Termodinamika PERC 4
Termodinamika PERC 4
PENDAHULUAN
alam
semesta
bersifat
kekal,
tidak
dapat
satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Hal
ini erat hubungannya dengan hukum hukum dasar pada termodinamika.
Termodinamika adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana
banyak
hubungan
termodinamika
berasal.
Karena
termodinamika
tidak
percobaan
ini
adalah
untuk
menentukan
BAB 2
DASAR TEORI
Sistem Terisolasi
Sistem ini tidak terjadi pertukaran panas,benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi,
c.
Terisolasi
Tidak Ada
Tidak Ada
Tertutup
Tidak Ada
Ada
Terbuka
Ada
Ada
kerja
Kegunaan
: Sebagai zat tambahan.
4. Air Suling (Depkes RI, 1979 : 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILATA
Sinonim
: Air Suling
RM/BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
Penyimpanan
Kegunaan
mempunyai rasa
: Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai pelarut
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan :
Air suling
CaCO3
HCl
KBr
dimasukkan ke dalam gelas piala yang telah diberi selotip. Tambahkan air
yang setara dengan 1 mol H2O. Aduk dan ukur suhu larutan. (catat)
2. Diulangi prosedur (1) dengan jumlah air yang berbeda, yaitu digunakan
1,2,3,4,7,8,9,10 M.
3. Dibuat tabel dan grafik
b. Panas Reaksi
1. Diambil 5 gr CaCO3, masukkan ke dalam gelas piala yang telah diberi
isolat (dibungkus dengan selotip).
2. Dimasukkan 10 ml HCL pekat kedalam gelas piala tersebut, biarkan
bereaksi dan ukur suhu larutan.
3. Diulangi lagi dengan menggunakan masing-masing 10 gr CaCO 3 dan 20
ml HCL pekat.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
H2O
26oC
36 ml
54 ml
72 ml
126 ml
144 ml
162 ml
180 ml
27oC
28oC
30oC
31oC
32oC
29oC
30oC
b. Panas Reaksi
CaCO3
HCl
10 ml
20 ml
5 gr
41oC
10 ml
42oC
4.2 Pembahasan
a. Panas Pelarutan dan Pengenceran Integral
Pada percobaan panas pelarutan dan pengenceran intergral digunakan
bahan KBr sebanyak 11, 9 gr (setara dengan 0, 1 mol zat). KBr yang telah
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang telah dibungkus
selotip (isolat) sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
perpindahan kalor (untuk mempertahankan suhu di dalam gelas piala).
Setelah KBr masuk ke dalam gelas piala, ditambahkan air setara 1 mol
yaitu 18 ml dan diaduk menggunakan batang pengaduk. Diukur suhunya
menggunakan thermometer dan didapatkan hasilnya 26 oC.
Langkah-langkah tersebut di atas diulangi namun dengan jumlah air
yang berbeda yaitu setara 2 mol (36 ml), 3 mol (54 ml), 4 mol (72 ml), 7 mol
(126 ml), 8 mol (144 ml), 9 mol (162 ml), 10 mol (180 ml). Berdasarkan
pengamatan di atas, didapatkan hasilnya sebagai berikut :
H2O dengan jumlah setara 2 mol (36 ml) suhunya adalah 27 oC
H2O dengan jumlah setara 3 mol (54 ml) suhunya adalah 28 oC
yang digunakan untuk melarutkan KBr, semakin tinggi pula panas yang
timbul atau diserap. Namun pada percobaan dengan H 2O setara 9 mol (162
ml) dan H2O setara 10 mol (180 ml) suhunya justru mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan terjadinya kesalahan ketika melakukan penelitian.
Kesalahan penelitian tersebut berupa :
1. Termometer yang digunakan dalam keadaan rusak.
2. Termometer yang digunakan tidak dinormalkan kembali.
3. Kurangnya ketelitian mahasiswa ketika melakukan percobaan.
b. Panas Reaksi
Pada percobaan panas reaksi, digunakan CaCO 3 sebagai zat terlarut
dan HCl pekat sebagai pelarutnya. Ditimbang terlebih dahulu CaCO 3
sebanyak 5 gr dan 10 gr. Masing-masing ditempatkan di dalam gelas piala
yang telah dibungkus selotip (isolat). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya perpindahan kalor/ untuk mempertahankan panas di dalam gelas
piala (sama seperti percobaan sebelumnya).
CaCO3 sebanyak 5 gr kemudian dilarutkan dengan HCl pekat sebanyak
10 ml. Larutan dibiarkan bereaksi dan diukur suhunya. Didapatkan hasilnya
adalah 41oC.
Langkah tersebut kemudian diulangi dengan CaCO 3 sebanyak 10 gr
dilarutkan dengan menggunakan HCl pekat sebanyak 20 ml dan dibiarkan
bereaksi. Ketika diukur suhunya didapatkan hasilnya 42 oC.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Panas Pelarutan dan Pengenceran Integral
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah, semakin banyak
jumlah pelarut yang ditambahkan semakin tinggi pula suhu panas
pelarutannya.
b. Panas Reaksi
Untuk percobaan panas reaksi, semakin banyak zat terlarut dan pelarut
yang direaksikan, semakin tinggi pula suhunya.
5.2 Saran
Untuk praktikan agar lebih memperhatikan keadaan dari alat yang
digunakan dan agar lebih teliti dalam melakukan percobaan sehingga dapat
menghindari terjadinya kesalahan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
http://akrizz.blogspot.com/2012/08/materi-termodinamika.html
http://salminm0inti.wordpress.com/2011/06/11/makalah-termodinamika/
http://www.slideshare.net/DeReal/makalah-hukum-i-termodinamikaasli-14294665
http://tekim.undip.ac.id/staf/ratnawati/termodinamika-teknik-kimia-i
http://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Termodinamika#
Proses_isobarik
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. STIFA ; Makassar