Anda di halaman 1dari 13

askep anencephaly

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya
meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan 840
kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika
(CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun menjadi 16
persen.
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari
tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan keguguran,
janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur
atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3 bulan
pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat
berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti
susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang
mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan
tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak
menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di
Amerika baru sekitar 30 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat.

BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP TEORI
A.

DEFINISI
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal
perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda
spinalis).

Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan
tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada, namun
otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf (NTD). Cacat
ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga untuk pembangunan,
yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau kematian neonatus.
Anencephaly, seperti bentuk lain dari NTDs, umumnya mengikuti pola transmisi
multifaktorial, dengan interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan, meskipun baik gen
maupun faktor lingkungan yang baik ditandai. Dalam beberapa kasus, anencephaly mungkin
disebabkan oleh kelainan kromosom, atau mungkin menjadi bagian dari proses yang lebih
kompleks yang melibatkan gen tunggal cacat atau gangguan pada membran ketuban.
Anencephaly dapat dideteksi sebelum lahir dengan ultrasonografi dan pertama mungkin dicurigai
sebagai hasil dari tes peningkatan serum ibu alfa-fetoprotein (MSAFP) penyaringan. Asam folat
telah terbukti menjadi agen pencegahan mujarab yang mengurangi potensi risiko anencephaly
dan NTDs lain dengan sekitar dua pertiga.
B.

ETIOLOGI
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya
yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan
dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus
ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
- Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
- Kadar asam folat yang rendah.
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat
minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

C. GEJALA
Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
Pada Bayi :
- Bayi tidak memiliki tulang tengkorak
-Bayi tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
- Bayi kelainan pada gambaran wajah
- Bayi kelainan jantung.

D.
Asam Folat Rendah
Genetik
PATOFISIOLOGI
Kerusakan pada Jaringan Pembentuk Otak dan Korda Spinalis
Anenchepalitis
Tidak Ada Otak/ Tempurung Otak
Kelainan Jantung
Gangguan Perfusi Jaringan
Resiko Terjadinya Infeksi
Gangguan penurunan curah jantung
Kematian

Dalam embrio manusia normal, lempeng saraf muncul sekitar 18 hari setelah pembuahan.
Selama minggu keempat pembangunan, lempeng saraf invaginates sepanjang garis tengah
embrio untuk membentuk alur saraf. Tabung saraf dibentuk sebagai penutupan alur saraf
berlangsung dari tengah ke ujung di kedua arah, dengan penyelesaian antara hari 24 untuk akhir
hari tengkorak dan 26 untuk akhir caudal. Gangguan dari proses penutupan yang normal
menimbulkan NTDs. Anencephaly hasil dari kegagalan penutupan tabung saraf pada akhir
tengkorak embrio berkembang. Tidak adanya otak dan calvaria mungkin parsial atau lengkap.
Kebanyakan kasus anencephaly mengikuti pola pewarisan multifaktorial, dengan
interaksi beberapa gen serta faktor lingkungan. Gen-gen tertentu yang paling penting dalam
NTDs belum diidentifikasi, meskipun gen yang terlibat dalam metabolisme folat diyakini
penting. Satu gen tersebut, methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR), telah terbukti
berhubungan dengan risiko NTDs. Pada tahun 2007, suatu gen kedua, membran terkait protein
signaling kompleks yang disebut VANGL1, juga terbukti berhubungan dengan risiko cacat
tabung saraf.
Berbagai faktor lingkungan tampaknya berpengaruh dalam penutupan tabung saraf.
Paling menonjol, asam folat dan folates alami lainnya memiliki efek pencegahan yang kuat.
Antimetabolites Folat, diabetes ibu, obesitas ibu, mikotoksin dalam makanan jagung yang
terkontaminasi, arsen, dan hipertermia dalam pengembangan awal telah diidentifikasi sebagai
stresor yang meningkatkan risiko NTDs, termasuk anencephaly.
E.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung malformasi serebral yang terjadi, termasuk
hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami displasia dan masuk ke dalam
kantung encephalocele. Jika hanya mengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik dan
dapat berkembang normal. Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental
retardasi, ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata. Sebenarnya diagnosis
perinatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfa feto protein cairan amnion dan serum
ibu.

Hampir semua encephalocele memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali massanya


terlalu besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. Bila mungkin, tindalan bedah sedini mungkin
untuk menghindari infeksi, apalagi bila ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala.
Pada neonatus apabila dijumpai ulkus pada encephalocele atau tidak terjadi kebocoran
cairan serebrospinal, operasi segera dilakukan. Pada encephalocele yang ditutupi kulit kepala
yang baik, operasi dapat ditunda sampai keadaan anak stabil. Tujuan operasi adalah menutup
defek (watertight dural closure), eksisi masa otak yang herniai serta memelihara fungsi otak.
F.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:

Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil

Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)

Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)

Kadar estriol pada air kemih ibu

USG.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan
meninggal.

G. PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di
antaranya:
a.

Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih
waspada karena bisa diturunkan secara genetik. Lakukan konseling genetik sebelum hamil.

b. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
c.

Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk melakukan
USG minimal tiap trimester.

d. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga alkohol
dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya
kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran yang paling
besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.
e.

Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam
folat ini.

f.

Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam
air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara
lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin),
mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.

g. Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk
terhadap janin.
h. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah
matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang
membahayakan janin dan ibunya.
i.

Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,
pengobatan bisa langsung dilakukan.

H. ANJURAN
Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi
multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah
melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam
folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.
Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat
menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami
gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.
Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha
Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus.
Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari
janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun,
atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi
(ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Data biografi
b. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit yang pernah diderita (terutama penyakit infeksi)
2) Riwayat imunisasi.
3) Riwayat tumbuh kembang
Tahap pertumbuhan dan perkembangan untuk anak usia 12 sampai 18 bulan menurut
Soetjiningsih (1995) :
(1) Tahap pertumbuhan :
a) Perkiraan berat badan ideal untuk usia 1 tahun dengan menggunakan rumus umur (tahun) x 2 +
8 = 10 kg.
b) Perkiraan tinggi badan untuk umur 1 tahun = 75 cm.
c) Perkiraan jumlah pertumbuhan gigi untuk anak usia 1 tahun yaitu sebanyak 6 8 gigi.
d) Lingkar lengan atas ideal untuk anak usia 1 tahun = 16 cm.
(2) Tahap perkembangan :
a) Berjalan dan mengeksplorasikan rumah serta sekeliling rumah.
b) Menyusun 2 3 kotak.
c) Dapat mengucapkan 5 10 kata.
d) Memperlihat rasa cemburu dan rasa bersaing.
(3) Penilaian perkembangan berdasarkan Test Denver.
a) Motorik kasar : berdiri sendiri, berjalan dengan baik, membungkuk dan berdiri, berjalan mundur.
b) Motorik halus : mencorat coret, menaruh kubus di cangkir
c) Bahasa : mengucapkan 3 kata.
d) Sosial : bermain bola, menirukan gerakan, minum dari cangkir, menggunakan sendok / garpu.
4) Riwayat pemberian makan.
5) Riwayat kesehatan lingkungan : kebersihan lingkungan tempat tinggal, sumber air bersih,
ventilasi.
c. Pemeriksaan fisik
a) Perubahan pada gambaran wajah
b) Tidak terbentuknya tempurung otak atau otak

an

c) CRT > 3 detik


d) Takikardia
e) TD
2. DIAGNOSA
1) Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak
2) Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung
3) Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan
3. PERENCANAAN
1)

DX 1: Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adanya tempurung otak

Tujuan

: Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil

: - Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti : suhu tubuh meningkat,

leukosit meningkat
Intervensi :
a) Berikan istirahat yang cukup
R/

Dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan kondisi fisik sehingga diharapkan daya

tahan tubuh lebih baik


b) Kaji tanda-tanda infeksi (adanya peningkatan suhu tubuh, leukosit meningkat)
R/

Dengan mengetahui tanda-tanda infeksi secara dini, infeksi dapat segera ditangani

c) Berikan nutrisi yang seimbang


R/

Nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien

d) Hindari kontak langsung dengan pasien yang mengalami infeksi


R/
2)

Dapat meningkatkan resiko anak terkena infeksi nasokomal

DX 2: Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung

: Perbaikan curah jantung

ria hasil : -

Tekanan darah, nadi dalam batas normal


-

Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer

Intervensi :
a) Monitor nadi dan tekanan darah
R/

Nadi yang meningkat dan tekanan darah yang menurun dapat menunjukkan adanya

penurunan curah jantung

b) Kaji adanya perubahan perfusi jaringan perifer


R/

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami sianosis

c) Cegah peningkatan suhu


R/

Suhu yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan O2 juga meningkat

d) Delegatif dalam pemberian terapi Linoxin


R/ Terapi Linoxin dapat membantu memperbaiki curah hujan
3)

DX 3: Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan
Tujuan

: Perfusi jaringan kembali normal

Kriteria hasil

: -

Pasien tidak mengalami sianosis

Kulit pasien tidak pucat

Kapiler refill kembali < 3 detik


Intervensi :
a) Kaji adanya sianosis
R/

Mengetahui adanya sianosis atau tidak pada pasien sehingga dapat dilakukan tindakan yang

tepat
b) Batasi aktivitas pasien
R/ Aktivitas pasien dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Berikan terapi O2 pada pasien
R/ Apabila kebutuhan O2 terpenuhi maka sianosis dapat diatasi
d) Kaji kapiler refill pada pasien
R/

Menunjukkan adanya kecukupan O2 pada tingkat jaringan

4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan.
Implementasi adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana rencana keperwatan
dilaksanakan, melaksanakan / aktivitas yang lebih ditentukan.
5. EVALUASI
Evaluasi keperawatan dibuat berdasarkan dari rencana tujuan.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal
perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda
spinalis). Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam
folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba , Candranita Manuaba, dan Fajar Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC :
Jakarta.
Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 5 Vol. 13 Nelson
Patofisiologi Untuk Keperawatan dr. Jan Tambayang
Diagnosa Keperawatan, edisi 8 Lynda Juall Carpenito

DEFINISI
ANENSEFALUS adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada
awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan
korda spinalis).
ETIOLOGI
Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti
tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di
lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6
dari 10.000 bayi baru lahir.
Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
kadar asam folat yang rendah
Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat
minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.

GEJALA
Pada ibu: polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
Pada bayi:

Tidak memiliki tulang tengkorak


Tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
Kelainan pada gambaran wajah
Kelainan jantung

PEMERIKSAAN
Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein
Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
Kadar estriol pada air kemih ibu
Usg.
Bayi yang menderita anensefalus tidak akan bertahan, mereka lahir dalam keadaan
meninggal atau akan meninggal dalam waktu beberapa hari setelah lahir.
PENCEGAHAN
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa
di antaranya:
Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih
waspada karena bisa diturunkan secara genetik. Lakukan konseling genetik sebelum hamil.
Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga
alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang
terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran
yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.
Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen
asam folat ini.
Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut
dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya
antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam
kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.
Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek
buruk terhadap janin.
Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit
yang membahayakan janin dan ibunya.
Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi,
pengobatan bisa langsung dilakukan.

ANJURAN
Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi multivitamin
yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah melahirkan
anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang
lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.
Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat
menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami
gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.
Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha FetoProtein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus. Selain
itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari janin dan
cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun, atau pada
wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi
(ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.
KASUS
Berdasarkan pemeriksaan : Dr. H. ANANDIA YUSKA, SpOG
PENTING NYA KONTROL SELAMA MASA KEHAMILAN !!!
Kemaren sore, tanggal 20 Januari 2009 seperti biasa saya melakukan operasi seksio sesaria
terhadap seorang ibu berumur 26 tahun. Ini merupakan kehamilan ke 3, dengan 1 orang anak
yang hidup dan 1 kali dilakukan kuret tanggal 13 Februari 2008. Setelah dilakukan kuret bulan
Februari ini, si ibu tidak pernah muncul lagi untuk kontrol ulang.
Tetapi, tiba-tiba kemaren si ibu datang lagi untuk periksa ke Poli Kebidanan di tempat saya
bekerja dengan keadaan sedang hamil lagi. Seperti biasa, saya lakukan anamnesa (tanya jawab)
dan saya dapatkan, ternyata si ibu sudah terlambat 21 hari dari taksiran tanggal persalinannya
yaitu tanggal 30 Desember 2008. Setelah saya tanyakan kenapa baru sekarang kontrol lagi, si ibu
dan suami nya dengan enteng nya menjawab : dok, kalo di kampung saya, sudah biasa
terlambat dari tanggal persalinan. Malah, ada yang sampe 11 12 bulan hamilnya. Ini saja, saya
disuruh lagi untuk kontrol ulang ke tenaga kesehatan 1 minggu lagi .
Hhhmmmm., dijaman yang sudah maju ini, kok masih ada ya yang bangga dengan
kesalahan dan ketidaktahuan yang ada didirinya. Dan yang lebih parah lagi, kok ya si tenaga
kesehatan ini, yang sudah tahu dengan pasti taksiran tanggal persalinan si ibu ( 30 Desember
2008 ), tidak menganjurkan untuk memeriksakan si ibu ke sarana kesehatan yang lebih baik,
minimal untuk dilakukan pemeriksaan USG.
Sewaktu saya melakukan pemeriksaan rutin USG, semua organ pada janin normal. Kaki,
tangan, jantungsemuanya normal. Dan dari USG saya dapatkan janin berjenis kelamin

perempuan. Tetapi, perasaan saya tidak enak. Saya tidak menemukan gambaran tulang kepala
janin !
Setelah dijelaskan ke si ibu dan suami nya, bahwa kemungkinan si janin ada kelainan dan
juga sudah lewat 21 hari dari tanggal taksiran persalinan, diputuskan untuk melakukan operasi
seksio sesaria.
Ternyata, apa yang membuat perasaan saya yang tidak enak itu terbukti. Yang saya
temukan sewaktu operasibegitu miris dihati saya dan tim operasi saya di kamar operasi. Si ibu
mengandung bayi ANENSEFALUS !!!
Kalau saja si ibu dari awal kehamilannya sudah melakukan pemeriksaan rutin USG,
kelainan ini dapat kita deteksi dari awal kehamilan. Dan kalaulah Anensefalus ini kita temukan
pada kehamilan 11 minggu tentu bayinya bisa kita keluarkan (Terminasi Kehamilan), itupun atas
permintaan dan persetujuan si ibu dan keluarganya, tapi sekarang kehamilannya sudah cukup
bulan bahkan lewat dari tanggal taksiran persalinannya.

Anda mungkin juga menyukai