Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN

MAKALAH LAPORAN HASIL OBSERVASI


7 NILAI BUDAYA ORGANISASI DI IPB

Disusun Oleh:
Diaz A. Prabowo
(H24154109)
Dyah Fitriyani
Gayatri

(H24154108)
N. M.

(H24154094)

Juang Patria P.

(H24154077)

Rani R. Rifai

(H24154072)

PROGRAM STUDI ALIH JENIS MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
2.1 Nilai Budaya Institut Pertanian Bogor (IPB).................................................5
2.2 Pengetahuan Karyawan tentang 7 Nilai Budaya IPB...................................X
2.3 Proses Sosialisasi 7 Nilai Budaya IPB.........................................................X
2.4 Pengaruh 7 Nilai Budaya IPB terhadap Kinerja Karyawan.........................X
2.5 Nilai-nilai Budaya Lain................................................................................X
BAB III KESIMPULAN............................................................................................X
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................X

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan Wawancara..............................................................10
Lampiran 2 : Kegiatan Wawancara.............................................................................11
Lampiran 3 : Dokumentasi Kegiatan Wawancara ......................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Suatu organisasi pada dasarnya memiliki budaya dalam menjalankan

segala sesuatu akivitas di dalamnya. Budaya organisasi tersebut terbentuk dari


turunan visi, misi dan tujuan dari organisasi tersebut ataupun perancangan
budaya kerja yang diciptakan dan disosialisasikan oleh pimpinan kepada
seluruh karyawannya.
Peran pimpinan dalam menanamkan budaya organisasi sangatlah
penting agar budaya organisasi dapat melapisi keseluruhan unit kerja. Dalam
proses sosialisasi dan penyampaian budaya organisasi, diperlukan cara atau
metode yang tepat agar dapat dipahami dengan mudah oleh semua anggota
organisasi atau keseluruhan unit kerja. Tujuan dari proses sosialisasi mengenai
budaya organisasi dimaksudkan agar poin-poin penting dari budaya organisasi
tersebut dapat diaplikasikan oleh semua pihak (internal) serta menjadi nilai
positif dan membawa segala aktivitas di dalam organisasi tersebut lebih kearah
yang lebih baik sehingga anggota organisasi memiliki motivasi dan semangat
yang tinggi dalam bekerja serta nilai-nilai spiritual lainnya yang mendorong
seluruh lapisan organisasi kearah yang lebih baik.
Dalam proses sosialisasi mengenai budaya organisasi kepada seluruh
anggota organisasi tidak selalu berproses dengan mudah, ada kalanya
mengalami hambatan-hambatan tertentu, mengingat budaya organisasi bersifat
abstrak dan pentingnya persamaan persepsi dari seluruh anggota organisasi.
Salah satu kendala atau hambatan yang terjadi dalam sosialisasi mengenai
budaya organisasi yaitu proses sosialisasi tidak dilakukan secara langsung oleh
pimpinan kepada karyawan melainkan melalui tahapan manajerial. Pesan
berantai tersebut memiliki kelemahan dimana terdapat pengurangan informasi
dan perbedaan persepsi dikarenakan cara penyampaian budaya organisasi yang
belum terstruktur. Jika hal ini terjadi kita akan mendapati bahwa masih ada
pihak yang terkait dengan suatu organisasi namun tidak mengetahui budaya
organisasi yang ada di dalamnya.

Pada makalah ini akan dibahas sejauh mana pengetahuan 7 nilai


budaya organisasi di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kami telah
melakukan wawancara langsusng kepada beberapa pihak khususnya pada unitunit pelaksana dan manajerial ataupun dosen.
Dari hasil wawancara tersebut akan diperoleh kesimpulan apakah
proses sosialisasi yang dilakukan sudah efektif serta sejauh mana penerapan
dan pengaplikasian dari nilai-nilai budaya organisasi di lingkungan kampus
Institut Pertanian Bogor (IPB).
1.2

Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya untuk menjawab
serta mengetahui beberapa poin, poin-poin tersebut diantaranya :
1. Apa saja yang diketahui karyawan tentang 7 nilai budaya IPB?
2. Bagaimana Proses sosialisasi yang dilakukan oleh atasan untuk
memperkenalkan 7 nilai budaya IPB?
3. Apakah nilai budaya IPB mempengaruhi kinerja Bapak/Ibu? Bagaimana
nila-nilai budaya tersebut mempengaruhi kinerja?
4. Adakah nilai budaya lain yang Bapak/Ibu lakukan selama bekerja di
IPB? Mengapa budaya tersebut penting? Bagaimana pengaruhnya bagi
orang lain?

1.3

Ruang Lingkup

BAB II
PEMBAHASAN
1. D
2.

2.1

Nilai Budaya Institut Pertanian Bogor (IPB)


Berikut ini nilai budaya Institut Pertanian Bogor (IPB)

1. Keunggulan Akademik
Mengembangkan budaya akademik yang jujur, obyektif, taat asas,
ilmiah, manusiawi, nasionalis, inovatif, visioner, dan mandiri
2. Spiritualisme
Menjadikan nilai-nilai ibadah dan keimanan, keseimbangan hak dan
kewajiban, keseimbangan usaha dan keikhlasan, kepasrahan, mawas
dir, dan akhlak mulia sebagai landasan dalam bekerja.
3. Gigih
Menjaga kebiasaan untuk bersemangat, bekerja dengan cerdas,
(pantang menyerah) tidak mudah putus asa, berkesinambungan,
(menitikberatkan)fokus pada proses dan tujuan, serta bervariasi dalam
strategi.
4. Kerjasama
Membangun sinergi, kolaborasi, dan jaringan kerja melalui sikap
saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling mengingatkan.
5. Empati
Memahami orang lain berdasarkan keberpihakan yang adil, serta peka
terhadap lingkungan demi kemajuan bersama.
6. Tanggung Jawab
Menyesusaikan diri dalam tugas, tidak egois, serta cepat dan tepat
dalam melaksanakan pelayanan prima guna mencapai kinerja terbaik.
7. Komitmen
Mengutamakan pelaksanaan pekerjaan secara konsekuen, konsisten,
ramah, dan santun, sesuai dengan ketentuan dan norma yang berlaku.

2.2

Pengetahuan Karyawan tentang 7 Nilai Budaya IPB


Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa
narasumber, mayoritas dari mereka tidak mengetahui dan memahami
mengenai 7 budaya IPB. Selama ini, hanya staf-staf di lapisan seperti halnya
dosen, yang tahu dan paham tentang adanya budaya tersebut. Pengetahuan
dan pemahaman tersebut didapatkan dengan proses sosialisasi yang diadakan
oleh komisi akademik dan komisi kedisiplinan melalui safari atau bimbingan

konseling. Sosialisasi tersebut dilakukan setiap tahunnya secara rutin baik


kepada dosen junior maupun dosen senior.
Sedangkan, untuk staf-staf seperti sekretariat, office boy, dan
keamanan, tidak terlalu memahami mengenai budaya IPB. Sejauh ini,
sosialisasi pengetahuan dan pemahaman tersebut tidak cukup mendalam,
hanya melalui SOP kerja yang disampaikan melalui pimpinan, unit kepala
kampus, maupun karyawan senior. Namun begitu, ada beberapa nilai yang
ditekankan kepada staf-staf tersebut yang pada akhirnya menjadi budaya dan
diterapkan dalam menjalankan tugas sehari-hari, yaitu adalah kedisiplinan
dan tanggung jawab.
2.3

Proses Sosialisasi 7 Nilai Budaya IPB


Sosialisai pada umumnya di lakukan oleh top manager kepada
manajer-manajer pelaksana dan berlanjut kepada karyawan atau staf. Proses
sosialisai yang di lakukan haruslah memiliki kerangka sosialisasi.
Berdasarkan hasil wawancara kami mengenai proses sosialisai dengan
responden pertama yaitu Bapak Sumajid sebagai staf keamanan kampus IPB
Baranangsiang, beliau menyatakan bahwa belum pernah ada proses
sosialisasi terhadap 7 nilai kebudayaan yang ada di IPB kepada staf
keamanan, namun ketika penulis memberikan pertanyaan terkait aspek 7 nilai
budaya yang ada di IPB beliau menyatakan pernah mendengarnya dan
beberapa sudah di lakukan dan ada juga yang berkaitan dengan pekerjaan
yang sedang beliau jalani yaitu kebudayaan tanggung jawab. Responden juga
memberikan pernyataan bahwa kurangnya komunikasi antara atasan dan
bawahan di dalam lingkungan staf keamanan kampus IPB Baranangsiang.
Responden kedua adalah Bapak Agus Heryanto dia sebagai staf
keamanan di kampus Diploma IPB Cilibende beliau mengetahui tentang 7
nilai budaya di IPB karena kepala keamanan yang ada di kampus Diploma
melalui briefing yang memberikan pengetahuan tentang 7 nilai budaya di IPB
kepada seluruh staf kemanan yang ada di IPB. Proses sosialisasi yang
dilakukan bisa berupa contoh oleh atasan ataupun pembinaan yang ada di
bagian keamanan. Dalam proses sosialisasinya tidak hanya memberikan
pengetahuan tentang 7 nilai budaya namun juga menganjurkan untuk selalu

menjaga nilai tersebut dan menjalankannya, selain itu dalam penyampaiannya


juga seringkali diberikan motivasi-motivasi kepada seluruh karyawan.
Responden ketiga adalah bapak Thuba Jazil sebagai peneliti ahli di
IPB beliau baru bekerja di lingkungan internal IPB selama 1 tahun dan beliau
menjelaskan bahwa belum pernah ada sosialisasi terhadap nilai budaya yang
ada di IPB, namun ketika kita menjelaskan apa saja budaya yang ada di IPB
beliau mulai menjelaskan bahwa semua poin dalam 7 nilai budaya di IPB
sudah tercermin dari seluruh karyawan di tingkan manajemen dan dosen.
Bahkan beliau menjelaskan lebih jauh bahwa satu tahun adalah waktu yang
tidak terlalu lama untuk bekerja di sebuah institusi yang besar sehingga hanya
dalam waktu satu tahun semua 7 nilai budaya di IPB sudah sangat tercermin
dan membawa semangat kerja serta memberikan efek positif secara langsung.
Dapat disimpulkan dari ketiga responden yang ada bahwa proses
sosialisasi 7 nilai budaya di IPB sudah sangat baik bahkan sudah hampir
seluruh karyawan di tingkat manajemen dan dosen mengetahui tentang nilai
budaya tersebut, namun masih juga ada karyawan yang belum tahu sama
sekali ataupun lupa di karenakan proses sosialisasi yang kurang di pelihara.
Proses sosialisasi juga terjadi secara otomatis melalui cerminan oleh atasan,
yang berarti di sini budaya di IPB telah tercermin dari atasan dan menjadi
contoh yang baik bagi seluruh bawahan nya.

2.4

Pengaruh 7 Nilai Budaya IPB terhadap Kinerja

2.5

Nilai-nilai Budaya Lain


Dari hasil wawancara dari beberapa responden menunjukkan bahwa
nilai-nilai budaya IPB cukup mewakili budaya-budaya eksternal yang
mendukung kinerja para karyawan. Dengan adanya budaya pada organisasi
tentunya karyawan dapat bekerja dengan lebih optimal dan produktif, karena
sifat dari budaya organisasi sangat melekat terhadap semua anggota yang
berada pada organisasi tersebut. Nilai budaya organisasi IPB sangatlah
penting dalam penerapan atau pengaplikasian kinerja sehari-hari. Dari segi
Keunggulan Akademik, setiap karyawan dibentuk agar menjadi pribadi yang
memiliki budaya akademik yang jujur, obyektif, taat asas, ilmiah, manusiawi,
nasionalis, inovatif, visioner, dan mandiri. Dari sisi spiritualisme, para
karyawan dituntut agar selalu menjaga keimanan serta ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Dari sisi lain seperti kegigihan, kerjasama, empati
serta tanggung jawab tentu sangat berperan dalam peningkatan kualitas diri
setiap karyawan sehingga dapat bekerja lebih produktif, berkontribusi optimal
dan jiwa spiritual yang tinggi.

BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan :
1.
2.
3.
4.

Apa saja yang menjadi nilai budaya pada karyawan IPB?


Apa saja yang Bapak/Ibu ketahui tentang tujuh budaya IPB?
Darimana Bapak/Ibu mengetahui tujuh budaya tersebut?
Apakah ada sosialisai dari Pimpinan mengenai budaya tersebut? Bagaimana
proses sosialisasi dilakukan?

5. Apakah nilai budaya IPB mempengaruhi kinerja Bapak/Ibu? Bagaimana nilanilai budaya tersebut mempengaruhi kinerja?
6. Adakah nilai budaya lain yang Bapak/Ibu lakukan selama bekerja di IPB?
Mengapa budaya tersebut penting? Bagaimana pengaruhnya bagi orang lain?

LAMPIRAN 2
KEGIATAN WAWANCARA
Narasumber I
Nama
: Bapak Sumajid
Posisi
: Staf Keamanan (Satpam)
Lama bekerja
: 8 tahun
Hasil wawancara
:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, Bapak Sumajid belum
mengetahui mengenai nilai budaya/ tujuh budaya di IPB karena tidak ada
sosialisasi dari pimpinan kepada staf kemanan termasuk kepada narasumber.
Dalam perbincangan kami dengan Beliau, ada beberapa keluhan yang Beliau
utarakan selama bekerja sebagai staf kemanan di IPB, yaitu kurangnya
perhatian pimpinan terhadap kondisi karyawan dari beberapa aspek :
Aspek kesehatan : Kurangnya perhatian dari pimpinan terhadap
karyawan yang sedang sakit sehingga karyawan mengambil tindakan
untuk tetap bekerja walapun dalam keadaan sakit dengan harapan dapat
memperoleh perhatian dari pimpinan agar mengetahui kondisi karyawan
tersebut. Berdasakan pengalaman Beliau, ada beberapa karyawan/ staf
kemananan yang meninggal dunia yang salah satu faktonya disebabkan

penyakit dan kurangnya istirahat dalam bekerja.


Aspek kesejahteraan : Seperti halnya kesehatan, kesejahteraan karyawan
pun belum terpenuhi dengan baik. Dari beberapa karyawan yang
meninggal dunia, pihak kampus tidak menambah personil untuk
menggantikan posisi beberapa karyawan yang telah tiada tersebut.
Sehingga dengan jam kerja yang normal namun sumber daya manusia
yang sudah berkurang, dirasa memberatkan staf keamanan karena harus
bekerja seorang diri yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang saat

piket malam.
Aspek fasilitas : Sebagai staf keamanan tentunya memiliki pos kemanan
tersendiri. Menurut Beliau pos kemanan yang ada saat ini belum
memadai

dikarenakan

tempatnya

terbatas,

tidak

terdapat

toilet

(mengingat lokasi toilet dari pos cukup jauh) dan belum memenuhi
standar layak untuk pos keamanan.
Narasumber II
10

Nama
: Bapak Nurdin
Posisi
: Staf Umum (Petugas kebersihan/Office Boy)
Lama bekerja
: 8 tahun
Hasil wawancara
:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, Bapak Nurdin tidak
mengetahui mengenai tujuh budaya organisasi di IPB, dikarenakan tidak ada
sosialisasi dari pimpinan. Beliau hanya fokus terhadap job description seharihari. Nilai-nilai budaya menurut Beliau sendiri yaitu seputar kebersihan
kampus, kedisplinan dalam bekerja, tepat waktu dan kejujuran dalam bekerja.
Selama 8 tahun bekerja sebagai petugas kemanan beliau merasa nyaman
dengan kondisi di IPB walaupun ada juga aspek-aspek kesehatan dan
kesejahteraan yang Beliau rasa kurang. Contohnya : Pada tahun lalu ada
tambahan penghasilan yang Beliau peroleh saat menjelang bulan Ramadhan,
namun di tahun ini Beliau tidak memperoleh tambahan penghasilan tersebut.
Narasumber III
Nama
: Thuba Jazil
Posisi
: Peneliti Ahli
Lama Bekerja
: 1 Tahun
Hasil Wawancara
:
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, Bapak Thuba tidak
mengetahui mengenai tujuh budaya organisasi di IPB. Meskipun tidak
mengetahui secara pasti mengenai 7 budaya IPB, tetapi beliau merasakan
adanya budaya spiritual, gigih, kerjasama, empati, tanggung jawab, komitmen
dan keunggulan akademik secara langsung. Berikut contoh dari masingmasing budaya yang dirasakan oleh Bapak Thuba selama bekerja di
lingkungan IPB.
a. Spiritualisme
Budaya spiritualisme sudah melekat sangat tinggi diantara rekan-rekan
beliau. Ibadah adalah yang utama bagi beliau dan rekan-rekan. Sebagai
contoh apabila mereka sedang bepergian dan kemudian adzan, mereka
selalu singgah di tempat ibadah. Budaya spiritual sangat berpengaruh
terhadap pekerjaan seperti mendorong menjadi lebih tepat waktu dalam
mengatur jadwal. Budaya spiritual juga melatih untuk lebih komitmen
dan bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan.
b. Kerjasama
11

Budaya kerjasama tercermin antar sesama rekan pekerjaan. Bapak Thuba


tidak merasakan adanya otoritas penuh dari seorang atasan, beliau
merasakan rekan-rekan pekerjaan saling mensupport dan bersinergi
dalam menjalankan pekerjaan
c. Empati
Budaya empati cukup tinggi terjadi di lingkungan Bapak Thuba bekerja
seperti contoh ketika ada salah satu rekan yang sakit, maka ketika jam
istirahat, rekan yang lain mencoba menyempatkan diri untuk menjenguk
meskipun itu sebentar.
d. Keunggulan Akademik
Keunggulan akademik tercermin dari hasil-hasil riset yang dikerjakan
oleh Pak Thuba dan rekan-rekan karena hasil riset tersebut diakui secara
nasional dan internasional

12

LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI KEGIATAN WAWANCARA

13

14

Anda mungkin juga menyukai