Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN TEORI RETARDASI MENTAL

(KECACATAN MENTAL)

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PEKALONGAN
2009

BAB I
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang
(subnormal) sejak sama perkembangan (sejak lahir/sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan
(seperti juga pada demensia) tetapi gejala utama (yang menonjol) ialah
intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga obligofrenia
(maramis).
Retardasi mental yaitu adanya penurunan fungsi intelektual (diukur
dengan tes IQ standar dua standar deviasi dibawah IQ rata-rata 100) dan
gangguan fungsi umum. (David A. Tomb).
B. ETIOLOGI
Menurut Maramis penyebab retardasi mental yaitu :
Keturunan (retardasi mental genetic)
Mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex)
Kedua-kedua ini dinamakan juga retardasi mental primer. Retardasi mental
sekunder disebabkan factor-faktor dari luar yang diketahui dan factor-faktor
ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu prenatal, perinatal / postnatal.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Retardasi mental yaitu :
Retardasi mental ringan
IQ 50 70, dinilai mampu dididik. Mereka biasanya dikenali
saat masuk sekolah (dan diberikan tes) dan membutuhkan pendidikan
khusus
Retardasi Mental sedang
IQ 35 50, dinilai mampu dilatih dapat mempelajari
keterampilan kerja yang sederhana.

Retardasi Mental Berat


IQ 20 35, mereka termasuk penderita retardasi yang dependen :
mampu berbicara yang paling sederhana, tetapi membutuhkan suatu
institusi / pengasuhan suportif yang intensitas sering ditemukan
malformasi dan cacat fisik yang berat.
Retardasi Mental yang sangat berat
IQ dibawah 20, mereka bergantung secara total kepada orang lain
dan biasanya mempunyai kerusakan neurology yang bermakna, tidak
dapat berjalan / berbicara.
Pedoman penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa ke-1 (PPDGJ-1)
memberikan subkategori-subkategori klinis / keadaan-keadaan yang sering
disertai retardasi mental sebagai berikut :
1. Akibat infeksi / intoxikasi
Kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena kerusakan
jaringan otak akibat infeksi intracranial, karena serum, obat / zat toxik
lainnya
Contoh : - Parotitis epidemika, rubella, sifilis dan toxoplasmosa
congenital
- Ensefalopatia karena infeksi postnatal
- Ensefalopatia karena toxemia gravidarum / karena intoxikasi
lain
- Ensefalopatiabilirubin (kernicterus)
- Ensefalopatia post- imunisasi
2. Akibat rudapaksa / sebab fisik lain
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain seperti sinar-x,
bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan
kelainan dengan retardasi mental. Rudapaksa kepala sesudah lahir tidak
begitu sering mengakibatkan retardasi mental.
PPDGJ-1 menyebutkan : - Ensefalopatia karena kerusakan prenatal

- Ensefalopatia karena keruakan pada waktu


lahir
- Ensefalopatia karena kerusakan postnatal
3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan
metabolisme (umpamanya gangguan metabolisme zat lipida, karbohidrat
dan protein) pertumbuhan / zat gizi termasuk dalam kelompok ini.
Contoh : - Lipoidosa otak infantile (penyakit Tay-Sach)
- Histiositosis lipidum jenis keratin (penyakit Gaucher)
- Histiositosis lipidum jenis fosfatid (penyakit nieman-Pick)
- Fenilketonuria ; diturunkan melalui suatu gen yang resesif
4. Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal)
Kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak
termasuk tumbuhan sekunder karena rudapaksa / keradangan) dan
beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul
etiologinya (diduga herediter/familial).
Contih : - Nerofibromatosa (penyakit non Recklinghausen)
- Angiomatosa otak trigemini (penyakit sturge-kleber-dimitri)
- Sklerosa tuberose (Epiloia, penyakit Bourville)
- Sklerosa spinal (ataxia friedreich)
5. Akibat penyakit / pengaruh prenatal yang tidak jelas
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak
diketahui etiologinya, termasuk anemali cranial primer dan defek
congenital yang tidak diketahui. Sebabnya.
Contoh : - Anensefali dan hemi-ensefali
- Kelainan pembentukan gizi
- Porensefali congenital
- Kraniostenosa
- Hidrosefalus congenital
- Hipertelorisme
- Makrosefali (megalensefali)

- Mikrosefali primer
- Sindroma idurence-moon-biedl
6. Akibat kelainan kromosom
Kelaianan kromosom mungkin terdapat dalam jumlahnya / dalam
bentuknya.
Kelainan dalam jumlah kromosom :
Sindroma Down / Langdon-Down / mongolisme (trisomi otosomal /
trisomi kromosom 21)
Pada kromosoma 55x
Kelainan dalam bentuk kromosom :
Cri du chat : tidak terdapat cabang pendek pada kromosom 5 cabang
pendek kromosoma 18 tidak terdapat
7. Akibat premeturitas
Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan
keadaan bayi yang pada waktu lahir BB kurang dari 2500 gr / dengan
masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain
seperti subkategori sebelum ini.
8. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental mungkin juga akibat suatu gangguan jiwa yang
berat.
9. Akibat deprivasi psikososial
Retardasi mental dapat disebabkan oleh factor-faktor biomdik
ataupun sosio budaya
D. PENANGANAN MASALAH RETARDASI MENTAL
Penderita retardasi mental taraf perbatasan, ringan bahkan yang berat,
dapat mengalami perkembangan kepribadian yang normal.
Tabel Pembagian tingkat-tingkat intelegensi (patokan social didasarkan atas
keadaan masyarakat yang normal)

Nama
Sangat superior

HI (IQ)
Tingkat
> 130 Tinggi sekali

Patokan Sosial
Patokan Pendidikan
Bila
berguna
bagiTerlalu pandai buat
masyarakat disebut zenisekolah biasa

Superior

(genious)
Dapat berfungsi biasa

110-130 Tinggi

Dapat menyelesaikan
perguruan

Normal

86-109 Normal

Dapat berfungsi biasa

tinggi

dengan mudah
Dapat menyelesaikan
SLTA,

sedikit

kesukaran

di

perguruan tinggi
bodoh, 68-85 Taraf perbatasan Tidak sanggup bersaingBeberapa kali tidak

Keadaan

bebal
dalam mencari nafkah naik kelas di SD
Debilitas (keadaan 52-85 Retardasi mentalDapat mencari nafkahDapat dilatih dan
tolol)

ringan

secara sederhana dalamdididik dapat dilatih

Imbesilitas

keadaan baik
36-51 Retardasi mentalMengenal bahaya, tidakTidak dapat dididik,

(keadaan dungu)

sedang
dapat mencari nafkah
20-35 Retardasi mentalTidak
mengenaldapat dilatih

Idiosi

berat
bahaya,
(keadaan < 20 Retardasi mentalTidak dapat mengurusTidak dapat dididik,

pandir)

sangat berat

diri sendiri

tidak dapat dilatih

Tabel ciri-ciri perkembangan penderita retardasi mental


Tingkat
mental

retardasiUmur pra-sekolah : 0-Umur sekolah : 6-20Masa dewasa : 21


5 tahun pematangantahun
dan perkembangan

latihan

pendidikan

Berat sekali

Retardasi

Berat

kemampuan

Sedang

untuk berfungsi dalambereaksi

dantahun/Lebih
kecukupan social dan

berat,Perkembangan

pekerjaan
Perkembangan

minimalmotorik sedikit, dapatmotorik

dan

bicara

terhadapsedikit dapat mencapai

Ringan

bidang

sensori-latihan mengurus dirimengurus diri sendiri

motorik membutuhkansendiri secara minimalsecara sangat terbatas,


perawatan

/ terbatas

membutuhkan
perawatan.

Perkembangan

Dapat

berbicara

motorik kurang, bicarabelajar berkomunikasi,Dapat


minimal,

padadapat

dilatih

umumnya tidak dapatkebiasaan


dilatih

untukdasar,

keterampilan

dalamsebagian

dilatihdibawah pengawasan

sistematikpenuh,

dalam kebiasaan

secara

berbicara

socialmenjaga

maju

dalam
yang

lewatterkontrol

socialkelas 2 SD dalam

kurang, perkembanganmempelajari
motorik cukup, dapatakademik,
belajar mengurus diribelajar
sendiri, dapat diatursendirian
dengan

diri

/dan pekerjaan, sukarlingkungan

belajar berkomunikasi,untuk
kesadaran

minimal

Dapat dilatih dalamberguna keterampilan


keterampilan

Dapat

dapat

mengembangkan

komunikasi tidak ada /


hanya sedikit sekali

dalam

kesehatanmengurus diri sendiri

dapat

mengurus diri sendiri,secara

mencapai

Dapat mencari nafkah


dapatdalam pekerjaan kasar
bepergian(unskilled)/

setengah

ditempatterlatih dalam keadaan

pengawasanyang sudah dikenal

sedang

yang

terlindung,

memerlukan
Dapat

belajarpengawasan

dan

Dapat

keterampilan

bimbingan

bila

mengembangkan

akademik sampai kira-mengalami

stress

keterampilan
dan

socialkira kelas 6 pada umursocial / stress ekonomi

komunikasi,belasan tahun (dekatyang ringan

keterbelakangan

umur 20 tahun) dapat

minimal dalam bidangdibimbing

kearahBiasanya

sensori motorik, seringkonformitas sosial

mencapai

dapat

tidak dapat dibedakan

keterampilan

dari

dan pekerjaan yang

normal

hingga

lebih tua

sosian

cukup untuk mencari


nafkah,

tetapi

memerlukan
bimbingan da bantuan
bila mengalami stress
social / stress ekonomi
yang luar biasa

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian


Seorang dengan retardasi mental, karena keadaannya, sepanjang
hidupnya menghadapi lebih banyak resiko dari orang yang normal. Resiko
ini rupanya bertambah sesuai dengan beratnya retardasi mental
Karena

keterbelakangan

intelegensinya

terdapat

juga

perkembangan hidup emosi yang dapat mempengaruhi hubungan antar


manusia. Bila didalam keluarga terdapat anak lain yang pandai, maka
ketidakmampuan untuk bersaing dapat merupakan trauma baginya. Bila
orang tua tidak mengetahui bahwa anak mereka menderita Retardasi
Mental (karena ketidaktahuan atau karena mekanisme pembelaan
penyangkalan), maka harapan atau tuntutan mengenai perilaku normal
akan menyebabkan frustasi yang dapat menyebabkan ketegangan,
kebingungan atau kerenggangan hubungan antara anak dan orang tua.
Sikap umum masyarakat terhadap retardasi mental sangat
mempengaruhi reaksi orang tua terhadap adanya anak dengan retardasi
mental dalam keluarga mereka. Masyarakat dengan teknologi tinggi yang

mengutamakan

pendidikan dan kemampuan intelektual, tidak begitu

toleran terhadap penderita retardasi mental, dibandingkan dengan


masyarakat dengan teknologi yang lebih rendah. Bila anak dengan
retardasi mental menjadi lebih besar, maka diterimanya dia oleh anak-anak
yang lain dipengaruhi oleh sikap, toleransi dan emosi pribadi orang tua
anak-anak itu terhadap anak dengan retardasi mental.
2. Diagnosa dan diagnosa banding
Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil
anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan
perkembangan

anak.

Bila

mungkin

dilakukan

juga

pemeriksaan

psikologik. Bila perlu juga diperiksa di laboratorium, diadakan evaluasi


pendengaran dan bicara, observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui
adanya gangguan psikiatrik di sampng retardasi mental.
Diagnosa banding ialah : anak-anak dari keluarga yang sangat
melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi mental ini
refersibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang
anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita
retardasi mental. Mungkin juga ganggua bicara dan cerebral palsy
membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensinya normal.
Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira
anak itu bodoh. Early infantile autism dan skizofrenia anak juga sering
menunjukan gejala yang mirip retardasi mental.
3. Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan
pada masyarakat, perbaikan keadaan sosio-ekonomi, konseling genetic dan
tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik,
pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan
diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan keradangan otak pada anakanak). Tiap usaha mempunyai cara sendiri untuk berbagai aspeknya.

Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini


keradang otak, pendarahan subdural, kraniasenosis (sutura tengkorak
menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi : pada mikrosefali
yang congenital, operasi tidak menolong.
Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan
khusus, sebaiknya di sekolah luar. Dapat diberi neroleptika kepada yang
gelisah, hiperaktif atau destruktif. Amfetamine dan kadang-kadang juga
anihistamin berguna juga pada hiperkinesa. Barbiturat kadang-kadang
dapat menimbulkan efek paradatal dengan menambah kegelisahan dan
ketegangan.

Dapat

dicoba

juga

obat-obat

yang

memperbaiki

mikrosirkulasi di otak (membuat masuknya zat asam dan makanan dari


darah ke sel-sel otak lebih mudah) atau yang langsung memperbaiki
metabolisme sel-sel otak, akan tetapi hasilnya kalau ada tidak segera dapat
dilihat.
Konseling pada orang tua dilakukan secara flexible dan pragmatis
dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustasi oleh
karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Mereka sering perlu
ditenangkan dan sekaligus dianjurkan dengan mengatakan bahwa
bukanlah salah mereka bahwa anak ini menderita retardasi mental, tetapi
adalah salah bila mereka tidak mau berusaha untuk mengatasi keadaan
anak itu. Karena orang tua sering menghendaki anak itu diberi obat, dapat
diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat
membantu pertikaran zat (metabolisme) sel-sel otak, akan tetapi biaroun
anak itu menelan obat semacam itu banyak dan lama sekali (tidak
mengganggu badan) ia tidak akan maju kalau ia tidak belajar melalui
latihan dan pendidikan.
4. Latihan dan pendidikan
Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah :
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang
ada.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti social

Mengajarkan suatu keahlian skill agar anak itu dapat mencari nafkah
kelak.
Latihan anak-anak iini lebih sukar dari pada anak-anak biasa
karena perhatian mereka mudah sekali tertarik kepada hal-hal yang lain.
Harus diusahakan untuk mengikat perhatian mereka dengan merangsang
panca indera, misalnya dengan alat permainan yang berwarna atau yang
berbunyi, dan semuanya harus konkrit, artinya dapat dilihat, didengar dan
diraba. Prinsip-prinsip ini yang mula0mula dipakai oleh fiabel dan
Pestalozzi, sehingga sekarang masih digunakan ditaman kanak-kanak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
Latihan di rumah : pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri,
berpakaian sendiri, kebersihan badan.
Latihan disekolah : yang penting dalam hal ini ialah perkembangan
rasa social.
Latihan teknis

: Diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan

kedudukan social, pada pria umpamanya peternakan, pertanian,


pekerjaan administrasi, tukang sepatu, tukang kayu, dll. Pada wanita
umpamanya tukang masak, penjahit, dll.
Latihan moral

: dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik

perlu disertai hadiah. Hukuman dapat berupa dimarahi, tidak diberi


makanan yang disukai, larangan bermain untuk sementara waktu dan
sebagainya. Hadiah dapat berupa kata-kata pujian, mainan, makanan,
dll.
E. PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Retardasi ringan masih dapat berkembang, seiring tidak terduga tetapi
lebih lambat, dengan pendidikan (terutama memperlakukan penderita seperti
normal dengan hati-hati) dan lingkungan yang suportif. Mereka mempunyai
resiko untuk timbulnya reaksi penyesuaian, hiperaktifitas dan depresi. Terapi
pasien dengan psikoterapi suportif yang berorientasi pada realitas. Teknik

modifikasi perilaku yang sederhana mungkin sangat efektif dan menjadi


bagian dari program terapi.
Orang dengan retardasi mental berat mungkin membutuhkan beberapa
bentuk perawatan serta pelatihan di dalam suasana asrama harus
dipertimbangkan jika memungkinkan. Jika pasien tinggal dikeluarganya,
terapi juga keluarganya, orang tua dan saudara-saudaranya sering kali
menunjukan kemarahan, penolakan, perlindungan yang berlebihan, control
yang berlebihan, penyangkalan / perasaan bersalah yang semuanya ini harus
dikenali dan dihadapi oleh dokter. Berikan konseling genetic, koordinasikan
dengan agen dan spesialis yang lain jika tersedia.
Sindrom psikotik 3-4x lebih lazim, pada penderita retardasi mental. Dosis
rendah tranquilizer minor / mayor mungkin membantu mengatasi problem
perilaku (misal : agresifitas) jangan digunakan berlebihan (mudah untuk
dilakukan). Litium / propranolol mungkin dapat mengurangi pencederaan diri
dan agresif dalam beberapa kasus.

DAFTAR PUSTAKA

A. Tomb, David. 2004, Buku Saku Psikiatri, edisi 6. Jakarta : EGC


Maramis. W.F. 1995, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart. WG, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai