Anda di halaman 1dari 68

IDENTIFIKASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN

SARANA PRASARANA INFRASTRUKTUR


WILAYAH STRATEGIS DAN CEPAT TUMBUH
DI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

Mata Kuliah :
Sistem Wilayah, Lingkungan, dan Hukum
Pertanahan

MAHASISWA :
SILVYA CANDRA KUSUMA
NRP. 3114207805
DOSEN :
Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, MSc. Lie. Rer. Reg.

PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN ASET
INFRASTRUKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1. LATAR BELAKANG

3
1.2. MAKSUD

4
1.3. TUJUAN

4
1.4. RUANG LINGKUP

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

5
2.1. DEFINISI WILAYAH, DAERAH, KAWASAN, DAN ZONA . 5
2.1.1.
Wilayah, Daerah, dan Kawasan
5
2.1.2.
Pengembangan Wilayah
6
2.2. SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR .. 8
2.2.1.
Sarana dan Prasarana
8
2.3.2.
Infrastruktur
8
2.3. PROYEKSI PENDUDUK
10
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
.

12
3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN .
12
3.1.1.
Rencana Program Jangka Panjang
Kabupaten Trenggalek ..
12
3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah
Kabupaten Trenggalek ..
12
3.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek

13
3.2. PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK
.
16
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
..
16
3.2.2. Kondisi Topografi
17
3.2.3. Kondisi Hidrologi
17
3.2.4. Kondisi Iklim

19
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
.

19
3.2.6. Kependudukan
19
3.2.7. Kondisi Perekonomian Wilayah .
20

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV

27

3.3. PROFIL KECAMATAN WATULIMO


.
21
3.2.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi
..
21
3.2.2. Kondisi Topografi
22
3.2.3. Kondisi Hidrologi
22
3.2.4. Kondisi Iklim

23
3.2.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
.
23
3.2.6. Kependudukan
24
3.2.7. Sistem Transportasi

24
3.2.8. Utilitas

25
3.2.9. Perekonomian
26
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. ISU STRATEGIS

27
4.1.1. Potensi Wilayah
27
4.1.2. Permasalahan Wilayah ..
27
4.2. ANALISA FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT
TUMBUH
... 28
4.3. PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PRIORITAS
... 29

4.4. IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KONDISI EKSISTING,


POTENSI, DAN PERMASALAHAN PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH
KAWASAN CEPAT TUMBUH

31
4.4.1. Desa Karanggandu

31
4.4.2. Desa Prigi

32
4.4.3. Desa Tasikmadu
34
4.5. ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH
PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH ..
36
4.5.1. Desa Karanggandu

36
4.5.2. Desa Prigi

38
4.5.3. Desa Tasikmadu
40
4.6. PROYEKSI PENDUDUK
42

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
42

BAB V

61

4.6.1. Data Penduduk

4.6.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk

43
4.6.3. Prediksi Penduduk

44
4.7. ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
INFRASTRUKTUR UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH
STRATEGIS CEPAT TUMBUH
..
44
4.7.1. Kebutuhan Perumahan ..
44
4.7.2. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Jalan
..
45
4.7.3. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Air Minum ..
46
4.7.4. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Drainase ..
47
4.7.5. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Sanitasi
..
48
4.7.6. Kebetuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
...
48
4.8. MATRIKULASI PRIORITAS PENANGANAN
..
49
4.8.1. Desa Karanggandu

50
4.8.2. Desa Prigi

53
4.8.3. Desa Tasikmadu
57
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..
5.1. KESIMPULAN
61
5.2. REKOMENDASI
61

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Di Jawa Timur pertumbuhan kota Metropolitan dan kota-kota besar masih

didominasi oleh Surabaya dan kota-kota sekitarnya. Sedangkan beberapa perkotaan


yang juga berpotensi berkembang relatif pesat adalah Kota Kediri, Madiun, Jember
dan Blitar.
Saat

ini

pemerintah

telah

berupaya

untuk

mengatasi

ketimpangan

pembangunan wilayah di Jawa Timur, dengan melaksanakan pengembangan wilayah.


Beberapa wilayah di Jawa Timur yang mempunyai potensi, dikembangkan secara
optimal, sehingga menjadikan wilayah tersebut berkembang dan dengan dukungan
sarana dan prasarana yang ada, akan membuat wilayah dan kawasan yang dimaksud
menjadi kawasan strategis cepat tumbuh.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur, bahwa untuk mengendalikan perkembangan
kawasan perkotaan yang terus membesar dan berpotensi mendorong perkembangan
mega urban serta mengendalikan kawasan terbangun di perkotaan sesuai dengan
daya dukung dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan maka diterapkan suatu
konsep pusat pembangunan berupa Satuan Wilayah Pengembangan (SWP). SWP ini
diharapkan akan dapat menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang
wilayah, sehingga pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya diharapkan mampu
sebagai motor penggerak pembangunan, sebagai motor penggerak perekonomian
wilayah.

Provinsi

Jawa

Timur

dibagi

menjadi

(sembilan)

Satuan

Wilayah

Pengembangan dan salah satunya adalah SWP Kediri, yang meliputi Kota Kediri,
Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung, dengan
pusat pelayanan di Kota Kediri.
Kabupaten Trenggalek termasuk pada SWP Kediri dan sekitarnya, dengan
pusat pelayanan di Kota Kediri, adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah
ditetapkan sebagai kawasan strategis cepat tumbuh. Kecamatan Watulimo, salah satu
kecamatan di Kabupaten Trenggalek, merupakan pusat perkembangan kawasan
pesisir di bagian selatan Kabupaten Trenggalek, yang dilalui oleh Jalan Lingkar
Selatan Jawa Timur. Perkembangan Kecamatan Watulimo yang pesat memberikan
implikasi

positif

dengan

direncanakannya

kawasan

ini

sebagai

perkembangan wilayah di bagian Selatan Kabupaten Trenggalek.

penyangga

Pada penetapan

kawasan strategis Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Watulimo termasuk kedalam


bagian Kawasan Minapolitan dan juga termasuk pada Bagian Kawasan Agropolitan.
Perkembangan Kecamatan Watulimo juga semakin pesat dengan adanya potensi
wisata di Perigi, Tasikmadu dan Karanggandu, sehingga dengan penyediaan sarana

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
prasarana infrastruktur di wilayah ini diharapkan dapat mendukung perkembangan
Kecamatan Watulimo.

1.2.

MAKSUD
Maksud dari penulisan ini adalah :
1. Menginventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis cepat tumbuh
di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Menginventarisasi potensi dan masalah prasarana/sarana infrastruktur pada
wilayah strategis cepat tumbuh yang dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh di Kecamatan
Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
3. Mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada
kawasan strategis cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 2017
untuk

menunjang

pengembangan

potensi

di

Kecamatan

Watulimo,

Kabupaten Trenggalek.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan permasalahan wilayah strategis
cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
2. Tersusunnya data inventarisasi potensi dan masalah prasarana/ sarana
infrastruktur

pada

wilayah

strategis

cepat

tumbuh

yang

dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan wilayah strategis cepat


tumbuh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
3. Tersusunnya kebutuhan program pengembangan infrastruktur pada kawasan
strategis cepat tumbuh dalam skala prioritas tahun 2015 2017 untuk
menunjang pengembangan potensi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek.
1.4

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari penulisan ini adalah :
1. Meliputi 3 (tiga) desa yang mempunyai potensi wisata di Kecamatan Watulimo,
Kabupaten

Trenggalek,

Karanggandu.
2. Prasarana/ sarana

yaitu

Desa

infrastruktur

Perigi,

yang

Desa

Tasikmadu

diidentifikasi

dan

meliputi

Desa
bidang

pemukiman, jalan lingkungan, air bersih, drainase, sampah, dan sanitasi.

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WILAYAH DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2.1.1. Wilayah, Daerah, dan Kawasan
Definisi Wilayah menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Wilayah adalah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas
dan

sistemnya

ditentukan

berdasarkan

aspek

administratif

dan/atau

aspek

fungsional. Sedangkan menurut Murty (2000): Wilayah adalah suatu area geografis,
teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian,
provinsi, kabupaten dan perdesaan. Pembagian wilayah terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya wilayah cepat tumbuh, wilayah perbatasan, dan wilayah pesisir.
Daerah adalah kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan terkait dengan
kewenangan pemerintahan.
Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat
tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Kawasan adalah
wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Adapun jenis-jenis
kawasan dalam penataan ruang adalah :
1. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
2. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
3. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
4. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan

sumber

daya

alam

tertentu

yang

ditunjukkan

oleh

adanya

keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan


sistem agrobisnis.
5. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian

dengan

susunan

fungsi

kawasan

sebagai

tempat

permukiman

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
6. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan

perkotaan

dengankawasan

yang

perkotaan

berdiri
di

sendiri

sekitarnya

atau

yang

kawasan

saling

perkotaan

memiliki

inti

keterkaitan

fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang


terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya
1.000.000 (satu juta) jiwa.
7. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah
sistem.
8. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secaranasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan.
9. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
10. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
2.1.2. Pengembangan Wilayah
A.
Kawasan Perkotaan
Di dalam Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

26

Tahun

2007

disebutkan bahwa Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan


utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
Dalam konstelasi perwilayahan kawasan potensial sering disebut kawasan
fungsional atau kawasan unggulan, yaitu kawasan yang mempunyai potensi tinggi
untuk

memacu

pertumbuhan.

Pertumbuhan

perkotaan

yang

tidak

seimbang

menimbulkan tingkat urbanisasi yang tidak terkendali. Secara fisik hal ini ditunjukan
oleh perkembangan kota yang tidak seimbang dengan daya dukung yang ada sering
berakibat negatif, antara lain adalah:
1. Terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam di sekitar kota
besar dan metropolitan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi ;
2. Terjadinya secara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi
kawasan permukiman, perdagangan, dan industri ;
3. Menurunnya kualitas lingkungan fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya
perusakan iingkungan dan timbulnya polusi ;
4. Menurunnya kualitas hidup majyarakat di perkotaan karena permasalahan sosialekonomi serta penurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan ;

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5. Tidak mandiri dan terarahnya pembangunan kota-kota baru sehingga justru
menjadi tambahan beban bagi kota inti.
Dampak negatif lain yang ditimbulkan terhadap kota-kota di wilayah lain,
yaitu :
1. Tidak

meratanya

penyebaran

penduduk

perkotaan

dan

terjadinya

over

concentration penduduk kota.


2. Tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan terutama dikota-kota menengah dan
kecil dalam menarik investasi dan tempat penciptaan lapangan pekerjaan.
3. Tidak optimalnya peranan kota dalam memfasilitasi pengembangan wilayah.
4. Tidak sinergisnya pengembangan peran dari fungsi kota-kota dalam mendukung
perwujudan sistem kota-kota nasional.
B.

Kawasan Strategis Cepat Tumbuh


Menurut Permendagri nomer 29 tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan
Strategis Cepat Tumbuh Di Daerah :
1. Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.
2. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah merupakan bagian kawasan strategis
yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki
keunggulan

sumber

daya

dan

geografis

yang

dapat

menggerakkan

pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.


3. Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di daerah diselenggarakan
a.

berdasarkan prinsip :
penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan investasi;
b. kepastian hukum tentang jaminan keamanan investasi, kemudahan dan
transparansi pengelolaan perijinan usaha melalui pelayanan satu pintu,
keharmonisan hubungan investor dengan tenaga kerja, dan keadilan di
c.

antara pelaku usaha di hulu dengan di hilir;


keterpaduan program dan kegiatan instansi sektoral di pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota, dengan kegiatan pelaku usaha dan masyarakat sesuai

dengan kebutuhan;
d. peningkatan keterkaitan bisnis yang saling menguntungkan antara pelaku
usaha skala besar, dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
melalui pemberdayaan masyarakat UMKM;
e. pengutamaan keterkaitan yang saling menguntungkan antarpelaku usaha
dan antarkawasan, seperti mengupayakan keterkaitan pengembangan pusat
f.

pertumbuhan dengan sentra produksi di kawasan sekitarnya;


pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya butan secara optimal dan

berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan


g. pengutamaan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

guna

meningkatkan dayaguna dan hasilguna industri pengolahan di dalam negeri


berbahan baku lokal dengan tujuan ekspor dalam bentuk barang jadi.
4. Pengembangan

Kawasan

Strategis

Cepat

Tumbuh

di

daerah

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
provinsi/kabupaten/ kota bertujuan :
a.

meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk unggulan di kawasan;

b.

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pusat pertumbuhan;

c.

mendorong peningkatan kerjasama pembangunan antarwilayah secara


fungsional, dan antardaerah yang relatif sudah berkembang dengan daerah
tertinggal

di

sekitarnya

dalam

suatu

keterpaduan

sistem

wilayah

spesifik

daerah

pengembangan ekonomi;
d.

mengoptimalkan

pengelolaan

provinsi/kabupaten/

kota bagi

potensi

sumberdaya

peningkatan perekonomian daerah dan

kesejahteraan masyarakat, yang berwawasan kelestarian lingkungan; dan


e.

menciptakan

perwujudan

keterpaduan,

keseimbangan

dan

keserasian

pertumbuhan antar wilayah.


2.2.

SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR

2.2.1. Sarana dan Prasarana


Sarana adalah fasilitas umum yang digunakan untuk menampung kegiatan
sosial dan ekonomi penduduk. Prasarana adalah komponen-komponen pelayanan
publik yang berfungsi mendukung kegiatan-kegiatan publik. Meskipun sifatnya
mendukung kegiatan-kegiatan penduduk, prasarana memiliki peran agar suatu
kegiatan dapat berlangsung dengan optimal.
2.2.2. Infrastruktur
A.

Definisi Infrastruktur

1. Menurut Grigg, 1988, Infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan


transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas
publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
dalam lingkup sosial dan ekonomi.
2. Menurut Grigg, 2000, Infrastruktur adalah fasilitas - fasilitas atau struktur struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi - instalasi yang dibangun dan yang
dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat.
3. Menurut Kodoatie, 20013, Infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam
sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.
Infrastruktur merupakan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian
sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor
privat
a.
b.
c.

:
sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan
agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik
istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang
mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan,
kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah,
perlistrikan, telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain
fasilitasi akan tetapi dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi
masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan. Sedangkan infrastruktur

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada bidang permukiman terdiri dari perumahan, jalan lingkungan, air bersih,
drainase, persampahan dan sanitasi.

B.

Jenis Infrastruktur
Jenis infrastruktur

1. Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/1987 tentang Standar


Konstruksi Bangunan Indonesia, Lamp.22, Prasarana Lingkungan adalah jalan,
saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah,
jaringan listrik.
2. Menurut Keputusan

Menteri

Dalam

Negeri

No.59/1988

tentang

Petunjuk

Pelaksanaan Permendagri No.2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana


Kota, Sistem utama jaringan utilitas kota (pola jaringan fungsi primer dan
C.

sekunder) seperti air bersih, telepon, listrik, gas, air kotor/ drainase, air limbah.
Komponen Infrastruktur Ke PU an
Beberapa komponen Infrastruktur meliputi Ke PU an, meliputi :

1. Perumahan,

adalah

penyelenggaraan

satu

kesatuan

perumahan,

sistem

yang

penyelenggaraan

terdiri

atas

kawasan

pembinaan,
permukiman,

pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap


perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. (Sumber: UU No. 1 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
2. Jalan Lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
dan hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain
oleh Developer saat membuat tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara
yang disediakan sebagai prasarana untuk umum. Pembangunan jalan, perbaikan
dan pemeliharaan dapat dilakukan oleh warga sekitar lingkungan dan/ atau oleh
siapa saja.
3. Air bersih, dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi sebagai air minum dan
penunjang aktivitas mereka sehari-hari, yang memenuhi persyaratan secara fisik,
kimia, dan biologi. Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana Air Bersih yaitu
jumlah penduduk, kawasan yang diprioritaskan, tipologi kota (besar, sedang,
kecil), ketersediaan sumber air bersih, dan skala/ cakupan pelayanan.
4. Drainase, merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting
dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase juga
dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta caracara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Sistem

10

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu sistem drainase
mayor dan mikro. Faktor pertimbangan penyediaan prasarana rainase yaitu
kepadatan

penduduk

dan

kepadatan

pemukiman,

kawasan

prioritas

dan

mendesak untuk penanganan (rawan bencana), dan luas area kawasan


tergenang.
5. Persampahan. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber
daya. Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan
cara yang berwawasan lingkungan. Faktor pertimbangan penyediaan prasarana
sampah yaitu jumlah penduduk kawasan prioritas pusat kota, permukiman
kepadatan > 100 jw/ha, kawasan industry, dan kawasan dengan limbah b3
(medical waste).
6. Sanitasi. Perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia. Faktor pertimbangan penyediaan prasarana air limbah yaitu
kondisi fisik alami kawasan, tipologi kawasan (besar, sedang, kecil), kawasan
yang diprioritaskan, program pembangunan yang sedang berjalan, dan melayani
80 % dari seluruh jumlah penduduk.
2.3.

PROYEKSI PENDUDUK
Ada 3 (tiga) model pertumbuhan penduduk yang digunakan secara umum di

gunakan untuk perhitungan proyeksi penduduk. Ketiga model tersebut diseleksi yang
aplikatif untuk situasi dan kondisi demografi kawasan studi, yaitu :
1.

Model Linear
Asumsi dasar aplikasi linear growth model adalah bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk jumlahnya konstan dari tahun ke tahun dan jumlah pertumbuhan tidak
tergantung

pada

jumlah

penduduk

pada

suatu

tahun

tertentu.

Model

matematisnya adalah sebagai berikut :

Pn = Po + n.a
dimana : P
Po
n
a
2.

=
=
=
=

Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)


Jumlah penduduk pada tahun awal pengamatan (jiwa)
Periode pengamatan (tahun)
Jumlah pertambahan penduduk tiap tahun (jiwa)

Model Eksponensial
Asumsi dasar penggunaan exponential model adalah bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk tiap tahun akan selalu proporsional dengan jumlah penduduk pada
tahun sebelumnya. Ada suatu variabel yang bersifat konstan, yaitu laju
pertumbuhan penduduk, bukan jumlah pertumbuhan penduduk. Secara fisik,

11

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
makin besar jumlah penduduk makin cepat pula pertumbuhannya. Model
matematisnya adalah sebagai berikut :

dimana : Pn
Po
n
r
3.

=
=
=
=

Pn = Po (1 + r )

Jumlah penduduk pada tahun n (jiwa)


Jumlah penduduk pada tahun awal pengamatan (jiwa)
Periode pengamatan (tahun)
Prosentase laju pertumbuhan tiap tahun (%)

Model Regresi Linear


Asumsi dasar penggunaan linear regression model adalah bahwa terdapat
hubungan (korelasi)

yang linear antara tahun pengamatan dengan jumlah

penduduk pada tahun pengamatan tersebut. Hubungan tersebut diterjemahkan


ke dalam persamaan linear yang merupakan formula matematis dari linear
regression model ini. Model matematisnya adalah sebagai berikut:

P = a + bx
dimana

= Jumlah penduduk pada tahun x

= Tahun pengamatan

= Konstanta empirik =

= Konstanta empirik =

12

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
3.1.
3.1.1.

TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


Rencana Program Jangka Panjang Kabupaten Trenggalek
Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten

Trenggalek :
a. Visi
Berdasarkan kondisi Kabupaten Trenggalek saat ini, tantangan yang dihadapi
dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang
dimiliki oleh Kabupaten Trenggalek dan amanat pembangunan yang tercantum
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Visi

Pembangunan

Jangka

Panjang

Tahun

20052025

adalah

Terwujudnya

Kabupaten Trenggalek Sejahtera dan Berakhlak.


b. Misi
Dalam mewujudkan Visi Kabupaten Trenggalek tersebut di atas ditetapkan melalui
7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Trenggalek sebagai berikut :
1. Mengembangkan Perekonomian Berbasis Pertanian dengan Mengutamakan
Agrobisnis dan Agroindustri.
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas, Berakhlak Mulia
dan Berbudaya.
3. Mewujudkan Pembangunan yang Berkeadilan dan Kemudahan Masyarakat
Memperoleh Akses untuk Meningkatkan Kualitas Hidup.
4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan Menjaga Kelestarian
Lingkungan Hidup.
5. Mengembangkan Infrastruktur

yang

Bermanfaat

bagi

Masyarakat

dan

Mempunyai Nilai Tambah.


6. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan Berorientasi pada
Pelayanan Prima.
7. Mewujudkan Kabupaten Trenggalek Berperan Penting dalam Lingkup Kawasan.
3.1.2. Rencana Program Jangka Menengah Kabupaten Trenggalek
Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten
Trenggalek :
a. Visi

Berdasarkan

Trenggalek

berbagai

2010-2015,

kondisi
maka

pembangunan
dibutuhkan

yang

dihadapi

solusi-solusi

Kabupaten

strategis

untuk

mengatasinya selama lima tahun mendatang. Untuk itu, pembangunan Trenggalek


2010-2015

berangkat

dari

landasan

visi

Perubahan

Menuju

Masyarakat

Trenggalek Yang Sejahtera dan Berakhlak.


b. Misi
Pernyataan misi sangat penting untuk penentuan tujuan secara efektif dan penting
untuk penyusunan strategi. Misi akan digunakan oleh Aparatur Pemerintah
Kabupaten Trenggalek sebagai pemandu dalam menjalankan aktivitas atau
kegiatan dan pengambilan keputusannya. Untuk mewujudkan visi pembangunan

13

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Trenggalek 2010-2015 tersebut maka misi pembangunan Trenggalek 2010-2015
adalah Pembangunan Pro Rakyat. Yang dimaksud dengan Pembangunan Pro Rakyat
adalah pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat, dirancang dan
dilaksanakan dengan melibatkan rakyat.
Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Trenggalek
Tahun

20102015

dijabarkan

ke

dalam

(tiga)

misi,

dijalankan

secara

berkesinambungan dan sinergis, serta memfokuskan pada pengembangan sektor


sektor ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia sebagai basis
pembangunan

kemakmuran

masyarakat

Kabupaten

Trenggalek

sesuai

Misi

Pembangunan Pro Rakyat yang diarahkan untuk :


a. Misi 1 : Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kebutuhan Dasar
Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan.
Perluasan lapangan kerja, peningkatan kepedulian sosial, partisipasi masyarakat
dan kesetaraan gender merupakan strategi pembangunan yang berkembang
dari masa ke masa yang dinamis sesuai dengan konteks peradaban. Paradigma
pembangunan ini berbasis komunitas dengan memberikan tempat utama bagi
prakarsa, keanekaragaman lokal, dan kearifan lokal.
b. Misi 2 : Mewujudkan Ekonomi Daerah yang Mandiri, Berdaya Saing, Berkeadilan,
serta Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan dan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Pengembangan Pertanian, Agroindustri, Pemberdayaan UMKM, terutama yang
banyak menyerap tenaga kerja dan berorientasi pada ekspor yang didukung
dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk
memperkuat landasan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan
daya saing serta berorientasi pada globalisasi ekonomi, pemberdayaan
investasi daerah perlu dilakukan terhadap semua komponen yaitu pemerintah,
masyarakat, dan swasta.
c. Misi 3 : Memantapkan Harmoni Sosial melalui peningkatan kesalehan sosial,
penegakan serta penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia,
dengan didukung birokrasi yang reformatif dan pelayanan publik yang prima.
Meningkatkan pelayanan yang adil dan merata, mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan secara benar dan bersih termasuk didalamnya penyelenggaraan
pelayanan

publik

memerlukan

unsur-unsur

mendasar

antara

lain

unsur

profesionalisme dari pelaku dan penyelenggara pemerintahan dan pelayanan


publik.

3.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek


A.

Penetapan Kawasan Perkotaan Dan Perdesaan


Perkembangan fasilitas di Kabupaten Trenggalek masih memusat di ibukota

kabupaten, dimana pola persebaran yang ada bersifat linier mengukuti jaringan jalan
kolektor

primer.

Dalam

perkembangan

kedepan

persebaran

fasilitas

perlu

dilaksanakan di ibukota kecamatan lainnya.

14

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Penetapan

kawasan

perkotaan

dan

penetapan

kawasan

perdesaan

di

Kabupaten Trenggalek berdasarkan kondisi, kelengkapan fasilitas dan karakteristik


kegiatan yang terdapat pada setiap kecamatan sehingga dapat ditetapkan kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaannya. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan
ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukan tanah dan ruangnya.
Sistem pusat-pusat perkotaan tidak terlepas dari kelengkapan dan kualitas
fasilitas pelayanan yang dimiliki kabupaten termasuk juga potensi strategis dan
aksesibilitas lokasi yang dimiliki dibandingkan dengan kabupaten lain. Penetapan
sistem dan fungsi kota mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
1) Penetapan fungsi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi kabupaten.
2) Potensi sumberdaya alam hinterland suatu kota yang menunjang pemantapan
fungsi kota pelayanannya.
3) Laju pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sebagai wilayah hinterland kota
pelayanan

yang

berimplikasi

terhadap

cepatnya

laju

pertumbuhan

kota,

meningkatnya daya beli dan interaksi ekonomi dan sosial yang terjadi, yang
tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat sesuai dengan
permintaan pasar.
4) Adanya peluang ekonomi maupun rencana pengembangan sektoral wilayah
hinterland dan rencana pengembangan kabupaten itu sendiri untuk masa yang
akan datang.
B.
1.

Rencana Sistem Dan Fungsi Perwilayahan


Rencana Pembagian Pusat Kegiatan
Rencana untuk pembentukan pusat pelayanan

yang

terintegrasi

dan

berhierarki di Trenggalek dengan:


a. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Trenggalek sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) atau sebagai ibukota kabupaten;
b. Pengembangan perkotaan
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yaitu
perkotaan Watulimo dan perkotaan Durenan.
c. Pengembangan perkotaan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu perkotaan
Panggul dan perkotaan Kampak
2. Rencana Fungsi Kegiatan
Dalam mewujudkan perwilayahan pengembangan telah diambil kebijaksanaan
perwilayahan Kabupaten Trenggalek yang dibagi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) dan 2 (dua) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), dimana masing-masing
PKLp memiliki fungsi sesuai dengan potensi yang dimilikinya, serta arahan
kegiatan

utama

berdasarkan

kegiatan

yang

dominan

yang

mungkin

dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing.


Adapun rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Trenggalek beserta fungsi
a.

dan arahan kegiatan utamanya adalah sebagai berikut:


Kawasan perkotaan Trenggalek sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
PKL Trenggalek mempunyai fungsi wilayah sebagai pusat pemerintahan,
perdagangan dan jasa regional, pengembangan permukiman, pelayanan
sosial dan pertumbuhan wilayah kabupaten.

15

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
b.

Kawasan perkotaan Durenan sebagai Pusat kegiatan Lokal promosi (PKLp)


PKLp Durenan mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan
permukiman, perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan
pemerintahan, dan industri.
Kawasan perkotaan Watulimo sebagai Pusat kegiatan Lokal promosi (PKLp)
PKLp Watulimo mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan

c.

permukiman, perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan


d.

pemerintahan, perikanan, industri dan pariwisata.


Kawasan perkotaan Kampak sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK Kampak mempunyai fungsi wilayah sebagai pelayanan sosial dan

e.

pemerintahan dan perdagangan dan jasa skala lokal.


Kawasan perkotaan Panggul sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK Panggul mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan
permukiman, pelayanan sosial dan pemerintahan, perdagangan dan jasa
skala lokal, pariwisata dan industri.

C.

Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan


Keterkaitan pedesaan dan perkotaan yang tidak seimbang, menghasilkan

lambatnya pertumbuhan di perdesaan, apabila proses urbanisasi tidak terkendali


maka akan mendesak produktifitas pertanian yang berimplikasi pada ketahanan
pangan nasional. Oleh karena itu pengelolaan kawasan pedesaan dikembangkan
melalui peningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berbasis
pertanian.
Sedangkan strategi pengelolaannya tetap dengan mengintensifkan keterkaitan
desa-kota melalui pengembangan kawasan agropolitan. Kegiatan pokok yang
dilakukan untuk pengelolaan kawasan perdesaan adalah :
1. Pemantapan dan pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan yang
strategis dan potensial.
2. Pemantapan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan perdesaan dalam
pengelolaan kegiatan pertanian, kelautan, perikanan, agrobisnis, dan agroindustriI.
Pengembangan agropolitan dalam skala distrik atau dalam unit pedesaan
merupakan strategi untuk membuat suatu kebijakan pembangunan tata ruang
melalui desentralisasi perencanaan dan pengambilan keputusan. Perspektif kebijakan
yang dianjurkan yaitu pembentukan lebih banyak titik-titik pertumbuhan di kawasan
pedesaan yang juga dari pusat pertumbuhan wilayah.
3.2.
3.2.1.

PROFIL KABUPATEN TRENGGALEK


Letak Geografis dan Batas Administrasi
Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111 24 -

11211' Bujur Timur dan 753' 834' Lintang Selatan dengan kondisi dua per tiga
dari luas wilayah merupakan pegunungan dengan ketinggian 0690 dpl. Kabupaten
Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dengan batas wilayah meliputi :
- Sebelah Utara
: Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo
- Sebelah Timur
: Kabupaten Tulungagung
- Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
- Sebelah Barat
: Kabupaten Pacitan dan Ponorogo

16

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gambar 3.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Trenggalek


Luas wilayah Kabupaten Trenggalek sebesar 126.140 ha, dimana dua
kecamatan yang memiliki luas wilayah yang cukup besar bila dibandingkan dengan
kecamatan yang lainnya yaitu Kecamatan Munjungan dengan luas 14.837 ha (12%)
dan Kecamatan Watulimo dengan luas 15.591 ha (12%) yang merupakan kawasan
pesisir di Kabupaten Trenggalek. Sedangkan kecamatan dengan ukuran luas wilayah
terkecil adalah Kecamatan Pogalan dengan luas 4.180 ha (3%).

Tabel 3.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Trenggalek

3.2.2.

Kondisi Topografi
Kabupaten Trenggalek sebagian besar bertopografi terjal lebih dari 40% seluas

28.378 ha yang merupakan daerah rawan bencana longsor. Sebagian besar lahan
ini merupakan lahan kritis yang rentan mengalami gerakan tanah. Kawasan ini
tersebar di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Bendungan, Pule, Dongko,

17

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Watulimo, Munjungan dan Kecamatan Panggul. Luas dataran rendah dengan tingkat
kemiringan antara 0 15 % adalah 42.291 ha.
Kawasan yang bertopografi datar sebagian besar terletak di Kabupaten
Trenggalek bagian utara meliputi

Kecamatan

Trenggalek,

Karangan,

Pogalan,

Durenan, dan Tugu. Dengan terbatasnya kawasan datar di Kabupaten Trenggalek,


maka arah pembangunan terpusat di kawasan tersebut sehingga diperlukan rekayasa
teknologi yang tepat serta berwawasan lingkungan jika pengembangan kawasan
dilakukan di kawasan terjal.
3.2.3.

Kondisi Hidrologi
Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang

antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M 3/detik (Kali Jati) sampai
dengan 20.394 M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi
merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi
aliran sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasi diperlukan pembangunan
lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan, embung, dan dam.
Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber
air di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya.
Sumber-sumber

air

tersebut

perlu

mendapatkan

perhatian

dengan

menjaga

kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber mata air sebagai kawasan lindung.
Pada umumnya Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama
yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah alirannya
bermuara ke Samudera Hindia.
Wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar
maupun kecil. Bagian utara Trenggalek terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke
selatan, yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara
beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara di
Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan
barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai
Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam
Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Kali
Brantas sebagian besar digunakan untuk irigasi, dan sebagian masuk ke PLTA
Niyama. Sedangkan di bagian selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke
Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan
Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan Panggul. Sungai Tumpak Nongko
di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan Watulimo.
Tabel 3.2 Potensi Sumber Air Kabupaten Trenggalek
NO
1

KECAMATAN
Panggul

MATA AIR
53

RATA-RATA DEBIT AIR


(Liter/Detik)
89

18

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO

KECAMATAN

Munjungan

Watulimo

MATA AIR

RATA-RATA DEBIT AIR


(Liter/Detik)

9,5

18

24

Kampak

63

Dongko

10

20,5

Pule

67

216

Karangan

14

13

Suruh

19

15

Gandusari

11

38

10

Durenan

16

11

Pogalan

12

12

Trenggalek

22

15

13

Tugu

72

66

14

Bendungan

50

61

361

658

Jumlah

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, 2015

3.2.4.

Kondisi Iklim
Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di selatan garis Katulistiwa, maka seperti

kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim


sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan
September April merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi
pada bulan MeiAgustus. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata-rata 116
hari hujan pada tahun 2009 dengan rata-rata curah hujan rata-rata sebanyak 17,63
mm/hari. Curah hujan tertinggi antara 20,13 - 21,85 mm/hari terjadi di kawsan pesisir
yaitu Kecamatan Watulimo, Munjungan dan Panggul. Sedangkan curah hujan
terendah di Kecamatan Kampak dan Gandusaru dengan interval 9,22 11,83
mm/hari.
3.2.5.

Karakteristik Penggunaan Lahan


Wilayah Kabupaten Trenggalek terdiri dari wilayah darat 126.140 Ha atau

1.261,40 km2 dan wilayah pengelolaan laut seluas 711,17 km 2. Dari luas wilayah
darat tersebut lahan untuk permukiman mencapai 12.136 Ha. Sedangkan
penggunaan lahan yang lainnya, berdasarkan data dari Bakosurtanal yang tertuang
dalam peta Rupa Bumi Indonesia dan updating citra Landsat tahun 2010 terlihat
bahwa luas hutan Kabupaten Trenggalek sekitar 23.461 Ha, luas kebun sekitar
25.038 ha, luas sawah irigasi sebesar 10.769 Ha, luas sawah tadah hujan adalah

19

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6728 Ha, luas semak belukar adalah 26.429 Ha, luas tanah berbatu adalah 118
Ha dan luas tegalan adalah 19.478 Ha.
Karakteristik geografis di Kabupaten Trenggalek dapat dibagi dalam beberapa
tipologi kawasan. Kawasan pegunungan terletak pada kabupaten sebelah utara dan
tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan
Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan
Munjungan dan Kecamatan Panggul.
Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah kepulauan yang tersebar di
Kawasan Selatan Kabupaten Trenggalek.
Kabupaten Trenggalek sebanyak

Jumlah pulau yang berada di wilayah

57 pulau, yang keseluruhannya masih belum

berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan
dan Pulau Sekel yang belum diketahui luasnya.
3.2.6.
Kependudukan
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Menurut data BPS hasil dari registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten
Trenggalek pada akhir tahun 2013 sebesar 836.778 jiwa. Jumlah penduduk ini naik
sebesar 1,12 % bila dibandingkan dengan keadaan akhir tahun 2012. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk selama 1 dasawarsa terakhir sebesar 1,76 %. Pertumbuhan
yang cukup tinggi tersebut dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang besar pada
tahun 2008 sebesar 12,89 % dari tahun 2017. Dari jumlah penduduk tahun 2013,
sebanyak 422.869 jiwa atau 50,54 % merupakan penduduk laki-laki dan 413.909 jiwa
atau 49,46 % merupakan penduduk perempuan. Pada tahun 2013, sex ratio yang
dihasilkan sebesar 102. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya lakilaki dan perempuan seimbang, sehingga tuntutan partisipasi masyarakat menurut
gender diharapkan juga bisa proporsional.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Trenggalek sebesar 663 orang/ km 2 di mana
Kecamatan Watulimo mempunyai kepadatan sekitar 512 orang/ km2, Kecamatan
Monjungan sekitar 373 orang/ km2 dan Kecamatan Panggul sekitar 691 orang/ km 2.
Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan
Pogalan dengan kepadatan sekitar 1.461 jiwa/km 2, disusul Kecamatan Trenggalek
dengan tingkat kepadatan 1.241 jiwa/km. Adapun Kecamatan yang mempunyai
tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Bendungan dengan
tingkat kepadatan 335 jiwa/km2.
3.2.7.

Kondisi Perekonomian Wilayah


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Trenggalek pada tahun

2009 masih didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 33,49 % disusul
dengan sektor lapangan usaha jasa-jasa sebesar 21,49% dan sektor lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,87 %. Dari ketiga sektor lapangan usaha
tersebut, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir masih memberikan kontribusi yang

20

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
besar terhadap PDRB. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi
Kabupaten trenggalek, ditopang oleh sektor lapangan usaha pertanian, jasa-jasa dan
perdagangan, hotel serta restoran karena dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
tersebut, tidak terdapat pergeseran struktur ekonomi. Sedangkan sektor lapangan
usaha yang memberikan kontribusi terkecil bagi perekonomian Kabupaten renggalek
adalah sektor lapangan usaha listrik, gas dan air bersih sebesar 0,43%.
Tabel 3.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011-2014 Atas Dasar
Harga Konstan (dlm jutaan rupiah)
N
O
(1
)
1

URAIAN /
EXPLANATION
(2)

2011

2012

2013**

(3)

(4)

(5)

(6)

1.903.253,0
1
101.113,75

2.106.763,6
2
114.353,67

2.309.611,6
3
122.764,50

2.554.153,1
1
131.530,13

252.821,41
25.985,47

282.020,43
29.784,58

312.370,01
33.448,21

347.682,72
37.176,39

110.439,44
1.180.006.8
3

125.179,56
1.363.390,1
8

148.176,72
1.637.041,0
2

176.541,93
1.924.094,6
2

154.769,29

171.809,03

189.991,48

211.106,35

160.359,05

181.457,30

210.982,89

245.434,46

739.027,60

822.154,76

905.657,63

4.627.775,
86
Sumber : PDRB Kab. Trenggalek 2014

5.196.913,
14

5.870.044,
09

1.016.709,4
2
6.646.429,
13

2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian

2010

Pertambangan
Dan Galian
Industri
Listrik, Gas Dan
Air Minum
Bangunan
Perdagangan,
Hotel Dan
Restoran
Angkutan Dan
Komunikasi
Bank, Lembaga
Keuangan
Lainnya
Jasa-Jasa
PDRB/GRDP

Pada tahun 2012, sektor pertanian berdasarkan harga berlaku memberikan


kontribusi sebesar 38,43 % yang merupakan kontribusi terbesar bagi PDRB
Kabupaten Trenggalek. Sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil
adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,56%. Hal ini dikarenakan sektor ini
belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat saat
ini masih memanfaatkan air tanah dalam dalam mencukupi kebutuhan air bersih
sehari-hari sehingga jangkauan distribusi air bersih PDAM masih terbatas pada
wilayah perkotaan saja.
3.3.
3.3.1.

PROFIL KECAMATAN WATULIMO


Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kecamatan Watulimo merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Tepatnya berada di sebelah tenggara Kabupaten

21

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Trenggalek. Secara geografis terletak diantara 11103841-11204641 BT dan
80831-802301 LS. Kecamatan Watulimo berada di ketinggian 7 -573 m dari
permukaan laut. Batas-batas daerahnya, meliputi :
-

Utara : Kecamatan Gandusari


Timur : Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung
Selatan
: Samudera Indonesia
Barat : Kecamatan Munjungan

Gambar 3.2. Peta Batas Administrasi Kecamatan Watulimo


Kecamatan Watulimo meliputi 12 desa, yaitu Karanggandu, Prigi, Tasikmadu,
Watulimo, Margomulyo, Sawahan, Dukuh, Slawe, Gemaharjo, Pakel, Ngembel dan
Watuagung. Dengan luas wilayah Kecamatan Watulimo yaitu 154,01 Km, dengan
Desa Karanggandu sebagai wilayah Desa yang terluas yaitu 52,87 Km dan Desa
Slawe memiliki luasan desa terkecil yaitu 2,22 Km.
3.3.2.

Kondisi Topografi
Berdasarkan

topografinya,

desa

yang

berada

di

Kecamatan

Watulimo

merupakan perbukitan dan pantai. Mengacu pada hasil survey dan data ketinggian
wilayah dapat diketahui bahwa Kecamatan Watulimo mempunyai topografi yang
beragam yaitu ketinggian antara 0 50 mdpl hingga 50 500 mdpl (meter di atas
permukaan laut). Kecamatan Watulimo adalah daerah berbukitan, maka desa yang
berada didataran tertinggi adalah desa Dukuh yaitu mencapai 573 m dari permukaan
laut. Sedangkan dataran terendah adalah desa Karanggandu yang ketinggiannya 7 m
dari permukaan laut.
Tabel 3.4 Luas Wilayah dan Bentang Alam Desa Desa Di Kecamatan Watulimo
NO

DESA

Karanggandu

Prigi

LUAS WILAYAH
(Km)

BENTANG ALAM

52,87

Pantai, Pegunungan

6,13

Pantai, Pegunungan

22

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO

DESA

LUAS WILAYAH
(Km)

BENTANG ALAM

Tasikmadu

26,64

Pantai, Pegunungan

Watulimo

11,79

Pegunungan

Margomulyo

Sawahan

4,9

Dataran, Pegunungan

14,28

Pegunungan

Dukuh

8,75

Pegunungan

Slawe

2,22

Pegunungan

Gemaharjo

6,46

Pegunungan

10

Pakel

4,44

Pegunungan

11

Ngembel

4,64

Pegunungan

12

Watuagung

10,89

Pegunungan

JUMLAH

154,01

Sumber ; Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014


3.3.3.

Kondisi Hidrologi
Kecamatan Watulimo dilalui 8 (delapan) aliran sungai yang membelah

Kecamatan Watulimo. Sungai - sungai ini selain berfungsi mengairi lahan pertanian
juga berfungsi sebagai tempat buangan akhir dari limbah dan drainase.

Tabel 3.5 Nama dan Panjang Sungai di Kecamatan Watulimo

NO

DESA

NAMA
SUNGAI

PANJANG
(Km)

Karanggandu

Sowan

6,7

Prigi

Gerang

4,8

Tasikmadu

Wancir

5,6

Watulimo

Karangtuwo

36

Margomulyo

Karangtuwo

2,5

Sawahan

Singgahan

5,5

Dukuh

Kuning

3,5

Slawe

Karangtuwo

2,9

23

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO
9

PANJANG

NAMA
SUNGAI

DESA

(Km)

Gemaharjo

Karangtuwo

3,4

10

Pakel

Ngerit

3,2

11

Ngembel

12

Watuagung

Pang

8,1

Sumber : Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014


3.3.4.

Kondisi Iklim
Iklim yang dimiliki Kecamatan Watulimo adalah tropis, sehingga meliputi

musim kemarau dan musim penghujan. Namun, saat ini Musim penghujan tidak
dapat diprediksi. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2014 periode bulan
Januari-Desember menunjukkan rata-rata curah hujan yang rendah,namun pada
bulan Mei (musim kemarau) terjadi rata rata curah hujan tertinggi yaitu 26,57. Hal
tersebut juga terjadi pada bulan Januari dan Nopember. Sedangkan curah hujan
tertinggi 426 dan rata-rata tertinggi 26,57 terjadi pada Januari dan hujan maksimum
mencapai nilai tertinggi 145 pada bulan Juli.
3.3.5.

Karakteristik Penggunaan Lahan


Kecamatan Watulimo meliputi 12 desa, yaitu Karanggandu, Prigi, Tasikmadu,

Watulimo, Margomulyo, Sawahan, Dukuh, Slawe, Gemaharjo, Pakel, Ngembel dan


Watuagung. Berdasarkan topografinya, desa yang berada di Kecamatan Watulimo
merupakan perbukitan dan pantai. Kecamatan Watulimo memiliki luas 15.609, 57 Ha.
Terdiri dari 7.854,11 Ha lahan Hutan, 1.395,24 Ha lahan Kebun, 1.500,24 Lahan
Permukiman, 658,76 Ha Lahan Sawah Irigasi, 39,06 Ha Lahan Sawah Tadah Hujan,
3.120,94 Ha lahan Semak Belukar, 86,11 Ha Lahan Tanah Berbatu, dan 955,11 Ha
lahan Tegalan.

3.3.6.

Kependudukan
Pada tahun 2014, Kecamatan Watulimo mempunyai penduduk sebanyak

64.694 jiwa yang tersebar di 12 Desa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 20.831
KK. Desa Tasikmadu memilki jumlah penduduk tertinggi yaitu 10.374 jiwa, sedangkan
wilayah Desa Ngembel memiliki jumlah penduduk terendah yaitu 2.508 jiwa. Untuk
lebih lengkapnya distribusi penduduk pada tiap Desa di Kecamatan Watulimo dapat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah.
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Watulimo
NO

DESA

RUMAH
TANGGA

PENDUDUK
LAKI LAKI

PEREMPUA
N

JUMLAH
PENDUDU
K

SEX
RATIO

24

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1

Karanggandu

2.191

3.300

3.330

6.630

1,009

Prigi

2.225

3.095

3.201

6.296

1,034

Tasikmadu

3.918

5.098

5.276

10.374

1,035

Watulimo

1.908

2.993

3.179

6.172

1,062

Margomulyo

1.818

2.505

2.612

5.117

1,043

Sawahan

1.715

2.732

2.691

5.423

0,985

Dukuh

1.302

2.308

2.173

4.481

0,942

Slawe

782

1.356

1.396

2.752

1,029

Gemaharjo

1.581

3.082

3.220

6.302

1,045

10

Pakel

982

1.637

1.574

3.211

0,962

11

Ngembel

832

1.285

1.223

2.508

0,952

12

Watuagung

1.577

2.639

2.789

5.428

1,057

20.831

32.030

32.664

64.694

1,020

JUMLAH

Sumber ; Kecamatan Watulimo Dalam Angka 2014


3.3.7.

Sistem Transportasi
langsung

akan

mempengaruhi

sistem

transportasi.

Jaringan

jalan

di

Kecamatan WaJaringan jalan di Kecamatan Watulimo terbagi menjadi jaringan jalan


internal dan eksternal yang meliputi :
a. Jaringan Jalan Utama Eksternal
Jaringan jalan yang merupakan akses eksternal mempunyai pola jaringan linier.
Yang termasuk dalam jaringan utama eksternal di Kecamatan Watulimo yaitu :
- Barat - Timur
: Watulimo Munjungan
- Utara - Selatan
: Watulimo Pogalan - Trenggalek
b. Jalan Utama Internal
Jaringan jalan utama internal terdiri dari Jalan yang menghubungkan antar desa,
antar permukiman - permukiman dan antar permukiman - pusat kegiatan. Pada
umumnya jalan utama yang menghubungkan antar desa masih menggunakan
jaringan jalan eksternal, hal tersebut disebabkan karena baiknya kondisi jaringan
jalan serta kelengkapan jalan.
Kondisi dan dimensi jalan di Kecamatan Watulimo sangat mempengaruhi
tingkat aksesbilitas ke wilayah sekitar serta dalam Kecamatan Watulimo sendiri.
Kondisi jalan yang terdapat di wilayah Kecamatan Watulimo ditinjau berdasarkan:
a. Jenis perkerasan, dibedakan menjadi aspal, perkerasan paving, dan macadam.
Jaringan jalan di Kecamatan Watulimo sebagian besar memeiliki perkerasan
aspal, pada beberapa jalan masih memiliki perkerasan makadam diantaranya
yaitu jalan - jalan lingkungan. Sedangkan jalan dengan perkerasan paving
diantaranya jalan lingkungan di beberapa permukiman
b. Kondisi jalan, untuk kondisi jalan di Kecamatan Watulimo dibedakan menjadi
kondisi baik, kondisi sedang/rusak sebagian, dan kondisi rusak/jalan hampir
keseluruhan rusak.

25

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jalan - jalan utama di Kecamatan Watulimo sebagian besar mempunyai kondisi
baik, namun pada beberapa jalan lingkungan dapat ditemui jalan dengan kondisi
rusak sebagian.
3.3.8.
Utilitas
a. Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Kecamatan Watulimo tidak
semuanya
Tasikmadu,

terlayani oleh jaringan air PDAM (yang terlayani PDAM yaitu Perigi,
Karanggandu,

Margomulyo,

Gemaharjo,

Sawahan

dan

Dukuh).

Pemenuhan kebutuhan air bersih saat ini berasal dari sumber mata air Desa
Sawahan, Desa Karanggandu dan Desa Dukuh yang disalurkan ke rumah-rumah
dengan sistem perpipaan (PDAM).
b. Listrik
Secara

keseluruhan

hampir

semua

wilayah

Kecamatan

Watulimo

sudah

terjangkau oleh jaringan listrik. Selain itu juga terdapat saluran udara tegangan
rendah yang menyalurkan listrik ke setiap rumah melalui sambungan rumah.
c. Telepon
Fasilitas telekomunikasi berupa jaringan telepon sangat penting dan berperan
dalam kehidupan masyarakat sehari- hari. Kecamatan Watulimo sudah terlayani
jaringan utilitas berupa saluran telepon, baik telepon pribadi maupun telepon selular.
d. Drainase
Jaringan drainase yang terdapat di Kecamatan Watulimo berupa jaringan primer,
sekunder dan tersier :

Saluran Drainase Primer, berupa sungai antara lain Sungai Sowan, Kali

Gerang, Kali Wancir, Kali Karangtuwo, Kali Kuning, Kali Ngerit dan Kali Pang.
Saluran Drainase Sekunder, merupakan saluran yang mengalirkan air

limbah/buangan ke saluran drainase primer dari saluran drainase tersier.


Saluran Drainase Tersier, berfungsi untuk mengalirkan air dari rumah - rumah
penduduk menuju saluran sekunder. Saluran tersier di wilayah perencanaan
adalah berupa saluran selokan di sekitar bangunan.

e. Persampahan
Sistem pengolahan sampah yang ada di Kecamatan Watulimo pada ibu kota
kecamatan telah di kelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perkimsih, serta
keberadaan TPA Bengkorok. Sedangkan pada wilayah desa desa lainnya sebagian
besar masih bersifat konvensional, dilakukan secara individu dengan cara dibakar dan
ditimbun. Sampah di Kecamatan Watulimo terdiri dari sampah organik dan sampah
anorganik dengan jumlah volume yang relatif sedikit kurang lebih 2,5 lt/org/hari.
3.3.9.
Perekonomian
a. Sektor Pertanian
Komoditi pertanian yang menonjol di Kecamatan Watulimo adalah padi dan
tanaman palawija. Data pada tahun 2014, luasan lahan untuk tanaman padi adalah
6.794 Ha, untuk luasan lahan tanaman palawija yaitu jagung 4.067,30 Ha, ubi kayu
2.232,29 Ha, kacang tanah 58,50 Ha, dan kedelai 18,17 Ha.

26

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
b. Sektor Peternakan
Hasil peternakan pada Kecamatan Watulimo pada tahun 2014 adalah sapi potong
dengan jumlah 930 ekor dan diikuti dengan kerbau sejumlah 35 ekor. Persebarannya
merata ditiap desa, tertinggi pada Desa Watuagung 243 ekor.
c. Sektor Industri
Kegiatan industri yang terdapat di Kecamatan Watulimo merupakan kegiatan
industri kecil, industri paling banyak adalah industri anyaman sebanyak 5.193 unit,
industri batu koral sebanyak 248 unit, industri Pengolahan Ikan sebanyak 177 unit,
Industri Komponen Bangunan dan Furniture 185 unit dan industri lainnya 121 unit.
d. Sektor Pariwisata
Obyek wisata alam pada Kecamatan Watulimo berupa pantai, gua, dan
pegunungan. Ada 2 (dua) jenis kawasan wisata andalan yang ada

di Kecamatan

Watulimo yaitu kawasan wisata alam dan wisata budaya. Kawasan wisata alam
banyak menonjolkan keindahan alam sedangkan kawasan wisata budaya menyajikan
unsur budaya dan sejarah. Kawasan wisata alam di Kecamatan Watulimo berupa
pantai Prigi, pantai Karanggongso serta pantai Damas. Sedangkan wisata budaya
seperti Upacara labuh laut di Kecamatan Watulimo. Beberapa lokasi wisata yang telah
menjadi trade mark atau tetenger bagi Kabupaten Trenggalek saat ini, khususnya
yang berada di Kecamatan Watulimo adalah Pantai Prigi di Desa Tasikmadu, Pantai
Pasir putih/ karanggongso di Desa Tasikmadu, Pantai Damas di desa Karanggandu,
Gua Lawa di Desa Watuagung, dan Panjat tebing Gunung Sepikul di desa
Karanganyar.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1.

ISU STRATEGIS

4.1.1. Potensi Wilayah


Beberapa potensi yangdimiliki oleh Kecamatan Watulimo, yaitu antara lain:
a. Memiliki lokasi yang cukup strategis, adanya keterkaitan sistem regional
jaringan transportasi dan fungsi kawasan terhadap wilayah perkotaan yang
lebih tinggi yaitu keberadaan Jalan Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yaitu
Pacitan-Trenggalek-Tulungagung.
b. Terdapat jalan penghubung antar wilayah (Watulimo-Munjungan-Panggul).
c. Memiliki keberadaan objek wisata berupa; Pantai Prigi di Desa Tasikmadu,
Pantai Pasir Putih di Desa Tasikmadu, Pantai Damas di Desa Karanggandu, Gua
Lawa di Desa Watuagung, dan Panjat Tebing Gunung Sepikul di Desa
Karanganyar. Selain itu juga terdapat potensi wisata budaya berupa atraksi
wisata Upacara Labuh Laut (budaya masyarakat pesisir).
d. Masih luasnya lahan pertanian, selain untuk kegiatan produksi pertanian dapat
difungsikan sebagai daya tarik wisata dalam bentuk kegiatan edukasi;

27

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e. Terdapat beberapa fasilitas pendukung yang dapat menunjang kegiatan
ekonomi di Kecamatan Watulimo, salah satunya Pasar dan Pelabuhan
Perikanan.
4.1.2. Permasalahan Wilayah
Beberapa permasalahan yang dimiliki oleh Kecamatan Watulimo, adalah :
a. Persebaran fasilitas umum belum merata, adanya pemusatan kegiatan di
beberapa lokasi pada ruas jalan utama;
b. Bergabungnya fungsi jalan utama dengan status jalan strategis nasional,
belum didukung dengan kelengkapan fasilitas jalan pada lokasi pusat
kegiatan;
c. Belum optimalnya keberadaan jaringan drainase yang ada, sistem drainase
belum

menyeluruh,

sehingga

mengakibatkan

adanyatitikpotensi

daerah

genangan;
d. Terdapat beberapa ruas jalan dalam kondisi rusak, perlu dilakukan rehabilitasi
jalan untuk peningkatan aksesibilitas dalam kemudahan pencapaian;
e. Penyediaan air bersih belum terjangkau oleh jaringan PDAM, saat ini masih
f.

memanfaatkan sumber air yang ada;


Kapasitas air tergantung musim, adanya pengurangan debit pada musim

kemarau;
g. Permasalahan terkait kondisi permukiman, terdapatnya bangunan rumah di
bantaran sungai, rumah tidak layak huni, lingkungan rumah kampung padat
penduduk;
h. Pengelolaan sampah belum optimal, perlunya sosialisasi teknik pengolahan
i.

sampah;
Daya tarik wisata yang ada belum optimal, perlu adanya dukungan prasarana
sarana penunjang kegiatan wisata;

4.2.

ANALISA FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KAWASAN CEPAT TUMBUH


Berdasarkan Permendagri No 29 tahun 2008 terkait dengan faktor-faktor

penyebab kestrategisan pada Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan Watulimo adalah


sebagai berikut :
Tabel 4.1. Faktor-Faktor Penyebab Kestrategisan KCT Watulimo
NO
.

FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N
Sumberdaya
Alam dan Sektor
Unggulan

TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN

Kecamatan
Watulimo
memiliki
lokasi
potensi
Sumber Daya Alam berupa
kawasan peisisir perikanan
tangkap,
kawasan
pertanian
yang
subur.
Selain juga pada wilayah
kecamatan
Watulimo
banyak terdapat industry.
Sektor yang berkembang
adalah
transportasi,

IMPLIKASI PENGEMBANGAN

Lokasi yang strategis ini


secara
langsung
berdampak
terhadap
perekonomian.
Pada
kawasan ini sektor yang
berkembang
yaitu
perikanan,
pertanian,
pariwisata dan industri.
Selain
itu
adanya
dukungan
aksesbilitas
yang baik mendukung

28

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO
.

FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N

TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN

perdagangan
dan
jasa
dimana
faktor
kestrategisan
wilayah
menjadikan
Kecamatan
Watulimo sebagai PKLp.
Sektor unggulan lainnya
adalah pariwisata dimana
salah satu wilayah terdapat
objek dan atraksi wisata.
Pantai
prigi
di
Desa
Tasikmadu,
Pantai
Pasir
putih / karanggongso di
Desa Tasikmadu, Pantai
Damas
di
desa
Karanggandu, Gua Lawa di
Desa Watuagung, Panjat
tebing Gunung Sepikul di
Desa Karanganyar. Atraksi
Wisata yang merupakan
bagian dari wista budaya
yang terdapat di Watulimo
yaitu Upacara Labuh Laut.
Sudah ada pengelompokan
sektor
pengembangan
untuk
masing-masing
wilayah antara lain:

Desa Prigi, Desa


Tasikmadu
yang
menjadi pendukung
wilayah
Kota
dengan
pengembangan
perumahan,
pendidikan,
perkantoran
dan
jasa transportasi

Desa Desa yang


berada di bagian
selatan
(Perigi,
Tasikmadu
dan
Karanggandu) yaitu
sebagai
wilayah
Minapolitan
perikanan Tangkap
dan
beberapa
kegiatan wisata.

Desa
Desa
di
bagian utara yang
merupakan bagian
dari
kawasan
Agropolitan

IMPLIKASI PENGEMBANGAN

pula
perkembangan
wilayah ini.
Wilayah Watulimo juga
menjadi bagian wilayah
pengembangan
agropolitan.
Perlunya
pengembangan sarana
prasarana
pendukung
pariwisata

Sumberdaya
Manusia dan
Kelembagaan

Berdasarkan dari hasil data yang


didapatkan untuk Kecamatan
Watulimo memiliki SDM yang cukup
tinggi.

Kawasan ini juga memiliki sektor


pendidikan yang beragam yaitu
SLTA/SMK dan tingkatan yang
lebih rendah

Sumberdaya

Dilalui jalan kolektor primer serta

Pada kenyataannya di

29

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO
.

FAKTOR
PENYEBAB
KESTRATEGISA
N

TINJAUAN KEBIJAKAN
PERWILAYAHAN

IMPLIKASI PENGEMBANGAN

Prasarana dan
Sarana

terdapat JLS (Jalan Lintas Selatan)


Jawa Timur yang merupakan jalan
arteri yang menghubungkan
wilayah Kabupaten Pacitan
Kabupaten Trenggalek Kabupaten
Tulungagung

Kecamatan Watulimo khususnya


pada jalan-jalan yang
menghubungkan antar desa
masih banyak berupa jalan aspal
dengan kondisi yang kurang baik
dan jalan makadam/tanah.
Sehingga membutuhkan
peningkatan perkerasan jalan.

Kebijakan
Pembangunan
Sektoral dan
Pembangunan
Wilayah

Dikarenakan perkembangannya
yang sangat signifikan serta
potensinya, pada RTRW kabupaten
Trenggalek, Kecamatan Watulimo
diarahkan untuk menjadi PKLp.

Implikasi pengembangan
sebagai akibat penetapan PKLp
adalah dengan mengembangkan
fasilitas-fasilitas skala Regional.
Pusat Perdagangan Skala
Kabupaten, meliputi Pasar
Regional, Pasar Induk/Pasar
Khusus, Pusat Perbelanjaan,
Ruko, Pusat Industri Perikanan
laut., Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan minapolitan

Struktur dan
Pola
Pemanfaatan
Ruang Wilayah

Tingkat perkembangan wilayah di


kecamatan Watulimo memiliki
ketimpangan antara wilayah utara
dan selatan. Wilayah selatan lebih
bercirikan perkotaan yaitu Desa
Prigi, dan Desa Tasikmadu.

Sebagian besar merupakan


kawasan dengan ciri khas
perkotaan seperti perkantoran,
pendidikan, perdagangan jasa
khususnya pada sekitar jalan
kolektor primer.

Faktor
Penghambat

Adanya sempadan sungai,


sempadan Pantai dan kawasan
lindung lainnya.

Kawasan rawan potensi banjir


pada

Adanya kawasan hutan sebagai


resapan air.
7

Faktor peluang

Peluang pengembangan adalah


adanya jalan kolektor primer serta
dukungan kebijakan
(pengembangan pariwisata,
perumahan dan pendidikan).

Peluang berupa dukungan


kebijakan memantapkan posisi
Kecamatan Watulimo sebagai
pendukung perkembangan
Kabupaten Trenggalek di bagian
Selatan

Sumber : Hasil Analisa, 2015

4.3.

PENENTUAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH PRIORITAS


Dalam penentuan kawasan strategis cepat tumbuh menggunakan perhitungan

total dari gabungan nilai komulatif dari indeks indikator penentu

kawasan cepat

tumbuh. Dari hasil scoring tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam
kategori kawasan cepat tumbuh. Adapun indikator indeks yang digunakan adalah
analisa kebijakan, analisa Indeks KSP/ekonomi basis, analisa Indeks Aksesbilitas,
analisa Pusat Pertumbuhan, dan analisa Potensi Kependudukan.

30

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sebagai hasil keluaran dari proses analisa penentuan desa/kelurahan prioritas
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
yang telah dilakukan dengan mengunakan lima model analisa diatas maka dalam
bagian ini sebuah perhitungan kompilatif dengan menggunakan model analisa
indeks disusun untuk menentukan desa/kelurahan terpilih prioritas di wilayah
studi.
Penentuan jumlah kelas dalam tiap wilayah studi akan berbeda, karena
pengimplementasian perhitungan model Strugess untuk menentukan jumlah
kelas sesuai dengan jumlah desa/kelurahan yang di analisa. Perhitungan Strugees
ini adalah sebagai berikut :

Dimana :

Jumlah Kelas = 1 +
3.322 Log N

N = jumlah wilayah yang dihitung


Dengan interval kelas :

Interval Kelas = Dt Dr
Jumlah kelas

Dimana :
Dt = Nilai tertinggi
Dr = Nilai terendah
Adapun Hasil perhitungan kompilatif dari empat model analisa penentuan
desa/kelurahan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas terpilih di Kecamatan
Watulimo, Kabupaten Trenggalek adalah sebagai output dari hasil keseluruhan analisa
yang telah dilakukan pada proses-proses sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indeks Penentuan Desa Prioritas Kawasan Cepat Tumbuh Kecamatan
Watulimo Kab.Trenggalek

31

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dari hasil perhitungan diatas, disesuikan dengan interval kelas, maka desa yang
masuk dalam kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo adalah Desa Prigi dan
Desa Tasikamadu, namun terdapat satu desa yang memiliki potensi pengembangan
sangat baik yakni Desa Karanggandu. Dengan demikian, terdapat 3 desa yang
menjadi Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo.
Hal ini dengan pertimbangan:
-

Posisi wilayah perencanaan cukup strategis dimana merupakan salah satu

wilayah perkotaan (IKK) dari Kecamatan Watulimo dan Perkotaan Trenggalek.


Desa Prigi dan Desa Tasikamdu memiliki indeks struktur ruang (dikarenakan
merupakan salah satu kawasan perkotaan Trenggalek), indeks ekonomi basis dan
indeks penduduk, serta indeks hirarki wilayah yang lebih baik dibandingkan desa

yang lain.
Desa Karanggandu memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik dimana

memiliki prospek pengembangan pariwisata.


Kedekatan antara Desa Tasikamdu, Desa Perigi dan Dessa Karanggandu bisa
menjadikan peluang kerjasama dalam pembangunan (saling terintegrasi).

4.4

IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KONDISI EKSISTING,


POTENSI, DAN PERMASALAHAN PADA 3 (TIGA) DESA TERPILIH
KAWASAN CEPAT TUMBUH

4.4.1. Desa Karanggandu


Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan
pada Desa Karanggandu ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Karanggandu
NO

1.

SARANA
DAN
PRASARAN
A
Drainase

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

2.

Air Bersih

Saluran drainase telah

menjangkau wilayah
permukiman di Desa
Kranggandu khususnya
pada jalan poros desa.
Terdapat saluran primer

(Kali Sowan)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah permukiman
di Desa Kranggandu
(1.500 m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Karanggandu 500
meter.
800 meter saluran dranase
di wilayah Desa
Karanggandu dalam
kondisi rusak
Sumur Gali; 1.380
KK (62,98%)

POTENSI

MASALAH

Saluran drainase yang

ada berkonkonstruksikan
beton, sehingga
memberikan kemudahan
dalam perawatan.

Terdapat saluran primer


yang bisa dijadikan outlet
saluran drainase

Air tanah dangkal dan


kualitasnya cukup baik

Banyak sampah dan


sedimen yang
menumpuk disetiap
pertemuan saluran
Pada beberapa koridor
jalan, masih belum
tersedia saluran drainase
sehingga air limpasan
mengalir di badan jalan.
Saluran masih ada yang
belum terkoneksi satu
sama lain

Kurang adanya kontrol


terhadap kualitas air

32

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

3.

Persampaha
n

4.

Jalan

5.

Perumahan

Sanitasi

PDAM ; 174 KK

(7,94%)
Sudah terlayani perpipaan
Menggunakan pompa air
untuk menyalurkan air dari
sumur.
Sudah ada pengelolaan

persampahan yang ada


melayani IKK Watulimo
dengan TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank sampah
dan sosialisasi mengenai
komposting

Selain di lalui oleh jalan


Lokal Primer Wilayah Desa
Karanggandu juga dilalui
jalan Arteri Primer (JLS)
Wilayah Desa
Karanggandu memiliki
jalan aspal sepanjang 7,23
Km
Makadam ; 6,31 Km
Tanah ; 18,71 Km
Di Desa

Kranggandu: Jumlah
rumah terdapat 2.147 unit,
dimana 1.803 (83,98%)
unit sudah berupa rumah
permanen, dan 66 (3,07%)
unit rumah tidak
permanen.

Sebagian besar penduduk


telah menggunakan
jamban keluarga dengan
septic tank
Dari 2.191 KK
terdapat 1.682 KK (76,77%
) yang memiliki Jamban
Terdapat MCK dengan
jumlah pengguna
mencapai 93 KK

POTENSI

MASALAH

Dekat dengan sumber air


(di Desa Kranggandu
Sendiri)
Sudah terdapat
perpipaan

pada sumber-sumber
berupa sumur gali dan
sumur pompa milik
masyarakat.

Masyarakat antusias

terhadap sosialisasi bank


sampah dan komposting

Masih adanya
masyarakat di kawasan
cepat tumbuh
membuang sampah
disepanjang jalan dan
seluran drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar sampah
sehingga Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
Kondisi jalan-jalan
lingkungan yang sudah
cukup rusak.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas
jalan yang dilakukan di
wilayah Kawasan Cepat
Tumbuh.

Jalan
di
Desa
Kranggandu dilalui
jalan Arteri Primer
(JLS)

Sebagian besar rumah

warga sudah permanen.


Kondisi Lingkungan
pemukiman cukup baik.
Semakin pesatnya
pertumbuhan di wilayah
strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya
permukiman penduduk.
Kepedulian masyarakat
terhadap kesehatan
cukup baik, ini dapat
dilihat dengan cukup
baiknya kondisi jamban
yang ada.

Keberadaan perumahan
non permanen dapat
mempengaruhi kualitas
lingkungan perumahan
penduduk.

Kondisi jamban yang


kurang baik, sehingga
menciptakan kesan
negatif bagi lingkungan.
Masih terdapat
keluarga yang tidak
menggunakan jamban
sesuai dengan standart
kesehatan sebanyak
416KK.

Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2015


4.4.2. Desa Prigi
Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan
pada Desa Prigi ditampilkan pada Tabel 4.4 berikut ini.

33

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 4.4 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Prigi


N
O

SARANA
DAN
PRASARAN
A

1.

Drainase

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

2.

Air Bersih

3.

Persampaha
n

Saluran drainase telah


menjangkau sebagian
besar wilayah
permukiman di Desa
Prigi.
Saluran Drainase yang
ada di Jalan Utama Prigi
sudah berkonstruksi
beton.
terdapat saluran primer
(Kali Gerang)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah
permukiman di Desa
Prigi (2.800 m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Prigi 700 meter.
900 meter saluran
dranase di wilayah
Desa Prigi dalam
kondisi rusak
Sumur Gali ; 1.424 KK
(64 %)
PDAM ; 326 KK (14,65
%)
Sebagian besar
penduduk sudah
memanfaatkan sumbersumber air bersih yang
ada, antara lain : sumur
pompa dan sumur gali.
Menggunakan pompa
air untuk menyalurkan
air dari sumur.
Sudah terdapat
perpipaan (PDAM)
Sudah ada pengelolaan
persampahan yang ada
melayani IKK Watulimo
dengan TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank sampah
dan sosialisasi
mengenai komposting

POTENSI

MASALAH

Saluran drainase yang ada


berkonkonstruksikan beton,
sehingga memberikan
kemudahan dalam
perawatan.

Terdapat saluran primer


yang bisa dijadikan outlet
saluran drainase

Banyak sampah dan


sedimen yang menumpuk
disetiap pertemuan
saluran
Pada beberapa koridor
jalan, masih belum
tersedia saluran drainase
sehingga air limpasan
mengalir di badan jalan.

Air tanah dangkal dan

kualitasnya cukup baik


Sudah terlayani perpipaan

Kurang adanya kontrol


terhadap kualitas air pada
sumber-sumber berupa
sumur gali dan sumur
pompa milik masyarakat.

Masyarakat antusias
terhadap sosialisasi bank
sampah dan komposting

Masih adanya masyarakat


di kawasan cepat tumbuh
membuang sampah
disepanjang jalan dan
seluran drainase.
Masih terdapat warga yang
membakar sampah
sehingga Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga

34

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
N
O

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

disektarnya.

4.

Jalan

5.

Perumahan

Wilayah Desa prigi


dilalui jalan Kolektor
primer yang
menghubungkan
Kecamatan Watulimo
dengan Kecamatan
Munjungan dan
Kecamatan Pogalan
Aspal ; 5,49 Km
Makadam ; 8,02 Km
Tanah ; 2,5 Km
Di Desa Prigi:
Jumlah rumah terdapat
2.069 rumah dimana
1.679 unit (81,15%)
merupakan rumah
permanen.

Sanitasi

MASALAH

Sebagian besar

penduduk telah
menggunakan jamban
keluarga dengan septic
tank
Dari 2.225 KK
terdapat 1.738 KK
yang memiliki Jamban
keluarga
Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK

Keberadaan jalan-jalan

yang strategis akan


semakin menarik
kecenderungan

pertumbuhan yang
mendekati jalan-jalan
utama.
Sebagian besar jalan yang
ada di Kawasan Cepat

Tumbuh sudah memiliki


jenis perkerasan aspal
Kondisi Lingkungan
pemukiman cukup baik.
Semakin pesatnya
pertumbuhan di wilayah
strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya
permukiman penduduk.
Berkembangnya
perumahan swasta
(developer)
Kepedulian masyarakat
terhadap kesehatan cukup
baik, ini dapat dilihat
dengan cukup baiknya
kondisi jamban yang ada.

Kondisi jalan-jalan
lingkungan yang sudah
cukup rusak.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas jalan
yang dilakukan di wilayah
Kawasan Cepat Tumbuh.
Masih ada jalan dengan
perkerasan berupa
makadam dan jalan tanah.
Masih terdapat rumah non
permanen dan semi
permanen
Angka backlog mencapai
156 unit

Kondisi jamban yang


kurang baik, sehingga
menciptakan kesan negatif
bagi lingkungan.
Masih terdapat
keluarga yang tidak
menggunakan jamban
sesuai dengan standart
kesehatan sebanyak 379
KK.

Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2014


4.4.3. Desa Tasikmadu
Identifikasi sarana dan prasarana kondisi eksisting, potensi dan permasalahan
pada Desa Tasikmadu ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Kondisi Eksisting, Potensi, dan Permasalahan Desa Tasikmadu

35

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
N
O

SARANA
DAN
PRASARAN
A

1.

Drainase

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

2.

Air Bersih

3.

Persampaha
n

4.

Jalan

POTENSI

MASALAH

Saluran drainase telah


menjangkau sebagian
besar wilayah
permukiman di Desa
Tasikamadu
Saluran Drainase yang
ada di Jalan Utama
Desa Tasikamdu sudah
berkonstruksi beton.
terdapat saluran primer
(Kali Wancir)
Saluran Drainase
menjangkau sebagian
besar wilayah
permukiman di Desa
Tasikamadu (3.200 m)
Belum ada saluran di
Kawasan permukiman
Desa Tasikamadu 850
meter.
600 meter saluran
dranase di wilayah
Desa Tasikamadu dalam
kondisi rusak
Sumur ; 2.664 KK

(67,99%)
PDAM ; 450 KK ( 11,49
%)
Sebagian besar
penduduk sudah
memanfaatkan sumbersumber air bersih yang
ada, antara lain : sumur
pompa dan sumur gali.
Menggunakan pompa
air untuk menyalurkan
air dari sumur.
Sudah terlayani PDAM
Sudah ada pengelolaan
persampahan yang ada
melayani IKK Watulimo
dengan TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank sampah
dan sosialisasi
mengenai komposting

Saluran drainase yang ada


berkonkonstruksikan beton,
sehingga memberikan
kemudahan dalam
perawatan.

Terdapat saluran primer


yang bisa dijadikan outlet
saluran drainase

Banyak sampah dan


sedimen yang
menumpuk disetiap
pertemuan saluran
Pada beberapa koridor
jalan, masih belum
tersedia saluran
drainase sehingga air
limpasan mengalir di
badan jalan.

Air tanah dangkal dan


kualitasnya cukup baik
Sudah terlayani PDAM

Kurang adanya kontrol


terhadap kualitas air
pada sumber-sumber
berupa sumur gali dan
sumur pompa milik
masyarakat.

Masyarakat antusias
terhadap sosialisasi bank
sampah dan komposting

Wilayah Desa

Tasikamadu dilalui jalan


Arteri Primer (JLS)
Aspal ; 13,17 Km
Makadam; 13,71Km
Tanah; 4,96 Km

Keberadaan jalan-jalan
yang strategis akan
semakin menarik
kecenderungan
pertumbuhan yang
mendekati jalan-jalan
utama.

Masih adanya
masyarakat di kawasan
cepat tumbuh
membuang sampah
disepanjang jalan dan
seluran drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar
sampah sehingga
Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan efek
negatif bagi warga
disektarnya.
Belum adanya proses
pemeliharaan ataupun
peningkatan kualitas
jalan yang dilakukan di
wilayah Kawasan Cepat
Tumbuh.
Masih ada jalan dengan

36

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
N
O

5.

SARANA
DAN
PRASARAN
A

Perumahan

Sanitasi

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

Di Desa

Tasikmadu: Jumlah
rumah terdapat 3.682
rumah dimana 3.019
rumah (81,99 %)
merupakan rumah
permanen dan 221
rumah merupakan
rumah non permanen.
Sebagian besar

penduduk telah
menggunakan jamban
keluarga dengan septic
tank
Dari 3.918 KK terdapat
3.053 KK (77,92%)
yang miliki Jamban

MASALAH

Sebagian besar jalan yang


ada di Kawasan Cepat
Tumbuh sudah memiliki
jenis perkerasan aspal
Kondisi Lingkungan
pemukiman cukup baik.
Semakin pesatnya
pertumbuhan di wilayah
strategis cepat tumbuh,
berpotensi pada semakin
berkembangnya
permukiman penduduk.
Tumbuhnya perumahan
swasta
Kepedulian masyarakat
terhadap kesehatan cukup
baik, ini dapat dilihat
dengan cukup baiknya
kondisi jamban yang ada.

perkerasan berupa
makadam dan jalan
tanah.

Keberadaan perumahan
non permanen dapat
mempengaruhi kualitas
lingkungan perumahan
penduduk.
Jumlah backlog cukup
tinggi mencapai 236
unit rumah.

Kondisi jamban yang


kurang baik, sehingga
menciptakan kesan
negatif bagi lingkungan.
Masih terdapat keluarga
yang tidak
menggunakan jamban
sesuai dengan standart
kesehatan sebanyak
619 KK.

Sumber ; Hasil Survey dan Hasil Analisa, 2014

4.5

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH PADA


3 (TIGA) DESA TERPILIH KAWASAN CEPAT TUMBUH

4.5.1. Desa Karanggandu


Arahan

pengembangan

wilayah

strategis

cepat

tumbuh

pada

Desa

Karanggandu ditabelkan pada tabel 4.6 berikut ini.


Tabel 4.6 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
Prioritas di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo
ARAHAN PENGEMBANGAN
NO

1.

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN

Sektor Unggulan
Industri
Perlu adanya
Kerajinan
perbaikan dan
peningkatan
Anyaman
jaringan jalan
Bambu (Besek)
untuk
memudahkan
aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya

Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil
pemasaran dan
Menengah)
diversifikasi
industri.
Kebijakan
pengembangan Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal

37

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
NO

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS

Pariwisata

Permukiman

Pertanian

2.

Pusat
Pertumbuhan

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR

peningkatan
pelayanan
persampahan
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
Perbaikan dan
Pengembangan
peningkatan
kawasan
jaringan jalan
terpadu
pariwisata
Penyediaan air
Pengembangan
bersih
Wahana
Penyediaan sarana
Permainan di
persampahan
Kawasan
Penyediaan MCK
Wisata
umum

Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
(Jalan Usaha Tani)
Pembangunan
Jaringan Irigasi

Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas di loksai
pusat
pertumbuhan
Perbaikan kualitas
jalan untuk
memperlancar
arus pergerakan
barang dan orang
Pengembangan
persampahan

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN
Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pemasaran

Dokumen
Promosi potensi
kebijakan
pariwisata
Pengembangan
Pariwisata dari
RIPD hingga
RIPPO
Penataan pada
wilayah sekitar
kawasan
wisata
Peraturan Zonasi Akses dan fasilitas
pengembangan
perkotaan/
permukiman
permukiman

Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk
Kawasan
dalam
Agropolitan
intensifikasi, dan
ekstensifikasi
Kebijakan
pertanian)
Pengendalian
Kemudahan
Lahan
Pertanian
mendapatkan
pangan
modal
Berkelanjutan Pusat informasi
dan tekhnologi
mengenai
pertanian.
Membuat pusat Melakukan
pertumbuhan
penataan pada
wilayah seperti
pusat
Kawasan
pertumbuhan
Terpadu untuk
dengan
produksi dan
dokumen
pemasaran
penataan
Produk
kawasan khusus
pusat
pertumbuhan
kecamatan

38

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
NO

3.

4.

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS

Pengendalian
Efek Lipat
Ganda

melalui bank
sampah dan
komposter
-

Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlancar
pergerakan
barang dan orang
Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Penataan Area
Dampak

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN

Membuat aturan
bersama/
aturan zonasi
dalam
pengembangan
wilayah
Program penataan
kawasan
terdampak untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan

4.5.2. Desa Prigi


Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Prigi
ditabelkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas
di Desa Prigi Kecamatan Watulimo

39

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
NO

JENIS ARAHAN

1.

Sektor Unggulan

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR

Industri
Perlu adanya
Kerajinan
perbaikan dan
peningkatan
Anyaman
jaringan jalan
Bambu (Besek)
untuk
pengangkutan
hasil produksi
(aksebilitas
bahan baku dan
hasil produksi
industri)
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan
persampahan
Industri
Perlu adanya
Showroom (hasil
Pengolahan
perbaikan dan
produksi
peningkatan
pengolahan
Ikan
jaringan jalan
ikan)
untuk
memudahkan
aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan drainase
untuk
menghindari
genangan
Perlunya
Pembangunan
IPAL Terpadu
untuk limbah
indutri
Perdagangan
Pengelolaan
Penataan areal
dan Jasa,
sampah dengan
sekitar perjas
3R dan Bank
dan pendidikan
pendidikan
sampah
Pembangunan
saluran drainase
untuk
mengurangi
genangan air
ketika hujan
turun
Peningkatan
kualitas jalan
Permukiman
Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN

Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil Menengah)
pemasaran dan
diversifikasi
Kebijakan
industri.
pengembangan
Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal
Pusat informasi dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran
Kebijakan
Pengembangan
pengembangan
SDM (penduduk)
IKM (Industri
dalam
Kecil Menengah)
pemasaran dan
diversifikasi
Kebijakan
industri.
pengembangan
Kemudahan
sentra industri
mendapatkan
modal
Pusat informasi dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran

Peraturan Zonasi
pengembangan
permukiman

Penambahan RTH
yang terintegrasi

Akses dan fasilitas


perkotaan/
permukiman

40

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
NO

JENIS ARAHAN

2.

Pusat
Pertumbuhan

3.

Pengendalian
Efek Lipat
Ganda

4.

Penataan Area
Dampak

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
SARPRAS
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas di loksai
pusat
pertumbuhan
Perbaikan kualitas
jalan untuk
memperlancar
arus pergerakan
barang dan
orang
Pengembangan
persamapahan
melalui bank
sampah dan
komposter
-

Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlancar
pergerakan
barang dan
orang
Perbaikan
perluasan area
pelayanan
persampahan
Sumber: Hasil Analisa, 2015

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N
SUPRASTRUKT
UR

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

Membuat pusat
pertumbuhan
wilayah seperti
Kawasan
Terpadu untuk
produksi dan
pemasaran
Produk

KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN
LAIN

Melakukan
penataan pada
pusat
pertumbuhan
dengan dokumen
penataan
kawasan khusus
pusat
pertumbuhan
kecamatan

Membuat aturan
bersama/ aturan
zonasi dalam
pengembangan
wilayah
Program penataan
kawasan
terdampak untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan

41

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.5.3. Desa Tasikmadu


Arahan pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh pada Desa Tasikmadu
ditabelkan pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Arahan Pengembangan Wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Prioritas
di Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo
ARAHAN PENGEMBANGAN
N
O

1.

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN

Sektor Unggulan
Industri
Kerajinan
Anyaman
Bambu
(Besek)

Perlu adanya
perbaikan
dan
peningkatan
jaringan jalan
untuk
memudahka
n aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan
persampaha
n
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan
drainase
untuk
menghindari
genangan
Industri
Perlu adanya
Showroom
Pengolahan
perbaikan
(hasil
dan
produksi
Ikan
peningkatan
pengolahan
jaringan jalan
ikan)
untuk
memudahka
n aksebilitas
produksi dan
distribusi
Perlu adanya
peningkatan
pelayanan air
bersih
Peningkatan
jaringan
drainase
untuk
menghindari

Kebijakan
Pengembanga
pengembangan
n SDM
IKM (Industri
(penduduk)
Kecil
dalam
Menengah)
pemasaran
dan
Kebijakan
diversifikasi
pengembangan
industri.
sentra industri
Kemudahan
mendapatka
n modal
Pusat
informasi
dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran

Kebijakan
Pengembanga
pengembangan
n SDM
IKM (Industri
(penduduk)
Kecil
dalam
Menengah)
pemasaran
dan
Kebijakan
diversifikasi
pengembangan
industri.
sentra industri
Kemudahan
mendapatka
n modal
Pusat
informasi
dan
tekhnologi
mengenai
pemasaran

42

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
N
O

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN

genangan
Perlunya
Pembanguna
n IPAL
Terpadu
untuk limbah
indutri
Perbaikan dan
peningkatan
jaringan jalan
Penyediaan air

bersih
Penyediaan
sarana
persampaha
n
Penyediaan
MCK umum
Perdaganga Pengelolaan

n dan Jasa
sampah
dengan 3R
serta
dan Bank
Perikanan
sampah
Pembangunan
saluran
drainase
untuk
mengurangi
genangan air
ketika hujan
turun
Peningkatan
kualitas jalan
Permukima Perbaikan dan
n
peningkatan
kualitas jalan
Pembangunan
drainase
Penyediaan air
bersih
Pusat
Peningkatan

Pertumbuh
sarana
prasarana
an
persampaha
n untuk
menciptakan
lingkungan
yang bersih
Peningkatan
pelayanan air
bersih untuk
menunjang
aktivitas
pusat
Pariwisata

2.

Pengembangan Dokumen
Promosi
kawasan
kebijakan
potensi
terpadu
Pengembangan
pariwisata
pariwisata
Pariwisata dari
RIPD hingga
Pengembangan
RIPPO
Wahana
Permainan di Penataan pada
Kawasan
wilayah sekitar
Wisata
kawasan wisata

Penataan areal Pengendalian


sekitar
ruang sekitar
pelabuhan
Pelabuhan dan
dan TPI
TPI

Penambahan
RTH yang
terintegrasi

Peraturan Zonasi Akses dan


pengembangan
fasilitas
permukiman
perkotaan/
permukiman

Membuat
Melakukan
pusat
penataan pada
pertumbuha
pusat
n wilayah
pertumbuhan
seperti
dengan
Kawasan
dokumen
Terpadu
penataan
untuk
kawasan
produksi dan
khusus pusat
pemasaran
pertumbuhan
Produk
kecamatan

43

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ARAHAN PENGEMBANGAN
N
O

3.

4.

JENIS
ARAHAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SARPRAS

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN
SUPRASTRUK
TUR

pertumbuhan
Perbaikan
kualitas jalan
untuk
memperlanc
ar arus
pergerakan
barang dan
orang
Pengendali
an Efek
Lipat Ganda

Penataan
Area
Dampak

Perbaikan dan
peningkatan
kualitas jalan
untuk
memperlanc
ar
pergerakan
barang dan
orang
Perbaikan
perluasan
area
pelayanan
persampaha
n dan air
bersih
Sumber: Hasil Analisa, 2015

4.6.

KEBUTUHAN
PENGEMBANGA
N KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

KEBUTUHAN
PENGEMBAN
GAN LAIN

Membuat aturan
bersama/
aturan zonasi
dalam
pengembangan
wilayah
Program
penataan
kawasan
terdampak
untuk
menidentifikasi
dan
meminimalisir
dampak yang
dihasilkan dari
pusat
pertumbuhan

PROYEKSI PENDUDUK

4.6.1. Data Penduduk


Data penduduk yang diambil adalah jumlah penduduk masing-masing desa
di kecamatan Watulimo yaitu 5 (lima) tahun terakhir. Berikut ini data mengenai
jumlah penduduk di wilayah desa pada kawasan pesisir Watulimo :
Tabel 4.9 Data Penduduk Kecamatan Watulimo
NO

JUMLAH PENDUDUK

DESA
2010

2011

2012

2013

2014

Karanggandu

6.477

6.502

6.530

6.562

6.630

Prigi

6.169

6.196

6.223

6.251

6.296

Tasikmadu

10.258

10.281

10.306

10.342

10.374

Watulimo

6.064

6.088

6.110

6.136

6.172

Margomulyo

4.990

5.021

5.049

5.086

5.117

Sawahan

5.301

5.340

5.364

5.397

5.423

Dukuh

4.344

4.376

4.408

4.439

4.481

44

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
NO

JUMLAH PENDUDUK

DESA
2010

2011

2012

2013

2014

Slawe

2.634

2.665

2.702

2.731

2.752

Gemaharjo

6.182

6.218

6.237

6.267

6.302

10

Pakel

3.086

3.125

3.153

3.184

3.211

11

Ngembel

2.404

2.422

2.446

2.480

2.508

12

Watuagung

5.319

5.345

5.372

5.402

5.428

63.228

63.579

63.900

64.277

64.694

JUMLAH

Sumber : Kecamatan Watulimo Dalam Angka Tahun 2014

4.6.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk


Untuk menentukan metode yang terbaik dalam perhitungan pertambahan
penduduk maka diadakan uji standar deviasi untuk tiga metode yang telah
ditetapkan, yaitu : Metode Linear, Exponential dan Regresi Linear.
1. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Linear didapatkan hasil pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Dengan Metode Linear

2. Dengan Perhitungan Penduduk Metode Exponential didapatkan hasil pada tabel


4.11.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Dengan Model Exponential

3.

Dengan Perhitungan Penduduk Metode Regresi Linear didapatkan hasil pada table

4.12.

45

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Dengan Metode Regresi Linear

4.6.3. Prediksi Penduduk


Untuk mengetahui jumlah penduduk kawasan pesisir Prioritas di Kecamatan
Watulimo di Desa Tamberu Timur pada tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017
digunakan model komparasi dengan wilayah Kecamatan Watulimo sebagai areal
pembanding dan wilayah Kawasan Pesisir yang ada di Kecamatan Watulimo, yaitu
Desa Tamberu Timur.
Asumsi dasar penggunaan model komparasi ini adalah bahwa pola pertumbuhan
penduduk pada suatu lokasi relatif akan sama atau proporsional atau analog dengan
pola pertumbuhan penduduk pada wilayah yang lebih luas, atau pada suatu lokasi
yang memiliki kesamaan karakteristik dengan lokasi pengamatan.
Tabel 4.13 Prediksi Penduduk Kawasan Pesisir Prioritas Di Kecamatan Watulimo

4.7.

ANALISA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR


UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS CEPAT TUMBUH

4.7.1. Kebutuhan Perumahan


Untuk kebutuhan sarana perumahan pada masing-masing wilayah Strategis
Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo yaitu, pertama pada Desa Karanggandu
hingga tahun 2018 dengan jumlah penduduk tahun 2018 sebesar 6.777 jiwa
memerlukan penambahan jumlah rumah sebanyak 112 unit. Untuk lebih jelasnya

46

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
mengenai hasil perhitungan kebutuhan sarana perumahan pada Kelurahan-Kelurahan
wilayah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh prioritas di Kecamatan Watulimo dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14
Analisa Kebutuhan Sarana Perumahan Di Kawasan Cepat Tumbuh di Kecamatan
Watulimo

Setelah sebelumnya diketahui jumlah rumah hingga akhir tahun 2018 pada
masing-masing Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo, maka
selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan dengan pertimbangan Penyediaan rumah
terdiri dari penyediaan rumah sederhana, bantuan rumah swadaya, dan perbaikan
lingkungan kumuh.
Tabel 4.15 Penanganan Permasalahan Perumahan

4.7.2. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Jalan


Analisa prasarana jalan pada Desa/Kelurahan yang termasuk kedalam
wilayah kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo di Kabupaten Trenggalek
a.

mencakup kebutuhan prasarana jalan dan jenis perkerasan jalan yang ada.
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk
melayani kebutuhan masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan jalan
provinsi/kabupaten/kota adalah tingkat kondisi jalan (baik dan sedang) 60% pada
tahun

2019.

Hal

tersebut

berarti

pada

tahun

2019,

kondisi

jalan

provinsi/kabupaten/kota berada pada kondisi baik dan sedang adalah 60% dari
jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
adalah sebagai berikut :

47

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Tabel 4.16 Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo

Dari perhitungan diatas, bahwa seluruh desa telah memenuhi target di atas 60
% pada tahun 2018. Sehingga kebutuhan program terkait peningkatan kualitas
jalan adalah peningkatan kualitas jalan pada jalan-jalan rusak di masing masing
Desa di wilayah Kawasan KCT Watulimo.
b. Penyediaan Konektivitas Wilayah
Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk
melayani

kebutuhan

masyarakat

melalui

penyediaan

konektivitas

wilayah

provinsi/kabupaten/kota adalah 100% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti pada
tahun 2019, konektivitas wilayah provinsi/kabupaten/kota adalah 100% dari jumlah
panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.
Hasil perhitungan untuk SPM Konektivitas Wilayah di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17 Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo

Berdasarkan hasil analisa diatas, SPM Konektivitas jalan di KCT Prioritas


Kecamatan Watulimo sudah mencapai 100%. Kondisi jalan kolektor dan lokal yang
cukup bagus meningkatkan aksesbilititas wilayah ini. Berdasarkan SPM, target
aksesbilitas dari wilayah Kawasan Cepat Tumbuh menuju pusat kegiatan di sekitarnya
harus sama dengan 100%. Mengingat kondisi wilayah cepat tumbuh Kecamatan
Watulimo yang dilalui jalan kolektor dan lokal serta adanya moda transportasi darat
berupa angkutan umum, maka pencapaian SPM untuk wilayah cepat tumbuh
Kecamatan Watulimo dianggap sudah tercapai.

48

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4.7.3 Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Air Minum
Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok
minimal 60 liter/orang/hari pada tahun 2019 adalah 81,77%.
Hasil perhitungan berdasarkan SPM di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo
adalah :
Tabel 4.18 Perhitungan SPM Air Bersih di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa dari tingakt pelayanan SPM


hingga target tahun 2019 semua desa/kelurahan tidak memenuhi target sehingga
perlu dilakukan sosialisasi terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih, untuk
penacapain 68,52 % Desa karanggandu, 70,64 % Desa Prigi dan 69,35 % Desa
Tasikmadu di tahun 2018. Kebutuhan air bersih lebih ditekankan pada sosialisasi,
mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur pompa. Sedangkan rencana
jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air.
4.7.4. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Drainase
A. Ketersediaan Pelayanan Jaringan Drainase
SPM sistem jaringan drainase skala kota sehingga persentase penduduk yang
terlayani sistem jaringan drainase skala kota tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm
selama 2 jam, lebih dari 2 kali setahun) yang tertangani adalah 50% pada tahun
2019. SPM Pelayanan jaringan drainase KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.19 SPM Pelayanan jaringan drainase KCT Prioritas Kecamatan Watulimo

Dari tabel diatas diketahui untuk tidak diperlukan penambahan jaringan


drainase baru. Adapun arahan pengembangan sistem drainase diantaranya adalah
pemantapan jaringan drainase, perbaikan jaringan yang telah ada secara berkala,

49

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
dan pembangunan tanggul pada sungai dan anak sungai yang melewati permukiman
penduduk. Untuk meningkatkan daya serap air ke dalam tanah, maka pada kawasankawasan permukiman baru harus direncanakan lubang resapan bipori sebagai syarat
pengurusan IMB. Sedangkan untuk kawasan perumahan lama tidak diwajibkan
mempunyai sumur resapan ini tetapi diharapkan penduduk di kawasan tersebut
dapat membuat lubang resapan bipori. lubang resapan bipori pada kawasan
perumahan tersebut, keberadaan ruang terbuka juga dapat dapat berfungsi sebagai
daerah resapan.
B. Pengurangan Luas Genangan
Genangan yang dimaksud adalah air hujan yang terperangkap di suatu
kawasan, yang tidak bisa mengalir ke badan air terdekat. Jadi bukan banjir yang
merupakan peristiwa meluapnya air sungai melebih palung sungai.
Mengenai SPM luas genangan, dikarenakan pada semua wilayah tidak terjadi
genangan yang melebihi 2 jam, maka SPM ini tidak dilakukan perhitungan.

4.7.5. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sanitasi


Fasilitas sistem pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah
satu kesatuan sistem fisik (teknis) dan non fisik (non teknis) berupa unit pengolahan
setempat (tangki septik/MCK komunal) dan/atau berupa sistem pengolahan terpusat
(pengaliran air limbah dari sambungan rumah melalui jaringan perpipaan yang
kemudian diolah pada instalasi pengolahan air limbah baik skala kawasan maupun
skala kota/regional). SPM pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah
jumlah penduduk yang terlayani sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2019
sebesar 60%. Hasil perhitungan untuk KCT Prioritas Kecamatan Watulimo adalah
sebagai berikut.

Tabel 4.20. Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Permukiman KCT Prioritas Kecamatan
Watulimo

Dari

perhitungan

diatas

diketahui

bahwa

berdasarkan

SPM

pelayanan

pengelolaan air limbah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo sudah melebihi target.
Namun ada beberapa hal penting agar pelayanan lebih optimal, adalah sosialisasi
mengenai cara hidup bersih dan sehat serta rehabilitasi MCK umum.
4.7.6. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
A.
Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan

50

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Setiap sampah yang dikumpulkan dari sumber ke tempat pengolahan sampah 3R,
yang selanjutnya dipilah sesuai jenisnya, digunakan kembali, didaur ulang, dan diolah
secara optimal, sehingga pada akhirnya hanya tersisa residu sampah. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, target pengurangan sampah
di Perkotaan hingga tahun 2019 adalah 20% penduduk. Perhitungan SPM di KCT
Prioritas Kecamatan Watulimo adalah sebagai berikut.
Tabel 4.21 Perhitungan SPM Pengurangan Sampah Perkotaan di KCT Prioritas
Kecamatan Watulimo

Dari tabel diatas, belum ada pengurangan sampah perkotaan pada wilayah
perencanaan, walaupun sosialisasi tentang bank sampah dan komposter sudah
dilakukan dan mendapatkan respon yang positif. Untuk selanjutnya dihitung
mengenai penambahan bank sampah serta komposter untuk masing-masing
desa/kelurahan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Kebutuhan Bank Sampah dan Komposter

B. Tersedianya Sistem Pengangkutan Sampah


Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari sumber timbulan
sampah dan/atau tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan

sampah

terpadu

menuju

ke

tempat

pemrosesan

akhir.

SPM

pengangkutan sampah di perkotaan adalah persentase jumlah penduduk yang


dilayani melalui kegiatan pengangkutan sampah terhadap jumlah total penduduk
perkotaan. Yang dimaksud dengan penduduk perkotaan adalah penduduk pada
daerah pelayanan persampahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, target pengangkutan sampah di Perkotaan hingga tahun 2019
adalah 70% penduduk.

51

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Sedangkan untuk menghitung kebutuhan sarana persampahan, maka perlu
diketahui mengenai jumlah timbulan sampah di KCT Prioritas Kecamatan Watulimo.
Sumber sampah yang ada di Kecamatan Watulimo berasal dari rumah tangga,
aktivitas perdagangan, sampah pasar, sampah dari jalan, dengan persentase
buangan sampah terbesar berasal dari rumah tangga.
Perkiraan volume sampah yang dihasilkan pada Kecamatan Watulimo adalah dengan
menggunakan standar potensi sampah.
4.8.

MATRIKULASI PRIORITAS PENANGANAN


Matrikulasi mengenai kegiatan/ program yang direncanakan di masing-masing

desa/ kelurahan pada Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah sebagai berikut,
berdasarkan urutan nomor adalah menunjukkan prioritas penanganan di Kecamatan
Watulimo.

52

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4.8.1. Desa Karanggandu

NO

SARANA
DAN
PRASARANA

1.

Sanitasi

2.

Air Bersih

Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI
EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018

OUTPUT

OUTCOME

Sebagian besar
Kepedulian
Kondisi jamban yang Pembangunan MCK
Pembangunan MCK
Peningkatan pelayanan
penduduk telah
masyarakat
kurang baik,
Umum 10 unit
Umum 10 unit dengan
sanitasi 95,25 %
menggunakan
terhadap
sehingga
rincian kegiatan
Penyuluhan Pola Hidup
Terwujudnya lingkungan
jamban keluarga
kesehatan cukup
menciptakan
Tahun 2016 ; 5 unit
Bersih dan Sehat pada
yang bebas terhadap
dengan septic
baik, ini dapat
kesan negatif bagi
Tahun 2017 ; 5 unit
tahun 2016, tahun
polusi air limbah
tank
dilihat dengan
lingkungan.
2017, dan tahun 2018.
Masyarakat memahami
cukup baiknya
Dari 2.191 KK
Masih
terdapat
pentingnya sanitasi
kondisi jamban
terdapat 1.682 KK
keluarga
yang
dan pola hidup sehat
yang ada.
(76,77% ) yang
tidak
sehingga dapat
memiliki Jamban
menggunakan
meningkatkan tingkat
jamban
sesuai
Sudah terdapat MCK
kesehatan dan
dengan standart
dengan jumlah
kesejahteraan
kesehatan
pengguna
masyarakat serta
sebanyak 416KK
mencapai 93 KK
dapat mengurangi
angka kematian;
Sebagaian besar
Air tanah dangkal Kurang adanya

penduduk sudah
dan kualitasnya
kontrol terhadap
memanfaatkan
cukup baik
kualitas air pada
sumber-sumber air Dekat dengan
sumber-sumber
bersih yang ada,
berupa sumur gali
sumber air (di
dimana :
dan sumur pompa
Desa Kranggandu
milik masyarakat.
Sumur Gali; 1.380 KK
Sendiri)
Sebagian
(62,98%)
Sudah terdapat
masyarakat
PDAM ; 174 KK
perpipaan.
menggunakan
(7,94%)
empang untuk
Sudah terlayani
memenuhi
perpipaan
kebutuhan cuci
Menggunakan
dan mandi
pompa air untuk

Pembangunan Reservoar Pembangunan Reservoar Dengan pemanfaatan


ground 1 unit .
ground 1 unit yang
sumber air bersih dari
dilaksanakan pada
Desa Karanggandu
Penyediaan SR 871 unit .
tahun 2016
dengan penyediaan
Penyediaan Saluran
reservoar ground,
Penyediaan SR 871 unit
Distribusi 9000 m .
penyediaan SR,
dengan
rincian
Penyediaan Kran Umum
penyediaan saluran
pembangunan
10 unit.
distribusi dan
Tahun 2016 ; 300
penyediaan Kran
unit
Umum sebanyak akan
Tahun 2017; 300
meningkatkan
unit
pelayanan Air Bersih
Tahun 2018; 271
menjadi 68,52 % pada
unit
tahun 2018.
Penyediaan Saluran

53

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARANA

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI
EKSISTING

POTENSI

menyalurkan air
dari sumur.

MASALAH

KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018

OUTPUT

OUTCOME

Distribusi 9000 m,
Terpenuhinya kebutuhan
dengan rincian
air bersih.
pembangunan
Tahun 2016 ; 4500
m
Tahun 2017; 4500 m
Penyediaan Kran Umum
10 unit dengan rincian
pembangunan
Tahun 2016 ; 5 unit
Tahun 2107; 5 unit

Selain di lalui oleh


Keberadaan jalan- Kondisi jalan-jalan Perbaikan jalan menuju Pelaksanaan Perbaikan Meningkatnya kulaitas
jalan Lokal Primer
jalan yang
lingkungan yang
Permukiman sepanjang
jalan menuju
jalan Poros Desa.
Wilayah Desa
strategis akan
sudah cukup
2,8 Km.
Permukiman sepanjang Meningkatnya kualitas
Karanggandu juga
semakin menarik
rusak.
2,8 Km, dengan
Peningkatan perekerasan
jalan makadam
dilalui jalan Arteri
kecenderungan Belum adanya
perincian pelaksanaan.
Jalan dari Jalan
sepanjang 6,5 Km
Primer (JLS)
pertumbuhan
Tahun 2016 ; 1500 m menjadi Jalan Lapen
proses
Makadam ke Jalan
yang mendekati
Tahun 2017 ; 1300 m pada tahun 2018.
Wilayah Desa
pemeliharaan
lapen sepanjang 6,5
jalan-jalan
Karanggandu
ataupun
Km.
Peningkatan perekerasan
utama.
memiliki jalan
peningkatan
Jalan dari Jalan
aspal sepanjang Sebagian besar
kualitas jalan
Makadam ke Jalan
7,23 Km
jalan utama yang
yang dilakukan di
lapen sepanjang 6,5
ada sudah
wilayah Kawasan
Makadam ; 6,31 Km
Km, dengan
memiliki jenis
Cepat Tumbuh.
pentahapan
Tanah ; 18,71 Km
perkerasan aspal
pelaksanaan
Tahun 2016 ; 3000 m
Tahun 2017 ; 3500 m

3.

Jalan
Lingkungan

4.

Persampahan Jumlah KK Eksisting Rendahnya laju


2.191 KK
produksi
sampah,
Sudah ada
sehingga masih
pengelolaan
dapat
persampahan
dikendalikan.
yang ada
Pada beberapa
melayani IKK
Watulimo dengan
wilayah, sudah

Masih adanya
Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan kebersihan Mengurangi timbunan
masyarakat di
kebersihan lingkungan
lingkungan dan
sampah yang di
kawasan cepat
dan Pembinaan
Pembinaan
hasilkan dari kegiatan
tumbuh
pengelolaan sampah.
pengelolaan sampah
rumah tangga yang
membuang
yang diselenggarakan
mengakibatkan
sampah
secara berkala pada
turunnya lingkungan.
disepanjang jalan
tiap tahunnya yaitu Masyarakat mampu
dan seluran
tahun 2016, tahun
melakukan pemilahan

54

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARANA

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI
EKSISTING
TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank
sampah dan
sosialisasi
mengenai
komposting

5.

Drainase

Saluran drainase

telah menjangkau
wilayah
permukiman di
Desa Kranggandu
khususnya pada
jalan poros desa.
Terdapat saluran

primer (Kali
Sowan)
Saluran Drainase
menjangkau
sebagian besar
wilayah
permukiman di
Desa Kranggandu
(1.500 m)
Belum ada saluran di
Kawasan
permukiman Desa
Karanggandu 500
meter.
800 meter saluran

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018

OUTPUT

OUTCOME

menerapkan pola
drainase.
2017, dan tahun 2018
terhadap jenis
pengelolaan
sampah dan
Masih terdapat
kolektif.
penanganannya.
warga yang
Sehingga
membakar
berpotensi untuk
sampah sehingga
sistem tersebut
Limbah hasil
diterapkan pada
pembakaran
wilayah lainnya.
dapat
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga
disektarnya.
Saluran drainase Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran rusak Rehabilitasi saluran rusak
Dengan Rehabilitasi
yang ada
sedimen yang
yang ada di Desa
yang ada di Desa
Saluran drainase yang
berkonkonstruksik
menumpuk
Karanggandu sepanjang Karanggandu sepanjang rusak di harapkan
an beton,
disetiap
800 meter
800 meter yang
mencegah terjadinya
sehingga
pertemuan saluran Pembangunan saluran
dilaksanakan pada
genangan dan
memberikan
Tahun 2016 ;
perbaikan kualitas
Pada beberapa
baru sepanjang 500
kemudahan
lingkungan di kawasan
Pembangunan saluran
koridor jalan,
meter
dalam perawatan.
permukiman.
masih belum
baru sepanjang 500
Masih luasnya
Pembangunan Saluran
tersedia saluran
meter yang di
wilayah belum
drainase sehingga
laksanakan pada tahun
Drainase Baru di
terbangun
air limpasan
pertama tahun 2016
Kawasan Pesisir Desa
(sekitar 90%) bisa
mengalir di badan
di harapkan mencegah
digunakan
jalan.
terjadinya genangan
sebagai area
pada kawasan
Saluran masih ada
resapan alami
permukiman dan
yang belum
mengurangi kerusakan
Dibeberapa jalan
terkoneksi satu
jalan lingkungan yang
lingkungan yang
sama lain
di sebabkan oleh
berupa jalan
genangan pada jalan
tanah terdapat
lingkungan.
drainase tanah
yang bisa
digunakan
sebagai embrio

55

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

6.

SARANA
DAN
PRASARANA

Perumahan

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI
EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN PROGRAM
SAMPAI DENGAN
TAHUN 2018

OUTPUT

OUTCOME

dranase di wilayah
peningkatan
Desa Karanggandu
saluran drainase
dalam kondisi
Masyarakat mulai
rusak
sadar betapa
pentingnya
keberadaan
saluran drainase
dalam bermukim.
Di Desa Kranggandu: Sebagian besar
Keberadaan
Rehabilitasi perbaikan
Rehabilitasi perbaikan Pada tahun 2018 tidak
Jumlah rumah
rumah warga
perumahan non
rumah tidak layak huni
rumah tidak layak huni
ada lagi rumah yang
terdapat 2.147
sudah permanen.
permanen dapat
sebanyak 66 unit
sebanyak 66 unit
tidak layak huni.
unit, dimana 1.803 Kondisi Lingkungan
mempengaruhi
dengan pentahapan Menganjurkan
Penyuluhan rumah layak
(83,98%) unit
kualitas
pelaksanaan
pemukiman
dan sehat.
masyarakat untuk
sudah berupa
lingkungan
Tahun 2016 ; 30 unit
cukup baik.
pola hidup sehat
rumah permanen, Semakin pesatnya
perumahan
Tahun 2017 ; 36 unit
dengan rumah sehat
dan 66 (3,07%)
penduduk.
bersih aman dan
Penyuluhan rumah layak
pertumbuhan di
unit rumah tidak
nyaman maka tidak
wilayah strategis
dan sehat pada tahun
permanen.
cepat
tumbuh,
2016 , 2017, dan tahun akan terkesan kumuh
berpotensi pada
2018
semakin
berkembangnya
permukiman
penduduk

Sumber : Hasil Rencana 2015

4.8.2. Desa Prigi

Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Prigi Kecamatan Watulimo

56

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

1.

Sanitasi

2.

Air Bersih

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

Sebagian besar
Kepedulian
penduduk telah
masyarakat
menggunakan
terhadap
jamban keluarga
kesehatan cukup
dengan septic tank
baik, ini dapat
dilihat dengan
Dari 2.225 KK
cukup baiknya
terdapat 1.738 KK
kondisi jamban
yang memiliki
yang ada.
Jamban keluarga
Sudah terdapat MCK
dengan pengguna
sebanyak 108 KK

Kondisi jamban yang Pembangunan MCK Pembangunan MCK Peningkatan pelayanan


kurang baik,
Umum 10 unit
Umum 10 unit, yang
sanitasi 95,74 % pada
sehingga
di laksanakan secara tahun 2018
Pelaksanaan
menciptakan kesan
bertahap pada tahun
Menganjurkan upaya
Penyuluhan Pola
negatif bagi
2016 dan tahun
Hidup Bersih dan
untuk penduduk lebih
lingkungan.
2017, dengan
Sehat
memperhatikan
perincian
Masih
terdapat
kesehatan lingkungan
Tahun 2016 ; 5
keluarga
yang
(PHBS)
unit
tidak
Tahun 2017 ; 5
menggunakan
jamban
sesuai
unit
dengan
standart
Penyuluhan Pola Hidup
kesehatan
Bersih dan Sehat
sebanyak 379 KK
pada tahun 2016,
tahun 2017, dan
tahun 2018.
Sumur Gali ; 1.424 KK Air tanah dangkal dan Kurang adanya
Penyediaan Reservoar Pembangunan
Dengan pemanfaatan
(64 %)
kualitasnya cukup
kontrol terhadap
ground 1 unit .
Reservoar ground
sumber air bersih dari
baik
kualitas air pada
sebanyak 1 unit
Desa Karanggandu
PDAM ; 326 KK (14,65
Penyediaan SR 742
sumber-sumber
yang dilaksanakan
dengan penyediaan
Dekat dengan sumber
%)
unit
berupa
sumur
gali
pada
tahun
2016
reservoar ground,
air
(di
Desa
Sebagian besar
Penyediaan Saluran
dan sumur pompa
penyediaan SR,
Pelaksanaan
Kranggandu
penduduk sudah
Distribusi
milik masyarakat.
penyediaan saluran
Sendiri)
Penyediaan SR 742
memanfaatkan
sepanjang 7500 m
distribusi dan

Sebagian
masyarakat
unit
yang
di
lakukan

Sudah
terdapat
sumber-sumber air
Penyediaan Kran
penyediaan Kran Umum
menggunakan
secara
bertahap,
bersih yang ada,
perpipaan.
Umum sebanyak
sebanyak akan
empang untuk
yaitu;
antara lain : sumur
10 unit
meningkatkan
memenuhi
Tahun 2016 ; 300
pompa dan sumur
pelayanan Air Bersih
kebutuhan cuci dan
unit
gali.
menjadi 70,64 % pada
mandi
Tahun 2017; 300
Menggunakan pompa
tahun 2018.
unit
air untuk
Tahun 2018; 142 Terpenuhinya kebutuhan
menyalurkan air
air bersih.
unit
dari sumur.
Pembangunan Saluran
Sudah terdapat
Distribusi Sepanjang
perpipaan (PDAM)
7500 m, dengan

57

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

3.

4.

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

pentahapan
pelaksanaan
Tahun 2016; 4500
m
Tahun 2017; 3000
m
Pelaksanaan
pembangunan Kran
Umum sebanyak 10
unit, yang dilakukan
secara bertahap;
yaitu
Tahun 2016 ; 5
unit
Tahun 2107; 5 unit

Di Desa Prigi: Jumlah Kondisi Lingkungan


Masih terdapat rumah Rehabilitasi perbaikan Pelaksanaan
Pada tahun 2018 tidak
rumah terdapat
pemukiman cukup
non permanen dan
rumah tidak layak
Rehabilitasi
ada lagi rumah yang
2.069 rumah
baik.
semi permanen
huni sebanyak 101
perbaikan rumah
tidak layak huni.
dimana 1.679 unit Semakin pesatnya
unit
tidak layak huni
Angka backlog
Menganjurkan masyarakat
(81,15%)
sebanyak 101 unit,
pertumbuhan di
mencapai 156 unit Penyuluhan rumah
untuk pola hidup sehat
merupakan rumah
yang dilaksanakan
wilayah strategis
layak dan sehat
dengan rumah sehat
permanen.
secara bertahap
cepat tumbuh,
bersih aman dan
yaitu;
berpotensi pada
nyaman maka tidak
Tahun 2016 ; 50
semakin
akan terkesan kumuh.
unit
berkembangnya
Tahun 2017 ; 51
permukiman
penduduk.
unit
Berkembangnya
Penyuluhan rumah
perumahan swasta
layak dan sehat
(developer)
pada tahun 2016 ,
2017, dan tahun
2018
Jalan
Wilayah Desa prigi
Keberadaan jalan Kondisi jalan-jalan
Perbaikan jalan
Perbaikan jalan menuju
Meningkatnya kulaitas
Lingkungan
dilalui jalan
jalan yang strategis
lingkungan yang
menuju
Permukiman
jalan Poros Desa
Kolektor primer
akan semakin
sudah cukup rusak.
Permukiman
sepanjang 2,5 Km, Meningkatnya kualitas
yang
menarik
sepanjang 2,5 Km.
dengan tahapan
Belum adanya proses
jalan makadam
Perumahan

58

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

5.

SARANA
DAN
PRASARAN
A

Drainase

KEBUTUHAN
OUTPUT
OUTCOME
PROGRAM SAMPAI
KONDISI EKSISTING
POTENSI
MASALAH
DENGAN TAHUN
2018
menghubungkan
kecenderungan
pemeliharaan
pelaksanaan yaitu;
sepanjang 8 Km
Peningkatan
Kecamatan
pertumbuhan yang
ataupun
Tahun 2016 ; 1500 menjadi Jalan Lapen
perekerasan Jalan
Watulimo dengan
mendekati jalanpeningkatan
pada tahun 2018
m
dari Jalan Makadam
Kecamatan
jalan utama.
kualitas jalan yang
Tahun 2017 ; 1000
ke Jalan lapen
Munjungan dan
dilakukan di
Sebagian besar jalan
sepanjang 8 Km.
m
Kecamatan Pogalan
wilayah Kawasan
utama yang ada
Peningkatan
Cepat Tumbuh.
Aspal ; 5,49 Km
sudah memiliki
perekerasan Jalan
Masih ada jalan
jenis perkerasan
Makadam ; 8,02 Km
dari Jalan Makadam
aspal
dengan perkerasan
ke Jalan lapen
Tanah ; 2,5 Km
berupa makadam
sepanjang 8 Km,
dan jalan tanah.
yaitu pada;
Tahun 2016 ; 4000
m
Tahun 2017 ; 4000
m
Saluran drainase
Saluran drainase
Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran Rehabilitasi saluran Dengan Rehabilitasi
telah menjangkau
yang ada
sedimen yang
rusak sepanjang
rusak yang ada di
Saluran drainase yang
sebagian besar
berkonkonstruksika
menumpuk
1000 meter
Desa Prigi sepanjang rusak di harapkan
wilayah
n beton, sehingga
disetiap pertemuan Pembangunan
1000 meter, yang
mencegah terjadinya
permukiman di
memberikan
saluran
dilaksanakan pada
genangan dan
saluran baru
Desa Prigi.
kemudahan dalam Pada beberapa
Tahun 2016 ; 1000
perbaikan kualitas
sepanjang 1000
perawatan.
meter
lingkungan di kawasan
Saluran Drainase
koridor jalan, masih
meter.
permukiman.
Pembangunan saluran
yang ada di Jalan Masih luasnya
belum tersedia
Pembangunan Saluran
Utama Prigi sudah
wilayah belum
saluran drainase
baru sepanjang 1000
berkonstruksi
terbangun (sekitar
sehingga air
meter yang
Drainase Baru di
beton.
90%) bisa
limpasan mengalir
dilaksanakan pada
Kawasan Permukiman
digunakan sebagai
di badan jalan.
Tahun 2016
di harapkan mencegah
terdapat saluran
area resapan alami Saluran masih ada
terjadinya genangan
primer (Kali
pada kawasan
Dibeberapa jalan
Gerang)
yang belum
permukiman dan
lingkungan yang
terkoneksi satu
Saluran Drainase
mengurangi kerusakan
berupa jalan tanah
sama lain
menjangkau
jalan lingkungan yang
terdapat drainase
sebagian besar
di sebabkan oleh
tanah
yang
bisa
wilayah
genangan pada jalan
digunakan sebagai
permukiman di
lingkungan.
embrio
Desa Prigi (2.800
peningkatan
m)
KONDISI SARANA DAN PRASARANA

59

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

6.

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

saluran drainase
Belum ada saluran di
Masyarakat mulai
Kawasan
permukiman Desa
sadar betapa
Prigi 700 meter.
pentingnya
keberadaan
900 meter saluran
saluran drainase
dranase di wilayah
dalam bermukim.
Desa Prigi dalam
kondisi rusak
Persampaha Jumlah KK Eksisting Rendahnya laju
Masih adanya
Penyuluhan
n
2.225 KK
produksi sampah,
masyarakat di
kebersihan
sehingga masih
kawasan cepat
lingkungan dan
Sudah ada
dapat dikendalikan.
tumbuh
Pembinaan
pengelolaan
membuang
pengelolaan
persampahan yang Pada beberapa
sampah
sampah.
ada melayani IKK
wilayah, sudah
disepanjang jalan
Watulimo dengan
menerapkan pola
dan seluran
TPA Bengkorok.
pengelolaan
drainase.
kolektif. Sehingga
Sudah ada sosialisasi

Masih
terdapat warga
berpotensi
untuk
mengenai bank
sistem tersebut
yang membakar
sampah dan
diterapkan pada
sampah sehingga
sosialisasi
wilayah lainnya.
Limbah hasil
mengenai
pembakaran dapat
komposting
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga disektarnya.
Sumber : Hasil Rencana 2015

OUTPUT

OUTCOME

Pelaksanaan
Mengurangi timbunan
Penyuluhan
sampah yang di
kebersihan
hasilkan dari kegiatan
lingkungan dan
rumah tangga yang
Pembinaan
mengakibatkan
pengelolaan sampah turunnya lingkungan.
yang dilaksanakan Masyarakat mampu
secara berkala pada
melakukan pemilahan
tahun 2016, 2017,
terhadap jenis sampah
dan 2018.
dan penanganannya

4.8.3. Desa Tasikmadu


Tabel 4.23 Program Perencanaan Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo

60

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

1.

Sanitasi

Sebagian besar
Kepedulian
Kondisi jamban yang Pembangunan MCK
penduduk telah
masyarakat
kurang baik,
Umum 10 unit
menggunakan
terhadap kesehatan
sehingga
Penyuluhan Pola
jamban keluarga
cukup baik, ini
menciptakan kesan
Hidup Bersih dan
dengan septic tank
dapat dilihat
negatif bagi
Sehat .
dengan cukup
lingkungan.
Dari 3.918 KK terdapat
baiknya kondisi
Masih
terdapat
3.053 KK (77,92%)
jamban yang ada.
yang miliki Jamban
keluarga yang tidak
menggunakan
jamban
sesuai
dengan
standart
kesehatan
sebanyak 619 KK

2.

Air Bersih

Sumur ; 2.664 KK
Air tanah dangkal dan Kurang adanya kontrol Penyediaan Reservoar Pembangunan
Dengan pemanfaatan
(67,99%)
kualitasnya cukup
terhadap kualitas
ground, sebanyak 1
Reservoar ground
sumber air bersih
baik
air pada sumberunit
sebanyak 1 unit
dari Desa
PDAM ; 450 KK ( 11,49
sumber berupa
yang dilaksanakan
Karanggandu dengan
Dekat dengan sumber
Penyediaan SR
%)
sumur gali dan
pada tahun 2016
penyediaan reservoar
air (di Desa
sebanyak 1460
Sebagian besar
sumur pompa milik
ground, penyediaan
Pelaksanaan
Kranggandu
unit
penduduk sudah
masyarakat.
SR, penyediaan
Sendiri)
Penyediaan
SR

Penyediaan
Saluran
memanfaatkan
saluran distribusi
Sebagian masyarakat
sebanyak 1460 unit,
sumber-sumber air Sudah terdapat
Pipa Distribusi
dan penyediaan Kran
menggunakan
yang dilakukan
bersih yang ada,
perpipaan.
sepanjang 15.000
Umum sebanyak
empang untuk
dengan tahapan
antara lain : sumur
m
akan meningkatkan
memenuhi
pelaksanaan;
pompa dan sumur
Penyediaan Kran
pelayanan Air Bersih
kebutuhan
cuci
dan

Tahun
2016
;
500
gali.
Umum sebanyak 10
menjadi 69,35 %
mandi
unit
Menggunakan pompa
unit.
pada tahun 2018.
Tahun 2017; 500
air untuk

Terpenuhinya
unit
menyalurkan air
kebutuhan air bersih.
Tahun 2018; 460
dari sumur.
unit
Sudah terlayani PDAM

Pelaksanaan
Peningkatan pelayanan
Pembangunan MCK
sanitasi 96,05 %
Umum sebanyak 10
pada tahun 2018
unit, yang
Menganjurkan upaya
dilaksanakan dalam
untuk penduduk lebih
dua tahap
memperhatikan
pelaksanaan yaitu
kesehatan
Tahun 2016 ; 5 unit lingkungan (PHBS)
Tahun 2017 ; 5 unit
Pelaksanaan
Penyuluhan Pola
Hidup Bersih dan
Sehat secara berkala
yaitu pada tahun
2016, tahun 2017,
dan tahun 2018.

61

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

Pemabngunan Saluran
Pipa Distribusi
sepanjang 15.000 m,
dengan tahapan;
Tahun 2016 ; 5000
m
Tahun 2017; 5000
m
Tahun 2018; 5000
m
Pembangunan Kran
Umum 10 unit, yaitu;
Tahun 2016 ; 5
unit
Tahun 2107; 5 unit
3.

Drainase

Saluran drainase telah Saluran drainase yang Banyak sampah dan Rehabilitasi saluran Pelaksanaan
Dengan Rehabilitasi
menjangkau
ada
sedimen yang
drainase rusak yang
Rehabilitasi saluran
Saluran drainase
sebagian besar
berkonkonstruksika
menumpuk disetiap
ada di Desa
Drainase kondisi
yang rusak di
wilayah
n beton, sehingga
pertemuan saluran
Tasikmadu
rusak yang ada di
harapkan mencegah
permukiman di Desa
memberikan
sepanjang 600
Desa Tasikmadu
terjadinya genangan
Pada beberapa koridor
Tasikamadu
kemudahan dalam
meter
sepanjang 600
dan perbaikan
jalan, masih belum
perawatan.
meter, yang
kualitas lingkungan di
Saluran Drainase yang
Pembangunan saluran
tersedia saluran
dilaksanakan pada
kawasan
ada di Jalan Utama Masih luasnya wilayah
drainase sehingga
drainase baru
Tahun 2016.
permukiman.
Desa Tasikamdu
belum terbangun
air limpasan
sepanjang 850
Pembangunan saluran Pembangunan Saluran
sudah berkonstruksi
(sekitar 90%) bisa
mengalir di badan
meter
beton.
digunakan sebagai
jalan.
Drainase baru
Drainase Baru di
area resapan alami
sepanjang 850 meter
Kawasan
terdapat saluran
yang dilaksanakan
Permukiman di
primer (Kali Wancir) Dibeberapa jalan
pada
Tahun
2016.
harapkan mencegah
lingkungan
yang
Saluran Drainase
terjadinya genangan
berupa jalan tanah
menjangkau
pada kawasan
terdapat drainase
sebagian besar
permukiman dan
tanah
yang
bisa
wilayah
mengurangi
digunakan sebagai
permukiman di Desa
kerusakan jalan
embrio peningkatan
Tasikamadu (3.200

62

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING

POTENSI

m)
saluran drainase
Belum ada saluran di Masyarakat mulai
Kawasan
sadar betapa
permukiman Desa
pentingnya
Tasikamadu 850
keberadaan saluran
meter.
drainase dalam
bermukim.
600 meter saluran
dranase di wilayah
Desa Tasikamadu
dalam kondisi rusak
4.

5.

MASALAH

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

lingkungan yang di
sebabkan oleh
genangan pada jalan
lingkungan.

Perumahan Di

Desa Tasikmadu: Kondisi Lingkungan


Keberadaan
Rehabilitasi perbaikan Pelaksanaan
Pada tahun 2018 tidak
Jumlah
rumah
pemukiman cukup
perumahan non
rumah tidak layak
Rehabilitasi
ada lagi rumah yang
terdapat
3.682
baik.
permanen dapat
huni sebanyak 221
perbaikan rumah
tidak layak huni.
rumah
dimana Semakin pesatnya
mempengaruhi
unit .
tidak layak huni
Menganjurkan
3.019 rumah (81,99
kualitas lingkungan Penyuluhan rumah
sebanyak 221 unit,
pertumbuhan di
masyarakat untuk
%)
merupakan
perumahan
yang dilaksanakan
wilayah strategis
layak dan sehat.
pola hidup sehat
rumah
permanen
penduduk.
secara bertahap
cepat tumbuh,
dengan rumah sehat
dan
221
rumah
pada
Jumlah backlog cukup
berpotensi pada
bersih aman dan
merupakan rumah
Tahun 2016 ; 100
semakin
tinggi mencapai
nyaman maka tidak
non permanen.
unit
berkembangnya
236 unit rumah.
akan terkesan
Tahun 2017 ; 121
permukiman
kumuh.
penduduk.
unit
Tumbuhnya
Pelaksanaan
perumahan swasta
Penyuluhan rumah
layak dan sehat pada
tahun 2016 , 2017,
dan tahun 2018
Persampaha Jumlah KK Eksisting
Rendahnya laju
Masih adanya
Penyuluhan
Penyuluhan kebersihan Mengurangi timbunan
n
3.918 KK
produksi sampah,
masyarakat di
kebersihan
lingkungan dan
sampah yang di
sehingga masih
kawasan cepat
lingkungan dan
Pembinaan
hasilkan dari
Sudah ada
dapat dikendalikan.
tumbuh membuang
Pembinaan
pengelolaan sampah
kegiatan rumah
pengelolaan
sampah
pengelolaan
pada tahun 2016,
tangga yang
persampahan yang Pada beberapa
disepanjang jalan
sampah.
tahun 2017, dan
mengakibatkan
ada melayani IKK
wilayah, sudah
dan seluran
tahun 2018.
turunnya lingkungan.
Watulimo dengan
menerapkan pola

63

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

NO

SARANA
DAN
PRASARAN
A

KONDISI SARANA DAN PRASARANA


KONDISI EKSISTING
TPA Bengkorok.
Sudah ada sosialisasi
mengenai bank
sampah dan
sosialisasi mengenai
komposting

6.

Jalan
Wilayah Desa
Lingkungan
Tasikamadu dilalui
jalan Arteri Primer
(JLS)
Aspal ; 13,17 Km
Makadam; 13,71Km
Tanah; 4,96 Km

POTENSI
pengelolaan
kolektif. Sehingga
berpotensi untuk
sistem tersebut
diterapkan pada
wilayah lainnya.

MASALAH
drainase.
Masih terdapat warga
yang membakar
sampah sehingga
Limbah hasil
pembakaran dapat
mengakibatkan
efek negatif bagi
warga disektarnya.

KEBUTUHAN
PROGRAM SAMPAI
DENGAN TAHUN
2018

OUTPUT

OUTCOME

Masyarakat mampu
melakukan
pemilahan terhadap
jenis sampah dan
penanganannya.

Keberadaan jalan Kondisi jalan-jalan


Perbaikan jalan
Pelaksanaan Perbaikan Meningkatnya kulaitas
jalan yang strategis
lingkungan yang
menuju
jalan sepanjang 5
jalan Poros Desa
akan semakin
sudah cukup rusak.
Permukiman
Km, yang
Meningkatnya kualitas
menarik
sepanjang 5 Km.
dilaksnakan secara
Belum adanya proses
jalan makadam
kecenderungan
bertahap yaitu;
Peningkatan
pemeliharaan
sepanjang 14 Km
pertumbuhan yang
Tahun 2016 ; 2500
ataupun
perekerasan Jalan
menjadi Jalan Lapen
mendekati jalanm
peningkatan
dari Jalan Makadam
pada tahun 2018
jalan utama.
Tahun 2017 ; 2500
kualitas jalan yang
ke Jalan lapen
Sebagian besar jalan
dilakukan di wilayah
sepanjang 14 Km.
m
yang ada di
Kawasan Cepat
Peningkatan
Kawasan Cepat
Tumbuh.
perekerasan Jalan
Tumbuh sudah
Masih ada jalan
dari Jalan Makadam
memiliki jenis
dengan perkerasan
ke Jalan lapen
perkerasan aspal
berupa makadam
sepanjang 14 Km,
dan jalan tanah.
dengan tahapan
pelaksanaan;
Tahun 2016 ; 7000
m
Tahun 2017 ; 7000
m

Sumber : Hasil Rencana 2015

64

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

65

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.

KESIMPULAN
Pola perkembangan kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Watulimo secara

umum banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor pemicu serta keberadaan suatu pusat
pertumbuhan yang memberikan tarikan yang kuat pada wilayah-wilayah disekitarnya.
Kesimpulan dari penulisan Identifikasi Dan Rencana Pengembangan Sarana Prasarana
Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh di Kecamatan Watulimo Kabupaten
Trenggalek adalah sebagai berikut :
1.

Terdapat 3 desa/kelurahan prioritas pengembangan wilayah strategis


dan cepat tumbuh, yaitu:
a. Desa Prigi, merupakan Pusat Ibu Kota Kecamatan Watulimo. Sektor pelayanan
pemerintahan, perdagangan

dan jasa merupakan sektor yang dikembangkan.

Potensi industri kecil menengah yang ada adalah Industri Anyaman dan
Pengolahan Ikan.
b. Desa Tasikamadu, merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan
Besuki Kabupaten Tulungagung. Potensi wilayah ini adalah adanya Jalan Lintas
Selatan, Pelabuhan Pendaratan Ikan, adanya objek wisata Pantai Perigi dan
Pantai Karanggongso. Potensi industri kecil menengah yang ada adalah Industri
Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
c. Desa Karanggandu, merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Watulimo
sehingga fasilitas perkotaan berkembang di wilayah ini. Potensi industri kecil
menengah yang ada adalah industri Anyaman, Pengolahan Ikan, dan makanan.
Untuk mendukung desa tersebut menjadi Kawasan Cepat Tumbuh,

2.

diperlukan pengembangan infrastruktur meliputi air bersih, drainase, sanitasi,


3.

permukiman, jalan dan persampahan.


Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman diharapkan akan
memacu

pertumbuhan

pusat

kegiatan

ekonomi,

serta

mampu

mendorong

perkembangan kawasan dampak dari kawasan strategis cepat tumbuh yang ada di
kecamatan Watulimo.
5.2.

REKOMENDASI
Rekomendasi mengenai pengembangan Kecamatan Watulimo antara lain :

1. Penyusunan Rencana Pengembangan Obyek Wisata di Desa Tasikmadu dan


Karanggandu.
2. Penyusunan regulasi tata ruang kecamatan (Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Watulimo).
3. Pengembangan Industri (sentra Industri).
4. Pengembangan Pariwisata.
5. Pengembangan Perdagangan dan jasa.
6. Potensi Agropolitan sebagai hinterland.

66

Program Pasca Sarjana


Manajemen Aset Infrastruktur - FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

7. Delineasi kawasan lindung dan penetapan LP2B.


8. Pengembangan sistem pengolahan sampah melalui bank sampah.

67

Anda mungkin juga menyukai