Bidang Keahlian
Kompetensi Keahlian
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Guru Pengajar
3. Filter Cahaya
Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat
bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan
(seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga
berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu.
4. Teknik Pencahayaan
a. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra
penglihatan / mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi-fungsi berikut :
- menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
- menciptakan gambar yang artistik,
- membuat efek khusus,
- menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.
b. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi
pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1) cahaya kunci /
cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3) cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan.
Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek tertentu key
light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek.
Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi
menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan
key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light
biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan.
Back Light adalah cahaya yang berasal dari belakang obyek, dan biasanya digunakan
sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).
c. Jenis Pencahayaan
Ada 4 model pencahayaan yaitu :
1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting
artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu
diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi
bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting.
Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi /
peristiwa yang mungkin terjadi diruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas
sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan sebagainya.
Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah.
3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas,
pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol.
Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang
atau koleksi tertentu.
4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal,
pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang.
5. Asas-Asas Penataan Cahaya
Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan.
Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:
- Fungsi dan kualitas cahaya
- Aspek rekabentuk dalam cahaya
- Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang
Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.
- Aspek optik yaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis
reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.
- Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater
- Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna
- Sistem pemalap [dimmer system] manual dan memory
- Mencipta light plot dan membentuk lighting cues
3. Fresnel
4. Effect Lights
Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang
akhir-akhir ini sering dipergunakan adalah lampu efek yang
terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu scanner dan moving light.
Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai
merek lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas
bohlam biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari
kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan yang
terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000 Watt.
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui
komputer atau lighting console
5. Scanners
6. Moving Lights
7. Follow spot
9. Mirror ball
2.
Mengungkapkan Bentuk
Jika sebuah pementasan lakon disoroti dengan cahaya lampu biasa, maka para pemeran,
dan peralatan (properti), dan semua bagian dari skeneri akan nampak datar atau flat, tidak
menarik. Di sini tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton.
Agar objek yang terkena cahaya nampak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran
sinar harus memiliki tinggi-rendah derajat pencahayaan yang memberikan
keanekaragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu.
Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh pencahayaan. Sudut datang
cahaya dan arah cahaya lampu khusus, harus diramu bersama dengan hati-hati sehingga
menghasilkan pencahayaan yang seimbang hingga ada pembeda antara keremangan dan
bayangan. Kontras dan keanekaragaman warna juga merupakan bagian-bagian yang
harus dapat dibedakan sehingga dapat memikiat perhatian penonton.
3.
4.
Membuat Komposisi
Membuat komposisi dengan cahaya adalah sama dengan menggunakan cahaya sebagai
elemen rancangan. Hal ini terkait dengan kebutuhan skeneri, objek mana yang harus
disorot dengan intensitas yang rendah/tinggi hingga berkomposisi bagus, pola-pola
bayangan juga harus diperhatikan.
5.
12. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan
dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang
dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat,
semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox
dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.
13. Octo Dome
Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya
yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil
mata model.
14. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar
mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan diatas dan dibelakang objek untuk
menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang, misalnya untuk Hairlight.
F. MACAM-MACAM LAMPU
Lampu tidak dapat berdiri sendiri dalam tata cahaya, melainkan wajib hukumnya untuk
berpadu dengan listrik, kabel sebagai penghantar listrik, holder sebagai rumah lampu, dan dimmer
sebagai pengontrol lampu.
Secara umum, terdapat tiga macam lampu, yaitu :
1. Lampu cahaya umum: jenis-jenis lampu biasa, lampu kerja, dan lampu flood.
2. Lampu cahaya khusus: jenis-jenis lampu spot, seperti ellipsoidal, lekolites, spherical, dan
mirror.
3. Lampu cahaya campuran: jenis-jenis lampu strip, seperti lampu border, lampu kaki, lampu
backing, lampu siklorama
Tiga macam lampu itu memiliki sifatnya masing-masing. Lampu cahaya memiliki sifat
cahaya yang memencar, disebabkan oleh cahaya yang keluar dari lampu hanya dipantulkan
melalui reflektor menembus cahaya pada kaca lampu. Sedangkan pada jenis lampu khusus,
cahaya yang keluar dari lampu setelah dipantulkan melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui
lensa. Pembiasan melalui lensa tersebut menyebabkan sorotan cahayanya terpadu dan keluar
dengan tajam. Pada lampu campuran sifatnya seperti lampu umum, hanya setelah cahaya
terpantul melalui reflektor kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni, satu
lampu satu warna, biasanya merah, hijau, putih atau amber.
Beberapa jenis-jenis lampu secara khusus dijelaskan di bawah ini.
1. Lampu cahaya umum
2. Lampu cahaya campuran (strip)
3. Lampu cahaya khusus(fresnellites)
4. Lampu cahaya khusus (lekolites) (lihat lampiran 1)
Tipe-tipe lampu menurut petunjuk ukurannya, terdapat tiga tipe lensa yang berbeda seperti :
a. Lampu spot lensa konveks
1. lensa 20 cm 1000-2000 watt
2. lensa 9 cm 500-1000 watt
3. lensa 7,5 cm 250-400 watt
b. Lampu spot lensa step (fresnell)
1. lensa 21/24 cm 5000 watt
2. lensa 12,5/18 cm 2000 watt
3. lensa 12 cm 1000-2000 watt
4. lensa 9 cm 250-750 watt
5. 4,5 cm 100 watt
c. 1. 18 cm 300-5000 watt 10-120 beam
2. 12 cm 1000-2000 watt 20-240 beam
3. 12 cm 250-750 watt 15-180 beam
4. 18 cm 250-750 watt 26-340 beam
5. 18 cm 300-5000 watt 10-450 beam (lihat lampiran)
distribusi cahaya apabila tidak diperhitungkan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh segenap
tubuh, kostum, dan peralatan yang dibawanya aadalah pemantul cahaya seperti halnya bagian
set yang lain.
4. Gerakan
Sarana pengendali lampu yang terakhir adalah gerakan, yaitu perubahan satu atau lebih
kualitas cahaya. Gerakan cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan
cahaya lampu ini bisa terjadi oleh karena beberapa hal. Gerakan cahaya lampu yang sengaja
digerakkan oleh awak panggung (manual) untuk mengikuti gerakan pemeran (biasanya
disebut follow spot). Kemudian ada gerakan cahaya lampu yang diatur secara mekanis
(banyak digunakan lampu disko). Di samping itu, ada pula gerakan cahaya lampu meremang
(dim turun) dan emnerang (dim naik), yaitu kecenderungan pengaturan gerakan cahaya lampu
melalui alat dimmer yang penanganannya hanya dapat dimungkinkan melalui induk mekanis
atau alat elektris. Hanya dengan alat elektronis modern, hal ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Satu orang operator pengendali lampu (manual) dapat menangani tidak lebih dari tiga atau
empat bilah tahanan (resistensi) atau autotransformer yang terdapat pada tangan-tangan
(handle) dimmer dan itupun terletak dalam kelompok yang berdekatan. Gerakan cahaya pada
saat pertunjukan sedang berjalan harus dikerjakan dengan cermat. Apabila tidak,
dikhawatirkan akan menyesatkan dan luput dari nilai-nilai dramatik yang akan dicapai.
Selain itu, ruang operator lampu dengan orang yang mengendalikan lampu harus memiliki
pandnagan penuh ke atas panggung. Dengan demikia, ia dapat mengoordinasikan gerakangerakan cahaya atau perubahan cahaya dengan gerak-geriknya. Gerakan cahaya lampu akan
memberikan kualitas dinamis cahaya berbagai lakon apabila ia mengikuti pola-pola komposisi
yang bagus yang dibuat berdasarkan nilai rasa puisi, musik, visual, serta kadar pertunjukkan
(rasa teater).
Langkah-langkah Pemasangan Lampu
1. Sebelum memasang lampu, harus memahami dulu skenario dari drama yang akan
dipentaskan. Setelah paham, maka akan diperoleh gerakan-gerakan panggung. Dengan
demikian dapat diketahui daerah-daerah yang dipakai dalam pementasan tersebut.
2. Buatlah sketsa pergerakan para aktor dari skenario yang akan dipentaskan!
3. Tentukan plot cahaya dari fokus daerah-daerah yang dipakai.
4. Pilihlah warna-warna dari lampu sesuai dengan kebutuhan skenario.
5. Setelah itu, buatlah desain tata letak lampu berikut aliran listrik melalui kabel, termasuk paralel
atau serinya.
6. Cek lampu yang akan digunakan berikut holder dan kabelnya. Pastikan semuanya dalam
kondisi yang bagus. Jangan mengecek lampu dalam keadaan terpasang di atas panggung.
Sebaiknya cek di bawah panggung.
7. Setelah semuanya dalam kondisi yang pasti, naikkan lampu dan fokuskan.
8. Perhitungkan juga skenerinya sehingga dalam penajaman atau peremangan cahaya dapat
menghasilkan sesuai dengan kondisi dramatis yang diinginkan sutradara.
9. Cobalah dengan bayangan para pemeran berikut propertinya sehingga dapat diketahui
suasana dramatisnya sesuai dengan arahan sutradara.
10. Lakukan gladi sebelum pementasan dimulai. Evaluasi dan perbaikilah.
10 TRIK APLIKASI WARNA
1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada
pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.
2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah,
aplikasikan hanya pada satu bidang.
3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang.
4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan.
5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih
hidup.
6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan
keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.
7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.
8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana
yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.
9.
Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan
rumah lebih dinamis.
10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada
dinding dan putih pada lantai.
Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya,
cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam
hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh
tertentu.
High Key Lighting adalah pencahayaan yang terang, merata dan menghindari adanya bayangan
pada sebuah obyek.Biasanya lighting high key ini diterapkan pada pemotretan yang menginginkan
agar detail pada sebuah obyek dapat terekam dengan jelas, memberikan mood yang cerah dan
atmosfir yang gembira.
Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di dominasi oleh warna terang,
biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai
biasanya untuk fotografi produk, kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk
Diantaranya pada pemotretan foto produk, fashion, baby atau anak-anak.Set up penerapan lighting
high key ini bisa bermacam-macam, diantaranya :
Lighting satu lampu.Satu lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal berukuran
12060, agar cahaya dapat jatuh lebih merata dan mengeliminir adanya bayangan. Disetel
overexpose antara 1/2 sampai 1 stop tergantung efek yang dikehendaki.
Lighting dua lampu.Dua lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal 6060 serta
diposisikan equivalen terhadap obyek sebagai sumbu. Jadi tidak ada lampu yang berfungsi sebagai
fill-in.
Jika masih timbul bayangan atau gradasi terang gelap pada obyek, bisa dihindari dengan
memaksimalkan fungsi dari reflektor.
Candle Light
Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada sumber cahaya
yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan
memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto
religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter
lilin. Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.
Split Lighting
Butterfly Lighting
Rembrandt Lighting
gimana sekarang sudah mudeng tentang teknik pencahayaan dalam fotografi ? semoga cepat jika
masih binggung tanyakan pada yang ahli fotografi
TUGAS :
Tugas : Sebutkan macam-macam peralatan tata cahaya (lighting),yang digunakan
dalam pementasan,min5 Memahami cara penggunaan peralatan tata cahaya
SOAL :
1. Sebut dan jelaskan contoh-contoh peralatan tata cahaya!
2. Apa yang dimaksud dengan effect light, dan berikan contohnya!
3. Sebut dan jelaskan minimal 10 istilah dalam tata cahaya?
4. Apa fungsi dari tata cahaya?
TUGAS :
1. Cari dan temukan gambar-gambar berikut
a. Cable Release
b. Lampu Flash Studio
c. Kabel Syncro
d. Triger dan Receiver
e. Flash Meter
f.
Color Meter
g. Standar Reflector
h. Reflektor
i.
Payung Studio
j.
Softbox
k. Octodome
l.
Snoot
2. Kumpulkan dalam bentuk soft copy (fomat dokumen, contoh doc, docx, rtf, pdf dll).
Kirim ke alamat e-mail : aji_jmc@yahoo.co.id
3. Print out tugas tersebut dan jadikan sebagai bagian dari materi semester ini.