Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Perjalanan penyakit


hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala
selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai
terjadi kerusakan organ yang bermakna (Brown, 2006). Hipertensi merupakan
penyebab 12,8 % kematian dari 7,5 juta kematian yang terjadi di seluruh dunia
(WHO, 2009).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001
bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan insiden ini meningkat menjadi
27,5% pada tahun 2004 (Depkes RI, 2004). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RKD)
tahun 2013, sebanyak 26,1% penduduk Sumatera Selatan mengalami hipertensi
(Depkes RI, 2013). Berdasarkan data dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
hipertesi primer termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak di instalasi rawat jalan
dengan prevalensi sebesar 11,57% pada tahun 2011 (RSMH, 2012).
Secara global, jumlah penderita hipertensi yang tidak terkontrol telah
meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi hampir satu miliar pada tahun
2008, hal ini menunjukkan peningkatan kejadian pada orang dewasa berusia 25 tahun
ke atas sekitar 40% (WHO, 2010). Diperkirakan penderita hipertensi akan mencapai
lebih dari 1,5 milyar orang pada tahun 2020 (MacDonald et al, 2007).
Hipertensi dapat dipicu oleh beberapa faktor risiko seperti, usia, faktor
genetik, peningkatan konsumsi garam, obesitas, diet tinggi lemak, sedentary life,
abnormalitas serum lipid dan masih banyak lagi (Osuji et al, 2012). Dislipidemia
ditemukan dalam proporsi yang tinggi pada penderita hipertensi. Jumlah penderita
hipertensi dengan konsentrasi kolestrerol yang tinggi meningkat hampir tiga kali lipat

antara tahun 1997 dan 2001, dengan adanya faktor resiko tersebut meningkatan risiko
PJK (MacDonald et al, 2007).
Dislipidemia sering terjadi pada penderita hipertensi yang tidak terkontrol
daripada normotensi. Meskipun tidak ada pola khusus dislipidemia pada penderita
hipertensi, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa total kolesterol (TC),
trigliserida (TG), dan hampir semua fraksi lipoprotein cenderung lebih sering tidak
normal pada penderita hipertensi dibandingkan populasi umum (Osuji et al, 2012).
Lebih dari separuh pasien dengan hipertensi, memiliki abnormalitas kadar lipid.
Semakin tinggi tekanan darah semakin besar pula kemungkinan abnormalitas kadar
lipid (Lungu et al, 2001).
Beberapa penelitian cross-sectional menunjukkan pada seorang prehipertensi
memiliki kadar TC, LDL dan trigliserida yang lebih tinggi, serta HDL yang menurun
dibandingkan dengan normotensi (Choudhury et al, 2014; Osuji et al, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada masyarakat Etnik Minangkabau,
responden yang memiliki kadar kolesterol tidak normal berisiko 2,09 kali lebih besar
menderita hipertensi dari pada yang memiliki kadar kolesterol normal (Ferdiyan et al,
2012).
Pengaruh dislipidemia terhadap kejadian hipertensi masih belum diketahui
secara jelas sampai saat ini. Beberapa teori mengungkapkan, dislipidemia dapat
menyebabkan disfungsi endotel, hilangnya vasomotor reaktivitas dan kekakuan arteri
(Zelcer, 2006). Peningkatan kadar profil lipid darah berhubungan dengan
aterosklerosis, terutama pada usia 30-40 tahun, bila kadar kolesterol total dalam darah
mencapai 260 mg/dl maka angka kejadian aterosklerosis akan meningkat 3-5 kali
lipat. Selain itu penelitian epidemiologi, laboratorium dan klinik yang dilakukan
Framing Heart Study dan Multiple Risk Faktor Intervention Trial, membuktikan
bahwa

gangguan

metabolisme

lipid

merupakan

faktor

sentral

terjadinya

atreosklerosis. Berdasarkan sebaran geografisnya juga dapat mempengaruhi sebaran


hipertensi (Jenkins et al, 2007).

Terdapat beberapa penelitian mengenai perbedaan profil lipid pada pasien


hipertensi dan normotensi (Choudhury et al, 2014; Osuji et al, 2012; Ferdiyan et al,
2012), tetapi hingga saat ini masih sedikit penelitian profil lipid pada pasien
hipertensi berdasarkan derajat hipertensinya. Hal ini menjadi alasan perlu
dilakukannya suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan profil lipid berdasarkan
derajat hipertensi di Poliklinik Ginjal Hipertensi dan Poliklinik Penyakit Dalam
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Maka dari itu penelaah sangat tertarik
untuk menelaah jurnal ini guna mengetahui apakah jurnal ini layak atau tidak untuk
diterbitkan.

1.2.

Rumusan Masalah
Apakah jurnal yang berjudul Perbedaan Profil Lipid Berdasarkan Derajat

Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang
Periode 1 Januari-31 Desember 2013 telah memenuhi kriteria validity, importancy
dan applicability?
1.3.

Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum


Mengetahui kriteria validity , importancy dan applicability dalam suatu jurnal.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis kriteria validity, importancy, dan applicability dalam jurnal
berjudul Perbedaan Profil Lipid Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada
Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Mohammad Hoesin Palembang Periode
1 Januari-31 Desember 2013.
2. Menganalisis kelayakan jurnal Perbedaan Profil Lipid Berdasarkan
Derajat Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Mohammad
Hoesin Palembang Periode 1 Januari-31 Desember 2013.

1.4.

Manfaat
1. Mengetahui bagaimana menilai jurnal yang baik berdasarkan kriteria
validity, importancy dan applicability.
2. Mengetahui kriteria jurnal yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.

Anda mungkin juga menyukai