Mata Kuliah :
Sistem Wilayah, Lingkungan, dan Hukum
Pertanahan
MAHASISWA :
SILVYA CANDRA KUSUMA
NRP. 3114207805
DOSEN :
Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, MSc. Lie. Rer. Reg.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN ASET
INFRASTRUKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1. LATAR BELAKANG
3
1.2. MAKSUD
4
1.3. TUJUAN
4
1.4. RUANG LINGKUP
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. DEFINISI WILAYAH, DAERAH, KAWASAN, DAN ZONA . 5
2.1.1.
Wilayah, Daerah, dan Kawasan
5
2.1.2.
Pengembangan Wilayah
6
2.2. SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR .. 8
2.2.1.
Sarana dan Prasarana
8
2.3.2.
Infrastruktur
8
2.3. PROYEKSI PENDUDUK
10
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
.
12
3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN .
12
3.1.1.
Rencana Program Jangka Panjang
Kabupaten Trenggalek ..
12
3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah
Kabupaten Trenggalek ..
12
3.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek
13
3.2. PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK
.
16
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
..
16
3.2.2. Kondisi Topografi
17
3.2.3. Kondisi Hidrologi
17
3.2.4. Kondisi Iklim
19
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
.
19
3.2.6. Kependudukan
19
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah .
20
BAB IV
27
23
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
.
23
3.2.6. Kependudukan
24
3.2.7. Sistem Transportasi
24
3.2.8. Utilitas
25
3.2.9. Perekonomian
26
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. ISU STRATEGIS
27
4.1.1. Potensi Wilayah
27
4.1.2. Permasalahan Wilayah ..
27
4.2. ANALISA FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT
TUMBUH
... 28
4.3. PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PRIORITAS
... 29
31
4.4.1. Desa Karanggandu
31
4.4.2. Desa Prigi
32
4.4.3. Desa Tasikmadu
34
4.5. ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH ..
36
4.5.1. Desa Karanggandu
36
4.5.2. Desa Prigi
38
4.5.3. Desa Tasikmadu
40
4.6. PROYEKSI PENDUDUK
42
BAB V
61
43
4.6.3. Prediksi Penduduk
44
4.7. ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH
STRATEGIS CEPAT TUMBUH
..
44
4.7.1. Kebutuhan Perumahan ..
44
4.7.2. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Jalan
..
45
4.7.3. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Air Minum ..
46
4.7.4. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Drainase ..
47
4.7.5. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Sanitasi
..
48
4.7.6. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
...
48
4.8. MATRIKULASI PRIORITAS PENANGANAN
..
49
4.8.1. Desa Karanggandu
50
4.8.2. Desa Prigi
53
4.8.3. Desa Tasikmadu
57
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..
5.1. KESIMPULAN
61
5.2. REKOMENDASI
61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Di Jawa Timur pertumbuhan kota Metropolitan dan kota-kota besar masih
ini
pemerintah
telah
berupaya
untuk
mengatasi
ketimpangan
Provinsi
Jawa
Timur
dibagi
menjadi
(sembilan)
Satuan
Wilayah
Pengembangan dan salah satunya adalah SWP Kediri, yang meliputi Kota Kediri,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung, dengan
pusat pelayanan di Kota Kediri.
Kabupaten Trenggalek termasuk pada SWP Kediri dan sekitarnya, dengan
pusat pelayanan di Kota Kediri, adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah
ditetapkan sebagai kawasan strategis cepat tumbuh. Kecamatan Watulimo, salah satu
kecamatan di Kabupaten Trenggalek, merupakan pusat perkembangan kawasan
pesisir di bagian selatan Kabupaten Trenggalek, yang dilalui oleh Jalan Lingkar
Selatan Jawa Timur. Perkembangan Kecamatan Watulimo yang pesat memberikan
implikasi
positif
dengan
direncanakannya
kawasan
ini
sebagai
penyangga
Pada penetapan
1.2.
MAKSUD
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Menginventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat tumbuh
di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Menginventarisasi potensi dan masalah prasarana/sarana infrastruktur pada
wilayah strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan
Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
3. Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada
kawasan strategis cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 2017
untuk
menunjang
pengembangan
potensi
di
Kecamatan
Watulimo,
Kabupaten Trenggalek.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis
cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan masalah prasarana/ sarana
infrastruktur
pada
wilayah
strategis
cepat
tumbuh
yang
dapat
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari penulisan ini adalah :
1. Meliputi 3 (tiga) desa yang mempunyai potensi wisata di Kecamatan Watulimo,
Kabupaten
Trenggalek,
Karanggandu.
2. Prasarana/ sarana
yaitu
Desa
infrastruktur
Perigi,
yang
Desa
Tasikmadu
diidentifikasi
dan
meliputi
Desa
bidang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WILAYAH DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2.1.1. Wilayah, Daerah, dan Kawasan
Definisi Wilayah menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Wilayah adalah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas
dan
sistemnya
ditentukan
berdasarkan
aspek
administratif
dan/atau
aspek
fungsional. Sedangkan menurut Murty (2000): Wilayah adalah suatu area geografis,
teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian,
provinsi, kabupaten dan perdesaan. Pembagian wilayah terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya wilayah cepat tumbuh, wilayah perbatasan, dan wilayah pesisir.
Daerah adalah kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan terkait dengan
kewenangan pemerintahan.
Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat
tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Kawasan adalah
wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Adapun jenis-jenis
kawasan dalam penataan ruang adalah :
1. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
2. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
3. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
4. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan
sumber
daya
alam
tertentu
yang
ditunjukkan
oleh
adanya
dengan
susunan
fungsi
kawasan
sebagai
tempat
permukiman
perkotaan
dengankawasan
yang
perkotaan
berdiri
di
sendiri
sekitarnya
atau
yang
kawasan
saling
perkotaan
memiliki
inti
keterkaitan
Republik
Indonesia
Nomor
26
Tahun
2007
memacu
pertumbuhan.
Pertumbuhan
perkotaan
yang
tidak
seimbang
menimbulkan tingkat urbanisasi yang tidak terkendali. Secara fisik hal ini ditunjukan
oleh perkembangan kota yang tidak seimbang dengan daya dukung yang ada sering
berakibat negatif, antara lain adalah:
1. Terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam di sekitar kota
besar dan metropolitan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi ;
2. Terjadinya secara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi
kawasan permukiman, perdagangan, dan industri ;
3. Menurunnya kualitas lingkungan fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya
perusakan iingkungan dan timbulnya polusi ;
4. Menurunnya kualitas hidup majyarakat di perkotaan karena permasalahan sosialekonomi serta penurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan ;
meratanya
penyebaran
penduduk
perkotaan
dan
terjadinya
over
sumber
daya
dan
geografis
yang
dapat
menggerakkan
berdasarkan prinsip :
penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan investasi;
b. kepastian hukum tentang jaminan keamanan investasi, kemudahan dan
transparansi pengelolaan perijinan usaha melalui pelayanan satu pintu,
keharmonisan hubungan investor dengan tenaga kerja, dan keadilan di
c.
dengan kebutuhan;
d. peningkatan keterkaitan bisnis yang saling menguntungkan antara pelaku
usaha skala besar, dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
melalui pemberdayaan masyarakat UMKM;
e. pengutamaan keterkaitan yang saling menguntungkan antarpelaku usaha
dan antarkawasan, seperti mengupayakan keterkaitan pengembangan pusat
f.
guna
Kawasan
Strategis
Cepat
Tumbuh
di
daerah
b.
c.
di
sekitarnya
dalam
suatu
keterpaduan
sistem
wilayah
spesifik
daerah
pengembangan ekonomi;
d.
mengoptimalkan
pengelolaan
provinsi/kabupaten/
kota bagi
potensi
sumberdaya
menciptakan
perwujudan
keterpaduan,
keseimbangan
dan
keserasian
Definisi Infrastruktur
:
sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan
agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik
istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang
mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan,
kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah,
perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain
fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi
masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan. Sedangkan infrastruktur
B.
Jenis Infrastruktur
Jenis infrastruktur
Menteri
Dalam
Negeri
No.59/1988
tentang
Petunjuk
sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas, air kotor/ drainase, air limbah.
Komponen Infrastruktur Ke PU an
Beberapa komponen Infrastruktur meliputi Ke PU an, meliputi :
1. Perumahan,
adalah
penyelenggaraan
satu
kesatuan
perumahan,
sistem
yang
penyelenggaraan
terdiri
atas
kawasan
pembinaan,
permukiman,
10
penduduk
dan
kepadatan
pemukiman,
kawasan
prioritas
dan
PROYEKSI PENDUDUK
Ada 3 (tiga) model pertumbuhan penduduk yang digunakan secara umum di
gunakan untuk perhitungan proyeksi penduduk. Ketiga model tersebut diseleksi yang
aplikatif untuk situasi dan kondisi demografi kawasan studi, yaitu :
1.
Model Linear
Asumsi dasar aplikasi linear growth model adalah bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk jumlahnya konstan dari tahun ke tahun dan jumlah pertumbuhan tidak
tergantung
pada
jumlah
penduduk
pada
suatu
tahun
tertentu.
Model
Pn = Po + n.a
dimana : P
Po
n
a
2.
=
=
=
=
Model Eksponensial
Asumsi dasar penggunaan exponential model adalah bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk tiap tahun akan selalu proporsional dengan jumlah penduduk pada
tahun sebelumnya. Ada suatu variabel yang bersifat konstan, yaitu laju
pertumbuhan penduduk, bukan jumlah pertumbuhan penduduk. Secara fisik,
11
dimana : Pn
Po
n
r
3.
=
=
=
=
Pn = Po (1 + r )
P = a + bx
dimana
= Tahun pengamatan
= Konstanta empirik =
= Konstanta empirik =
12
Trenggalek :
a. Visi
Berdasarkan kondisi Kabupaten Trenggalek saat ini, tantangan yang dihadapi
dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang
dimiliki oleh Kabupaten Trenggalek dan amanat pembangunan yang tercantum
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Visi
Pembangunan
Jangka
Panjang
Tahun
20052025
adalah
Terwujudnya
yang
Bermanfaat
bagi
Masyarakat
dan
Berdasarkan
Trenggalek
berbagai
2010-2015,
kondisi
maka
pembangunan
dibutuhkan
yang
dihadapi
solusi-solusi
Kabupaten
strategis
untuk
berangkat
dari
landasan
visi
Perubahan
Menuju
Masyarakat
13
20102015
dijabarkan
ke
dalam
(tiga)
misi,
dijalankan
secara
kemakmuran
masyarakat
Kabupaten
Trenggalek
sesuai
Misi
publik
memerlukan
unsur-unsur
mendasar
antara
lain
unsur
kabupaten, dimana pola persebaran yang ada bersifat linier mengukuti jaringan jalan
kolektor
primer.
Dalam
perkembangan
kedepan
persebaran
fasilitas
perlu
14
kawasan
perkotaan
dan
penetapan
kawasan
perdesaan
di
yang
berimplikasi
terhadap
cepatnya
laju
pertumbuhan
kota,
meningkatnya daya beli dan interaksi ekonomi dan sosial yang terjadi, yang
tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat sesuai dengan
permintaan pasar.
4) Adanya peluang ekonomi maupun rencana pengembangan sektoral wilayah
hinterland dan rencana pengembangan kabupaten itu sendiri untuk masa yang
akan datang.
B.
1.
yang
terintegrasi
dan
utama
berdasarkan
kegiatan
yang
dominan
yang
mungkin
15
c.
e.
C.
11211' Bujur Timur dan 753' 834' Lintang Selatan dengan kondisi dua per tiga
dari luas wilayah merupakan pegunungan dengan ketinggian 0690 dpl. Kabupaten
Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dengan batas wilayah meliputi :
- Sebelah Utara
: Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo
- Sebelah Timur
: Kabupaten Tulungagung
- Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
- Sebelah Barat
: Kabupaten Pacitan dan Ponorogo
16
3.2.2.
Kondisi Topografi
Kabupaten Trenggalek sebagian besar bertopografi terjal lebih dari 40% seluas
28.378 ha yang merupakan daerah rawan bencana longsor. Sebagian besar lahan
ini merupakan lahan kritis yang rentan mengalami gerakan tanah. Kawasan ini
tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Bendungan, Pule, Dongko,
17
Kecamatan
Trenggalek,
Karangan,
Pogalan,
Kondisi Hidrologi
Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang
antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M 3/detik (Kali Jati) sampai
dengan 20.394 M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi
merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi
aliran sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasi diperlukan pembangunan
lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan, embung, dan dam.
Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber
air di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya.
Sumber-sumber
air
tersebut
perlu
mendapatkan
perhatian
dengan
menjaga
kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber mata air sebagai kawasan lindung.
Pada umumnya Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama
yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah alirannya
bermuara ke Samudera Hindia.
Wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar
maupun kecil. Bagian utara Trenggalek terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke
selatan, yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara
beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara di
Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan
barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai
Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam
Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Kali
Brantas sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA
Niyama. Sedangkan di bagian selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke
Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan
Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan Panggul. Sungai Tumpak Nongko
di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan Watulimo.
Tabel 3.2 Potensi Sumber Air Kabupaten Trenggalek
NO
1
KECAMATAN
Panggul
MATA AIR
53
18
KECAMATAN
Munjungan
Watulimo
MATA AIR
9,5
18
24
Kampak
63
Dongko
10
20,5
Pule
67
216
Karangan
14
13
Suruh
19
15
Gandusari
11
38
10
Durenan
16
11
Pogalan
12
12
Trenggalek
22
15
13
Tugu
72
66
14
Bendungan
50
61
361
658
Jumlah
3.2.4.
Kondisi Iklim
Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di selatan garis Katulistiwa, maka seperti
1.261,40 km2 dan wilayah pengelolaan laut seluas 711,17 km 2. Dari luas wilayah
darat tersebut lahan untuk permukiman mencapai 12.136 Ha. Sedangkan
penggunaan lahan yang lainnya, berdasarkan data dari Bakosurtanal yang tertuang
dalam peta Rupa Bumi Indonesia dan updating citra Landsat tahun 2010 terlihat
bahwa luas hutan Kabupaten Trenggalek sekitar 23.461 Ha, luas kebun sekitar
25.038 ha, luas sawah irigasi sebesar 10.769 Ha, luas sawah tadah hujan adalah
19
berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan
dan Pulau Sekel yang belum diketahui luasnya.
3.2.6.
Kependudukan
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten
Trenggalek pada akhir tahun 2013 sebesar 836.778 jiwa. Jumlah penduduk ini naik
sebesar 1,12 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2012. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir sebesar 1,76 %. Pertumbuhan
yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang besar pada
tahun 2008 sebesar 12,89 % dari tahun 2017. Dari jumlah penduduk tahun 2013,
sebanyak 422.869 jiwa atau 50,54 % merupakan penduduk laki-laki dan 413.909 jiwa
atau 49,46 % merupakan penduduk perempuan. Pada tahun 2013, sex ratio yang
dihasilkan sebesar 102. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya lakilaki dan perempuan seimbang, sehingga tuntutan partisipasi masyarakat menurut
gender diharapkan juga bisa proporsional.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Trenggalek sebesar 663 orang/ km 2 di mana
Kecamatan Watulimo mempunyai kepadatan sekitar 512 orang/ km2, Kecamatan
Monjungan sekitar 373 orang/ km2 dan Kecamatan Panggul sekitar 691 orang/ km 2.
Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan
Pogalan dengan kepadatan sekitar 1.461 jiwa/km 2, disusul Kecamatan Trenggalek
dengan tingkat kepadatan 1.241 jiwa/km. Adapun Kecamatan yang mempunyai
tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Bendungan dengan
tingkat kepadatan 335 jiwa/km2.
3.2.7.
2009 masih didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 33,49 % disusul
dengan sektor lapangan usaha jasa-jasa sebesar 21,49% dan sektor lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,87 %. Dari ketiga sektor lapangan usaha
tersebut, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih memberikan kontribusi yang
20
URAIAN /
EXPLANATION
(2)
2011
2012
2013**
(3)
(4)
(5)
(6)
1.903.253,0
1
101.113,75
2.106.763,6
2
114.353,67
2.309.611,6
3
122.764,50
2.554.153,1
1
131.530,13
252.821,41
25.985,47
282.020,43
29.784,58
312.370,01
33.448,21
347.682,72
37.176,39
110.439,44
1.180.006.8
3
125.179,56
1.363.390,1
8
148.176,72
1.637.041,0
2
176.541,93
1.924.094,6
2
154.769,29
171.809,03
189.991,48
211.106,35
160.359,05
181.457,30
210.982,89
245.434,46
739.027,60
822.154,76
905.657,63
4.627.775,
86
Sumber : PDRB Kab. Trenggalek 2014
5.196.913,
14
5.870.044,
09
1.016.709,4
2
6.646.429,
13
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
2010
Pertambangan
Dan Galian
Industri
Listrik, Gas Dan
Air Minum
Bangunan
Perdagangan,
Hotel Dan
Restoran
Angkutan Dan
Komunikasi
Bank, Lembaga
Keuangan
Lainnya
Jasa-Jasa
PDRB/GRDP
21
Kondisi Topografi
Berdasarkan
topografinya,
desa
yang
berada
di
Kecamatan
Watulimo
merupakan perbukitan dan pantai. Mengacu pada hasil survey dan data ketinggian
wilayah dapat diketahui bahwa Kecamatan Watulimo mempunyai topografi yang
beragam yaitu ketinggian antara 0 50 mdpl hingga 50 500 mdpl (meter di atas
permukaan laut). Kecamatan Watulimo adalah daerah berbukitan, maka desa yang
berada didataran tertinggi adalah desa Dukuh yaitu mencapai 573 m dari permukaan
laut. Sedangkan dataran terendah adalah desa Karanggandu yang ketinggiannya 7 m
dari permukaan laut.
Tabel 3.4 Luas Wilayah dan Bentang Alam Desa Desa Di Kecamatan Watulimo
NO
DESA
Karanggandu
Prigi
LUAS WILAYAH
(Km)
BENTANG ALAM
52,87
Pantai, Pegunungan
6,13
Pantai, Pegunungan
22
DESA
LUAS WILAYAH
(Km)
BENTANG ALAM
Tasikmadu
26,64
Pantai, Pegunungan
Watulimo
11,79
Pegunungan
Margomulyo
Sawahan
4,9
Dataran, Pegunungan
14,28
Pegunungan
Dukuh
8,75
Pegunungan
Slawe
2,22
Pegunungan
Gemaharjo
6,46
Pegunungan
10
Pakel
4,44
Pegunungan
11
Ngembel
4,64
Pegunungan
12
Watuagung
10,89
Pegunungan
JUMLAH
154,01
Kondisi Hidrologi
Kecamatan Watulimo dilalui 8 (delapan) aliran sungai yang membelah
Kecamatan Watulimo. Sungai - sungai ini selain berfungsi mengairi lahan pertanian
juga berfungsi sebagai tempat buangan akhir dari limbah dan drainase.
NO
DESA
NAMA
SUNGAI
PANJANG
(Km)
Karanggandu
Sowan
6,7
Prigi
Gerang
4,8
Tasikmadu
Wancir
5,6
Watulimo
Karangtuwo
36
Margomulyo
Karangtuwo
2,5
Sawahan
Singgahan
5,5
Dukuh
Kuning
3,5
Slawe
Karangtuwo
2,9
23
PANJANG
NAMA
SUNGAI
DESA
(Km)
Gemaharjo
Karangtuwo
3,4
10
Pakel
Ngerit
3,2
11
Ngembel
12
Watuagung
Pang
8,1
Kondisi Iklim
Iklim yang dimiliki Kecamatan Watulimo adalah tropis, sehingga meliputi
musim kemarau dan musim penghujan. Namun, saat ini Musim penghujan tidak
dapat diprediksi. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2014 periode bulan
Januari-Desember menunjukkan rata-rata curah hujan yang rendah,namun pada
bulan Mei (musim kemarau) terjadi rata rata curah hujan tertinggi yaitu 26,57. Hal
tersebut juga terjadi pada bulan Januari dan Nopember. Sedangkan curah hujan
tertinggi 426 dan rata-rata tertinggi 26,57 terjadi pada Januari dan hujan maksimum
mencapai nilai tertinggi 145 pada bulan Juli.
3.3.5.
3.3.6.
Kependudukan
Pada tahun 2014, Kecamatan Watulimo mempunyai penduduk sebanyak
64.694 jiwa yang tersebar di 12 Desa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 20.831
KK. Desa Tasikmadu memilki jumlah penduduk tertinggi yaitu 10.374 jiwa, sedangkan
wilayah Desa Ngembel memiliki jumlah penduduk terendah yaitu 2.508 jiwa. Untuk
lebih lengkapnya distribusi penduduk pada tiap Desa di Kecamatan Watulimo dapat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah.
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Watulimo
NO
DESA
RUMAH
TANGGA
PENDUDUK
LAKI LAKI
PEREMPUA
N
JUMLAH
PENDUDU
K
SEX
RATIO
24
Karanggandu
2.191
3.300
3.330
6.630
1,009
Prigi
2.225
3.095
3.201
6.296
1,034
Tasikmadu
3.918
5.098
5.276
10.374
1,035
Watulimo
1.908
2.993
3.179
6.172
1,062
Margomulyo
1.818
2.505
2.612
5.117
1,043
Sawahan
1.715
2.732
2.691
5.423
0,985
Dukuh
1.302
2.308
2.173
4.481
0,942
Slawe
782
1.356
1.396
2.752
1,029
Gemaharjo
1.581
3.082
3.220
6.302
1,045
10
Pakel
982
1.637
1.574
3.211
0,962
11
Ngembel
832
1.285
1.223
2.508
0,952
12
Watuagung
1.577
2.639
2.789
5.428
1,057
20.831
32.030
32.664
64.694
1,020
JUMLAH
Sistem Transportasi
langsung
akan
mempengaruhi
sistem
transportasi.
Jaringan
jalan
di
25
terlayani oleh jaringan air PDAM (yang terlayani PDAM yaitu Perigi,
Karanggandu,
Margomulyo,
Gemaharjo,
Sawahan
dan
Dukuh).
Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini berasal dari sumber mata air Desa
Sawahan, Desa Karanggandu dan Desa Dukuh yang disalurkan ke rumah-rumah
dengan sistem perpipaan (PDAM).
b. Listrik
Secara
keseluruhan
hampir
semua
wilayah
Kecamatan
Watulimo
sudah
terjangkau oleh jaringan listrik. Selain itu juga terdapat saluran udara tegangan
rendah yang menyalurkan listrik ke setiap rumah melalui sambungan rumah.
c. Telepon
Fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon sangat penting dan berperan
dalam kehidupan masyarakat sehari- hari. Kecamatan Watulimo sudah terlayani
jaringan utilitas berupa saluran telepon, baik telepon pribadi maupun telepon selular.
d. Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kecamatan Watulimo berupa jaringan primer,
sekunder dan tersier :
Saluran Drainase Primer, berupa sungai antara lain Sungai Sowan, Kali
Gerang, Kali Wancir, Kali Karangtuwo, Kali Kuning, Kali Ngerit dan Kali Pang.
Saluran Drainase Sekunder, merupakan saluran yang mengalirkan air
e. Persampahan
Sistem pengolahan sampah yang ada di Kecamatan Watulimo pada ibu kota
kecamatan telah di kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perkimsih, serta
keberadaan TPA Bengkorok. Sedangkan pada wilayah desa desa lainnya sebagian
besar masih bersifat konvensional, dilakukan secara individu dengan cara dibakar dan
ditimbun. Sampah di Kecamatan Watulimo terdiri dari sampah organik dan sampah
anorganik dengan jumlah volume yang relatif sedikit kurang lebih 2,5 lt/org/hari.
3.3.9.
Perekonomian
a. Sektor Pertanian
Komoditi pertanian yang menonjol di Kecamatan Watulimo adalah padi dan
tanaman palawija. Data pada tahun 2014, luasan lahan untuk tanaman padi adalah
6.794 Ha, untuk luasan lahan tanaman palawija yaitu jagung 4.067,30 Ha, ubi kayu
2.232,29 Ha, kacang tanah 58,50 Ha, dan kedelai 18,17 Ha.
26
di Kecamatan
Watulimo yaitu kawasan wisata alam dan wisata budaya. Kawasan wisata alam
banyak menonjolkan keindahan alam sedangkan kawasan wisata budaya menyajikan
unsur budaya dan sejarah. Kawasan wisata alam di Kecamatan Watulimo berupa
pantai Prigi, pantai Karanggongso serta pantai Damas. Sedangkan wisata budaya
seperti Upacara labuh laut di Kecamatan Watulimo. Beberapa lokasi wisata yang telah
menjadi trade mark atau tetenger bagi Kabupaten Trenggalek saat ini, khususnya
yang berada di Kecamatan Watulimo adalah Pantai Prigi di Desa Tasikmadu, Pantai
Pasir putih/ karanggongso di Desa Tasikmadu, Pantai Damas di desa Karanggandu,
Gua Lawa di Desa Watuagung, dan Panjat tebing Gunung Sepikul di desa
Karanganyar.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1.
ISU STRATEGIS
27
menyeluruh,
sehingga
mengakibatkan
adanyatitikpotensi
daerah
genangan;
d. Terdapat beberapa ruas jalan dalam kondisi rusak, perlu dilakukan rehabilitasi
jalan untuk peningkatan aksesibilitas dalam kemudahan pencapaian;
e. Penyediaan air bersih belum terjangkau oleh jaringan PDAM, saat ini masih
f.
kemarau;
g. Permasalahan terkait kondisi permukiman, terdapatnya bangunan rumah di
bantaran sungai, rumah tidak layak huni, lingkungan rumah kampung padat
penduduk;
h. Pengelolaan sampah belum optimal, perlunya sosialisasi teknik pengolahan
i.
sampah;
Daya tarik wisata yang ada belum optimal, perlu adanya dukungan prasarana
sarana penunjang kegiatan wisata;
4.2.
FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N
Sumberdaya
Alam dan Sektor
Unggulan
TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN
Kecamatan
Watulimo
memiliki
lokasi
potensi
Sumber Daya Alam berupa
kawasan peisisir perikanan
tangkap,
kawasan
pertanian
yang
subur.
Selain juga pada wilayah
kecamatan
Watulimo
banyak terdapat industry.
Sektor yang berkembang
adalah
transportasi,
IMPLIKASI PENGEMBANGAN
28
FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N
TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN
perdagangan
dan
jasa
dimana
faktor
kestrategisan
wilayah
menjadikan
Kecamatan
Watulimo sebagai PKLp.
Sektor unggulan lainnya
adalah pariwisata dimana
salah satu wilayah terdapat
objek dan atraksi wisata.
Pantai
prigi
di
Desa
Tasikmadu,
Pantai
Pasir
putih / karanggongso di
Desa Tasikmadu, Pantai
Damas
di
desa
Karanggandu, Gua Lawa di
Desa Watuagung, Panjat
tebing Gunung Sepikul di
Desa Karanganyar. Atraksi
Wisata yang merupakan
bagian dari wista budaya
yang terdapat di Watulimo
yaitu Upacara Labuh Laut.
Sudah ada pengelompokan
sektor
pengembangan
untuk
masing-masing
wilayah antara lain:
Desa
Desa
di
bagian utara yang
merupakan bagian
dari
kawasan
Agropolitan
IMPLIKASI PENGEMBANGAN
pula
perkembangan
wilayah ini.
Wilayah Watulimo juga
menjadi bagian wilayah
pengembangan
agropolitan.
Perlunya
pengembangan sarana
prasarana
pendukung
pariwisata
Sumberdaya
Manusia dan
Kelembagaan
Sumberdaya
Pada kenyataannya di
29
FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N
TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN
IMPLIKASI PENGEMBANGAN
Prasarana dan
Sarana
Kebijakan
Pembangunan
Sektoral dan
Pembangunan
Wilayah
Dikarenakan perkembangannya
yang sangat signifikan serta
potensinya, pada RTRW kabupaten
Trenggalek, Kecamatan Watulimo
diarahkan untuk menjadi PKLp.
Implikasi pengembangan
sebagai akibat penetapan PKLp
adalah dengan mengembangkan
fasilitas-fasilitas skala Regional.
Pusat Perdagangan Skala
Kabupaten, meliputi Pasar
Regional, Pasar Induk/Pasar
Khusus, Pusat Perbelanjaan,
Ruko, Pusat Industri Perikanan
laut., Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan minapolitan
Struktur dan
Pola
Pemanfaatan
Ruang Wilayah
Faktor
Penghambat
Faktor peluang
4.3.
kawasan cepat
tumbuh. Dari hasil scoring tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam
kategori kawasan cepat tumbuh. Adapun indikator indeks yang digunakan adalah
analisa kebijakan, analisa Indeks KSP/ekonomi basis, analisa Indeks Aksesbilitas,
analisa Pusat Pertumbuhan, dan analisa Potensi Kependudukan.
30
Dimana :
Jumlah Kelas = 1 +
3.322 Log N
Interval Kelas = Dt Dr
Jumlah kelas
Dimana :
Dt = Nilai tertinggi
Dr = Nilai terendah
Adapun Hasil perhitungan kompilatif dari empat model analisa penentuan
desa/kelurahan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas terpilih di Kecamatan
Watulimo, Kabupaten Trenggalek adalah sebagai output dari hasil keseluruhan analisa
yang telah dilakukan pada proses-proses sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indeks Penentuan Desa Prioritas Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan
Watulimo Kab.Trenggalek
31
yang lain.
Desa Karanggandu memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik dimana
4.4
1.
SARANA
DAN
PRASARAN
A
Drainase
2.
Air Bersih
menjangkau wilayah
permukiman di Desa
Kranggandu khususnya
pada jalan poros desa.
Terdapat saluran primer
(Kali Sowan)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Kranggandu
(1.500 m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Karanggandu 500
meter.
800 meter saluran dranase
di wilayah Desa
Karanggandu dalam
kondisi rusak
Sumur Gali; 1.380
KK (62,98%)
POTENSI
MASALAH
ada berkonkonstruksikan
beton, sehingga
memberikan kemudahan
dalam perawatan.
32
SARANA
DAN
PRASARAN
A
3.
Persampaha
n
4.
Jalan
5.
Perumahan
Sanitasi
PDAM ; 174 KK
(7,94%)
Sudah terlayani perpipaan
Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
Sudah ada pengelolaan
Kranggandu: Jumlah
rumah terdapat 2.147 unit,
dimana 1.803 (83,98%)
unit sudah berupa rumah
permanen, dan 66 (3,07%)
unit rumah tidak
permanen.
POTENSI
MASALAH
pada sumber-sumber
berupa sumur gali dan
sumur pompa milik
masyarakat.
Masyarakat antusias
Masih adanya
masyarakat di kawasan
cepat tumbuh
membuang sampah
disepanjang jalan dan
seluran drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar sampah
sehingga Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
Kondisi jalan-jalan
lingkungan yang sudah
cukup rusak.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas
jalan yang dilakukan di
wilayah Kawasan Cepat
Tumbuh.
Jalan
di
Desa
Kranggandu dilalui
jalan Arteri Primer
(JLS)
Keberadaan perumahan
non permanen dapat
mempengaruhi kualitas
lingkungan perumahan
penduduk.
33
SARANA
DAN
PRASARAN
A
1.
Drainase
2.
Air Bersih
3.
Persampaha
n
POTENSI
MASALAH
Masyarakat antusias
terhadap sosialisasi bank
sampah dan komposting
34
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
disektarnya.
4.
Jalan
5.
Perumahan
Sanitasi
MASALAH
Sebagian besar
penduduk telah
menggunakan jamban
keluarga dengan septic
tank
Dari 2.225 KK
terdapat 1.738 KK
yang memiliki Jamban
keluarga
Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK
Keberadaan jalan-jalan
pertumbuhan yang
mendekati jalan-jalan
utama.
Sebagian besar jalan yang
ada di Kawasan Cepat
Kondisi jalan-jalan
lingkungan yang sudah
cukup rusak.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas jalan
yang dilakukan di wilayah
Kawasan Cepat Tumbuh.
Masih ada jalan dengan
perkerasan berupa
makadam dan jalan tanah.
Masih terdapat rumah non
permanen dan semi
permanen
Angka backlog mencapai
156 unit
35
SARANA
DAN
PRASARAN
A
1.
Drainase
2.
Air Bersih
3.
Persampaha
n
4.
Jalan
POTENSI
MASALAH
(67,99%)
PDAM ; 450 KK ( 11,49
%)
Sebagian besar
penduduk sudah
memanfaatkan sumbersumber air bersih yang
ada, antara lain : sumur
pompa dan sumur gali.
Menggunakan pompa
air untuk menyalurkan
air dari sumur.
Sudah terlayani PDAM
Sudah ada pengelolaan
persampahan yang ada
melayani IKK Watulimo
dengan TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank sampah
dan sosialisasi
mengenai komposting
Masyarakat antusias
terhadap sosialisasi bank
sampah dan komposting
Wilayah Desa
Keberadaan jalan-jalan
yang strategis akan
semakin menarik
kecenderungan
pertumbuhan yang
mendekati jalan-jalan
utama.
Masih adanya
masyarakat di kawasan
cepat tumbuh
membuang sampah
disepanjang jalan dan
seluran drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar
sampah sehingga
Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas
jalan yang dilakukan di
wilayah Kawasan Cepat
Tumbuh.
Masih ada jalan dengan
36
5.
SARANA
DAN
PRASARAN
A
Perumahan
Sanitasi
POTENSI
Di Desa
Tasikmadu: Jumlah
rumah terdapat 3.682
rumah dimana 3.019
rumah (81,99 %)
merupakan rumah
permanen dan 221
rumah merupakan
rumah non permanen.
Sebagian besar
penduduk telah
menggunakan jamban
keluarga dengan septic
tank
Dari 3.918 KK terdapat
3.053 KK (77,92%)
yang miliki Jamban
MASALAH
perkerasan berupa
makadam dan jalan
tanah.
Keberadaan perumahan
non permanen dapat
mempengaruhi kualitas
lingkungan perumahan
penduduk.
Jumlah backlog cukup
tinggi mencapai 236
unit rumah.
4.5
pengembangan
wilayah
strategis
cepat
tumbuh
pada
Desa
1.
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Sektor Unggulan
Industri
Perlu adanya
Kerajinan
perbaikan dan
peningkatan
Anyaman
jaringan jalan
Bambu (Besek)
untuk
memudahkan
aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil
pemasaran dan
Menengah)
diversifikasi
industri.
Kebijakan
pengembangan Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal
37
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
Pariwisata
Permukiman
Pertanian
2.
Pusat
Pertumbuhan
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR
peningkatan
pelayanan
persampahan
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
Perbaikan dan
Pengembangan
peningkatan
kawasan
jaringan jalan
terpadu
pariwisata
Penyediaan air
Pengembangan
bersih
Wahana
Penyediaan sarana
Permainan di
persampahan
Kawasan
Penyediaan MCK
Wisata
umum
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
(Jalan Usaha Tani)
Pembangunan
Jaringan Irigasi
Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas di loksai
pusat
pertumbuhan
Perbaikan kualitas
jalan untuk
memperlancar
arus pergerakan
barang dan orang
Pengembangan
persampahan
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pemasaran
Dokumen
Promosi potensi
kebijakan
pariwisata
Pengembangan
Pariwisata dari
RIPD hingga
RIPPO
Penataan pada
wilayah sekitar
kawasan
wisata
Peraturan Zonasi Akses dan fasilitas
pengembangan
perkotaan/
permukiman
permukiman
Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk
Kawasan
dalam
Agropolitan
intensifikasi, dan
ekstensifikasi
Kebijakan
pertanian)
Pengendalian
Kemudahan
Lahan
Pertanian
mendapatkan
pangan
modal
Berkelanjutan Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pertanian.
Membuat pusat Melakukan
pertumbuhan
penataan pada
wilayah seperti
pusat
Kawasan
pertumbuhan
Terpadu untuk
dengan
produksi dan
dokumen
pemasaran
penataan
Produk
kawasan khusus
pusat
pertumbuhan
kecamatan
38
3.
4.
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
Pengendalian
Efek Lipat
Ganda
melalui bank
sampah dan
komposter
-
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlancar
pergerakan
barang dan orang
Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Penataan Area
Dampak
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Membuat aturan
bersama/
aturan zonasi
dalam
pengembangan
wilayah
Program penataan
kawasan
terdampak untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan
39
JENIS ARAHAN
1.
Sektor Unggulan
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR
Industri
Perlu adanya
Kerajinan
perbaikan dan
peningkatan
Anyaman
jaringan jalan
Bambu (Besek)
untuk
pengangkutan
hasil produksi
(aksebilitas
bahan baku dan
hasil produksi
industri)
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan
persampahan
Industri
Perlu adanya
Showroom (hasil
Pengolahan
perbaikan dan
produksi
peningkatan
pengolahan
Ikan
jaringan jalan
ikan)
untuk
memudahkan
aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
Perlunya
Pembangunan
IPAL Terpadu
untuk limbah
indutri
Perdagangan
Pengelolaan
Penataan areal
dan Jasa,
sampah dengan
sekitar perjas
3R dan Bank
dan pendidikan
pendidikan
sampah
Pembangunan
saluran drainase
untuk
mengurangi
genangan air
ketika hujan
turun
Peningkatan
kualitas jalan
Permukiman
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil Menengah)
pemasaran dan
diversifikasi
Kebijakan
industri.
pengembangan
Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal
Pusat informasi dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran
Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil Menengah)
pemasaran dan
diversifikasi
Kebijakan
industri.
pengembangan
Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal
Pusat informasi dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran
Peraturan Zonasi
pengembangan
permukiman
Penambahan RTH
yang terintegrasi
40
JENIS ARAHAN
2.
Pusat
Pertumbuhan
3.
Pengendalian
Efek Lipat
Ganda
4.
Penataan Area
Dampak
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas di loksai
pusat
pertumbuhan
Perbaikan kualitas
jalan untuk
memperlancar
arus pergerakan
barang dan
orang
Pengembangan
persamapahan
melalui bank
sampah dan
komposter
-
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlancar
pergerakan
barang dan
orang
Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Membuat pusat
pertumbuhan
wilayah seperti
Kawasan
Terpadu untuk
produksi dan
pemasaran
Produk
KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Melakukan
penataan pada
pusat
pertumbuhan
dengan dokumen
penataan
kawasan khusus
pusat
pertumbuhan
kecamatan
Membuat aturan
bersama/ aturan
zonasi dalam
pengembangan
wilayah
Program penataan
kawasan
terdampak untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan
41
1.
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN
Sektor Unggulan
Industri
Kerajinan
Anyaman
Bambu
(Besek)
Perlu adanya
perbaikan
dan
peningkatan
jaringan jalan
untuk
memudahka
n aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan
persampaha
n
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan
drainase
untuk
menghindari
genangan
Industri
Perlu adanya
Showroom
Pengolahan
perbaikan
(hasil
dan
produksi
Ikan
peningkatan
pengolahan
jaringan jalan
ikan)
untuk
memudahka
n aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan
drainase
untuk
menghindari
Kebijakan
Pengembanga
pengembangan
n SDM
IKM (Industri
(penduduk)
Kecil
dalam
Menengah)
pemasaran
dan
Kebijakan
diversifikasi
pengembangan
industri.
sentra industri
Kemudahan
mendapatka
n modal
Pusat
informasi
dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran
Kebijakan
Pengembanga
pengembangan
n SDM
IKM (Industri
(penduduk)
Kecil
dalam
Menengah)
pemasaran
dan
Kebijakan
diversifikasi
pengembangan
industri.
sentra industri
Kemudahan
mendapatka
n modal
Pusat
informasi
dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran
42
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN
genangan
Perlunya
Pembanguna
n IPAL
Terpadu
untuk limbah
indutri
Perbaikan dan
peningkatan
jaringan jalan
Penyediaan air
bersih
Penyediaan
sarana
persampaha
n
Penyediaan
MCK umum
Perdaganga Pengelolaan
n dan Jasa
sampah
dengan 3R
serta
dan Bank
Perikanan
sampah
Pembangunan
saluran
drainase
untuk
mengurangi
genangan air
ketika hujan
turun
Peningkatan
kualitas jalan
Permukima Perbaikan dan
n
peningkatan
kualitas jalan
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Pusat
Peningkatan
Pertumbuh
sarana
prasarana
an
persampaha
n untuk
menciptakan
lingkungan
yang bersih
Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas
pusat
Pariwisata
2.
Pengembangan Dokumen
Promosi
kawasan
kebijakan
potensi
terpadu
Pengembangan
pariwisata
pariwisata
Pariwisata dari
RIPD hingga
Pengembangan
RIPPO
Wahana
Permainan di Penataan pada
Kawasan
wilayah sekitar
Wisata
kawasan wisata
Penambahan
RTH yang
terintegrasi
Membuat
Melakukan
pusat
penataan pada
pertumbuha
pusat
n wilayah
pertumbuhan
seperti
dengan
Kawasan
dokumen
Terpadu
penataan
untuk
kawasan
produksi dan
khusus pusat
pemasaran
pertumbuhan
Produk
kecamatan
43
3.
4.
JENIS
ARAHAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR
pertumbuhan
Perbaikan
kualitas jalan
untuk
memperlanc
ar arus
pergerakan
barang dan
orang
Pengendali
an Efek
Lipat Ganda
Penataan
Area
Dampak
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlanc
ar
pergerakan
barang dan
orang
Perbaikan
perluasan
area
pelayanan
persampaha
n dan air
bersih
Sumber: Hasil Analisa, 2015
4.6.
KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN
Membuat aturan
bersama/
aturan zonasi
dalam
pengembangan
wilayah
Program
penataan
kawasan
terdampak
untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan
PROYEKSI PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
DESA
2010
2011
2012
2013
2014
Karanggandu
6.477
6.502
6.530
6.562
6.630
Prigi
6.169
6.196
6.223
6.251
6.296
Tasikmadu
10.258
10.281
10.306
10.342
10.374
Watulimo
6.064
6.088
6.110
6.136
6.172
Margomulyo
4.990
5.021
5.049
5.086
5.117
Sawahan
5.301
5.340
5.364
5.397
5.423
Dukuh
4.344
4.376
4.408
4.439
4.481
44
JUMLAH PENDUDUK
DESA
2010
2011
2012
2013
2014
Slawe
2.634
2.665
2.702
2.731
2.752
Gemaharjo
6.182
6.218
6.237
6.267
6.302
10
Pakel
3.086
3.125
3.153
3.184
3.211
11
Ngembel
2.404
2.422
2.446
2.480
2.508
12
Watuagung
5.319
5.345
5.372
5.402
5.428
63.228
63.579
63.900
64.277
64.694
JUMLAH
3.
Dengan Perhitungan Penduduk Metode Regresi Linear didapatkan hasil pada table
4.12.
45
4.7.
46
Setelah sebelumnya diketahui jumlah rumah hingga akhir tahun 2018 pada
masing-masing Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo, maka
selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan dengan pertimbangan Penyediaan rumah
terdiri dari penyediaan rumah sederhana, bantuan rumah swadaya, dan perbaikan
lingkungan kumuh.
Tabel 4.15 Penanganan Permasalahan Perumahan
mencakup kebutuhan prasarana jalan dan jenis perkerasan jalan yang ada.
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk
melayani kebutuhan masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan jalan
provinsi/kabupaten/kota adalah tingkat kondisi jalan (baik dan sedang) 60% pada
tahun
2019.
Hal
tersebut
berarti
pada
tahun
2019,
kondisi
jalan
provinsi/kabupaten/kota berada pada kondisi baik dan sedang adalah 60% dari
jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
adalah sebagai berikut :
47
Dari perhitungan diatas, bahwa seluruh desa telah memenuhi target di atas 60
% pada tahun 2018. Sehingga kebutuhan program terkait peningkatan kualitas
jalan adalah peningkatan kualitas jalan pada jalan-jalan rusak di masing masing
Desa di wilayah Kawasan KCT Watulimo.
b. Penyediaan Konektivitas Wilayah
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk
melayani
kebutuhan
masyarakat
melalui
penyediaan
konektivitas
wilayah
provinsi/kabupaten/kota adalah 100% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti pada
tahun 2019, konektivitas wilayah provinsi/kabupaten/kota adalah 100% dari jumlah
panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Hasil perhitungan untuk SPM Konektivitas Wilayah di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17 Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo
48
49
Tabel 4.20. Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Permukiman KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo
Dari
perhitungan
diatas
diketahui
bahwa
berdasarkan
SPM
pelayanan
pengelolaan air limbah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo sudah melebihi target.
Namun ada beberapa hal penting agar pelayanan lebih optimal, adalah sosialisasi
mengenai cara hidup bersih dan sehat serta rehabilitasi MCK umum.
4.7.6. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
A.
Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan
50
Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah
perencanaan, walaupun sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah
dilakukan dan mendapatkan respon yang positif. Untuk selanjutnya dihitung
mengenai penambahan bank sampah serta komposter untuk masing-masing
desa/kelurahan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Kebutuhan Bank Sampah dan Komposter
sampah
terpadu
menuju
ke
tempat
pemrosesan
akhir.
SPM
51
desa/ kelurahan pada Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah sebagai berikut,
berdasarkan urutan nomor adalah menunjukkan prioritas penanganan di Kecamatan
Watulimo.
52
NO
SARANA
DAN
PRASARANA
1.
Sanitasi
2.
Air Bersih
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018
OUTPUT
OUTCOME
Sebagian besar
Kepedulian
Kondisi jamban yang Pembangunan MCK
Pembangunan MCK
Peningkatan pelayanan
penduduk telah
masyarakat
kurang baik,
Umum 10 unit
Umum 10 unit dengan
sanitasi 95,25 %
menggunakan
terhadap
sehingga
rincian kegiatan
Penyuluhan Pola Hidup
Terwujudnya lingkungan
jamban keluarga
kesehatan cukup
menciptakan
Tahun 2016 ; 5 unit
Bersih dan Sehat pada
yang bebas terhadap
dengan septic
baik, ini dapat
kesan negatif bagi
Tahun 2017 ; 5 unit
tahun 2016, tahun
polusi air limbah
tank
dilihat dengan
lingkungan.
2017, dan tahun 2018.
Masyarakat memahami
cukup baiknya
Dari 2.191 KK
Masih
terdapat
pentingnya sanitasi
kondisi jamban
terdapat 1.682 KK
keluarga
yang
dan pola hidup sehat
yang ada.
(76,77% ) yang
tidak
sehingga dapat
memiliki Jamban
menggunakan
meningkatkan tingkat
jamban
sesuai
Sudah terdapat MCK
kesehatan dan
dengan standart
dengan jumlah
kesejahteraan
kesehatan
pengguna
masyarakat serta
sebanyak 416KK
mencapai 93 KK
dapat mengurangi
angka kematian;
Sebagaian besar
Air tanah dangkal Kurang adanya
penduduk sudah
dan kualitasnya
kontrol terhadap
memanfaatkan
cukup baik
kualitas air pada
sumber-sumber air Dekat dengan
sumber-sumber
bersih yang ada,
berupa sumur gali
sumber air (di
dimana :
dan sumur pompa
Desa Kranggandu
milik masyarakat.
Sumur Gali; 1.380 KK
Sendiri)
Sebagian
(62,98%)
Sudah terdapat
masyarakat
PDAM ; 174 KK
perpipaan.
menggunakan
(7,94%)
empang untuk
Sudah terlayani
memenuhi
perpipaan
kebutuhan cuci
Menggunakan
dan mandi
pompa air untuk
53
NO
SARANA
DAN
PRASARANA
POTENSI
menyalurkan air
dari sumur.
MASALAH
KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018
OUTPUT
OUTCOME
Distribusi 9000 m,
Terpenuhinya kebutuhan
dengan rincian
air bersih.
pembangunan
Tahun 2016 ; 4500
m
Tahun 2017; 4500 m
Penyediaan Kran Umum
10 unit dengan rincian
pembangunan
Tahun 2016 ; 5 unit
Tahun 2107; 5 unit
3.
Jalan
Lingkungan
4.
Masih adanya
Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan kebersihan Mengurangi timbunan
masyarakat di
kebersihan lingkungan
lingkungan dan
sampah yang di
kawasan cepat
dan Pembinaan
Pembinaan
hasilkan dari kegiatan
tumbuh
pengelolaan sampah.
pengelolaan sampah
rumah tangga yang
membuang
yang diselenggarakan
mengakibatkan
sampah
secara berkala pada
turunnya lingkungan.
disepanjang jalan
tiap tahunnya yaitu Masyarakat mampu
dan seluran
tahun 2016, tahun
melakukan pemilahan
54
NO
SARANA
DAN
PRASARANA
5.
Drainase
Saluran drainase
telah menjangkau
wilayah
permukiman di
Desa Kranggandu
khususnya pada
jalan poros desa.
Terdapat saluran
primer (Kali
Sowan)
Saluran Drainase
menjangkau
sebagian besar
wilayah
permukiman di
Desa Kranggandu
(1.500 m)
Belum ada saluran di
Kawasan
permukiman Desa
Karanggandu 500
meter.
800 meter saluran
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018
OUTPUT
OUTCOME
menerapkan pola
drainase.
2017, dan tahun 2018
terhadap jenis
pengelolaan
sampah dan
Masih terdapat
kolektif.
penanganannya.
warga yang
Sehingga
membakar
berpotensi untuk
sampah sehingga
sistem tersebut
Limbah hasil
diterapkan pada
pembakaran
wilayah lainnya.
dapat
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga
disektarnya.
Saluran drainase Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran rusak Rehabilitasi saluran rusak
Dengan Rehabilitasi
yang ada
sedimen yang
yang ada di Desa
yang ada di Desa
Saluran drainase yang
berkonkonstruksik
menumpuk
Karanggandu sepanjang Karanggandu sepanjang rusak di harapkan
an beton,
disetiap
800 meter
800 meter yang
mencegah terjadinya
sehingga
pertemuan saluran Pembangunan saluran
dilaksanakan pada
genangan dan
memberikan
Tahun 2016 ;
perbaikan kualitas
Pada beberapa
baru sepanjang 500
kemudahan
lingkungan di kawasan
Pembangunan saluran
koridor jalan,
meter
dalam perawatan.
permukiman.
masih belum
baru sepanjang 500
Masih luasnya
Pembangunan Saluran
tersedia saluran
meter yang di
wilayah belum
drainase sehingga
laksanakan pada tahun
Drainase Baru di
terbangun
air limpasan
pertama tahun 2016
Kawasan Pesisir Desa
(sekitar 90%) bisa
mengalir di badan
di harapkan mencegah
digunakan
jalan.
terjadinya genangan
sebagai area
pada kawasan
Saluran masih ada
resapan alami
permukiman dan
yang belum
mengurangi kerusakan
Dibeberapa jalan
terkoneksi satu
jalan lingkungan yang
lingkungan yang
sama lain
di sebabkan oleh
berupa jalan
genangan pada jalan
tanah terdapat
lingkungan.
drainase tanah
yang bisa
digunakan
sebagai embrio
55
NO
6.
SARANA
DAN
PRASARANA
Perumahan
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018
OUTPUT
OUTCOME
dranase di wilayah
peningkatan
Desa Karanggandu
saluran drainase
dalam kondisi
Masyarakat mulai
rusak
sadar betapa
pentingnya
keberadaan
saluran drainase
dalam bermukim.
Di Desa Kranggandu: Sebagian besar
Keberadaan
Rehabilitasi perbaikan
Rehabilitasi perbaikan Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah
rumah warga
perumahan non
rumah tidak layak huni
rumah tidak layak huni
ada lagi rumah yang
terdapat 2.147
sudah permanen.
permanen dapat
sebanyak 66 unit
sebanyak 66 unit
tidak layak huni.
unit, dimana 1.803 Kondisi Lingkungan
mempengaruhi
dengan pentahapan Menganjurkan
Penyuluhan rumah layak
(83,98%) unit
kualitas
pelaksanaan
pemukiman
dan sehat.
masyarakat untuk
sudah berupa
lingkungan
Tahun 2016 ; 30 unit
cukup baik.
pola hidup sehat
rumah permanen, Semakin pesatnya
perumahan
Tahun 2017 ; 36 unit
dengan rumah sehat
dan 66 (3,07%)
penduduk.
bersih aman dan
Penyuluhan rumah layak
pertumbuhan di
unit rumah tidak
nyaman maka tidak
wilayah strategis
dan sehat pada tahun
permanen.
cepat
tumbuh,
2016 , 2017, dan tahun akan terkesan kumuh
berpotensi pada
2018
semakin
berkembangnya
permukiman
penduduk
56
NO
SARANA
DAN
PRASARAN
A
1.
Sanitasi
2.
Air Bersih
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
Sebagian besar
Kepedulian
penduduk telah
masyarakat
menggunakan
terhadap
jamban keluarga
kesehatan cukup
dengan septic tank
baik, ini dapat
dilihat dengan
Dari 2.225 KK
cukup baiknya
terdapat 1.738 KK
kondisi jamban
yang memiliki
yang ada.
Jamban keluarga
Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK
Sebagian
masyarakat
unit
yang
di
lakukan
Sudah
terdapat
sumber-sumber air
Penyediaan Kran
penyediaan Kran Umum
menggunakan
secara
bertahap,
bersih yang ada,
perpipaan.
Umum sebanyak
sebanyak akan
empang untuk
yaitu;
antara lain : sumur
10 unit
meningkatkan
memenuhi
Tahun 2016 ; 300
pompa dan sumur
pelayanan Air Bersih
kebutuhan cuci dan
unit
gali.
menjadi 70,64 % pada
mandi
Tahun 2017; 300
Menggunakan pompa
tahun 2018.
unit
air untuk
Tahun 2018; 142 Terpenuhinya kebutuhan
menyalurkan air
air bersih.
unit
dari sumur.
Pembangunan Saluran
Sudah terdapat
Distribusi Sepanjang
perpipaan (PDAM)
7500 m, dengan
57
NO
3.
4.
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
pentahapan
pelaksanaan
Tahun 2016; 4500
m
Tahun 2017; 3000
m
Pelaksanaan
pembangunan Kran
Umum sebanyak 10
unit, yang dilakukan
secara bertahap;
yaitu
Tahun 2016 ; 5
unit
Tahun 2107; 5 unit
58
NO
5.
SARANA
DAN
PRASARAN
A
Drainase
KEBUTUHAN
OUTPUT
OUTCOME
PROGRAM SAMPAI
KONDISI EKSISTING
POTENSI
MASALAH
DENGAN TAHUN
2018
menghubungkan
kecenderungan
pemeliharaan
pelaksanaan yaitu;
sepanjang 8 Km
Peningkatan
Kecamatan
pertumbuhan yang
ataupun
Tahun 2016 ; 1500 menjadi Jalan Lapen
perekerasan Jalan
Watulimo dengan
mendekati jalanpeningkatan
pada tahun 2018
m
dari Jalan Makadam
Kecamatan
jalan utama.
kualitas jalan yang
Tahun 2017 ; 1000
ke Jalan lapen
Munjungan dan
dilakukan di
Sebagian besar jalan
sepanjang 8 Km.
m
Kecamatan Pogalan
wilayah Kawasan
utama yang ada
Peningkatan
Cepat Tumbuh.
Aspal ; 5,49 Km
sudah memiliki
perekerasan Jalan
Masih ada jalan
jenis perkerasan
Makadam ; 8,02 Km
dari Jalan Makadam
aspal
dengan perkerasan
ke Jalan lapen
Tanah ; 2,5 Km
berupa makadam
sepanjang 8 Km,
dan jalan tanah.
yaitu pada;
Tahun 2016 ; 4000
m
Tahun 2017 ; 4000
m
Saluran drainase
Saluran drainase
Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran Rehabilitasi saluran Dengan Rehabilitasi
telah menjangkau
yang ada
sedimen yang
rusak sepanjang
rusak yang ada di
Saluran drainase yang
sebagian besar
berkonkonstruksika
menumpuk
1000 meter
Desa Prigi sepanjang rusak di harapkan
wilayah
n beton, sehingga
disetiap pertemuan Pembangunan
1000 meter, yang
mencegah terjadinya
permukiman di
memberikan
saluran
dilaksanakan pada
genangan dan
saluran baru
Desa Prigi.
kemudahan dalam Pada beberapa
Tahun 2016 ; 1000
perbaikan kualitas
sepanjang 1000
perawatan.
meter
lingkungan di kawasan
Saluran Drainase
koridor jalan, masih
meter.
permukiman.
Pembangunan saluran
yang ada di Jalan Masih luasnya
belum tersedia
Pembangunan Saluran
Utama Prigi sudah
wilayah belum
saluran drainase
baru sepanjang 1000
berkonstruksi
terbangun (sekitar
sehingga air
meter yang
Drainase Baru di
beton.
90%) bisa
limpasan mengalir
dilaksanakan pada
Kawasan Permukiman
digunakan sebagai
di badan jalan.
Tahun 2016
di harapkan mencegah
terdapat saluran
area resapan alami Saluran masih ada
terjadinya genangan
primer (Kali
pada kawasan
Dibeberapa jalan
Gerang)
yang belum
permukiman dan
lingkungan yang
terkoneksi satu
Saluran Drainase
mengurangi kerusakan
berupa jalan tanah
sama lain
menjangkau
jalan lingkungan yang
terdapat drainase
sebagian besar
di sebabkan oleh
tanah
yang
bisa
wilayah
genangan pada jalan
digunakan sebagai
permukiman di
lingkungan.
embrio
Desa Prigi (2.800
peningkatan
m)
KONDISI SARANA DAN PRASARANA
59
NO
6.
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
saluran drainase
Belum ada saluran di
Masyarakat mulai
Kawasan
permukiman Desa
sadar betapa
Prigi 700 meter.
pentingnya
keberadaan
900 meter saluran
saluran drainase
dranase di wilayah
dalam bermukim.
Desa Prigi dalam
kondisi rusak
Persampaha Jumlah KK Eksisting Rendahnya laju
Masih adanya
Penyuluhan
n
2.225 KK
produksi sampah,
masyarakat di
kebersihan
sehingga masih
kawasan cepat
lingkungan dan
Sudah ada
dapat dikendalikan.
tumbuh
Pembinaan
pengelolaan
membuang
pengelolaan
persampahan yang Pada beberapa
sampah
sampah.
ada melayani IKK
wilayah, sudah
disepanjang jalan
Watulimo dengan
menerapkan pola
dan seluran
TPA Bengkorok.
pengelolaan
drainase.
kolektif. Sehingga
Sudah ada sosialisasi
Masih
terdapat warga
berpotensi
untuk
mengenai bank
sistem tersebut
yang membakar
sampah dan
diterapkan pada
sampah sehingga
sosialisasi
wilayah lainnya.
Limbah hasil
mengenai
pembakaran dapat
komposting
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga disektarnya.
Sumber : Hasil Rencana 2015
OUTPUT
OUTCOME
Pelaksanaan
Mengurangi timbunan
Penyuluhan
sampah yang di
kebersihan
hasilkan dari kegiatan
lingkungan dan
rumah tangga yang
Pembinaan
mengakibatkan
pengelolaan sampah turunnya lingkungan.
yang dilaksanakan Masyarakat mampu
secara berkala pada
melakukan pemilahan
tahun 2016, 2017,
terhadap jenis sampah
dan 2018.
dan penanganannya
60
NO
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
1.
Sanitasi
Sebagian besar
Kepedulian
Kondisi jamban yang Pembangunan MCK
penduduk telah
masyarakat
kurang baik,
Umum 10 unit
menggunakan
terhadap kesehatan
sehingga
Penyuluhan Pola
jamban keluarga
cukup baik, ini
menciptakan kesan
Hidup Bersih dan
dengan septic tank
dapat dilihat
negatif bagi
Sehat .
dengan cukup
lingkungan.
Dari 3.918 KK terdapat
baiknya kondisi
Masih
terdapat
3.053 KK (77,92%)
jamban yang ada.
yang miliki Jamban
keluarga yang tidak
menggunakan
jamban
sesuai
dengan
standart
kesehatan
sebanyak 619 KK
2.
Air Bersih
Sumur ; 2.664 KK
Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol Penyediaan Reservoar Pembangunan
Dengan pemanfaatan
(67,99%)
kualitasnya cukup
terhadap kualitas
ground, sebanyak 1
Reservoar ground
sumber air bersih
baik
air pada sumberunit
sebanyak 1 unit
dari Desa
PDAM ; 450 KK ( 11,49
sumber berupa
yang dilaksanakan
Karanggandu dengan
Dekat dengan sumber
Penyediaan SR
%)
sumur gali dan
pada tahun 2016
penyediaan reservoar
air (di Desa
sebanyak 1460
Sebagian besar
sumur pompa milik
ground, penyediaan
Pelaksanaan
Kranggandu
unit
penduduk sudah
masyarakat.
SR, penyediaan
Sendiri)
Penyediaan
SR
Penyediaan
Saluran
memanfaatkan
saluran distribusi
Sebagian masyarakat
sebanyak 1460 unit,
sumber-sumber air Sudah terdapat
Pipa Distribusi
dan penyediaan Kran
menggunakan
yang dilakukan
bersih yang ada,
perpipaan.
sepanjang 15.000
Umum sebanyak
empang untuk
dengan tahapan
antara lain : sumur
m
akan meningkatkan
memenuhi
pelaksanaan;
pompa dan sumur
Penyediaan Kran
pelayanan Air Bersih
kebutuhan
cuci
dan
Tahun
2016
;
500
gali.
Umum sebanyak 10
menjadi 69,35 %
mandi
unit
Menggunakan pompa
unit.
pada tahun 2018.
Tahun 2017; 500
air untuk
Terpenuhinya
unit
menyalurkan air
kebutuhan air bersih.
Tahun 2018; 460
dari sumur.
unit
Sudah terlayani PDAM
Pelaksanaan
Peningkatan pelayanan
Pembangunan MCK
sanitasi 96,05 %
Umum sebanyak 10
pada tahun 2018
unit, yang
Menganjurkan upaya
dilaksanakan dalam
untuk penduduk lebih
dua tahap
memperhatikan
pelaksanaan yaitu
kesehatan
Tahun 2016 ; 5 unit lingkungan (PHBS)
Tahun 2017 ; 5 unit
Pelaksanaan
Penyuluhan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat secara berkala
yaitu pada tahun
2016, tahun 2017,
dan tahun 2018.
61
NO
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
Pemabngunan Saluran
Pipa Distribusi
sepanjang 15.000 m,
dengan tahapan;
Tahun 2016 ; 5000
m
Tahun 2017; 5000
m
Tahun 2018; 5000
m
Pembangunan Kran
Umum 10 unit, yaitu;
Tahun 2016 ; 5
unit
Tahun 2107; 5 unit
3.
Drainase
Saluran drainase telah Saluran drainase yang Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran Pelaksanaan
Dengan Rehabilitasi
menjangkau
ada
sedimen yang
drainase rusak yang
Rehabilitasi saluran
Saluran drainase
sebagian besar
berkonkonstruksika
menumpuk disetiap
ada di Desa
Drainase kondisi
yang rusak di
wilayah
n beton, sehingga
pertemuan saluran
Tasikmadu
rusak yang ada di
harapkan mencegah
permukiman di Desa
memberikan
sepanjang 600
Desa Tasikmadu
terjadinya genangan
Pada beberapa koridor
Tasikamadu
kemudahan dalam
meter
sepanjang 600
dan perbaikan
jalan, masih belum
perawatan.
meter, yang
kualitas lingkungan di
Saluran Drainase yang
Pembangunan saluran
tersedia saluran
dilaksanakan pada
kawasan
ada di Jalan Utama Masih luasnya wilayah
drainase sehingga
drainase baru
Tahun 2016.
permukiman.
Desa Tasikamdu
belum terbangun
air limpasan
sepanjang 850
Pembangunan saluran Pembangunan Saluran
sudah berkonstruksi
(sekitar 90%) bisa
mengalir di badan
meter
beton.
digunakan sebagai
jalan.
Drainase baru
Drainase Baru di
area resapan alami
sepanjang 850 meter
Kawasan
terdapat saluran
yang dilaksanakan
Permukiman di
primer (Kali Wancir) Dibeberapa jalan
pada
Tahun
2016.
harapkan mencegah
lingkungan
yang
Saluran Drainase
terjadinya genangan
berupa jalan tanah
menjangkau
pada kawasan
terdapat drainase
sebagian besar
permukiman dan
tanah
yang
bisa
wilayah
mengurangi
digunakan sebagai
permukiman di Desa
kerusakan jalan
embrio peningkatan
Tasikamadu (3.200
62
NO
SARANA
DAN
PRASARAN
A
POTENSI
m)
saluran drainase
Belum ada saluran di Masyarakat mulai
Kawasan
sadar betapa
permukiman Desa
pentingnya
Tasikamadu 850
keberadaan saluran
meter.
drainase dalam
bermukim.
600 meter saluran
dranase di wilayah
Desa Tasikamadu
dalam kondisi rusak
4.
5.
MASALAH
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
lingkungan yang di
sebabkan oleh
genangan pada jalan
lingkungan.
Perumahan Di
63
NO
SARANA
DAN
PRASARAN
A
6.
Jalan
Wilayah Desa
Lingkungan
Tasikamadu dilalui
jalan Arteri Primer
(JLS)
Aspal ; 13,17 Km
Makadam; 13,71Km
Tanah; 4,96 Km
POTENSI
pengelolaan
kolektif. Sehingga
berpotensi untuk
sistem tersebut
diterapkan pada
wilayah lainnya.
MASALAH
drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar
sampah sehingga
Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga disektarnya.
KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018
OUTPUT
OUTCOME
Masyarakat mampu
melakukan
pemilahan terhadap
jenis sampah dan
penanganannya.
64
65
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.
KESIMPULAN
Pola perkembangan kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo secara
umum banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor pemicu serta keberadaan suatu pusat
pertumbuhan yang memberikan tarikan yang kuat pada wilayah-wilayah disekitarnya.
Kesimpulan dari penulisan Identifikasi Dan Rencana Pengembangan Sarana Prasarana
Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek adalah sebagai berikut :
1.
Potensi industri kecil menengah yang ada adalah Industri Anyaman dan
Pengolahan Ikan.
b. Desa Tasikamadu, merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan
Besuki Kabupaten Tulungagung. Potensi wilayah ini adalah adanya Jalan Lintas
Selatan, Pelabuhan Pendaratan Ikan, adanya objek wisata Pantai Perigi dan
Pantai Karanggongso. Potensi industri kecil menengah yang ada adalah Industri
Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
c. Desa Karanggandu, merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Watulimo
sehingga fasilitas perkotaan berkembang di wilayah ini. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah industri Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
Untuk mendukung desa tersebut menjadi Kawasan Cepat Tumbuh,
2.
pertumbuhan
pusat
kegiatan
ekonomi,
serta
mampu
mendorong
perkembangan kawasan dampak dari kawasan strategis cepat tumbuh yang ada di
kecamatan Watulimo.
5.2.
REKOMENDASI
Rekomendasi mengenai pengembangan Kecamatan Watulimo antara lain :
66
67