Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BBLR
(BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
Disusun Oleh:
Andi Amalia Nefyanti
1410029033
PEMBIMBING:
dr. Khairul Nuryanto, M.Kes
Veronika Hinum, SKM, MM
dr. Kasiman
lemah, kapasitas perutnya pun kecil sehingga cadangan nutrisi terbatas. (Bobak,
2004; Elizabeth et.al, 2013)
Keluarga khususnya ibu memiliki peran penting dalam merawat dan
mengasuh bayinya dengan baik. Bang, et al (2005) menyatakan bahwa perawatan ibu
pada bayi BBLR sangat berdampak pada kualitas dan pertahanan hidup BBLR dan
bila ibu tidak melakukan perawatan dengan baik maka akan berdampak pada angka
kejadian infeksi malnutrisi dan kematian pada bayi BBLR. masih banyak para ibu
yang belum bisa merawat bayinya dengan baik, sehingga banyak bayi BBLR yang
tidak terselamatkan disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan
bayi BBLR. Penatalaksanaan bayi BBLR perlu di dukung dengan pengetahuan yang
baik, dari pengetahuan ini akan menunjang terhadap pemberian penatalaksanaan yang
berkualitas dan aman terhadap bayi BBLR. (Girsang, 2009).
1.2.
Tujuan
Penyusunan laporan kedokteran keluarga tentang BBLR ini bertujuan untuk
BAB 2
LAPORAN KASUS
3
2.1 Identitas
2.1.1 Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 17 Juni 2016
Umur
: 10 hari
Alamat
Status keluarga
: Tn. TA
Umur
: 31 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Nelayan
Pend. Terakhir
: SMP
: Ny. SR
Umur
: 30 tahun
Alamat
Pekerjaan
Pend. Terakhir
: SD
Anamnesis dilakukan pada tanggal 27 Juni 2016 Februari 2016 dengan ayah
dan ibu kandung pasien di Puskesmas Palaran dan rumah pasien.
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Berat badan lahir rendah
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu membawa bayinya ke puskesmas untuk kontrol. Bayi lahir 10 hari yang
lalu dengan berat badan 1.500 gr. Bayi lahir di atas kapal ditolong oleh suami.
Setelah lahir, bayi menangis kuat namun setelah terkena cipratan air diatas kapal, bayi
menjadi biru dan tangisannya hanya seperti merintih. Ayah pasien menepi dan
membawa bayi ke bidan terdekat lalu dilakukan pemotongan tali pusat, setelah itu
bayi dirujuk ke RS karna biru dan tangisannya tidak kuat. Bayi dirawat di RSUD
AWS selama 5 hari lalu diperbolehkan pulang. Selama 10 hari berat bayi bertambah
100 gr. Dalam sehari bayi hanya meminum ASI 3 sampai 4 kali. Ibu hanya
memberikan susu ketika bayi menangis, jika bayi tidur ibu tidak tega untuk
membangunkan bayi dan memberikan ASI. Saat membawa pasien ke posyandu ibu
tidak memakaikan penutup kepala maupun sarung tangan pada bayinya. Ibu mengaku
belum dapat penjelasan dan belum mengetahui cara merawat bayinya dengan baik
dan benar.
Riwayat Kehamilan Ibu
Kehamilan ini adalah kehamilan ke dua ibu, selama hamil ibu hanya
memeriksakan kehamilannya sebanyak 1 kali. Ibu tidak pernah di USG saat hamil.
Ibu tidak rutin mengkonsumsi vitamin dan obat penambah darah. Ibu tidak
mengkonsumsi obat-obatan lain selain yang diberikan bidan. Ibu tidak menderita
penyakit saat kehamilan. Mual (-), muntah (-), riwayat trauma (-). Ibu makan 3x
sehari selama hamil. Berat badan ibu selama hamil bertambah 7 kg. Ibu berhubungan
seksual dengan suaminya 3 hari sebelum melahirkan.
ingin
melahirkan. Proses melahirkan ditolong oleh suami dan 30 menit setelahnya tali pusat
dipotong oleh bidan. Air ketuban tidak diketahui warnanya karena kondisi di kapal
yang gelap.
Hamil
ke
Kondisi
Jenis
Jenis
saat
Kelamin
Persalin
Usia
BB/TB
Laki-laki
an
Spontan
6 thn
2400 gr/?
10
1500 gr/ 47
hari
cm
Lahir
Aterm
Penolo
ng
Dukun
(2009)
2
Preterm
(2016)
Perempu
an
Spontan
Suami
Pola nutrisi : Ibu memberikan ASI 3-4x sehari ketika bayi lapar
Pola istirahat : Bayi selalu tidur dan hanya bangun ketika lapar
Personal hygiene : Ibu memandikan bayi setiap pagi dan sore menggunakan air
dingin
Kesimpulan klasifikasi bayi menurut Lubchenco : Neonatus kurang bulan (KB) sesuai
masa kehamilan (SMK)
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 27 Juni 2016
Tanda Vital
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Temperatur
Berat badan
: 1600 gram
Panjang Badan
: 47 cm
Lingkar kepala
: 28 cm
Lingkar dada
: 25 cm
1. Kulit
o Kulit terlihat tipis dan jaringan lemak dibawah kulit
tipis
o Tidak sianosis
2. Kepala
o Ubun ubun teraba dan tidak cekung
o Tidak ada tanda trauma kelahiran
o Tidak ada kelainan kongenital
3. Wajah
o Simetris
o Tidak ada kelainan wajah yang khas
o Tidak ada kelainan wajah akibat trauma lahir
4. Mata
o Anemis (-/-)
o Ikterik (-/-)
o Jumlahnya 2 sepasang
o Kornea tidak keruh
o Tidak didapatkan trauma
5. Telinga
o Sekret (-)
o Jumlahnya 2
o Daun telinga elastis
6. Hidung
o Tidak terdapat sekret
o Tidak ada pernafasan cuping hidung
7. Mulut
o Sianosis (-)
o Bibir simetris
o Langit langit utuh
8. Leher
o Trakea teraba ditengah
o Tidak ada pembesaran KGB
9. Dada
o Pergerakan dinding dada bersama dinding perut saat
bernafas
o Retraksi (-)
10. Payudara
o Tampak areola berbintil kecil
o Tidak ada tanda peradangan
11. Paru
o Rhonki (-/-)
o Wheezing (-/-)
o Fekuensi nafas 45x/menit
12. Kardiovaskular
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status perkawinan
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap
Pekerjaan
1
2
Anggota
Keluarga
Tn. TA
Ny. SR
31 thn
30 thn
Nelayan
IRT
Hub.
Klrg
Ayah
Ibu
Tn. AR
25 thn
Ojek
Paman
Ny. B
65 thn
IRT
Nenek
An. J
6 thn
Pelajar
Anak
An. SR
(Pasien)
10
hari
Anak
No
Stt.
Nikah
Menikah
Menikah
Belum
Menikah
Menikah
Belum
Menikah
Belum
Menikah
Serumah
Ya
Tdk Kdg
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
2.5.3 Genogram
10
Keterangan:
Laki-laki hidup
Perempuan hidup
Laki-laki meninggal
Perempuan meninggal
Pasien
Tinggal serumah
2.5.4 Status Fisik, Sosial, Ekonomi, Keluarga Dan Lingkungan
No
Ekonomi Keluarga
Keterangan
1
2
3
Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan
4
5
7 x 15 meter
4 x 12 meter
Rumah
berupa
rumah
kontrakan, terdiri dari 1 lantai,
3 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang
tamu, 1 WC
450 watt
perbulan
Bahan
makanan:
Beras,
bahan
makanan:
Perilaku Kesehatan
1
2
Pelayanan promotif/preventif
Puskesmas
Pemeliharaan kesehatan anggota Puskesmas
keluarga lain
Pelayanan pengobatan
Puskesmas
11
4
No
Jamkesda
Anggota keluarga
2.
No
Pasien
Aktivitas Keluarga
Aktivitas fisik
a. Ayah
Bekerja
sebagai
nelayan.
c. Anak ke 1
Aktivitas mental
No
Lingkungan
Sosial
Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas
Luas tanah
Luas bangunan
Jenis dinding
Jenis lantai
Sumber penerangan utama
Sarana MCK
12
Pernyataan
Hampir
Selalu (2)
Kadang
Kadang
(1)
Hampir
tidak
pernah (0)
Adaptasi
10
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan
fungsi keluarga sehat
13
Indikator Pertanyaan
A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
Ada
yang
memiliki
kebiasaan merokok
2
Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan
3
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap
4
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
5
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
keluarga
memiliki
kebiasaan sarapan pagi?
6
7
Jawaban
Ya
Tidak
Keterangan
Pasien
diimunisasi
belum
Penimbangan
posyandu
di
Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh
anggota
memiliki kebiasaan gosok keluarga melakukan
gigi menggunakan odol
kebiasaan menggosok
gigi
9
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh
anggota
melakukan aktivitas fisik keluarga
jarang
atau olah raga teratur
melakukan olahraga
B. Lingkungan Sehat
1
Jamban
14
Rumah memiliki
buah kloset (WC)
Terdapat
banyak
jentik-jentik di tempat
penampungan
air
pasien
Rumah
terlihat
bersih/bebas sampah
dan tersedia tempat
sampah
didalam/diluar rumah
Lingkungan
yang
bersih tidak ada air
limbah
yang
menggenang
Ventilasi
Apakah ada pertukaran Ukuran ventilasi lebih
udara didalam rumah
kurang 1/10 luas
lantai
untuk
tiap
ruangan
6
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian Pengukuran
rumah dengan jumlah kepadatan dimana 1
anggota keluarga?
orang
penghuni
membutuhkan 2x2x2
meter
7
Lantai
Apakah lantai bukan dari Seluruh lantai rumah
tanah?
terbuat dari kayu
C. Indikator tambahan
1
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 Hingga saat ini bayi
bulan hanya mendapat ASI masih mendapat ASI
saja sejak lahir sampai 6 ekslusif
bulan
2
Konsumsi buah
dan
sayur
Semua
anggota
Apakah dalam 1 minggu keluarga
terakhir anggota keluarga mengkonsumsi buah
15
12
Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 12 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk
dalam klasifikasi SEHAT III.
2.5.7 Resume Faktor Risiko Lingkungan Keluarga
Faktor Resiko
Biologi
BBLR
pada
persalinannya
yang
pertama
Psiko-sosioekonomi
Perilaku Kesehatan
16
Status lingkungan
Diagnosa keluarga
Sebuah keluarga Tn. TA terdiri dari 4 orang anggota keluarga inti dengan 1
anggota keluarga menderita BBLR dengan kelahiran preterm. Secara umum,
keluarga ini menempati rumah memiliki kesadaran PHBS yang baik, dan fungsi
keluarga sehat yang baik.
Masalah
Kesehatan
Pengobatan
Tindakan Medis
BBLR
Farmakologis:
Non-farmakologis :
17
(-)
Untuk
kehamilan
selanjutnya
disarankan
untuk
melakukan
pemeriksaan
kehamilan
diri
selama
ditolong
oleh
tenaga kesehatan
Edukasi mengenai kondisi
bayi
BBLR
komplikasi
jangka
dan
meliputi
masalah
panjang
yang
BBLR
Edukasi
mengenai
ASI
dan
tanda
suhu
bagaimana
cara
melakukannya
Menyarankan ibu
untuk
bayi
Edukasi mengenai tanda-
18
tanda
dan
pencegahan
infeksi
19
Mandala of Health
Mandala of Health
2.5.10 Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah Dalam KeluargaGAYA HIDUP
No
Masalah Yang
Dihadapi
PASIEN
Bayi lahir dengan berat badan 1.500 gr
Lahir pada usia kehamilan 31-32 mg
Riwayat asfiksia (+)
Risiko mengalami hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindroma gawat nafas dan inf
PERILAKU KESEHATAN
PELAYANAN KES.
-Hanya memberikan ASI 3-4x sehar
Jarak rumah-pusat pelayanan kesehatan: 15 menit, ditempuh dengan kendaraan roda 2
-Tidak
membiasakan
mencuci tangan sebelum dan sesu
Jaminan kesehatan pasien : Tidak ada
- Memandikan bayi 2 kali sehari dengan air dingin dan sering tidak memak
20
1.
BBLR
dengan
cara
meletakkan
bayi
21
Klasifikasi Skor:
Skor 1 : Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi.
Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan); penyelesaian masalah dilakukan
sepenuhnyaoleh provider.
Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan
sebagian besar provider.
Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider.
Skor 5 :Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga.
22
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien By. SR 10 hari dengan keluhan berat badan lahir rendah. Bayi lahir dengan berat
badan 1500 gr dan selama 10 hari bertambah menjadi 1600 gr. Bayi lahir prematur pada usia kehamilan 31-32 minggu. Lahir
ditolong oleh ayahnya. Pada saat lahir bayi terpapar air dan udara dingin sehingga menjadi biru dan tangisannya hanya seperti
merintih. Bayi telah dirawat di RSUD AWS selama 5 hari dan telah diperbolehkan pulang. Ibu mengaku hanya memberikan ASI
3 - 4x sehari dan ibu belum mengerti tentang bayi BBLR dan cara perawatannya. BBLR bisa disebabkan oleh faktor ibu, faktor
janin maupun faktor lingkungan. Faktor ibu antara lain penyakit yang diderita ibu (malaria, anemia, TORCH), komplikasi
kehamilan (perdarahan antepartum, pre-eklampsia, eklampsia, kelahiran preterm), usia, paritas, kebiasaan seperti merokok,
konsumsi alkohol dan penggunaan narkotika. Faktor janin seperti kehamilan ganda, hidramnion dan kelainan kromosom. Faktor
lingkungan seperti sosio ekonomi yang rendah dan paparan zat-zat racun (Kosim,2008). Penyebab utama kejadian BBLR pada
pasien ini adalah karena kelahirannya yang prematur. Penyebab kelahiran prematur pada pasien ini tidak diketahui secara pasti.
Salah satu penyebabnya adalah ibu pasien tidak rutin melakukan ANC selama kehamilannya sehingga tidak diketahui adanya
penyakit sistemik-infeksi ibu hamil.
Diagnosis BBLR dengan kelahiran preterm ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pada By SR, diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat berat badan saat lahir yaitu 1500 gr. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda prematur yaitu kulit yang tipis, lemak dibawah kulit yang tipis dan labia mayor belum menutupi labia minor.
Bayi BBLR rentan mengalami hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindroma gawat
nafas, infeksi dan anemia sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan yang tepat agar pertumbuhan bayi normal (Azis,2006).
23
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi
demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet.
Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan
yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. Bayi BBLR sebaiknya diberikan ASI dengan porsi
kecil tetapi sering, tujuannya agar bayi dapat memperoleh asupan yang cukup yaitu setiap 3 jam sekali. Perhatikan cara
pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap. Tanda ASI sudah cukup yaitu BAK minimal 6 kali/ 24 jam, bayi tidur
lelap setelah pemberian ASI dan BB naik pada 7 hari pertama sbyk 20 gram/ hari. Selain itu hal yang penting untuk dilakukan
adalah mempertahankan suhu tubuh normal Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
Memandikan bayi BBLR harus dilakukan dengan cepat, segera dikeringkan lalu memakaikan pakaian dan topi. Anjurkan ibu
untuk ukur suhu tubuh secara berkala. Untuk pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan membiasakan diri mencuci tangan
sebelum memegang bayi (Poesponegoro,2005). Ayah pasien harus diedukasikan untuk berhenti merokok karena asap rokok
dapat melemahkan daya tahan tubuh bayi sehingga mudah untuk terserang penyakit. Polusi asap rokok sendiri merupakan faktor
risiko kejadian ISPA khususnya pneumonia. Edukasikan ibu untuk segera periksakan bila bayi sesak, demam, sulit minum ASI
dan kuning.
Antibodi pada bayi prematur tingkatnya lebih rendah, sehingga sangat penting bagi mereka untuk menerima vaksinasi.
Beberapa laporan menyebutkan ditemuinya kadar serokonversi yang lebih rendah pada bayi berat lahir rendah yang diimunisasi
segera setelah lahir dibandingkan dengan bayi prematur yang diimunisasi lebih lambat. Pemberian imunisasi HB pada bayi
prematur yang lahir dari ibu HBsAG negatif dan berat badan <2 kg, ditunda sampai anak keluar dari rumah sakit, yaitu sampai
berat badan anak 2 kg atau umur anak 2 bulan, diberikan bersamaan dengan imunisasi lain. Sedangkan untuk BCG, pada
24
bayi lahir dengan usia gestasi 34 minggu atau lebih dapat menerima vaksin sesaat setelah dia lahir. Bayi lahir sebelum usia
gestasi 34 minggu harus ditunda dalam pemberian BCG sampai usia gestasi mencapai 34 minggu (AAP,1997; Siregar,2001)
Ibu pasien juga memiliki riwayat persalinan BBLR sebelumnya. Ibu tidak rutin memeriksakan dirinya saat hamil dan
tidak rutin mengkonsumsi vitamin. Kedua persalinannya tidak ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga pengetahuan ibu tentang
kehamilan persalinan memang kurang. Untuk mencegah terjadinya BBLR selanjutnya maka perlu dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu
perlu di edukasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan, perawatan
diri dan perbaikan gizi selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
Perlu juga dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi
keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Pediatrics, Committee on Infectious Diseases. Recommended childhood immunization schedule-United
States, January-December 1997. Pediatrics 1997; 99:136-7.
Azis, Abdul Latief. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Kesehatan Anak, edisi III. RSU Dokter Sutomo. Surabaya
25
Bang AT, Bang RA. 2005. Low Birth Weight and Preterm Neonatus: Can they managed at home by mother and a trained village
health
worker.
Journal
of
Perinatology,
S72-S81.
Avalaible
online
at:
http://www.
26
Wong DL, Perry SE & Hockenberry MJ. (2002). Maternal Child Nursing Care 1. United State: Mosby; Hal. 610.
27
DOKUMENTASI
Pasien By. SR
Rumah Pasien Tampak Depan
28
29
Dapur
Kamar Mandi
30
31
32