OPEN FRAKTUR
Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontunitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya di sebabkan oleh ruda paksa.(mansjoer arif:346)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai
lias dan jenisnya.(smeltzer.2001)
Etiologi
Trauma :
-Langsung
-Tak langsung
Patologis : Metastase kanker tulang
Degenerasi : Terjadi kemunduran pada tulang
Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat
Klasifikasi Fraktur
1.Fraktur Tertutup :Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar
2.Fraktur Terbuka : Bila ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar dengan adanya perlukaan dikulit
Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R. Gustillo) yaitu :
Derajat I
Luka < 1 Cm
Kerusakan Jaringan Lunak Sedikit, Tak Ada Luka Remuk
Fraktur Sederhana, Tranversal, Oblik, Atau Kominutif Ringan
Kontaminasi Minimal.
Derajat II
Laserasi > 1 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap / avulsi
Fraktur komunitif sedang
Kontaminasi tegang
Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas :
a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat meskipun terdapat
laserasi luas / flap / avusi, fraktur segmental / sangat kominutif yang di
sebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
b. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau
kontaminasi massif.
c. Luka pada pembuluh arteri / syaraf perifer yang harus di perbaiki tanpa
melihat kerusakan jaringan lunak.
3.Complete Fraktur ; Patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan
melintang.Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
4.Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
bengkok
5.Transversal : Fraktur disepanjang garis tengah tulang.
PATYWAYS
Trauma langsung
kondisi patologis
FRAKTUR
nyeri
pergeseran frakmen tulang
Diskontinuitas tulang
Perub jaringan sekitar
deformitas
Kerusakan
integritas
kulit
putus vena/arteri
perdarahan
pelepasan histamin
melepaskan katekolamin
gg. fungsi
Gg
mobilitas
emboli
penekn pem. drh
menyumbat pemb drh
hipivolemik
Tindakan operasi
Anestesi lokal
Blok neuromuskuler
Debridement
Gangguan
mobilitas fisik
Resti cidera
Gangguan
istirahat tidur
Nyeri
Kurang pengetahuan
Ansietas
Perubahan
nutrisi
(kurang/lebih)
Komplikasi
Umum : -Shock
-Kerusakan organ
-Kerusakan saraf
-Emboli lemak
Dini : -Cedera arteri
-Cedera kulit dan jaringan
-Cedra partemen syndrome
Lanjut : -Stifness ( kaku sendi )
-Degenerasi sendi
-Penyembuhan tulang terganggu,Seperti :Mal union,Non
union,Delayed union.
F. Tahap penyembuhan tulang
1.Hematom
-Dalam 24 jam terjadi pembekuan darah dan hematom
-Setelah 24 jam suplai darah ke ujung fraktur meningkat
-Hematom ini mengelilingi fraktur dan tidak di absorbsi selama
penyembuhan tapi berubah menjadi granulasi.
2.Proliferasi sel
-Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi disekitar
fraktur
-Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast.Osteogenesis terus
berlangsung,lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang.
-Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase granulais
membentuk collar di ujung fraktur.
3.Pembentukan Callus
-Dalam 6-10 hari setelah fraktur,jaringan granulasi berubah dan
berbentuk callus
-Terbentuk kartilago dan matrik tulang yag berasal dari
pembentukan callus.
-Callus menganyam masa tulang dan kartilago sehingga diameter
tulang melebihi normal.
G.Penatalaksanaan
Reduksi : Untuk memperbaiki kesegarisan tulang
Imobilisasi : Untuk mempertahankan posisi reduksi dan memfasilitasi
union.
o Eksternal : Gips,traksi,fiksasi eksternal
o Internal : Nail & plate
Rehabilitasi : Untuk mengembalikan ke fungsi semula.
H.
Pemeriksaan Diagnostik
X-Ray : Menetukan lokasi / luasnya fraktur
Scan Tulang : Memperlihatkan fraktur,juga untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
Darah Lengkap : Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau
menurun (Perdarahn pada sisi organ jauh pada trauma multiple atau
pada sisi fraktur.
Kreatinin : Trauma otot meningkstksn beban kreatinin untuk
klirens ginjal.
f. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi,
kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic,
dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer
dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional.
Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang
mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial
bagi penarikan diri pasca operasi).
Kriteria hasil :
-
Menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari sianosis atau
tanda-tanda hipoksia lainnya.
: Dilakukan
untuk
emmastikan
efektivitas
pernapasan
10
Lakukan latihan gerak sesegera mungkin pada pasien yang reaktif dan
lanjutkan pada periode pasca operasi
Rasional
: Ventilasi
dalam
mengeluarkan
oksigen,
yang
sekresi,
membuang
aktif
membuka
meningkatkan
gas
anestesi;
alveolus,
pengangkutan
batuk
membantu
11
tempat
gas
anestesi
dan
mendorong
dan
penggunaan
mesin
bantu
pernapasan
Kriteria hasil :
-
12
Perkara pada pasien dengan suara yang jelas dan normal tanpa
membentak, sadar penuh akan apa yang diucapkan. Meminimalkan diskusi
yang bersifat negatif dalam jangkauan pendengaran pasien (misal masalahmasalah personal atau masalah pasien). Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan, meskipun pasien belum pulih secara penuh.
Rasional : Tidak dapat ditentukan kapas pasien akan sadar penuh, namun
sensori pendengaran merupakan kemampuan yang pertama kali
akan pulih, oleh karena itu sangatlah penting untuk tidak
mengatakan sesuatu yang mungkin menimbulkan kesalahan
interpretasi. Berikan informasi-informasi yang membantu
pasien dalam meningkatkan rasa percaya diri dan dalam
persiapan untuk melakukan aktivitas.
Periksa aliran infus, selang endotrakeal, kateter, bila dipasang dan pastikan
kepatenannya
Rasional : Pada pasien yang mengalami disorientasi, mungkin akan terjadi
bendungan pada aliran infus dan sistem pengeluaran lainnya,
terlepas atau tertekuk.
13
ini
mungkin
mengikuti
trauma
dan
14
Rasional :
Dokumentasi
yang
akurat
akan
membantu
dalam
Hipotensi,
takikardi,
peningkatan
pernapasan
Periksa pembalut, alat drein pada interval reguler. Kaji luka untuk
terjadinya pembengkakan
Rasional : Perdarahan
yang
berlebihan
dapat
mengacu
kepada
yang
dingin
lembab,
denyut
yang
lemah
15
mual/muntah,
yang
dapat
menyebabkan
Respons autonomi
Kriteria hasil :
-
16
Tampak santai, dapat beristirahat/tidur dan ikut serta dalam aktivitas sesuai
kemampuan.
Catat umum dan berat pasien, masalah medis / psikologis yang muncul
kembali, sensitivitas idiosinkratik analgesik dan proses intraoperasi (misal
ukuran/lokasi insisi, penggantian saluran, zat-zat anestesi) yang digunakan
Rasional :
Evaluasi rasa sakit secara regular (misal setiap 2 jam x 12) catat
karakteristik, lokasi dan intensitas (skala 0-10)
Rasional :
17
18
Kriteria hasil :
-
Mendemonstrasikan
tingkah
laku
teknik
untuk
meningkatkan
19
Periksa tegangan balutan. Beri perekat pada pusat insisi menuju ke tepi
luar dari balutan luka. Hindari menurut pada saluran ekstremitas.
Rasional :
Tekan areal atau insisi abdominal dan dada dengan menggunakan bantal
selama batuk atau bergerak
Rasional :
20
Biarkan terjadi kontrak antara luka dengan udara sesegera mungkin atau
tutup dengan kain kasa tipis/bantalan telfa sesuai kebutuhan
Rasional :
Menurunkan
kontaminasi
kulit;
membantu
dalam
membersihkan eksudat.
-
Menurunkan
pembentukan
edema
yang
mungkin
Membuang
jaringan
nekrotik/luka
eksudat
untuk
meningkatkan penyembuhan.
6. Perfusi jaringan, resiko tinggi berhubungan dengan gangguan aliran vena,
arteri.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-
Kriteria hasil :
-
Mendemonstrasikan adanya perfusi jaringan yang adekuat dengan tandatanda vital yang stabil, adanya denyut nadi perifer yang kuat, kulit
21
Rubah posisi secara perlahan di tempat tidur dan pada saat pemindahan
(terutama pada pasien yang mendapatkan obat anestesi fluothane).
Rasional :
Bantu latihan rentang gerak, meliputi latihan aktif kaki dan lutut
Rasional :
Menstimulasi
terjadingan
sirkulasi
vena
perifer,
statis
membantu
sehingga
mencegah
menurunkan
risiko
pembentukan trombus.
-
Kaji ekstremitas bagian bawah seperti adanya eritema, tanda homan positif
Rasional :
aktivitas
dapat
kemungkinan
mengganggu
bendungan
tonusitas
vaskular
dan
Pantau tanda-tanda vital; palpasi denyut nadi perifer, catat bahu / warna
kulit dan pengisian kapiler. Evaluasi waktu dan pengeluaran cairan urine
Rasional :
22
Kriteria hasil :
-
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
program perawatan.
23
reaksi
merugikan
efek-efek
yang
tidak
menguntungkan.
-
Meningkatkan
pengembalian
ke
fungsi
normal
dan
Meningkatkan
risiko
infeksi
pulmonal.
Menyebabkan
24
25
Identitas Pasien
Nama
: Tn.S
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SD
No. Reg.
: 05.32.68
Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri daerah luka post op pada kaki kanan
3.
26
pada jam 17.30 WIB dengan keadaan umum sadar penuh, dengan kaki
kanan dibalut menggunakan verband dan tampak sedikit ada perdarahan.
4.
TD : 110/90 mmHg
R : 21 x/menit
N : 78 x/menit
S : 36,5 OC
5.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
27
6.
Di Rumah Sakit
b.
Pola eliminasi
Di Rumah
Di Rumah Sakit
28
Di Rumah
Di Rumah Sakit
d.
Di Rumah Sakit
: Pasien
istirahat
penyakitnya
dalam
total
berhubungan
terapi
untuk
dengan
memulihkan
Di Rumah Sakit
Di Rumah Sakit
g.
29
h.
Di Rumah Sakit
i.
j.
8.
Tanda-tanda Vital
TD
: 110/90 mmHg
R : 21 x/mnt
: 78 x/mnt
S : 36 8 o C
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan kepala dan leher
-
Rambut
Inspeksi : Rambut bersih, berwarna hitam, tidak rontok, kepala
simetris, tidak ada lesi, rambut keriting dan tebal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata
Inspeksi : simetris, konjungtiva anemis (-), sklera putih, pupil
isokor, penyebaran bulu mata merata, ekspresi wajah
tampak grimace
Palpasi : teraba kenyal, tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada lesi, PCH (-)
Palpasi : Benjolan (-), nyeri tekan (-)
Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada lesi
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-)
Leher
Inspeksi : bersih, kemerahan (-), lesi (-)
30
Mulut
Inspeksi : Bibir kering, mukosa kering, sianosis (-), gigi tampak
bersih, tidak ada lesi
Palpasi : Benjolan (-), nyeri tekan (-)
b.
Kulit
Kuku
: Tampak bersih
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Bunyi nafas :
Inspirasi : ekspirasi
1:2
1:1
2:1
e. Jantung
Inspeksi
Palpasi
31
Auskultasi
f. Pemeriksaan punggung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: wheezing (-)
g.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
h.
Pemeriksaan neurologis
Tonus otot baik
GCS : 4-5-6 (compos mentis) / pasien dalam keadaan sadar penuh
Ket :
4 : Membuka mata spontan
5 : Dapat komunikasi dengan baik
6 : Gerakan mengikuti perintah
i. Pemeriksaan muskuloskeletal
-
Skala nyeri : 5
5
5
5
3
Ekstremitas atas : kanan kiri dapat bergerak dengan normal
Ekstremitas bawah :
-
32
Keadaan pasien baik, pasien kooperatif, daya ingat baik, raut wajah
tampak bingung.
k. Pemeriksaan penunjang medis
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Hasil pemeriksaan
Normal
Diffcount
-/-/2/82/13/3
1-2/0-1/3-5/54-62/
25-33/3-7%
Eritrosit
4,55
L : 4,5-6,5 juta/cmm
P : 3,0-6,0 juta/cmm
Hematocrit / PCV
37
34,0-48,0 vol %
Hemoglobin
13,1
L: 14,0-18,0 gr/dl
P : 13,0-18,0 gr/dl
LED/BBS
5/15
L : 0-10 mm/jam
P : 0-20 mm/jam
Leukosit
17.200
4000-9000 / cmm
Trombosit
239.000
150.000-380.000/cmm
Inr : 0,77
control)
Faal hemostasis
PT
25-38 detik
l. Terapi medis
-
Infus RL 30 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr
Terfacef 2x1
Gentamycin 2 x 1
Teranol 3x1
33
Pasien dan keluarga berharap pasien cepat sembuh dan dapat beraktivitas
kembali seperti semula dan bisa cepat pulang sehingga dapat berkumpul
dengan keluarga lainnya dirumah.
ANALISA DATA
34
: 32 Tahun
Penyebab
Pasien tampak
grimace
Skala nyeri 5
Nyeri saat
Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
Tindakan operasi
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Anestesi lokal
berhubungan
dengan trauma
Blok neuromuskuler
muskuloskeletal
bergerak
Pasien tampak
Masalah
/ tulang.
Debridement
Nyeri
TD : 110/90
mmHg
Rr : 21 x/menit
N : 78 x/menit
S : 368 OC
Kondisi luka;
basah dengan sedikit
perdarahan dengan heating
: 6-7
DS:
Pasien
Tindakan operasi
mengatakan minum
DO:
sedikit.
-
Pasien minum /
hari + 100 cc.
pucat
35
kekurangan
Kurang pengetahuan
volume cairan
berhubungan
Pendidikan rendah
Pasien tampak
Resti
dengan
penurunan
masukan cairan
No
Penyebab
Keringat dingin
Masalah
per oral.
(+)
-
BAK + 150 cc
Pasien
DS:
Mukosa kering
Fraktur
Pasien sering
bertanya pada perawat /
dokter.
Pasien tampak
gelisah
Pasien tampak
Kurang
pengetahuan
Tindakan operasi
tentang kondisi
dan kebutuhan
Debridement
Sering bertanya
Kurang pengetahuan
pengobatan
berhubungan
dengan
kesalahan
interpretasi
informasi.
bingung
4
DS:
Tindakan operasi
melakukan aktivitas
DO: -
Kekuatan otot
5
5
5
3
Pasien
mobilitas fisik
Debridement
berhubungan
Mobilisasi menurun
melakukan aktivitas
Pasien tampak
lemah
36
Gangguan
dengan tindakan
operatif.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 32 Tahun
Tanggal
08-05-2012
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma
muskuloskeletal / tulang.
08-05-2012
09-05-2012
09-05-2012
37
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 32 Tahun
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan
1.
Catat umum
Rasional
1.
Pendekatan
tindakan keperawatan
pada manajemen
masalah medis /
masalah gangguan
psikologis yang
operasi
muncul kembali,
berdasarkan
dapat berkurang
sensitivitas
kepada faktor-
idiosinkratik
faktor variasi
kriteria hasil :
analgesik dan
multipel.
Pasien
proses intraoperasi
(misal
ukuran/lokasi
post ops
insisi, penggantian
Pasien
saluran, zat-zat
tampak rileks
-
anestesi) yang
Skala
nyeri : 0
digunakan.
2.
38
Ulangi
No
No.
Diagnosa
Tujuan
-
Intervensi
Tidak
rekaman
nyeri saat
intraoperasi/ruang
bergerak
penyembuhan
Rasional
TTV
2.
Munculnya
narkotik dan
dalam batas
droperidol pada
normal :
diberikan
sistem dapat
TD : 110/120
sebelumnya.
menyebabkan
mmHg
analgesia narkotik
N : 60/80 x/menit
dimana pasien
RR : 16-24
dibius dengan
x/menit
fluothane dan
S : 36-37 OC
Evaluasi rasa
sakit secara
regular (misal
4.
3.
Sediakan
catat karakteristik,
informasi
lokasi dan
mengenai
intensitas (skala 0-
kebutuhan /
10).
efektivitas
Catat
munculnya rasa
cemas / takut dan
39
2 jam untuk
intervensi.
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
hubungkan dengan
lingkungan dan
4.
Perhatikan hal-
persiapkan untuk
prosedur.
diketahui (misal
hasil biopsi) dan /
atau persiapan
inadekuat (misal
apendektomi
5.
Kaji tanda-
darurat) dapat
tanda vital,
memperburuk
perhatikan
persepsi pasien
takikardia,
hipertensi dan
5.
Dapat
peningkatan
mengindikasikan
pernapasan,
ketidaknyamanan.
menyangkal
adanya rasa sakit.
6.
Kaji penyebab
ketidaknyamanan
yang mungkin
selain dari
prosedur operasi.
6.
Ketidaknyama
nan mungkin
disebabkan /
diperburuk dengan
penekanan pada
kateter indwelling
yang tidak tetap,
selang NG, jalur
40
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
parenteral (sakit
kandung kemih,
akumulasi cairan
7.
Berikan
informasi
infiltrasi cairan
mengenai sifat
IV/medikasi).
ketidaknyamanan,
7.
sesuai kebutuhan.
Pahami
penyebab
ketidaknyamanan
(misalnya sakit
otot dari
pemberian
suksinilkolin dapat
bertahan sampai
48 jam pasca
operasi, sakit
kepala sinus yang
diasosiasikan
8.
Lakukan
dengan nitrus
reposisi sesuai
petunjuk, misalnya
tenggorok dan
semi fowler;
sediakan jaminan
miring.
emosional.
8.
Mungkin
mengurangi rasa
sakit dan
meningkatkan
sirkulasi. Posisi
semi fowler dapat
mengurangi
41
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
tegangan otot
abdominal dan otot
punggung artritis,
9.
Dorong
sedangkan miring
penggunaan teknik
mengurangi
relaksasi, misalnya
tekanan dorsal.
latihan napas
9.
Lepaskan
dalam, bimbingan
tegangan
imajinasi,
emosional dan
visualisasi.
otot, tingkatkan
perasaan kontrol
yang mungkin
10.
Berikan
dapat
perawatan oral
meningkatkan
reguler.
kemampuan
koping.
10.
Mengurangi
ketidaknyamanan
yang dihubungkan
dengan membran
11.
Observasi efek
mukosa yang
analgesik.
Respirasi
mungkin menurun
pada pemberian
narkotik dan
mungkin
12.
42
Berikan obat
menimbulkan
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
sesuai petunjuk.
efek-efek
Analgesik IV
sinergistik dengan
(setelah
zat-zat anestesi.
mengulangi
13.
Rasional
12.
Analgesik IV
catatan anestesi
akan dengan
untuk
segera mencapai
kontraindikasi dan
/ atau munculnya
menimbulkan
penghilangan yang
menyebabkan
lebih efektif
analgesia);
menyediakan
kecil. Pemberian
analgesia setiap
IM akan memakan
penyelamat yang
dan keefektifannya
intermiten.
bergantung kepada
Analgesik
tingkat dan
dikontrol pasien
absorpsi sirkulasi.
(ADP).
13.
Penggunaan
ADP
mengharuskan
instruksi secara
detail pada metode
penggunaannya
dan harus dipantau
secara ketat namun
dianggap sangat
efektif dalam
43
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
14.
Rasional
Anestesi lokal,
mengatasi rasa
misalnya blok
epidural.
dengan jumlah
narkotik yang
lebih sedikit.
14.
Analgesik
mungkin
diinjeksikan
kedalam lokasi
operasi atau saraf
ke lokasi yang
mungkin tetap
terlindung pada
pasca operasi yang
segera untuk
mencegah rasa
sakit.
III
Setelah dilakukan
1.
1.
Dokumentasi
tindakan keperawatan
pemasukan dan
pengeluaran
membantu dalam
masalah kekurangan
(termasuk
mengidentifikasi
volume cairan
pengeluaran
pengeluaran cairan
berhubungan dengan
cairangastrointesti
/ keubuhan
menurunnya masukan
penggantian dan
catatan
pilihan-pilihan
teratasi dengan
intraoperasi
yang
kriteria hasil :
-
mempengaruhi
Pasien
mengatakan BAK 2.
lancar.
intervensi.
Kaji
pengeluaran
44
2.
Mungkin akan
terjadi penuruan
No
No.
Diagnosa
Tujuan
-
Intervensi
Minu
m
-
Kering
at normal
Rasional
urinarius, terutama
ataupun
untuk tipe
penghilangan
prosedur operasi
setelah prosedur
yang dilakukan.
pada sistem
BAK
ganitourinarius
dalam batas
normal
yang berdekatan
Pasien
(misal
tampak segar
-
ureteroplasti,
Mukos
ureterolitotomi,
a lembab
-
histeroktomi
Turgor
abdominal ataupun
vaginal)
mengindikasikan
malfungsi ataupun
obstruksi sistem
urinarius.
3.
3.
Berikan
Hipotensi,
takikardi,
bantuan
peningkatan
pengukuran
pernapasan
berkemih sesuai
mengindikasikan
kebutuhan,
kekurangan cairan,
misalnya privasi,
misal : dehidrasi /
hipovolemia.
yang mengalir
dalam bak,
mengalirkan air
45
4.
Wanita, pasien
hangat di atas
dengan obesitas,
perineum.
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
4.
Rasional
Catatan
memiliki
munculnya
kecenderungan
mual/muntah,
mabuk perjalanan
riwayat pasien
penyakit memiliki
mabuk perjalanan.
risiko mual /
muntah yang lebih
tinggi pada masa
pasca operasi.
Selain itu, semakin
lama durasi
anestesi, semakin
besar risiko untuk
mual.
5.
Perdarahan
yang berlebihan
dapat mengacu
5.
Periksa
kepada
pembalut, alat
hipovolemia /
hemoragi.
Pembengkakan
untuk terjadinya
lokal mungkin
pembengkakan.
mengindikasikan
formasi
hematoma/
perdarahan
6.
Kulit yang
dingin / lembab,
6.
46
Pantau suhu
kulit, palpasi
mengindikasikan
denyut perifer.
penurunan sirkulsi
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
perifer dan
dibutuhkan untuk
penggantian cairan
tambahan.
7.
Gantikan
kehilangan cairan
7.
Berikan cairan
yang telah
parenteral,
didokumentasikan.
produksi darah
Catat waktu
dan/atau plasma
penggantian
ekspander sesuai
volume sirkulasi
petunjuk.
yang potensial
Tingkatkan
bagi penurunan
kecepatan IV jika
komplikasi,
diperlukan.
misalnya
ketidakseimbangan
elektrolit,
dehidrasi, pingsan,
kardiovaskular.
8.
Memberika
mekanisme untuk
8.
Pasang kateter
memantau
urinarius dengan
pengeluaran
atau tanpa
urinarius secara
urimeter sesuai
akurat.
kebutuhan.
9.
Pemasukan
oral bergantung
9.
47
Berikan
kepada
kembali
pengembalian
pemasukan oral
fungsi
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
gastrointestinal.
10.
petunjuk.
Menghilangka
n mual/muntah,
yang dapat
10.
Berikan
menyebabkan
antiemetik sesuai
ketidakseimbangan
kebutuhan.
pemasukan,
membantu
kehilangan cairan.
11.
Indikator
hidrasi/volume
sirkulasi. Anemia
praoperasi
11.
Pantau studi
dan/atau Ht yang
laboratorium,
rendah
dikombinasikan
Bandingkan studi
dengan kehilangan
darah praoperasi
dan pascaoperasi
digantikan pada
masa intraoperasi
akan
memperburuk
potensial defisit.
IV
Setelah dilakukan
1.
Tinjau ulang
1.
Sediakan
tindakan keperawatan
pembedahan /
pengetahuan dasar
prosedur khusus
dimana pasien
masalah keperawatan
yang dilakukan
dapat membuat
kurang pengetahuan
pilihan.
datang
kebutuhan
2.
48
Tinjau ulang
2.
Meningkatkan
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
pengobatan
kompetensi
berhubungan dengan
orang terdekat
kesalahan interpretasi
untuk
meningkatkan
informasi dapat
menunjukkan
kemandirian.
teratasi dengan
perawatan luka /
kriteria hasil :
balutan jika
Pasien
paham tentang
Identifikasi
kondisinya saat
sumber-sumber
untuk persediaan.
kebutuhan
diindikasikan.
3.
3.
Mengurangi
pengobatan yang
penghindaran
potensial untuk
ia jalani.
faktor-faktor
infeksi yang
risiko, misalnya
diperoleh.
Pasien
tidak sering
pemajanan pada
bertanya pada
lingkungan / orang
perawat / dokter.
yang terinfeksi.
Pasien 4.
tampak tenang
Tinjau ulang
Diskusikan
terapi obat-obatan,
Pasien
tampak rileks.
4.
Meningkatkan
meliputi
penggunaan resep
regimen ;
dan analgesik
mengurangi risiko
reaksi merugikan /
efek-efek yang
5.
Identifikasi
tidak
keterbatasan
aktivitas khusus.
menguntungkan.
5.
Mencegah
regangan yang
6.
Rekomendasik
an rencana/latihan
49
tidak diinginkan di
lokasi operasi.
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
progresif.
Rasional
6.
Meningkatkan
pengembalian ke
fungsi normal dan
7.
Jadwalkan
meningkatkan
periode istirahat
adekuat
perasaan sehat.
7.
Mencegah
kepenatan dan
mengumpulkan
8.
Ulangi
energi untuk
pentingnya diet
kesembuhan.
nutrisi dan
8.
Sediakan
pemasukan cairan
elemen yang
adekuat
dibutuhkan untuk
regenerasi /
penyembuhan
jaringan dan
9.
Dorong
mendukung
penghentian
perfusi jaringan
merokok
Meningkatkan
risiko infeksi
pulmonal.
Menyebabkan
vasokonstriksi dan
mengurangi
kapasitas
penjepitan oksigen
oleh darah, yang
mengakibatkan
perfusi selular dan
50
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
10.
Identifikasi
potensial
tanda-tanda dan
penyimpangan
gejala-gejala yang
penyembuhan.
membutuhkan
11.
Rasional
10.
Pengenalan
evaluasi medikal,
awal dan
misalnya mual/
pengobatan
muntah; kesulitan
perkembangan
dalam berkemih,
komplikasi
(misalnya ileus,
yang berlanjut /
retensi urinarius,
berbau ;
infeksi, penundaan
pembengkakan
penyembuhan)
insisional, eritema
dapat mencegah
atau pemisahan
perkembangan ke
tepi, karakteristik
tidak terpecahkan
membahayakan
atau berubah
jiwa.
Tekankan
pentingnya
kujungan lanjutan.
12.
Libatkan orang
terdekat dalam
51
11.
Memantau
program
perkembangan
pengajaran.
penyembuhan dan
Menyediakan
mengevaluasi
instruksi tertulis /
keefektivan
materi pengajaran
regimen.
No
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
13.
Identifikasi
Rasional
12.
Memberikan
sumber-sumber
sumber-sumber
yang tersedia,
tambahan untuk
misalnya layanan
referensi setelah
perawatan di
penghentian.
rumah, kunjungan
perawat, makanan
pada baki, terapi
luar, nomor
13.
Meningkatkan
telepon untuk
dukungan untuk
saling
pasien selama
berhubungan dan
periode
bertanya.
penyembuhan dan
memberikan
evaluasi tambahan
pada kebutuhan
yang sedang
berjalan / perhatian
baru
52
LEMBAR PELAKSANAAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 32 Tahun
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
II
Selasa
07.30
Respon Pasien
Implementasi
3. Mengevaluasi rasa
8-5-2012
Hasil :
-
mencatat
karakteristik, lokasi,
Timbul
Skala
nyeri :5
Nyeri
sperti ditusuktusuk
11.00
4. mencatat munculnya
dihubungkan dengan
post ops.
5. Mengukur TTV
53
Nyeri
Hasil :
-
Pasien
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
Respon Pasien
Implementasi
merasa cemas.
Hasil :
-
TD :
100/80 mmHg
14.15
6. Mengkaji penyebab
ketidak nyamanan
(selain dari prosedur
N : 80
x/menit
operasi)
RR : 20
x/menit
S:
36OC
Hasil :
16.00
7. memberi info
Pasien
mengenai sifat
merasa tidak
ketidak nyamanan
nyaman dengan
sesuai kebutuhan.
lingkungan
disekitar yang
10.15
8. Melakukan reposisi
bising.
sesuai petunjuk
Hasil :
miring).
Pasien
paham tentang
ketidaknyamanan
11.30
16.30
9. Menganjurkan
yang dirasakan.
penggunaan teknik
Hasil :
dalam, visualisasi
tampak rileks
dan imajinasi).
11. Mengobservasi
efek analgesik.
diberikan.
Hasil :
-
54
Pasien
Pasien
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
Respon Pasien
Implementasi
tampak nyaman
12.00
dan rileks.
sesuai petunjuk
(analgesik IV)
Hasil :
-
Nyeri
berkurang setelah
obat dimasukkan.
Hasil :
-
Pasien
diberikan obat.
II
Selasa
09.30
1. Mengkaji derajat
08-05-2012
mobilisasi yang
Hasil :
-
Pasien
dihasilkan oleh
melakukan
cedera / pengobatan.
aktivitas dengan
Mengkaji respon
pasien terhadap
saudaranya dengan
imobilisasi.
digandeng /
dipapah.
-
Pasien
berharap dengan
latihan imobilisasi
teratur kakinya
11.00
3. Mengintruksikan
Pasien
ekstremitas yang
mengikuti perintah
untuk latihan
gerak.
-
Pasien
dapat
55
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
08.00
Respon Pasien
Implementasi
4. Mendorong
menggerakkan
penggunaan latihan
isometrik mulai
yang sakit.
07.00
6. Menempatkan
Pasien
mampu melakukan
latihan isometrik
telentang secara
dengan bantuan
periodik.
penuh.
8. Mendorong
perawatan
16.00
Hasil :
-
Pasien
Mandi).
posisi yang
9. Membantu
monoton.
mobilisasi dengan
Hasil :
mungkin.
Pasien
disibin oleh
istrinya.
12.00
19.00
10. Mengawasi TD
dengan melakukan
Hasil :
aktivitas.
Pasien
ke kamar mandi
dengan
mendorong untuk
menggunakan
kursi roda.
Hasil :
18.00
TD :
120/90 mmHg
Hasil :
-
56
Pasien
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
Respon Pasien
Implementasi
merasa nyaman
dengan perubahan
posisi yang
diberikan.
Hasil :
-
Pasien
mendapatkan /
mengkonsumsi
makanan TKTP.
III
Rabu
20.00
1. Mengukur dan
09-05-2012
Hasil :
Minum
: 290 cc/hari
pengeluaran GI)
BAK +
250 cc/hr
Infus :
500 cc/30 tpm
2. Mengkaji
pengeluaran
at (-)
-
urinarius.
3. Memberi bantuan
pengukuran
BAB
(-)
Hasil :
-
berkemih sesuai
Pasien
BAK + 150 cc/hari
kebutuhan (ex.
Hasil :
mengalir dalam
bak).
4. Memantau TTV
57
Kering
Pasien
BAK lancar
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
Respon Pasien
Implementasi
Hasil :
-
TD :
110/90 mmHg
5. Mencatat munculnya
mual / muntah.
N : 60
x/menit
RR : 21
x/menit
S:
36,8OC
8. Memberikan cairan
parenteral sesuai
Hasil :
-
kebutuhan.
Mual
(-)
Muntah
(-)
10. Memberikan
pemasukan cairan
Hasil :
-
oral secara
Kulit
hangat kering
berangsur-angsur
Hasil :
sesuai petunjuk.
Pasien
mendapat terapi.
Infus
RL 500 cc/30 tpm
Hasil :
-
Pasien
minum 240 cc/hari
IV
Rabu
20.30
09-05-2012
meminta pasien /
58
Hasil :
-
Pasien
dan keluarga
menunjukkan
paham bagaimana
perawatan luka /
cara merawat
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
09.00
Respon Pasien
Implementasi
balutan jika
luka / balutan
diindikasikan.
5. Mengidentifikasi
benar.
keterbatasan
Hasil :
aktivitas khusus.
Pasien
melakukan semua
aktivitas dibantu
12.00
6. Menganjurkan
latihan gerak
progresif.
saudaranya.
Hasil :
-
13.12
Pasien
mampu melakukan
perintah.
dalam program
Hasil :
pengajaran,
Pasien
menyediakan
dan keluarga
intruksi tertulis /
paham tentang
materi pengajaran.
materi yang
diberikan.
Kamis
10.00
3. Mengevaluasi rasa
10-05-2012
sakit, mencatat
Hasil :
-
karakteristik, lokasi
dan intensitas (skala
Tidak
nyeri saat gerak
0-10).
Skala
nyeri : 0
5. mengukur TTV
Pada
luka post op tidak
timbul nyeri.
Hasil :
-
TD :
100/80 mmHg
59
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Jam
Respon Pasien
Implementasi
-
N : 69
x/menit
8. Melakukan reposisi
sesuai petunjuk
(posisi semi fowler,
22x/menit
penggunaan teknik
Hasil :
-
relaksasi.
Pasien
tampak nyaman
analgesik IV sesuai
indikasi.
S : 362
miring).
9. Menganjurkan
RR :
diberikan.
Hasil :
-
Pasien
tampak rileks
Hasil :
-
Nyeri
berkurang setelah
obat dimasukkan.
60
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 32 Tahun
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Selasa
08-05-2012
Evaluasi
S:
O: -
Skala nyeri : 5
TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
A: P:
S : 36OC
II
Selasa
08-05-2012
S:
O: -
61
Pasien tampak
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Evaluasi
-
Kekuatan otot
5
5
5
3
P:
3
III
Rabu
09-05-2012
S:
O: -
BAB : (-)
Mukosa lembab
IV
Rabu
P:
S:
09-05-2012
kebutuhan pengobatan
O: -
A: P:
Masalah teratasi
Rencana keperawatan dihentikan
Kamis
10-05-2012
S:
Skala nyeri : 0
O: -
62
No
No.
Diagnosa
Hari /
Tanggal
Evaluasi
-
TD : 120/90 mmHg
N : 20 x/menit
S : 356 OC
RR : 21 x/menit
Masalah teratasi
A: Rencana keperawatan dihentikan
6
II
Kamis
P:
Pasien pulang
S:
10-05-2012
Kekuatan otot
5
5
5
4
Pasien dibantu oleh istri dan
P:
7
III
Kamis
S:
10-05-2012
O: -
BAB (-)
Mukosa : lembab
A: Masalah teratasi
P:
63
EVALUASI
HASIL
: 32 Tahun
No.
Diagnosa
Hari/Tanggal
10-05-2012
Evaluasi
S:
O: -
Skala nyeri : 0
TD : 120/90 mmHg
N : 20 x/menit
A: -
S : 356 OC
P:
RR : 21 x/menit
Masalah teratasi
Rencana keperawatan dihentikan
Pasien pulang
64
No
No.
Diagnosa
Hari/Tanggal
II
10-05-2012
Evaluasi
S:
O: -
Kekuatan otot
5
5
5
4
Pasien dibantu oleh istri dan
III
10-05-2012
S:
O: -
BAB (-)
Mukosa : lembab
A: Masalah teratasi
P:
IV
09-05-2012
S:
O: -
A: P:
Masalah teratasi
65
No
No.
Diagnosa
Hari/Tanggal
Evaluasi
Rencana keperawatan dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
66
67