Anda di halaman 1dari 8

PT.

PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PLTA Musi yang mulai beroperasi pada tahun 2006 merupakan PLTA dengan
tipe run of river terbesar di Sumatera yang dimiliki oleh PLN. PLTA Musi memiliki
daya mampu sebesar 3 x 70 MW atau sebesar 210 MW. PLTA Musi merupakan
PLTA yang memiliki desain vertical shaft dan memiliki 3 bangunan utama, yaitu
Intake Dam yang berfungsi sebagai tempat menampung serta menjaga level air
sungai yang nantinya akan masuk ke dalam penstock, Main Control House yang
merupakan gedung utama ruang control PLTA Musi tempat dimana operator
mengoperasikan pembangkit, Underground Power House tempat dimana mesin
utama PLTA Musi berada seperti turbin dan generator, serta Reregulating Dam
yang merupakan tempat menampung air pemakaian dari PLTA Musi untuk dapat
diatur kembali debitnya sehingga dapat dialirkan ke sungai.
Bagian pemeliharaan pada sebuah pembangkit listrik adalah salah satu
bagian terpenting yang harus diperhatikan. Dikarenakan pola pemeliharaan yang
baik dan benar akan sangat mempengaruhi kondisi pembangkit saat beroperasi.
Oleh karena itu, adanya sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam mendata
setiap history

peralatan lengkap

beserta data-data pemeliharaan

sangat

diperlukan. Selama ini, history pemeliharaan peralatan di PLTA Musi hanya


tertulis pada kartu gantung pemeliharaan dan juga feedback work order. Oleh
karena itu, untuk melakukan suatu pendataan history sebuah peralatan hanya
dapat dilakukan secara manual.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Mempermudah dalam mengetahui history pemeliharaan suatu peralatan
lengkap beserta data-data pemeliharaan peralatan tersebut berdasarkan
asset number pada QR-code.
2. Men-digitalisasi-kan data yang selama ini tertulis pada kartu gantung
pemeliharaan ataupun feedback work order ke dalam sebuah sistem
database.

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
1.3. Ruang Lingkup
Agar permasalahan tidak menjadi terlalu luas, maka dalam penulisan ini
permasalahan dibatasi pada pendataan history pemeliharaan peralatan di PLTA
Musi berdasarkan asset number pada QR-Code.
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan pada penulisan ini adalah dengan melakukan
observasi pola pemeliharaan di lapangan untuk mencari dan mengidentifikasi
permasalahan yang ada, serta mencari solusi atas permasalahan yang ada
dengan cara mendesain sebuah aplikasi mobile pemeliharaan untuk mendata
history

pemeliharaan

sebuah

peralatan

pemeliharaan lainnya.

beserta

data-data

penunjang

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 QR-Code
QR-code (Quick Response) merupakan bentuk evolusi dari barcode yang
biasanya kita lihat pada sebuah produk. QR-code berbentuk jajaran persegi
berwarna hitam berbentuk seperti barcode tetapi dengan tampilan lebih ringkas.
Seperti contoh QR-code dibawah ini:

Gambar 2.1. QR-Code


QR-code memuat berbagai informasi di dalamnya seperti Alamat URL,
teks, hingga nomor telepon. QR-code biasanya diletakan di berbagai produk
untuk menunjukan informasi tambahan dari produk tersebut. Selain itu anda
dapat memasangnya di kartu nama anda sebagai tambahan informasi. Untuk
membaca QR-code, dibutuhkan smartphone berkamera dan sebuah aplikasi
pembaca QR. QR-code dibuat oleh perusahaan Jepang Denso-Wave pada tahun
1994. Singkatan QR sendiri berasal dari kata Quick dan Response, yang berarti
respon yang cepat.
2.2 MIT App Inventor
App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya
dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of
Technology (MIT). App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk
memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem
operasi Android.

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

Gambar 2.2 App Invertor


2.3 Google Drive
Google Drive adalah layanan penyimpanan daring milik Google yang
diluncurkan pada 24 April 2012. Layanan ini merupakan ekstensi dari Google
Docs dan akan mengganti URL docs.google.com dengan drive.google.com
setelah diaktifkan. Google Drive memberikan layanan penyimpanan gratis
sebesar 15 GB dan dapat ditambahkan dengan pembayaran tertentu. Dengan
fitur unggulan yang sama seperti Dropbox, yaitu sinkronisasi data melalui folder
khusus di dalam desktop atau lebih dikenal dengan Desktop Sync Clients. GDrive
memberikan kapasitas gratis sebesar 5 GB dan tentunya fitur-fitur yang
terintegrasi dengan layanan Google lainnya seperti: Gmail, G+ dan Google
Search. Fitur yang bisa digaris bawahi dari GDrive adalah APIs untuk para
Developer. Hingga kini GDrive telah terhubung dengan puluhan aplikasi pihak
ketiga.

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
Gambar 2.3 Google Drive

2.4 Database
Database adalah sekumpulan data yang sudah disusun sedemikan rupa
dengan

ketentuan

atau

aturan

tertentu

yang

saling

berelasi

sehingga

memudahkan pengguna dalam mengelolanya juga memudahkan memperoleh


informasi. Selain itu adapula yang mendefinisikan database sebagai kumpulan
file, tabel, atau arsip yang saling terhubung yang disimpan dalam media
elektronik.
Proses memasukkan dan mengambil data ke dan dari media penyimpanan
data memerlukan perangkat lunak yang disebut dengan sistem manajemen basis
data

(database

management

system

(DBMS).

DBMS

merupakan

sistem

perangkat lunak yang memungkinkan pengguna database (database user) untuk


memelihara, mengontrol dan mengakses data secara praktis dan efisien. Dengan
kata lain semua akses ke basis data akan ditangani oleh DBMS. Ada beberapa
fungsi

yang

harus

ditangani

DBMS

yaitu

mengolah

pendefinisian

data,

menangani permintaan pemakai untuk mengakses data, memeriksa sekuriti dan


integriti data yang didefinisikan oleh DBA (Database Administrator), menangani
kegagalan dalam pengaksesan data yang disebabkan oleh kerusakan sistem
maupun disk dan menangani unjuk kerja semua fungsi secara efisien.

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

BAB IV
MANFAAT DAN ANALISA RESIKO

4.1 MANFAAT
1. Mempermudah

dalam

mengetahui

history

pemeliharaan

suatu

peralatan/asset pembangkit.
2. Memberikan era moderenisasi / digitalisasi suatu history pemeliharaan.
3. Data history terakhir dapat tersimpan di dalam suatu database.

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
4.2 Analisa Resiko
Tabel 4.1 Analisa Resiko
DAFTAR RESIKO
UNIT KERJA :

Unit PLTA Musi

KEGIATAN / PROYEK :

Aplikasi Pemeliharaan

SASARAN / TARGET :

Pemeliharaan

N
o

Resiko
Peristiwa

Akibat
Pembuatan aplikasi
tidak dapat
dilaksanakan

Kemungkinan
Dipastikan akan
sangat tidak
mungkin terjadi

2 Biaya tidak ada

Pembuatan Aplikasi
masih dapat
dilaksanakan

3 SDM yang kurang kompeten

Pembuatan aplikasi
belum sempurna

1 Tool tidak tersedia

Faktor Positif yang ada


sekarang

Level
Resik
o

Perlengkapan tool dapat dipinjam

Dipastikan akan
sangat tidak
mungkin terjadi

Dapat menggunakan dana rutin

Kemungkinan kecil
dapat terjadi

Banyak referensi di internet

PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Aplikasi pemeliharaan untuk sementara hanya dapat digunakan pada

smartphone berbasis Android. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui history


peralatan serta dapat mengetahui trend gangguan pada peralatan tersebut.
5.2
Saran
1. Perlu adanya koneksi internet yang baik di lingkungan Power House PLTA
Musi untuk kelancaran mengakses data history pemeliharaan.
2. Untuk penyempurnaan aplikasi, perlu adanya sharing dengan beberapa
ahli di bidang IT.

Anda mungkin juga menyukai