Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MENGKRITIK JURNAL NASIONAL

BIMBINGAN PENULISAN DAN PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH

Dosen Pengampu : Ari Natalia Probandari, dr, MPH, P.hD

DisusunOleh :
Ayunita Dwi Hadianti

(S021502013)

Minat IKM :Epidemiologi dan Biostatistika (Semester 3)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015

Kritik Jurnal
Judul : Pengaruh Pemberian Konseling Apoteker terhadap Hasil terapi Pasien Asma
Anak di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Pari (BP4) Yogyakarta
Penulis: Rahma Aliya

A. Pendahuluan
Latar belakang dalam jurnal ini sudah mengulas pengertian dari topik yang
diambil dan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. Mulai dari penjelasan
mengenai asma, epidemiologi tentang asma, dan besarnya kejadian asma di dunia serta
di Indonesia. Namun pada paragraph 3 di pendahuluan, penulis mengulang kembali
mengenai apa itu asma yang telah di jelaskan pada paragraph 1. Seharusnya, kalimat
yang ada pada paragraph 3 dikombinasikan atau digabungkan dengan paragraph 1.
Artinya, penulis belum melakukan sintensis dan sitasi referensi dengan benar.
Selain itu, penulis tidak menyampaikan literature atau penelitian sebelumnya
terkait dari topik apa yang sudah diketahui tentang pengaruh pemberian konseling
apoteker terhadap hasil terapi pasien asma anak di BP4 Yogyakarta. Seharusnya,
penulis menjabarkan alasan variabel yang belum jelas dan masih kontroversi terkait
dengan hasil terapi pasien anak. Walaupun penulis telah mengemukakan alasan apa
saja yang menjadi masalah pada paragraph 4 sampai 5, akan tetapi peneliti belum
memperkuat alasannya itu dengan penelitian sebelumnya. Disamping itu, peneliti
sudah mencantumkan kontribusi penting dari penelitian tersebut untuk dilakukan.
Kontribusi tersebut dapat dilihat dari tujuan penelitian di akhir pendahuluan.
B. Metode Penelitian
Penjabaran dari metode penelitian dalam jurnal ini sangat singkat. Isi dalam
metode penelitian ini hanya berisi uraian lokasi dan waktu penelitian, rancangan
penelitian, dan prosedur pengambilan/pemilihan sampel. Akan tetapi ketiga uraian
tersebut juga masih belum jelas. Dalam pengambilan/pemilihan sampel tidak
dijelaskan populasi dan berapa sampel yang digunakan. Tidak dijelaskan juga variabelvariabel apa saja yang harus dikontrol agar tidak mengakibatkan bias dalam analisis
data. Mengingat penelitian ini adalah eksperimen kuasi maka banyak kelemahan dalam
pengukurannya karena alokasi perlakuan tidak dilakukan acak. Kemudian dalam

memberi observasi (tes), tidak dijelaskan harus berapa kali dilakukan pengulangan
sebelum dan sesudah perlakuan. Jika dilakukan pengukuran yang berulang-ulang,
sebelum dan sesudah perlakuan maka kemungkinan validitasnya akan lebih tinggi.
Tidak dijelaskan juga definisi operasional dari setiap variabel dan bagaimana
pengukurannya.
Selain itu, pengolahan dan statistik analisis data yang akan digunakan untuk
menghitung berapa besar pengaruh dari konseling apoteker terhadap pasien asma juga
tidak dijelaskan pada jurnal ini. Penulis sebaiknya menjelaskan data yang dianalisis
menggunakan software spss. Kemudian penulis harusnya menjelaskan bahwa, dalam
penelitian ini menggunakan analisis univariate untuk mendeskripsikan setiap
karakteristik subjek penelitian dan menggunakan analisis bivariate dengan uji statistik
t-tes tidak berpasangan untuk melihat perbandingan dari setiap perlakuan antara
sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Teknik pengumpulan datanya juga tidak dijelaskan. Seharusnya, penulis
menjelaskan sumber data apa saja yang dikumpulkan. Misalnya, data dikumpulkan dari
karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, durasi waktu terpapar) yang datang ke BP4
Yogyakarta. Kemudian, alat ukur apa yang digunakan dan jenis metode apa yang
digunakan tidak dijelaskan dalam teknik pengumpulan data. Variabel penelitiannya
juga tidak dijelaskan, seharusnya peneliti menjelaskan tentang variabel independentnya
adalah konseling apoteker dan dependentnya adalah hasil terapi pasien anak.
C. Hasil
Cara pemaparan hasil kurang akurat dan tepat. Penulis tidak memaparkan berapa
jumlah total dari subjek penelitian. Kemudian pilihan tabel yang digunakan tidak
esensial dan cara penyajian tabelnya juga berlebihan. Jumlah tabel lebih dari 5 tabel
yaitu sebanyak 12 tabel walaupun tiap tabel sudah diiringi dengan teks penjelasnnya.
Akan tetapi, masih ada beberapa teks penjelasan yang mengulangi informasi sama dari
tabel hasil penelitian tersebut. Seperti, pada tabel 2 yang memaparkan distribusi jumlah
pasien asma anak berdasarkan jenis kelamin. Penulis memaparkan jumlah persentase
jenis kelamin pasien asma satu per satu sesuai dengan apa yang ada di tabel.
Seharusnya penulis hanya memaparkan bahwa, jumlah pasien asma anak paling
banyak terjadi pada laki-laki sebesar 70%.

1)

Penulis juga seharusnya membuat tabel hasil menjadi 3 tabel, sebagai berikut:
Tabel 1 menyajikan hasil distribusi dari setiap karakteristik subjek penelitian
menjadi satu berdasarkan umur, jenis kelamin, durasi waktu terpapar, pendidikan

orang tua, jenis terapi yang diberikan.


2) Tabel 2 menyajikan hasil perubahan frekuensi serangan asma sebelum dan setelah
mendapat konseling apoteker pada anak yang menderita asma berdasarkan umur
kurang dari 5 tahun, lebih dari 5 tahun dan berdasarkan kelompok pengulangan 1, 2,
dan 3.
3) Tabel 3 menyajikan data perbandingan hasil penurunan serangan asma pasien anak
yang terpapar asma kurang dari 5 tahun dengan lebih dari 5 tahun.
D. Pembahasan
Dalam pembahasan, penulis tidak memberi ringkasan sedikit mengenai tujuan
dari penelitian tersebut. Temuan utama yang di dapat dari penelitian tidak dijelaskan
secara jelas, hanya memaparkan perbedaan signifikan antara sebelum dan setelah
pemberian konseling terhadap frekuensi serangan asma pada anak. Hasil penelitian
juga tidak dibandingkan dengan hasil penelitian lain. Implikasi yang dapat disimpulkan
dari hasil temuan dalam jurnal ini adalah bahwa, pemberian konseling mampu
menurunkan frekuensi serangan asma pada pasien anak yang menderita asma kurang
dari dan lebih dari 5 tahun. Akan tetapi, penulis tidak merumuskan keterbatasan
penelitian dan peluang-peluang untuk peneliti selanjutnya dalam jurnal tersebut.
Seharusnya dari implikasi yang didapat, penulis menjabarkan keterbatasan apa yang
menjadi kendala peneliti dalam melakukan penelitian. Dan peluang apa saja yang
disarankan untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap atau belum jelas.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang dibuat penulis seharusnya tidak perlu menjawab tujuan
penelitian secara khusus, apalagi mencantumkan hasil statistiknya. Seharusnya, penulis
cukup menjawab tujuan penelitian secara umum. Seperti, konseling apoteker sebagai
terapi untuk menurunkan frekuensi serangan asma pada anak umur 5 sampai 12 tahun.
Kemudian saran yang diberikan oleh penulis sudah relevan dengan hasil penelitian.
Dimana penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya lebih mengembangkan metode.
Metode penelitian yang dikembangkan harus menggunakan kelompok kontrol agar

bisa membandingkan hasil terapi antara kelompok perlakuan dan kelompok tidak
diberi perlakuan.
F. Referensi
Referensi yang disajikan dalam jurnal tersebut kurang lengkap. Penulis tidak
menggunakan referensi dari jurnal-jurnal nasional ataupun internasional. Penulis
banyak menggunakan referensi dari buku, tesis dan situs blog. Seharusnya penulis
lebih menggunakan referensi dari jurnal-jurnal yang ter update dan membuat referensi
minimal 20 jurnal. Kemudian aturan penulisan referensi dalam jurnal tersebut sudah
cukup sesuai dengan yang benar.
G. Abstrak
Panjang abstrak sudah sesuai dengan aturan dalam penulisan abstrak yaitu sekitar
200-250 kata. Jenis abstrak yang digunakan tidak terstruktur. Isi abstrak sudah dimulai
dari kalimat umum ke khusus tentang topik jurnal tersebut. Tujuan penelitian,
metodologi dan hasil utama juga sudah dicantumkan dalam abstrak. Namun, penjelasan
tentang manfaat penelitian, kesimpulan dan implikasinya tidak dicantumkan oleh
penulis dalam abstrak. Seharusnya, penulis menggunakan jenis abstrak yang terstuktur
agar pembaca jelas dalam memahami ringkasan jurnal.
Bahasa yang digunakan dalam abstrak sudah cukup akurat dan tepat. Kalimat
yang digunakan terkait metodologi dan hasil penelitian penulis sudah menggunakan
kalimat past tense. Namun, kata kunci yang penulis buat masih kurang dapat menarik
perhatian pembaca karena hanya terdiri dari 3 kata. Seharusnya, kata kunci dari abstrak
terdiri dari 6-8 kata agar mudah ditemukan dalam pencarian database elektronik.

Anda mungkin juga menyukai