METODOLOGI
PENYUSUNAN RDTR
8-1
8.1
KEDUDUKAN
RDTR DAN
PERATURAN
ZONASI
harus
menetapkan
bagian
dari
wilayah
8-2
8-3
Gambar 8.1
Kedudukan RDTR dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sumber: Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2011
8-4
PEMANFAATAN
PENGENDALIAN
Undang-undang Manajemen
Lahan
Manajemen Lahan
(Kawasan)
Peraturan, Perijinan,
Pengawasan, Penertiban,
Kelembagaan
Kegiatan Intensitas
Tata Masa Bangunan
Sarana dan Parasarana
Indikasi Program
Land Development (Persil,
Blok, Sektor)
Peraturan Zonasi :
Peraturan dan Peta Kelembagaan dan Administrasi
Sumber: Konsep Dasar Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi Wilayah Perkotaan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006
8-5
8.2
8.2.1.
FUNGSI DAN
MANFAAT RDTR
DAN PERATURAN
ZONASI
b.
c.
d.
e.
operasionalisasi
dalam
sistem
pengendalian
dan
8-6
8-7
Gambar 8.3
Skema Penyusunan RDTR
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN ANTARA
LAPORAN ANTARA
Teori Penataan
Wilayah
Pedoman/Peraturan
Tata Ruang Wilayah
Metode dan
Persiapan Survey
Substansi RDTR
Substansi Wilayah
Perencanaan
Kebutuhan RDTR
Metodologi Perencanaan
Wilayah
Landasan Hukum
Pengertian Umum
KERANGKA
ACUAN KERJA
( KAK )
Substansi
PEMAHAMAN
TERHADAP
KAK
Manfaat
Kedudukan Pedoman
Metode Pendataan
Metodologi
Metode Analisa
Tim Penyusun
Metode Perencanaan
Pendahuluan
Kajian Teori
Kajian Teori
Studi Kasus
Studi Kasus
SURVEY AWAL
ORIENTASI
DRAFT LAPORAN
PENDAHULUAN
Metodologi
Metode Pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan
Ruang Lingkup
Pendahuluan
Pembagian Tugas
Dan Kewenangan (Keahlian)
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
PENDAHULUAN
REVISI PRODUK
LAPORAN
PENDAHULUAN
Metodologi
Grand Concept
Grand Concept
Renc. Pelaksanaan
Kegiatan
Renc. Pelaksanaan
Kegiatan
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembagian Tugas
Dan Kewenangan (Waktu)
Operasional
SURVEY
PENDALAMA
WILAYAH
PERENCANAAN
Kependudukan :
- Jumlah penduduk
- Sebaran penduduk
- Umur penduduk
- Agama
- Pendidikan
- Mata pencaharian
Perekonomian :
- Data investasi
- Perdagangan dan jasa
- Industri
- Pertanian
- Perkebunan
- Perikanan
- Pariwisata
- Pendapatan daerah, dll
ANALISA
WILAYAH
PERENCANAAN
RDTR
Elaborasi penduduk
Elaborasi sektoral
Penggunaan Lahan :
- Luas fungsi lahan
- Sebaran kegiatan
- Permukiman
- Perdagangan dan jasa
- Industri
- Pariwisata
- Pertambangan
- Pertanian
- Kehutanan, dll
Prasarana - utilitas :
- Jaringan transportasi
- Jaringan air bersih
- Jaringan limbah
- Jaringan drainase
- Jaringan telekomunikasi
- Jaringan gas
- Jaringan persampahan
Pembagian ruang dalam karakter zona yang melekat atau yang akan dibentuk
sebagai upaya untuk mempermudah pola investasi, arah perkembangan,
pola pengendalian dan keserasian dan keseimbangan lingkungan.
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
Perumusan dan
Ketentuan Teknis RDTR
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
ANTARA
Konsep Rencana
Produk RDTR
REVISI PRODUK
LAPORAN
ANTARA
Penataan bangunan dan lingkungan atau dikenal dengan nama Amplop ruang
merupakan hasil analisa daya dukung lahan, daya tampung ruang dan
kekuatan investasi serta ekonomi setempat, memuat gambaran dasar penataan
pada lahan kawasan perencanaan yang selanjutnya dijabarkan dalam
pengaturan bangunan, pengaturan antar bangunan dan penataan lingkungan
fungsional sehingga tercipta lingkungan hunian yang harmonis, serasi, seimbang
aman dan nyaman
mengkaji struktur kelembagaan yang ada, fungsi dan peran lembaga, mekanisme
peran serta masyarakat, termasuk media serta jaringan untuk keterlibatan
masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian serta
pengawasan. Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
secara perseorangan atau dalam bentuk kelompok (organisasi kemasyarakatan /
LSM, organisasi keahlian / profesi, dll).
Konsep Penataan
Bangunan dan Lingkungan
(Amplop Bangunan)
Struktur Ruang
Rencana Blok
Rencana Penataan
Bangunan dan Lingkungan
(Amplop Bangunan)
Indikasi Program
Pembangunan
Pengertian
RAPERDA
KABUPATEN
BLORA
TENTANG
RDTR
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
AKHIR
REVISI PRODUK
LAPORAN
AKHIR
Zonasi
PENGENDALIAN
RDTR
Tujuan Pengendalian
Komponen Pengendalian
Manfaat
Prinsip Utama
KELEMBAGAAN
DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
Kelembagaan
Peran Serta Masyarakat
- Survey orientasi
- Pemahaman tata ruang
- Daftar pertanyaan
SUMBER
INFORMASI
(STAKEHOLDER)
KAWASAN
PERENCANAAN
RDTR
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 1
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 2
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 3
LAPORAN ANTARA
PROSES PENYUSUNAN RDTR
PERSIAPAN
SURVEY
ORIENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES ANALISA
LAPORAN AKHIR
8-8
8.3
PROSES
PENYUSUNAN
RDTR
8-9
o Metode analisis.
o Metode perencanaan.
o Metode pelaksanaan kegiatan perencanaan RDTR.
Tim Penyusun RDTR.
o Pembagian tugas dan kewenangan (keahlian).
o Pembagian waktu masa tugas dan kewenangan.
o Operasional.
c. Survey awal (survey orientasi lapangan).
d. Penyusunan laporan pendahuluan :
Pendahuluan.
Kajian teori.
Studi kasus
Gambaran umum wilayah perencanaan.
Metodologi.
Grand concept.
Rencana pelaksanaan kegiatan.
e. Pembahasan materi draft laporan pendahuluan.
Revisi materi menjadi laporan pendahuluan.
Pendahuluan.
Kajian teori.
Studi kasus
Gambaran umum wilayah perencanaan.
Metodologi.
Grand concept.
Rencana pelaksanaan kegiatan
2. Tahap penyusunan Laporan Antara.
Tahap berikutnya adalah tahap penyusunan laporan antara.
Dasar materi penyusunan laporan antara adalah revisi materi
laporan pendahuluan yang ditindaklanjuti dalam menuyusun
metode dan persiapan survey serta metode pelaksanaan
pekerjaan. Di dalam tahap penyusunan laporan antara meliputi
kegiatan sebagai berikut :
a. Survey pendalaman wilayah perencanaan :
Data fisik dasar kawasan :
o Topografi.
o Hidrologi.
8 - 10
o Geologi.
o Klimatologi.
o Oceanografi.
o Tata guna lahan.
Kependudukan :
o Jumlah penduduk.
o Sebaran penduduk.
o Umur penduduk.
o Agama.
o Pendidikan.
o Mata pencaharian.
Perekonomian :
o Data investasi.
o Perdagangan dan jasa.
o Industri.
o Pertanian
o Perkebunan
o Perikanan
o Pariwisata
o Pendapatan daerah.
o Dan lain-lain.
Penggunaan lahan :
o Luas fungsi lahan
o Sebaran kegiatan
o Permukiman
o Perdagangan dan jasa.
o Industri.
o Pariwisata.
o Pertambangan
o Pertanian
o Kehutanan.
o Dan lain-lain.
Tata bangunan dan lingkungan :
o Intensitas bangunan
o Bentuk bangunan
o Arsitektur bangunan
o Fungsi bangunan
Usulan teknis BAB 8 metodologi penyusunan RDTR
8 - 11
o Bangunan khusus
o Wajah lingkungan
o Image of the city
o Garis Sempadan Bangunan
o Konservasi.
Prasarana utilitas :
o Jaringan transportasi.
o Jaringan air bersih
o Jaringan limbah
o Jaringan drainase.
o Jaringan telekomunikasi.
o Jaringan gas.
o Jaringan persampahan.
b. Elaborasi data :
Elaborasi data kependudukan :
o Data fisik dasar kawasan.
o Data kependudukan.
o Data perekonomian.
Elaborasi data sektoral :
o Data penggunaan lahan.
o Data tata bangunan dan lingkungan.
o Data prasarana utilitas.
c. Analisa wilayah perencanaan :
Analisa struktur ruang :
o Analisa penduduk (hunian).
o Analisa fungsi dan pola ruang.
o Analisa jaringan pergerakan.
Analisa peruntukan blok :
o Analisa pembagian blok.
o Analisa peruntukan / fungsi lahan.
Analisa fasilitas umum :
o Analisa fasilitas umum dan fasilitas sosial.
o Analisa kawasan rawan bencana.
Analisa prasarana transportasi :
o Analisa angkutan jalan raya.
o Analisa angkutan kereta api.
8 - 12
8 - 13
8 - 14
o Pengendalian
pemanfaatan
ruang
melalui
pengawasan.
e. Kelembagaan dan peran serta masyarakat.
Kelembagaan.
Peran serta masyarakat :
o Manfaat.
o Prinsip utama.
o Bentuk peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
penataan ruang.
o Bentuk peran serta masyarakat dalam pemanfaatan
ruang.
o Tata cara peran serta dalam pelaksanaan peraturan
zonasi.
f. Pembahasan Draft laporan akhir.
g. Revisi materi menjadi laporan akhir.
h. Kelengkapan laporan akhir : album peta, album gambar, draft
Raperda.
8 - 15
Gambar 2
Skema Penyusunan Tahap Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN ANTARA
Teori Penataan
Wilayah
Pedoman/Peraturan
Tata Ruang Wilayah
Metode dan
Persiapan Survey
Substansi RDTR
Substansi Wilayah
Perencanaan
Kebutuhan RDTR
Metodologi Perencanaan
Wilayah
Landasan Hukum
Pengertian Umum
KERANGKA
ACUAN KERJA
( KAK )
Substansi
PEMAHAMAN
TERHADAP
KAK
Manfaat
Kedudukan Pedoman
Metode Pendataan
Pendahuluan
Pendahuluan
Kajian Teori
Kajian Teori
Studi Kasus
Studi Kasus
SURVEY AWAL
ORIENTASI
DRAFT LAPORAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
PENDAHULUAN
REVISI PRODUK
LAPORAN
PENDAHULUAN
Metodologi
Metode Analisa
Tim Penyusun
Metode Perencanaan
Metodologi
Metode Pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan
Grand Concept
Grand Concept
Renc. Pelaksanaan
Kegiatan
Renc. Pelaksanaan
Kegiatan
Ruang Lingkup
Pembagian Tugas
Dan Kewenangan (Keahlian)
Metodologi
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembagian Tugas
Dan Kewenangan (Waktu)
Operasional
- Survey orientasi
- Pemahaman tata ruang
- Daftar pertanyaan
SUMBER
INFORMASI
(STAKEHOLDER)
KAWASAN
PERENCANAAN
RDTR
SURVEY
ORIENTASI
LAPORAN PENDAHULUAN
Usulan teknis BAB 8 metodologi penyusunan RDTR
8 - 16
SURVEY
PENDALAMA
WILAYAH
PERENCANAAN
8.4
8.4.1.
TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN
PENDAHULUAN
Sebagai
arahan
bagi
masyarakat
dalam
pengisian
2.
3.
4.
5.
8 - 17
B. Fungsi Perencanaan
Adapun fungsi perencanaan detail ini adalah ;
1.
2.
Menjaga
konsistensi
pembangunan
dan
keserasian
4.
Rencana
operasional
arahan
pembangunan
kawasan
c.
2.
3.
8 - 18
4.
5.
6.
7.
2)
3)
4)
Penyusunan zonasi
5)
Kriteria
dan
faktor
perencanaan
yang
dapat
pengendalian
pembangunannya,
seperti
Ibukota
8 - 19
b.
antara
fungsi
hunian,
dengan
fungsi
b.
c.
8 - 20
2.
perencanaan,
perumusan
kebijakan
dan
strategi
pengendalian
pemanfaatan
ruang,
sebagaimana
2.
3.
4.
Inventarisasi
Elaborasi
Konsep rencana
8 - 21
5.
Tujuan
Komponen pengendalian
6.
Zonasi
Peran kelembagaan,
2.
3.
4.
5.
6.
8 - 22
8.4.2.
A. Substansi
Substabsi pendukung dalam proses penyusunan RDTR terdiri dari
berbagai sumber, yaitu :
1.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
g.
h.
Substansi RDTR.
Proses perencanaan RDTR mengikuti pedoman penyusunan
RDTR yang telah di tetapkan di dalam Peraturan Menteri PU
No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
8 - 23
B. Metodologi.
Metodologi adalah menyusun dan menentukan pola pikir dalam
melaksanakan proses perencanaan RDTR. Pola pikir ini akan
menentukan arah dan strategi dalam arah perencanaan dan
penetapan wilayah untuk di kembangkan. Di dalam metodologi
disertai dengan metode (cara) yang tepat dalam rangka mencapai
arah dan tujuan perencanaan. Metodologi meliputi :
1.
2.
3.
Metode analisa.
4.
Metode perencanaan.
5.
C. Tim Penyusun.
Tim penyusun kegiatan perencanaan RDTR di sesuaikan dengan
kebutuhan yang telah tercantuk di dalam Kerangka Kerja (KAK).
8.4.3.
8.4.4.
A. Pendahuluan.
Materi yang ada di bagian awal adalah pengertian secara umum
terhadap pentingnya dilakukan penyusunan RDTR di dalam wilayah
perencanaan, maksud, tujuan dan sasaran serta manfaat. Selain itu
8 - 24
8 - 25
F. Grand Concept.
Grand concept dapat dilakukan pada tahap awal, merupakan
kolaborasi pemahaman antara data awal (orientasi), metodologi
penyusunan RDTR dan staudi kasus yang di dalamnya terdapat
contoh visual perencanaan. Maka grand concept sangat diperlukan
untuk memberikan gambaran awal proses dan bentuk perencanaan
terhadap wilayah perencanaan.
G. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mewujudkan proses dan arah perencanaan, maka dilakukan
perencanaan mendalam terhadap langkah-langkah strategis dalam
bentuk rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana waktu,
langkah kegiatan dan pembagian tugas anggota tim perencanaan.
8 - 26
Gambar 3
Skema Penyusunan Tahap Laporan Antara
APORAN PENDAHULUAN
N
AN
N
LAPORAN ANTARA
LAPORAN ANTARA
Metode dan
Persiapan Survey
Pendahuluan
Kependudukan :
- Jumlah penduduk
- Sebaran penduduk
- Umur penduduk
- Agama
- Pendidikan
- Mata pencaharian
Perekonomian :
- Data investasi
- Perdagangan dan jasa
- Industri
- Pertanian
- Perkebunan
- Perikanan
- Pariwisata
- Pendapatan daerah, dll
Kajian Teori
Studi Kasus
REVISI PRODUK
LAPORAN
PENDAHULUAN
Metodologi
SURVEY
PENDALAMA
WILAYAH
PERENCANAAN
ANALISA
WILAYAH
PERENCANAAN
RDTR
Elaborasi penduduk
Elaborasi sektoral
Pembagian ruang dalam karakter zona yang melekat atau yang akan dibentuk
sebagai upaya untuk mempermudah pola investasi, arah perkembangan,
pola pengendalian dan keserasian dan keseimbangan lingkungan.
Renc. Pelaksanaan
Kegiatan
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan
Prasarana - utilitas :
- Jaringan transportasi
- Jaringan air bersih
- Jaringan limbah
- Jaringan drainase
- Jaringan telekomunikasi
- Jaringan gas
- Jaringan persampahan
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 1
Perumusan dan
Ketentuan Teknis RDTR
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
ANTARA
REVISI PRODUK
LAPORAN
ANTARA
Grand Concept
Penggunaan Lahan :
- Luas fungsi lahan
- Sebaran kegiatan
- Permukiman
- Perdagangan dan jasa
- Industri
- Pariwisata
- Pertambangan
- Pertanian
- Kehutanan, dll
LAPORAN AKHIR
Penataan bangunan dan lingkungan atau dikenal dengan nama Amplop ruang
merupakan hasil analisa daya dukung lahan, daya tampung ruang dan
kekuatan investasi serta ekonomi setempat, memuat gambaran dasar penataan
pada lahan kawasan perencanaan yang selanjutnya dijabarkan dalam
pengaturan bangunan, pengaturan antar bangunan dan penataan lingkungan
fungsional sehingga tercipta lingkungan hunian yang harmonis, serasi, seimbang
aman dan nyaman
mengkaji struktur kelembagaan yang ada, fungsi dan peran lembaga, mekanisme
peran serta masyarakat, termasuk media serta jaringan untuk keterlibatan
masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian serta
pengawasan. Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
secara perseorangan atau dalam bentuk kelompok (organisasi kemasyarakatan /
LSM, organisasi keahlian / profesi, dll).
Konsep Penataan
Bangunan dan Lingkungan
(Amplop Bangunan)
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 2
LAPORAN ANTARA
PROSES ANALISA
AN PENDAHULUAN
8 - 27
8.5
8.5.1.
TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN
ANTARA
2.
Pengembangan
ruang
diarahkan
untuk
8 - 28
Pengembangan
ruang
diarahkan
pula
untuk
Mobilisasi
sumber
daya
manusia;
dengan
8.5.2.
A. Tujuan
Pelaksanakan
survai
dan
pengolahan
data
adalah
untuk
2.
3.
j.
8 - 29
elektronik
(radio,
koran,
majalah,
papan
kumpulan
keinginan,
masalah,
dan
program
pembangunan;
k.
masing-masing
objek/komponen
pembentuk
ruang,
2.
3.
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
pariwisata,
5.
6.
Jaringan transportasi :
8 - 30
a)
b)
c)
d)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pengolahan sampah;
sistem
penanganan (skala
8 - 31
wilayah
administrasi
hingga
ke
batas
wilayah
Elaborasi penduduk
2.
bersangkutan,
dan
terdistribusi
menurut
blok-blok
b.
Pemanfaatan
lahan
dan
kepadatan
bangunan
bukan
sudah dapat
dirumuskan
sehingga
dapat
dirumuskan
permasalahan-
8 - 32
B. Prinsip Dasar
Metode yang dapat digunakan dalam analisis potensi dan masalah
kawasan perencanaan adalah dengan menggunakan prinsip analisis
SWOT:
1.
2.
3.
4.
berkembangnya
kawasan
perencanaan,
sehingga
Prinsip analisa
a.
Ketentuan
analisa
struktur
kawasan
perencanaan
c.
d.
2.
Komponen analisa
8 - 33
a.
b)
Komponen analisa;
b.
memperlihatkan
konsentrasi
dan
skala
Komponen analisa;
Perkembangan
pembangunan,
merupakan
Pembagian
fungsi
ruang
pengembangan,
fungsi
dan
peran
bagian-bagian
kawasan.
c.
b)
Komponen analisa;
Analisis
pelayanan
jaringan
jalan
dapat
8 - 34
Perkembangan
merupakan
pembangunan,
kebijakan
rencana
Analisis
kebutuhan
interkoneksi
dan
Prinsip analisa
Analisis peruntukan blok kawasan melakukan kajian terhadap
peruntukan dan pola ruang yang ada, dan pergeseran serta
permintaan dikemudian waktu, berdasarkan pertimbangan
distribusi penduduk, tenaga kerja, aksesibilitas, nilai dan harga
lahan, daya dukung lahan, daya dukung lingkungan, daya
dukung prasarana, dan nilai properti lainnya.
2.
Komponen analisa
a.
Pembagian Blok
a) Tujuan; membagi kawasan dalam bentuk atau
ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan
atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam blokblok peruntukan lahan, sehingga mudah dalam
alokasi investasi, pengendalian, dan pengawasan
b) Komponen analisa :
Delinasi blok;
8 - 35
Alokasi lahan;
bencana
alam,
perlindungan
pemanfaatan
yang
lebih
spesifik
dan
kekhususannya.
b.
Peruntukan Lahan
a) Tujuan; mengatur distribusi dan ukuran kegiatan
manusia dan atau kegiatan alam, yang dituangkan
dalam blok dan sub blok peruntukan lahan sehingga
tercipta ruang yang produktif dan berkelanjutan.
b) Komponen analisa :
Analisa perumahan :
o
masyarakat
(deret
dan
Kebutuhan
prasarana
dan
sarana
lingkungan.
Analisa industri;
o
Lokasi
perencanaan
pengembangan
industri;
o
agar
diteliti
dampak
kawasan
agar
yang
diteliti
belum
jenis-jenis
8 - 36
Multiplier
effect
terhadap
kegiatan
transportasi
dan
lain
sebagainya.
Kemungkinan-kemungkinan
pengembangan lokasi sentra tersier yang
belum ditetapkan secara definitive dalam
RTRW, demikian juga dengan sentra
lokal;
Multiplier
effect
terhadap
kegiatan
Analisa pariwisata;
o
dan
kemungkinan-
Potensi
tenaga
kerja
yang
ada
jenis-jenis
pengembangan
pariwisata;
o
Lingkungan;
bila
dimungkinkan
8 - 37
Pusat pemerintahan,
o
Multiplier
effect;
perkantoran
jenis
swasta
kegiatan
yang
akan
Analisa
pusat
pendidikan
dan
penelitian/Teknologi Tinggi;
o
Pengembangan
kegiatan
pusat
Potensi
tenaga
kerja
yang
ada
Lingkungan;
bila
dimungkinkan
Potensi
tenaga
kerja
yang
ada
Kajian
dampak
permukiman;
keamanan
termasuk
juga
terhadap
analisis
(udara,
transportasi
laut,
dan
daratan),
utilitas
lingkungan.
8 - 38
b.
Komponen analisa :
a)
(b)
b)
o
c)
Pusat perkantoran.
d)
Bangunan bersejarah;
Kampung budaya;
Kebutuhan
ruang
terbuka
hijau
Ruang
terbuka
hijau
dengan
binaan
8 - 39
e)
pemanfaatan
dan
pengelolaannya.
Skala;
Lingkungan,
kelurahan,
kecamatan,
(c)
c.
b.
Komponen analisa :
a)
b)
Frekuensi bencana;
c)
d)
e)
Prinsip analisa
Analisis transportasi mengatur dan menentukan kebutuhan
jaringan pergerakan dan fasilitas penunjangnya, menurut
struktur zona, blok dan sub blok peruntukan, sehingga tercipta
ruang yang lancar, aman, nyaman, dan terpadu, berdasarkan
pertimbangan distribusi penduduk, tenaga kerja, daya dukung
lahan, daya dukung lingkungan jalan, daya dukung prasarana
yang ada.
2.
Komponen analisa
a.
Tujuan
meneliti
tentang
kemungkinan
8 - 40
sampai
ke
tingkat
jalan
lokal,
dengan
Komponen analisa :
Trotoar/pedestrian,
jembatan
pengembangan
dan
penataannya.
b.
b)
Komponen analisa :
Tingkat kecelakaan
Estetika
Penata
gunaan
peruntukan
lahan
8 - 41
c.
Angkutan air;
a)
b)
pengembangan
dan
penataannya;
d.
Angkutan udara;
a)
penataan
pelabuhan
udara,
jalur
Tingkat kebisingan;
Penata
(menurut
gunaan
peruntukan
klasifikasi
zona
lahan
kawasan
bandara/KKOP).
8 - 42
Prinsip analisa
Analisis pengembangan jaringan utilitas sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan, termasuk sistem makronya.
Meneliti kemungkinan dimensi, lokasi, pemanfaatan ruang jalan
sebagai jalur distribusi, dengan mempertimbangkan topografi,
volume,
debit,
lokasi/lingkungan
perencanaan,
tingkat
pelayanan, dsb.
2.
Komponen analisa
a.
Air Minum:
a)
b)
Komponen analisa :
oleh PDAM;
Air tanah terutama melalui sumur
dangkal
dan
sumur
pompa
dangkal.
Komponen analisis:
o
Pelayanan
perkotaan
dan
perdesaan;
Sistem pelayanan yang tersedia.
o
b.
Drainase
a)
Tujuan;
pemenuhan
kebutuhan
untuk
Komponen analisis:
Kebutuhan
pengendalian
banjir
dan
genangan;
Usulan teknis BAB 8 metodologi penyusunan RDTR
8 - 43
c.
Air limbah
a)
Tujuan;
pemenuhan
kebutuhan
untuk
Komponen analisis:
d.
Persampahan
a)
Tujuan;
pemenuhan
kebutuhan
untuk
Komponen analisis:
Volume
dan
sumber
sampah
Kelistrikan
a)
sistem
pelayanan
jaringan,
dan
Komponen analisis:
8 - 44
f.
Telekomunikasi
a)
b)
Komponen analisis:
Skala pelayanan:
-
g.
Sistem jaringan :
-
Gas
a)
b)
Komponen analisis:
Sistem jaringan:
-
Jaringan utama
Jaringan distribusi
Sistem pelayanan:
-
Industri
Komersial
Prinsip Analisa
Terciptanya ruang yang akomodatif terhadap berbagai jenis
kegiatan yang direncanakan, dalam mewujudkan keserasian
dan keasrian lingkungan, dengan menetapkan intensitas
8 - 45
Komponen Analisa :
a.
b)
Komponen analisis:
dengan
luas
lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan.
perbandingan
antara
jumlah
terhadap
luas
tanah
harga lahan;
ketersediaan
dan
tingkat
dampak
atau
kebutuhan
bagi
pertamanan/penghijauan
tanah
daerah
dengan
perencanaan,
luas
dengan
indikator analisis :
o
8 - 46
besar
KTB
maksimum
Kepadatan
penduduk
bentuk, besaran,
dengan
keselamatan,
risiko
mempertimbangkan
kebakaran,
kesehatan,
8 - 47
Rumus dasar :
b)
dengan
mempertimbangkan
Kedalaman sungai;
Fasilitas
jalan
yang
ada
di
sungai/pemanfaatan lahan.
c)
Untuk
mata
air,
garis
sempadan
8 - 48
d)
bangunan
ditetapkan
mempertimbangkan
dengan
keselamatan,
risiko
bangunan
mempertimbangkan
ditetapkan
GSB,
dengan
tinggi
bangunan
yang
menyimpulkan
diperoleh
pokok
haruslah
persoalan
dapat
dalam
pertumbuhan,
kampong
budaya,
urban
serta
heritage,
pelestarian
kawasan;
kawasan
permukiman,
kawasan
pengendalian
8 - 49
kawasan
pelestarian,
Prinsip Analisa
Analisis kelembagaan dan peran serta masyarakat, dengan
mengkaji struktur kelembagaan yang ada, fungsi dan peran
lembaga, meknisme peran serta masyarakat, termasuk media
serta jaringan untuk keterlibatan masyarakat dalam proses
perencanaan,
pemanfaatan,
dan
pengendalian
serta
(organisasi
kemasyarakatan/LSM,
organisasi
b.
c.
Adanya
sistem
monitoring,
evaluasi
dan
Terbuka
kemungkinan
untuk
mengajukan
8 - 50
2.
Komponen analisa :
a.
b.
c.
d.
8.5.4.
Tujuan
Menghasilkan ruang hidup yang fleksible dan dinamis, dengan
tetap mempertahankan karakter kawasan, dengan cara ;
a.
b.
c.
Memadukan
komponen-komponen
rencana
yang
berpengaruh;
d.
2.
3.
8 - 51
4.
Kriteria:
a.
b)
c)
b.
b)
c.
b)
c)
d)
5.
b.
suatu gagasan
blok,
sub
blok
atau
unit
lingkungan
8 - 52
8 - 53
Gambar 4
Skema Penyusunan Tahap Laporan Akhir
LAPORAN ANTARA
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
ANTARA
Konsep Rencana
Produk RDTR
REVISI PRODUK
LAPORAN
ANTARA
Konsep Penataan
Bangunan dan Lingkungan
(Amplop Bangunan)
Tujuan Pengembangan
Struktur Ruang
Rencana Blok
Rencana Penataan
Bangunan dan Lingkungan
(Amplop Bangunan)
Indikasi Program
Pembangunan
Pengertian
RAPERDA
RAPERDA
KABUPATEN
KABUPATEN
KENDAL
KENDAL
TENTANG
TENTANG
RDTR
RDTR
PEMBAHASAN
DRAFT LAPORAN
AKHIR
REVISI PRODUK
LAPORAN
AKHIR
Zonasi
PENGENDALIAN
RDTR
Tujuan Pengendalian
Komponen Pengendalian
Manfaat
Prinsip Utama
KELEMBAGAAN
DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
Kelembagaan
ri analisis RDTR
- Verifikasi data
bangan wilayah
nsi dan masalah
pembangunan
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 2
FOCUS GROUP
DISCUSSION
( FGD )
KE 3
LAPORAN ANTARA
LAPORAN AKHIR
Usulan teknis BAB 8 metodologi penyusunan RDTR
8 - 54
8.6
8.6.1.
TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN AKHIR /
RENCANA
Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan kota dirumuskan sesuai dengan karakter
kota yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Tujuan juga telah
mempertimbangkan urgensi permasalahan ruang kota yang harus
segera disusun pengendalian pelaksanaan pembangunannya.
8 - 55
b)
b)
b)
penduduk
diklasifikasikan
menurut
tingkat
kepadatan.
a. Jumlah penduduk diatur menurut struktur penduduk
menurut ukuran keluarga, umur, pendidikan, agama, dan
mata pencaharian.
b. Bila tidak diatur sebelumnya, kepadatan penduduk dapat
diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas yaitu :
Kepadatan tinggi :
Kepadatan sedang :
Kepadatan rendah :
b. Struktur Ruang
Muatan struktur disusun menurut simpul dan sentra kegiatan dari
fungsi ruang, dan dirinci menurut blok-blok perencanaan. Faktor
pembentuk utama struktur ruang perencanaan dapat berupa :
struktur zona perencanaan, struktur pelayanan kegiatan dan
sistem jaringan pergerakan, dan sistem utilitas. Struktur ruang
perencanaan merupakan jenjang fungsi dan peran ruang yang
melekat pada kawasan atau yang akan dicapai dalam
pengembangan ruang tersebut.
8 - 56
1. Tujuan
Struktur
ruang
perencanaan
merupakan
komponen
b)
peruntukan
lahan
menurut
jenis
pemanfaatan;
c)
dukung
dan
karakter
kawasan,
serta
b)
Keseimbangan
kawasan
perencanaan
dengan
kawasan sekitar;
b)
8 - 57
c)
pengembangan
kawasan
yang
terkait
dengan
Zona
utama;
pemanfaatan
lahan
merupakan
yang
menunjang
dan
memperkuat
yang
melengkapi
fungsi
kawasan:
Zona
utama;
pemanfaatan
lahan
merupakan
8 - 58
c)
c. Rencana Blok
1. Tujuan
Dasar pertimbangan dalam penetapan unit blok perencanaan
didasarkan atas perencanaan pembagian lahan dalam
kawasan menjadi blok dan jalan, di mana blok terdiri atas unit
lingkungan dengan konfigurasi tertentu.
2. Kriteria Pengaturan blok :
a. Menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan
manusia dan atau kegiatan alam;
b. Setiap blok memiliki kesamaan fungsi dan karakteristik
yang akan dibentuk;
c. Memiliki homogenitas pemanfaatan ruang dan kesamaan
karakteristik serta kemungkinan pengembangannya (unit
lingkungan);
d. Kebutuhan pemilahan dan strategi pengembangannya;
e. Secara fisik : mengikuti morfologi blok, pola/pattern dan
ukuran blok, kemudahan implementasi dan prioritas
strategi;
f. Pertimbangan lingkungan : keseimbangan dengan daya
dukung lingkungan, dan perwujudan sistem ekologi;
g. Tercipta peningkatan kualitas lingkungan kegiatan yang
aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berwawasan
ekologis (ruang terbuka dan tata hijau);
3. Ukuran blok dan sub blok :
a. Ukuran terkecil 100 M X 100 M; dibatasi oleh dua jalan
lokal atau lingkungan.
b. Ukuran sedang 200 M X 100 M; dibatasi oleh dua jalan
lokal.
c. Ukuran besar 500 M X 200 M; dibatasi oleh dua jalan
kolektor.
d. Ukuran sub blok, minimal 50 M X 50 M; dibatasi oleh dua
jalan lingkungan/setapak.
8 - 59
pelayanan
kegiatan
merupakan
komponen
b)
dukung
dan
karakter
kawasan,
serta
b)
dukung
dan
karakter
kawasan,
serta
8 - 60
b)
Keseimbangan,
keterkaitan
dan
keterpaduan
c)
d)
b)
c)
samudera,
taman
parkir,
kantor
8 - 61
d)
e)
b)
c)
d)
e)
b)
c)
d)
e)
8 - 62
pelayanan
jaringan
pergerakan
merupakan
(terminal,
station,
pelabuhan,
dermaga,
b)
Mobilitas publik
(a) Peningkatan kaitan antar sistem sirkulasi pada
kawasan perencanaan dengan sistem sirkulasi
kawasan sekitar;
(b) Penciptaan sistem sirkulasi yang mudah
diakses sebesar-besarnya oleh publik termasuk
penyandang cacat dan lanjut usia (difabel),
sehingga memperkaya karakter dan integrasi
sosial para pemakainya;
8 - 63
Aksesibilitas
(a) Perencanaan kawasan yang mengintegrasikan
sirkulasi eksternal dan internal dari/ke/di dalam
kawasan/blok atau subblok;
(b) Penciptaan
kawasan
yang
mewadahi
b)
Estetika,
citra
dan
karakter,
melalui:
(i)
keselamatan
pejalan
kaki
dengan
hubungan
fungsional
antar
8 - 64
kemungkinan
desain
jalur
d)
dan
rancang
penataan
ruang
dapat
berbagai
elemen
didasarkan
pada
sistem
jaringan
lokal
(Kepmen
No.
375/KPTS/2004).
b. Kriteria rencana:
a) Rencana jalan menurut fungsinya : jalan arteri,
kolektor, lokal dan lingkungan;
b) Keterpaduan dengan lingkungannya;
c) Jalan dapat memberikan sumbangan postif
kepada corak lokasinya;
d) Jalan hendaknya memaksimalkan manfaat sosial
dan ekonomi;
e) Jalan hendaknya dapat memperbaiki kualitas
lanskap dan sistem ekologi;
8 - 65
jalan
yang
didesain
dapat
dipertahankan;
g) Penyediaan persilangan-persilangan yang aman
bagi para pejalan kaki;
h) Penyediaan jalan-jalan setapak yang cukup lebar
dan nyaman bagi para pejalan kaki;
i) Penyediaan jalan-jalan bagi akses lokal dan
untuk memarkir kendaraan;
j) Menyesuaikan letak georafis dan visual dimana
warisan budaya dan lingkungan budaya berada;
k) Mengembangkan cara-cara alternative untuk
melindungi keseluruhan, meliputi lokasi dan
pembentukan
rute,
lanskap,
dan
disain
lingkungan binaan;
l) Memaksimalkan potensi kepariwisataan suatu
daerah warisan budaya atau objek warisan
budaya melalui bentang jalan (streetscape) yang
memperkuat arti penting budaya dari daerah
warisan budaya dan objek warisan budaya.
c. Komponen rencana :
Selanjutnya, unsur lain yang sangat berpengaruh
dalam perencanaan dan penataan jalan daerah atau
kawasan adalah :
a)
tahap
disain
pengolahan
lanskap
c)
sekunder
(jumlah
lajur,
daerah
8 - 66
pengawasan
jalan,
daerah
milik
jalan,
persimpangan utama);
d)
e)
B.
Dapat
disediakan
tempat
penyeberangan
Dapat
disediakan
tempat
penyeberangan
Persimpangan
dirancang
berdasarkan
pertimbangan teknis :
(a) Tingkat antrian dan tundaan;
(b) Penggunaan lahan;
(c) Manajemen lalu lintas.
b)
Persimpangan
dirancang
berdasarkan
dengan
adapt
istiadat
setempat;
c)
8 - 67
(b) Taman.
d)
c. Parkir
Pada umumnya beberapa tempat parkir di jalan dan
di luar jalan harus disediakan untuk jalan dalam
banyak tata letak. Penyediaan tempat parkir harus
ditentukan
sebagai
sebuah
komponen
dari
b)
kendaraan
angkutan
antarkota
umum
dalam
untuk
propinsi,
kendaraan
angkutan
antarkota
umum
dalam
untuk
propinsi,
8 - 68
angkutan
kota
dan/atau
angkutan
pedesaan;
3)
kendaraan
umum
untuk
penumpang
harus
memperhatikan:
Rencana kebutuhan lokasi simpul
yang merupakan bagian dari rencana
umum jaringan transportasi jalan;
Rencana umum tata ruang;
Kepadatan lalu lintas dan kapasitas
jalan di sekitar terminal.
Keterpaduan moda transportasi : intra
maupun antar moda;
Kondisi topografi, lokasi terminal;
Kelestarian lingkungan.
Persyaratan lokasi pembangunan terminal
1) Luas Terminal Penumpang
Untuk masing-masing type terminal
memiliki luas berbeda, tergantung
wilayah dan type nya dengan
ketentuan ukuran minimal :
Untuk terminal tipe A di Pulau
Jawa dan Sumatera seluas 5 Ha
dan di pulau lainnya seluas 3 Ha;
Untuk terminal penumpang tipe B
di Pulau Jawa 3 Ha dan di pulau
lainnya 2 Ha;
Untuk terminal penumpang tipe C
tergantung kebutuhan.
2) Akses
Akses jalan masuk dari jalan umum ke
terminal berjarak minimal
8 - 69
pelayanan
angkutan
kereta
api
b)
c)
b. Kriteria
Prasyarat penataan jalan rel yang masuk kedalam
pusat permukiman, adalah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a)
8 - 70
c)
harus
dapat
menjadi
kriteria
perbaikan
b)
Penataan Stasiun
Penataan lokasi stasiun penumpang harus
memperhatikan:
(a) Rencana umum tata ruang;
(b) Berada pada jaringan primer atau arteri
sekunder;
(c) Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan
di sekitar stasiun;
(d) Keterpaduan moda transportasi baik: intra
maupun antar moda;
(e) Kondisi topografi lokasi terminal;
(f)
8 - 71
D.
lokasian
prasarana
dan
sarana
pendukung;
c) Penataan pergerakan kendaraan antar moda di
kawasan pelabuhan atau dermaga;
d) Jalur pelayaran laut, sungai, danau dan
penyeberangan.
E.
8 - 72
lokasian
prasarana
dan
sarana
pendukung.
c) Penataan pergerakan kendaraan antar moda di
kawasan bandar udara, termasuk jalan akses.
d) Pengaturan jalur penerbangan.
e) Parkir
8.6.1.3. Rencana Sistem Jaringan Utilitas
Rencana sistem jaringan utilitas meliputi materi yang direncanakan
dan materi yang diatur. Materi yang diatur meliputi semua sistem
jaringan makro/pengumpul, dan sistem jaringan sekunder (jalur
distribusi); sedangkan materi yang direncanakan meliputi jaringan
distribusi ke konsumen/blok peruntukan. (SNI. 03-2850-1992).
1. Tujuan
Struktur pelayanan jaringan utilitas merupakan komponen
perencanaan yang bertujuan mendistribusikan jenis pelayanan
jaringan dan sarana utilitas ke suluruh kawasan dan sub
kawasan secara berjenjang, sehingga tercipta kualitas hunian
dan kehidupan yang baik dan produktif.
2. Materi yang diatur
Sistem jaringan utilitas dalam kawasan disesuaikan dengan
sistem jaringan makro, sedangkan pada sistem jaringan distribusi
ke konsumen diatur menurut dimensi, kapasitas dan intensitas
sesuai dengan daya dukung penduduk, morfologi kawasan,
kondisi fisik lahan, sosial ekonomi, dan pola jaringan utilitas
hingga akhir tahun perencanaan.
3. Kedalaman materi yang diatur
Pelayanan jaringan utilitas dirinci sampai pengukuran pola dan
sistem jaringan, kapasitas dan intensitas pelayanan jaringan
utilitas yang meliputi :
8 - 73
Kebutuhan
Penetapan sistem prasarana dan utilitas yang tepat
sesuai dengan tipe penataan lingkungan
yang
c)
sistem
dan
kapasitas
prasarana/
b)
8 - 74
b)
sistem
pelaksanaan
Tujuan
Memenuhi kebutuhan akan air minum penduduk dalam
mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif.
b.
Prinsip :
Kebutuhan air minum suatu kawasan/desa, didasarkan
pada besamya jumlah penduduk yang akan dilayani
dikalikan dengan tingkat kebutuhan air per kapita. (UU
No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; PP No.16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM). Untuk
daerah perkotaan/kawasan tertentu kebutuhan air bersih
harus
mempertimbangkan
kebutuhan
domestik
8 - 75
AB-K/RE-RI/TC/008/98.
AB-
K/RERI/TC/010/98).
c.
Jaringan distribusi
Sambungan rumah
Hidran umum
Terminal
Peningkatan
kapasitas
produksi
sistem
terpasang, dan
-
sistem
perpipaan
bagi
wilayah perdesaan;
(c) Pengembangan penerapan teknologi tepat
guna termasuk pemanfaatan tenaga air,
surya dan angin.
8 - 76
Reservoir,
Pelayanan
pelanggan
(sambungan
teknik
pengolahan
disesuaikan
pengolahan
lengkap,
umumnya
8 - 77
sedimentasi,
aerasi,
penyaringan
dan
pembubuhan desinfektan.
Air Danau/Telaga :
Pengolahan lengkap bila kekeruhan-nya > 50
NTU, dan pengolahan tidak lengkap bila
kekeruhannya < 50 NTU.
(c) Unit Perpipaan
Terdiri dari jaringan pipa transmisi dan
distribusi termasuk perlengkapannya, antara
lain : kutub, jembatan, pipa, sambungan
pelayanan, meteran, distribusi termasuk
perpompaannya.
B. Prasarana Drainase
a. Tujuan
Memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana yanq
berfungsi rnenqalirkan air permukaan ke badan air
penerima atau bendungan resapan buatan, dalam
mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif.
b. Prinsip
a)
sehingga
tidak
mengganggu
8 - 78
c)
Sistem Drainase
Gabungan,
adalah sistem
yang
sama,
baik
untuk
air
penampungan,
dapat
berupa
Perangkat
Lunak,
seperti
periundang-undangan,
8 - 79
Truk
tinja
(Vacuum
Truck),
Instansi
8 - 80
pembuangan
di
tempat
lain.
Sistem
basah
manajemen,
peningkatan
pengelolaan
8 - 81
b) Skala lingkungan/kawasan
-
Pewadahan;
Pengumpulan (gerobak/TPS);
Vermi compost.
2)
8 - 82
Non-Domestik
(industri,
perkantoran,
F. Prasarana Telekomunikasi
a. Tujuan
Memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana komunikais
yanq berfungsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
kaitannya
dengan
kegiatan
pengembangan/
pembangunan daerah.
b. Prinsip
1)
2)
8 - 83
3)
lingkungan,
pusat-pusat
bagian
sedangkan
pemasangan
jaringan
c. Kriteria
Di
dalam
rencana
dan
pengembangan
sistem
Pembangunan Telepon
Pembangunan atau pun pengembangan prasarana
komunikasi meliputi pengaturan dan penataan :
2)
Jaringan
Dilarang
membangun
menara
telekomunikasi pada:
Lokasi
pada
peruntukkan
tanah
spesifik
dengan
persyaratan
tidak
8 - 84
G. Prasarana Gas
a. Tujuan
Memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana gas yanq
berfungsi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kaitannya
dengan kegiatan pengembangan/ pembangunan daerah.
b. Prinsip
Tingkat pelayanan gas di suatu derah akan sangat
tergantung dari kemampuan penyediaan prasarana gas
yang di dalamnya mencakup sistem jaringan, komponen
prasarana,
dan
rencana/pengembangannya.
Dalam
Pertamina
baik
untuk
memenuhi
kebutuhan
antara
depo
dengan
perumahan
b)
prasarana
gasadalah
komponen
Rencana Pengembangan
Di dalam rencana dan pengembangan sistem gas
akan menggunakan kriteria, standar, dan asumsiasumsi dalam setiap perhitungan (analisis kuantitatif)
kebutuhan pelayanan gas.
8 - 85
d)
rencana
sistem
jaringan
gas
harus
2)
3)
b)
kebakaran, dll.
2)
c)
d)
Bangunan bersejarah;
1)
Kampung budaya;
2)
cara
pengadaan,
pemanfaatan
dan
8 - 86
2)
e)
2)
3)
c. Kedalaman
Pelayanan fasilitas umum dirinci sampai pemenuhan kebutuhan
dan daya jangkau maksimal dalam pelayanan fasilitas umum
sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
Kebutuhan
Penetapan sistem layanan yang tepat sesuai dengan
tipe penataan lingkungan yang ditetapkan pada
kawasan perencanaan.
b)
8 - 87
c)
d)
e)
2)
b)
3)
b)
sistem
konstruksi/pembangunan
yang
pelaksanaan
berimbang
dan
bertahap.
c)
8 - 88
b)
c)
Menyeluruh;
rancangan kawasan
d)
b. Fisik, adalah:
a)
b)
c. Lingkungan, adalah:
a)
b)
c)
8 - 89
d)
fungsional
pertambangan,
kawasan
fungsional
Kegiatan Perumahan
Lingkungan binaan yang berfungsi utama sebagai
lingkungan perumahan, yang dilengkapi berbagai sarana
dan prasarana daerah.
a. Tujuan penetapan peruntukan lahan perumahan
adalah :
a)
b)
c)
b. Kriteria pengaturan :
a)
b)
c)
8 - 90
tipe
sedang,
luas
kavling
M2.
Komposisi
penggunaan
lahan
69%:13,5%:17,5%.
c. Komponen yang diatur :
Tipe perumahan:
a)
b)
c)
8 - 91
(d) Tidak
menimbulkan
kualitas
negative
b)
kawasan
perumahan
dengan
dengan
kegiatan
pertanian,
perikanan, perkebunan,dll);
(d) Tidak
menimbulkan
kualitas
negative
Tujuan:
a) Menyediakan lahan untuk menampung tenaga
kerja,
dalam
pertokoan,
wadah
jasa,
berupa
rekreasi
dan
perkantoran,
pelayanan
budaya
dapat
berfungsi
sebagaimana
mestinya;
8 - 92
umum,
terutama
untuk
melayani
Kriteria
a) Pengaturan kapling dengan ukuran minimum 75
M2 (untuk komersial) dan 1.000 M2 (untuk
bangunan pemerintahan).
b) Kepadatan bangunan untuk komersial maksimum
80 unit/ha, dan minimum 7 unit/ha untuk bangunan
pemerintah.
c) Menyediakan lahan parkir dengan minimum 10 %
dari luas kapling atau kawasan.
d) Menyediakan ruang terbuka hijau minimum 10 %
dari luas kawasan.
e) Menyediakan ruang terbuka non hijau; baik
berfungsi untuk kepentingan publik maupun
kepentingan
ekonomi
(seperti
perdagangan
informal;
f) Menyediakan jalur pejalan kaki dengan lebar
minimum 1,5 m.
g) Menyediakan ruang bagi sektor informal
c.
peruntukan
perkantoran
meliputi
modern
dan
tradisional,
termasuk
8 - 93
penduduk,
daya
dukung
ekonomi
keserasian,
kenyamanan
dan
peruntukan
tanah
yang
difungsikan
untuk
Tujuan:
a)
b)
b.
Kriteria:
a)
b)
8 - 94
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Pengembangan
kawasan
industri
dibatasi
dengan ketentuan :
(a) Lokasi : industri dalam kawasan dan dan
diluar kawasan;
(b) Memberikan
dampak
perkembangan
Tidak
menimbulkan
dampak
negative
8 - 95
permukiman
standar-standar
industri,
lingkungan,
peruntukan
lahan
industri
dan
b)
c)
pasar),
dan
fasilitas
pendukung
dengan
keamanan,
standar
kenyamanan
baku
dengan
lingkungan,
kegiatan
sekitarnya.
D.
Kegiatan Pariwisata
a. Jenis wisata
Kawasan wisata dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu :
a) Kawasan Wisata Alam
Wisata alam adalah wisata yang lebih menonjolkan
panorama alam dan dilengkapi dengan penyediaan
jasa pelayanan, serta akomodasi. Wisata alam
dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu wisata
pegunungan dan wisata bahari. Contoh:
(a) Tamana Nasional
(b) Taman Hutan Raya
8 - 96
tempat
yang
mengandung
rohani
yang
mengandung
hiburan
8 - 97
transportasi,
seperti
semi
publik
merupakan
zona
yang
dikelola
oleh
pihak
tertentu,
dimana
akomodasi
eksklusif,
restoran,
8 - 98
untuk
meningkatkan
pengaman
mengembangkan
mutu
RTH
lingkungan
lingkungan
perkotaan,
ini
hidup,
untuk
sarana
menciptakan
lahan-lahan
sarana
(buffer)
antara
fungsi-fungsi
8 - 99
(pengaman)
dan
kebutuhan
ruang
ruang
terbuka
konservasi;
c) Penjabaran
terbuka
hijau
8 - 100
d) Penjabaran
kebutuhan
ruang
terbuka
hijau
mutu
menggambarkan
lingkungan
ekspresi
budaya
hidup,
yang
lokal,
media
Ekologis
(a) Sistem sirkulasi udara dan air secara alami
dapat berlangsung lancar;
(b) Penyerap air hujan, sehingga mampu ikut
membantu mengatasi permasalahan banjir
dan kekeringan.
b)
Arsitektural/estetika
(a) Meningkatkan
kenyamanan,
dan
memperindah lingkungan;
(b) Menstimulasi kreativitas dan produktivitas
warga;
(c) Pembentukan faktor keindahan arsitektural;
(d) Menciptakan suasana serasi dan seimbang
antara area terbangun dan tidak terbangun.
c)
Ekonomis
(a) Memiliki nilai jual dari lahan yang tersedia.
(b) Ruan terbuka non hijau dapat diatur secara
dinamis
dan
ekonomis,
artinya
ada
8 - 101
8 - 102
(c) Kelurahan
Luas taman minimal 0,5 m2 per penduduk
RW, luas minimal 1.250 m2, radius pelayanan
1.000 m.
(d) Kecamatan
Luas taman minimal 0,2 m2 per penduduk
kecamatan, luas minimal 24.000 m2, berada
menyatu
dengan
pusat
perkantoran
kecamatan.
(e) Kabupaten
-
komplek
pemerintahan
yang
Tata
Cara
Perencanaan
Plasa monumen
Mempunyai
luasan
fungsi
dapat
arsitektur/estetika,
disesuaikan
dengan
kebutuhan setempat.
-
dan
keamanan,
Fungsi tertentu
-
Pembuangan sampah
8 - 103
pengaturan
antar
bangunan,
dan
penataan
elemen-elemen
lingkungan
yang
8 - 104
(a) Penentuan
kepadatan
khusus
pada
mempertimbangkan
daya
dukung
distribusi
daerah
hijau
yang
bangunan
gedung
beserta
berbagai
aspek
termasuk
pembentukan
8 - 105
b)
Pengaturan
pengaturan
bangunan,
massa
yaitu
bangunan
perencanaan
dalam
blok.
d)
maupun
kelompok
bangunan
pada
8 - 106
(f)
luas
lahan
yang
tertutup
ketinggian
maksimum
atau
blok
peruntukan
(koefisien
lantai
bangunan):
-
8 - 107
tinggi
adalah
blok
dengan
dengan
peruntukkan
dalam
sangat
padat/padat.
KDH
ketinggian
bangunan
dan
KDH
diperuntukkan
sebanyak
mungkin
bagi
8 - 108
klas
kawasankawasan
bangunan
dalam
bangunan,
dimana
Sempadan bangunan;
b)
Sempadan sungai;
c)
Sempadan pantai.
c. Kriteria
a)
risiko
kebakaran,
kesehatan,
8 - 109
garis
sempadan
bangunan
garis
sempadan
bangunan
berimpit
dengan
garis
sempadan
pagar,
dan
tidak
diperbolehkan
melewati
batas
persil/kavling.
(b) Sempadan samping bangunan
-
Jarak
antara
bangunan
gedung
dapat
pertimbangan
diperbaharui
keselamatan,
dengan
kesehatan,
8 - 110
(b) Garis
sempadang
sungai
bertanggual
sepanjang
tepian
yang
lebarnya
yang
dikelola
pemerintah,
kegiatan
yang
pembangunan
permintaan/peningkatan
jumlah
karena
penduduk
adanya
atau
kegiatan
ekonomi.
a) Lokasi
b) Jumlah fasilitas/ATM
c) Waktu,
d) Pembiayaan di kelola bersama.
8 - 111
kawasan,
baik
kebutuhan
akan
konservasi,
yang
dikelola
pemerintah,
kegiatan
yang
b)
mencari
keuntungan,
khususnya
bagi
Sistem pembiayaan :
(a) APBD Kota, APBD Propinsi, dan APBN.
(b) BOT (Build, Operate and Transfer), artinya
dibangun swasta, dioperasikan swasta dan pada
suatu saat diserahkan kepada pemerintah.
(c) BOO (Build, Own, Operate), yaitu suatu cara
penyertaan swasta.
(d) Modifikasi.
pembangunan
karena
adanya
Lokasi
b)
Jumlah fasilitas
c)
Waktu,
d)
Pembiayaan
b. Bangunan/jaringan/lingkungan
program
kebutuhan
yang
pembangunan,
akan
ditingkatkan;
karena
kondisi
8 - 112
bangunan/jaringan
yang
ada
sudah
tidak
perbaikan/rehabilitasi,
karena
kondisi
yang
akan
diperbaharui;
konservasi
bangunan/jaringan
dengan
8 - 113
pengarah
bersama-sama
dengan
Tim
Pelaksana
terhadap
pemanfaatan
perijinan,
ruang
berdasarkan
mekanisme
Pengertian
Klasifikasi zonasi adalah jenis dan hirarki zona yang
disusun berdasarkan kajian teoritis, kajian perbandingan,
maupun kajian empirik untuk digunakan di daerah yang
disusun Peraturan Zonasinya.
B.
Tujuan
Tujuan penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk :
8 - 114
hirarki
zonasi
berdasarkan
tingkat
gangguannya.
C.
kawasan,
serta
mempermudah
dalam
8 - 115
2. Aturan Anjuran
Merupakan aturan yang disusun untuk melengkapi
aturan wajib yang telah disepakati bersama pemegang
hak atas tanah, dan pihak regulasi sehingga dapat
ditaati atau diikuti. Aturan ini meliputi :
a. Kualitas lingkungan
b. Arahan bentuk, dimensi, gubahan dan perletakan
dari suatu bangunan atau komposisi bangunan
c. Sirkulasi kendaraan
d. Sirkulasi pejalan kaki
e. Pedestrian dan Pedagang Kaki Lima
f. Ruang terbuka hijau dengan fasilitas dan tidak
berfasilitas
g. Utilitas bangunan dan lingkungan
h. Wajah Arsitektur
3. Aturan Khusus
Aturan khusus diberlakukan sebagai aturan tambahan
pada kawasan yang memerlukan penanganan khusus.
Contoh aturan kawasan khusus meliputi:
-
4. Kode Zonasi
Ketentuan penamaan kode zonasi adalah sebagai
berikut: Setiap zonasi diberi kode yang mencerminkan
fungsi zonasi yang dimaksud. Nama kode zonasi dapat
disesuaikan dengan RTRW yang berlaku di daerah
masing-masing. Nama kode zonasi diupayakan bersifat
umum, yaitu mewakili karakter / sifat dari zona yang
bersangkutan.
8 - 116
Tujuan Penetapan :
Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian
dengan kepadatan yang bervariasi;
Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam
rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua
lapisan masyarakat;
Merefleksikan
pola-pola
pengembangan
yang
Tujuan Penetapan :
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja
dalam wadah berupa perkantoran, pertokoan, jasa,
rekreasi dan pelayanan masyarakat;
Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan
kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana
penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan
dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana
umu, terutama untuk melayani kegiatan-kegiatan
produksi dan distribusi yang diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
8 - 117
c)
Tujuan Penetapan :
Menyediakan lahan untuk pengembangan sarana
sosial dan umum dengan kebutuhan dan daya
dukung
untuk
menjamin
pelayanan
pada
masyarakat;
Mengakomodasi bermacam tipe fasilitas sosial dan
umum untuk mendorong penyediaan pelayanan bagi
semua lapisan masyarakat;
Merefleksikan
pola-pola
pengembangan
yang
Tujuan Penetapan :
Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi
suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan
kerja perekonomian lainnya.
Memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru
dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya
untuk menjaga keserasian lingkungan sehingga
mobilitas
antar
ruang
tetap
terjamin
serta
8 - 118
e)
kota
yang
berbeda
dan
tempat
Tujuan Penetapan :
Penyediaan
fasilitas-fasilitas
lingkungan
yang
lahan-lahan
sarana
(buffer)
antara
fungsi-fungsi
(KS) Khusus:
Zona fungsi khusus adalah peruntukkan tanah yang
difungsikan untuk menampung kegiatan yang sifatnya
khusus.
-
Tujuan Penetapan :
8 - 119
terhadap
lingkungan
hidup
sehingga
8 - 120
8 - 121
b. Pertimbangan
Pertimbangan penetapan kode zonasi di atas peta batas
blok/subblok yang dibuat berdasarkan ketentuan pada
Subbab 2.4 dapat didasarkan pada :
a)
b)
c)
d)
Menetapkan
tipologi
lingkungan/kawasan
yang
diinginkan;
e)
f)
Menetapkan
batas
ukuran
tapak/persil
maksimum/minimum;
g)
h)
i)
j)
k)
l)
b)
c)
Orientasi Bangunan.
8 - 122
d)
Lapis bangunan.
tatanan
menyebabkan
ruang
dampak
yang
terjadi
tidak
yang
merugikan
bagi
boleh
mengurangi
hak
pembangunan ;
(b) Pada
hakekatnya
tidak
pembangunan
yang
memberikan
8 - 123
8 - 124
ijin
wajib
mengawasi
dan
menertibkan
penyimpangan pelaksanaannya;
d. Penerima ijin wajib melaksanakan ketentuan dalam perijinan.
8.6.1.12. Jenis-jenis Perijinan dan Mekanisme
a. Ijin kegiatan (sektoral)
Persetujuan pengembangan aktivitas/sarana/prasarana yang
menyatakan bahwa aktivitas budidaya yang akan mendominasi
kawasan memang sesuai atau masih dibutuhkan atau
merupakan bidang yang terbuka di wilayah tempat kawasan itu
terletak. Ijin ini diterbitkan instansi pembina/pengelola sektor
terkait dengan kegiatan dominan tadi. Tingkatan instansi
ditetapkan sesuai aturan di departemen/lembaga terkait.
b. Ijin Prinsip
Persetujuan pendahuluan yang dipakai sebagai kelengkapan
persyaratan teknis permohonan ijin Lokasi. Bagi perusahaan
PMDN/PMA, surat persetujuan penanaman modal (SPPM) untuk
PMDN dari Meninves/Ketua BKPM atau surat pemberitahuan
persetujuan Presiden untuk PMA, digunakan sebagai Ijin Prinsip.
c. Ijin Tetap
Persetujuan akhir setelah Ijin Lokasi diperoleh. Ijin lokasi menjadi
persyaratan, mengingat sebelum memberikan persetujuan final
tentang pengembangan kegiatan budidaya, lokasi kawasan yang
dimohon bagi pengembangan aktivitas tersebut juga telah sesuai
8 - 125
Ijin Lokasi
Persetujuan lokasi bagi pengembangan aktivitas/sarana/
prasarana yang menyatakan kawasan yang dimohon pihak
pelaksana pembangunan atau pemohon sesuai untuk
dimanfaatkan
bagi
aktivitas
dominan
yang
telah
lokasi
bagi
pembukaan/pengembangan
8 - 126
b)
c)
Penggunaan
Tanah
untuk
keperluan
Perencanaan
menyatakan
persetujuan
dalam
budidaya
kawasan.
rinci
Pengenalan
dilakukan
melalui
yang
akan
mendukung
aktivitas
8 - 127
penggunaan
tanah/lahan yang
Lingkungan
pada
dasarnya
merupakan
8 - 128
perubahan
pemanfaatan
ruang
(kegiatan
b)
c)
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan cara pemeriksaaan yang
melibatkan pelaku pelanggaran (dengan memeriksa lebih
jauh
dokumen
perijinan
yang
dimilikinya).
Tahapan
Penyidikan
lapangan,
dilakukan
setelah
tahap
tipologi
penyimpangannya).
Kemudian
8 - 129
telah
diindikasikan
sebelumnya.
Tahap
akibat
pelanggaran
dan
(b)
terhadap
penyimpangan
pelanggaran
pemanfaatan
ruang
dan
untuk
pelanggaran
rangka
mewujudkan
penataan
ruang
yang
dapat
8 - 130
Pelaksanaan
penyusunan
RDTR
Kabupaten
b.
c.
d.
e.
f.
Melakukan
pemantauan
(monitoring)
tersebut
untuk
8 - 131
i.
Membina
kelembagaan
dan
sumber
daya
manusia
k.
masyarakat
atau
pelaku
kepentingan,
atau
b. Prinsip Utama
1.
2.
8 - 132
kepentingan
umum,
guna
tercapainya
5.
6.
7.
8.
Peran
Serta
Masyarakat
Dalam
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
1. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang skala daerah,
kecamatan dan kawasan, termasuk pemberian informasi atau
laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan dimaksud
dan/atau sumberdaya tanah, air, udara dan sumberdaya lainnya.
8 - 133
8 - 134