Laporan SKENARIO 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN DK 2 SKENARIO 2

Gigiku Berlubang di Sana Sini

Kelompok 5 :
Sakinah Azzahra Adam

(145070400111010)

Adriansyah Tjahjono

(145070400111011)

Lidya Ayu Wulandari

(145070401111010)

Evanie Clara

(145070401111011)

Bicky Satria Indrawan

(145070400111030)

Arinda Febrianti

(145070400111031)

Wildana Atika Apriliani

(145070401111032)

Herlina

(145070401111009)

Firman Yuwana Putra

(145070407111010)

Azaria Dewi Purnama Sari

(145070407111030)

Juhendi Wibowo Gunawan

(145070407111031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SKENARIO
Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poli gigi dengan keluhan gigi kiri bawah
belakang berlubang dan terasa ngilu apabila terkena air dingin. Dokter gigi melakukan
pemeriksaan intra oral dengan menggunakan kaca mulut, sonde, ekskavator. Didapatkan
diagnosa pulpitis reversible pada gigi 36 dengan karies di bagian oklusal dan karies
interproksimal pada gigi 37. Sebelum melakukan preparasi, dokter mengganti mata bur steril
dan memasang cotton roll pada daerah vestibulum. Dokter gigi kemudian merancng desain
preparasi kavitas pada gigi 36, 37dan melakukan prosedur penumpatan yang benar sesuai
dengan bahan tumpatan amalgam dan pada gigi 37 menggunakan alat bantu matriks.

KATA SULIT

1. Pulpitis Reversible
2. Matriks

: peradangan pulpa gigi yang dapat kembali normal bila dirawat.


: lembaran logam / plastik yang digunakan untuk membentuk materi
pada proses penambalan gigi.

KATA KUNCI

1.
2.
3.
4.
5.

Alat pemeriksaan intra oral


Pulpitis reversible
Karies oklusal
Karies interproksimal
Mata bur steril

6.
7.
8.
9.

Cotton roll
Preparasi kavitas
Tumpatan amalgam
Alat bantu matriks

10.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

IDENTIFIKASI MASALAH
Apa saja macam dan fungsi alat pemeriksaan intra oral ?
Bagaimana ciri-ciri pulpitis reversible ?
Apa sajakah faktor penyebab pulpitis reversible ?
Bagaimana ciri dari karies oklusal dan karies interproksimal ?
Prosedur apakah yang harus dilakukan sebelum dan saat preparasi kavitas ?
Mengapa mata bur harus steril ?
Apakah fungsi dari cotton roll ?
Bagaimanakah desain preparasi kavitas untuk karies oklusal dan interproksimal ?
Bagaimanakah prosedur penumpatan menggunakan amalgam dan apa saja alat dan
bahannya ?
10. Apa sajakah indikasi dan kontraindikasi penumpatan bahan amalgam ?
11. Apa sajakah macam dan fungsi alat bantu matriks ?
11.

1.
12.
13.
14.
2.

BRAINSTORMING
Kaca mulut
: membantu melihat kavitas gigi (indirect), memperluas lapang pandang.
Sonde
: menentukan kedalaman kavitas.
Ekskavator
: membersihkan jaringan karies.
Pinset
: menjepit cotton pallate.
Ciri-ciri :
a) Atap pulpa belum terbuka
b) Belum ada rasa sakit yang spontan
c) Sensitif terhadap thermal

3.
4.
15.
5.
16.
17.
6.
7.

8.

d) Tidak perlu restorasi


Faktor utama penyebab karies.
Oklusal
: pada daerah oklusal
Interproksimal : pada ruang yang berbatasan antar gigi
Sebelum :
a) Pembersihan kavitas
b) Pengeringan dengan chip blower
Saat : membuat outline (molar bawah : + )
(molar atas
: H)
Tidak menambah mikroorganisme didalam mulut yang dapat menyebabkan infeksi.
Fungsi cotton roll :
- Memperluas lapang pandang
- Memberi batasan vestibulum
- Menampung sampah preparasi dari gigi yang dibur
Oklusal :

18.
19. Interproksimal :

20.
9. Alat :
- Amalgam pistol
- Amalgam stopper
- Amalgam carver
- Amalgam burnisher
21. Prosedur :
a) Buat outline form
b) Masuki daerah pit & fissure dengan menggunakan bur hingga kedalaman 2mm
c) Perluas kavitas
d) Pasang matrix band
e) Masukkan amalgam ke dalam kavitas
f) Ratakan dan padatkan
g) Carving sesuai bentuk
10. Kontraindikasi :
- Alergi logam, merkuri
- Tidak estetik
22. Indikasi :
- Gigi posterior
- Restorasi yang sedang hingga besar
11. Macam :
- Tofflemire Universal
- Tofflemire MOD Lebar

23.

Matriks Ash no. 8 (Ivory)


Matriks Ash no. 9
Siqueland Sempit
Band T
Fungsi : dinding sementara selama kondensasi dalam karies

24.

HIPOTESIS

25.
26.

ekskavator

Pemeriksaan
Intra Oral

sonde
kaca mulut
pinset
oklusal

Karies
Pulpitis
Reversible

Penumpatan
Amalgam

interproksimal
indikasi
kontraindikasi
isolasi dan
kontrol infeksi
prosedur dan
alat

27.
28.

29. 1.

LEARNING ISSUE
Pemeriksaan Intra Oral :

30.

Alat dan bahan :


a
b
c

31. 2.

Hand Instrument
Bur Preparasi
Bur Finishing
Isolasi dan Kontrol Infeksi :

a
b

Definisi
Tujuan

preparasi
kavitas
alat bantu
matriks

c
d
32. 3.

Metode
Material
Tumpatan Amalgam dan Komposit :

a
b
c
33. 4.

Definisi
Indikasi dan Kontraindikasi
Prosedur
Karies Oklusan dan Interproksimal :

a
b
c
34. 5.

Definisi
Prinsip desain preparasi
Prinsip umum (GV Black)
Matriks dan Wedge

a
b
c
d

Definisi
Tujuan
Syarat
Macam

SELF STUDY

35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.

1. Pemeriksaan Intra Oral


:
2. Alat dan bahan :
a) Hand Instrument :
- Alat oral diagnostik
A. Kaca mulut / mouth mirror/spiegel
3. Kegunaan

Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata


Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah dan
bibir.
Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.
Melihat hasil preparasi, tumpatan.
Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
B. Pinset (dental pinset)
4. Kegunaan :

Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.

5.

6.
C. Sonde / probe / explorer

7.
8. Kegunaan :

D. Excavator

Mencari caries & mengukur kedalamannya


Memeriksa adanya debris dan calculus
Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.
Tankainya bisa untuk tes perkusi
Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.

9. Kegunaan :

10.

Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran- kotorannya atau sisa
makanan -yang terdapat di dalam kavitas.
Membongkaran tumpatan sementara.
Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.

E. Alat dental rontgen foto


11. Kegunaan :
Untuk melihat gigi dan kelainan jaringan pendukung gigi.
F. Vitalitester
12. Kegunaan :
untuk viitalitas pulpa
G. Water syringe
13.
1.
2.
3.
4.

Bagian :

Penghisap
Belakang
Badan
Per
14. Kegunaan :

Membersihkan caries waktu melakukan pemeriksaan gigi/setelah preprarasi gigi


15. Alat-alat perlindungan khusus
A. Periodontal probe
16. Kegunaan :
Untuk mengukur dalamnya saku gusi (gingiva pocket)
B. Scaler
17. Kegunaan :
Untuk membersihkan karang gigi
1. Hoe scaler
18. Kegunaan :
untuk meratakan permukaan akar, sehinggabebas dari karang gigi.
2. Chisel scaler
19. Kegunaan :
untuk membersihkan karang gigi pada permukaan proximal gigi anterior.
3. File scaler
20. Kegunaan :
alat ini jarang dipakai, karena bisa menyebabkan permukaan gigi menjadi rata.
4. Sickle scaler
21. Kegunaan :
untuk mengambil supra/sub gingival calculus pada interdental space.
5. Curret scaler
22. Kegunaan :

untuk mengambil sub gingival calculus, jaringan cementum dan jaringan lunak dari dinding
pocket.
6. Cavitron / super sonic scaler
23. Kegunaan :

ujung yang tipis dipakai untuk bagian approximal


ujung yang permukaannya lebar, dipakai untuk bagian buccal.
untuk membersihkan karang gigi, baik sub maupun supra gingival calculus serta debris
dan stain.

24.
1. Menurut Sturtevant :
Cutting ( excavator,chisels, dll)
Non-cutting (amalgam condensers,kaca mulut, sonde, probes)
25. Excavator :
Hatchets biasa
Hoe
Angle former
Spoon excavator
26. Chisels :

Chisel lurus
Curved chisel atau chisel wedelstaedt
Bin angle chisel
Hatchet enamel
Gingival marginal trimmer

27. Lainnya :

2.

28.
29.

30.

Pisau
Files
Scaler
Carver
Menurut Charbenau :
Cutting instrument
A. Genggam : hatchets, chisel, hoe, excavator, dll
B. Putar : bur, stone, disk, dll
Condensing instrument
Pluggers : hang, mechanical
Plastic instrument : spatula, carver, burnisher, packing instrument
Instrument finishing dan poles :
Genggam : orange wood sticks, polishing points, finishing strips
Putar : finishing bur, mounted brushes, mountes stones, rubber cup, impregnated disk
dan wheel
Instrument isolasi :
1 Frame rubber dam : clamp, forcep, punch
2 Saliva ejector
3 Cotton roll holder
4 Evaquating tip dan equipments
Peralatan lain-lain : kaca mulut, probe, gunting, plier, dll

31.
32.

33.
34.
Instrument Putar / Rotatif
35.
Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah.
Instrumen yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi dan
tumpatan lama, sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama digunakan untuk
pembuangan karies, penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan. Metode lain untuk
menentukan klasifikasi instrument - instrumen putar adalah menurut kecepatannya. Walaupun
semua instrumen dapat digunakan pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar
yang umum digunakan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 300.000 rpm) dan kecepatan rendah
(500 1500 rpm) (Baum,1997: 61).
36.

Instrumen Kecepatan tinggi


37.
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya
digunakan bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan
bahan tambal tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya
berkisar antara 250.000 450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan
sedikit di atas 250.000, mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan
kepalanya dibuat menguncup agar ujung bur mudah dilihat (Pittford)

38.
Instrumen Kecepatan Rendah
39.
Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis
dengan turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena
mmbutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Bamun dengan demikian kekerasan
email tidak selalu dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin belum pernah
melakukan preparasikavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan rendah. Intrumen
kecepatan rendah digunakan bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur
retensi dikavitas, penyelesaian akhir kavitas dan restorasi, serta pemolesan.

40.
41.
-

b) Bur Preparasi :
Memiliki ujung pemotong dari logam.
Berputar pada arah yang spesifik (berlawanan dengan arah jarum jam) agar pemotongan
lebih efektif.
Contoh desain bur-bur tipe rouler :
42.

Bur BulatBur FisurBur Konus Terbalik


1

Bur Bulat :

Terbuat dari baja/diamond

Dapat memotong objek pada ujungnya dan pada sisinya round bur.

Dalam bentuk karbid: dapat memotong email dengan mudah dan sering digunakan
untuk menembus email.

Dalam bentuk baja dan kecepatan rendah : digunakan untuk membuang logam dari
bagian dalam tuangan emas.

Berukuran 0-6. Bentuk no.6 digunakan untuk membuang dentin yang karies.
Bur Fisur (fisur datar) :

Ukuran 0-6

Untuk meleburkan dinding kavitas saat membuat preparasi

Dengan sisi-sisi yang sejajar maupun meruncing, bur-bur ini memotong email dan
dentin dengan baik pada kecepatan tinggi dan memiliki keuntungan yaitu menghasilkan
permukaan yang halus.
Bur Konus Terbalik :

Ukuran 0-6

Paling efektif untuk menghasilkan undercut pada preparasi/meratakan dasar kamar


pulpa.

43.

Untuk membuat potensi berupa undercut pada kavitas


Dalam bentuk baja ditujukan untuk memotong dentin.
c) Bur Finishing

44. Alat dan bahan yang digunakan dalam Polishing di bidang kedokteran gigi Straight dan
Contra (Hand piece), Polishing Machine Material mata bur :
Logam
Stainless steel :
45. Murah, mudah aus dan keropos, penggunaan dengan kecepatan lebih dari 50.000 rpm dapat
merusak bur.
Karbid Wolfram :
46. Dapat digunakan dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan material yang halus maupun
kasar (untuk bur laboratorium, pemotongan akrilik, presisi tinggi)
Almunium Oksida :
47. Keras seperti intan, tetapi lebih mudah untuk menggrinda akrilik, matriks resin dari komposit
dan logam, kurang baik untuk porselen.
Intan :
48. Dapat memotong hampir semua benda, menimbulkan panas tinggi, dan dapat melelehkan
beberapa material tertentu.
- Macam :
Fine Finishing
49. untuk membentuk dinding enamel margin yang halus dan rata agar
mendapatkan kontak marginal serta adaptasi tumpatan yang baik.
50.
51.
52.
53.

Diamond dan Carbide Burs


54. Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses
yang besar pada resin komposit dan dapat
digunakan untuk membentuk anatomi pada
permukaan restorasi.
55.
56.
57.

58.
Impregnated Rubber Points dan Cups

59. Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling
kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar
sedangkan yang halus efektif untuk membuat permukaan menjadi
halus dan berkilau. Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini
adalah dapat membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk
groove, membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta
membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior
60.
3. Isolasi dan Kontrol Infeksi :
a) Definisi
- Isolasi : proses penempatan isolator dengan tepat pada gigi yangakan dirawat sehingga
memberikan perlindungan dari daerah sekitarnya.
- Kontrol Infeksi : meminimalkan transmisi agent yang infeksius
b) Tujuan
- Isolasi :
61. Untuk operator :
Untuk memelihara daerah perawatan agar tetap bersih, kering asepsis, bebas dari
kontaminai air ludah.
Retreksi jaringan lunak sehingga pandangan jelas
Mencegah terjadinya kecelakaan selama prosedur kerja
Proteksi operator
Efisisensi kerja
62. Untuk pasien :

63.
64.
65.
66.
67.
68.

Agar pasien merasa aman dan nyaman saat dilakukan perawatan


Mencegah tertelannya jaringan lunak dan atau bahan yang digunakan
Untuk meminimalkan gerakan pasian unuk selalu duduk tegak untuk berkumur-kumur
- Kontrol Infeksi : mengurangi atau menghilangkan penyebaran infeksi dari semua jenis
mikroorganisme
d. Metode
- Isolasi :
a. Saliva Ejector
Cara pengoperasian saliva ejector :
a.
Pasangkan disposible tip pada saliva ejektor
b. Tekan tombol ON pada dental unit
c.
Putarlah tombol saliva ejector sehingga terdengar gemuruh udara.
d.
Masukkan saliva ejector ke dalam rongga mulut terutama pada daerah vestibulum oris
bawah dan di bawah lidah.
e.
Jika tidak dibutuhkan taruhlah kembali ke tempatnya
b. Tongue holder
69. Cara Pemasangan Tongue Holder :
a. Tentukan sisi mana yang akan dipasang tongue holder
b. Pasang penahan lidah pada tangkai dan klep
c. Pasang kapas pada lidah.
d. Tongue holder siap dipasang
e. Atur klep penahan dagu.
c. Rubber Dam
70. Teknik pemasangan Rubber dam:
a. Menjelaskan pada pasien apa yang akan kita kerjakan
b. Bila ada kalkulus harus discaling
c. Memilih clamp yang akan dipakai dan dicobakan

d. Gunakan dental floss pada kontak point untuk memudahkan rubber sheet masuk
71. Pemasangan rubber sheet
a. Cek nafas pasien, apakah terganggu karena tertutup rubber sheets atau tidak
b. Gigi dikeringkan
c. Memasang saliva ejector
d. Oleskan larutan antiseptik pada gigi dan rubber dam di sekitar gigi.
72. Cara memasang rubber dam:
a. Ambil dental floss dengan panjang secukupnya untuk memngikat clamps.
b. Gunanya jika clamp lepas tidak akan jatuh/ tertelan.
c. Kemudian clamp dipasang pada gigi
d. Jadi cara memasang rubber dam ada 2 yaitu:
e. Memasang rubber memasang sheet dulu baru memasang clamp.
f. Memasang clamp dulu baru memasukkan sheet
73.
-

Kontrol Infeksi :
a. Perlindungan diri
Kebersihan diri.
Pemakaian baju praktik.
Proteksi misalnya sarung tangan, kacamata, masker, dan rubber dam, dan
imunisasi.
74.
b. Metode Asepsis/ Sterilisasi instrumen
75. Selama perawatan gigi banyak benda, instrumen, dan peralatan di kamar praktek yang
terkontaminasi baik secara langsung melalui tangan atau melalui splatter dan aerosol.
Usahakan agar barang-barang yang dibutuhkan di ruang praktek seminimal mungkin dan
tentukan mana yang dapat ditutupi, disterilkan atau didisinfeksi.
76.
c. Sterilisasi dan desinfeksi
77. Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
78. 1. Pembersihan sebelum sterilisasi.
79. 2. Pembungkusan.
80. 3. Proses sterilisasi.
81. 4. Penyimpanan yang aseptik.
82.
83. Dalam bidang kedokteran gigi pembersihan dapat dilakukan dengan :
84. 1. Pembersihan manual
85. 2. Pembersihan dengan ultrasonic
86. Sterilisasi alat
87. a.
kategorial kritikal
: instrument masuk dan berpenetrasi ke dalam
jaringan/ pembuluh darah
88.
contoh
: surgical blades, surgical dental bur
89. b.
kategorial semikritikal : bersentuhan dengan mukosa
90.
contoh
: amalgam kondenser, kaca mulut, saliva ejector
91. c.
kategorial non kritikal : bersentuhan dengan kulit
92.
contoh
: dental chair, light witch, stetoskop
93.
94. Proses sterilisasi :
95. 1. Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (Autoclave Sterilization)
96. 2. Pemanasan kering (Dry Heat Steriliation)
97. 3. Sterilisasi uap bahan kimia (Chemiclave Sterilization)
98.
d. Pembuangan sampah bekas praktek

99. benda-benda tajam seperti jarum atau pisau scalpel harus dimasukkan dalam tempat
yang tahan terhadap tusukan sebelum dimasukkan dalam kantung plastik. Jaringan tubuh
juga harus mendapat perlakuan yang sama dengan benda tajam. (Cottone, 2000).
e. Material
- Isolasi :
1. Saliva ejector
100.
Merupakan alat isolasi rongga mulut yang berguna untuk menyedot saliva
dalam proses perawatan gigi. Dan merupakan salah satu Assistants Unit yang berada di
sebelah kiri pasien, sehingga seorang asisten bertanggungjawab penuh dalam
mengoperasikan alat ini.
101.
Seorang asisten bertanggungjawab penuh dalam mengoperasikan saliva
ejector, terutama pada saat :
102.
a.
Preparasi Kavitas
103.
b.
Sterilisasi Kavitas
104.
c.
Scaling
105.
d.
Penumpatan bahan tambalan

106.
2. Suction
107.
Kerja suction hampir sama dengan saliva ejector, hanya yang disedot adalah
selain air ludah juga dapat menyedot darah. Jadi suction lebih tepat digunakan pada
tindakan exodontia atau bedah mulut dan merupakan bagian dari assistants unit.

108.
3. Tongue Holder
109.
Tongue holder merupakan alat isolasi rongga mulut dengan sistem kerja
penahan lidah untuk mempermudah proses kerja operator dalam perawatan.
110.
Tongue Holder tdiri atas :
Penahan lidah
Penahan dagu
Tangkai dan klep
Klep penjepit

Klep pengatur penahan dagu

111.
4. Cotton Roll
112.
Cotton roll merupakan bahan yang berbentuk gulungan yang diletakkan pada
sebelah bukal/labial dan lingual tergantung elemen gigi yang dirawat. Pemakaian isolasi
rongga mulut yang lain dapat digantikan oleh cotton roll, ketika dilakukan tahap
penambalan gigi. Cotton roll dapat terbuat dari kapas atau kertas tissue, hal ini tergantung
kesukaan operator.
113.
Syarat Pembuatan cotton roll:
114.

Untuk dewasa :
115.
Panjang : 3-4 elemen gigi
116.
Diameter : 1 cm
117.

Untuk anak anak :


118.
Panjang : 3-4 elemen gigi sulung
119.
Diameter : 0,5 cm

120.
5. Rubber dam
121.
Tujuan penggunakan rubber dam:
Untuk memelihara daerah operasi agar tetap bersih, kering, asepsis, bebas dari
kontaminasi saliva.
Untuk menjaga pasien supaya tidak tertelan instrument yang kecil, bahan pengisi,
obat obatan, jaringan, pulpa yang nekrosis.
Melindungi lidah,pipi dan bibir atau semua jaringan lunak supaya tidak terluka
oleh alat alat yang dipakai.
Memberi kenyamanan pada pasien sehingga pasien merasa enak karena
dilindungi oleh alat ini.
122.
Keuntungan keuntungan penggunaan isolator rubber dam pada
saatmengisolasi daerah kerja antara lain : (Cohen & Hargreaves, 2006 ; Kidd &Smith,
2000 ; Pitt Ford, 2004 ; Scheller, 2006 ; Tarigan, 2004)

Memberikan isolasi gigi yang sempurna dari saliva dan darah.


Rubber dam dapat mencegah aspirasi atau tertelannya instrumen danlarutan irigasi
oleh pasien.
Memberikan perlindungan pada gingiva dan mukosa mulut dari cederainstrumen rotatif dan
instrumen gengam.
Meminimalkan resiko semprotan aerosol dari handpiece yang bersifattoksik serta
dapat membahayakan pasien.
Memperjelas gigi yang akan dirawat dari daerah sekitarnya.
Mencegah berkabutnya kaca mulut.
Menghilangkan sifat psikis pasien sehingga kepercayaan pasien terhadapdokter
gigi meningkat.
Menghindarkan dokter gigi dari tuntutan hukum akibat terjadinyakesalahan
iatrogenik selama perawatan.
Melindungi dokter gigi dari penyebaran penyakit yang ditularkan oleh pasien.
Namun isolator rubber dam hanya membantu karena pengunaannya tidak
memberikan proteksi total, upaya pencegahanlainnya masih dibutuhkan.
Mempercepat kerja dokter gigi selama melakukan perawatan setelahaplikasi
isolator rubber dam
Memperkecil kesalahan yang dilakukan dokter gigi.
Isolator rubber dam juga dapat menghambat bau mulut pasien yangmengganggu
dokter gigi pada waktu bekerja.

123.
Kerugian - kerugian yang dapat terjadi pada waktu menggunakan rubber dam antara
lain: (Kidd & Smith, 2000 ; Torabinedjad & Walton, 1997)

125.

Pasien masih merasakan sensitif atau rasa nyeri setelah pemakaian rubber dam
Membutuhkan biaya perawatan yang besar.
Membutuhkan waktu aplikasi yang lama.
Isolator rubber dam tidak dapat digunakan pada gigi yang sangatmalposisi, pasien
asma yang mengalami kesulitan bernapas melalui hidung serta pada pasien yang
mengalami peradangan jaringan periodontal.
124.
Rubber dam terdiri atas:
Rubber dam holder : Berbentuk kerangka atau frame dari logam/plastik berbentuk
huruf U.
Dental Floss : Untuk mencarikan jalan bila daerah interproximal terlalu
berdempetan.
126.
Fungsi untuk menahan rubber sheet supaya tidak terjadi kebocoran di
sekitar gigi yang dirawat
Forceps: Untuk memasang dan melepas clamps
Clamps: Untuk memegang rubber sheet pada gigi dan menyisihkan gingiva dari
gigi.
Rubber dam punc: untuk membuat lubang pada rubber sheet 0,5 2,5 mm.
Rubber dam stamp: berupa karet dan tinta, memberi tanda letak gigi
Rubber sheets: berupa lembaran dg ukuran 5x5 inchi; 6x6 inchi.
Warna : hijau/abu abu/putih.
Rubber sheet punc: Bentuk alat seperti tang dengan satu sisi berbentuk roda dan
sisi lain berbentuk seperti karet runcing, dimana bagian yang runcing akan masuk

ke dalam lubang. Kalau punc ditekan maka rubber sheet yang telah diberi tanda
akan berlubang,
127.

128.
129.
Kontrol Infeksi :
130.
1. protective glown : melindungi kulit tenaga medis dari cipratan darah/
cairan tubuh lain
131.
132.
2. fase mask
: melindungi hidung
hingga rongga mulut
133.
3. caps head
: melindungi kepala
tenaga medis dari cipratan darah/ cairan tubuh lain
134.
4. protective eye wear : melindungi mata tenaga medis dari cipratan darah/
cairan tubuh lain
135.
5. gloves
: melindungi kulit tenaga medis dari cipratan darah/
cairan tubuh lain

136.
137.
6. safety box : untuk pembuangan limbah
medis
138.
139.
6. Tumpatan Amalgam dan Komposit :
a) Definisi
- Amalgam : amalgam adalah logam campuran dari Merkuri, Perak, Timah dan Tembaga
serta logam lainnya untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanikal (American Dental
Association)

140.
Amalgam : campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya
adalah merkuri atau air raksa (Hermoyo)
Komposit : bahan tambalan berbahan dasar resin dan terdiri atas matriks polimer
organik seperti metil metakrilat atau pendahulu polimernya seperti BIS-GMA. Pada
matriks tersebut ditambahkan bahan anorganik seperti quart 2, aluminium silikat, atau
kaca bentuk batangan atau butiran. Polimerisasi matriks dapat dimulai dengan pemberian
katalis kimia atau sinar ultraviolet atau sinar biasa. (Harty, Ogst)

141.
b) Indikasi dan Kontraindikasi
- Amalgam :
Indikasi amalgam :
1 Restorasi kls 1 dan II yang moderat luas (menerimabeban kunyah yang besar, perluasan ke
akar)
2 Restorasi kls V
3 Restorasi sementara caries control ( dilakukan selama observasi kesehatan pulpa sebelum
restorasi tetap )
4 Foundation ( untuk meningkatkan resistensi dan retensi crown atau onlay logam)
Kontraindikasi amalgam :
1. Jumlah karies dalam rongga mulut yang kompleks
2. Karies yang luas dan melibatkan cusp
3. Adanya kebutuhan estetik
4. Gigi antagonis direstorasi dengan menggunakan logam yang tidak sejenis, karena akan
menyebabkan terjadinya arus galvanish yang bisa menimbulkan rasa ngilu dan nyeri pada
gigi. Karena pada kasus ini saliva berperan sebagai mediator
- Komposit
:
Indikasi komposit :
1. Restorasi kecil-sedang
2. Membentuk kembali gigi untuk dukung restorasi tuang
3. Restorasi gigi premolar dan molar pertama dengan pertimbangan faktor estetik, fraktur
gigi anterior
4. Tidak melibatkan seluruh permukaan oklusal
5. Tidak mempunyai kontak oklusal yang besar
6. Dapat dilakukan isolasi dengan baik
Kontraindikasi komposit :
1. Tidak dapat dilakukan isolasi dengan baik
2. Beban oklusal besar
3. Seluruh permukaan oklusal terlibat
4. Restorasi meluas sampai permukaan akar
5. Restorasi dibuat sebagai dasar untuk mahkota
6. Beberapa restorasi yang besar digunakan untuk memperkuat sisa struktur gigi yang lemah
(untuk alasan ekonomi dan sementara)
142.
c) Prosedur
- Amalgam :
1. Sebelum melakukan preparasikavitas, dibuat suatu desain outline form sesuai bentuk fissure
gigi pada daearah oklusal gigi posterior yang akan dipreparasi.
2. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence form, tetention form, extention for
prevention, dan convenience form.
143.
Extention for prevention kini dianggap sebagai penghancuran jaringan sehat yang siasia dan tidak lagi dipraktikkan secara rutin (Pickard, 2002).
3. Preparasi dilakukan dengan contra angle hand piece dengan kecepatan tinggi.

4. Akses atau jalan masuk dibuat menggunakan


bur
bulat kecil sedalam
2
mm.
Semua karies lunak dan
stain pada
pertautan
email-dentin
dibuang.
Selama kavitas akses mungkin perlu dilebarkan untuk menghilangkan email dentin yang
menggaung, email yang tidak terdukung dentin, dan memperoleh medan penglihatan yang
bebas ke daerah pertautan email dentin (Pickard, 2002).
5. Setelah akses didapatkan,
kemudian dilanjutkan pemakaian
bur
fissure
silindris kecil untuk membentuk dinding tegak lurus alas kavitas sesuai dengan outline form
nya.
6. Untuk menghaluskan dinding pulpa atau dasar kavitas digunakan
bur
inverted.
Kedalaman kavitas kurang lebih 2 mm dengan dinding tegak lurus bersudut 90
terhadap kavitas, membentuk bentukan box menurut teori Black.
7. Menurut teori lain bentukan resistensi (resistence form) pada tumpatan amalgam
ini dapat didapatkan
pula
dari bentukan convergen
atau mengerucut kearah oklusal.
Perlu diperhatikan bahwa bentukan
konvergen tersebut tidak boleh lebih
dari
5,
atau kurang lebih 3-5 agar tidak terdapat enamel-enamel rods yang tidak terdukung dentin
(enamel menggaung) sehingga tumpatan amalgam yang regas nantinya tidak mudah pecah /
fraktur ketika menerima bebankunyah.
8. Pada tumpatan plastis ini, sudut internal kavitas dibuat agak tumpul (tidak tajam) untuk
memudahkan kondensasi amalgam dan permukaan dinding-dinding kavitas dibuat halus
karena amalgam berikatan dengan dentin secara fisiko-mekanik.
144.

Tahap basis

1. Sebelum memeulai memberi


basis,
kavitas dibersihkan dengan
air
(akuades).
Sebaiknya pembersihan kavitas tidak dilakukan dengan
alcohol
atau
H2O2
agar tidak terjadi dehidrasi pada dentin.
2. Kavitas kemudian dikeringkan dengan semprotan udara.
3. Jika pembuangan karies mengakibatkan lantai kavitas dekat sekali
dengan pulpa,
diperlukan pemberian pelapik hidroksida kalsium.
Pada kavitas
yang
sangat dalam,
lapisan pelapik kedua mungkin diperlukan. Semen ionomer kaca atau OSE merupakan bahan
yang
cocok untuk
maksud ini.
Pelapisan diaplikasikan sedemikian rupa
sehingga masih terdapat cukup ruangan 2-2,5 mm amalgam di atasnya (Pickard, 2002).
4. Pemberian basis dapat pula diberikan dengan semen sengphospat (ZnPO4) yang
terdiri dari bubuk dan cairan.
5. Ambil bubuk semen satu sendok yang disediakan dan tetaskan cairan satu atau dua tetes.
6. Arahkan bubuk kecairan dengan
spatula
sediki
demi
sedikit,
kemudian aduk bubuk dan cairan ini dengan gerakan memutar sampai
didapatkan konsistensi dempul yang cukup kental.
7. Semen dimasukkan kedalam kavitas dengan sonde, kemudian dan dimampatkan dengan
semen
8. Kelebihan
semen
bila belum mengeras diambil dengan
excavator
danbila sudah mengeras diambil dengan
bur
inverted
yang
juga sekaligus
untuk meratakan dasar kavitas.
9. Bagian tepi enamel harus bersih dari semen agar daerah retensi amalgam tidak tertutup.
145.

Tahap penumpatan

1. Bubuk dan Hg ditimbang sesuai anjuran pabrik, kemudian dimasukkan ke dalam mortal
kemudian diaduk dengan pastle kurang lebih 60 kali putaran.
146.
Bubuk dan cairan
yang
telah ditimbang dengan perbandingan
yang
sesuai sengan anjuran pabrik dapat pula dicampur dengan alat amalgamator selama 5 detik.

2. Campuran yang telah homogeny kelihatan mengkilat, diambil dengan spatula semen,
kemudian kelebihan
Hg
nya
diperas,
dibuang pada
tempat
yang
disediakan dengan kain putih ukuran 10 x 10 cm.
3. Campuran
amalgam
kemudian dimasukkan
ke dalam
pistol
amalgam
dan dimasukkan pada dasar akavitas dengan tekanan.
Lapisan
amalgam
yang
pertama sangat penting dan membutuhkan perhatian
yang
lebih dari lapisan berikutnya.
Kemudian dilakukan kondensasi (pemampatan) dengan amalgam pluuger atau amalgam
stopper.
4. Kelebihan bahan dibersihkan dengan kapas kecil
(cotton
pellet)
dan
permukan oklusal dibentuk anatominya dengan
carver.
Penekanan
dengan
carver
dilakukan sejajar pada permukaan gigi
(email)
untuk
mencegah alat terperosok ke dalam bahan.
5. Kemudian dihaluskan dengan burnisher pada keadaan amalgam yang sudah mengalami
proses setting awal.
147.

Tahap pemolesan

1. Pemolesan dapat dilakukan 24 jam setelah penumpatan.


2. Permukaan yang kasar diasah dan dibentuk anatominya dengan finishing stone.
3. Dengan rubber cups merahdengan pasta poles (sengoksida dan alcohol) permukaan amalgam
dipoles sampai tampak mengkilap kemudian dibersihkan dengan brush dalam keadaan basah.
4. Pemolesan harus dalam keadaan basah untuk mencegah panas yang timbul diteruskan ke

dentin,
dengan tekanan ringan dan merata.
148.
- Komposit :
1. Sebelum dilakukan penumpatan, perlu dilakukan suatu tindakan perlindungan terhadap
Dentin dan pulpa, hal ini mencegah asam yang berasal dari etsa atau resin akan menyebabkan
iritasi pulpa. Zinc Okside eugenol bukan suatu pilihan yang tepat,karena eugenol
mengganggu polimerisasi sebagian sistem resin dan cenderung membuat resin mnejadi lunak.

2.

3.

4.

a.
b.
c.
d.

Maka bahan yang digunakan adalah kalsium hidroksida. Bahan ini diaplikasikan sebagai
suatu lapisan yang tipis di bawah resin, namun dalam aplikasi etsa dengan bahan asam fosfat
bahan ini dapat melarutkancalcium hidroksia sehingga harus dilakukan basis ulang. Sehingga
ditemukan temuan baru sejenis ionomer kaca yang diaktifkan dengan sinar, dan bahan ini
sangat melekatdengan dentin sangat baik.
Setelah kavitas diberikan bahan pelapik untuk melidungi pulpa, maka selanjutnya dilakukan
prosedur pengetsaan. Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan
anatara permukaan email dan resin, karean etsa sendiri menghasilkan permukaan email yang
bersih, yang memungkinkan resin membasahi pemukaan email lebih baik, selain itu etsa juga
menghasilkan permukaan email yang tidak teratur seperti porus dengan bentuk lembah dan
puncak, sehingga resin dapat terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur
tersebut. Tekniknya, bahan etsa yaitu berupa asam fosfor yang diaplikasikan ke dalam
kavitassekitar 15-20 detik menggunakan cotton pellet atau brush kecil, tanpa diganggu
kontaknya dengan email dengan tidak menyeka atau menghapus permukaan email. Kemudian
etsa dibesihkan dengan air selama 30 detik kemudian dikeringkan selama15 detik dengan alat
pengering. Alat pengering sendiri harus terjamin bebas dari kontaminasi. Email yang telah
teretsa dengan baik berwarna outih, jika belum putih diduga etsa kurang adekuat, dan asam
tersebut harus diulangi lagi.
Pengaplikasian bahan bonding. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BISGMA yang encer. Pengaplikasiannya dengan cara dentin diberi bonding dengan kuas kecil ke
dalam kavitas dan dinding email selama
15 detik kemudian dibilas dengan air. Kelebihan air dihilangkan dari permukaandentin yang
telah dietsa tanpa merusak jala-jala kolagen.4. Setelah prosedur etsa dan bonding, maka
selanjutnya adalaah penempatan bahanrestorasi. Bahan dan alat yang dibutuhkan :
Strip Mylar
Blok kertas pad
Bahan komposit
Spatula agate
149.
Strip Mylar dipersiapkan untuk mendapatkan kontur yang diinginkan. Strip yang
biasa dipakai dipotong setengah dari panjangnya dan lebarnya dikurangi untuk mendapatkan
strip yang tidak lebih dari 1-2 mm di bawah tepi insisal. Strip kemudian ditempatkan pada
posisinya yaitu diantara kontak dan tepi gingival juga harus tertutup. Resin komposit biasanya
dikemas dalam bentuk 2 pasta yaitu basis dan katalis. Kemudian katalis dan basis dalam
jumlah yang sama ditempatkan pada kertas pad. Kemudian dicampu dengan spatula agate,
kenapa tidak digunakan glass slabe karenakomposit sangat abrasive sehingga dapat mengetsa
permukaan kaca, dan kenapa tidak memakai spatula semen karena komposit dikhawatirkan
dapat beraksi dengan logam sehingga dapat merubah warna. Waktu polimerisasi dari
komposit sendiri singkat sehingga pengaplikasian ke dalam kavitas sendiri juga harus cepat,
maka adonan dicampur sampai homogeny dansiap ditempatkan kurang lebih dalam waktu 30
detik. Kemudian alat beujung plastic(plastic filling instrument) digunakan untuk membawa
komposit ke dalam kavitas.

5. Komposit diaktifkan dengan sinar.Restorsi yang melebihi 2.5 mm harus dimasukkan ke dalam
kavitas selapis demi selapis, karena penetrasi sinar sangat terbatas. Ujung sumber sinar
ditempatkan cukupdekat tetapi jangan sampai menyentuh permukaan restorasi yang
diaktifkan. Biasanya waktu penyinaran yang dibutuhkan untuk tiap tepat sekita 40 detik.
Penyinarandilakukan dari 3 arah yaitu labila atau bukal, lingual atau palatal, dan dari
arahoklusal. Kemudian selanjutnya letakkan komposit selapis lagi dan diaktifkan sinar lagi,
hingga restorasi sudah menutup kavitas.

6. Pemolesan dapat langsung dilakukan setelah komposit diaktifkan dengan sinar.Pemolesan


menggunakan rubber cups khusus komposit atau juga dapat menggunakan Arkansas stone
yang dialiri dengan air.
150.
4. Karies Oklusal dan Interproksimal :
a) Definisi
- Karies Oklusal : karies yang dimulai dari permukaan oklusal gigi (Stedman)
- Karies Interproksimal : karies yang terjadi pada bagian sisi mesial dan distal gigi atau di
ruang antar gigi. (Harty
b) Prinsip desain preparasi
- Karies Oklusal :

151.
- Karies Interproksimal :

152.
c) Prinsip umum (GV Black) :
1. Extension for prevention yang berarti perluasan untuk pencegahan, bahwa pit dan
fissure yang dalam perlu diikutsertakan dalam preparasi untuk mencegah terjadinya
karies sekunder.
2. Resistance form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan tidak terlalu
banyak membuang jaringan gigi yang sehat sehingga sisa jaringan gigi tersebut cukup
kuat menahan beban daya kunyah dan restorasi disanggah oleh jaringan dentin yang
sehat
3. Retention form yang berarti bahwa preparasi perlu dilakukan dengan mengingat
bahan restorasi tidak mudah lepas, jadi perlu dilakukan pembuatan retensi, misalnya
berupa undercut atau pembuatan dinding aksial yang tegak atau konvergen kearah
oklusal/divergen kearah servikal.
153.
Disamping 3 persyaratan pokok tersebut diatas, ada persyaratan tambahan
lainnya yaitu :
4. Removal of caries yang berarti membuang seluruh jaringan karies yang infeksius
terutama jaringan dentin yang lunak
5. Finish of the enamel wall yang berarti menghaluskan seluruh bidang preparasi
6. Convenience form yang berarti bahwa preparasi dilakukan sedemikian rupa sehingga
memudahkan operator dalam menggunakan peralatan dan menempatkan bahan
tumpatan kedalam kavitas gigi.
7. Toilet of the cavity yang berarti melakukan pembersihan sisa jaringan nekrotik dan
bekas preparasi serta sterilisasi kavitas dengan menggunakan bahan sterilisasi kavitas
yang ada.

154.
155.
5. Matriks dan Wedge
a) Definisi
- Matriks : lembaran logam / plastik yang digunakan untuk membentuk materi pada proses
penambalan gigi.
- Wedge : suatu bahan yang terbuat dari kayu, plastik/logam, tebal di satu sisi/ujung kemudian
meruncing ke ujung yang lain. Digunakan untuk memisahkan/mencegah gerakan bebas,
memegang pita matriks agar terletak dengan baik dan erat di daerah tepi servical suatu
kavitas, untuk memisahkan gigi.
b) Tujuan
- Matriks :
156.
Tujuan utama :
1. Untuk mempertahankan bahan restorasi di dalam kavitas selama pemampatan
2. Untuk menahan tekanan sehingga dapat diperoleh pemampatan bahan restorasi yang
baik.
3. Untuk mendapatkan adaptasi restorasi yang baik terhadap tepi boks aproksimal
danuntuk menghindari terbentuknya kelebihan bahan restorasi di gingiva
4. Untuk memastikan direstorasinya daerah kontak dan kontur eksternal dari permukaan
aproksimal gigi.
157.
Dalam buku Operative Dentistry, kegunaan matriks disebutkan:
1. Untuk membatasi restorasi sebelum diaplikasikan
2. Untuk memberikan kontak proksimal yang tepat dan memberikan kontur yang baik
3. Untuk memberikan tekstur permukaan yang optimal untuk restorasi
4. Untuk mencegah overhanging pada gingiva
- Wedge :
1. Membantu menstabilkan matriks/strip pada tempatnya
2. Meregangkan kontak gigi
c) Syarat
- Matriks :
1. Mudah pemasangannya
158. Desain pita dan retainer sederhana, mudah digunakan, dan disterilisasi
2. Tidak susah dipakai
159. Retainer tidak mengganggu pemadatan amalgam/kenyamanan pasien
3. Dapat dilepas
160. Setelah pemadatan, pita dapat dilepas tanpa merusak amalgam
4. Kekakuan
161. Untuk membatasi bahan selama penekanan
5. Serba guna

162. Agar bisa memberi kontur proksimal yang sesuai


6. Tinggi
7. Kontur proksimal
163. Matriks yang baik memberi ketebalan cukup untuk mengukir titik kontak
sambil mencegah meluasnya amalgam
8. Tekanan proksimal yang positif
164.
-

Wedge :
1. Tidak semua kavitas perlu diberi baji. Missal : premolar kedua bawah
2. Baji harus tidak menghalangi pita matriks dari penonjolan keluar untuk membuat titik
kontak yang baik
3. Tepi gingiva yang berakhir di atas puncak gingiva bias saja secara rutin dikuatkan
dengan baji yang sesuai ruangan dan menyangga pita pada gigi
4. Baji harus tepat : masing-masing baji harus sesuai dengan ruangan yang tersedia,
pengasahan dengan scalpel, pisau emas, batu intan
165.
d) Macam
Matriks :
1. Matrix Universal :

166.
167.

Ciri ciri :

Terbuat stainless steel.


Terdiri dari 2 (dua) bagian :
168.
Matrix retainer
169.
Matrix band tidak berlubang
Kegunaan :

170.

Sebagai separator tambalan amalgam

171.

Untuk 3 (tiga) permukaan

Pemeliharaan :

172.

Dicuci dan didesinfeksi

173.

Disimpan di almari alat

Keterangan / sifat : semi kritis


2. Matrix Ivory :

174.
175.
176.
177.

Ciri ciri :

Terbuat stainless steel.


Terdiri dari 2 (dua) bagian
178.

Matrix retainer

179.

Matrix band berlubang.

Kegunaan :
180.

Sebagai separator tambalan amalgam

Pemeliharaan :
181.

Dicuci dan didesinfeksi

182.

Disimpan di almari alat

Keterangan / sifat : semi kritis

183.
184.

185.
-

Wedge :
1. Triangular shaped wedge
2. Round wood toothpick

186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
Daftar Pustaka :
1. Phillips, Kenneth J. Anusavice. 2003.Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10 ed. Jakarta :
EGC
2. Baum, 1997. Buku ajar ilmu konservasi gigi. Ed. 3. Jakarta : EGC.
3. Gladwin, Marcia A, Bagby, Michael D. 2009. Clinical Aspects of Dental Materials 3rd
Edition.
4. Nany, K. Ratnawati, H. Lanny, S. 2013., Modul Teori Penggunaan dan Pemeliharaan Alat
Alat Kesehatan Gigi (PPAKG)

5. Nurhayati, 1996., Ilmu Perawatan Alat. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat alat Kesehatan
Gigi.
6. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa:
7. Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3. Jakarta: EGC, 2008: 33, 331-2 Anusavice KJ.
1996. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.Jakarta: EGC
8. Eccles JD, Green RM. Konservasi Gigi. Alih bahasa: Lilian Yuwono. Editor: Susianti.Edisi
kedua. Jakarta: Widya Meka, 1994. 99-103. ISBN : 979-519-034-23.
9. Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Anda mungkin juga menyukai