SuarSuroso FukuyamaSejarahwanAntiKomunis PDF
SuarSuroso FukuyamaSejarahwanAntiKomunis PDF
YANG KESIANGAN
Suar Suroso
I
Baru saja Francis Fukuyama menampilkan ramalannya tentang masa depan sejarah.
Ditegaskannya, Marxisme sudah mati bertahun-tahun yang lalu. Harapannya
digantungkan pada demokrasi liberal yang akan menyelamatkan klas menengah dari
kemerosotannya. Dan Fukuyama jadi pemuja klas menengah. Menurut Fukuyama,
satu-satunya tantangan paling serius terhadap demokrasi liberal di dunia sekarang ini
datang dari Tiongkok, yang menjalankan pemerintahan otoriter digabung dengan
ekonomi pasar parsial. Fukuyama mengakui, kini banyak kalangan mengagumi sistim
yang diberlakukan di Tiongkok, terutama semenjak terjadinya krisis moneter dunia.
Tapi model Tiongkok ini tak akan menjadi alternatif yang serius bagi demokrasi liberal.
Kaum Marxis tak akan dapat mewujudkan utopia komunisnya, karena kapitalisme yang
matang menghasilkan masyarakat klas menengah, bukan masyarakat klas buruh. Di
kala negeri-negeri maju di dunia berhasil menciptakan masyarakat klas menengah,
maka daya tarik Marxisme akan lenyap. Fukuyama menulis, bahwa hanyalah di
negeri-negeri miskin seperti Nepal, atau daerah-daerah India yang miskin dan
beberapa negeri Amerika Latin, Marxisme mempunyai daya tarik.
Di akhir abad ke-XX, burjuasi dunia bergendang paha dengan rontok dan
brantakannya Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis (URSS), disusul negara-negara
sosialis Eropa Timur. Teoretikus pembela kapitalisme, Francis Fukuyama, tampil
mencerminkan isi hati burjuasi itu dengan menerbitkan bukunya berjudul The End of
History and the Last Man .Fukuyama menulis: Tahun 1989 ulang tahun keduaratus
Revolusi Perancis dan ratifikasi Konstitusi Amerika Serikat ditandai dengan
kehancuran menentukan dari komunisme sebagai satu faktor dalam sejarah dunia.
Maka menurut Fukuyama, liberalisme sudah tak tertandingi lagi oleh komunisme,
demokrasi liberal bisa merupakan titik akhir dari evolusi ideologi umat manusia dan
merupakan bentuk terakhir dari pemerintah manusia, maka dengan demikian adalah
ujung sejarah 1). [The End of History and The Last Man, AVON BOOKS, INC., New
York, 1992 xi]
Proses gerakan penghancuran komunisme ini menurut Fukuyama dimulai dengan:
peristiwa penting: Pada awal tahun delapanpuluhan, pimpinan Partai Komunis
Tiongkok mulai mengizinkan kaum tani yang merupakan 80 persen dari penduduk
Tiongkok, untuk secara bebas menanam dan menjual makanannya sendiri. Dengan
demikian pertanian jadi didekolektivisasi, dan hubungan pasar kapitalis mulai muncul
kembali bukan hanya di pedesaan, tapi juga dalam perindustrian di kota-kota 2).[The
End of History, hal 25 26]. Yang dimaksud Fukuyama adalah peristiwa permulaan
reform ekonomi Tiongkok yang dimulai dari pedesaan, yaitu digantinya sistim Komune
Rakyat di Tiongkok dengan sistim borong menurut keluarga di bidang pertanian.
Fukuyama adalah sehaluan dengan Prof Bao Yuching dalam hal menyalahkan reform
ekonomi Tiongkok. Bahkan Fukuyama menganggap pemberian kebebasan bagi petani
Tiongkok untuk bebas bertanam dan menjual hasil tanamannya, yaitu penggantian
Komune Rakyat dengan sistim borongan keluarga dalam pertanian, adalah permulaan
proses penghancuran komunisme. Dalam kenyataan, langkah pertama dalam reform
ekonomi di Tiongkok, adalah mengadakan reform di bidang agraria. Sukses reform
ekonomi inilah yang menghasilkan Tiongkok menjadi negara ekonomi terbesar nomor
dua di dunia sesudah Amerika Serikat.
Sistim Komune Rakyat dengan kolektivisasi tingkat tinggi, yaitu digabungnya
pengelolaan perekonomian, kekuasaan pemerintahan dan pengelolaan keamanan
menjadi satu berupa Komune Rakyat. yang sudah berlangsung semenjak tahun 1960
disimpulkan tidak mengembangkan ekonomi, hingga pada tahun 1982 dirobah dengan
menjalankan sistim borong menurut keluarga. Tanah yang dimiliki dan dikelola
Komune Rakyat dibagi-bagikan kembali pada keluarga-keluarga tani. Dijalankan sistim
borong dalam berproduksi, yaitu para keluarga melakukan kontrak pemborongan
pemakaian tanah untuk berproduksi dengan bebas. Dengan antusias kaum tani
anggota Komune Rakyat menyambut perobahan ini. Dan dalam waktu cepat produksi
meningkat dengan luar biasa. Jadi peristiwa ini bukanlah permulaan dari
penghancuran komunisme, tapi adalah permulaan tumbuh pesatnya ekonomi
Tiongkok. Mekanisme pasar berhasil dimanfaatkan untuk mendorong meningkatnya
produksi. Ternyata, hubungan pasar tidaklah bersifat negatif dalam mengembangkan
tenaga produktif dan meningkatkan produksi. Reform di bidang pertanian ini adalah
pangkal suksesnya reform ekonomi Tiongkok yang mengagumkan dunia.
Fukuyama juga mencatat arti penting pencabutan Fasal 6 dari Konstitusi Uni Sovyet
yang menjamin peranan memimpin dari Partai Komunis. Ini diajukan M.S.Gorbacyov
dalam laporan politik CC PKUS dalam Kongres Nasional ke-XXVIII PKUS, 2 Juli
1990.3). [Matyerialhi XXVIII Siyezda Kommunisticeskoi Partii Sovyetskovo Soyuza,
Moskwa, Politizdat, 1990, hal. 39]. Ini berarti dilenyapkannya diktatur proletariat, yang
dibangun dari kemenangan Revolusi Oktober 1917 di bawah pimpinan Lenin. Dengan
dihapuskannya Fasal 6 Konstitusi itu, bermunculan sejumlah partai non-komunis di Uni
Sovyet, dan tampil berkuasa di sejumlah Republik Sovyet. Tanpa melakukan
pembelaan akan kejayaan sosialisme Uni Sovyet di masa lampau, bahkan menegasi
sistim sosialis dengan negara diktatur proletariat yang sudah berjaya selama 70 tahun,
Gorbacyov mengajukan bahwa tujuan perestroika adalah membangun sosialisme
yang berperi kemanusiaan dan demokratis 4).[Idem, hal 37.]
Fukuyama menulis: Yang paling penting adalah terpilihnya Boris Yeltsin jadi Presiden
Republik Russia pada musim semi 1990, yang dengan sejumlah besar pendukungnya
dalam Parlemen Russia keluar dari Partai Komunis. Mereka mulai mendukung
direstorasinya hak milik pribadi dan pasar 5) [The End of History., hal. 27]. Bendera
merah berpaluarit dikerek turun dari puncak menara Kremlin. URSS lenyap dari peta
perpolitikan dunia. Maka dalam pedato kenegaraannya awal 1992, Presiden
George.Bush memproklamirkan Perang Dingin sudah usai. Komunisme sudah
mampus. Dan kita menang ! 6) [Suar Suroso; Bung Karno Korban Perang Dingin, 472
halaman, Hasta Mitra, 2008, dengan pengantar Joesoef Isak, hal. 1]. .
Satu dasawarsa kemudian, tahun 2008, dunia dilanda krisis moneter kapitalis yang
paling dahsyat dalam sejarah. Negara yang menjadi tokoh penyelenggara demokrasi
liberal, yang dipuja Fukuyama, Amerika Serikat menjadi pangkal meledaknya krisis
moneter kapitalis. Justru pada saat itu, Tiongkok yang menjalankan sistim sosialis,
bukan menjalankan demokrasi liberal, tampil sebagai negara yang bebas dari krisis
moneter. Bahkan maju melompat, dengan kenaikan tahunan GNP rata-rata 10%
semenjak dilakukannya reform dan politik pintu terbuka awal tahun 1980. Dari negeri
miskin terbelakang di pertengahan abad ke-XX, Tiongkok tampil menjadi negara
terbesar kedua di bidang ekonomi, mengungguli Jepang dan berada di bawah Amerika.
Kenyataan ini dengan gamblang membantah pandangan Prof Bao Yuching, yang
meramalkan, bahwa dengan reform dan politik pintu terbuka, Tiongkok akan jadi
tergantung pada luarnegeri di bidang moneter dan pengetahuan tekhnik..Dalam tempo
tiga dasawarsa melakukan reform, ternyata Tiongkok telah jadi pemilik valuta asing
terbesar di dunia, memberi bantuan keuangan bagi berbagai negeri dengan jumlah
lebih besar dari yang diberikan IMF pada akhir 2011. Jika dollar kian terkulai, merosot
nilainya, mata uang Tiongkok Ren Min Bi kian mencuat, menjurus jadi mata uang
internasional. Dan di bidang tekhnologi Tiongkok bukan saja tidak tergantung pada
luarnegeri, bahkan menyumbang bagi kemajuan tekhnologi dunia. Baru saja, Bill
Richardson, mantan Menteri Energi Amerika Serikat, dalam wawancaranya kepaca
CCTV menyatakan, bahwa di bidang ilmu tekhnologi untuk memanfaatkan energi
Narodisme (gerakan sosial-politik kaum intelektual borjuis kecil pada paro kedua abad ke-19 di Rusia,
yang mengidealisasi komune tani dan mengingkari peranan memimpin dari klas buruh. Kaum
Narodnik adalah pengikut Narodisme.) Pent.
Jalan perjuangan melawan tsarisme yang dipilih oleh kaum Narodnik, yaitu dengan
membunuh orang-seorang, dengan terorisme perseorangan, adalah salah dan
merugikan revolusi. Politik tsarisme perseorangan bertolak dari teori Narodnik yang
keliru, yaitu teori PAHLAWAN aktif dan GEROMBOLAN ORANG, yang pasif yang
menunggu-nunggu tindakan gagah berani PAHLAWAN. Teori palsu ini mengatakan
bahwa hanya individu-individu terkemuka sajalah yang membikin sejarah, sedang
massa, Rakyat, klas, GEROMBOLAN ORANG, sebagaimana disebut oleh
penulis-penulis Narodnik secara menghina, tidak mampu bertindak secara sadar,
secara terorganisasi, hanya bisa mengikuti PAHLAWAN secara membuta. Karena itu
kaum Narodnik menolak pekerjaan revolusioner massal di kalangan kaum tani dan
klas buruh dan beralih ke terorisme perseorangan. Kaum Narodnik memaksa salah
seorang revolusioner terbesar pada saat itu, Stepan Khalturin, supaya menghentikan
pekerjaan mengorganisasi serikat buruh revolusioner dan mengabdikan diri
sepenuhnya kepada terorisme.
Kaum Narodnik mengalihkan perhatian kaum pekerja dari perjuangan melawan klas
penghisap dengan pembunuhan atas wakil-wakil orang seorang dari klas itu yang tidak
menguntungkan revolusi. Mereka merintangi perkembangan inisiatif dan keaktifan
revolusioner klas buruh dan kaum tani.
Kaum Narodnik mencegah klas buruh memahami peranan memimpinya dalam
revolusi dan menghambat terciptanya partai klas buruh yang berdiri sendiri.
Walaupun organisasi rahasia kaum Narodnik telah dihancurkan oleh pemerintah Tsar,
pandangan-pandangan Narodnik masih terus bertahan untuk waktu yang lama di
kalangan kaum intelektual yang bersemangat revolsuioner. Kaum Narodnik yang
masih tinggal menentang keras penyebaran Marxisme di Rusia, merintangi
pengorganisasian klas buruh.
Oleh karena itu Marxisme di Rusia bisa tumbuh dan menjadi kuat hanya dengan
perjuangan melawan Narodisme.
Grup PEMBEBASAN KERJA mengembangkan perjuangan melawan pandanganpandangan salah kaum Narodnik serta cara perjuangan mereka itu bagi gerakan
buruh.
Dalama karya-karyanya yang ditujukan untuk menentang kaum Narodnik, Plekahanov
Yang mempunyai arti yang istimewa pentingnya ialah bukunya TENTANG MASALAH
PERKEMBANGAN PANDANGAN MONISTIK MENGENAI SEJARAH, yang diterbitkan
pada tahun 1895. Lenin menunjukkan bahwa dengan buku ini telah dididik satu
genarasi kaum Marxis Rusia (Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia, Jilid 14, hlm.
347).
Dalam karya-karyanya yang ditujukan untuk menantang kaum Narodnik, Plekahanov
menunjukkan bahwa adalah bodoh mengajukan pertanyaan seperti yang diajukan oleh
kaum Narodnik: apakah kapitalisme mesti berkembang di Rusia atau tidak? Soalnya,
kata Plekhanov, seraya membuktikannya dengan fakta-fakta, ialah bahwa Rusia
sudah memasuki jalan perkembangan kapitalis, dan bahwa tidak ada kekuatan yang
bisa membelokkan dari jalan ini.
Tugas kaum revolusioner bukanlah menahan perkembangan kapitalisme di Rusia- itu
bagaimanapun juga tidak dapat mereka lakukan. Tugas kaum revolusioner ialah
bersandar pada kekuatan revolusioner yang perkasa yang dilahirkan oleh
perkembangan kapitalisme- pada klas buruh- mengembangkan kesadaran klasnya,
mengorganisasinya, membantunya menciptakan partai klas buruhnya sendiri.
Plekhanov juga menghancurkan pandangan salah yang pokok yang kedua dari kaum
Narodnik-- pengingkaran mereka terhadap peranan pelopor dari proletariat dalam
perjuangan revolusioner. Kaum Narodnik memandang munculnya proletariat di Rusia
sebagai suatu jenis BENCANA SEJARAH, menulis tentang BISUL PROLETARISME.
Plekhanov, dengan membela ajaran Marxisme dan dapat diterapkannya ajaran itu
sepenuhnya di Rusia, menunjukkan bahwa kendatipun jumlah yang lebih besar dari
kaum tani dan jumlah yang relatif kecil dari proletariat-- tetapi justru pada proletariat
dan pada pertumbuhannya kaum revolusioner harus meletakkan harapannya yang
pokok.
Mengapa justru pada proletariat?
Sebab proletariat, walupun sekarang jumlahnya kecil, adalah klas pekerja yang
berhubungan dengan bentuk ekonomi yang paling maju, dengan produksi
besar-besaran, dan mengingat hal itu mempunyai hari depan yang besar.
Sebab proletariat, sebagai klas, tumbuh dari tahun ke tahun, berkembang di bidang
politik, mudah diorganisasi karena syarat-syarat kerja dalam produksi besar-besaran
dan paling revolusioner karena kedudukan proletarnya, sebab dalam revolusi ia tak
akan kehilangan suatu apapun kecuali belenggunya.