Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya
tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat antara ibu
dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta.
Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta
terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi
hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan plasenta
yang lebih spesifik. Plasenta merupakan organ berbentuk cakram yg menghubungkan janin
dengan dinding rahim yang menjadi jalan perantara bagi pernapasan, pemberian makanan,
dan pertukaran zat buangan antara janin dan darah ibu. Plasenta berbentuk mirip gumpalan
hati mentah dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terdiri
dari 200 lebih pembuluh dan vena halus.Plasenta terletak di depan atau di belakang
dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi.

1.2 Tujuan
Menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan plasenta
Mengetahui stuktur anatomi pada plasenta.
Mengetahui fungsi plasenta, tipe-tipe plasenta serta sirkulasi plasenta

BAB II
PERTUMBUHAN PLASENTA
2.1 Pengertian
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran
zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak
tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta
merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi
beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan
Human Plasenta Lactagen (PHL).
2.2 Bentuk dan Ukuran
1.
2.
3.
4.

Bentuk bundar/oval
Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
Berat rata-rata 500-600 gram
Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/
lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis.
5. Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis
6. Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat.
Orion diliputi oleh amnion
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc 7000
cc/menit (aterm)
2.3 Letak Plasenta
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

2.4 Keadaan Plasenta


2.4.1

Bagian ibu/permukaan maternal


a. Permukaan yang menghadap ke dinding rahim
b. Warnanya merah tua
c. Permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi
dalam beberapa belah yang disebut kotiledon
d. Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon

2.4.2

Bagian janin/ permukaan fetal


Permukaan menghadap kearah janin, tampak licin dan berwarna putih kuning.
a. Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingga kelihatan
membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang.
b. Pada permukaan janin dan plasenta terutama tali pusat
c. Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta
d. Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama
tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena
umbilikalis dan dua arteri umbilikalis

2.5 Pembentukan Plasenta


Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas membentuk
korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak).Jonjot pada kutub abembrional
mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion
leave. Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang
berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua
lapis yang berbeda :
1.
sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat
embrioblas).
2.
sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan
stroma endometrium).
Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA

Tahap Pembentukan plasenta


Stadium berongga (lacunar stage).
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis.
Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut
sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan
endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk
oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem
sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru
yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang
disebut mesoderm ekstraembrional.
Bagian
yang
berbatasan
dengan
sitotrofoblas
disebutmesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic
plate).Bagian yang berbatasan dengan selaput
Heuser dan menutupi bakal yolk
sac disebutmesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14),
seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblasyang
telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang
berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
Terbentuknya rongga
selom
ekstraembrional (extraembryonal
coelomic
space) atau
rongga korion (chorionic space).
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh
dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional(extraembryonal coelomic
space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi
ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot
primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan alirandarah ibu.

Terbentuknya tali pusat


Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjotjonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot
sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari intimesoderm dilapisi
selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesodermdalam
jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya
hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin
terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringanmesoderm yang
kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesodermconnecting stalk yang juga
memiliki
kemampuan
angiogenik,
kemudian
akan
berkembang
menjadi pembuluh
darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Sirkulasi feto-maternal.
Setelah
infiltrasi pembuluh
darah trofoblas ke
dalam
sirkulasi uterus,
seiring
denganperkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi uteroplasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu
(disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponensirkulasi
dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Plasenta dewasa
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap
pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)
Plasenta dewasa / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping /
lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua
basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion
diliputi oleh amnion.
7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700
cc/menit (aterm).

2.6 Tali Pusat


Tali pusat tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri:
a. Tebal kira-kira sebesar jari
b. Panjang 50 cm
c. Berwarna putih kuning
d. Tampak terpilin dan tidak pada semua tempat tebalnya
Tali pusat duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi arteri dan vena
umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut Selei Wharton.

2.7 Macam-macam Plasenta


a. Berdasarkan bentuknya
1. plasenta normal
2. plasenta membranasea
3. plasenta suksenturiata
4. plasenta spuria

5. plasenta bilobus
6. plasenta trilobus
b. Berdasarkan dinding rahim
1.
plasenta adhesiva
2.
plasenta akreta
3.
plasenta inkreta
4.
plasenta perkreta
2.8 Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta bagi janin :
1. Organ respirasi
2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi
3. Organ untuk sintesa hormon
Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari
reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal.
Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui
- Transportasi pasif :

Difusi sederhana [simple diffusion]

Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]


- Transportasi aktif:

Reaksi enzymatic

Pinocytosis

Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding


dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal.

2.8.1

Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa
metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia
luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO 2 ). Bilirubin juga diekskresi
karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang
terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.
2.8.2 Nutrisi
. Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metodetransfer
aktif yang melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi
komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi
chorialis janin. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10%
sisanya diperoleh dari asam amino.
Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir
kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa
dikonversi menjadi glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula.
Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40
minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi

sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin
pada hari-hari pertama setelah lahir.
Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan
permasalahan.
Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami
proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam
jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk
sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap
oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi dalam
plasenta.
Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai
alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A)
sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.
2.8.3

Respirasi
Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus
yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO 2 antara darah ibu dan janin
melalui difusi pasif. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen
dengan saturasi 70% dan PO2 30 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan
janin. CO2 melewati plasenta dengandifusi pasif.
Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi
sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan
erat. Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan buffer pada
kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau
ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami
asidosis.
Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan
fungsi plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi
dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas
uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari
asidosis maternal.
2.8.4 Pembentukan Hormon
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog
dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Hormon
Human Chorionic Somatotropin
hCS
Human Chorionic Gonadotropin
hCG
Human Chorionic Gonadotropin
hCT
Corticotropin Releasing Hormon
CRH
Estrogen
Progestogen

Properti
Serupa dengan Growth Hormon dan
Prolaktin
Stimulasi steroidogenesis adrenal dan
plasenta. Analog LH

Analog dengan Thyrotropin

Seperti pada deasa


Komplek. Stimulasi aliran darah dan
pertumbuhan uterus
Implantasi dan relaksasi otot polos

Adrenocorticoid

Induksi sistem ensim dan maturasi


janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining
penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin
dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum
hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.
2.8.5 Transfer Obat
Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan
transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas.
Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas
sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.
Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat
melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin.
Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga
adalah perokok atau peminum alkohol.
Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu,
Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat
menunjukkan sindroma withdrawal.
2.9 Kelainan Plasenta
1. Insersio Marginalis
a. Tali pusat di pinggir plasenta
b. Tidak menimbulkan kesulitan
2. Insersio Velamentosa
a. Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi diselimuti janin
b. Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam selaput janin
c. Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada di
kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan
perdarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan meninggal
3. Plasenta Bilobata
a. Uri yang terdiri dari 2 bagian
b. Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
4. Plasenta Fenestra
a. Uri yang berlobang
b. Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
5. Plasenta Marginata (Sirkumvalata)
a. Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4 5 cm
b. Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c. selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengah
d. Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum persalinan
6. Plasenta Suksenturiata
a. Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b. Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darah
c. Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi
perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput janin
terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan
adanya plasenta suksenturiata.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi dalam kandungan membutuhkan makanan dan nutrisi yang cukup dalam masa
tumbuh kembangnya. Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin, karena
plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya, melalui plasenta bayi
bias mendapatkan makanan, nutrisi serta alat untuk melakukan pernafasan. Plasenta dari hari
kehari semakin membesar seiring membesarnya janin dalam rahim.
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Tahap Pembentukan plasenta yaitu
dimulai dari, Stadium berongga (lacunar stage), Terbentuknya rongga selom
ekstraembrional(extraembryonal
coelomic
space) atau
rongga korion (chorionic
space), Terbentuknya tali pusat, Sirkulasi feto-maternal, Plasenta dewasa. Placenta juga
mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai Organ respirasi, Organ transfer
nutrisi dan ekskresi, Organ untuk sintesa hormone.
3.2 Saran
Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim,
oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang
sedang mengandung. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan
janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang
pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan
makanan yang dikonsumsi ibu. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk
mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara
ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai