Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SISTEM PROTEKSI

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR 3 FASA DAN


TRANSFORMATOR

Kelompok
1. Muhammad Ramadhani
2. Hernawaan Aji nugroho
3. Watra Arsadiando
4. Muhammad Fahrulreza

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015
SISTEM PROTEKSI MOTOR 3 FASA
DAN TRANSFORMATOR
A. Pengaman Motor 3 Fasa
Pengamanan motor induksi 3 fasa diperlukan untuk melindungi peralatan motor
dari kerusakan permanen maupun temporer yang dapat menurunkan kinerja fungsi dari
motor bahkan hingga membutuhkan biaya perbaikan apabila terjadi kerusakan. Hal itu
tentu tidak diinginkan pengguna. Oleh karena itu, kini akan dibahas mengenai beberapa

alternatif pengaman motor 3 fasa yang dapat digunakan sebagai proteksi motor apabila
terjadi gangguan. Protekdi tersebut antara lain :
A.1 Arus Lebih
Dalam penjelasan yang didapat dari situs web (dunia-listrik.blogspot.com)
arus lebih memiliki 3 karakteristik diantaranya :
a.
b.
c.

waktu seketika (Instantaneous )


arus lebih waktu tertentu (Definite time )
arus lebih waktu terbalik (Inverse )

Pada dasarnya arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang
melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Berikut merupakan contoh gambar
dari arus (Instantaneous ) :

Sumber : en.wikipedia.org
Gambar A.1.1. gambar dari arus (Instantaneous )

a.

Waktu Seketika (Instantaneous )


yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 20
ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : dunia-listrik.blogspot.com
Gambar a.1. Karakteristik Waktu Seketika (Instantaneous ).

b.

arus lebih waktu tertentu (definite time )


ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja mulai pick up sampai kerja diperpanjang dengan waktu
tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan , lihat gambar dibawah
ini.

Sumber : dunia-listrik.blogspot.com
Gambar a.2. Karakteristik Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time )
c.

arus lebih waktu terbalik


ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara
terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik
yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers
Very inverse
Extreemely inverse

Sumber : dunia-listrik.blogspot.com
Gambar a.3. Karakteistik Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse ).
A.2 Thermal Overload

Thermal overload adalah peralatan pengaman motor listrik dari gangguan arus
lebih yang melampaui batas kemampuan kumparan motor sehingga dapat
menyebabkan motor panas dan terbakar apabila tidak segera diamankan. Dengan
menggunakan thermal overload (TOR), panas yang ditimbulkan dari arus yang
berlebihan (melebihi kemampuan hantar arus dari lilitan motor atau penghantar
tegangan) akan megakibatkan bimetal pada TOR akan mengalami pemuaian
sehingga akan mengaktifkan pemutus saluran tenaga yang terhubung ke motor.
Menurut situs dimasfakuhirawan.blogspot.com beberapa penyebab terjadinya
beban lebih :
Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar
Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor

listrik berhenti secara mendadak


Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara

fas dengan body


Motor listrik bekerja hanya dengan dua fasa atau terbukanya salah satu fasa dari
motor listrik tiga fasa.

Berikut merupakan gambar dari TOR dengan simbol dan pembacaan nomor (kode)
kontak-kontak pada TOR :

Sumber : listrikpemakaian.wordpress.com
Gambar A.2.1. Bentuk TOR

Sumber : dimasfakuhirawan.blogspot.com
Gambar A.2.2. Simbol Thermal Over Load

Sumber : dimasfakuhirawan.blogspot.com
Gambar A.2.3. Kontak Thermal Over Load
A.3

MCB (Pengaman Instralasi Listrik)


Dalam pengamanan Motor 3 phase, sistem instalasi tenaga / supply utama
untuk motor juga perlu diperhatikan pengamanannya. Salah satu pengaman yang
dapat digunakan dalam pembahasan ini adalah MCB. Miniatur Circuit Breaker dalam
situs febripurianta08.blogspot.com dijelaskan kegunaannya yaitu untuk memproteksi
arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya
hubung pendek. Dengan demikian fungsi dasar kerjanya yaitu untuk pemutus
hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai termis digunakan bimetal dan
pengaman hubung pendek dengan relai arus lebih seketika digunakan elektromagnet.
Bila bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka ini akan memutus dengan kontak
yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar. Berdasarkan IEC 898-95
terdapat tiga macam karakteristik, yaitu tipe B, C dan D. Arus nominal yang
digunakan untuk rumah hunian bukan pada APP dengan pengenal tegangan 230/400
V ialah: 6, 8, 10, 12, 16, 20, 25, 32, 40, 50, dan 63 A. Dengan kemampuan membuka
(Breaking Capacity) bila terjadi hubung pendek 3 kA, 6 kA atau 10 kA. Sedang
MCB pada APP diutamakan sebagai pembatas arus dengan karakteristik CL (Current
Limitter) disamping itu juga sebagai gawai pengaman arus hubung pendek yang
bekerja seketika.

Arus nominal yang digunakan pada APP dengan pengenal tegangan 230/400 V
ialah: 1, 2, 4, 6, 10, 16, 20, 25, 35, dan 50 A disesuaikan dengan VA konsumen.
Adapun kemampuan membuka bila terjadi hubung singkat 3 kA dan 6 kA ( SPLN
108-1993) MCB yang khusus digunakan oleh PLN mempunyai tombol biru. MCB
yang berfungsi sebagai pengaman tunggal, didalamnya hanya terdapat hubungan
singkat ( Shoct Circuit ) yang bertindak sebagai pemutus rangkaian apabila terjadi
hubungan singkat, dibawah ini adalah gambar kostruksi MCB tunggal satu kutub.

Sumber : febripurianta08.blogspot.com
Gambar A.2.1. kostruksi MCB tunggal satu kutub
MCB pada saat sekarang paling banyak digunakan untuk instalasi industri maupun
instalasi gedung bertingkat.
Adapun penggunaan tipe-tipe tersebut adalah :
Tipe B

: Sebagai pengaman kabel atau penghantar terutama untuk perumahan.

Tipe C

Sebagai pengaman kabel atau penghantar terutama sangat

menguntungkan bila arus inrush tinggi misalnya lampu mercury, dan motor.
Tipe D

Untuk penerapan yang menyangkut menimbulkan pulsa cukup besar :

contoh transformator, katup selenoid, kapasitor.

Sumber : www.neweysonline.co.uk
Gambar A.2.2. Contoh MCB pada industri

B. Pengaman Transformator
B.1 Pengertian Differensial
Meurut situs web (ahmadelc.blogspot.com)

differensial merupakan suatu

yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan


arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal
peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan differensial sebagai
pengaman, antara lain pada generator, transformator daya, bus bar, dan saluran
transmisi. differensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada
transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila
terjadi suatu gangguan. ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.

Prinsip kerja

differensial sebagaimana didefinisikan di atas,

differensial

merupakan suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif
berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada
kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi
normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, motor,
transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan
I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2,

maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar B.1.1. Pengawatan Dasar Differensial


Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan
(external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga pengaman tidak
akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal
fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.

Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) pengaman, tetapi setiap
gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan
terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil pengaman,
maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat
diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini :

Gambar B.1.2. Sistem Pengaman Differensial

Sumber : www.directindustry.com
Gambar B.1.3. Contoh Pengaman Differensial

B.2 Bucholz
Dalam situs kaydier.wordpress.com dijelaskan Bucholz adalah yang berfungsi
mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang menimbulkan
gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:

Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa


Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Sumber : kaydier.wordpress.com
Gambar B.1.1. Konstruksi Relay Bucholz

Sumber : electrical-engineering-portal.com

Sumber :www.pbsigroup.biz

Gambar B.1.2. Contoh Relay Bucholz


B.2 Relay Tekanan Lebih (Sudden Pressure )
Menurut situs kaydier.wordpress.com relay ini berfungsi hampir sama seperti
Bucholz.

Fungsinya

adalah

mengamankan

terhadap

gangguan

di

dalam

transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tibatiba dan langsung mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih
ini berupa membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di
dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah
dari kekuatan tangki transformator.

Berikut ini adalah gambar dari Rele Tekanan Lebih :

Sumber : kaydier.wordpress.com
Gambar B.2.1. Konstruksi Relay Tekanan Lebih
Keterangan gambar :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Body
Equalizer
Metal bellows
Manual relief valve
Microswitch
Connection terminals
Terminal box

Sumber : unimed-proteksisistemtenagalistrik.blogspot.com

Gambar B.2.2. Contoh Relay Tekanan Lebih


Adapun pengaman yang dirangkum pada resume ini hanya beberapa contoh atau
alternative pengaman Motor 3 Phase dan Transformator. Dengan keterbatasan pengetahuan
penyusun, maka terdapat banyak kelemahan diantaranya : banyak mengambil referensi
ataupun rujukan dari beberapa situs, kurang kompleksnya data atau informasi yang diberikan
pada setiap alat proteksi, dan penyusunan resume masim belum mengacu pada tata tulis /
peraturan penulisan yang ada. Semoga resume ini dapat difungsikan sebagai penambah
wawasan bagi pembaca dan bukan sebagai acuan ilmu satu-satunya karena masih banyak
yang perlu dipelajari lebih lanjut mengenai pengaman Motor 3 Phase dan pengaman
Transformator.

Daftar Pustaka

http://ahmadelc.blogspot.com/2014/01/dasar-dasar-proteksi-stl-relai_13.html (diakses

pada tanggal 4 juli 2015 pukul 15.00)


http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/07/-arus-lebih.html (diakses pada tanggal 4 juli

2015 pukul 15.20)


http://dimasfakuhirawan.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 4 juli 2015 pukul 15.45)
https://kaydier.wordpress.com/2013/02/20/pengaman-transformator/ (diakses pada

tanggal 5 juli 2015 pukul 15.30)


http://febripurianta08.blogspot.com/2015/02/pengaman-motor-listrik.html (diakses
pada tanggal 5 juli 2015 pukul 16.00)

Anda mungkin juga menyukai