Anda di halaman 1dari 8

KASUS

DAN
PELANGGARA
PENANGANANNYA
N HAM
Pembunuhan
Baekuni alias
Babe

berantai
Mutilasi

Pelecehan
seksual

The most scariest crime story

By :
Feby Dwi Kurnia
Ilham Rachmat Nurmalik
Rio Andira
Syiva Nooraini

DAFTAR ISI
10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 1

I. Pendahuluan
II. Latar Belakang
III.
Kronologis kejadian
IV.
Sejauh mana penanganannya
V. Undang- undang yang dilanggar
VI.
Kesimpulan

BAB I Pendahuluan
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap

10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 2

orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia
sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan
antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.

II Latar Belakang

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa
sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau
asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang
lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.

10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 3

Kronologis kejadian
kasus

Kasus sodomi dan mutilasi Baekuni alias Babe

Jakarta - Kasus kejahatan apakah yang paling mengerikan di Indonesia? Kasus pembunuhan disertai
dengan mutilasi yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe. Setidaknya demikian menurut kriminolog dari Universitas
Indonesia (UI) Adrianus Meliala.
"Kasus Babe ini layak dianggap sebagai kasus cerita kejahatan yang paling mengerikan di Indonesia, the most
scariest crime story," kata Adrianus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin
(1/2/2010).
"Kalau dibilang paling banyak (jumlah yang dibunuh), masih kecil dibandingkan dukun AS yang mengaku
membunuh puluhan orang, tapi yang ketahuan jasadnya hanya 6," imbuh Adrianus.
Kasus ini meminta Polri untuk menjaga konsistensi dari segi sumber daya manusia (SDM). Karena menurut
Adrianus, masih banyak lagi kasus serupa yang mungkin saja kembali terjadi. "Polri dituntut seberapa jauh bisa
membuat suatu keajegan dari segi resources," imbuhnya.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, dalam kasus Babe, anak jalanan menjadi
target utama karena memang paling mudah memperdaya mereka.
"Pada dasarnya Babe diindikasikan kelainan kejiwaan, paedofil, homoseks, mengalami kekerasan masa kecil yang
dihina sebagai anak bodoh. Dia cenderung memilih anak jalanan karena memang paling mudah," papar Kak Seto.
10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 4

Kak Seto menjelaskan, anak jalanan mengalami potensi kekerasan seksual yang sangat tinggi, terutama
jumlahnya setiap tahun kian meningkat.
"Komnas PA mencatat di Jakarta ada 40-50 ribu dari 300 ribu anak jalanan di Indonesia. Ini terus mengalami
kenaikan seiring dengan kemiskinan," tambahnya.
Salah satu korbannya, Ardiansyah

JAKARTA, KOMPAS.com Terdakwa Baekuni (48) alias Babeh tidak langsung memutilasi
korban Ardiansyah (9), setelah dibunuh lalu disodomi. Babeh sempat meninggalkan mayat
korban di kontrakannya di Gang Masjid RT 6 RW 2, Pulogadung, Jakarta Timur, untuk bekerja.

Ardiansyah lalu dipangku terdakwa sambil mengelus-elus dan


menyisir rambut, lalu diajak ke rumah.
Dalam dakwaan setebal 10 halaman, salah satu jaksa penuntut umum, Trimo, menjelaskan
kronologi pembunuhan Ardiansyah yang dilakukan pada 7 Januari 2010. Awalnya, Ardiansyah
bertemu dengan Babeh di tempat Babeh berdagang di depan Gedung Pulogadung Trade
Center (PTC) sekitar pukul 13.00. "Ardiansyah lalu dipangku terdakwa sambil mengelus-elus
dan menyisir rambut, lalu diajak ke rumah," jelas Trimo di Pengadilan Negeri Jakarta Timur,
Senin (24/5/2010).
Saat itu, kebetulan anak-anak pengamen yang ditampung di rumah Babeh, yakni DS, AP,
dan WK, sedang berada di sekitar warung dagangan. Babeh kemudian menyuruh ketiganya
menjaga warung. Setelah sampai di kontrakan, Babeh lalu memandikan korban. Babeh
kemudian mengajak korban berhubungan badan, tetapi ditolak.
Babeh kemudian marah lalu menjerat leher korban dengan tali rafia hingga tewas. Setelah
itu, korban disodomi. Setelah puas, Babeh lalu pergi ke warung dagangan. Pukul 17.00
Babeh lalu kembali lagi ke kontrakan. "Karena rasa takut dan bingung telah merampas
nyawa Ardiansyah, untuk hilangkan jejak, terdakwa memotong tubuh Ardiansyah menjadi
empat potong," jelas JPU.
Bagian kepala dimasukkan ke dalam kantong pastik. Tubuh lain dimasukkan ke dus bekas.
Potongan tubuh yang telah terbungkus lalu diletakkan di luar rumah. Pukul 19.00, Babeh
kembali ke dagangan. Sekitar pukul 21.00, Babeh dan ketiga anak asuhannya kembali ke
kontrakan.
Keesokan hari, sekitar pukul 03.00, Babeh keluar kontrakan sambil membawa dua
bungkusan itu. Potongan kepala dibuang di pinggir Jembatan Warung Jengkol, Pulogadung.

10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 5

Sementara potongan tubuh lain ditaruh di pinggir jalan dekat jembatan Banjir Kanal Timur.
"Terdakwa langsung pulang ke kontrakan," papar Trimo.

Babe diduga telah melakukan sodomi terhadap anak jalanan sejak tahun 1993 dengan rentan usia
antara 4 hingga 14 tahun.[1][2] Baekuni tertangkap setelah adanya pengaduan dari salah satu orang tua
korban yaitu korban yang bernama Ardiansyah yang pada saat itu berusia 9 tahun yang menghilang.
Ardiansyah sendiri ditemukan tewas terpotong-potong pada tanggal 8 Januari 2010 dan kepalanya
ditemukan sehari kemudian. Baekuni sendiri ditangkap di kediamannya di Gang Masjid Haji Dalim,
Pulogadung, Jakarta Timur pada 9 Januari 2010. [5]

Penanganan
Kasus
Baekuni dijatuhi hukuman seumur hidup pada tanggal 6 Oktober 2010 oleh hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Timur.[2] Kemudian Baekuni melakukan banding di Pengadilan Tinggi Jakarta, dan
Pengadilan Tinggi Jakarta menjatuhkan hukuman mati kepada Baekuni. Tim pengacara Baekuni
kemudian melakukan kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Jakarta. [6] Mahkamah Agungmenolak kasasi
Baekuni dan tetap menyatakan Baekuni bersalah telah membunuh 14 anak laki-laki dan memutilasi
empat diantaranya.[3] Trimo mengatakan, Babe didakwa telah membunuh dan memutilasi Ardiansyah
pada Januari 2010, Adi pada Juli 2007, Rio pada Januari 2008, dan Arif Kecil pada bulan April 2008. Pada
kasus Ardiansah, Babe melakukan perbuatannya di Gang Masjid, Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur.

Hukuman (Pasal berlapis)


"Babe dikenai pasal 340 KUHP juncto pasal 65 ayat 1 KUHP dengan subsider pasal 338 KUHP junto
pasal 65 ayat 1," kata jaksa penuntut umum (JPU) Trimo. Hal itu disampaikan Trimo dalam sidang
dakwaan Babe di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Jalan Ahmad Yani No 1, Senin (24/5/2010).
Babe didakwa dengan pasal berlapis yakni dakwaan primer pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana dengan ancaman hukuman mati. Dakwaan subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan
yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain dengan ancaman 15 tahun penjara.

Pasal 29 KUHP tentang kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur


Pasal 80 ayat (1) , pasal 81 dan 82 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dalam Putusan Nomor 21/Pid.Sus/PN.Pwt
UU RI No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999
No 165, Tambahan 3886),
10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 6

Pasal 1 UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak


UUD 1945 pasal 28B ayat (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari diskriminasi

Kesimpula
n
Pelaku kejahatan pembunuhan dan mutilasi seperti Babe merupakan orang yang
berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Tersangka memiliki kecenderungan untuk terus
mengulangi kejahatannya bila tidak dihentikan. Oleh karena itu, Hukum dinegara kita harus
menjatuhkan hukuman yang berat bagi tersangka. Kecenderungannya untuk kembali
melakukan tindak kejahatan besar. Karena itu, perlu penanganan hukum yang serius bagi
tersangka.Kecenderungan anak yang menjadi korban kejahatan hingga pembunuhan adalah
biasanya anak-anak yang tidak memiliki jaminan sosial seperti anak jalanan. Ada tiga aspek
yang menyebabkan anak jalanan rentan menjadi korban kejahatan.
Pertama, sebagian besar mereka tidak mendapatkan pengawasan yang baik dari orang
tua mereka. Kedua, dorongan kondisi ekonomi yang memaksa mereka untuk bergantung
pada orang lain. Ada ketergantungan kebutuhan ekonomi anak terhadap orang lain, karena
tidak mereka peroleh dari orang tua, Sedangkan aspek ketiga adalah faktor lingkungan yang
cenderung kurang peduli dengan kondisi yang menimpa anak-anak tersebut. Untuk
mencegah terjadinya hal yang sama, Hendaknya pihak orang tua harus meningkatkan
pengawasan terhadap anak-anak mereka. Karena itu, peran serta pemerintah menjadi
sangat penting. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak jalanan,
tanggung jawab Negara karena hal ini merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945
untuk memelihara anak-anak jalanan agar tidak dieksploitasi atau bahkan dibunuh dan
dimutilasi serta dibutuhkan sosialisasi ajaran agama dalam penanaman kesadaran keluarga
tentang perlunya keharmonisan kehidupan sosial secara intensif dari seperti Dinas sosial dan
Tokoh agama. Dan untuk para penegak hukum hendaknya memecahkan berbagai problem
kejahatan pembunuhan yang dilanjuutkan mutilasi ini dengan cara penegakan hukum yang
baik, teknik pelacakan korban dan pelaku yang canggih, pengamanan Tempat Kejadian
Perkara (TKP) yang ketat serta ditunjang autopsi dan forensik yang tepat dan tentunya hal
tersebut haruslah didukung oleh masyarakat dalam melaporkan kejadian dan siap menjadi
saksi serta peran media massa sangat dibutuhkan agar masyarakat mengetahui kejahatan
itu. Hendaknya hukuman mati adalah yang pantas untuk pelaku pembunuhan dilanjutkan
mutilasi sebagai hukuman atas tindakan yang dinilai sangat tepat. Hal ini dikarenakan pelaku
telah melakukan pembunuhan secara sadis dan kejam. Terlepas dari unsur latar
10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 7

belakangnya, apapun mutilasi menurut hukum acara pidana (KUHAP) adalah perbuatan
kriminal dan sebagai perbuatan di luar kewajaran. Jadi harus dituntut secara hukum antara
lain dengan pasal 340 dan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang
pembunuhan berencana dan pantas bila mendapatkan pidana mati atau seumur hidup.
Sehingga hal ini akan menimbulkan efek jera dan tidak akan ada lagi pelaku mutilasi ini
kedepannya. Semoga

Referensi : id.wikipedia.co.id/baekuni-babe, komnasham.co.id/pelanggaranham, google search, merdeka.com/2010-kasus-babe/mutilasi-kekerasanseksual, republika.com/1-02-1987/2010/kasus-baekuni-aliasbabe/pelanggaranham.

10. 5 SMK- SMAK Bogor

Page 8

Anda mungkin juga menyukai