya. Ia dapat merasakan denyut jantungnya.
Dan ia dapat merasakan sakit di tubuhnya. Jack sudah kembali.
Bab 62. Sang Pewaris Rantai Kehidupan
By: Junaidi Halim

Jack tersadar dan membuka matanya. Ia terkejut luar biasa


dan segera menahan tangannya sendiri agar pisau yang diarahkan ke
leher Tyrail tidak benar- benar menusuknya. Pada saat yang
bersamaan juga, ledakan cahaya muncul dari dalam tubuh Jack yang
membuat Tyrail maupun Virail terdorong ke belakang. Ketika pancaran
cahaya itu meredup muncullah sosok Jack yang baru. Tubuhnya
bersinar terang dan bahkan luka luka bakar di tubuhnya lenyap.
Bukan hanya kedua penyihir yang keheranan. Galarien sang
Keeper pun membelalakkan matanya melihat hal ini. Pancaran energi
Jack sangat kuat bahkan hampir menyamai kekuatan Para Ksatria Holy
Light di masa lampau sebelum mereka jatuh menjadi Keeper. Agaril,
desis Galarien. Ia dapat merasakan kekuatan Jack sudah menyamai
kekuatan Agaril di puncak kejayaannya.
Apa yang terjadi? Tanya Virail keheranan sekaligus takjub
melihat keajaiban ini.
Kekuatan sejati Faith armor telah terbuka kembali. Aku tidak
pernah melihat yang seperti ini sejak Agaril sendiri yang mengenakan
Faith Armor di masa kejayaannya sebagai Ksatria Holy Light. Jubah

Faith Armor bukan hanya melindungi serangan fisik maupun sihir


tetapi juga mampu menyembuhkan pemakai nya dengan sangat cepat
(regeneration healing). Selain itu Jubah ini juga mampu menyerap
kekuatan lawan dan menggunakan nya untuk menambah kekuatan
serang si pemakai. Ada begitu banyak lagi rahasia yang masih
tersembunyi di sana dan pasti kita akan segera tahu setelah Jack
menghadapi Armeron, sahut Galatrien dengan mata berbinar karena
melihat adanya secercah harapan untuk menang. Lalu Galarien
mengalihkan pandangan nya kepada Tyrail, Sudah saatnya rantai
sakti ini juga kuwariskan kepadamu, penyihir Tyrail.
Apa? Tanya Virail keheranan, Bagaimana mungkin? Kami
berdua tidak tahu apa apa tentang teka teki mengenai cinta dan
pengorbanan itu!
Kau memang tidak mengerti, Virail. Tapi kurasa Tyrail sudah
mengerti tentang cinta hanya saja dirinya sendiri tidak sadar ia
mengetahui hal itu, Sahut Sang Keeper Galarien.
Tapi Tyrail sendiri masih terlihat ragu akan semua itu. Ia masih
menggeleng gelengkan kepala tidak mengerti apa yang sebenarnya
terjadi dan apa ayng sudah ia lakukan sehingga Galarien bisa yakin
dialah orang yang tepat untuk mewarisi Rantai Kehidupan.
Hanya cinta yang dapat melahirkan kehidupan dan cinta hanya
dapat dibayar dengan pengorbanan hingga kematian, Bisik Galarien,
Tyrail, mati untuk orang yang kita cintai tidak sulit bagi orang yang
sedang jatuh cinta. Tetapi berani tetap hidup sendirian dan ditinggal
pergi oleh orang yang kita cintai sungguh lebih mengerikan daripada
kematian. Saat kau memutuskan untuk mengambil Jubah sakti Jack
sebenarnya pada saat itulah cintamu yang paling sejati sedang teruji
dan terbuktikan. Cinta yang tidak egois, yang bukan menginginkan
Jack hidup untuk dirimu sendiri agar kalian berdua hidup bahagia
tetapi cinta yang mengorbankan kebahagiaan kalian agar yang lain
memiliki harapan untuk hidup. Bahkan kau siap berkorban nyawa jika
gagal dan berkorban kehilangan kekasih jika berhasil. Kau sudah lulus,
Tyrail.
Maksudmu ketika aku hendak membunuh Jack malah cintaku
menjadi semakin sempurna? Tanya Tyrail bingung.
Kau tidak pernah bermaksud membunuh Jack, Tyrail. Kau
melakukan itu hanya karena kau tahu apa yang paling diinginkan Jack
dan memberi kesempatan hidup bagi yang lain. Walau itu artinya kau
harus kehilangan kekasih atau kehilangan nyawa. Sekarang genggam
tanganku dan ambillah rantai sakti ini. Gunakan hati dan cintamu
untuk menggunakan nya maka Rantai Kehidupan akan menjadi
milikmu.

Tyrail melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan Galarien


kepadanya. Maka keduanya pun bergenggaman tangan. Tak lama
kemudian cahaya terang terpancar dari tubuh Galarien yang
menegang. Cahaya itu berputar putar seperti ular dan lambat laun
berpindah ke sekujur tubuh Tyrail. Setelah itu cahaya tersebut telah
membentuk sebuah rantai emas yang tetap bermandikan cahaya. Sang
Keeper Galarien pun tersenyum puas dan roboh menemui ajalnya.
Jack dan Tyrail saling berpandangan. Mereka tahu apa yang
akan terjadi sebentar lagi. Pertempuran senjata senjata sakti masa
lampau akan segera terjadi. Jubah Faith Armor Jack, Rantai Kehidupan
Tyrail dan Tombak Kesesatan Armeron akan bertempur hidup dan
mati.
Bab 63. Adu Kekuatan di Puncak Zerithen
Di masa lampau, di masa yang sudah dilupakan oleh makhluk
makhluk kuno sekali pun, Lord of Darkness dikalahkan oleh Holy Light
di sebuah tempat yang dinamakan Heirithien. Holy Light kemudian
mengurung sang Master Kegelapan dalam penjara dimensi waktu yang
tidak tertembus oleh kekuatan apapun kecuali dibebaskan oleh si
pemegang kunci yang berupa orb orb. Tempat dikurungnya Lord of
Darkness kemudian didirikan menara kokoh yang dinamakan Zerithen.
Menara Zerithen didirikan untuk menjaga dan mengawaasi penjara
dimensi tersebut. Namun oleh kecerobohan Para Ksatria Holy Light,
menara pengawas ini malah dijadikan menara sihir dan mempelajari
kekuatan sihir yang memang berasal dari Lord of Darkness hingga
akhirnya Para Ksatria ini dikutuk menjadi The Keeper.
Jadi di tempat ini rupanya kau bersembunyi dan terkurung seperti
seekor kutu lemah, Lord of Darkness, Hina Armeron ketika sebuah
pusaran hitam terbentuk di udara, di atas menara Zerithen, Sekarang
sudah saatnya kita melihat siapa yang terkuat di antara kita.
Hentikan, Armeron! Teriak Jack yang sedang berlari mendaki ratusan
anak tangga untuk dapat menuju ke atas menara. Di belakang Jack,
Tyrail juga tengah mengekor Jack. Namun ketika Jack dan Tyrail
hampir sampai ke atas menara, muncullah seekor Naga buruk rupa
yang menghadang dan menyemburkan kabut beracun di hadapan Jack
dan Tyrail. Jack yang sigap segera mengerahkan Jubah pelindungnya.
Cahaya silau pun langsung menyelimuti Jack dan Tyrail serta
menghindarkan keduanya dari semburan kabut racun Mistyx. Untuk
membalas, Tyrail segera mencoba kekuatan Rantai Kehidupan yang
diarahkan kepada Mistyx. Rantai sakti itu pun berubah menjadi ribuan
cahaya yang menyerang Mistyx dari segala penjuru. Sang Naga masih
berusaha untuk menghindar tetapi mustahil untuk menghindari semua
kilatan cahaya yang muncul dari segala arah itu. Akibatnya Mistyx
menjadi terdorong ke sana kemari dan kehilangan arah. Ia pun
menjadi terbang terlalu dekat ke pusaran hitam yang sedang berusaha
dibuka oleh Armeron melalui kelima orb di tangannya itu. Mistyx pun
menjerit ketakutan ketika pusaran itu tiba tiba saja menghisap

masuk dirinya.
Tyrail yang menyadari lawannya dalam bahaya yang mengerikan
karena begitu masuk ke dalam pusaran hitam dimensi waktu maka
tidak akan pernah terbebaskan lagi untuk selamanya segera
memberikan pertolongan. Ia meluncurkan Rantai Kehidupannya yang
sudah kembali ke bentuk awal untuk menangkap Mistyx. Namun sudah
terlambat. Pusaran itu pun langsung tertutup begitu saja. Armeron
yang gusar atas gangguan kecil ini langsung menghentikan formasi
sihir dan membiarkan Mistyx terkurung di dalamnya. Sungguh malang
nasib Sang Naga. Setelah melarikan sekutunya keluar menara, ia
kembali lagi ke puncak Menara Zerithen sembunyi sembunyi dengan
harapan dapat melihat tuannya Lord of Darkness dibebaskan. Namun
yang terjadi, kini ia malah ikut terkurung di dalam penjara Dimensi
Waktu.
Apa yang kau lakukan! Seru Tyrail kepada Armeron, Kau mengurung
Naga itu di dalam sana!
Jangan kuatir,Sahut Armeron, Begitu aku selesai melumat kalian
maka akan kubuka pintu dimensi waktu dan kulumat naga jelek itu
beserta tuannya yang pasti lebih jelek lagi.
Melumat kami? Balas Jack dengan sengit karena amarahnya yang
belum surut atas pembantaian yang dilakukan Armeron kepada Klan
Al-Star, Kami yang akan mengalahkan iblis sepertimu, Armeron!
Kalian sendiri yang mencari mati jadi jangan salahkan aku bertindak
kejam! Seru Armeron yang meledakkan kekuatan iblisnya. Dalam
hitungan detik langit pun tertutup awan gelap dan petir hitam
menyambar nyambar. Matilah kalian semua! Tinju Halilitar
Penghancur Armeron pun meluncur dengan ganas. Ratusan Halilintar
hitam dengan kekuatan penuh menghantam Jack tanpa ampun.
Tapi kali ini armeron yang terbelalak karena terkejut. Jack berteriak
keras dan mengeluarkan cahaya yang amat sangat menyilaukan.
Ratusan halilintar langsung dieliminasi dalam sekejap mata. Bahkan
tanpa ragu Jack balik menyerang Armeron dengan cahaya yang sama
namun kini kumpulan cahaya itu sudah terfokus ke satu titik
membentuk satu tinju, The Iron Fist. Iblis Armeron terpaksa
menggunakan tombak saktinya untuk menandingi kekuatan serang
dari tinju cahaya itu. Tombak Kesesatan dan Tinju Besi Faith Armor
beradu kekuatan di angkasa raya dan menyebabkan gelombang energi
penghancur yang luar biasa dashyat. Puncak Menara Zerithen yang
berada ratusan meter dari atas tanah pun berguncang keras.
Jack terpukul mundur dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya
sementara Iblis Armeron tidak bergeming. Walau begitu Faith Armor
segera bekerja memberikan pemulihan kepada tubuh Jack. Sedetik
kemudian Jack sudah tidak lagi merasakan sakit akibat benturan
energi sebelumnya dengan Armeron. Namun Armeron cukup terkejut
dan terdiam beberapa saat melihat bagaimana kekuatan lawannya
bisa meningkat secepat itu. Ia merasa bahwa di hadapannya bukan
lagi berdiri Jack, seorang manusia lemah tetapi seorang ksatria
legendaris yang namanya pernah mengguncang dunia, Ksatria Holy
Light Agaril sendiri. Meskipun Armeron masih yakin kekuatan dirinya

berada satu tingkat di atas Jack yang sekarang tetapi hal ini tetap
membuatnya ketakutan. Takut akan kekalahan dan kehilangan
kekuatannya. Apalagi masih ada seorang penyihir yang harus dihadapi
dengan Rantai Kehidupan.
Bab 64. Keajaiban Rantai Kehidupan
Baiklah kalau begitu. Sekarang bukanlah saatnya untuk bermain
main lagi, Armeron berseru dalam hati. Ia segera mengepalkan kedua
tangannya dan memancarkan energi kegelapan yang sangat kental
sehingga udara di sekitarnya menjadi sangat beracun dan
menyesakkan. Namun dengan kekuatan Jack yang telah memahami
inti kekuatan Faith Armor mampu membuat aura pelindung di
sekeliling tubuhnya, cukup untuk Jack dan Tyrail untuk menghindar
dari kekuatan jahat itu. Energi kegelapan Armeron tidak berhenti
sampai di situ. Kekuatannya terus meningkat setahap demi setahap
entah sampai kapan akan mencapai puncaknya. Tyrail yang menyadari
bahaya ini segera mengambil tindakan. Ia pun mengerahakn kekuatan
senjata barunya, yaitu Rantai Kehidupan yang merupakan item sakti
Holy Light setingkat dengan kekuatan Faith Armor Jack maupun
Tombak Kesesatan Iblis Armeron yang sebelumnya merupakan
Tombak Kekudusan.
Rantai Kehidupan pun bergelora dan menyerang Armeron dengan
energi berwarna putih terang. Setiap energinya seakan mampu
mengeliminasi kehancuran yang dipancarkan energi Armeron. Tetapi
Armeron yang telah berhasil menguasai kekuatan sempurna dari
Tombak Kesesatan tentu tidak akan mengalah begitu saja. Ia segera
meledakkan energi Kegelapan begitu saja dan mengeluarkan senjata
pamungkasnya, Tombak Kesesatan. Rantai Kehidupan terpukul
mundur begitu kuat sehingga Tyrail pun hampir saja celaka. Untunglah
Jack tetap waspada dan telah mengerahkan energi pelindung dari
Jubah saktinya. Bukan hanya itu, Jubah Sakti itu juga mampu
memulihkan energi dari Rantai Kehidupan yang hilang akibat benturan
energi dengan Tombak Kesesatan sebelumnya. Namun sebuah bunyi
KRAK yag keras membuat Jack dan Tyrail berpandangan sebentar
kemudian keduanya berteriak panik. Jack memang mampu
menghadang kekuatan penghancur Iblis Armeron tetapi tidak dengan
dinding dan lantai Menara Sihir Zerithen. Kekuatan Armeron telah
menghancurkan bagian atas menara dan akibatnya Jack dan Tyrail pun
amblas ke bawah.
Jack berusaha menggapai sesuatu untuk mencegah tubuhnya jatuh ke
bawah tapi tidak ada satu benda pun yang dapat dipegang dan
bertahan pada tempatnya. Semua batu batu yang merupakan bagian
dari menara sihir hancur begitu saja tanpa sempat dijadikan pegangan
bagi Jack maupun Tyrail. Tubuh mereka berdua pun terjun bebas tak
berdaya. Sementara Iblis Armeron yang memiliki sayap setelah
menelan energi Zingamon Arnarock dapat terbang bebas ke udara.
Pada saat kritis itulah Tyrail tiba tiba saja menggerakkan rantai
Kehidupannya. Entah bagaimana, tanpa disadari oleh Tyrail sendiri
Rantai Kehidupan telah berubah bentuk menjadi jaring laba laba

besar yang menempel dari ujung ke ujung dinding menara Sihir


Zerithen yang masih utuh. Dan jaring inilah yang menyelamatkan
nyawa Jack dan Tyrail. Mereka berdua pun dapat menjadikan Rantai
Kehidupan sebagai tempat berpijak pengganti lantai yang roboh.
Bencana besar tidak berlalu begitu saja. Belum lagi mereka sempat
mengambil nafas, Iblis Armeron sudah kembali menyerang. Mata
Tombak Kesesatan di tangan kanannya di arahkan ke arah Jack yang
tidak siap. Menyadari bahaya di depan mata, siap tidak siap Jack
segera mengayukan tinju cahayanya. Tinju cahaya yang berasal dari
pengguna Faith Armor pun kembali dikeluarkan, Iron Fist! Seru Jack
dengan mengayunkan tinju sekuat tenaga. Kedua energi besar pun
berbenturan di udara. Namun ketidak siapan Jack membawa dampak
yang sangat besar terhadap energi yang dikeluarkannya. Dengan
mudahnya energi tinju Iron Fist Jack hancur berkeping keping dan
membuka jalan bagi Tombak Kesesatan untuk menyerang masuk,
langsung mengarah ke dada lawan. Jack hanya dapat menahan nafas
menyaksikan tombak itu menembus dadanya dan meninggalkan luka
besar yang amat sangat parah. Pandangan Jack langsung menjadi
gelap dan ia bisa mendengar denyut jantungnya sendiri yang makin
pelan dan akhirnya lenyap.
Namun tiba tiba sebuah titik terang menyilaukan mata Jack dan
sebuah rantai kokoh menariknya kembali ke alam dunia nyata. Jack
langsung tersadar dan muntah darah namun jelas ia masih hidup. Jack
sendiri bingung bagaimana selembar nyawanya itu masih bisa
diselamatkan setelah tertembus oleh tombak sakti yang dashyat itu.
Sementara itu Iblis Armeron tengah sibuk berjuang melepaskan diri
dari belitan Rantai Kehidupan dan juga berusaha sebisa mungkin
menghidar dari serangan ujung rantai yang tajam. Kesaktian Rantai
Kehidupan seakan akan meningkat drastis di tangan Tyrail. Ujung
rantai yang tajam digunakan untuk membelit dan menyerang lawan
sementara bagian tengah rantai masih membentuk jaring raksasa
untuk tempat berpijak bagi Jack dan Tyrail sendiri namun yang paling
mengherankan adalah ujung satunya lagi yang berbentuk bola sedang
menancap di dada Jackyang terluka. Sungguh menakjubkan
bagaimana sebuah rantai yang mulanya hanya sepanjang sekitar 3
meter dapat berubah menjadi ratusan meter dan dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, menyerang maupun bertahan.
Jack sendiri keheranan bagaimana ujung rantai kehidupan dapat
menancap di tubuhnya dan secara otomatis tangannya hendak
mencabut ujung rantai itu tersebut untuk membantu Tyrail. Tapi
sebelum ia sempat melakukan hal itu, sebuah tangan mencengkram
pundaknya dari belakang dan berkata, Jika benda itu lepas dari dalam
tubuhmu maka nyawamu pun akan lepas dari tubuhmu, anak muda.
Jack menoleh ke belakang dan melihat sebuah tubuh gagah perkasa
setinggi 3 meter lebih dengan dua pasang sayap berapi seperti sayap
Phoenix. Jack sangat terkejut dan mendesis pelan, Keeper of Fire,
Nimros.

Bab 65. Nimros, The Keeper of Fire


Kau akan mati jika melepaskan rantai itu dari tubuhmu karena
sebenarnya rantai itulah yang telah mengikat rohmu untuk tetap diam
di dalam tubuhmu. Waktumu hanya tinggal sedikit, anak muda. Rantai
itu tidak bisa mengikat roh untuk selama lamanya, Kata Nimros
dengan tatapan mata tajam seperti seekor Phoenix yang ganas.
Lalu apa yang harus kulakukan? Tanya Jack kebingungan.
Apa kau sudah kehilangan kepercayaanmu, Jack? Faith (keyakinan)
adalah sumber kekuatan bagi Faith Armor sama seperti halnya cinta
wanita itu kepadamu menjadi kekuatan bagi Rantai Kehidupan untuk
melakukan keajaiban. Lakukanlah apa yang menjadi bagianmu dan
biarkan kuasa The One melakukan sisanya. Setelah itu Nimros pun
berlalu menuju ke tengah pertempuran.
Kehadiran Nimros sungguh di luar dugaan dan masih misteri. Apa yang
diinginkan oleh Keeper itu sebenarnya? Namun Jack tidak punya
banyak waktu. Ia pun segera bangkit dan meraih ujung Rantai
Kehidupan itu dengan keyakinan penuh. Nyawaku milik The One! Jika
memang harus dikembalikan maka aku rela jadi apa lagi yang aku
takuti. Namun aku juga percaya keajaiban itu nyata maka terjadilah
apa yang harus terjadi! Jack menarik Rantai Kehidupan itu namun
bukan darah yang tersembur keluar dari lubang di dada Jack namun
seberkas cahaya. Kesakitan yang amat sangat menyergap dada Jack
sehingga membuatnya jatuh berlutut tapi luka di dadanya pun
menutup dengan sangat cepat dan kekuatan Jack pun dipulihkan.
Matilah, penyihir! Teriak Armeron yang tiba tiba saja meledakkan
kekuatan dashyat dari ujung tombak Kesesatannya. Rantai Kehidupan
yang mengikat Armeron pun pecah berkeping keping. Walau
pecahan Rantai Kehidupan yang berubah menjadi debu itu mampu
untuk bersatu kembali ke wujudnya semula namun membutuhkan
selang waktu 1-2 detik. Dan waktu itulah yang lebih dari cukup
dibutuhkan Armeron untuk kembali melancarkan serangan mematikan.
Tyrail sama sekali tidak berdaya. Ia tidak dapat memanfaatkan ujung
rantai yang satunya untuk bertahan karena masih tertancap di dada
Jack dan akibatnya pasti akan sangat fatal jika ujung rantai itu sampai
tercabut. Tapi kini nyawanya sendiri tengah berada di ujung tanduk.
Pada saat kritis itulah, sebuah tinju api bak meteor jatuh dari langit
menghantam serangan Armeron. Karena terkejut Armeron dipaksa
untuk mundur sesaat dan melihat seorang Keeper dengan tubuh sarat
dengan energi api berdiri menghadang di depannya. Dia lah Keeper of
Fire, Nimros. Astaga! Belum lagi dua kutu busuk itu aku enyahkan,
sekarang muncul lagi seekor kutu yang lain. Nimros, apa yang sedang
kaulakukan di sini? Jangan katakan kau juga mau membela dunia ini
seperti pahlawan yang datang kesiangan? Seperti yang kau lihat, aku
sekarang adalah Dewa Maut yang telah menghisap energi dari 4
Zingamon dan menguasai Tombak sakti Holy Light sepenuhnya.
Jangan kan kau seorang diri bahkan lima orang Keeper pun tidak akan
dapat mengalahkan aku! seru Iblis Armeron.
Jangan banyak omong kau, iblis! Terima saja kematianmu di

tanganku, Balas Nimros yang tidak mau diremehkan begitu saja,


Meteor Explosion! Tinju kanan Nimros pun berubah menjadi
sebongkah bola api yang besar dan mengarah langsung ke jantung
lawan. Namun tentunya Armeron sendiri tidak mau menyerah begitu
saja. Ia pun membalas dengan Tinju Halilintar Penghancurnya. Kedua
tinju itu pun beradu dengan kekuatan dashyat. Yang satu begitu panas
dan menghanguskan. Sedang yang lainnya menggelegar bak halilintar.
Namun dalam sekejab telah terlihat siapa yang lebih unggul. Tangan
kanan Nimros membeku dan aliran listrik yang tersisa membuat
tangan kanannya mati rasa, memaksa Sang Keeper untuk mundur
beberapa langkah ke belakang. Ia berusaha untuk tidak memunculkan
perasaan takut namun hati kecilnya mulai cemas karena pada
kenyataan nya tinju Armeron jauh lebih unggul daripadanya. Tinju
yang dipadukan antara kekuatan halilintar Armeron ditambah Marmon
dengan Racun 5 unsur Hyranne juga kekuatan pukulan raksasa
Arnarock. Akibatnya serangan pukulan halilintar Armeron sendiri
menjadi sangat bervariasi bentuk maupun kekuatannya. Walau sang
Keeper berusaha menyembunyikan perasaan cemas namun Iblis
Armeron dapat menangkap segala bentuk ketakutan yang dialami
lawannya. Oleh karena itu ia pun tidak menunggu lagi untuk kembali
melancarkan serangan. Tinju Halilintar Penghancur Tahap Sempurna!
Seru Iblis Armeron dan kali ini puluhan Halilintar menyambar dari
tubuh sang Iblis bersamaan dengan menyebarnya aura racun yang
begitu kental. Nimros sendiri menjadi terbelalak melihat kekuatan
hitam yang begitu mengerikan. Namun belum sempat ia bertidak lebih
jauh sebuah cahaya melindungi Nimros bahkan juga Tyrail. Cahaya
yang mampu mengeliminasi segala bentuk serangan halilintar dan
racun iblis Armeron. Faith Armor, Desis Armeron dengan menggeram
marah.
Dari dalam cahaya yang berhamburan, keluarlah Jack dengan tangan
kanan terkepal dan penuh dengan cahaya. Di sisi lain, Tyrail juga
sudah dapat menggunakan kemampuan dari Rantai Kehidupannya
secara sempurna. Tiga melawan satu, nampaknya ada setitik harapan
untuk dapat mengalahkan Sang Iblis Armeron. Ayo, kita serang iblis
itu bersamaan! seru Jack. Namun tiba tiba saja sebuah bola api
menyerang Jack dari samping dan bola api lain menyerang Tyrail di
sisi yang lain. Baik Jack maupun Tyrail terpukul mundur karena
serangan mendadak itu. Untunglah serangan itu tidak fatal, hanya
merupakan suatu peringatan bagi mereka yang dilakukan oleh Nimros.
Belum sempat Jack maupun Tyrail untuk memprotes Nimros sudah
berseru, Iblis itu bagianku! Ini adalah pertarungan Keeper bukan
urusan kalian! Jika kalian berani ikut campur maka jangan salahkan
aku yang bertindak kasar!
Apa kau gila? Kekuatanmu masih kalah jauh di bawah iblis itu,
Nimros. Kami melihat sendiri bagaimana Galarien yang juga Keeper
seperti dirimu kalah telak oleh Jurus sesat miliknya, Kata Tyrail
berusaha memberi penjelasan.
Mendengar nama Galarien disebutkan, Nimros terdiam sejenak dan
setetes air mata pun jatuh dan kemudian langsung lenyap menguap

akibat aura api dari dalam tubuhnya. Karena Galarien lah maka
pertarungan ini harus kuselesaikan sendiri. Darah Galarien yang
tertumpah akan kubalaskan kepada iblis keparat yang telah
membunuh dan menyia nyiakan cintanya!
Bab 66. Kenangan Cinta Masa Lampau: Badai Perang Lembah
Heirithien

Nimros... tercipta dari api bintang bintang dan debu alam


semesta. Diberi 2 pasang sayap seekor Phoenix dan kulit kristal yang
bahkan mampu menahan panasnya ledakan bintang supernova. Dialah
Sang Penjaga Keadilan. Namun hatinya tidak dapat menahan
kehangatan gelombang cinta. Cintanya kepada Galarien.
Galarien... tercipta dari debu alam semesta dan tanah dunia.
Lembut gemulai seperti rumput namun kokoh bagai pohon ribuan
tahun. Cantik mempesona seperti bunga yang mekar. Dengan 2
pasang sayap merpati, Galarien terbang dan menjaga kehidupan di
dunia tanpa pernah menyadari bahwa dirinya begitu dicintai. Hatinya
hanya terpikat oleh Armeron yang perkasa.
Armeron... tercipta dari kekuatan halilintar Semesta. Dengan
kulit terbuat dari logam paling kuat ia tampil begitu anggun dan
mempesona. Dua pasang Sayap Rajawali nya begitu kokoh dan
perkasa. Dialah sosok Sang Penjaga Kekudusan yang dicintai oleh
Galarien dan siapakah yang dapat menolak cinta dari sang Penjaga
Kehidupan yang luar biasa cantik dan indah itu? Maka Armeron dan
Galarien pun saling mencintai tanpa menyadari adanya cinta ketiga
yang hancur hatinya.

Tahun 218 AR (Ancient War) di Lembah Heirithien.

Semua mundur! Seru Galarien, yang pada saat itu belum


terkutuk menjadi Keeper. Galarien pada saat itu adalah satu dari tujuh
ksatria utama pembela Holy Light. Dengan Rantai Kehidupan di
tangannya, Pasukan Kegelapan terkuat pun tidak berani memandang
enteng terhadapnya. Tetapi dalam pertempuran kali ini Galarien dan
pasukannya mengalami kekalahan telak. Pasukan Galarien yang terdiri
dari ratusan pohon pohon hidup, yang namanya telah terlupakan di
masa masa selanjutnya dan ribuan peri peri kuno bersenjatakan
anak panah dan pedang, terkepung di antara ribuan bahkan mungkin
jutaan Pasukan Kegelapan yang tergabung dalam Pasukan Serangga,

Kelalawar penghisap darah, Manusia Serigala, Wizard dan berbagai


macam bentuk iblis juga siluman.
Pasukan Pohon banyak tumbang oleh sihir api para Wizard dan
mereka menjadi semakin tidak berdaya ketika Para Serangga
menciptakan lubang lubang perangkap dalam tanah. Akar akar
mereka yang kokoh amblas ke dalam tanah dan membuat
keseimbangan mereka goyah. Pasukan Pohon yang tingginya rata
rata lebih dari 5 meter itu pun banyak yang tumbang kemudian
disergap oleh serangga serangga api, yaitu Pasukan Semut yang
memiliki racun api. Pasukan Pohon memiliki kulit sangat tebal seperti
pohon berusia ratusan tahun namun racun serangga api sangat unik
dan langka. Racun itu seperti minyak yang begitu disengatkan ke
tubuh korban akan menimbulkan bara api dan selanjutnya api tsb akan
menjalar ke seluruh tubuh korban seperti racun pada umumnya,
apalagi kulit kayu Pasukan Pohon memang sangat mudah untuk
terbakar.
Pasukan Peri peri kuno memiliki kecepatan gerak dan
kemampuan untuk menyamar bahkan menyatu dengan alam di
sekitarnya. Namun Kecepatan gerak mereka terpatahkan oleh
serangan dua arah, Kelalawar yang haus darah dari udara sementara
Manusia Serigala dari darat. Sebagaimana cepatnya mereka memanah
tentunya tetap tak dapat membidik ke dua arah sekaligus. Sementara
kemampuan Peri untuk menyerang secara diam diam dari tempat
tersembunyi tak berguna di hadapan Bangsa Manusia Serigala yang
memiliki penciuman luar biasa tajam itu.
Namun faktor utama penyebab kekalahan mereka adalah
kehadiran 6 Zingamon terkuat dari 13 Zingamon yang ada ternyata
hadir dalam perperangan kali ini. Galarien sama sekali tidak
menyangka hampir setengah dari Zingamon yang ada ternyata malah
sedang bersiap menghadang dirinya. Sehebat apa pun Rantai
Kehidupan bergerak untuk melindungi jiwa dari pasukan Galarien
sekaligus untuk menghantam lawan namun tetap tak bisa menghindar
dari kemarahan para Zingamon. Arnarock the Hell Rock dan
saudaranya Margerock The Cursed Rock menjadi ancaman mengerikan
yang mendesak dari arah kiri. Arnarock dengan tubuh penuh ledakan
api sangat mengerikan apalagi ditambah dengan kehadiran Margerock
yang tubuhnya bagai raksasa dari batu setinggi 8 meter lebih. Dengan
gada batu ia menghantam dan meremukkan belasan Peri dengan
sekali pukul. Sementara dari arah tengah 2 Ksatria Kegelapan, Chaos
The Ghost Knight, hantu berwujud manusia berjubah baja sembari
menaiki kuda api dari neraka maju bersama dengan Amon The Terror
Sword, Ksatria kegelapan berwujud manusia yang membawa pedang
raksasa seukuran tubuhnya, sepanjang 2 meter lebih. Lalu dari kanan,
muncul Hyranne The Dark Serpent bersama HanubSar The Black
Scorpion ,Kalajengking hitam sepanjang 3 meter yang seluruh
tubuhnya sangat keras dilapisi permata hitam penuh racun. Jangankan

terkena sengatan dari HanubSar, makhluk yang tersentuh kulitnya


saja pasti sudah keracunan hebat dan sulit tertolong jiwanya. Dengan
kehadiran 6 Zingamon mengerikan ini sudah cukup untuk membuat
Galarien kesulitan setengah mati. Celakanya gerak mundur Pasukan
Galarien pun sudah terblokir. Jalan untuk mundur pun telah lenyap.
Mau lari kemana lagi, Galarien? Tanya Chaos The Ghost Knight
yang pertama kali maju untuk menantang Galarien. Ia mendekat
sambil menunggang kuda apinya dengan kecepatan tinggi. Tombak
hitam pun diarahkan kepada Galarien. Menyadari datangnya bahaya,
Galarien segera terbang ke atas untuk menghindar dan sementara itu
Rantai Kehidupan miliknya segera menerjang ke arah musuh. Namun
Zingamon Chaos bukan lawan sembarangan yang mudah untuk
dikalahkan. Sambil berseru keras, ratusan arwah penasaran tiba tiba
saja muncul di sekitar Chaos dan menyerbu ke arah Galarien. Rantai
Kehidupan pun secara cepat berbalik melindungi Galarien dengan
membentuk melingkari seluruh tubuh Galarien. Energi Kehidupan
Rantai itu pun segera memusnahkan arwah penasaran yang
dikeluarkan Chaos. Namun Serangan Chaos tidak berhenti sampai di
sana. Tombak hitamnya segera ditusukkan ke arah dada Galarien.
Rantai Kehidupan pun segera membentuk pertahanan sekaligus
menyerang. Rantai sakti itu membelit erat tombak hitam Chaos dan
juga mulai membelit tubuh Chaos. Belitan itu begitu kuat dan
mengandung energi yang amat besar sehingga tombak hitam itu
bergetar hebat dan Chaos setengah mati berusaha melepaskan
belenggu rantai yang mulai mencekiknya. Galarien tentunya akan
menang telak jika lawannya hanya satu Zingamon. Namun kenyataan
berkata pahit, sebuah pedang raksasa pun menebas dengan kekuatan
maha dashyat.
Galarien segera membentuk perisai dari Rantai Kehidupan
untuk menahan tebasan maut Amon, The Terror Sword sehingga lidah
api pun meledak ketika dua senjata sakti itu bertemu dan beradu
kekuatan. Namun di sisi lain serangan itu memperlemah kekuatan
belitan Rantai Kehidupan terhadap tombak hitam Chaos. Tombak
hitam itu pun kembali gencar menyerang Galarien sambil terus
mencari celah pertahanan Rantai Kehidupan. Namun Rantai Sakti Holy
Light yang dipinjamkan kepada Galarien bukanlah rantai sembarangan
dan memang hampir sempurna adanya. Namun karena kesempurnaan
sejati hanya ada pada The One maka sehebat apapun senjata sakti
tentu akan ada batasnya, termasuk juga dengan Rantai Kehidupan di
tangan Galarien. Menghadapi dua Zingamon seperti Chaos dan Amon,
Galarien masih dapat bertahan tanpa membalas. Namun pertahanan
Galarien benar benar hancur lebur ketika Arnarock yang konon
merupakan Zingamon terkuat di antara yang lainnya ikut menyerang
Galarien. Rock Slam dari Arnarock menghajar Galarien tepat di
punggungnya ketika Rantai Kehidupan sibuk menahan serangan
tombak hitam Chaos dan Pedang Amon. Galarien pun jatuh

menghantam bumi dengan kecepatan kilat. Galarien pun langsung tak


sadarkan diri dengan tubuh remuk.
Bab 67. Kenangan Cinta Masa Lampau: Penyelamatan

Para Zingamon dan Pasukan Kegelapan berteriak penuh


kemenangan. Pasukan Peri dan Pasukan Pohon yang berada di bawah
komando Galarien pun semakin terdesak sambil bertahan menunggu
maut menjemput. Dari ribuan Peri dan ratusan Pasukan Pohon, hanya
beberapa peri yang masih sanggup meloloskan diri dengan mencari
celah celah untuk bersembunyi namun entah untuk berapa lama
sebelum Pasukan Manusia Serigala yang haus darah menemukan dan
membantai mereka semua. Nasib Galarien pun juga teramat buruk,
jatuh ke tangan para Zingamon tentunya kematian jauh lebih baik.
Lihat Ksatria Holy Light yang cantik ini. Akhirnya dia tunduk
juga, Seru Chaos dengan tatapan mata liar, Tentunya kematian yang
singkat terlalu nyaman bagi makhluk ini. Zingamon yang lain hanya
tertawa mendengar perkataan Chaos yang memang terkenal karena
kegemarannya untuk menikmati korbannya yang cantik.
Baiklah, walau aku yang merobohkan Ksatria cantik ini tetapi
kuserahkan dia kepadamu untuk mendapat giliran pertama mencicipi
tubuhnya, Kata Arnarock sambil tersenyum. Mendengar hal itu Chaos
segera tertawa bahagia dan dengan tidak membuang waktu segera
menghampiri Galarien yang masih tak sadarkan diri. Kedua tangan
hitamnya segera diarahkan ke tubuh cantik dan lembut korbannya.
Namun pada saat yang tepat, meluncurlah sebuah pedang api jatuh
dari langit dan langsung menebas tangan Chaos. Walau tidak sampai
putus karena terlidung Jubah Perangnya namun kedua tangan Chaos
terbakar hebat dan hangus seketika. Ia berteriak kesakitan sementara
Zingamon yang lain berteriak marah dan mencari si penyerang. Di atas
awan awan muncullah dua ksatria Holy Light yang lain, Nimros yang
melemparkan pedang api itu dan di sisinya juga muncullah Armeron
dengan Tombak Kekuusan di tangan kanannya. Bagaimana kedua
Ksatria Holy Light itu bisa muncul di tengah pertempuran?
Beberapa saat sebelumnya, Holy Light merasa ada hal yang
tidak beres dengan Galarien. Energi dari Galarien meredup dan jeritan
kekuatan Rantai Kehidupan juga terdengar jelas. Oleh karena itu Holy
Light pun memanggil dua ksatria terkuatnya yaitu Nimros dan
Armeron. Nimros dipinjamkan senjata Pedang Keadilan, Pedang yang
memiliki rupa 7 pedang dengan keistimewaan masing masing.
Sementara Armeron dipinjamkan Tombak Kekudusan yang mampu
menghilangkan segala kekuatan jahat. Mereka berdua pun diutus
untuk pergi menolong Galarien. Namun sebelum pergi Nimros
bertanya kepada sang Master Holy Light tanpa diketahui oleh

Armeron, Apakah jika hamba berhasil menyelamatkan Galarien maka


dia akan bisa mencintaiku sepenuh hati, Tuanku? Holy Light
tersenyum lembut dan menjawab, Kau tahu, saudaraku Nimros,
belenggu cinta jauh lebih rumit dibanding belenggu Rantai Kehidupan
dan kekuatan cinta bahkan lebih sakti dibanding Pedang Keadilan.
Cinta tidak bisa dibayar dengan syarat apapun namun yang aku tahu
barang siapa bisa merebut Galarien dari tangan musuh dan
membawanya ke sini dengan selamat akan mendapatkan cinta
darinya.
Nimros dengan tekad penuh maju bertempur untuk sebuah
cinta, cinta dari Galarien. Itulah sebabnya ia bersama Armeron berada
di tempat ini, siap untuk mempertaruhkan nyawanya. Bukan hanya
untuk bertarung melawan enam Zingamon sekaligus tetapi juga untuk
persaingan memperebutkan cinta sang pujaan hati antara Nimros dan
Armeron sendiri.
Tunggu apa lagi, Nimros! Kita lumat mereka sekarang! Seru
Armeron yang maju terlebih dahulu, Thunder Rain! Maka ratusan
Halilintar pun menghantam bagai hujan dari langit. Kekuatan halilintar
biasa tentunya tidak ditakuti oleh Para Zingamon namun halilintar
yang diluncurkan dengan meminjam energi suci Tombak Kekudusan
tidak bisa dianggap remeh oleh Pasukan Kegelapan. Setiap hantaman
halilintar terasa sepuluh kali lebih menyakitkan bagi makhluk
kegelapan dan melenyapkan semangat tempur mereka. Mau tidak mau
Para Zingamon pun berpencar untuk menyelamatkan diri. Namun
serangan kepada para Zingamon belum berhenti. Nimros pun memulai
serangan. Entah darimana tangan kanannya telah memegang pedang
yang begitu diayunkan akan mengeluarkan ribuan aura pedang,
menebas ke segala arah. Ke-6 Zingamon terjebak dalam kepungan
tebasan pedang. Tangan kiri Nimros pun telah memegang pedang
berwarna biru yang begitu ditebaskan mengeluarkan aura beku yang
membuat lawan lawannya sulit bergerak seperti dilapisi es tebal.
Lalu tangan kanan Nimros pun telah berganti wujud pedang raksasa
yang langsung dihantamkan ke Zingamon terdekat yang tidak lain
adalah Arnarock, The Hell Rock. Pedang itu seakan akan melipat
gandakan kekuatan Nimros sehingga begitu dihantam pedang Nimros,
Arnarock terpental hingga ratusan meter jauhnya ke udara dan bumi
berguncang hebat begitu sang Zingamon jatuh kembali ke bumi.
Sekarang tangan kiri Nimros yang berubah wujud menjadi pedang
bercahaya dan sambil berseru Sonic Blast maka pedang itu pun
menyerang dengan kecepatan 500% dari kecepatan serang Nimros
yang biasanya. Kali ini Amon The Terror Sword yang menjadi korban
amukan Nimros. Pedang Raksasa Amon sama sekali tidak berguna
untuk menahan serangan Nimros yang begitu cepat sampai tidak
terlihat itu. Akibatnya sekujur tubuh Amon pun penuh dengan luka dan
roboh tak berdaya. Lalu setelah itu Nimros pun kembali terbang ke
udara untuk mengumpulkan energi kembali.

Serangan Nimros sangat mengejutkan bahkan termasuk bagi


Armeron sekali pun. Belum pernah ia melihat Nimros menyerang
sehebat itu. Empat serangan sekaligus dalam waktu kurang dari 3
detik dan melumpuhkan dua Zingamon tanpa perlawanan. Sungguh
luar biasa. Armeron seakan akan melihat kekuatan Holy Light sendiri
ketika menggunakan Pedang Keadilan itu. Tidak disangka Nimros pun
bisa menggunakan senjata itu sama dashyatnya seperti berada di
tangan sang Master. Namun Para Zingamon tentunya tidak mau
menyerah begitu saja. Margerock, Zingamon yang paling besar segera
melompat ke atas dan mengarahkan tubuhnya sendiri ke arah Nimros.
Nimros pun segera menggunakan wujud pedang raksasa dan
menebaskannya ke arah tubuh Margerock yang hendak bertubrukan
dengannya. Margerock pun terdorong kembali ke belakang dan jatuh
dengan keras ke tanah. Namun wajah Nimros kini berubah menjadi
pucat pasi. Benturan energi pedang dengan tubuh Margerock telah
menimbulkan percikan lumpur yang pada awalnya dikira Nimros
hanyalah darah sang Zingamon. Namun ternyata darah itulah
mengandung kekuatan serang yang sebenarnya, yaitu jurus Blood
Curse (kutukan darah). Tubuh Nimros yang terkena percikan lumpur
pun perlahan lahan berubah menjadi batu bahkan perubahan itu
menyebar hampir ke seluruh tubuh Nimros dengan cukup cepat. Di
saat Nimros tidak dapat bergerak para Zingamon yang lain segera
bergerak maju dan hendak melumat tubuh Nimros yang membatu.
Pada saat kritis bagi Nimros, Armeron pun maju menyerang. Ia
mengibaskan Tombak Kekudusan dengan sekuat tenaga. Tombak itu
pun mengeluarkan gelombang cahaya putih yang sangat kuat.
Gelombang itu tidak hanya menjadi dinding pemisah antara Nimros
dengan Zingamon tetapi juga membuat para Zingamon itu menjadi
lemas karena kekuatan hitamnya seperti terkuras keluar. Namun yang
paling menakjubkan kekuatan jurus Curse Blood yang membuat
Nimros menjadi batu pun punah begitu saja oleh kekuatan Tombak
Kekudusan. Begitu kembali ke kondisi prima, Nimros pun segera
mengeluarkan pedang biru yang mengeluarkan aura dingin. Begitu
ditebaskan kepada Hyranne, Zingamon terdekat yang dapat diraihnya
maka ular besar itu pun membeku dan terluka berat. Armeron pun
tidak mau ketinggalan, ribuan halilintar menyambar dan mehancurkan
seluruh tempat itu. Enam Zingamon pun dibuat menjadi kalang kabut
menghadapi kedua Ksatria Holy Light yang mengamuk itu.
Namun kemenangan yang ada di depan mata pun bisa berbalik.
Dari Arah tenggara muncul aura hitam yang luar biasa kuat. Bahkan
Tombak Kekudusan dan Pedang Keadilan pun bergetar takut. Aura
yang sama itu juga mengembalikan keberanian dan semangat tempur
dari keenam Zingamon. Tidak ada makluk di jagat raya ini yang
memiliki energi jhitam sekuat itu kecuali The Lord of Darkness sendiri.
Yah, dia sedang menuju ke arena pertempuran.
Bab 68. Kenangan Cinta Masa Lampau: Pengorbanan Nimros

Celaka! desis Armeron dan Nimros secara bersamaan. Mereka


tahu betul siapa yang sedang menuju ke arena pertempuran. Mereka
tahu betul bagaimana kekuatan Sang Master Kegelapan dan hanya
Master Holy Light yang sanggup menghadapi biang iblis itu. Maka
dengan satu anggukan kepala, Armeron dan Nimros pun mengambil
langkah mundur. Mereka menuju ke satu arah yang sama yaitu tubuh
dari Galarien dan pada akhirnya Nimros memegang tangan kiri
sementara Armeron memegang tangan kanan dari si pujaan hati, si
cantik Galarien. Mereka berdua termenung sesaat seakan tenggelam
dalam pikiran masing masing untuk mengambil keputusan siapa
yang akan menggendong Galarien pulang dan mendapat cinta dari
sang pujaan hati tersebut. Keraguan sesaat selalu berakibat fatal
apalagi dalam menentukan langkah mundur. Dalam sekejap mata ke
enam Zingamon yang sebelumnya telah kacau kini telah bangkit dan
mengepung Armeron maupun Nimros. Bahkan para Zingamon yang
sebelumnya telah terluka berat seperti Chaos dan Arnarock entah
bagaimana bisa kembali bangkit tanpa memperdulikan luka lukanya.
Mereka tahu kemenangan sudah di depan mata. Yang perlu dilakukan
hanyalah mengepung dan menahan tiga Ksatria Holy Light ini untuk
sementara waktu sampai Lord of Darkness tiba. Setelah itu maka
mustahil para Ksatria ini bisa lolos dari hukuman yang paling
mengerikan, yaitu jatuh ke tangan Master Kegelapan sendiri.
Sekarang kalian tidak bisa lari lagi. Berserulah kepada The One
jika Dia masih punya telinga untuk mendengar jeritan kematian
kalian, ejek Amon, salah satu dari enam zingamon yang hadir di sana.
Tangannya sudah gatal untuk menebaskan pedang iblis raksasanya
utnuk membalas Nimros yang telah melukai sekujur tubuhnya dengan
jurus Sonic Blast dari Pedang Keadilan. Namun Para Zingamon tahu
bahwa mereka harus menahan serangan selama mungkin karena
setiap detik waktu yang terbuang cukup berharga sampai kedatangan
Lord of Darkness. Dengan begitu dengan sedikit bertarung mereka
akan memperoleh kemenganan dan Lord of Darkenss yang akan
menghabisi Para Ksatria Holy Light ini.
Terima seranganku! Seru Armeron yang tentunya tidak mau
membuang waktu lebih lama lagi. Mereka harus bertarung sampai titik
darah penghabisan dan menyelesaikan pertempuran secepat mungkin
sebelum kehadiran Sang Master Kegelapan di tengah pertarungan.
Namun untuk melawan enam Zingamon yang sedang berada dalam
semangat puncak tentunya tidak semudah itu. Walau kini Armeron
meluncurkan ratusan halilitar yang diperkuat dengan kekuatan dari
Tombak Kekudusan tetap saja tidak dapat memaksa para Zignamon
untuk membubarkan kepungan dan membiarkan mangsa mereka lolos
begitu saja. HanubSar The Black Scorpion segera melecutkan ekornya
yang hitam dan beracun ke tanah. Dalam sekejap tanah merekah

gempa dashyat pun terjadi, memaksa Armeron untuk menghentikan


serangan dan terbang ke langit. Demikian juga dengan Nimros sambil
menggendong Galarien segera melompat ke angkasa. Namun terbang
pun bukan pilihan yang baik bagi Para Ksatria Holy Light ini karena
Arnarock telah menunggu di sana. Dengan sekali hantaman sekuat
tenaga maka Armeron pun jatuh kembali ke bumi. Dan para Zingamon
pun mengeroyoknya tanpa ampun. Apa daya seorang ksatria langit
walau diperlengkapi dengan senjata sakti Holy Light harus berhadapan
dengan enam Zingamon yang mengamuk membabi buta? Yang lebih
celaka lagi adalah semangat tempur Armeron telah merosot habis
karena aura hitam Lord of Darkness telah merasuki hatinya degan
ketakutan.
Nimros melihat saudara seperjuangannya jatuh ke tanah dan
kepungan Zingamon terhadap dirinya untuk sesaat lenyap begitu saja
karena perhatian mereka teralihkan oleh Armeron yang nyawanya
sudah di ujung tanduk Karena para Zingamon tahu barang siapa yang
berhasil membunuh Armeron tentunya akan memperoleh imbalan jasa
yang tidak kecil dari tuan Kegelapan mereka. Bukankah ini suatu
kesempatan yang baik untuk meloloskan diri? Lolos dari kepungan
musuh sambil membawa Galarien dan memperoleh cinta sejati dari
sang pujaan hati untuk selamanya? Bukan hanya selembar jiwanya
yang akan berhasil diselamatkan tetapi juga jiwa kekasihnya dan ia
beroleh upah yang begitu manis akan cinta. Nimros memandang wajah
Galarien dan tersenyum manis. Tangannya menegang keras dan ia pun
melemparkan sang kekasih ke atas sambil berteriak sekuat kuatnya,
memompa keluar semua energi yang ia miliki.
Nimros memompa seluruh energi yang tersisa dan tujuh rupa
Pedang Keadilan pun muncul begitu sakti dan gagahnya. Pedang
Matahari sepanas Api Neraka, Pedang Rembulan sedingin es abadi,
Pedang Raksasa begitu kuat dan perkasa, Pedang Sonic menusuk
secepat kilat, Pedang Gelombang menyerang dari seribu arah, Pedang
Terbang menikam tanpa pernah meleset sekalipun, dan Pedang
Cahaya begitu mulia menyilaukan mata. Tujuh pedang menyerang
sekaligus bersama dengan Nimros yang menerjang dengan kecepatan
kilat. Pedang Keadilan itu seakan akan sudah menyatu dengan jiwa
Sang Ksatria Langit Nimros yang gagah berani. Maka gentarlah hati
dari para Zingamon. Mereka tidak lagi memusatkan perhatian untuk
membunuh Armeron tetapi cepat cepat mengeluarkan energi
perlindungan. Maka Ledakan besar pun terjadi. Langit dan bumi
seakan akan runtuh. Dari ledakan itu muncullah sesosok tubuh yang
terpental keluar dan itulah Armeron yang terluka parah namun masih
sanggup meloloskan diri. Ia segera terbang ke langit dan menangkap
tubuh Galarien yang mulai melayang jatuh.
Larilah, Armeron! Teriak Nimros, Bawa Galarien bersamamu!
Setelah ledakan itu terjadi baik Nimros dan keenam Para Zingamon
kali ini benar benar telah kehabisan energi. Namun walau begitu

mereka tetap berusaha untuk kembali bangkit dan menghabisi


lawannya. Mendengar perintah Nimros yang sesuai dengan kenginan
hatinya maka terbanglah Armeron menghindar pergi dari tempat itu.
Hanub Sar pun segera melecutkan ekornya untuk mengejar mangsa
yang melarikan diri. Ekor kalajengking iblis itu pun menjadi amat
sangat panjang dan meluncur untuk menusuk Armeron dari belakang.
Nimros pun berseru untuk terakhir kalinya dan menancapkan Pedang
Rembulan ke dalam tanah. Dalam sekejap seluruh area pertarungan
telah berubah beku menjadi es termasuk Hanub Sar dan ekornya juga
telah membeku sebelum berhasil melumpuhkan Armeron. Itulah usaha
terakhir Nimros sebelum ia pun roboh kehabisan energi. Nimros
tersenyum puas melihat Galarien berhasil diselamatkan walaupun
harus dibayar dengan sangat mahal. Nimros jatuh ke tangan Lord of
Darkness dan kehilangan cinta dari Galarien.
Sesuai perkataan dari Holy Light, Galarien pun jatuh cinta
kepada Armeron yang telah membawanya pulang dari kepungan
musuh. Walau akhirnya ia tahu Nimros juga berjasa sangat besar
namun keputusan hati sang dewi pujaan tidak juga berubah. Ia sudah
terbelenggu oleh rantai cinta yang lebih kokoh dibanding Rantai
Kehidupan Holy Light sekalipun.
Bab 69. Bulu bulu Sayap Galarien
Pembunuh! Pengkhianat! Inikah yang kaulakukan terhadap
aku dan Galarien, Armeron? Teriak Nimros sembari terus meluncurkan
tinju apinya bak meteor jatuh, Inikah balasan dari cinta Galarien yang
kurelakan untukmu, bangsat! Armeron hanya tertawa terbahak
bahak. Pukulah keras Nimros ditahan oleh aura hitam Armeron yang
memberi pelindungan yang sangat kuat.
Kau menyalahkan aku atas kematian Galarien atau kau
menyalahkan dirimu sendiri, Nimros? Di mana kau ketika aku
menghabisi nyawa Galarien? Apakah kau kurang cepat untuk datang
atau kurang kuat untuk menghadapi aku? Armeron malah balik
bertanya dengan mata berkilat kilat penuh kekejaman.
Nimros hanya berteriak keras dan kembali meluncurkan jurus
yang lebih dahsyat lagi, Eruption! Seru Nimros dan bagaikan gunung
meletus, energi Nimros meluap keluar dan membakar habis tubuh
Armeron. Tentu saja Armeron juga tidak tinggal diam. Ia pun segera
mengayunkan tombak kesesatan miliknya dan menimbulkan energi
dashyat untuk mengeliminasi kekuatan serang Nimros.
Kenapa tidak menjawab, Nimros? ejek Armeron dengan
senyum mengejek, Biar aku membantumu untuk menemukan
jawabannya. Armeron berseru keras dan ratusan halilintar hitam pun
menghajar tubuh Nimros. Sang Keeper of Fire pun melayang jatuh dan
tersangkut di jaring yang tercipta oleh Rantai Kehidupan. Kekuatan!

Seru Armeron, Kekuatan adalah jawaban dari segala sesuatunya,


Nimros. Kau gagal mendapatkan cinta Galarien karena kau kalah kuat
dari Lord of Darkness dan para Zingamon. Kau gagal mencegah
kematian Galarien karena kau kalah kuat dariku. Bahkan sekarang kau
membuang buang nyawamu demi dendam karena kau tidak bisa
membangkitkan kembali Galarien dari kematian. Kenapa, Nimros?
Jawabannya mudah sekali. Karena kau kalah kuat dari The One
sehingga tidak bisa memaksa Nya membuat Galarien hidup kembali,
bukan? Kau marah, sakit hati, kecewa, terkalahkan, terbuang,
terkutuk bahkan mati sekalipun karena kau kurang kuat, Nimros. Tapi,
lihatlah aku! Sekarang aku adalah dewa yang tidak terkalahkan.
Setelah kukalahkan Lord of Darkness dan kuambil kekuatannya, akan
kukalahkan juga Holy Light lalu akan kukalahkan The One. Setelah itu
semua alam semesta akan tunduk mencium telapak kakiku.
Begitu selesai mengatakan hujatan kepada Sang Pencipta
semesta, sehelai bulu jatuh dari langit. Sehelai bulu putih yang begitu
anggun dan indah itu terbang melayang layang mengitari Armeron
dan entah kenapa secara spontan Armeron menangkap bulu tersebut.
Sekilas sebuah ingatan pun langsung menghujam pikiran Armeron
tanpa bisa dibendung oleh apapun.
Apakah kau mencintaiku, Armeron? Tanya Galarien sambil
tersenyum.
Tentu, aku mencintaimu lebih dari apapun, Jawab Armeron yang
ketika itu masih menjadi Ksatria Holy Light.
Apapun yang terjadi? Tanya Galarien lagi sambil menyandarkan
kepalanya ke dada Armeron yang perkasa.
Yah, apapun yang terjadi, Armeron tersenyum begitu bahagia.
Tidak! Apa apaan ini! Seru Iblis Armeron yang segera mengerahkan
energi untuk menolak ingatan itu, Aku tidak pernah sebahagia
sekarang di mana semua makhluk takut dan gentar kepadaku.
Namun dari langit kembali melayang begitu banyak bulu bulu sayap
yang lain. Bulu bulu sayap Galarien. Namun kali ini Armeron tidak
mau menangkapnya melainkan malah mengerahkan kekuatan aura
penghancur. Ia sangat membenci ingatan itu. Entah kenapa ia merasa
sangat terluka, sedih, marah sekaligus juga menjadi sangat takut akan
bulu bulu yang membangkitkan semua ingatan akan Galarien dan
cintanya sendiri yang dulu pernah ia miliki. Seluruh tubuh Armeron
diselimuti aura panas beracun yang kemudian diledakkan begitu saja.
Armeron tidak lagi menahan nahan energinya. Ia mengerahkan
seratus persen tenaga yang dimilikinya. Ia ingin menghancurkan bulu
bulu itu tanpa bersisa sedikit pun. Aura ledakan api beracun pun

memenuhi udara dan menghancurkan tembok tembok menara


Zerithen.
Nimros yang tadinya ingin menyerang Armeron kini malah harus
berbalik berlindung karena kedashyatan ledakan energi Armeron.
Demikian pula dengan Jack dan Tyrail yang segera memanfaatkan
Jubah Keyakinan untuk berlindung. Namun celakanya Rantai
Kehidupan yang merupakan tempat mereka berpijak kehilangan
pegangan. Sebelumnya rantai itu membentuk jaring laba laba
dengan memanfaatkan dinding menara sebagai pegangan namun
begitu dinding tersebut hancur lebur maka Rantai Kehidupan pun ikut
meluncur jatuh ke bawah. Untunglah Nimros dengan sigap segera
terbang dan menggendong kedua manusia itu di kedua lengannya
untuk menahan jatuh mereka. Tapi ledakan energi Armeron begitu
dashyat sehingga ikut mendorong dan mendesak Nimros ke bawah
hingga membentur lantai dasar menara Zerithen. Nimros terluka
cukup parah. Walaupun Faith Armor juga ikut melindungi Nimros dari
ledakan dan meredam benturan ketika jatuh, namun tak dapat
menghidarkan Sang Keeper dari luka lukanya.
Walau begitu dari semua yang ada di sana, Armeron lah yang terluka
paling berat. Bukan luka fisik yang dapat membunuh tubuh yang
paling mengerikan tetapi luka hati yang mampu membunuh jiwa lah
yang paling mematikan. Iblis Armeron menyangka dengan memiliki
semua kekuatan, ia menjadi kebal dan tidak terkalahkan. Namun
siapakah di dunia ini yang kebal dari cinta, sakit hati ,penyesalan atau
sebuah rasa bersalah? Iblis terkuat pun tidak dapat lari dari perasaan
nya sendiri.
Bulu bulu Galarien hangus terbakar namun tidak lenyap. Ia hanya
hancur menjadi debu debu kecil halus yang menyebar ke segala arah
dihembuskan sang angin. Armeron tidak dapat menghindar lagi. Debu
debu itu menempel di segala tempat, termasuk juga di tubuhnya
sendiri. Debu debu itu juga mendengungkan cinta Galarien namun di
saat yang sama juga menguak cinta lama Armeron yang belum
sepenuhnya mati dimangsa sifat iblisnya. Armeron pun jatuh lemas
menghantam tanah. Darah hitam beracun tersembur dari mulutnya
akibat luka beturan yang begitu keras. Namun yang membuat hati
Armeron semakin kacau bukanlah darah itu melainkan setetes air yang
keluar dari matanya, setetes air mata penyesalan.
Bab 70. Peperangan Jiwa Armeron
Tidak! Aku adalah Iblis! Teriak Armeron, Aku adalah Iblis
karena dunia memaksaku untuk menjadi iblis! The One, ini semua
adalah salah Mu! Kau memaksaku untuk menjadi iblis! Aku terpaksa
jadi iblis untuk mempertahankan nyawaku sendiri. Seandainya saja
Kau tidak mengutuk kami, para ksatria Mu sendiri dan memberi kami

kekuatan untuk mengalahkan iblis Zingamon maka aku tentunya tidak


akan berakhir jadi seperti ini! Lalu Armeron pun tersungkur dan ia
pun menangis dengan keras.
Iblis tidak menangis, Armeron, sahut sebuah suara yang
lembut, Kenapa kau begitu keras untuk mempertahankan? Nyawamu
milik The One. Kepada Dia jugalah jiwamu akan kembali. Kenapa harus
berkeras untuk mempertahankan sesuatu yang bukan milikmu? Kau
tidak pernah dipaksa untuk menjadi iblis, Armeron. Kau memilih
jalanmu sendiri, sayangku.
Galarien, desis Armeron. Sosok bayangan Galarien muncul di
hadapan Armeron. Debu debu dari sayap Galarien berubah menjadi
bayangan Galarien yang utuh. Galarien, kumohon, jangan pergi.
Tolong aku! Kumohon! Tinggalah di sisiku! Aku mencintaimu! Seru
Armeron berusaha menggapai dan memeluk kekasih hatinya. Namun
bayangan itu pun pecah berhamburan kembali menjadi debu debu
putih.
Aku kembali kepada The One, sayangku. Sekarang tinggal
pilihanmu lah yang menentukan untuk kembali kepada The One atau
untuk menjadi iblis selamanya. Selamat Tinggal, sayangku.
TIDAK! Raung Armeron. Kemarahan, kesedihan, penyesalan
dan rasa tak berdaya menyergap jiwa Armeron yang malang. Sifat
Iblis pun bangkit seketika dalam kemarahan dan keputus asaan
Armeron. The One, kuperintahkan Kau untuk mengembalikan
Galarienku atau kulumat seluruh dunia ini!
Namun ancaman Iblis Armeron hanya ditertawakan oleh
Nimros yang dengan susah payah berusaha berdiri. Jack dan Tyrail
berdiri di belakang sang Keeper untuk membantunya berdiri. Iblis
yang membunuh Galarien dengan tangannya sendiri sekarang
merengek kepada The One untuk mengembalikan nyawanya. Sungguh
bangsat yang memalukan!
Tidak! Aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya ingin kekuatan
dan Galarien... dia... aku... , Jawab Armeron yang panik antara
ketakutan dan kebingungan dengan perasaan hatinya.
Katakan padaku! Kenapa kau membunuhnya, Armeron! Seru
Nimros sambil mengayunkan tinjunya. Tinju Nimros tidak seberapa
kuat karena ia pun sudah terluka sangat parah namun bagi Armeron
pukulan itu sangat menyakitkan hatinya.
Jack hendak maju untuk membantu Nimros tetapi tangan Tyrail
memegangnya dengan erat sambil menggelengkan kepalanya.
Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka terlebih dahulu.

Katakan padaku, Armeron! Raung Nimros sambil terus


memukuli tubuh Atmeron yang hanya bertahan dan tidak membalas
sama sekali.
Aku tidak bermaksud membunuhnya. Aku juga mencintainya
sama seperti kau. Hanya saja aku... aku tidak tahu.... kenapa aku bisa
seperti ini, Jawab Armeron dengan nada bergetar penuh kebingungan.
Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Katakan padaku, kenapa kau membunuhnya, Armeron?
Aku tidak tahu.... jangan paksa aku.... Aku tidak sadar
KATAKAN PADAKU!
TIDAK! AKU TIDAK TAHU! Teriak Armeron sembari
meledakkan kekuatannya dengna penuh kekesalan dan amarah.
Nimros yang tidak waspada segera terpental ke belakang dan kembali
memuntahkan darah.
Tyrail menjerit pelan dan berlari ke arah Nimros yang terkapar
di tanah. Sementara Jack menatap Armeron dengan tatapan mata rasa
kasihan. Jack melihat di dalam mata Armeron ada kesakitan dan
kehilangan yang luar biasa. Ia pun berjalan mendekati Armeron. Kau
mau tahu jawabannya, Armeron? Tanya Jack sambil terus melangkah.
Lalu Jack pun mengeluarkan secarik kain yang merupakan sisa sisa
pakaian dari Missa, wanita yang dicintainya. Jack tersenyum kecut.
Dari belakang Tyrail pun menundukkan wajahnya. Ia tahu hati Jack
tetap terpaut oleh Missa dan tidak memiliki tempat untuk dirinya.
Jack pun menatap Armeron tepat ke matanya. Kita tidak
pernah bersyukur akan segala sesuatu sampai kita kehilangan hal itu,
bukan?
Kening Armeron berkerut bingung. Apa maksudmu?
Kami tumbuh bersama. Walau status kami berbeda jauh antara
aku yang hanya seorang pemburu dan dirinya yang merupakan puteri
dari pemimpin Klan namun kami berdua adalah sahabat baik. Aku
bahkan tidak sadar kapan mulai jatuh cinta kepadanya. Namun karena
ia selalu ada maka aku tidak pernah merasa keberadaannya adalah
anugerah yang istimewa. Seringkali aku merasa dia ada karena
memang semestinya dia ada untukku. Kita tidak pernah sadar ada saat
dimana orang yang kita cintai tidak lagi ada untuk kita, bukan?
Bagaimana denganmu, Armeron? Apa yang paling penting bagimu?
Apakah benar kekuatan dan kekuasaan lebih penting dari
persahabatan dan cinta? Atau kau hanya melihat kedua hal itu menjadi
lebih penting hanya karena kau tidak memilikinya sementara kau

merasa sudah memiliki orang yang kau cintai dan memiliki sahabat
yang baik.
Armeron terdiam lama.
Dulu kau adalah seorang Ksatria Holy Light yang dititipkan
kekuatan tak terkalahkan. Namun ketika kekuatan itu diambil kau
merasa kehilangan yang begitu besar sehingga menganggap hal itulah
yang paling penting. Namun tidak ingatkah engkau rasanya jatuh
cinta? Tidak ingatkah bagaimana dulu kau mau mati dan bertarung
bagi sebuah cinta? Tidak ingatkah kau akan kebahagiaan bersama
dengan para sahabat dan orang yang kau cintai? Katakan padaku,
Armeron, apakah semua itu lebih penting dari kekuatan yang kau
idamkan itu? Sekarang kau sudah mendapatkan kekuatan 4 Zingamon
dan Tombak Holy Light. Apakah hatimu sudah puas? Atau sebaliknya,
hatimu malah semakin kosong, karena kau kesepian dan kehilangan
banyak orang yang sebenarnya kau cintai. Jika memang hatimu puas,
bagaimana mungkin helai Bulu Galarien mampu menghancurkan Iblis
Armeron yang perkasa.
Tidak. Ini tidak benar. Kau hanya berusaha untuk menipuku.
Aku sangat mengidamkan kekuatan seperti ini. Aku tidak butuh cinta.
Aku tidak butuh teman. Iblis tidak butuh semuanya itu. TIDAK BUTUH!
Raung Armeron lagi sambil mengerahkan Tombak Kesesatan ke arah
Jack.
Tyrail pun menjerit keras karena panik.
Bab 71. Pengampunan dan Hukuman

Jack, awas! Teriak Tyrail berusaha memperingati. Begitu


mendengar teriakan Tyrail, Jack pun langsung mengerahkan kekuatan
Jubah Pelindung dari Faith Armor namun sebelum Tombak Kesesatan
menghantam Jack, sesosok tubuh sudah maju ke depan dan
menerjang ujung tombak itu dengan tubuhnya sendiri.
Nimros! Seru Armeron yang terkejut luar biasa. Tubuh sang
Keeper pun langsung roboh ditusuk Tombak Kesesatan di dada hingga
tembus ke punggung. Darah Nimros langsung menyembur deras dari
lukanya namun wajahnya tersenyum puas. Nimros apa yang kau
lakukan? Armeron tidak mengerti mengapa Nimros begitu nekat
menusukkan dirinya sendiri dengan Tombak Kesesatan miliknya.
Aku kurang beruntung dalam memperbutkan cinta Galarien.
Namun aku beruntung dapat mati di tangan iblis yang sama dengan
yang membunuh Galarien. Kau beruntung seumur hidupmu dicintai
oleh Galarien. Yang tidak beruntung di kahir hidupnya hanya Galarien

yang dibunuh oleh kekasih yang dicintainya. Galarien, sungguh


kasihan... kasihan. Dan Nimros pun melepaskan nyawanya. Pada saat
itu juga tujuh cahaya terang keluar dari tubuh Nimros dan terbang ke
langit membentuk tujuh rupa pedang. Itulah Pedang Keadilan. Pedang
sakti Holy Light yang maha dashyat. Pedang itu pun jatuh mengelilingi
Armeron dengan tujuh cahaya dan kekuatan unik yang berbeda
beda.
Jack dan Tyrail tidak dapat berkata apa apa. Mereka terkejut
sekaligus tidak pernah menyangkan akhirnya akan seperti ini.
Armeron mendapatkan Tombak Kekudusan yang diubahnya menjadi
Tombak Kesesatan dan kini ia juga mendapatkan Pedang Keadilan
setelah Nimros mati di tangannya. Rasanya keadaan semakin sulit bagi
Jack dan Tyrail.
Armeron pun mencabut tombaknya dari tubuh Nimros dan
perlahan membaringkan tubuh tersebut ke tanah. Lalu ia pun
menancapkan Tombak Kesesatan ke tanah dan memandang ke
sekelilingnya. Tujuh Rupa Pedang Keadilan menanti untuk digunakan
oleh dirinya. Dengan Tombak Kesesatan dan Pedang Keadilan maka ia
akan semakin tidak terkalahkan. Maka tertawalah Armeron kencang
kencang. Langit dan dunia pun terasa bergetar. Jack dan Tyrail
terpaksa harus berlindung dan menutup telinga kuat kuat. Armeron
terus tertawa bahagia seperti orang gila namun hatinya tidak dapat
ditipu. Walau ia tertawa begitu puas dan bahagia, hatinya tetap sakit
dan kehilangan. Air matanya tetap mengalir dan membasahi tanah.
Armeron pun tak kuat lagi berdiri dan jatuh berlutut. Ia menangis
tersedu sedu seperti anak kecil. Aura hitam nya pun mereda.
Armeron telah dikalahkan oleh hatinya sendiri.
Jack pun menatap Tyrail dan mulai kembali melangkah untuk
mendekati Armeron yang berlutut sambil menangis dengan keras. Jack
pun mulai merasa iba kepada makhluk yang sebelumnya begitu
dibencinya itu. Ia pun segera menghampiri Armeron dan
merentangkan tangannya untuk membantu iblis itu berdiri. Armeron
yang kini terlihat begitu lemah mulai menahan isak tangisnya dan
menatap Jack dengan mata berkaca kaca.
Lepaskan semua kekuatan itu, Armeron dan bertobatlah, Kata
Jack dengan lembut. Pada saat itulah secercah cahaya matahari
bersinar menembus awan hitam yang gelap dan menyinari mereka
berdua. Armeron terpana melihat di belakang Jack, berdirilah
bayangan Galarien dengan tangan terentang lebar dan wajah
tersenyum. Armeron pun membalas tersenyum.
Ayo, sayangku, lepaskan semuanya dan kita akan pulang.

Armeron pun menggapai tanduk di kepalanya dan mematahkannya.


Ketika itu juga Tombak Kesesatan pun kembali berubah menjadi
Tombak Kekudusan dan memancarkan cahaya yang terang benderang.
Jauh di Utara.... di suatu tempat yang tidak bernama....
Tempat itu berada di dalam sebuah gunugn es ayng maha
dingin. Tidak ada satu makhluk biasa pun yang dapat hidup di keadaan
yang membekukan seperti ini. Jack dan Tyrail dengan menggunakan
energi Faith Armor untuk dapat bertahan menemani Armeron yang
begitu letih melakukan perjalanan panjang ke ujung dunia ini. Sang
Iblis Armeron telah mematahkan tanduk tanduknya dan melepaskan
semua energi hitam yang mampu ia lepaskan tetapi tetap tak dapat
menghilangkan semua sifat iblisnya.
Tombak ini dapat membantuku untuk menyucikan diri, Kata
Armeron yang tergantung di dinding atas Gunung Es. Di dada Armeron
menancap Tombak Kekudusan yang membuatnya dapat terus
tergantung di atas dan tidak jatuh ke bawah. Di bawah Armeron
sendiri berkobarlah api biru yang bukannya mengeluarkan hawa panas
melainkan hawa dingin yang mampu membekukan apa saja. Dan di
sanalah Armeron tergantung untuk waktu yang sangat lama entah
sampai kapan untuk menebus segala dosanya sebelum dapat kembali
kepada The One.
Apa kau yakin mau menjalani semua ini, Armeron? Tanya
Tyrail yang tidak tega menyaksikan hukuman yang luar biasa ini.
Aku tidak akan apa apa, Jawab Armeron, Aku tdak akan
mati sebelum hukuman ini lunas terbayar.
Untuk apa semua ini, Armeron? Tanya Jack, Apakah untuk
sebuah pengampunan?
Bukan, saudaraku, Dia yang Maha Pengampun sudah
mengampuni aku tetapi Dia juga Maha Adil maka aku harus
menanggung hukuman yang setimpal dengan pengkhianatan dan
kehancuran yang aku timbulkan. Aku sudah cukup beruntung boleh
memilih hukumanku sendiri. Kalian kembalilah ke selatan sebelum
kalian mati membeku di tempat ini.
Jaga dirimu, Armeron. Sekali waktu kami akan datang untuk
menemuimu kembali, Jawab Jack lagi.
Oh, yah, Tyrail, Panggil Armeron, Aku punya satu permintaan
lagi kepadamu. Kumohon kau mau melakukannya untukku.

Tyrail tersenyum. Tentu, apa yang bisa kubantu untukmu,


Armeron.
Maukah kau memberikan Rantai Kehidupan itu untukku?
Tanya Armeron, Rantai itu dapat mencegahku untuk melarikan diri
dari tempat ini dengan berbagai cara termasuk dengan melalui
kematian. Jika nyawaku tidak kuat lagi bertahan maka Rantai itu
dapat terus mempertahankan nyawaku sampai hutang ini lunas
terbayar. Rantai itu juga pasti tidak akan membiarkan aku pergi
selangkah pun dari tempat ini. Jadi kumohon ikatlah aku kuat kuat
dengan rantai itu.
Tyrail sangat terkejut. Permintaan Armeron tentunya akan
membuat dirinya sendiri semakin menderita. Namun Armeron ters
mendesak sehingga Tyrail pun menganggukkan kepalanya. Rantai
Kehidupan yang mengerti kehendak tuannya pun segera terbang dan
mengikat sekujur tubuh Armeron dengan erat.
Itulah terakhir kali di mana dunia pernah melihat Iblis
Armeron. Tempat yang sangat jauh di utara tidak pernah dicertakan
oleh Jack maupun Tyrail kepada siapa pun sehingga menjadi rahasia
yang tak pernah terkuak.
Penutup
Jack dan Tyrail pun memisahkan diri setelah menempuh
perjalanan pulang yang sangat panjang. Jack membawa Faith Armor
juga Pedang Keadilan bersamanya dan mengambil jalan ke arah Barat.
Ia bermaksud untuk mencari Bangsa Manusia yang lain dan
mendirikan Bangsa yang besar. Sementara Tyrail dengan membawa
Kelima Orb dari Bangsa Naga mengambil jalan ke arah timur untuk
mencari kakaknya Virail dan bersama sama membangun kembali
Kerajaan Penyihir.
Jack pun membangun sebuah Kerajaan Manusia pertama yang
diberi nama, Allastar yang diambil dari nama Klan nya, Al-star. Dan
Tyrail pun membentuk Bangsa Penyihir yang besar. Sejak Armeron
berhasil dikalahkan maka berakhir pula lah Zaman The War of Dragon
di tahun ke -85 (85 WN) dan dimulailah sebuah masa baru yaitu
Zaman The Dark Age.
The End

Anda mungkin juga menyukai