Persendian Synovial
Tulang rawan sendi: lapisan tulang rawan yg melapisi ujung tulang yg bersendi
Rongga sendi: ruangan di antara 2 tulang yg bersendi , terisi oleh cairan synovial
Kapsul sendi: penutup rongga sendi
Cairan sinovial: cairan albumin yang berguna sebagai pelumas dan makanan bagi sel-sel
tulang rawan
Membran synovial: melapisis bagian dalam rongga sendi kecuali pada rawan sendi
Membran fibrosa: lapisan sebelah luar kapsul sendi
Bursa: kantong2 kecil berisi cairan sinovialberguna untuk mengurangi gesekan
DEFINISI
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut
dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita
fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
(Patofisiologi Bk II Ed IV, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC. )
Fisiologis
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi
tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan
dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan
berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah. Faktor ini diduga beperan pada tingginya
timbulnya OA pada orang gemuk dan berlari(yang umumnya mempunyai tulang yang lebih
padat) dan kaitan negatif antara osteoporosis dan OA. Merokok juga berpengaruh, walopun
mekanismenya belum jelas
IPD jilid II
Biomekanik : Biomekanik yang terjadi akan merusak permukaan rawan sendi dan
menyebabkan terjadinya kerusakan rawan sendi. Pada penelitian yang dilakukan
di Bandungan pada tahun 2006,faktor risiko mekanik yang berpengaruh pada
kejadian OA adalah membawa beban berat saat bekerja.Beban biomekanik
mengarah kuat pada beban kondisi fisik dimana beban tersebut dipengaruhi oleh
gravitasi berat badan (Elsie, 2007).
Hormonal : Frekuensi osteoartritis sendi lutut lebih banyak dialami pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukan adanya peran hormonal pada
patogenesis
osteoartritis. Hormon estrogen meningkatkan
produksi kalsitonin .Di Inggris angka
kejadian 50% pada usia diatas
60 tahun sedangkan pada wanita Indonesia yang
berumur
dibawah 40 tahun hanya 2% menderita osteoarthritis, 30% pada usia 4060
tahun dan 60% pada wanita usia lebih dari 61% (Kalim, 1995),
(Parjoto, 2002).
Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id
(http://www.totalkesehatananda.com/osteoarthritis1.html)
4. Macam-macam sendi?
Jaringan tulang rawan (sinkondrosis), misalnya antara kedua os pubika pada orang dewasa,
Jaringan tulang (sinostosis), misalnya persambungan antara os ilium, os iskium dan os
pubikum.
Diartrosis
Diartrosis adalah sambungan antara 2 tulang atau lebih yang memungkinkan tulang-tulang
tersebut bergerak satu sama lain. Diantara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat
rongga yang disebut kavum artikulare. Diartrosis disebut juga sendi sinovial. Sendi ini
tersusun atas bonggol sendi (kapsul artikulare), bursa sendi dan ikat sendi (ligamentum).
Berdasarkan bentuknya, diartrosis dibagi dalam beberapa sendi, yaitu:
Sendi engsel (interfalang, humeruoulnaris, talokruralis),
Sendi kisar (radioulnaris),
Sendi telur (radiokarpea),
Sendi pelana (karpometakarpal I),
Sendi peluru (glenohumeral),
Sendi buah pala (coxae).
Amfiartrosis
:
Sendi fibrosa (sinartrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak,
Sendi kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak,
Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas.
Sendi Fibrosa
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Salah satu contohnya adalah sutura pada
tulang-tulang tengkorak. Contoh yang kedua disebutsindesmosis dan terdiri dari suatu
membran interoseus atau suatu ligamen diantara tulang. Serat-serat ini memungkinkan
sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang tibia dan fibula
bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi fibrosa ini.
Sendi Kartilaginosa
Sendi kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan
hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak.Sinkondrosis adalah sendisendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Sendi-sendi kostokondral
adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisisadalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu
hubungan fibrokartilago, dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan
sendi. Simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah contoh-contohnya.
Sendi Sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi ini
memiliki rongga-rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang
terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak, dan sinovium, yang
membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon
yang melintasi sendi. Sinovium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tetapi terlipat
sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh
persendian membentuk sinovium. Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi.
Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang
ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif kecil (1-3 ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini
normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuklear. Asam
hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan
disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan
berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi
tulang rawan sendi.
Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi
sinovial. Tulang rawan ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Rawan
sendi tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan
yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan
tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.
Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe atau
persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang
membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan
proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah. Beberapa kolagen baru
pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat
kehilangan sebagian kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang
terjadi pada cairan interstitial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan
mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan. Sejalan
dengan pergeseran sendi ke depan, cairan yang bergerak ini juga bergeser ke depan
mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke bagian tulang
rawan ketika tekanan berkurang. Tulang rawan sendi dan tulang-tulang yang membentuk
sendi biasanya terpisah selama gerakan selaput cairan ini. Selama terdapat cukup selaput
atau cairan, tulang rawan tisak dapat aus meskipun dipakai terlalu banyak.
Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinovium. Pembuluh darah mulai masuk
melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul Jaringan kapiler sangat tebal di bagian
sinovium yang menempel langsung pada ruang sendi. Hal ini memungkinkan bahan-bahan di
dalam plasma berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat
sangat menonjol di sinovium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran darah, dan
di samping itu juga terdapat banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis
berinteraksi untuk merangsang dan memperkuat respons peradangan.
Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan
sinovium. Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur-struktur ini
terhadap posisi dan pergerakan. Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen dan adventisia
pembuluh darah sangat sensitif terhadap peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari
kapsul sendi atau sinovium cenderung difus dan tidak terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh
saraf-saraf perifer yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari satu sendi mungkin dapat
dirasakan pada sendi lainnya; misalnya, nyeri pada sendi panggul dapat dirasakan sebagai
nyeri lutut.
(Patofisiologi Bk II Ed IV, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC. )
o Usia >60 th
o Jenis kelamin : perempuan lbh byk drpada laki2
o Suku bangsa :kaukasia lbh dominan drpd kulit putih
perbedaan cr hidup maupun frekuensi kelainan congenital dan
pertumbuhan
o Genetic
o Obesitas dan penyakit metabolic
o Cedera sendi karna pekerjaan dan olahraga
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.)
Predileksi
Biasanya pada :
1.
Sendi lutut
2.
Panggul
3.
2.
3.
Pinggang
4.
Lutut
5.
Pinggul
6. PF pada skenario?
Pemeriksaan fisik
Hambatan gerak
Krepitasi
Pembengkakan sendi asimetris
Tanda tanda peradangan
Perubahan bentuk sendi yang permanen
Perubahan gaya berjalan
X-ray yang umum dari osteoarthritis termasuk kehilangan cartilage (tulang rawan) sendi,
penyempitan dari ruang sendi antara tulang-tulang yang berdekatan, dan pembentukan bone
spur (tulang spur).
Arthrocentesis jarum yang steril digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi untuk analisa
Arthroscopy adalah teknik operasi dengan mana dokter memasukan tabung penglihat
kedalam ruang sendi.
(http://www.totalkesehatananda.com/osteoarthritis3.html)
8. Apa penatalaksanaan?
Obat antiradang, anti nyeri (aspirin), vitamin untuk persendian (meningkatkan pembentukan
tulang rawan)
Nonfarmakologi: diet fisik, vit C untuk pengurang nyeri
Farmakologi: steroid, obat kondroprotektif.
Pengeloaan OA berdasarkan atas sendi yang terkena dan berat ringannya
OA yang diderita ( Soeroso, 2006 ). Penatalaksanaan OA terbagi atas 3 hal, yaitu :
TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
a. Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien
dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya,
9. Apakah ada hubungan antara rasa sakit pada pergelangan tangan dengan lututnya
yang bengkak?
Saraf otonom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul snedi dan sinovium. Saraf ini
berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada struktur ini terhadap posisis dan pergerakan.
Ujung saraf pada kapsul. Ligamen dan pemubluh darah adventisia sangat sensitif terhadap
peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari kapsul sendi cenderung difus dan tidak
terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari
suatu sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya, mislanya nyeri pada sendi
panggul dapat dirasakan sebagai nyeri lutut
10. Apa faktor resiko penyakit tersebut? Adakah hubungannya dengan kegemukan?
Faktor resiko: umur, gender: wanita (hormon), aktivitas berlebihan, trauma, kegemukan
(beban berat), genetik, suku