Anda di halaman 1dari 38

MATERI I

ORGANISASI DAN MANAJERIAL


A. Pokok Bahasan
Pemahaman Konseptual
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Mahasiswa akan mampu memahami pengertian dan konsep dasar
organisasi dan manajemen serta menerapkannya di realitas kehidupan
sehari-harinya.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi organisasi dan manajemen
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar organisasi dan
manajemen
c. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek yang terkandung dalam
organisasi dan manajemen
C. Indikator
D. Deskripsi
Materi ini membahas mengenai definisi, konsep dasar, ciri-ciri, prinsip
organisasi dan pengertian manajemen dalam hubungannya dengan organisasi.
E. Peta Konsep

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

F. Uraian
A. Organisasi dan Manajemen
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit
satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk
mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu.
Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang dikehendaki maka
organisasi membutuhkan manajemen.
Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber-sumber organisasi. Ada
dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara
langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan
Lingkungan Eksternal.
Persepsi individu mengenai organisasi terbangun dalam proses belajar
individu melalui komunikasi individu dengan kelompoknya. Selanjutnya,
interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur kelompok
dimana pemimpin berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain
organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk
budaya organisasi di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peraturan
dan kebijakan organisasi, struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi
adalah manusia dan kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan
terjadi secara timbal balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam
sebuah organisasi.
Pada struktur organisasi yang dijelaskan di atas tampak jelas bagaimana
pemimpin organisasi secara strtuktural bukan hanya mendistribusikan sebagian
kekuasaannya kepada jenjang organisasi di bawahnya melalui para manajer
namun juga mentransformasikan gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi
agar organisasi berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Mereka adalah rantai manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para
manajer. Para manajer ini yang memainkan peran strategis yaitu komunikasi
dalam organisasi Dengan kata lain, para pemimpin organisasi di satu sisi

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

membutuhkan dukungan anggota organisasi melalui jenjangjenjang organisasi,


namun di sisi yang lain menghendaki agar gagasan-gagasan mereka dijalankan
dengan sistem nilai yang dikehendaki oleh organisasi. Di sinilah sebenarnya
proses interaksi yang saling mempengaruhi tersebut terjadi di mana setiap
pemimpin unit organisasi adalah rantai manajemen pada setiap jenjang organisasi
yang akan menjadi jembatan bagi transformasi gagasan dan kompetensi mengenai
sistem nilai yang dikembangkan dalam organsiasi.
Masing-masing rantai manajemen mempunyai domain dan karakteristik
keahlian manajerial yang berbeda, juga dibidang dimensi waktu perencanaan
serta proses Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka semakin
strategis proses manajemen dan berdimensi jangka panjang, oleh karena itu
membutuhkan keahlian manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya,
semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen semakin taktis dan
berdimensi waktu pendek sehingga keahlian manajerial juga semakin fokus kepda
domain fungsi operatif manajemen.
Hubungan antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai manajemen yaitu
manajer-manajer fungsi. Peran manajemen sebagai proses perencanaan hingga
pengendalian sangat krusial di sini agar semua anggota organisasi bergerak dan
berperilaku sesuai dengan harapan organisasi. Maka sistem pengendalian
manajemen harus ada dan didisain sesuai dengan kebutuhan manajemen.
1. Organisasi
1.1 Pengertian Organisasi
Kata Organisasi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, organon atau
dalam bahasa Latin, disebut organum yang artinya alat, bagian, atau anggota
badan. Istilah lain organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli, ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga
yang menamakannya sarana. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in
Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang
kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern
Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana di mana
manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui
pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Berikut ini beberapa pengertian organisasi menurut para ahli:
1. Organisasi menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
2. Organisasi menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi menurut Cyrill Soffer adalah perserikatan orang-orang yang masingmasing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja
dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas dibagikan di antara
pemegang peranan dan kemudian digabung dalam beberapa bentuk hasil
4. Organisasi menurut Kast & Rosenzweig, mendefinisikan organisasi ke dalam
beberapa point yaitu :
1. Suatu subsistem dari lingkungan yang lebih luas
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi kepada tujuan
3. Suatu

subsistem

teknik

yaitu

orang-orang

yang

menggunakan

pengetahuan, teknik, peralatan dan fasilitas


4. Suatu subsistem struktural yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam
berbagai kegiatan yang terpadu
5. Suatu sistem psikososial yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan
sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan dan mengendalikan semua
usaha

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

5. Organisasi Menurut Chester I. Bernard : Organisasi merupakan suatu sistem


aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi adalah suatu wadah atau pun tempat di mana orang-orang dapat
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya
organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu kerja sama,
karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam
sebuah organisasi tersebut.
1.2 Ciri-ciri Organisasi
Adapun yang menjadi ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:

Adanya komponen ( atasan dan bawahan)

Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)

Adanya tujuan

Adanya sasaran

Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati

Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

1.3 Unsur-unsur Organisasi


Organisasi juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar bisa berjalan dan
terlaksana, berikut unsur-unsur organisasi :
1. Manusia(man). Dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai
pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut
yang

menurut

fungsi

dan

tingkatannya

terdiri

dari

pimpinan

(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi,


manajer yang memimpin tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan
sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para pekerja.
2. Kerjasama(team work): suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama
anggota organisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa


bagian sesuai fungsi, tugas, dan tingkatannya masing-masing.
3. Tujuan bersama: adalah arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam
organisasi. Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang
sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan
bersama.
4. Peralatan(equipment). Segala sesuatu yang digunakan dalam organisasi
seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya.
5. Lingkungan(environtment). Yang termasuk ke dalam unsur lingkungan
adalah :

Kondisi atau situasi yang secara langsung atau tidak langsung


mempengaruhi berjalannya organisasi karena kondisi atau situasi
sangat dekat hubungannya dengan organisasi dan anggotanya

Tempat atau lokasi, karena mempengaruhi sarana transportasi dan


komunikasi

Wilayah operasi yang dijadikan sarana kegiatan organisasi, wilayah


operasi dibagi menjadi empat, yaitu wilayah kegiatan, wilayah
jangkauan, wilayah personil, wilayah kewenangan atau kekuasaan

6. Kekayaan alam yang dimaksud adalah cuaca, keadaan geografis, flora, fauna
dll
7. Kerangka/kontruksi mental organisasi itu sendiri

2. Manajerial (Manajemen)
2.1 Pengertian Managerial
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang
memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Mary Parker Follet,

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang


lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Kata manajemen dalam bahasa
Italia (1561) disebut dengan maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama
dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang
berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Sedangkan kata kerjanya adalah to manage: mengatur, mengelola. Maka
Manajer adalah orang yang bertindak sebagai pengelola atau pengatur. Kata
manajerial menunjuk pada kemampuan yang dimiliki oleh seorang manajer dalam
mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan ke arah
pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh organisasinya. Kemampuan Manajerial
lahir dari sebuah proses pembelajaran.

2.2 Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum


mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih
cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan

besar

menjadi

kegiatan-kegiatan

yang

lebih

kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan


dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha.

2.3 Sarana Manajemen


Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana
(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials,
machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orangorang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan
dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

2.4 Prinsip Manajemen


Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
(subordination of individual interests to the general interests)
7. Pembayaran upah yang adil (remuneration)
8. Pemusatan (centralisation)
9. Hirarki (hierarchy)
10. Tata tertib (order)
11. Keadilan (equity)
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (Inisiative)
14. Semangat kesatuan (esprits de corps)

2.5 Manajer

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

10

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan


mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
2.5.1 Peran Manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan
bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia
kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang
pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain,
yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur
untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran
informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan,
meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi
sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara
garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan
orang lain.

2.5.2 Keterampilan Manajer

Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada


setiap tingkatannya. Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa
setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

11

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk


membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga
keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer
untuk menggunakan waktu yang dimilikinya

secara bijaksana. Griffin

mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

12

Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang
paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai
alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus
mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang
dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap
berada di jalur yang benar.

G. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan Organisasi?
2. Jelaskan cirri-ciri Organisasi!
3. Sebutkanlah unsure-unsur Organisasi!
4. Jelaskan Pengertian Manajemen (manajerial).
5. Mengapa Manajemen perlu dalam sebuah Organisasi?

MATERI II

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

13

TEORI KOMUNIKASI
A. Pokok Bahasan
Pemahaman Konseptual
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Mahasiswa

akan

mampu

memahami

dan

menelaah

pentingnya

komunikasi dalam sebuah organisasi dan manajerial.


2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Komunikasi Organisasi dan
manajerial.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Hakikat, Gaya, Saluran, Konsep
Teoritis, Dimensi-dimensi Komunikasi Organisasi dan Manajerial.
c. Mahasiswa mampu melihat Pengaruh Komunikasi terhadap perilaku
Organisasi
d. Mahasiswa

mampu

menjelaskan

hubungan

antara

Konsep

Komunikasi Organisasi dengan Sekolah sebagai organisasi.


C. Deskripsi
Materi ini berbicara tentang Komunikasi Organisasi yang di dalamnya
mencakup pengertian, hakikat, gaya, saluran, Konsep dan dimensi-dimensi
komunikasi organisasi serta ulasan tentang Sekolah sebagai organisasi yang
bersifat manajerial. Hal ini penting karena para secara umum telah
berkecimpung dalam dunia pendidikan dan sekaligus menjadi kader-kader
pendidikan di masa depan, dapat melihat pentingnya komunikasi yang efektif
yang harus diciptakan di dunia pendidikan sebagai suatu struktur organisasi.
D. Peta Konsep

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

14

E. Uraian
1.Komunikasi Organisasi dan Manajerial
1.1 Pengertian Komunikasi Organisasi dan manajerial
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaanpertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan
suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis
organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan
situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya
berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa
pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan telah dilaksanakan dengan
benar oleh bawahan atau bagaimana bawahan mencoba menyampaikan keluhan
pada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
Bawahan memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui
tugastugasnya dan mengerti seluruh tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan
dan kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh pimpinan dan harus

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

15

diterima oleh setiap bawahan. Komunikasi dari manajemenbawahan, bawahan ke


pihak manajemen harus jujur dan dibangun berdasar kepercayaan jika digunakan
untuk membangun semangat kerja, produktivitas dan kemajuan organisasi.
Organisasi harus selalu memberikan informasi kepada bawahan tentang
programprogram organisasi, masalah yang dihadapi, perubahan-perubahan yang
dilakukan beserta alasannya atau segala hal yang menarik minat bawahan. Perlu
ditumbuhkan kebebasan untuk berdiskusi antara pimpinan dan bawahan. Bila
bawahan selalu diberi informasi, maka bawahan akan lebih merasa dihargai,
dipercaya dan akan lebih kooperatif mencurahkan usaha pada tujuantujuan
organisasi. (Treece, 1994: 38). Mediasi yang digunakan untuk melakukan semua
itu adalah komunikasi.
Komunikasi yang efektif akan menghasilkan kepuasan dan produktivitas
bawahan, perbaikan pencapaian hasil karya dan tujuan perusahaan. Komunikasi
yang efektif tergantung dari hubungan bawahan yang memuaskan yang dibangun
berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana perusahaan yang positif.
Komunikasi bawahan termasuk dalam komunikasi organisasi. Komunikasi
organisasi memiliki tiga wujud. Pertama, komunikasi ke bawah (downward
communication) yaitu komunikasi dari pimpinan kepada bawahan. Kedua,
komunikasi ke atas (up ward communication) yaitu komunikasi dari pihak
bawahan

ke

pihak

manajemen.

Ketiga,

komunikasi

sejajar

(sideways

communication), komunikasi yang berlangsung antara sesama bawahan di dalam


suatu organisasi (Jefkins, 1995;172).
Komunikasi

bawahan

meliputi

komunikasi

interpersonal.

Proses

komunikasi yang terjadi di dalam organisasi khususnya yang menyangkut


komunikasi antara pimpinan dan bawahan merupakan faktor penting dalam
menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif tergantung dari
hubungan bawahan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan
kepercayaan atau suasana organisasi yang positif. Hubungan atasan dan bawahan
merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan ini berhasil, harus
ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan. (Muhammad, 2001:

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

16

172). Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan keamanan,


kepuasan, keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran iklim perusahaan
yang

ideal.

Tujuan

utama

dari

komunikasi

dengan

bawahan

adalah

mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal balik yang


menguntungkan antara pimpinan dengan bawahan.
Komunikasi yang efektif ditentukan oleh pihakpihak yang terlibat di
dalamnya, yaitu pimpinan dan bawahan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi
kondisi komunikasi interpersonal yang efektif yang meliputi: a. keterbukaan
(openness), b. empati (empathy), c. kepositifan (positiveness), d. dukungan
(supportiveness), dan e. kesetaraan (equality).
Selain itu komunikasi efektif antara pimpanan dan karyawan juga harus
dibangun berdasarkan hubungan interpersonal yang efektif. Menurut Roger,
hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak
memenuhi kondisi sebagai berikut : (a) bertemu satu sama lain secara personal,
(b) empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat
dipahami satu sama lain secara berarti, (c) menghargai satu sama lain, bersifat
positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan, (d) menghayati pengalaman satu
sama lain dengan bersungguhsungguh, bersikap menerima dan empati satu sama
lain, (e) merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung
dan mengurangi kecenderungan gangguan arti, (f) memperlihatkan tingkah laku
yang percaya penuh dan memperkuat persamaan aman terhadap yang lain.

1.2 Hakikat Komunikasi Organisasi dan Manajemen


Organisasi merupakan wadah di mana banyak orang berkumpul dan saling
berinteraksi. organisasi juga terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang
ingin di capai. Organisasi memiliki suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang
memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan
posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staf dan karyawan. Masing-masing
orang dalam posisi tersebut memiliki tanggungjawab terhadap

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

bidang

17

pekerjaannya itu. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi


antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.
Griffin (2003) dalam A First Look at Communication Theory, menyadur
tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem. Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) melihat
organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi
kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup.
Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samarsamar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick
meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggotaanggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi
interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer
harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam
bidang komunikasi

karena

ia

menggunakan

komunikasi

sebagai basis

pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami


bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian
memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari
lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk
mengatakan

ketidakpastian,

atau

keruwetan,

kerancuan,

dan

kurangnya

predictability. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak


jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi
ketidakpastian atau ketidakjelasan. Weick memandang pengorganisasian sebagai
proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses: penentuan
(enachment) seleksi (selection) penyimpanan (retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi
yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan
pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

18

kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya


dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatifalternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan
menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan
yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa
mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan
informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi
sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan
dengan kebijakan organisasi. Misalnya haruskah kami mengambil tindakan
berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?
2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia
bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki
tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz,
ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik
adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu
organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya,
membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya
lainnya.
3. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini,
menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi
hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak
ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan
organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah medium
utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.

1.3 Gaya Komunikasi dalam Organisasi dan Manajemen

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

19

Gaya

komunikasi

atau

communication

style

akan

memberikan

pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu


organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan.
Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat
perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi
tertentu (a specialized set of intexpersonal behaviors that are used in a given
situation). Ada enam gaya komunikasi , yaitu:
1. The controlling style (Pengendalian)
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan
adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications. Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication
ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya
mereka untuk berbagi pesan.

2. The equalitarian style (Kesamaan)


Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah
(two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak
komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan
informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

3. The structuring style (Struktural)


Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

20

penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan


(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang
lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
4. The dynamic style (kedinamisan)
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication
ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa
para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau
merangsang pekerja/bawahan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik.
Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalanpersoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau
bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang
kritis tersebut.
5. The relinguishing style (Kesediaan)
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi
perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan
efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orangorang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk
bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya
6. The withdrawal style (penarikan)
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

21

yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: Saya tidak ingin dilibatkan
dalam persoalan ini. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri
dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk
menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak
layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.
Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the
equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal.
Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing
dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal
mempunyai

kecenderungan

menghalangi

berlangsungnya

interaksi

yang

bermanfaat dan produktif.


1.4 Saluran Komunikasi dalam Organisasi dan Manajemen
Komunikasi yang terjadi antara orang dalam organisasi disebut
komunikasi internal. Di samping itu, organisasi juga perlu melakukan komunikasi
dengan pihak luar yang disebut dengan komunikasi eksternal. Masing-masing
organisasi akan memilih caranya sendiri untuk menyampaikan informasi.
Pemilihan cara berkomunikasi akan berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi.
Ditinjau dari sudut formalitas, saluran komunikasi terdiri atas saluran
formal dan informal.
1) Saluran Komunikasi Formal
Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi yang mengikuti
rantai komando dalam struktur organisasi. Saluran itu pada umumnya bisa
diketahui dari struktur organisasi suatu perusahaan. Komunikasi formal bisa
terjadi secara vertical maupun horizontal.
Komunikasi vertical merupakan komunikasi yang terjadi antara atasan
dengan bawahan. Komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan
biasanya berbentuk perintah, pengarahan dan pelatihan. Sedangkan komunikasi
dari bawahan kepada atasan bisa berupa laporan, pengaduan dan usulan.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

22

Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara rekan sekerja


dengan tingkat hirarki yang sama. Komunikasi tersebut mampu meningkatkan
koordinasi antar bagian, kekompakan dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Komunikasi horizontal disebut juga komunikasi lateral.

2) Saluran Komunikasi Informal


Komunikasi informal mngabaikan hirarki organisasi. Komunikasi informal
sering disebut desas desus, rumor atau selentingan.Percakapan antar individu
dalam organisasi tidak bisa dihindari. Percakapan tersebut biasanya menyangkut
masalah pribadi, misalnya keadaan keluarga, kegemaran, keluhan, dan
sebagainya. Namun demikian, dari hasil survei diperoleh data bahwa 80% dari
informal yang mengalir adalah yang menyangkut masalah bisnis (Bovee dan Thil,
2003:11; dalam Sutrisna Dewi). Misalnya perubahan dalam kebijakan organisasi,
potensi dipromosikan, kompensasi dan lain sebagainya.
Seperti halnya komunikasi formal, komunikasi informal juga bisa
mengalir ke atas, ke bawah dan ke samping. Para pimpinan biasanya waspada
terhadap saluran komunikasi informal karena hal itu bisa mengancam kekuatan
mereka. Akan tetapi, ada pula yang justru memanfaatkan saluran komunikasi
informal untuk menyebarkan dan menerima pesan, oleh karena itu, saluran
komunikasi informal bisa berdampak negatif dan bisa juga positif.
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga fungsi
komunikasi organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi
manajemen ambigu.
1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak
dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas
suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara
sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggotaanggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

23

personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan


mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara.
Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam
hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam
hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda
merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi
diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang
stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi
sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda
muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan
organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan
konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut
mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan
mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi.
Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan
memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
Sedangkan menurut Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:

Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem


pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan
sebagainya.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

24

Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang


berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang
berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesanpesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan.

Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan


kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan

secara sukarela oleh karyawan akan

menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan


sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran


yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan
organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar
pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.

1.5 Konsep Teoritis Komunikasi Organisasi

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

25

Komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan dan saling menukar


pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini
mengandung tujuh konsep kunci yaitu:

1.

Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala
menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada
henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian
yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Komunikasi tersebut efektif kalau
pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
sipengirim.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran
pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi ini dapat dilihat menurut
beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud,
metode diffusi dan arus tujuan dari pesan.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Faktor pertama yang mempengaruhi
hakikat jaringan komunikasi adalah ciptaan dan pertukaran pesan dari orangorang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa
yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik dinyatakan secara formal
maupun tidak formal.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

26

Faktor kedua yang mempengaruhi hakikat dan luas jaringan komunikasi


adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan
komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan dan
komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan komunikasi
adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu istilah komunikasi
yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang kepada orang lain.
4. Keadaan saling tergantung
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini
telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.
Bila suatu bagian dan organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh
kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu
juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling
melengkapi.
5.

Hubungan
Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.
Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan oleh manusia.
Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada
tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu
dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana
yaitu: hubungan di antara dua orang sampai kepada hubungan yang komplek,
yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam
organisasi.

6.

Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi dalam
lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan kulturnya, dan

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

27

antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang dimaksud dengan


kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari anggota organisasi
yang menghasilkan norma-norma yang membentuk tingkah-laku individu dan
kelompok dalam organisasi.
7.

Ketidakpastian
Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi
yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini organisasi
menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian,
pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang komplek dengan
integrasi yang tinggi.
Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu
banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk
menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi yang
diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang berlebi
lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang
diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.
1.6 Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau
administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi
yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai
komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya
kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry
Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di MontrealKanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya
tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:
a. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi,
membuat

seorang

manajer

melakuan

tugas

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

yang

bersifat

28

keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain


memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh
pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini
seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan,
penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
b. Peranan

pemimpin.

Sebagai

pemimpin,

seorang

manajer

bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan


bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan
kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan
kebijaksanaan,

perencanaan,

pengorganisasian,

penggerakan,

pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak


langsung

berkaitan

dengan

kepemimpinannya,

antara

lain

memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan


kepemimpinannya
melaksanakan

secara

komunikasi

efektif,
secara

maka
efektif.

ia

harus

mampu

Dalam

konteks

kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia


mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu
dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana
kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c. Peranan penghubung. Dalam peranan sebagai penghubung, seorang
manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur
komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
2. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi
sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi
kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi perananperanan sebagai berikut:
a. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor,
manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia
mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

29

kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka


tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
b. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia
menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting
artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan
kepada bawahannya
c. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan
peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan
informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal
caranya:

jika

dalam

peranannya

sebagai

penghubung

ia

menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu


resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya
secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya
sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi
kepada

orang-orang

yang

berpengaruh

yang

melakukan

pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar


organisasinya

ia

memberikan

informasi

dalam

rangka

pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa


organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab
sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat
pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran
sebagaimana harusnya.
3. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat
penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada
empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan
organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan
kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk
mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

30

mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang


iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
b. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik
mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi,
seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
c. Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab
untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang
akan

melaksanakan,

dan

bagaimana

pembagian

pekerjaan

dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai


pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan.
Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa
keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui
pemikran tunggal.
d. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan
saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan
dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi
dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer,
perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang
mempunyai

wewenang

untuk

menanggapi

sumber-sumber

organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang


merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi
perundingan yang penting.
1.7 Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
1. Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara
anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti
komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.
Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

31

primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini


lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan
dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal,
pimpinan

memberikan

instruksi-instruksi,

petunjuk-petunjuk,

informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan


memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan,
dsb. kepada pimpinan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara
sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada
manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang
sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi
lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman,
metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk
menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya,
serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
2. Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan
organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi
ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan
sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang
ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal
balik:
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini
dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

32

surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;


leaflet; poster; konferensi pers.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

1.8 Sekolah sebagai Organisasi yang Bersifat Manajerial


Sebagai suatu sistem sosial, sekolah merupakan organisasi yang dinamis
dan berkomunikasi secara aktif. Sebagai satu sistem sosial di dalamnya
melibatkan dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi untuk mencapai
tujuan. Beberapa hal menarik dalam membicarakan sekolah sebagai organisasi
adalah dimensi-dimensi yang terdapat di dalamnya, semangat serta konflik yang
terjadi di dalam organisasi itu sendiri .
Sekolah sebagai satu institusi di dalamnya terdapat sekumpulan orangorang yang masing-masing mempunyai tujuan, mereka terhimpun dalam satu
susunan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab. Sekolah sebagai satu
institusi mempunyai peran dan tujuan/ harapan. Dan dalam mencapai tujuan itu
berlaku norma, aturan atau ketentua-ketentuan yang mengatur hubungan kerja
sama antar orang yang satu dengan orang yang lain.
Faktor manusia di lingkungan sekolah terdiri dari kelompok guru, tenaga
administrasi atau staf, dan kelompok siswa. Masing-masing kelompok memilki
pribadi yang berbeda-beda. Mereka memiliki watak, kepentingan, sikap, bahkan
juga memiliki kehawatiran yang tidak sama. Akibat perbedaan pribadinya akan
menyebabkan

interaksi

yang

unik

dari

masing-masing

orang

dengan

lingkungannya.
Tetapi seperti halnya institusi yang memilki harapan, orang-orang tersebut
juga menghendaki agar keinginan dan harapannya dapat terpenuhi oleh organisasi
melalui perilaku mereka yang ditampilkan kedalam organisasi.

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

33

Dengan demikian, ada keterkaitan antara faktor institusi yang bersifat


normatif dengan faktor manusia atau individu yang psikologis. Keterkaitan antara
keduanya seimbang. Artinya harapan atau keinginan sekolah sebagai satu institusi
terpenuhi, demikian pula harapan para orang-orang di lingkungan sekolah tersebut
juga dapat diwujudkan. Sehingga lahirlah keseimbangan antar kepentingan
institusi serta kepentingan sumber daya manusia di dalamnya.
Model di atas juga menunjukkan bahwa interaksi antara dimensi normatif
dengan dimensi psikologis akan melahirkan prilaku sosial. Dengan demikian,
perilaku sosial suatu sekolah tidak lain adalah hasil dari pada tercapainya
keseimbangan antara dimensi normatif dengan dimensi psikologis. Perilaku sosial
suatu sekolah dapat diwujudkan ke dalam hasil-hasil yang dicapai yang dirasakan
tidak bertentangan dengan keinginan dan harapan masyarakat sebagai lingkungan
di mana sekolah itu berada.
Sekolah merupakan lembaga di mana di dalamnya bergabung berbagai
macam orang yang saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan, ada kelompok
guru, staf dan kelompok siswa. Masing-masing individu mempunyai latar
belakang motivasi, tujuan, watak serta kepribadian yang berbeda. Sehingga tidak
mustahil pada suatu saat terjadi perbenturan antara keinginan-keinginan di antara
para individu, sehingga lahirlah yang disebur konflik.
1.8.1 Sekolah sebagai Sistem Terbuka
Di samping sekolah sebagai sistem sosial yang di dalamnya ditandai
dengan adanya berbagai dimensi dan konflik, sekolah juga merupakan sistem
terbuka. Sekolah dikatakan sistem terbuka sebab di dalamnya berkumpul manusia
yang saling berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian sekolah terbuka
untuk memperoleh input dan selanjutnya mentranformasikan sebagai produksi.
Sekolah sebagai sistem terbuka dalam arti menyesuaikan dengan
lingkungannya dengan cara melakukan perubahan-perubahan susunan dan proses
dari bagian-bagian yang ada dalam sekolah itu sendiri. Sekolah selalu
menginginkan adanya keseimbangn dan kestabilan antara bagian-bagian yang ada

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

34

dalam sekolah dan di luar sekolah. Kesimbangan tersebut dicapai melalui adaptasi
terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang penuh arti.
Berbeda dengan konsep organisasi sebagai sitem tertutup, mereka lebih
bersifat internal, banyak mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan struktur
dan variabel-variabel yang berkaitan dengan struktur, seperti hirarki, wewenang,
tanggung jawab, pengawasan, pembagian tugas, serta berbagai peraturan. Dengan
demikan perbedaan hakiki, organisasi sebagai sistem terbuka lebih menekankan
factor sumber daya manusia dan bagaimana manusia-manusia tersebut berprilaku.
Dan prilaku-prilaku tersebut sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan.
Sedang organisasi sebagai sistem tertutup, lebih menekankan faktor
institusi yang di dalamnya terdapat variabel. Organisasi sebagai sistem terbuka
bersifat dinamis, sedangkan organisasi sebagai sistem tertutup bersifat pasif.
1.8.2 Informalitas dalam Kehidupan Sekolah
Kecuali sekolah sebagai organisasi formal/birokrasi, sebagai sistem sosial dan
terbuka, faktor lain yang menarik untuk dikemukakan adalah informalitas dalam
kehidupan sekolah. Gur-guru, tenaga administrasi, para siswa dalam pergaulan
mereka satu dengan lainnya membangun suatu hubungan pribadi. Mereka saling
berusaha menerima norma-norma tingkah laku tertentu serta pola-pola berfikir
yang bisa dilakukan. Mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok informal
tetapi tetap dalam kerangka formal sekolah .
Hubungan informal di antara mereka karena unsur-unsur persamaan tertentu,
keyakinan-keyakinan tertentu dari pada individu bisa menyebabkan para individu
merasa sebagai bagian tak terpisahkan dari kelompok informal tersebut. Demikian
pula sikap-sikap, norma serta tingkah laku para individu memungkinkan mereka
untuk bekerja sama.
Apabila diperhatikan kelompok-kelompok informal tersebut sebenarnya
mempunyai peranan tertentu dalam kerangka organisasi formal, sebab dengan
adanya kerjasama atau kelompok-kelompok informal dirasakan memberikan efek

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

35

suatu perasaan aman, perasaan persatuan, perasaan saling membantu, perasaan


puas dan sebagainya.
Bahkan hal-hal yang formal atau masalah yang timbul akibat perilaku formal
dalam suatu organisasi, adakalanya dapat dipecahkan melalui peranan kelompok
informal. Dengan demikian, kelompok informal dapat membantu kehidupan sosial
suatu organisasi. Di dalam lingkungan sekolah informalitas merupakan hal yang
penting sehingga seorang kepala sekolah harus mampu memahami perbedaan di
antara struktur formal dan informal. Oleh sebab itu, tanggung jawab yang besar
dari kepala sekolah adalah menciptakan satu kondisi sehingga informalitas dan
organisasi formal dapat bersaing secara sehat, serta saling mendukung.
Sebagaimana dikatakan oleh Halpin dan Croft (1963), individu atau seseorang
mempunyai kepribadian, demikian pula sebuah organisasi seperti sekolah juga
memiliki kepribadian atau memilki suasana. Suasana sekolah digambarkan
sebagai berikut:
a. Suasana terbuka
b. Suasana otonom
c. Suasana yang terkendali
d. Suasana akrab
e. Suasana kebapakan
f. Suasana tertutup

F. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi dan Manajerial?
2. Jelaskan konsep dasar Komunikasi Organisasi dan Manajerial.
3. Jelaskan gaya komunikasi dalam Organisasi dan Manajemen.
4. Jelaskan konsep dasar Komunikasi Organisasi!
5. Jelakan kaitan antara komunikasi organisasi dan manajerial dengan
sekolah!

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

36

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2007. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Pranada Media Group.


Dewi, S. 2006. Komunikasi Bisnis, Yogyakarta: Penerbit Andi
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill
Companies
Jefkins, F. 1995. Public Relations. Edisi Keempat. Alih Bahasa Haris Munandar,
Jakarta:

Erlangga.

Mulyana, D.2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
Tubbs, Stewart L. Moss, Sylvia, Human Communication: Konteks-Konteks
Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 170.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grameia Wiasarana
Indonesia.

KATA PENGANTAR

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

37

Puji syukur syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas telah tersusunnya
Bahan Ajar Komunikasi Organisasi dan Manajerial yang dapat digunakan sebagai
salah satu bahan belajar pada pembelajaran Teori Komunikasi..
Bahan ajar ini menjelaskan Konsep Organisasi dan Manajerial, Komunikasi
Organisasi dan Manajerial, dan Sekolah sebagai organisasi.
Bahan ajar ini disusun oleh tim, yaitu kelompok IV yang beranggotakan
Amran Jahot Sinaga, Almaida Febibina, Fadhilatun Mahfudjah, dan Sardi Dinardi.
Bahan ajar ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masih sangat
diharapkan masukan dan kritik yang membangun, sehingga lebih bermanfaat
secara mondial.
Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan bahan
ajar ini, kam ucapkan terima kasih

Tim Penyusun,
Kelompok IV

Bahan Belajar komunikasi organisasi dan manajerial

38

Anda mungkin juga menyukai