BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pada tahun 2004, world Health Organization (WHO) memperoleh data
gangguan mental pada penduduk dunia adalah sebesar 4,3% , dan diprediksi pada
tahun 2030 menjadi 6,2%. (WHO, 2004)
Laporan WHO menyebutkan satu dari empat orang akan menderita
gangguan mental atau neuroligis pada suatu saat dalam kehidupanya. Artinya,
hampir setiap orang berisiko menderita gangguan jiwa (Erlina,dkk, 2010 )
Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
memperoleh data status kesehatan jiwa di Indonesia yang dilakukan oleh badan
penelitian pengembangan kesehatan Depertemen Kesehatan yang menunjukan
prevalensi
Umur
(Riskesdas, 2007)
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang paling berat. Resiko
seumur hidup sekitar 0,5-1%, dan karena awitannya dini dan kecendrungan untuk
kronik menyebabkan prevalensi penyakit ini relative tinggi. Ketidak mampuan
terutama disebabkan oleh gejala negative dan defisit kognitif, merupakan
gambran yang memiliki dampak yang lebih besar pada fungsi jangka panjang
dibandingkan dengan waham dan halusinasi yang dramatis serta sering
menyebabkan kekambuhan. Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit tersebut
cukup besar, dan dampak pada penderita dan keluarga mereka cukup buruk.
(Stefan M,dkk, 2002)
Jauh sebelum didiagnosis skizofrenia, keluarga dari seseorang dengan
gangguan tersebut mungkin mulai merasa stres. Prodromal, atau tanda-tanda awal
skizofrenia dapat muncul beberapa tahun sebelum diagnosis dibuat. Anggota
keluarga mungkin mulai melihat perubahan relatif perilaku mereka. Perubahan
1
(1,9%), Tabalong (2,1%), Maluku Tengah (2,4%), Kota Baru (2,4%), Kudus (2,4%),
dan Muaro Jambi (2,4%).
Prevalensi gangguan mental emosional meningkat sejalan dengan
pertambaahan usia. Berdasrkan umur, tinggi pada kelompok umur 75 tahun ke atas
(33,7%). Kelompok yang rentan mengalami gangguan mental emosional adalah
kelompok dengan jenis kelamin perempuan (14,0%), kelompok yang memiliki
pendidikan rendah (paling tinggi pada kelompok tidak sekolah, yaitu 21,6%),
kelompok yang tidak bekerja (19,6%), tinggal di pedesaan (12,3%), serta pada
kelompok tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita terrendah (pada kuintil
1:12,1%). (DEPKES RI
Gangguan mental dan prilaku yang tidak eksklusif untuk kelompok tertentu,
gangguan mental di temuka pada semua orang dari semua daerah, semua Negara dan
semua masyarakat. Sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental menurut
perkiraan WHO di berikan dalam Laporan Kesehatan Dunia 2001. Satu dari 4 orang
akan mengembangkan satu atau lebih gangguan mental atau prilaku selama hidup
mereka. Gangguan mental dan prilaku terjadi pada setiap tituk waktu pada sekitar
10% dari populasi orang dewasa di seluruh dunia. Seperlima dari remaja di bawah
usia 18 tahun mengalami masalh perkembangan, emosional atau prilaku, satu dari
delapanya memiliki gangguan mental, sedangkan pada anak yang kurang beruntung
angka ini dalh satu dari lima. Lima dari sepuluh penyebab utama kecacatan di
seluruh dunia adalah kondisi kejiwaan, termasuk depresi, penggunaan alcohol,
skizofrenia dan kompulsif. (WHO, PROVENTION OF MENTAL DISORDER )
skizofrenia harus diakui sebagai salah satu masalah utama kesehatan dunia
yang belum terpecahkan. Skizoprenia bukanlah penyakit langka , dengan 100.000
kasus baru setiap tahun menerima perawatan (tingkat kejadian sekitar 5/1000) di
Amerika Serikat. Prevalensi masyarakat di berbagai negara memberikan perkiraan
jumlah kasus pada setiap titik waktu (titik prevalensi) berkisar antara 0,5% sampai
3,0%. (skizoprenia , jhon s. strauss, M.D, & WILLIAM t hal 69).
Di Indonesia sendiri angka penderita skizofrenia 25 tahun yang lalu (PJPT I)
di perkirakan 1/1000 penduduk, dan proyeksi 25 tahun mendatang mencapai 3/1000
penduduk(PENDEKATAN HOLISTIK PADA GANGGUAN JIWA, SKIZOPRENIA.
HAL Xiii)
2.1.3.Gejala-gejala
Penyakit mental berdasarkan jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa jenis
utama adalah depresi, kecemasan skizoprenia,
gangguan mood, gangguan
kepribadaian dan gangguan makan.
Gangguan mental yang paling umum adalah gangguan ansietas dan depresi.
Dimana seseorang mengalami perasaan ketegangan, ketakutan, atau kesedihan yang
kuat dalam waktu bersamaan, gangguan mental timbul ketika perasaan itu menjadi
begitu mengganggu dan luar biasa, bahwa seseorang memiliki kesulitan besar
mengatasinya pada kegiatan hari-hari, seperti bekerja, menikmati waktu luang, dan
mempertahankan hubungan.(AUSTRALIA GOVERNMENT DEPERTEMENT OF
HEALTH AND AGING.)
DSM IV mempunyai katagori diagnostic gangguan mental untuk orang
dewas yaitu paranoid, perubahan suasana hati, ansietas, gangguan panic, gangguan
makan, skizoprenia, mania, gangguan belajar, gangguan konsep diri, gangguan
memori, gangguan seksual, gangguan tidur, gangguan psikososial dan lain-lain.
(mental illness, hazelden hal, 4-7 dan Kaplan synopsis pskiatri )
status gizi buruk yang mana dapat merusak perkembangan intelektual, yang
mengarah ketingkat yang buruk dan buruknya perkembangan psikososial.
Risiko yang berhubungan dengan penghasilan rendah untuk gangguan mental
oada usia anak merupakan factor terkuat untuk gangguan prilaku, ini adalah
terkait dengan kegagalan sekolah dan gangguan mental yang umum dimasa
dewas. Konsekuensi social dari pendidikan yang buruk adalah jelas yaitu
kurangnya pendidikan merupakan berkurangnya kesempatan. (TESISI G. M
EMOSIONAL PD IBU SKIZOFRENIA )
d. Hubungan sosioekonomi dengan terjadinya gangguan mental emosional
Menurut beberapa penelitian tingkat sosioekonomi keluarga juga
mempengaruhi salah satu factor yang menentukan gangguan emosional,
semakin tinggi sumber ekonomi keluarga akan mendukung stabilitas dan
kebahagiaan keluarga. Apabila status ekonomi pada tahap yang sangat rendah
sehinggan kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi inilah yang akan
menimbulkan konflik dalam keluarga yang menyebabkna gangguan mental
emosional.( GANGGUAN EMOSIONAL PADA LANSIA )
Definisi kemiskinan bervariasi tergangtung pada sisitem social, budaya dan
pollitik di daerah tertentu dan sesuai dengan pengguna data. Definisi orang
miskin mengungkapkan bahwa kemiskinan adalah sebuah fenomena social
multidimensi. Dari perspektif epidemiologi, kemiskinan berarti status social
ekonomi rendah (di ukur dengan kelas social atau pendapatan), penganguran
dan tingkat pendidikan yang rendah.
Di cina perubahan social (termasuk meningkatnya prevalensi kerugian
ekonomi utama bagi individu, peningkatan biaya perawatan kesehatan,
melemahkan ikatan keluarga, migrasi kedaerah perkotaan untuk sementara
atau untuk kerja musiman, dan ketidak setaraan pendapatan ) di duga
menyebabkan meningkatnya angka bunuh diri, sebagian karena pengaruhnya
pada tingkat peningkatan gangguan depresi yang sebagian besar tidak di
obati. ( TESIS GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL PD IBU PASIEN
SKIZOFRNIA )
2.2 Skizoprenia
Skizofrenia merupakan sebuah sindroma kompleks yang mau tak mau
menimbulakan efek merusak pada kehidupan penderita maupun anggota- anggota
keluarganya. Gangguan ini dapat mengganggu persepsi, pikiran, pembicaraan dan
10
11
12
tersebuat mempunyai jawaban ya atau tidak dengan cut off point 5/6 artinya jika
responden menjawab 6 jawaban ya dari pertanyaan yang diajukan meka
responden tersebut diindikasikan mengalami gangguan mental emosional. SRQ
memiliki keterbatasan karena n anda gangguan jiwa yang spesifik.
Daftar pertanyaan SRQ yang ditanyakan ke responden yaitu :
1. Apakah anda sering menderita sakit kepala ?
2. Apakah anda tidak nafsu makan ?
3. Apakah anda sulit tidur ?
4. Apakah anda mudah takut ?
5. Apakah anda merasa tegang, cemas dan kuatir ?
6. Apakah tangan anda gemetar ?
7. Apakah pencernaan anda terganggu / buruk ?
8. Apakah anda sulit untuk berpikir jernih ?
9. Apakah anda merasa tidak bahagia ?
10. Apakah anda menangis lebih sering ?
11. Apakah anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan sehari hari ?
12. Apakah anda sulit mengambil keputusan ?
13. Apakah pekerjaan anda sehari- hari terganggu ?
14. Apakah anda tidak mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup ?
15. Apakah anda kehilangan minat pada berbagai hal ?
16. Apakah anda merasa tidak berharga ?
17. Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup ?
18. Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu ?
19. Apakah anda mengalami rasa tidak enak di perut ?
20. Apakah anda murah lelah ?
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Peneliti
13
T in g k a t P a s ie n G a n g g u a n m e n t a l
P e n d id i S k iz o fr e e m o s io n a l ib u p a s ie n
k a n n ia s k iz o fr e n ia
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel
Definisi Operasional
Gangguan mental
Gangguan mental
emosional pada ibu dari emosional merupakan
pasien skizofrenia
perubahan atau
gangguan mood dan
afek yang berpengaruh
juga terhadap fisik
seseorang karena aspek
biologis (fisik), psikis
(salah satu emosi) dan
Cara ukur
Wawancara
Alat ukur
Kuestioner
Kesehatan ( SRQ
14
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Status Sosioekonomi
social. (TESIS
GANGGUAN
EMOSIONAL PADA
LANSIA) Kesehatan
mental ini dapat dinilai
dengan Self Reporting
Questionnaire (SRQ )
yang terdiri 20
pertanyaan criteria
adanya gangguan
mental emosional
adalah apabila
responden menjawab
ya minimal 6
pertanyaan.
Pendidikan tertinggi
yang dicapai oleh
responden
Wawancara /
transformasi data
Kuestioner
Keterangan
anggota ruamah
tangga
Wawancara /
transformasi data
Kuesioner
keterangan anggo
rumah tangga
Wawancara /
transformasi data
Kuestioner anggo
rumah rumah
tangga
15
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian bersifat analitik dengan metode potong lintang (cross sectinonal )
4.2. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian direncanakan dilakukan mulai bulan ------ sampai dengan ----- atau
sampai jumlah sempel memenuhi target di poloklinik Pskiatri Rumah Sakit Umum
dokter Pirngadi Medan.
4.3. Populasi dan Sample
4.3.1. Populasi
Ibu dari penderita skizofrenia yang sudah di tegakkan diagnosanya oleh
Satuan Medis Fungsional Pskiatri RSU Pirngadi Medan, yang sedang mengadakan
pengobatan rawat inap atau rawat jalan.
4.3.2. Smple
Sample atau subyek penelitian ini adalah ibu dari pasien skizofrenia yang sedang
mengadakan pengobatan atau rawat inap di RSU Pirngadi Medan, dan memenuhi
syarat sesuai criteria penelitian.
4.3.2.1. Syarat penelitian sample
16
Daftar Pustaka
17
1.